BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Dividen Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa (earning available for common stakeholders) yang dibagikan kepada pera pemegang saham biasa dalam bentuk tunai (Warsono, 2003:271). Menurut Warsono (2003:272), dividen dalam suatu perusahaan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu : 1. Dividen Tunai (Cash Dividend) Dividen tunai merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk tunai dimana jenis dividen yang umum dan banyak digunakan oleh perusahaan. Dividen tunai diterima oleh para pemegang saham biasa melalui cek atau terkadang mereka menginvestasikan kembali dalam saham biasa di perusahaan. 2. Dividen Saham (Stock Dividend) Dividen saham adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk lembar saham tambahan dan bukannya dalm bentuk uang tunai. 3. Dividen Kekayaan (Property Dividend) Dividen kekayaan adalah distribusi pro rata suatu aset fisik. Aset tersebut biasanya berupa produk yang dihasilkan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Cash Dividend Dividen tunai (cash dividend) adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk tunai dimana jenis dividen yang umum dan banyak digunakan oleh perusahaan (Warsono, 2003:272). Dividen tunai (cash dividend) merupakan bentuk dividen yang dinyatakan dan dibayarkan pada jangka waktu tertentu dan dividen tersebut berasal dari dana yang diperoleh secara legal. Dividen ini dapat bervariasi dalam jumlah bergantung kepada keuntungan perusahaan (Fahmi, 2013:273) Cash Dividend bersumber dari aliran kas untuk pemegang saham yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel pengembalian utama yang akan menentukan nilai saham bagi pemillik saham dan investor (Sundjaja dan Barlian, 2003:380). Pembayaran cash dividend kepada pemegang saham perusahaan diputuskan oleh dewan direksi perusahaan. Direksi umumnya mengadakan pertemuan yang membahas tentang prosedur pembayaran dividen tunai sebagai berikut (warsono, 2003:270): 1. Mengevaluasi posisi keuangan periode lalu 2. Menentukan posisi yang akan datang dalam membagikan dividen 3. Menentukan jumlah dividen yang harus dibayar 4. Menentukan tanggal-tanggal yang berkaitan dengan pembayaran dividen tunai, seperti tanggal tercatatnya pemegang saham, tanggal tanpa dividen, dan tanggal pembayaran.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Warsono (2003:273), prosedur pembayaran dividen tunai adalah sebagai berikut : 1. Tanggal Deklarasi (Declaration Date) Tanggal Deklarasi adalah tanggal saat dewan direktur mengumumkan deviden. Hal-hal yang diumumkan meliputi besarnya jumlah dividen yang akan dibayarkan, dividen ekstra, dan kapan pembayaran dividen akan dilakukan. 2. Tanggal Pencatatan Pemegang Saham (Holder-of-Record-Date) Tanggal ini adalah tanggal saat perusahaan menutup buku pencatatan pemindahtanganan saham dan membuat daftar pemegang saham per tanggal tersebut. 3. Tanggal Pemisahan Dividen (Ex-Dividend-Date) Tanggal pemisahan dividen adalah tanggal pada saat dividen dipisahkan dari saham. Tanggal pemisahan ini biasanya dilakukan 4 hari sebelum tanggal pencatatan. 4. Tanggal Pembayaran (Payment Date) Tanggal pembayaran adalah tanggal pada saat perusahaan akan melaksanakan pengiriman cek kepada para pemegang saham yang tercatat sebagai pemegang saham.
2.1.3. Kebijakan Dividen Kebijakan dividen (dividend policy) adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian dari pendapatan perusahaan akan dibagikan
Universitas Sumatera Utara
kepada para pemegang saham dan akan diinvestasikan kembali (reinvestment) atau ditahan (retained) di dalam perusahaan (Ambarwati, 2010:64). Menurut Warsono (2003:272), kebijakan dividen mempunyai arti penting bagi perusahaan karena empat alasan berikut : 1. Kebijakan keuangan ini berpengaruh kepada sikap para investor. Pemotongan dividen dapat dianggap negatif oleh para investor, karena pemotongan seperti itu sering dikaitkan sengan kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan. 2. Kebijakan keuangan ini berdampak pada program pendanaan dan anggaran modal perusahaan. 3. Kebijakan keuangan ini dapat mempengaruhi arus kas perusahaan. Perusahaan dengan likuiditas buruk dapat dipaksa untuk membatasi pembayaran dividennya. 4. Kebijakan keuangan ini menurunkan nilai ekuitas pemegang saham biasa karena besarnya dividen ditentukan oleh besarnya laba ditahan. Menurut Van Horne (2005) dalam Lubis (2009), secara umum, ada empat macam jenis kebijakan dividen yaitu : 1. Kebijakan Dividen Stabil Kebijakan dividen stabil berarti jumlah dividen per lembar saham (DPS) yang dibayarkan setiap tahunnya relatif sama selama jangka waktu tertentu meskipun laba per lembar saham setiap tahunnyaberfluktuasi. Beberapa alasan yang mendorong perusahaan menjalankan kebijakan dividen tersebut antara lain, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. akan memberikan kesan kepada para pemodal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang. b. adanya golongan pemodal tertentu yang menginginkan kepastian dividen yang akan dibayarkan. 2. Kebijakan Dividen Reguler Rendah ditambah Ekstra Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham setiap tahunnya dan jika terjadi peningkatan laba secara drastis atau keadaan keuangan yang lebih baik maka jumlah tersebut ditambah lagi dengan dividen ekstra. 3. Kebijakan Dividen Konstan Kebijakan dividen konstan berarti jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan
setiap
tahunnya
akan
berfluktuasi
sesuai
dengan
perkembangan laba bersih yang diperoleh setiap tahunnya. Hal ini berarti dividen dianggap mempunyai isi informasi sebagai indikator prospek perusahaan (membaik atau memburuk), maka perubahan kebijakan dividen akan meningkatkan atau menurunkan harga saham hanya apabila hal tersebut ditafsirkan sebagai terjadinya perubahan prospek perusahaan. 4. Kebijakan Dividen Fleksibel Kebijakan dividen fleksibel berarti besarnya dividen per lembar saham setiap tahunnya disesuaikan dengan posisi keuangan dan kebijakan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Dalam jenis kebijakan dividen ini, pembayaran dividen dari waktu ke waktu mempunyai jumlah yang sama.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Tujuan Pembayaran Dividen Tujuan dari pembagian dividen adalah sebagai berikut (Turnip, 2009) : 1. Untuk memaksimumkan kemakmuran bagi para pemegang saham, karena tingginya dividen yang dibayarkan akan mempengaruhi harga saham. 2. Untuk menunjukkkan likuiditas perusahaan. Dengan dibayarkannya dividen, diharapkan kinerja perusahaan mampu menghadapi gejolak ekonomi dan mampu memberikan hasil kepada investor. 3. Sebagian investor memandang bahwa resiko dividen adalah lebih rendah dibanding resiko capital gain. 4. Untuk memenuhi kebutuhan para pemegang saham akan pendapatan tetap yang digunakan untuk keperluan konsumsi. 5. Dividen dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara manajer dan pemegang saham.
2.1.5. Teori Kebijakan Dividen Ada beberapa teori yang digunakan sebagai landasan dalam menentukan kebijakan dividen untuk perusahaan. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2002:66) : 1.
Teori Ketidakrelevanan Dividen (Dividend Irellevance Theory) Teori ketidakrelevanan dividen dikemukan oleh Miller dan Modigliani (MM). Teori MM menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan sematamata oleh kemampuan laba dan resiko aset-asetnya (investasi) dan bahwa cara pemecahan laba yang didistribusikan antara dividen dan laba ditahan
Universitas Sumatera Utara
tidak mempengaruhi nilai. MM dan pendukung ketidakrelevanan dividen berargumen bahwa, jika semua yang lain sama, maka pengembalian yang diharapkan seorang investor dan selanjutnya nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh kebijakan dividen karena tiga alasan : 1. Nilai perusahaan ditentukan semata-mata oleh kemampuan dalam mendapatkan laba dan resiko aset-asetnya. 2. Jika dividen mempengaruhi nilai, itu semata-mata karena isi informasi (informational content), yang merupakan sinyal harapan laba menajemen. 3. Suatu keberadaan efek klien yang menyebabkan para pemegang saham biasa perusahaan menerima dividen yang mereka harapkan. 2.
Bird-In-The-Hand Theory Teori ini dikemukakan oleh Gordon dan Lintner yang menganggap dividen yang diterima merupakan sesuatu yang sudah pasti di tangan sehingga memiliki resiko yang lebih rendah dibandingkan capital gains. Mereka juga berpendapat bahwa investor lebih menyukai dividen karena lebih pasti pendapatannya, daripada mengharapkan sesuatu pendapatan yang belum pasti jika menginvestasikan kembali dividen pada investasi tertentu. Penganut teori bird-in-the-hand ini lebih menyukai pembayaran dividen tinggi karena akhirnya dapat menghasilkan harga saham yang juga tinggi.
3.
Teori Kebijakan Dividen Yang Terkena Pajak (Tax Preference Theory) Menurut teori ini, bahwa dividen itu sebenarnya merugikan investor. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan perlakuan pajak terhadap pendapatan dividen
Universitas Sumatera Utara
dan capital gains. Pada umumnya pajak untuk capital gains lebih rendah dibandingkan dengan pajak untuk pendapatan dividen. Dengan demikian jika ditinjau dari aspek perpajakan, para investor lebih menyukai capital gains daripada pembayaran dividen tunai.
2.1.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen 1.
Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio untuk mengukur rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan (Fahmi, 2013:80). Return On Assets
(ROA)
adalah
pengukuran
kemampuan
perusahaan
secara
keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia dalam perusahaan. Semakin tinggi ratio ini, semakin baik
keadaan
suatu
perusahaan
(Syamsuddin,
2000:63).
Tingkat
pengembalian atas aset menentukan pembagian laba dalam bentuk dividen yang dapat digunakan oleh pemegang saham baik ditanamkan kembali di dalam perusahaan maupun di tempat lain (Sundjaja dan Barlian, 2002:340). 2.
Current Ratio (CR) Current Ratio (CR) merupakan salah satu rasio untuk mengukur rasio likuiditas. Rasio likuditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek
Universitas Sumatera Utara
perusahaan dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lancarnya. Aktiva lancar umumnya meliputi kas, sekuritas, piutang usaha dan persediaan, sedangkan kewajiban lancar terdiri atas utang usaha, wwesel tagih jangka pendek, utang jangka pendek, akrual pajak dan bebanbeban akrual lainnya(Brigham dan Houston, 2006:95). Current Ratio (CR) mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva lancar. Semakin tinggi current ratio berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendeknya (Sartono, 2001:116). Oleh karena dividen merupakan cash outflow, maka makin kuatnya posisi kas atau likuiditas perusahaan berarti makin besar kemampuannya membayar dividen (Sartono, 2001:293).
3.
Total Assets Turnover (TATO) Total Assets Turnover (TATO) merupakan salah satu rasio untuk mengukur rasio aktivitas. Rasio aktivitas melihat seberapa besar efisiensi penggunaan aset oleh perusahaan. Rasio aktivitas melihat seberapa besar dana tertanam pada aset perusahaan. Jika dana yang tertanam pada aset tertentu cukup besar, sementara dana tersebut mestinya bisa dipakai untuk investasi pada aset lain yang lebih produktif, maka aktivitas perusahaan tidak sebaik yang seharusnya (Hanafi, 2004:38). Total Assets Turnover (TATO) menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Semakin tinggi rasio total assets
Universitas Sumatera Utara
turnover berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva di dalam menciptakan penjualan untuk menghasilkan laba. Laba yang dihasilkan dari hasil penjualan oleh perusahaan mempengaruhi keputusan perusahaan untuk membaginya dalam bentuk dividen atau laba ditahan (Syamsuddin, 2000:62).
4.
Growth Rasio pertumbuhan pada dasarnya adalah untuk untuk mengetahui seberapa besar pertumbuhan prestasi yang dicapai perusahaan pada kurun waktu tertentu (Sitanggang, 2012:33). Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhan untuk membiayai pengembangan aktiva perusahaan. Jika keuntungannya dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen dan terkena tarif pajak perorangan yang tinggi, maka hanya sebagian saja yang dapat ditanam kembali (Sundjaja dan Barlian,2003:387). Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian rupa sehingga perusahaan telah well established, dimana kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal atau sumber dana ekstern lainya, maka keadaannya adalah berbeda . Dalam hal ini perusahaan perusahaan dapat menentukan cash dividend yang semakin meningkat sesuai peningkatan
pertumbuhan
perusahaan
(Riyanto,
2001:267).
Rasio
pertumbuhan dapat dilihat dari total aktiva, penjualan atau earning after tax (Fahmi, 2013:82).
Universitas Sumatera Utara
5.
Earning Per Share (EPS) Earning Per Share merupakan salah satu rasio dalam pengukuran rasio nilai pasar. Rasio nilai pasar yaitu rasio yang menggambarkan kondisi yang terjadi di pasar. Rasio ini mampu memberi pemahaman bagi pihak manajemen perusahaan terhadap kondisi penerapan yang akan dilaksanakan dan dampaknya di masa yang akan datang. Earning Per Share adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki. Earning Per Share menggambarkan kemampuan dari setiap lembar saham yang diterbitkan perusahaan dalam menghasilkan laba, karena besarnya cash dividend yang dibayarkan tergantung dari laba per lembar saham yang dihasilkan perusahaan (Tandelilin, 2001:149).
2.2.
Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No.
Nama
Judul
Peneliti
Variabel
Metode
Hasil
Penelitian
Analisis
Penelitian
Data 1.
Tri
Analisis
Dependen :
Analisis
Current Ratio,
Pujiyanti
Pengaruh
Cash
Regresi
Total Asset
(2005)
Faktor-faktor
Dividend
berganda
Turnover dan
Fundamental
Earning Per
Perusahaan (CR,
Independen :
Share
ROI, TATO dan
Current Ratio
berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
EPS) Terhadap
(CR) ,
signifikan
Cash Dividend
Return On
sedangkan
pada Perusahaan Investment
variabel
Manufaktur
(ROI),
Return On
yang Terdaftar
Total Assets
Investment
di Bursa Efek
Turnover
tidak
Jakarta (BEJ)
(TATO),
berpengaruh
periode 2001-
Earning Per
signifikan
2003
Share (EPS)
terhadap Cash Dividend
2.
Asrani
Analisis
Dependen :
Analisis
Earning Per
Turnip
Pengaruh
Dividen Kas
regresi
Share
(2009)
Current Ratio,
linier
berpengaruh
berganda
signifikan,
Debt to Total
Independen :
Asset, Return
Current
sedangkan
On Investment
Ratio, Debt to
variabel
dan Earning Per
Total Asset,
Current Ratio,
Share Terhadap
Return On
Debt to Total
Dividen Kas
Investment,
Asset dan
pada Perusahaan Earning Per
Return On
Terbuka di
Investment
Share
Bursa Efek
tidak
Indonesia
berpengaruh
periode 2004 -
signifikan
2007
terhadap Dividen Kas
3.
Yetty
Analisis Faktor-
Dependen :
Analisis
Return On
Meliany
Faktor Yang
Dividen Kas
Regresi
Investment,
Lubis
Mempengaruhi
Linear
Debt to Total
(2009)
Dividen Kas
berganda
Asset, Earning
Universitas Sumatera Utara
Pada Perusahaan Independen :
Per Share dan
Manufaktur
Return On
Dividend
Jenis Consumer
Investment,
Payout Ratio
Goods Yang Go
Debt to Total
tidak
Public Di Bursa
Asset,
berpengaruh
Efek Indonesia
Earning Per
signifikan,
periode 2004-
Share,
sedangkan
2007
Dividend
variabel Cash
Payout Ratio,
Ratio, Current
Cash Ratio,
Ratio dan Debt
Current
to Equity Ratio
Ratio,
berpengaruh
Debt to
signifikan
Equity Ratio
terhadap Dividen Kas.
4.
Indah
Faktor Penentu
Dependen :
Analisis
Earning Per
Martati
Dividend Per
Dividend Per
regresi
Share dan
(2010)
Share
Share
berganda
DPSt-1 berpengaruh
Perusahaan Manufaktur
Independen :
signifikan,
Yang Terdaftar
Current
sedangkan
Pada Bursa Efek
Ratio, Debt to
variabel
Indonesia
Equity Ratio,
Current Ratio,
periode 2000 -
Total Asset
Debt to Equity
2003
Turnover,
Ratio dan
Earning Per
Total Asset
Share,
Turnover tidak
DPSt-1
berpengaruh signifikan terhadap DPS.
Universitas Sumatera Utara
5.
Isfenti
Analisis Faktor
Dependen :
Analisis
Firm Size dan
Sadalia
Yang
Dividend Per
regresi
Earning Per
dan
Mempengaruhi
Share
linear
Share
Khalijah
Dividend Per
Independen :
berganda
berpengaruh
(2011)
Share Pada
Firm Size,
signifikan,
Industri Barang
Earning Per
sedangkan
Konsumsi Di
Share,
variabel
Bursa Efek
Current
Current Ratio,
Indonesia
Ratio, Debt to
Debt to Equity
periode 2006 –
Equity Ratio ,
Ratio dan
2011
Return On
Return On
Asset
Asset tidak berpengaruh terhadap Dividend Per Share.
6.
Novianty
Faktor- Faktor
Dependen :
Analisis
Current Ratio,
Palino
yang
Dividen
regresi
Return On
(2012)
Mempengaruhi
Tunai
linear
Investment,
berganda
Total Asset
Dividen Tunai Pada Perusahaan Independen :
Turnover dan
Manufaktur
Current
Earning Per
yang Terdaftar
Ratio, Return
Share
di Bursa Efek
On
berpengaruh
Indonesia (BEI)
Investment,
signifikan
periode 2005 -
Total Asset
terhadap
2009.
Turnover,
Dividen Tunai.
Earning Per Share
Universitas Sumatera Utara
7.
Ahmad
Pengaruh
Dependen :
Analisis
Variabel
Sandy dan
Profitabilitas
Dividen
regresi
Return On
Nur
dan Likuiditas
Tunai
linear
Asset
Fadjrih
Terhadap
berganda
berpengaruh
Asyik
Kebijakan
Independen :
signifikan,
(2013)
Dividen Kas
Return On
sedangkan
Pada Perusahaan Asset
variabel Profit
Otomotif
Profit
Margin,
periode 2009 -
Margin,
Return On
2011.
Return On
Equity,
Equity,
Current Ratio
Current
dan Quick
Ratio, Quick
Ratio tidak
Ratio
berpengaruh signifikan terhadap Dividen Kas.
2.3. Kerangka Konseptual Pengambilan keputusan pendistribusian keuntungan selalu selalu merupakan isu penting, apakah akan dibagikan dalam bentuk dividen atau tetap ditahan untuk diinvestasikan kembali dan mengaharapkan mendapatkan capital gain yang akan datang. Artinya manajemen harus membuat keputusan berapa besar bagian yang harus dibagikan dalam bentuk dividen. Dividen adalah sebuah pembayaran yang dilakukan perusahaan kepada pemegang saham yang berasal dari pendapatan atau earning dalam bentuk kas atau saham (Ambarwati, 2010:64).
Universitas Sumatera Utara
Cash Dividend merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk tunai dimana jenis dividen yang umum dan banyak digunakan oleh perusahaan (Warsono,2003:272). Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel pengembalian utama yang akan menentukan nilai saham bagi pemillik saham dan investor (Sundjaja dan Barlian. 2003:380). Faktor-faktor yang mempengaruhi cash dividend dapat secara internal maupun eksternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi cash dividend secara internal adalah faktor yang bersifat fundamental, yang meliputi tentang kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Sedangkan faktorfaktor yang mempengaruhi cash dividend secara eksternal adalah faktor yang bersifat teknis, meliputi faktor sosial, ekonomi dan politik yang berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor fundamental dalam penelitian ini yaitu return on asset (ROA), current ratio (CR), total assets turnover (TATO), growth, dan earning per share (EPS) Return On Asset (ROA) merupakan rasio pengukuran profitabilitas. Return On Asset (ROA) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba bersih dari jumlah dana yang diinvestasikan (Sitanggang, 2012:30). Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Sadalia dan Khalijah, 2011). Current Ratio (CR) merupakan salah satu rasio untuk mengukur rasio likuiditas. Current Ratio (CR) mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
Universitas Sumatera Utara
utang jangka pendeknya (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva lancar (Hanafi, 2004:37). Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena dividen merupakan cash outflow, maka makin kuatnya posisi kas atau likuiditas perusahaan berarti makin besar kemampuannya membayar dividen (Sartono, 2001:293). Total Assets Turnover (TATO) merupakan salah satu rasio untuk mengukur rasio aktivitas. Total Assets Turnover (TATO) menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2000:62). Jika penjualan tinggi dan total aktivanya tetap, maka perputaran assetnya akan tinggi. Keuntungan yang tinggi dapat digunakan pada investasi aktiva tetap atau bisa juga dibagikan sebagai dividen. Dengan demikian semakin tinggi perputaran asset perusahaan, berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan membagikan dividen per share-nya. Pertumbuhan perusahaan (growth) pada dasarnya adalah untuk untuk mengetahui seberapa besar pertumbuhan prestasi yang dicapai perusahaan pada kurun waktu tertentu (Sitanggang, 2012:33). Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhanya. Perusahaan tersebut biasanya akan lebih senang untuk menahan pendapatannya daripada dibayarkan sebagai deviden dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian rupa sehingga perusahaan telah well established, dimana
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal atau sumber dana ekstern lainya, maka keadaannya adalah berbeda . Dalam hal ini perusahaan perusahaan dapat menentukan cash dividend yang semakin meningkat sesuai peningkatan pertumbuhan perusahaan (Riyanto, 2001:267).
Earning Per Share merupakan salah satu rasio dalam pengukuran rasio nilai pasar. Earning Per Share adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki (Fahmi, 2013:83). Begitu juga dengan besarnya earning per share (EPS) yang dihasilkan perusahaan sangat menentukan besar kecilnya dividen yang akan dibayar. Karena dividen akan dibayarkan jika perusahaan memperoleh laba bersih per lembar sahamnya (Martati, 2010). Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan didukung tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Return On Assets (X1) Current Ratio (X2) Cash Dividend
Total Assets Turnover (X3)
(Y)
Growth (X4) Earning Per Share 2.4 Hipotesis (X5)
2.4. Hipotesis Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tinjauan teori, dan kerangka konsep, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : Return On Assets (ROA), Current Ratio (CR), Total Assets Turnover (TATO), Growth dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap Cash Dividend.
Universitas Sumatera Utara