BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Sistem adalah kumpulan dari sub sistem /bagian/ komponen apapun baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu. Informasi merupakan hasil pengolahan data yang memberikan makna atau arti serta manfaat bagi yang memaknainya. Sistem Informasi Akuntansi menurut Goerge H. Bodnar (2004:1) yaitu “Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi.” Menurut Wikinson, Cerulo and Raval (2000:7), yaitu “An accounting information system is a unifiedstructure within an entity, such us business firm, that employs physicalresources and other components to transform economic data info accounting information, with the purpose of satisfying the information need of variety users.” Dari defenisi yang dikemukakan sistem informasi akuntansi merupakan kesatuan dari seluruh komponen yaitu sumber modal dan manusia untuk mengolah data transaksi dalam menyiapkan informasi keuangan, sedangkan informasi keuangan ini akan berguna bagi para pemakai informasi keuangan dalam membuat keputusan untuk mencapai berbagai tujuan dalam kesatuan usaha dan dalam penggunaan sumber daya seefisien mungkin.
Universitas Sumatera Utara
Romley dan Steinbart (2004:473) menyatakan bahwa “Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sumber daya manusia dan modal dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk (1) Persiapan informasi keuangan dan (2) Informasi yang diperoleh dan mengumpulkan dan memperoses berbagai transaksi perusahaan”. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, bahwa sistem informasi akuntansi itu mempunyai unsur, yaitu : a. Sumber daya, merupakan media yang menjadikan sebuah data, seperti manusia atau peralatan/mesin. b. Pemrosesan, merupakan media yang mengolah data dari input menjadi output. Pemerosesanlah yang mengubah data menjadi informasi. c. Informasi, merupakan hasil agkhir dari pemerosesan suatu sistem. Informasi ini berbentuk dalam sustu format yang berisikan keteranganketerangan yang dibutuhkan manajemen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi itu adalah sebuah sistem pemerosesan yang mengasilkan keluaran dalam bentuk informasi mengenai akuntansi dengan mengunakan masukan input (data atau transaksi) untuk memenuhi tujuan tertentu pihak manajemen. 2. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Bagi suatu perusahaan, Sistem Informasi Akuntansi dibangun dengan tujuan utama untuk mengolah data keuangan yang berhasal dari berbagai sumber menjadi informasi akuntansi yang diperlukan oleh berbagai macam pemakai. Pemakai Informasi tersebut dapat berhasal dari
Universitas Sumatera Utara
perusahaan seperti manager atau dari luar perusahaan seperti pelanggan dan pemasok. Adapun aktivitas/peran yang dilakukan oleh Sistem Informasi Akuntansi untuk memenuhi tujuan tersebut meliputi : a. Mengumpulkan dan memasukkan data transaksi kedalam sistem informasi akuntansi. b. Mengolah data transaksi tersebut. c. Data yang sudah dikumpulkan dan dimasukkan kedalam sistem informasi akuntansi biasanya mengalami serangkaian pengolahan baik secara batch maupun secara on-line agar bisa menjadi informasi yang sesuai dengan kebutuhan. d. Menyimpan data untuk tujuan dimasa mendatang. e. Data disimpan dalam berbagai cara penyimpanan. Menyimpan dan menyusun data tujuan utamanya agar data dapat diakses dengan cepat sehingga informasi dapat diperoleh pada saat diperlukan dan dapat dipercaya. f. Memberi
pemakai
atau
pengambil
keputusan
(Managemen)
informasi yang diperlukan.Informasi biasanya disajiakan dalam bentuk laporan atau bila format yang diinginkan serimg berubahubah maka harus disediakan sustu fasilitas untuk mencari data dan membuat laporan dengan format yang sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri saat itu. g. Mengontrol semua proses yang terjadi.
Universitas Sumatera Utara
h. Pengontrolan
terjadi
sejak
data
dikumpulakan
kemudian
diamasukkan dan disimpan untuk diperoses sehingga salah satu fungsi penting dalam sistem informasi adalah untuk mengamankan data sehingga informasi yang akurat dapat dihasilkan.
B. Komponen Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi merupakan sebuah susunan dari orang, aktivitas, data, jaringan dan teknologi yang terintegrasi yang berfungsi untuk mendukung dan meningkatkan operasi sehari-hari sebuah bisnis, juga menyediakan kebutuhan informasi untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan oleh manajer. Ada dua tipe sistem informasi, personal dan multiuser. Sistem informasi personal adalah sistem informasi yang didesain untuk memenuhi kebutuhan informasi personal dari seorang penguna tunggal (Single user).Sedangakan sistem informasi multiuser didesain untuk memenuhi kebutuhan informasi dari kelompok kerja (departemen, kantor, divisi, bagian) atau keseluruhan organisasi. Untuk membangun sistem informasi, baik personal maupun multiuser, haruslah mengkombinasikan secara efektif komponen-komponen sistem informasi yang dikelompokkan kedalam lima building block, yaitu:orang, aktivitas, data, jaringan, dan teknologi. a. Orang (People) Buildings Blocks yang pertama dan terpenting adalah orang. Filosofi yang mendasari dari perkembangan sistem, yaitu sistem adalah
Universitas Sumatera Utara
orang. Istilah information workers (atau sering disebut knowledge workers)
digunakan
pekerjaaannya
untuk
meliputi
menggambarkan
membuat,
orang-orang
menggumpulkan,
yang
memroses,
menyebarkan, dan menggunakan informasi. Dalam setiap sistem informasi terdapat satu atau lebih pemilik sistem (sistem owners), yaitu seorang sponsor atau penyokong utama dari sistem informasi. Sistem owners bertanggung jawab mengeluarkan dana untuk mengembangkan dan mendukung sistem informasi. Dari sisi informasi, sistem owners berkepentingan terhadap informasi yang dihasilkan sistem informasi untuk melakukan analisis dan review dan untuk pengambilan keputusan. Pengguna sistem (sistem users) merupakan mayoritas terbesar dari information workers dalam suatu sistem informasi manapun. Mereka adalah orang yang menggunakan dan mengoprasikan sistem informasi. Perancang sistem (sistem designer) menerjemahkan kebutuhan bisnis users serta kendala-kendalanya kedalam solusi teknis yang terdiri dari file computer, input, output, jaringan, dan program computer untuk memenuhi kebutuhan users tersebut. Pembangun sistem (sistem building) membangun sistem informasi berdasarkan spesifikasidesain dari perancang sistem. Building blocks sistem informasi lainnya dilihat secara berbeda dari sudut pandang sistem owners, sistem, users, sistem designer, dan sistem builders.
Universitas Sumatera Utara
b. Data Data adalah kumpulan dari fakta mentah dan isolasi. Data menggambarkan organisasi. Fakta yang terisolasi ini membawa makna, namun secara umum tidak berguna. Data digunakan untuk membangun informasi. Informasi adalah data yang telah diolah sehingga menjadi berguna bagi seseorang. Building Block data terkait erat dengan masalah sumber data, bukan dengan bagaimana data data ditransformasikan menjadi informasi. Rata-rata pemilik sistem (sistem owners) tidak tertarik dengan data mentah. Ia tertarik dengan hal-hal yang digambarkan oleh data tersebut. Sedangkan sistem users memandang data dengan istilah yang detail. Analisis sistem berusaha untuk mendapatkan kebutuhan data dari pengguna sistem yang berkaitan dengan entitas, relationship, atribut, dan aturan. Entitas adalah sesuatu dimana data adalah penting. Atribut menjelaskan fakta-fakta mengenai entitas. Aturan adalah kondisi yang mengatur entitas dan atribut. Sistem designer memandang data di dalam batasan teknologi tertentu. Pandangan terhadap data tersebut biasanya dijabarkan dalam file computer dan database. Sistem builders membuat program data dengan mengunakan bahasa pemograman dan database yang akurat. c. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi Setiap sistem informasi akuntansi melaksanakan lima fungsi utama, yaitu penggumpulan data, pemperosesan data, manajemen data,
Universitas Sumatera Utara
pengendalian data (termasuk security),dan pengasil informasi. Setiap fungsi terdiri atas beberapa langkah dan urutan langkah tersebut membentuk suatu prosedur diantaranya: 1. Pengumpulan Data Fungsi pengumpulan data terdiri atas memasukkan data transaksi melalui formulir, mensyahkan serta memeriksa data untuk memastikan ketepatan dan kelengkapannya.
Jika data
bersifat kuantitatif, data dihitung dahulu sebelum dicatat. Jika data jauh dari lokasi pemerosesan, maka data harus ditransmisikan lebih dahulu. 2. Pemerosesan Data Pemerosesan data terdiri atas proses pengubahan input menjadi output. Fungsi pemerosesan data terdiri atas langkahlangkah sebagai berikut : 1) Pengklasifikasikan atau menetapkan data berdasar kategori yang telah ditetapkan. 2) Menyalin data ke dokumen atau media lain. 3) Mengurutkan, atau menyusun data menurut karakteristiknya. 4) Mengelompokkan atau mengumpulakan transaksi sejenis. 5) Menggabungkan atau mengkombinasikan dua atau lebih data atau arsip. 6) Melakukan perhitungan dan 7) Peningkatan atau penjumlahan data kuantitatif.
Universitas Sumatera Utara
Membandingkan data untuk mendapatkan persamaan ata perbedaan yang ada. 3. Manjemen Data Fungsi Manajemen data terdiri atas tiga tahap, yaitu: Penyimpanan, pemuktahiran dan pemunculan kembali (retrieving). Tahap
penyimpanan
merupakan
penematan
data
dalam
penyimpanan atau basis data yang disebut arsip. Pada tahap pemuktahiran, data yang tersimpan diperbaharui dan disesuaikan dengan peristiwa terbaru. Kemudian pada tahap retrieving, data yang tersimpan diakses dan diringkas kembali untuk diperoses lebih lanjut atau untk keperluan pembuatan laporan. Manjemen data dan pemerosesan data menpunyai hubungan yang sangat erat. Tahap penggelompokan data dan pengurutan data dari fungsi pemerosesan data, misalnya sering dilakukan sebagai pendahuluan sebelum dilakukan tahap pemuktahiran dalam fungsi manajemen data. Manjemen data akan menunjang pencapaian efisiensi aktivitas dalamperoses mengasilkan informasi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manjemen terutama mengenai informasi aktivitas dan informasi kebijakan manajemen. 4. Pengendalian Data Fungsi pengendalian data mempunyai dua tujuan dasar: (1) untuk menjaga dan menjamin keamanan aset perusahaan, termasuk data, dan (2) untuk menjamin bahwa data yang diperoleh akurat
Universitas Sumatera Utara
dan lengkap serta diperoses dengan benar. Berbagai teknik dan prosedur dapat dipakai untuk menyelenggarakan pengendalian dan keamanan yang memadai. 5. Penghasil Informasi Fungsi
pengasil
informasi
ini
terdiri
atas
tahapan
pemerosesan informasi seperti penginterprestasikan, pelaporan dan pengkomunikasikan informasi. d. Manfaat dan Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Berdasarkan definisi sistem informasi akuntansi maka tujuan dan manfaat sistem informasi akuntansi tersebut adalah sebagai pengolah transaksi (transaction processing) dan pengolah informasi (information processing) dan pengolah informasi (informasi processing). 1. Pemerosesan Transaksi Transaksi memungkinkan perusahaan melaukan operasi, menyelengarakan arsip dan catatan yang up to date, dan mencerminkan aktivitas organisasi. Transaksi akuntansi merupakan transaksi pertukaran yang mempunyai nilai ekonomis. Tipe transaksi dasar adalah: (1) Penjualan produk atau jasa, (2) Pembelian bahan baku, barang dagangan, jasa, dan aset tetap dari supplier, (3) Penerimaan kas, (4) Pengeluaran kas pada supplier dan (5) Pengeluaran kas gaji karyawan. Sebagai pengolah transaksi, sistem informasi akuntansi berperan mengatur dan mengoperasionalkan semua aktivitas transaksi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2. Pemerosesan Informasi Tujuan kedua sistem informasi akuntansi adalah untuk menyediakan informasi yang diperlukan dalam pengambilan yang dilaksanakan oleh aktivitas yang disebut pemerosesan informasi. Sebagian dari keluaran yang diperlukan oleh pemeroses informasi disediakan oleh sistem pemerosesan transaksi, seperti laporan keuangan dari sistem pemerosesan transaksi. Namun sebagian besar diperoleh dari sumber lain, baik dalam maupun dari luar perusahaan. Pengguna utama pemerosesan transaksi adalah menejer perusahaan. Mereka mempunyai tanggung jawab pokok untuk mengambil putusan yang berkenaan dengan perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan. Penggunaan output lainnya adalah para karyawan penting seperti akuntan, insiyur, serta pihak luar seperti inpestor dan kreditor . 3. Pertimbangan Perancangan Sistem Pemerosesan Konsep
perencaan
sistem
seharusnya
mencerminkan
perinsip-perinsip perusahaan. Berikut ini dasar-dasar yang perlu diperhatikan
dalam
prioritas
perencanaan
sistem
menurut
Wilkimson (1993) : 1) Tujuan dalam perencanaan dalam sistem dan usulan proyek seharusnya dicapai untuk mengasilkan kemajuan dan kemampuan sistem yang lebih besar. 2) Mempertimbangkan trade-off ysng memadai antara manfaat dari tujuan perencaan sistem dengan biaya yang dikeluarkan. 3) Berfokus pada permintaan fungsional system 4) Melayani berbagai macam tujuan, dan
Universitas Sumatera Utara
5) Perancangan sistem memperhatikan pengguna sistem (user)
keberadaan dari
C. Sistem Informasi Akuntansi Untuk Pengolahan Data Persediaan Kemampuan computer dalam melakukan kombinasi prosedur-prosedur yang terpisah merupakan suatu aplikasi yang cukup penting dalam pemerosesan data. Dengan menggunakan komputer pengolahan data akuntansi menjadi lebih cepat dan akurat. Pengolahan data persediaan yang juga merupakan bagian dari akuntansi akan melalui peroses yang sama dengan proses pengolahan data akuntansi secara umum apabila digunakan komputerisasi. Dalam pengolahan data akuntansi persediaan dikenal arsip induk, arsip, transaksi dan tabel data (Extract File) yang menggunakan berbagai macam media. Arsip induk berisi data yang sifatnya tetap dan umumnya hanya sekali dibentuk untuk dipakai dalam pengolahan data selanjutnya. Arsip induk berisi data yang sifatnya tetap dan umumnya hanya sekali dibentuk untuk diapakai dalam pengolahan data selanjutnya. Arsip transaksi berisi data yang sifatnya sementara untuk suatu kegiatan atau jangka waktu tertentu. Arsip induk persediaan berisi kode jenis barang, uraian barang, kode lokasi, titik pemesanan kembali, kuantitas-kuantitas orderan saldo barang. Sedangkan arsip transaksi persediaan berisi kode jenis barang, nomer dokumen, tanggal, kuantitas satuan serta harga satuan. Setiap transaksi persediaan diproses menjadi arsip transaksi yang berisi data transaksi persediaan, arsip transaksi persediaan ini akan dipindahkan ke arsip induk persediaan yang akan
Universitas Sumatera Utara
dipengaruhi datanya dengan diterimanya data dari arsip transaksi persediaan. Salah satu program komputer akuntansi yang dikenal adalah program akuntansi Myob dimana inventory dibahas pada modul inventory. Inventory digunakan untuk mencatat informasi yang berhubungan dengan barang yang diperdagangkan, fungsi inventory hampir sama dengan kartu persediaan pada akuntansi manual. Menu yang digunakan untuk transaksi yang berhubungan dengan persediaan barang pada program Akuntansi Myob adalah Item Register, Set Item Price, Item list, Count Inventory, Inventory Adjustment. Item Register merupakan suatu form untuk mengetahui posisi kuantitas barang dan history atas persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Bisa juga dinamakan Stock Card. Di dalam form tersebut dapat diketahui mutasi barang pada tanggal yang dipilih per barang atau keseluruhan barang. Set Item Price digunakan untuk mengubah harga jual setiap barang. Dalam menilai persediaan ada dua metode yaitu last cost dan average cost item list berisi daftar barang, baik yang diperdagangkan maupun tidak. Count Inventory merupakan suatu aktivitas menyesuaikan barang yang ada di gudang. Setiap periode (biasanya sebulan sekali) sebuah perusahaan akan melakukan stock opname (perhitungan barang digudang secara fisik). Ada beberapa kemungkinan perbedaan jumlah yang menurut catatan dengan jumlah sebenarnya digudang. Kemungkinan tersebut karena barang rusak atau hilang, barang sudah dikirim tetapi belum dibuat invoice ke costumer, barang sudah diterima tetapi belum menerima tagihan dari supplier. Form untuk
Universitas Sumatera Utara
perhitungan barang secara fisik dapat dicetak dari report, inventory, inventory Count Sheet. Form tersebut diberikan kebagian gudang untuk dicek setiap barang yang ada. Inventory Adjusment digunakan untuk mencatat penyesuaian persediaan, misalnya berdasarkan hasil perhitungan fisik barang di gudang (stock opname), terdapat perbedaan dengan catatan komputer sehingga perlu dibuat penyesuaian. a. Pengertian Kelancaran Proses Produksi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:633) Kelancaran adalah “Suatu keadaan lancarnya (sesuatu) pembangunan sangat bergantung pada sarana, tenaga dan biaya yang tersedia”. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kelancaran merupakan suatu keadaan dimana sesuatu berjalan dengan lancar, bergerak maju dengan cepat dan sangat bergantung pada sarana, tenaga dan biaya yang tersedia, sehingga pelaksanaan yang diharapkan dapat terjamin. Dalam perusahaan industry, proses produksi merupakan aktivitas utama. Dimana dalam proses produksi terjadi perubahan kegunaan dan bentuk dari bahan baku menjadi barang jadi. Menurut Assauri (2009 :75) pengertian proses produksi adalah “Proses produksi dapat diartikan sebagai cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, bahan-bahan dan dana) yang ada”. Dari pengertian diatas adapat disimpulkan bahwa proses produksi merupakan suatu aktivitas yang berupa kerjasama antara tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana untuk menambah kegunaan dari suatu barang atau jasa. b. Kelancaran Proses Produksi Dalam perusahaan industri kelancaran proses produksi merupakan salah satu tujuan yang sangat diharapkan perusahaan terutama pada perusahaan yang melaukan kegiatan produksi. Suatu proses produksi dapat dikatakan lancar apabila proses produksi tersebut mengalami hambatan
dalam
memproduksi
suatu
barang,
sehingga
dapat
mengasilkan produk-produk yang sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang direncanakan serta hasil dari proses produksi dapat selesai tepat pada waktunya. Proses produksi dapat diakatakan lancar jika ditunjang oleh unsurunsur proses produksi antara lain : 1) Penyusunan rencana produksi dan operasi. Kegiatan pengoprasian sistem produksi dan operasi harus dimulai dengan penyusunan produksi dan operasi. Perencanaan kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan awal dalam pengoprasian sistem produksi dan operasi. 2) Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan barang.
Universitas Sumatera Utara
Kelancaran kegiatan produksi dan operasi sangat ditentukan dengan kelancaran tersedianya bahan atau masukan yang dibutuhkan bagi produksi dan operasi tersebut. Kelncaran tersedianya bahan atau masukan bagi produksi dan operasi ditentukan baik tidaknya penggadaan bahan serta rencana dan pengendalian persediaan yang dilakukan. 3) Pemeliharaan atau perawatan mesin dan peralatan. Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi dan operasi harus selalu terjamin tetap tersedia untuk dapat digunakan, sehingga dibutuhkan adanya kegiatan pemeliharaan atau perawatan mesin dan perawatan ini akan dicakup tentang penting dan penerapan dari kegiatan pemeliharaan atau perawatan, macammacam kegiatan pemeliharaan atau perawatan, syarat-syarat bagi terlaksananya kegiatan pemeliharaan atau perawatan yang efektif dan efisien, serta proses pelaksanaan kegiatan pemeliharaan atau perawatan mesin dan peralatan. 4) Pengendalian Mutu Pembahasan yang tercakup pengendalian mutu adalah maksud dan tujuan dari kegiatan pengendalian mutu, proses
kegiatan
perencanaan dan pengendalian mutu, peran pengendalian mutu, teknik dan peralatan pengendalian mutu, serta pengendalian mutu secara statistik.
Universitas Sumatera Utara
5) Manajemen Tenaga Kerja Kemampuan dan keterampilan para tenaga kerja atau sumber daya manusia menentukan pelaksanaan pengoprasian sistem produksi dan operasi. Sumber daya manusia akan mencakup pengelolaan tenaga kerja dalam produksi dan operasi, tugas dan pekerjaan serta pengukuran kerja yang diharapkan dapat memenuhi kuantitas produk yang diperlukan pada waktu yang tepat, sesuai dengan total biaya minimum serta sesuai dengan kualitas yang diminta oleh konsumen.
D. Tinjauan Tentang Persediaan Istilah persediaan
menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk
dijual dalam kegiatan normal perusahaan, serta untuk perusahaan manufaktur, barang-barang yang sedang diproduksi atau akan dimasukkan kedalam proses produksi. Sifat barang yang diklasifikasikan sebagai persediaan sangat bervariasi menurut sifat aktivitas perusahaan, dan dalam beberapa hal meliputi aktiva yang biasanya tidak dianggap sebagai persediaan. Sebagai contoh, tanah dan bangunan yang dimiliki untuk dijual kembali oleh perusahaan real estate, bangunan yang sedang dikerjakan untuk dijual dimasa mendatang oleh perusahaan kontruksi, dan saham yang dibeli untuk dijual kembali oleh para pialang
selayaknya diklasifikasikan sebagai persediaan oleh perusahaan
bersangkutan. Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secra kontinu diperoleh atau diproduksi dan dijual.
Universitas Sumatera Utara
Dalam perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari: persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik, persediaan suku cadang. Dalam perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri dari satu golongan, yaitu persediaan barang dagangan, yang merupakan barang yang dibeli untuk tujuan dijual kembali. Transaksi yang mengubah persediaan produk jadi, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik, dan persediaan suku cadang, bersangkutan dengan intern perusahaan dan transaksi yang menyangkut pihak luar perusahaan (penjualan dan pembelian), sedangkan transaksi yang mengubah persediaan produk dalam proses seluruhnya berupa intern perusahaan. Pernyataan
standar
Akuntansi
Keuangan No.14
(IAI:2004:14.1)
Memberikan pengertian persediaan yang paling spesifik sebagai berikut: “Persediaan adalah aktiva:Tersedianya untuk dijual dalam kegiatan usaha normal 1. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan atau 2. Dalam bentuk bahan atau kelengkapan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa”. a. Jenis –Jenis Persediaan Istilah persdiaan atau persediaan barang dagang pada umumnya diterapkan untuk barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan dagang, baik perusahaan dagang besar maupun eceran, apabila barang tersebut diperoleh dalam keadaan siap untuk dijual kembali. Istilah bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi berkaitan dengan persediaan perusahaan manufaktur.
Universitas Sumatera Utara
1. Persediaan bahan baku Bahan baku merupakan barang-barang yang diperoleh untuk digunakan dalam proses produksi. Beberapa bahan baku diperoleh secara langsung dari sumber-sumber alam. Akan tetapi, lebih sering bahwa bahan baku diperoleh dari perusahaan lain yang merupakan produk akhir pemasok tersebut. Sebagai contoh, kertas cetak merupakan produk akhir dari kertas pabrik kertas, tetapi merupakan bahan baku bagi perusahaan percetakan. Meskipun istilah bahan baku dapat digunakan secara luas untuk mencakup Seluruh bahan baku yang digunakan untuk proses produksi, namun sebutan ini sering dibatasi untuk barang-barang secara fisik dimasukkan ke dalam produk yang dihasilkan. Istilah bahan penolong atau pembantu digunakan untuk menyebut bahan tambahan, yaitu bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi tetapi tidak secara langsung dimasukkan kedalam produk. Bahan baku yang secara langsung digunakan dalam produksi barang-barang tertentu sering disebut bahan langsung, bahan penolong disebut bahan tak langsung. Walaupun bahan penolong dapat diikhtisarkan secara terpisah, barang-barang tersebut harus dilaporkan sebagai bagian dari persediaan perusahaan karena akhirnya akan dipakai dalam proses produksi. Bahan-bahan penolong yang dibeli untuk digunakan dalam penyerahan barang, penjualan, dan berbagai fungsi administrative umum lainnya tidak boleh
Universitas Sumatera Utara
dilaporkan sebagai bagian persediaan, tetapi sebagai beban dibayar dimuka (prepaid expense). 2. Barang dalam proses Barang dalam proses yang juga disebut pekerjaan dalam proses terdiri dari bahan baku yang sebagian telah diproses dan perlu dikerjakan lebih lanjut sebelum dapat dijual. Persediaan ini meliputi tiga unsur biaya : 1) Bahan langsung 2) Upah langsung 3) Over head pabrik atau over head produksi Biaya bahan yang secara langsung dikaitkan dengan barangbarang dalam produksi dikelompokkan dalam bahan langsung. Biaya pekerja yang secara langsung dapat dikaitkan dengan barangbarang dalam produksi dikelompokkan
dalam upah langsung.
Bagian overhead pabrik yang dapat dialokasi ke barang-barang dalam produksi merupakan unsur overhead pabrik atau overhead produksi. Overhead pabrik terdiri dari seluruh biaya produksi selain barang langsung dan upah langsung.
Biaya ini meliputi bahan
penolong yang digunakan dan biaya tenaga kerja yang tidak dapat secara langsung dikaitkan dengan proses pengerjaan produk tertentu. Biaya ini meliputi biaya produksi umum seperti penyusutan,
Universitas Sumatera Utara
pemeliharaan, reparasi, pajak, kekayaan, asuransi, serta biaya penerangan, pemanasan dan pembangkit tenaga. 3. Barang jadi Barang jadi merupakan produk yang telah diperoduksi dan menunggu untuk dijual. Pada saat produk ini diselesaikan, biaya yang diakumulasikan dalam proses produksi ditransfer dari barang dalam proses ke perkiraan persediaan barang jadi. b. Sistem Persediaan Catatan persediaan dapat diselenggarakan baik dengan basis periodic atau dengan basis perpetual.
Sistem persediaan periodic
memerlukan inventorisasi fisik, yaitu perhitungan, pengukuran atau penimbangan barang pada akhir periode akuntansi untuk menetapkan kuantitas yang ada pada perusahaan. Masing-masing kelompok barang memiliki persediaan barang yang ada pada perusahaan. Penambahan dan penurunan persediaan dicatat dalam perkiraan masing-masing, saldo yang dihasilkan merupakan jumlah yang ada dalam perusahaan. Sistem persediaan perpetual dapat diselenggarakan hanya dengan mencatat kuantitas saja atau dengan mencatat kuantitas dan harga.
Dalam
organisasi manufaktur, sistem perpetual yang diterapkan pada persediaan memerlukan pencatatan setiap pergerakan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Jika digunakan sistem perpetual, perhitungan fisik atas persediaan yang ada dalam perusahaan harus dilakukan sedikitnya sekali setahun untuk memperkuat jumlah saldo yang terdapat
Universitas Sumatera Utara
dalam pembukuan. Frekuensi perhitungan fisik bervariasi tergantung pada sifat barang, tingkat perputarannya dan tingkat pengendalian internal. Dalam prakteknya, semua perusahaan dagang dan manufaktur besar serta banyak organisasi telah menerapkan sistem persediaan perpetual. Sistem ini merupakan suatu pengecekan dan pengendalian berkesinambungan atas persediaan.
Perencanaan pembelian dan
produksi akan dipermudah, jumlah persediaan yang ada di perusahaan dapat terjamin keserasiaannya, dan kerugian yang terjadi karena kerusakan dan pencurian akan terungkap sepenuhnya. Biaya tambahan untuk menyelenggarakan sistem tersebut biasanya akan terimbangi karena manfaat yang diperoleh manajemen. c. Metode Pencatatan Persediaan Ada beberapa metode yang digunakan oleh suatu perusahaaan dalam mencatat jumlah persediaan, antara lain: 1. Metode FIFO (First In First Out) Metode FIFO didasarkan pada asumsi bahwa harus dibebankan kependapatan
sesuai
urutan
terjadinya.
Dengan
demikian
persediaan akan dinyatakan berdasarkan biaya terbaru. 2. Metode rata-rata tertimbang Metode rata-rata tertimbang didasarkan pada asumsi bahwa barang yang dijual harus dibebani biaya rata-rata, dimana rata-rata dipengaruhi menurut jumlah unit yang diperoleh pada masing-
Universitas Sumatera Utara
masing harga. Persediaan dinyatakan dengan biaya rata-rata tertimbang perunit yang sama. 3. Metode LIFO (Last In First Out) Metode LIFO didasarkan pada asumsi biaya terbaru atau terakhir dari suatu unsur barang tertentu harus dibebankan keharga pokok penjualan. Dengan demikian persediaan dilaporkan sebesar biaya terlama yang paling dini. d. Sistem dan Prosedur Pengelolaan Persediaan Prosedur pengelolaan persediaan dalam operasi perusahaan terdiri atas rangakaian kegiatan yang dimulai dari produksi atau pembelian, penerimaan dan penyimpanan barang serta pemakaian atau pengeluaran barang untuk dijual. Dalam menjamin adanya pengawasan dan perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi yang berkaitan dengan persediaan maka perlu adanya prosedur pengelolaan persediaan yang memadai dalam perusahaan.
Sistem dan
prosedur
pengelolaan
persediaan secara komputer pada perinsipnya tidak jauh berbeda dengan sistem manual. Secara umum prosedur pengelolaan persediaan dapat dibagi atas: 1. Prosedur Pembelian 2. Prosedur Penerimaan dan Penyimpanan Barang 3. Prosedur Pengeluaran barang. Masing-masing prosedur dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Prosedur Pembelian :
Universitas Sumatera Utara
a) Prosedur pembelian dimulai dengan kegiatan mencetak laporan pemesanan ulang barang dagangan yang berisi nomor dan kuantitas barang yang kurang. Laporan ini ditunjukkan pada bagian pembelian setelah kepala pengawas pembelian meninjau ulang dan menandatangani laporan tersebut yang mana laporan ini berfungsi sebagai permintaan pembelian. b) Bagian pembelian setelah memilih salah satu atau lebih pemasok
untuk
barang
yang
dibutuhkan
kemudian
memasukkan data mengenai pembelian ini melalui terminal yang ada dalam barang pembelian. Pemilihan pemasok ini dibantu laporan prestasi para pemasok yang tersedia sebagai laporan prestasi para pemasok yang tersedia sebagai laporan hardcopy atau peragaan softcopy pada terminal tersebut. Data yang dimasukkan kedalam terminal tersebut meliputi nomor barang, kuantitasnya, nomor pemasok, serta tanggal tiba barang yang dipesan, setelah diverifikasi dengan program edit, data tersebut tersimpan sementara dalam file data transaksi pembelian. Pada akhir setiap hari, program pemesanan pembelian menyiapkan dan mencetak pesanan pembelian dari data yang dimasukkan pada hari itu. Setiap pesanan pembelian dinomori secara berunit dan diberi tanggal secara otomatis oleh program tersebut. Program pembelian dapat juga menyelipkan selembar dari tiap-tiappesanan pembelian kedalam file pesanan
Universitas Sumatera Utara
pembelian kedalam file pesanan pembelian terbuka, file data transaksi pembelian. 2. Prosedur Penerimaan dan Penyimpanan Barang : a) Setelah barang-barang diterima oleh bagian penerimaan barang, pertama-tama barang itu dihitung dan diperiksa fisiknya. Hasil perhitungan serta nomor persediaan kemudian dimasukkan kedalam nomor terminal yang terisi program penerimaan persediaan bersama-sama dengan nomor pesanan pembeliannya yang diambil dari slip penerimaan persediaan. Program penerimaan persediaan on-line yang memuat file pesanan pembelian terbuka, melaukan pengecekan data. Program tersebut akan menunjukkan adanya perbedaan pada layar monitor jika antara jumlah yang dipesan dengan jumlah yang diterima terdapat perbedaan. Apabila pesanan pembelian tidak ada ditemukan maka barang yang diterima
tersebut akan
ditolak dan transaksi dibatalkan. b) Selanjutnya
program
tersebut
akan
mencetak
laporan
penerimaan barang yang telah dinomori secara berurut. Satu lembar dari pelaporan tersebut dikirimkan beserta barang dagangan yang diterima kebagian gudang. Selanjutnya bagian gudang menerima barang tersebut serta menandatangani laporan yang ada sebagai bukti barang telah diterima dan
Universitas Sumatera Utara
kemudian laporan tersebut diteruskan ke bagian hutang dagang untuk pencatatan hutang. c) Pada saat penyimpanan barang di gudang perlu diperhatikan penyusunan barang-barang yang teratur dan rapi agar pada saat dibutuhkan tidak mengalami kesulitan dalam mengambilnya dan bila stock opname diadakan atas barang-barang digudang, dapat dilakukan dengan mudah disamping mengemat tempat penyimpanan. d) Selanjutnya jumlah yang diterima cacat, saldo yang ada ditambah , dan jumlah yang dipesan dikurangi yang dilakukan dalam file induk persediaan. Setiap jumlah yang diterima dicatat pada file pesanan pembelian. Pada file pesanan ulang, setiap jumlah yang diterima dikurangi dari jumlah yang masih dalam pesanan. Waktu tenggang pesanan tersebut dimasukkan kedalam riwayat pemasok. e) Selanjutnya file persediaan berinteraksi dengan prosedur pesanan pembelian, prosedur penerimaan barang serta prosedur pengeluaran barang. File utama adalah file induk persediaan, yang mana saldo yang tersedia pada setiap barang persediaan dimukhtahirkan dengan menunjukkan pesanan, penerimaan dan penjualan barang. 3. Prosedur Pengeluaran Barang
Universitas Sumatera Utara
Umumnya prosedur ini terjadi apabila bagian-bagian terkait memerlukan bahan baku tersebut untuk proses produksinya, maka bagian ini mengirimkan: a) Surat permintaan bahan baku kepada bagian gudang b) Rangkap (Copy) dari surat ini dikirimkan pula kebagian pembukuan untuk dicatat perubahan persediaan (inventory records) dan pencatatan akuntansi biaya. Dengan adanya surat permintaan pemakaian bahan ini, maka: a) Bagian gudang mengeluarkan bahan yang diminta oleh bagian-bagian terkait. b) Bagian akuntansi akan mencatat pengurangan jumlah bahan baku serta pembebanan pada biaya produksi.
E. Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Persediaan bahan baku
merupakan aktiva lancar
yang sangat
mempengaruhi kelancaran operasi perusahaan industri, sehingga harus dikendalikan secara baik, dalam hal ini sistem informasi akuntansi secara keseluruhan merupakan alat bantu manajemen untuk melaksanakan proses produksi. Proses produksi produksi dapat dikatakan lancar, jika ditunjang oleh unsure-unsur proses produksi. Menurut Midjan dan Susanto (2009 :149) tujuan “Sistem Informasi akuntansi persediaan bahan baku adalah untuk menciptakan informasi dan pengendalian persediaan bahan baku melalui: 1) Adanya prosedur penerimaan barang 2) Adanya prosedur penyimpanan dan pengeluaran barang. 3) Adanya fasilitas gudang
Universitas Sumatera Utara
4) 5) 6) 7)
Adanya metode penilaian persediaan Adanya kartu persediaan Adanya metode pencatatan persediaan Adanya pengendalian persediaan.
Menurut Midjan dan Susanto (2009:120) Tujuan dari sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku diantaranya adalah: 1) “Agar dapat mempertahankan kontinuitas dan perusahaan. 2) Agar dapat merencanakan persediaan, dikarenakan apabila kualitas persediaan bahan baku yang dibeli menyimpang atau kurang, akan mempengaruhi kualitas atas hasil produksi yang menggunakan bahan baku tersebut”. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan adanya sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku yang memadai maka proses produksi akan berjalan lancar, sehingga sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku berperan dalam menunjang kelancaran proses produksi.
F. Kerangka Konseptual dan Hipotesis a. Kerangka Konseptual Perusahaan dalam melaksanakan persediaan bahan baku tentunya memerlukan berbagai informasi yang menyangkut masalah persediaan agar manajer dapat melakukan aktivitas proses produksinya lancar. Penerapan sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku dalam menunjang kelancaran proses produksi pada PDAM Tirtanadi IPA Sunggal dapat dilihat pada kerangka konseptual berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
PDAM Tirtanadi Sunggal
Sistem Persediaan
Informasi Akuntansi Persediaan
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual b. Hipotesis Berdasarkan kajian pustaka, maka hipotesis penelitian yang diuji adalah : Sistem Informasi Akuntansi persediaan
yang
sanggup
memberikan informasi yang update tentang persediaan yang dibutuhkan PDAM Tirtanadi setiap saat.
Universitas Sumatera Utara