BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Pupuk Organik Seiring merebaknya gaya hidup kembali ke alam, pupuk organik jadi popular kembali. Pupuk jenis ini memang memiliki berbagai keunggulan dibanding pupuk kimia, diantaranya dapat mengatur sifat tanah dan dapat berperan sebagai penyangga persediaan unsur hara bagi tanaman sehingga pupuk ini dapat mengembalikan kesuburan tanah. Pupuk organik dapat dibuat dari berbagai bahan organik yang ada di alam, misalnya sampah tanaman (serasah) ataupun sisa–sisa tanaman yang telah mati. Sumber bahan organik lainnya adalah hewan ternak, unggas, dan lain sebagainya. Limbah atau kotoran hewan ternak merupakan bahan organik yang bermanfaat bagi tanah pertanian. Bahan tersebut diproses dengan cara yang rumit oleh jasad renik dalam tanah dan dirombak menjadi bahan organik yang diperlukan untuk kehidupan tanaman. Dengan bantuan teknologi yang ada saat ini pupuk organik dapat tampil lebih menarik. Tampilan bahan pembuat pupuk organik yang menjijikkan sudah tidak tampak lagi sehingga pupuk organik tidak lagi dipandang sebelah mata. Pupuk organik mampu menggemburkan lapisan permukaan tanah (top soil), meningkatkan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya simpan air yang oleh karenanya kesuburan tanah menjadi meningkat (Yuliarti, 2009 : 5). Hadiswito (2007, : 31) menjelaskan bahwa, pupuk organik merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi tanaman. Pupuk ibarat makanan bagi tanaman, sangat penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup tanaman. Di dalam pupuk organik terkandung berbagai jenis unsur–unsur hara yang sangat penting bagi tanaman antara lain: a. Nitrogen Unsur nitrogen atau N merupakan unsur hara di dalam tanah yang sangat berperan bagi pertumbuhan tanaman. Perilaku nitrogen di dalam tanah sulit diperkirakan karena transformasinya sangat kompleks. Lebih dari 98% N didalam tanah tidak tersedia untuk tanaman karena terakumulasi dalam bahan organik atau
terjerat dalam mineral liat. Oleh kerna itu, bahan organik yang sudah di tranformasikan menjadi pupuk dapat menyediakan N bagi tanaman. Suplai unsur N melalui pemupukan lebih di utamakan untuk tanaman karena N merupakan unsur yang paling banyak hilang dari lahan setelah di panen. b. Fospor Selain unsur N, bahan organik juga membantu menyediakan unsur fospor atau P. Unsur P merupakan zat yang penting, tetapi selalu berada dalam keadaan kurang di dalam tanah. Unsur P sangat penting sebagai sumber energi. Oleh karena itu kekurangan P dapat menghambat pertumbuhan dan reaksi-reaksi metabolisme tanaman. Semantara itu kandungan fospor pada tanaman membantu dalam pertumbuhan bunga, buah dan biji, serta mempercepat pematangan buah. c. Kalsium. Air yang di butuhkan tanaman untuk hidup, penyerapannya sangat di bantu oleh kalsium. Kalsium juga berperan dalam mengaktifkan pembentukan bulu– bulu akar dan biji serta menguatkan batang. Kalsium Bisa di gunakan untuk menetralkan kondisi senyawa dan kondisi tanah yang merugikan. Kekurangan unsur ini dapat menghambat pertumbuhan pucuk, ranting, dan batang tanaman. Bahkan jika kekurangannya parah, ujung akar dan akar rambut akan mati sehingga pada akhirnya tanaman juga mati. d. Kalium. Kalium berfungsi dalam pembentukan protein dan karbohidrat, selain itu, unsur ini juga berperan penting dalam pembentukan antibodi tanaman untuk melawan penyakit. Ciri fisik tanaman yang kekurangan kalium yaitu, daun tampak keriting, dan mengilap. Lama kelamaan, daun akan menguning di bagian pucuk dan pinggirnya. e. Belerang. Belerang merupakan unsur penting kedua setelah nitrogen dalam pembentukan asam amino. Unsur ini juga membantu
proses pertumbuhan
lainnya, seperti pembentukan bintil akar, pertumbuhan tunas, dan pembentukan hijau daun (klorofil). Tanaman yang kekurangan unsur ini, daun mudanya mengilap agak keputihan, selanjutnya akan berubah menjadi kuning hijau.
Pertumbuhan tanaman menjadi terhambat. Bahkan, tanaman akan tampak kerdil, kurus, dan batangnya pendek. f. Magnesium Umumnya magnesium berfungsi membantu proses pembentukan hijau daun atau klorofil. Selain itu juga berfungsi membantu proses transportasi fosfat dalam tanaman. Kekurangan magnesium dapat menyebabkan pucuk bagian di antara jari–jari daun tampak tidak berwarna. Kondisi ini akan tampak pertama kali di bagian bawah daun, kemudian meningkat ke bagian atas. Sementara itu, daun akan berbentuk tipis, tampak mongering, dan melegkung ke atas.
2.2 Pupuk Organik Kandang Ayam dan Pupuk Organik Cair Supra. a.
Pupuk Organik Kandang Ayam. Pupuk organik kandang ayam adalah yang berasal dari kotoran hewan.
Hewan yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran ayam, sapi, dan kambing Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro yang terkandung dalam pupuk kandang ayam. Berikut ini Tabel : 1 Kandungan unsur hara pada pupuk organik/kandang. Jenis pupuk organik
Kadar Hara Pupuk Organik Nitrogen %
Fospor %
Kalium %
C/N %
Kotoran Sapi
0,97
0,69
1,66
16,8
Kotoran Ayam
2,71
6,31
2,01
10,8
Kotoran Kambing
0,60
0,30
0,17
11,3
Sumber : Nurheti Yuliarti Dengan demikian dalam usaha pengadaan zat hara bagi tanah yang telah diberi pupuk kandang, maka pupuk organik kandang ayam mempunyai fungsi yang penting yaitu untuk menggemburkan lapisan tanah (top soil), meningkatkan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya simpan air, yang seluruhnya dapat meningkatkan kesuburan tanah (Sutedjo, 2010 : 92).
b. Pupuk Organik Cair Supra Pupuk Supra A Biofarm adalah organik multiguna kualitas premium dengan harga yang sangat terjangkau ditingkat petani. Formula khusus yang terkandung dalam Supra A Biofarm adalah unsur hara makro dan mikro humat vulvat Zat pengatur tumbuh asam-asam amino dan lemak yang akan meningkatkan kesuburan tanah serta melarutkan sisa-sisa pupuk kimia dalam tanah sehingga dapat digunakan lagi oleh tanaman. Unsur hara dalam Supra A Biofarm akan mempercepat pertumbuhan tanaman serta meningkatkan kualitas dan bobot panen Pupuk Organik Cair Supra A Biofarm sudah berbentuk ion sehingga mudah dan cepat diserap oleh tanaman sehingga menghemat pamakaian pestisida. Pupuk Organik Cair Supra A Biofarm ideal untuk tanaman pangan holtikultura tahunan dan pembibitan serta dapat digunkan bagi peternakan dan perikanan. Kandungan pupuk cair Supra A Biofarm C Organik 5.15 % pH 6.5 N 5.52 % P2O5 1.20% K2O 4.29% Zn 0.02% Cu 0.02 % Mn 0.16 % B 0.11% Fe 0.03 % Pb 0.44 ppm. Pupuk organik cair dalam pemupukan jelas lebih merata, tidak akan terjadi penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat, Pupuk Organik Cair ini mempunyai kelebihan yakni dapat secara cepat mengatasi Defisiensi Hara dan tidak bermasalah dalam pencucian hara, serta mampu menyediakan hara secara cepat jika dibandingkan dengan pupuk anorganik yang dapat merugikan kesahatan manusia, Pupuk Organik Cair juga tidak merusak humus tanah walaupun seringkali digunakan. selain itu pupuk ini juga memiliki zat pengikat larutan hingga bisa langsung digunakan pada tanah tidak butuh interval waktu untuk dapat menanam tanaman (Hadiswito 2012, : 18) Pemberian pupuk organik kandang ayam, dari beberapa penelitian bahwa aplikasi pupuk ayam selalu memberikan respon tanaman yang terbaik. Hal ini terjadi, karena pupuk ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup pula jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan pupuk lainnya. Polii (2009, Th) mengemukakan bahwa pemberian dosis pupuk 2 kg/bedeng dengan ukuran 120 x 120 cm. dapat memberikan pengaruh nyata pada jumlah daun dan berat segar tanaman kangkung darat. Oleh karena itu
penelitian ini pemberian pupuk organik kandang ayam perlu tingkatkan 5 kg/bedeng dengan ukuran bedengan penelitian 120 x 240. Sedangkan Pemberian pupuk organik cair pada tanaman kentang dengan dosis 4 ml/tanaman memberikan hasil yang signifikan terhadap jumlah daun, diameter umbi, dan berat basah tanaman,Oleh sebab itu pemberian pupuk organik cair perlu ditingkatkan menjadi 5 ml/tanaman yang di berikan pada sawi yang diteliti.
2.3 Deskripsi Tanaman Sawi dan Syarat Tumbuh a.
Tanaman Sawi Sawi (Brassica sinensis L) merupakan jenis sayuran yang digemari setelah
bayam dan kangkung. Di Indonesia ini memungkinkan dikembangkan tanaman sayur-sayuran yang banyak bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bagi manusia. Sehingga ditinjau dari aspek klimatologis Indonesia sangat tepat untuk dikembangkan untuk bisnis sayuran. Diantara tanaman sayur-sayuran yang mudah dibudidayakan adalah caisim. Karena caisim ini sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang menyukai dan memanfaatkannya. Selain itu juga sangat potensial untuk komersial dan prospek sangat baik. Ditinjau dari aspek klimatologis, aspek teknis, aspek ekonomis dan aspek sosialnya sangat mendukung, sehingga memiliki kelayakan untuk diusahakan di Indonesia. Sebutan sawi orang asing adalah mustard. Perdagangan internasional dengan sebutan green mustard, chinese mustard, indian mustard ataupun sarepta mustard. Orang Jawa, Madura menyebutnya dengan sawi, sedang orang Sunda menyebutnya dengan sawi. Caisim merupakan tanaman semusim, berbatang pendek hingga hampir tidak terlihat. Daun Caisim berbentuk,bulat panjang serta berbulu halus dan tajam, urat daun utama lebar dan berwarna putih.Daun caisim ketika masak bersifat lunak, sedangkan yang mentah rasanya agak pedas (Sunarjono, 2004 : 1).
Adapun klasifikasi tanaman casim adalah sebagai berikut : Divisi
: Spermatophyta.
Subdivisi
: Angiospermae.
Kelas
: Dicotyledonae.
Ordo
: Rhoeadales (Brassicales).
Famili
: Cruciferae (Brassicaceae).
Genus
: Brassica.
Spesies
: Brassica chinensis.
Di Indonesia, pembudidayaan sawi di duga dimulai pada abad XIX bersamaan dengan lintas perdagangan jenis sayuran sub tropis lainnya dari kelompok (family) kubis–kubisan (cruiferae). Pada mulanya daerah pusat penyebarannya adalah di Jawa Barat (Lembang, Cipanas, Pangalengan) dan di Jawa Timur (Malang dan Tosari). Kini penyebaran tanaman sawi sudah meluas di berbagai daerah di wilayah Indonesia, terutama daerah–daerah yang mempunyai ketinggian di atas 1000 dpl (Cahyono, 2006 : 5). b. Syarat Tumbuh Kondisi lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman sawi dapat memberikan hasil panen yang tinggi. Sehingga dengan demikian untuk menunjang budidya sawi yang berhasil, lokasi budidaya harus memiliki kondisi lingkungan yang sesuai seperti yang di kehendaki tanaman. Sebab, kecocokan keadaan lingkungan (iklim dan tanah) sangat menunjang produktifitas tanaman berproduksi. 1. Iklim Menurut (Cahyono, 2006 : 17) Keadaan iklim yang perlu mendapatkan perhatian dalam menentukan lokasi budidaya sawi adalah suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, dan penyinaran cahaya matahari. a) Suhu Udara Pertumbuhan tanaman sawi yang baik memerlukan suhu udar berkisar antara 190 C–210 C. Didaerah tropic seperti di Indonesia, keadaan suhu udara di suatu daerah atau wilaya berkaitan erat dengan ketinggian tempat dari permukaan laut (dpl). Daerah yang memiliki suhu undara berkisar antara 190 C–210 C adalah
daerah yang ketinggiannya 1.000–1.200 m dpl, semakin tinggi letak suatu daerah dari permukaan laut, suhu udaranya semakin rendah. Sementara itu, pertumbuhan tanaman di pengaruhi oleh suhu udara. Misalnya proses perkecambahan, pertunasan, dan pembungaan. Suhu udara yang tinggi lebih dari 210 C dapat menyebabkan tanaman sawi tidak dapat tumbuh dengan baik dengan demikian pada suhu udara yang tinggi tanaman sawi pertumbuhannya tidak subur, tanaman kurus, produksinya rendah, serta kualitas daun juga rendah sehingga dapat menimbulkan kematian pada tanaman yang di awali dengan gejala seperti terbakar dan jaringan daun mati. b) Kelembaban Udara Kelembaban udara yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman sawi yang optimal berkisar antara 80% - 90%. kelembaban udara yang tinggi lebih dari 90% berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman, yakni tanaman tumbuh tidak sempurna, tanaman tidak subur, kualitas daun jelek, dan bila penanaman di tujukan untuk pembenihan maka produksi biji rendah, karena proses pembungaan dan pembentukan buah tidak berjalan sempurna. Hal ini disebabkan karena pada kelembaban yang tinggi tidak sesuai dengan yang di kehendaki tanaman menyebabkan mulut daun (stomata) tertutup sehingga penyerapan gas karbondioksida terganggu. c) Cuaca Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bils di tanam pada akhir musim penghujan. d) Penyinaran Cahaya Matahari Tanaman memerlukan energi yang cukup untuk dapat melakukan fotosentesis dengan baik. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang di perlukan tanaman untuk proses fotosentesis. Energi kinetik matahari yang optimal diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan produksi berkisar antara 350
Kal/cm2–400 Kal/cm2 setiap hari sawi memerlukan cahaya matahari tinggi. Faktor cahaya matahari yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi adalah intensitas cahaya matahari yang cukup dapat di terima oleh tanaman sawi dan akan meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman, seperti pembentukan daun, batang, dan perakaran. Disamping itu juga akan meningkatkan pertumbuhan generatif tanaman, seperti pembentukan bunga, buah, dan biji melalui proses fotosintesa. e) Tanah Tanah merupakan media tanam dari tanaman. Daya dukung tanah untuk pembudidayaan tanaman ini di pengaruhi oleh sifat fisik tanah, sifat kimia tanah, dan letak geografis tanah (ketinggian tempat). Daya dukung tanah yang baik akan memberikan hasil tanaman yang baik pula tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, tanah mudah mengikat air, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6-7.