BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Konsep Dasar Sistem II.1.1. Sistem Sebuah sistem terdiri atas bagian-bagian atau komponen yang terpadu untuk satu tujuan. Model dasar dari bentuk sistem ini adalah adanya masukan, pengolahan, dan keluaran. Akan tetapi, sistem ini dapat dikembangkan hingga menyetakan media penyimpanan. Teori sistem mengatakan bahwa setiap unsur pembentuk organisasi adalah penting dan harus mendapat perhatian yang utuh supaya manajer dapat bertindak lebih efektif.(Tata Sutabri:2012:11) Secara sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. (Tata Sutabri:2012:10) Suatu sistem yang baik harus mempunyai tujuan dan sasaran yang tepat karena hal ini akan sangat menentukan dalam mendefinisikan masukan yang dibutuhkan sistem dan juga keluaran yang dihasilkan. Dapat
disimpulkan
sistem
adalah
kegiatan-kegiatan
yang
saling
berhubungan antara satu sama lainnya dari objek-objek, unsur-unsur atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu kesatuan pemrosesan untuk mencapai tujuan tertentu.
11
12
II.1.2. Informasi Dalam bukunya Gordon B.Davis menjelaskan bahwa “Informasi adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi sipenerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu atau keputusan mendatang.”(Tata Sutabri:2012:1) Menurut Hoffer,dkk(2005)
“Informasi adalah data yang telah diproses
sedemikian
meningkatkan
rupa
sehingga
pengetahuan
seseorang
yang
menggunakannya.”(Abdul Kadir:2009:3) Jadi informasi dapat didefinisikan sebagai data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang berarti bagi penerima dan bermakna dalam pengambilan keputusan. Data
Proses
Informasi
Simpan
Gambar II.1. Pemrosesan Data Sumber : Tata Sutabri (2012:2)
II.1.3 Sistem Informasi Menurut Alter(1992) Sistem Informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang dikoordinasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.(Abdul Kadir:2009:7). Sistem infomasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan
13
pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. (Tata Sutabri:2012:17) Jadi sistem informasi merupakan seperangkat fungsi operasi manajemen yang mampu menghasilkan suatu keputusan yang cepat dan tepat. Pengertian sistem informasi diartikan sebagai gabungan dari beberapa komponen yang saling berhubungan dalam pengolahan data yang dihasilkan untuk tujuan tertentu dengan mengambil keputusan dan kebijaksanaan dalam beberapa permasalahan.
II.2. Akuntansi dan Siklus Akuntansi Akuntansi merupakan aktifitas mengumpulkan, menyajikan, dalam bentuk angka,
mengklasifikasikan,
aktifitas/transaksi
perusahaan
mencatat, dalam
meringkas, bentuk
dan
informasi
melaporkan keuangan.
(Rudianto:2009:14) Dalam proses menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan, akuntansi harus melewati beberapa tahapan proses untuk sampai pada penyajian informasi keuangan yang dibutuhkan berbagai pihak. Proses akuntansi itu disebut dengan Siklus Akuntansi. Siklus Akuntansi adalah urutan kerja yang harus dibuat oleh akuntan, sejak awal hingga menghasilkan laporan keuangan suatu perusahaan. Adapun siklus akuntansi dapat dilihat pada gambar II.2. dibawah ini:
14
Dokumen Dasar sumber transaksi
Buku Jurnal
Buku Besar
Neraca Saldo
Laporan Keuangan
Gambar II.2. Siklus Akuntansi Sumber : Rudianto(2009:14)
II.2.1. Persediaan Persediaan adalah merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi organisasi yang secara terus-menerus diperoleh, diubah kemudiaan dijual kembali. Persediaan dapat didefinisikan sebagai berikut: “Suatu aktivitas yang meliputi barang milik organisasi dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu pengunaannya dalam proses produksi.(Rusdah,2011). Jadi, persediaan merupakan sejumlah barang yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari pelanggan. Karena itu, persediaan harus dikelola dan dicatat dengan baik. Dalam perusahaan perdagangan pada dasarnya hanya ada satu golongan inventory(persediaan), yang mempunyai sifat perputaran yang sama yaitu yang disebut “Merchandise Inventory” (persediaan barang dagangan). Persediaan pada dasarnya menimbulkan biaya-biaya. Biaya biaya yang ditimbulkan dapat berupa biaya tetap maupun biaya variabel. Sistem persediaan berguna untuk: 1. Mempertahankan penyediaan barang
stabilitas
kelangsungan
operasi
organisasi
dengan
15
2. Mengurangi resiko keterlambatan datangnya barang yang dibutuhkan organisasi. 3. Menghilangkan resiko kesalahan barang yang dipesan 4. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya (Rusdah,2011)
II.2.1.1 Jenis–jenis persediaan Persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut beberapa cara, dilihat dari fungsinya dan dilihat dari jenis dan posisi barang dalam urutan pengerjaan produk. Menurut fungsinya, persediaan menjadi: 1. Batch Stock/Lot Inventory Persediaan yang diadakan karena memiliki atau membuat barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan saat itu. Mendapatkan keuntungan harga pada harga pembelian efisiensi produksi dan penghematan biaya akomodasi 2. Fluctuation Stock Persediaan yang diadakan untuk melengkapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. 3. Anticipation Stock Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapata diramalkan, berdasarkan pola konsumen yang terdapat dalam suatu tahun untuk menghadapi penggunaan atau permintaan(penjualan) yang meningkat.(Rusdah:2011)
16
Dilihat dari jenis dan posisi barang dalam urutan pengerjaan produk persediaan dibagi menjadi: 1. Persediaan bahan baku (raw material stock) 2. Persediaan bagian produk atau parts yang dibeli (purchase parts/component stock) 3. Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang perlengkapan (supplier stock) 4. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (works in process/progress stock) 5. Persediaan barang jadi (finished goods stock). (Rudianto:2011) Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai suatu persediaan, diantaranya dengan: 1. Metode First-in,,First-out (FIFO), barang yang lebih dulu masuk (dibeli) dianggap lebih dulu keluar (dijual). 2. Rata-rata tertimbang (Weighted Average), dengan metode ini harga rata-rata per satuan barang, dihitung dengan cara membagi jumlah harga pembelian barang yang tersedia untuk dijual dengan jumlah kuantitasnya. 3. Last-in,First-out (LIFO), barang yang terakhir masuk dianggap yang lebih dulu keluar (Rudianto:2009:136)
17
II.2.1.2 Sistem Pencatatan Persediaan Ada dua sistem pencatatan persediaan, yaitu : 1. Periodic System, yaitu metode pengelolaan persediaan, dimana arus keluar masuknya barang tidak dicatat secara rinci sehingga untuk mengetahui nilai persediaan pada suatu saat tertentu harus melakukan penghitungan barang secara fisik (stock opname) di gudang. Penggunaan metode fisik mengharuskan penghitungan barang yang ada pada akhir periode akuntansi, yaitu pada saat penyusunan laporan keuangan.(Rudianto:2009:236) Adapun ciri –ciri pencatatan dengan sistem periodik adalah: 1. Pembelian dan penjualan barang(mutasi persediaan) tidak dicatat dalam perkiraan persediaan sehingga persediaan hanya berisi informasi nilai persediaan pada awal periode. 2. Transaksi pembelian barang dicatat didebit pada perkiraan Pembelian dan transaksi penjualan dicatat pada perkiraan Penjualan. 3. Setiap terjadi penjualan tidak perlu dilakukan pencatatan harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan dihitung pada akhir periode. Contoh metode periodik pada perusahaan dagang yaitu: PT.Niaga Jaya adalah sebuah perusahaan distributor microwave merk”Hotmix” Tanggal
Keterangan Volume
Harga/Unit
Nilai
1 Januari 06
Pesediaan
250 unit
550.000
137.500.000
12 Januari 06 Pembelian
300 unit
600.000
180.000.000
21 Januari 06 Pembelian
350 unit
640.000
224.000.000
31 Januari 06 Pembelian
100 unit
675.000
67.500.000
Total
1000 unit
609.000.000
18
Selama Januari 2006, perusahaan menjual 700 unit microwave secara tunai dengan harga jual Rp.900.000 per unit dan perusahaan tidak mencatat keluar masuknya barang tersebut secara rinci. Dan pada akhir Januari 2006, bagian akuntansi dan gudang perusahaan melakukan stock opname persediaan. Hasil perhitungan fisik menunjukkan jumlah persediaan pada akhir Januari tersebut sebanyak 300 unit microwave. Maka dari 300 unit persediaan tersebut, harga beli yang digunakan adalah harga terakhir, yaitu sebanyak 100 unit menggunakan harga Rp.675.000 per unit dan sebanyak 200 unit menggunakan harga Rp.640.000 per unit. Sehingga nilainya adalah sebesar: 100 unit @ Rp.675.000
= 67.500.000
200 unit @ Rp.640.000
= 128.000.000
Total
Rp.195.500.000
Karena hasil stock opname menunjukkan nilai persediaan pada akhir Januari 2006 sebesar 300 unit bernilai Rp.195.500.000 : Persediaan Awal 1 Januari 2006
137.500.000
Pembelian
471.500.000
Persediaan Total
609.000.000
Persediaan Akhir
(195.500.000)
Harga Pokok Penjualan
413.500.000
(Rudianto:2009:237-238)
19
2. Perpetual System, yaitu metode pengelolaan persediaan, dimana arus masuk dan arus keluar persediaan dicatat secara rinci. Dalam metode ini setiap jenis persediaan dibuatkan kartu stock yang mencatat secara rinci keluar masuknya barang digudang beserta harganya. (Rudianto:2009:239). Ataupun merupakan setiap mutasi dari persediaan sebagai akibat dari pembelian ataupun penjualan dicatat atau dilihat dalam kartu administrasi persediaannya. (Rusdah,2011). Adapun ciri-ciri pencataan sistem perpetual adalah: 1. Transaksi pembelian barang, dicatat didebit pada perkiraan persediaan dan kredit pada perkiraan kas atau utang 2. Transaksi penjualan barang dicatat sebagai berikut: a. Harga(hasil) penjualan dicatat didebit pada perkiraan kas atau perkiraan piutang dan kredit perkiraan penjualan. b. Harga pokok barang yang dijual, dicatat debit pada perkiraan “Harga Pokok Penjualan dan kredit pada perkiraan persediaan. 3. Saldo perkiraan persediaan menunjukkan nilai persediaan barang yang masih ada di gudang.
20
Contoh metode perpetual yaitu : Tanggal
Masuk
2006
Unit
April
Keluar Harga
Nilai
Unit
Harga
Nilai
1
Unit
Harga
Nilai
40
800000
32000000
5
50
900000
45000000
50
900000
45000000
8
40
1000000
40000000
40
1000000
40000000
130
10
40
800000
32000000
30
900000
27000000
117000000
59000000 14
30
1200000
36000000
30
1200000
90 22
20
900000
18000000
40
10000000
40000000
5
1200000
6000000
65
64000000
25
36000000 94000000
1200000
30000000
Gambar II.3 Kartu Stok Sumber : Rudianto (2009:241)
II.2.2. Metode First-In, First-On (FIFO) Dalam metode fisik dan perpetual, First in First out (FIFO) merupakan barang yang masuk (dibeli atau diproduksi) lebih dahulu akan dikeluarkan (dijual) lebih dahulu. Sehingga yang tersisa pada akhir periode adalah barang yang berasal dari pembelian atau produksi terakhir.(Rudianto:2009:239). First in First out (FIFO) pertama kali dikenal dalam akuntansi keuangan sebagai salah satu metode
21
dalam penilaian persediaan barang. Metode yang digunakan dalam penyusunan obat adalah metode First In First Out untuk masing-masing obat, artinya obat yang datang pertama kali harus dikeluarkan terlebih dahulu dari obat yang datang kemudian. Hal ini sangat penting karena obat yang sudah terlalu lama biasanya kekuatannya atau potensinya berkurang. Selain itu beberapa obat seperti antibiotik mempunyai batas waktu pemakaian. Efektivitas metode ini akan sangat penting dalam
menjaga
keseimbangan
antara
pemasukan
dan
pengeluaran
obat.(Mangindara,2012) Metode FIFO seringkali tidak nampak secara langsung pada aliran fisik dari barang tersebut karena pengambilan barang dari gudang lebih didasarkan pada pengaturan barangnya. Dalam metode FIFO, biaya yang digunakan untuk membeli barang pertama kali akan dikenali sebagai Cost of Goods Sold (COGS). Dalam metode ini persediaan akhir dinilai dengan harga pokok pembelian yang paling akhir. Apabila kuantitas pada pembelian ini tidak cukup diterapkan pada persediaan akhir, maka akan diambil dari pembelian terakhir berikutnya.
II.3 Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan akuntansi dan meyediakan informasi baik keuangan juga informasi lain yang diperoleh dari pengolahan rutin atas transaksi akuntansi.(Dasaratha V.Rama/Frederick L.Jones,2008,6) Sistem
Informasi
Akuntansi
(SIA)
merupakan
suatu
rerangka
pengkoordinasian sumber daya(data,materials,equipment,suppliers,personal,and
22
funds) untuk mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan
menyediakan
informasi
akuntansi
bagi
pihak-pihak
yang
berkepentingan(Wilkinson,1991). Transaksi
memungkinkan
perusahaan
melakukan
operasi,
menyelenggarakan arsip dan catatan yang up to date, dan mencerminkan aktivitas organisasi. Tipe transaksi dasar adalah: 1. Penjualan produk atau jasa 2. Pembelian bahan baku, barang dagangan, jasa, dan aset tetap dari supplier, 3. Penerimaan kas 4. Pengeluaran kas 5. Pengeluaran kas gaji karyawan.(Tata Sutabri,2012,83) Sebagai pengolah transaksi, sistem informasi akuntansi berperan mengatur dan mengoperasionalkan semua aktivitas transaksi perusahaan.Pengguna utama pemrosesan transaksi adalah manajer perusahaan. Pengguna output lainnya adalah para karyawan penting seperti akuntan, insinyur serta pihak luar seperti investor dan kreditor. (Tata Sutabri,2012,84)
II.3.1 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Tujuan sistem informasi akuntansi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mengamankan harta/kekayaan perusahaan Harta/kekayaan meliputi kas perusahaan, persediaan barang dagangan, termasuk aset tetap perusahaan.
23
2. Menghasilkan beragam informasi untuk pengambilan keputusan Misal,pengelola toko memerlukan informasi nmengenai persediaan barang yang laris dapat diakses dengan mudah. 3. Menghasilkan informasi untuk pihak eksternal Adakalanya pengelola usaha juga terlibat dengan kegiatan utang piutang dengan bank atau koperasi simpan pinjam. Bank membutuhkan informasi omset dan laba rugi usaha untuk memutuskan besarnya utang yang akan diberikan. 4. Menghasilkan informasi untuk penilaian kinerja karyawan atau divisi Sistem informasi juga dimanfaatkan untuk penilaian kinerja kaeyawan atau divisi. 5. Menyediakan data masa lalu untuk kepentingan audit Data
yang
tersimpan
dengan
baik
sangat
memudahkan
proses
audit(pemeriksaan). 6. Menghasilkan informasi untuk penyusunan dan evaluasi anggaran perusahaan 7. Menghasilkan informasi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian. (Anastasia Diana & Lilis Setiawati:2011:5-7)
II.3. Visual Basic 2010 Visual Basic 2010 merupakan produk pemrograman andalan dari Microsoft Corporation, dimana di dalamnya berisi beberapa jenis IDE pemrograman seperti Visual Basic, Visual ++, Visual Web Developer, Visual C#, dan Visual F#. Adapun database standar yang disertakan adalah Microsoft SQL Server 2008
24
express. Visual Basic 2010 merupakan versi perbaikan dan pengembangan dari versi pendahulunya, yaitu Visual Basic 2008 dan didukung perluasan terhadap database-database, baik standalone
maupun database server. Didalam
mengkoneksikan Visual Basic 2010 dan Sql Server 2008 adalah dengan memanggil nama database yang telah dibuat didalam Sql Server baik dalam module maupun class.(Wahana Komputer,2011,3). Bahasa Visual Basic 2010 awalnya berasal dari bahasa pemrograman yaitu bahasa BASIC, yang oleh Microsoft diadaptasi dalam program Microsoft Quick BASIC. Saat ini versi Microsoft Visual Studio yang beredar adalah versi 10 yang populer dengan nama Microsoft Visual Studio 2010.(Wahana Komputer,2011,3).
II.4. SQL Server 2008 SQL
Server
2008
adalah
sebuah
RDBMS
(Relational
Database
Management System) yang di-develop oleh Microsoft. SQL Server 2008 menggunakan SQL language (Structur Query Language).Sebuah database berisi satu table atau lebih dan memiliki nama yang berbeda untuk masing-masing table, memiliki field-field dan berisi record.Query digunakan untuk menyimpan dan mengolah data. Pada SQL Server 2008, kita bisa melakukan pengambilan dan modifikasi data yang ada dengan cepat dan efisien. Pada SQL Server 2008, kita bisa membuat object-object yang sering digunakan pada aplikasi bisnis seperti membuat database, table, function, store procedure, trigger, dan view.(Cybertron Solution dan SmitDev Community,2010,101)
25
II.5. Pengertian UML UML (Unified Modelling Language) adalah bahasa yang digunakan untuk memvisualisasikan, mendefinisikan, membangun dan membuat dokumen dari arsitektur perangkat lunak. UML dapat digunakan pada semua proses melalui metodologi pengembangan perangkat lunak dan melakukan implementasinya pada teknologi yang berbeda. (Rusdah,2011). Hal ini disebabkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembangan sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain. Dalam merancang UML (Unified Modelling Language) ada notasi-notasi yang telah ditentukan. Notasi-notasi dalam UML terdapat pada table II.1
26
Tabel II.1. Daftar Notasi UML Simbol
Arti
Notasi Actor
Notasi Use Case
Notasi Class
Notasi Interface
Notasi Interaction
Fungsi Actor menggambarkan segala pengguna software aplikasi (user).
Use case menjelaskan urutan kegiatan yang dilakukan actor dan system untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Class merupakan pembentuk utama dari system berorientasi obyek, karena class menunjukkan kumpulan obyek yang memiliki atribut dan operasi yang sama.
Interface merupakan kumpulan operasi tanpa implementasi dari suatu Class. Interaction digunakan untuk menunjukkan baik aliran pesan atau informasi antar obyek maupun hubungan antar obyek.
Sumber : Munawar ( 2005:23 )
27
Dalam metode UML terdapat beberapa diagram sebagai berikut: 1. Use Case Diagram Use case diagram digunakan untuk memodelkan bisnis proses berdasarkan perspektif pengguna sistem. Use case diagram terdiri atas diagram untuk use case dan actor. Actor merepresentasikan orang yang akan mengoperasikan atau orang yang berinteraksi dengan sistem aplikasi.Use case merepresentasikan operasioperasi yang dilakukan oleh actor. Use case digambarkan berbentuk elips dengan nama operasi dituliskan di dalamnya. Actor yang melakukan operasi dihubungkan dengan garis lurus ke use case. Dibawah ini salah satu contoh diagram use case pada mesin ATM.
Gambar.II.4.Use Case Diagram Sumber : (Adi Nugroho: 2009) 2. Class Diagram Class diagram merupakan diagram yang selalu ada di permodelan sistem berorientasi objek. Class diagram menunjukkan hubungan antar class dalam sistem yang sedang dibangun dan bagaimana mereka saling berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan. Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi
28
akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. Class memiliki tiga area pokok : 1. Nama (dan stereotype) 2. Atribut 3. Metoda Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut : a. Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan b. Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anak-anak yang mewarisinya c. Public, dapat dipanggil oleh siapa saja
Gambar.II.5. Class Diagram Sumber : (Adi Nugroho: 2009)
29
3. Statechart Diagram Menggambarkan transisi dan perubahan keadaan suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang diterima. Pada umumnya statechart diagram menggambarkan class tertentu (satu class dapat memiliki lebih dari satu statechart diagram).
Gambar.II.6. Statechart Diagram Sumber : (Adi Nugroho: 2009) 4. Activity Diagram Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum. Dibawah ini salah satu contoh diagram Aktiviti pada mesin ATM.
30
Gambar.II.7 Activity Diagram Sumber : (Adi Nugroho: 2009) 5. Sequence Diagram Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Contoh Sequence Diagram
Gambar.II.8. Sequence Diagram Sumber : (Adi Nugroho: 2009)
31
6. Collaboration Diagram Collaboration
Diagram
adalah
suatu
diagram
yang
memperlihatkan/menampilkan pengorganisasian interaksi yang terdapat disekitar objek (seperti halnya sequence diagram) dan hubungannya terhadap yang lainnya. Collaboration Diagram lebih menekankan kepada peran setiap objek dan bukan pada waktu penyampaian pesan/message. Dibawah ini salah satu contoh diagram Aktiviti pada mesin ATM.
Gambar.II.9. Collaboration Diagram Sumber : (Adi Nugroho: 2009)
II.6. Entity Relatonship Diagram - ERD Pada perancangan konseptual diperlukan suatu pendekatan yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antar data. Hubungan tersebut dapat dinyatakan dalam model bentuk E-R. Model ini adalah dasar yang penting dalam merancang database. Model E-R adalah suatu model yang digunakan untk menggambarkan data dalam bentuk entitas, atribut, dan hubungan antarentitas. Namun, model ini
32
tidak mencerminkan bentuk fisik yang nantinya akan disimpan dalam database melainkan hanya bersifat konseptual.(Abdul Kadir,2009,30) Entity Relationship(ER) data model didasarkan pada persepsi terhadap dunia nyata yang tersusun atas kumpulan objek-objek dasar yang disebut entitas dan hubungan antar objek. Entitas adalah sesuatu atau objek dalam dunia nyata yang dapat dibedakan dari objek lain. Sebagai contoh, masing-masing mahasiswa adalah entitas dan mata kuliah dapat pula dianggap sebagai entitas. Entitas digambarkan dalam basis data dengan kumpulan atribut. Misalnya atribut NIM, nama, alamat, dan kota bisa menggambarkan data mahasiswa tertentu dalam suatu universitas. Atribut-atribut membentuk entitas mahasiswa. Demikian pula atribut kodeMK, namaMK, dan SKS mendeskripsikan entitas mata kuliah. Atribut NIM digunakan untuk mengidentifikasi mahasiswa secara unik karena dimungkinkan terdapat dua mahasiswa dengan nama, alamat, dan kota yang sama. Pengenal unik harus diberikan pada masing-masing mahasiswa. Relasi adalah hubungan antara beberapa entitas. Sebagai contoh, relasi menghubungkan mahasiswa dengan mata kuliah yang di ambilnya. Kumpulan semua entitas bertipe sama disebut kumpulan relasi (relationship set).(Abdul Kadir,2009,13) Struktur logis (skema database) dapat ditunjukkan secara grafis dengan diagram ER yang dibentuk dari komponen-komponen berikut:
33
Tabel II.2 Notasi ERD (Entity Relationship Diagram) Notasi Entitas
Atribut Relasi
Keterangan Persegi panjang mewakili kumpulan entitas Elips mewakili atribut Belah ketupat mewakili relasi
Garis menghubungkan atribut dengan kumpulan entitas dan kumpulan entitas dengan relasi Sumber : Janner Simarmata & Imam Prayudi(2006 :59)
II.6.1. Jenis Hubungan Terdapat beberapa jenis hubungan dalam ERD yaitu: 1. Hubungan one-to-one (1:1) Menyatakan bahwa setiap entity A hanya dapat berhubungan dengan satu anggota entity B. 2. Hubungan one-to-many atau many-to-one Menyatakan bahwa satu anggota entity A dapat memiliki hubungan dengan lebih dari satu anggota entity B. Hubungan one-to-many dan many-to-one sebenarnya sama saja. Yang membedakan adalah titik pandang terhadap tipe entitas yang menjadi acuan dalam hubungan. 3.Hubungan many-to-many (M:N) Menyatakan bahwa lebih dari satu anggota entity A dapat memiliki hubungan dengan lebih dari satu anggota entity B.
34
II.9. Normalisasi Normalisasi adalah Teknik perancangan yang banyak digunakan sebagai pemandu dalam merancang basis data relasional. Pada dasarnya, normalisasi adalah proses langkah-langkah yang meletakkan data dalam bentuk tabulasi dengan menghilangkan kelompok berulang lalu menghilangkan data yang terduplikasi dari tabel relational. Fungsi utama dari normalisasi ini adalah untuk membuat relasi yang terstruktur dengan baik yang bebas dari anomali-anomali (ketidakkonsistenan
yang
(updating),
penambahan
serta
terjadi
saat data
penghapusan(deleting), (inserting).(Adi
pembaruan
Nugroho,2009,44).
Normalisasi sesungguhnya dapat dipahami sebagai tahapan-tahapan yang masingmasing berhubungan dengan bentuk normal dimana keadaan tabel yang dihasilkan dengan menerapkan aturan sederhana berkaitan dengan konsep ketergantungan fungsional (functional dependency) pada relasi yang bersangkutan. Berikut ada lima bentuk normal yang telah ditemukan yaitu: 1. Bentuk Normal Pertama (1NF/First Normal Form), adalah suatu bentuk relasi dimana atribut bernilai banyak (multivlues atribut) telah dhilangkan sehingga akan dijumpai nilai tunggal pada perpotongan setiap baris dan kolom satu nilai untuk irisan baris dan kolom pada tabel. 2. Bentuk Normal Kedua (2NF/Second Normal Form), suatu bentuk yang menyaratkan bahwa relasi harus sudah berada dalam bentuk normal pertama dan tidak mengandung dependensi parsial. 3. Bentuk Normal Ketiga (3NF/Third Normal Form), suatu keadaan yang menyaratkan bahwa relasi harus sudah berada dalam benuk normal kedua dan
35
tidak mengandung dependensi
transitif (transitive dependency)
telah
dihilangkan. 4. Boyce-Codd Normal Form (BCNF), suatu keadaan yang menyaratkan bahwa setiap determinan (penentu) dalam suatu relasi berkedudukan sebagai kunci kandidat . 5. Bentuk Normal Keempat (4NF/Fifth Normal Form), suatu keadaan yang membuat relasi yang telah memenuhi bentuk normal keempat tidak dapat didekomposisi menjadi relasi-relasi yang lebih kecil dengan kunci kandidat relasi-relasi pecahannyatersebut tidak sama dengan kunci kandidat relasi. (Abdul Kadir:2009:130)