BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Terminologi Judul Terminologi judul adalah pembahasan mengenai batasan atau definisi
istilah dan makna dari sebuah kata judul agar bisa dipahami oleh tujuannya ataupun sasarannya. 1 Judul proyek ini adalah “Diradja Concert Hall” yang dapat menampung konser pertunjukan untuk skala Internasional, kegiatan kesenian tradisional dan kegiatan serta pertunjukan kesenian lainnya. a. Pengertian diradja : •
Singkatan adiraja ; gelar raja yang tertinggi. 2
b. Pengertian concert : •
Concert (konser) adalah sebuah pertunjukan musik secara langsung dihadapan penonton. 3
c. Pengertian hall : •
Hall adalah sebuah ruangan yang besar yang dinding dan lantai.
dibatasi oleh atap,
4
Berdasarkan pengertian diatas maka Diradja Concert Hall adalah suatu bangunan dengan fungsi sebagai ruang pertunjukan musik dan konser. Tidak hanya pertunjukan musik dan konser saja, tetapi juga seni teater dan seni tari (dance). Diradja Concert Hall berada dalam kawasan Kecamatan Medan Timur yaitu kawasan Pulo Brayan Bengkel yang memiliki nilai sejarah. 1
Kamus Besar Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia 3 en.wikipedia.org 4 en.wikipedia.org 2
11 | Universitas Sumatera Utara
2.2.
Lokasi Lokasi pencarian perancangan ini berada pada kawasan Pulo Brayan
Bengkel yang memiliki nilai sejarah transportasi kereta api yang sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda dahulu. Lokasi ini selain memiliki nilai sejarah perkembangan transportasi, tetapi juga memiliki nilai sejarah budaya dimana terdapat bangunan yang sudah tua yang memiliki gaya arsitektur kolonial Belanda dan mencoba memadukan dengan gaya arsitektur setempat yakni arsitektur melayu.
Peta Indonesia
Peta Kota Medan
Peta Sumatera
Peta Kec. Medan Barat
Gambar 2.1 Peta lokasi (Sumber : Olah data pribadi)
12 | Universitas Sumatera Utara
2.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi Berdasarkan uraian di atas maka Kota Medan memiliki kriteria yang menjadi dasar perencanaan concert hall, diantaranya : a. Lokasi merupakan daerah pengembangan yang sangat berpotensi (Mebidangro), b. Kemudahan dalam pelayanan trasnportasi umum sehingga memudahkan dalam pencapaian lokasi proyek, dengan adanya proyek MRT (Mass Rapid Transit), c. Belum terdapat fasilitas yang dapat menampung kegiatan pertunjukan dengan skala besar dan bertaraf Internasional.
Tabel 2.1
Kriteria Lokasi Proyek
No. Kriteria Lokasi 1. Luas Lahan 3 Ha 2. Tinjauan terhadap Berada di kawasan perkotaan dan struktur kota merupakan daerah yang memiliki perencanaan pengembangan kota di bidang kegiatan pelayanan kebutuhan publik dan sarana transportasi, sehingga memiliki penggunaan fungsi bangunan yang maksimal. Selain itu lokasi juga harus berada di jalan arteri utama. 3. Pencapaian Lokasi proyek harus memiliki kemudahan akses baik oleh kendaraan pribadi, pelayanan transportasi umum dan juga pejalan kaki. 4. Entrance Entrance atau pintu masuk dan keluar dari lokasi proyek harus mudah diakses oleh pengguna dan pengunjung bangunan. 5. Kontur lahan Lahan memiliki kontur yang relatif datar, sehingga memudahkan dalam akses dan pergerakan pengunjung dari dalam dan luar bangunan. Selain itu agar lebih memaksimalkan penggunaan lahan yang 13 | Universitas Sumatera Utara
6.
ada mengingat proyek merupakan fasilitas pelayanan publik. Lokasi harus berada pada daerah yang memiliki tingkat kebisingan rendah.
Kebisingan (Sumber : Olah data pribadi)
2.2.1.1. Tinjauan Terhadap Struktur Kota Dalam pemilihan lokasi dan penentuan fungsi bangunan pada proyek ini harus sesuai dengan kebijakan peraturan pemerintah Kota Medan terhadap pengembangan kawasan dan tata guna lahan. Hal ini dapat dilihat melalui RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) dan RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kota) Kota Medan berikut ini :
Tabel 2.2 NO
1
Rencana Struktur Pusat Pelayanan Kota Medan Tahun 2028
PUSAT PELAYANAN Pusat Primer Utara
FUNGSI
SKALA
• Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan regional • Pusat pelayanan transportasi (TOD); • Pusat kegiatan sosialbudaya
• Kota Medan; • Provinsi Sumatera Utara • Regional
• Pusat kegiatan industri 2
Pusat Primer Pusat Kota
• Pusat kegiatan perdagangan/bisnis;
• Kota Medan; • Provinsi Sumatera Utara
• Pusat kegiatan jasa dan kegiatan pemerintahan provinsi dan kota;
• Internasional
• Pusat pelayanan ekonomi
14 | Universitas Sumatera Utara
NO
PUSAT PELAYANAN
FUNGSI
SKALA
• Pusat pelayanan transportasi (laut)
3
Pusat Sekunder • Pusat kegiatan bongkarMedan muat dan impor-ekspor Belawan • Pusat kegiatan industri • Pusat kegiatan perikanan
4
Pusat Sekunder • Pusat Kegiatan Jasa dan Medan Perdagangan Labuhan • Pusat pelayanan transportasi
•
Kota Medan;
•
Provinsi Sumatera Utara
•
Internasional
Bagian Wilayah Kota
• Pusat pelayanan kesehatan 5
6
7
8
Pusat Sekunder Medan Marelan
• Pusat kegiatan perdagangan kebutuhan pokok (pasar induk); • Pusat kegiatan rekreasi dan wisata
• Bagian Wilayah Kota; • Kabupaten Deli Serdang
Pusat Sekunder • Pusat kegiatan Bagian Wilayah Kota Medan perdagangan/bisnis Perjuangan • Pusat pelayanan olahraga Pusat Sekunder • Pusat pelayanan ekonomi Medan Area • Pusat pelayanan transportasi
Bagian Wilayah Kota
Pusat Sekunder • Pusat pelayanan ekonomi Medan Barat • Pusat pelayanan transportasi wilayah bagian Barat
Bagian Wilayah Kota
• Pusat kegiatan sosialbudaya 9
Pusat Sekunder • Pusat kegiatan Bagian Wilayah Kota Medan perdagangan/bisnis Selayang • Pendidikan
15 | Universitas Sumatera Utara
NO
PUSAT PELAYANAN
FUNGSI
SKALA
Pusat Sekunder • Pusat kegiatan Bagian Wilayah Medan Timur Kota perdagangan/bisnis • Pusat pelayanan transportasi (TOD);
10
• Pusat kegiatan sosialbudaya (Sumber : Draff RTRW Kota Medan 2008-202)
2.2.1.2. Pencapaian Dalam perancangan concert hall ini juga harus mempertimbangkan kemudahan pencapaian bagi pengunjung, hal ini mengingat bangunan ini bersifat publik yang banyak dikunjungi orang dan digunakan untuk berbagai jenis kegiatan. Syarat dalam pencapaian bangunan ini diantaranya: a. Kemudahan dalam menggunakan transportasi umum, b. Berada pada kawasan yang memiliki tingkat kemacetan rendah, c. Kemudahan akses lokasi dari berbagai daerah dari luar kawasan, d. Dikarenakan bangunan ini bersifat publik dan dekat dengan Stasiun KA Pulo Brayan, diharapkan juga kemudahan dan kenyamanan bagi pejalan kaki dalam pencapaian kawasan.
2.2.1.3. Area Pelayanan Bangunan Diradja Concert Hall ini diharapkan memiliki cakupan area pelayanan yang cukup luas, diantaranya : a. Mencakup kawasan Pulo Brayan, dan masyarakat Medan, Sumatra Utara. 16 | Universitas Sumatera Utara
b. Mengakomodasi peminat seni baik untuk berlatih, berkumpul, atau menikmati pertunjukan. c. Melayani kebutuhan masyarakat Kota Medan dalam hal ruang berkumpul, pusat hiburan dan rekreasi. d. Dapat dinikmati oleh masyarakat Kota Medan disegala usia.
2.2.1.4. Persyaratan Lain Lokasi memiliki nilai lahan yang tinggi dan terletak pada posisi strategis, yaitu berada pada jalur pelabuhan Belawan-kota Medan-bandara Kuala Namu dan terletak di kawasan pusaka kota Medan. Pemilihan lokasi perancangan haruslah sesuai dengan peraturan tata ruang kota (RTRK) yang sudah ditetapkan. Untuk utilitas dan jaringan listrik serta telepon juga sudah tersedia.
2.2.2. Deskripsi Kondisi Existing Lokasi Perancangan a. Lokasi •
Nama Proyek
: Diradja Concert Hall
•
Lokasi
: Jl. Yos sudarso, Kecamatan Medan Barat Kota Medan.
•
Luas lahan
•
Batasan site
•
: 3 ha (multi massa)
Utara
: Bangunan komersil
Selatan
: Bangunan komersil
Timur
: Stasiun Kereta Api
Barat
: Sungai deli.
Program diperuntukan
: Masyarakat lokal, regional, Dan Internasional.
•
Kontur
: Relatif datar.
•
GSB
: (1/2n) + 1 (n = lebar jalan)
17 | Universitas Sumatera Utara
•
Jalan Primer
•
Sempadan samping
: Minimun 12-15 meter
dan belakang
: 3 meter
•
KDB
: 50% - 75%
•
KLB maksimum
:5
•
GSS
•
(garis sepadan sungai)
: 10 m
Bangunan eksisting
: perumahan, komersil, pergudangan, pendidikan.
•
Luas Lahan
: 3 hektar
•
Topografi
: relatif datar
•
Perbatasan
: Utara
•
Program Peruntukkan
= Rumah Sakit marta friska
Selatan
= Pasar Tradisional
Timur
= Stasiun Kereta Api
Barat
= Sungai Deli
: Wisata hiburan dan kegiatan kesenian.
18 | Universitas Sumatera Utara
Peta Sumatera
Peta Indonesia
Peta Kota Medan
Peta Kec. Medan Timur
2
1
Lokasi Terpilih
3
Beberapa Lokasi Alternatif
Gambar 2.2 Peta lokasi terpilih (Sumber : Olah data pribadi)
b. Batasan Proyek •
Pada kawasan permukiman, ketinggian bangunan 1-4 lantai.
•
GSB = (1/2n) + 1 n = lebar jalan
•
Sempadan samping dan belakang = 3 meter
19 | Universitas Sumatera Utara
c.
•
KDB = 50-75 %
•
KLB maksimum = 5x KDB
•
KDH minimum = 25%
•
Harga lahan dipinggir jalan Primer ± Rp 1.000.000,00 - 1.500.000,00.
Posisi terhadap struktur ruang kota : • Berada di kecamatan Medan Barat • Berdasarkan Rencana Sistem Pusat Pemukiman Kawasan Perkotaan Mebidangro Kawasan Perkotaan Inti Medan sebagai pusat kegiatan pariwisata dan pusat kegiatan pertemuan, pameran dan sosial budaya. • Berdasarkan WPP C yang memiliki sasaran pembangunan pemukiman, perdagangan dan rekreasi, kegiatan pembangunan sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, serta pendidikan kesehatan. Pengembangan
landmark
dan
focal
point
dilakukan
melalui
pengembangan arsitektur bangunan tertentu yang menjadi pusat perhatian dan daya tarik di Kecamatan Medan Timur, terutama pada bagian kawasan yang terintegrasi dengan pusat metropolitan. 5 Beberapa keistimewaan lain yang dimiliki site perancangan yaitu : •
Berada pada kawasan pengembangan Mebidangro,
•
Merupakan kawasan bersejarah,
•
Dekat dengan stasiun KA yang nantinya menjadi proyek MRT (Mass Rapid Transit), hal ini akan memberikan kemudahan akomodasi menuju kawasan.
5
Mebidangro : Metropolitan Mebidangro Visi 2027 hal.73,2011
20 | Universitas Sumatera Utara
d. Alternatif 1 Lokasi lahan
: Pulo Brayan Bengkel, Kec. Medan Timur
Orientasi site
: menghadap ke Barat (Jl. Asrama Zipur)
Arah lalu lintas
: 2 arah pada Jl. Asrama Zipur
Luas site
: +/- 3 Ha
Batas – batas lahan
:
Utara
: Perumahan penduduk
Selatan
: Perumahan penduduk
Timur
: Perumahan Asrama Zipur
Barat
: Sekolah (milik yayasan)/ Jl. Asrama Zipur
KDB
: 80%
KLB
:8
GSB
: 15 meter
Ketinggian bangunan : 30 Lantai
Gambar 2.3 Alternatif lokasi site Diradja Concert Hall (Sumber : Olah data pribadi)
21 | Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3
Peniliaian Lokasi Berdasakan Kriteria
No
1. 2.
3. 4. 5. 6.
7.
8. 9.
10. 11. 12. 13.
Kriteria
Jarak lokasi dari hotel atau penginapan Jarak dari concert hall yang sudah ada sebelumnya Kontur/topografi lokasi Kondisi jalan Tingkat kenyamanan Aksesibilitas : Kendaraan pribadi Transportasi umum Pejalan kaki Fasilitas pendukung : Tempat ibadah Sarana pendidikan Rumah sakit Pusat perbelanjaan Permukiman Sarana dan prasarana lainnya (radius +/- 500 m) Tingkat kemacetan Tingkat polusi : Polusi suara Polusi udara Polusi sampah Ketersediaan air bersih Ketersediaan jaringan listrik dan telepon Lokasi yang aman dari bencana alam dan banjir Kesesuaian dengan RUTRK dan RTRW Kota Medan Total Penilaian
Lokasi
Alternatif 1 Nilai 3
Nilai 4 4
4
4 4 4
4 3 3
4 4 4
4 2 4
4 4 2 2 4 4
2 2 2 2 3 2
3
3
4 4 4 4 4
3 4 4 4 4
4
4
4
4
83
70
(Sumber : Olah data pribadi)
Penilaian terhadap lokasi didasarkan atas nilai sebagai berikut: 4 = sangat baik
3 = baik
22 | Universitas Sumatera Utara
2 = cukup
0 = tidak baik
1 = kurang
Hasil penilaian beberapa lokasi perancangan berdasarkan kriteria kelayakan site, dapat diketahui bahwa lokasi yang berada di Jl. Yos Sudarso memiliki nilai tertinggi berdasarkan kriteria. Sedangkan lokasi yang berada di Jl. Asrama diperingkat kedua dan lokasi yang berada di Jl. Bengkel berada diperingkat ketiga. Berdasarkan penilaian diatas, lokasi yang berada di Jl. Yos Sudarso. dianggap paling layak untuk menjadi lokasi perancangan Diradja Concert Hall.
2.3.
Tinjauan Umum Proyek
2.3.1. Perkembangan Kota Pada perkembangannya kota Medan dikembangkan menjadi kawasan Metropolitan Mebidangro yang memiliki integrasi satu kawasan dengan kawasan lainnya. Kebijakan Tata Ruang Nasional menempatkan Metropolitan Mebidangro sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) sekaligus sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dengan fokus pengembangan kegiatan ekonomi. Metropolitan Mebidangro yang berada di Wilayah Sumatera Bagian Utara memiliki kedudukan strategis terhadap pengembangan Segitiga Ekonomi Regional IndonesiaMalaysia-Thailand (IMT-GT). Poin penting ini menjadi landasan utama bagi pengembangan Metropolitan Mebidangro untuk menjadi pusat pelayanan kegiatan ekonomi regional tersebut. Selain itu, kawasan Metropolitan Mebidangro diharapkan mampu memberikan pelayanan yang prima untuk penduduk Metropolitan Mebidangro. Dalam Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2011 tentang Perencanaan Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo,
23 | Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa penataan ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro bertujuan untuk mewujudkan : a. Kawasan Perkotaan Mebidangro yang aman, nyaman, produktif, berdaya saing secara Internasional dan berkelanjutan sebagai pusat kegiatan nasional di bagian utara Pulau Sumatera. b. Lingkungan perkotaan yang berkualitas dan keseimbangan DAS (daerah aliran sungai). c. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, dan d. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional di Kawasan Perkotaan Mebidangro. Khusus pada kawasan Medan Timur dikhususkan untuk menjadi pusat beberapa kegiatan, diantaranya : a. Pusat kegiatan perdagangan/bisnis, b. Pusat pelayanan transportasi (TOD), c. Pusat kegiatan sosial-budaya. Pada bagian Utara Kecamatan Medan Timur terdapat satu potensi yang menjadi salah satu pengembangan Metropolitan Mebidangro, yaitu Stasiun KA Pulo Brayan kota Medan dan lingkungan sekitar Stasiun KA yang memiliki nilai heritage, dengan elemen-elemen ruang yang dikembangkan adalah : a. Pusat komersial pelayanan Medan Timur sekaligus Medan bagian utara Jasa perhotelan, perkantoran. b. Pusat pelayanan transportasi (Stasiun KA Pulo Brayan). c. Ruang Terbuka Hijau Taman Kota.
2.3.2. Kebijakan Pembangunan Tujuan penataan ruang wilayah Kota Medan mencerminkan keterpaduan pembangunan antar sektor, antar kecamatan, dan antar pemangku kepentingan. Tujuan penataan ruang Kota Medan pada masa yang akan datang tidak akan
24 | Universitas Sumatera Utara
terlepas dari peran, fungsi, dan kedudukannya dalam lingkup wilayah yang lebih luas. Untuk mendukung pengembangan peran dan fungsi Kota Medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional, serta tanggap dengan dinamika perkembangan dan permasalahan Kota Medan saat ini, maka kebijakan dan strategi pengembangan Kota Medan yang akan dituju, adalah : “Terciptanya wilayah Kota Medan yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan serta mempunyai daya saing dan daya tarik sebagai daerah tujuan investasi” 6 Untuk mewujudkan tujuan pembangunan tersebut, maka melalui RTRW Kota Medan Tahun 2008-2028 a. Terwujudnya pemanfaatan ruang Kota Medan yang sesuai dengan fungsi
Kota Medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Kota Metropolitan serta tanggap terhadap dinamika perkembangan kota yang pesat; b. Merangsang dan mendorong pengembangan sektor-sektor kegiatan ekonomi
di kawasan utara dan pusat kota yang diperkirakan mempunyai skala pelayanan lokal, regional dan Internasional, sehingga diharapkan terbina hubungan saling ketergantungan yang saling menguntungkan antar kawasan utara Medan dengan kawasan pusat Kota maupun daerah belakangnya; c. Penataan Ruang Kota Medan harus berwawasan lingkungan dengan
mengikuti kaidah-kaidah dan norma-norma perencanaan yang tepat dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses perencanaan dan implementasinya; d. Tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota yang memadai; e. Melindungi kawasan sosial-budaya (bersejarah) yang merefleksikan elemen-
elemen dari unit historis, sejarah pembangunan kota, arsitektur, aerkeologi, teknologi dan budaya melalui pelestarian kawasan sosial-budaya dan bangunan bersejarah.
6
RTRW Kota Medan Tahun 2008-2028, Kec. Medan Timur
25 | Universitas Sumatera Utara
2.3.3. Deskripsi Proyek Kebutuhan mendasar akan sebuah tempat untuk berkumpul dan menyalurkan kegiatan kesenian yang melatar belakangi perancangan concert hall ini. Diradja Concert Hall adalah sebuah bangunan multi fungsi yang memiliki fasilitas hiburan dan pertunjukan yang lengkap dan bertaraf Internasional. Fasilitas yang disediakan Diradja Concert Hall diantaranya: a. Ruang pertunjukan besar, b. Ruang pertunjukan skala kecil, c. Ruang pertunjukan outdooor, d. Area berkumpul outdoor dan indoor, e. Ruang latihan (sanggar) seni musik, tari dan drama, f. Galeri Kesenian, g. Studio rekaman, Semakin seringnya intensitas konser musik baik oleh artis lokal maupun mancanegara memunculkan satu kebutuhan akan sebuah tempat yang dapat memfasilitasi kegiatan konser tersebut. Perancangan Diradja Concert Hall berada di Kota Medan khususnya berada dikawasan Pulo Brayan Bengkel, hal ini untuk menjadikan Kota Medan menjadi salah satu tujuan para promotor konser musik untuk melakukan konser musik di kota Medan. Jika hal ini terus berkembang di kota Medan, maka akan mendatangkan pemasukan perekonomian bagi daerah. Selain itu jika banyak artis ataupun pengunjung dari luar Indonesia yang berkunjung maka kota Medan akan lebih dikenal di dunia Internasional.
2.3.4. Prinsip Perencenaan dan Perancangan Proyek Berikut ini merupakan prinsip perencanaan sebuah bangunan dengan fungsi concert hall :
26 | Universitas Sumatera Utara
a. Menciptakan satu bangunan dengan fungsi concert hall yang bertaraf Internasional dan memenuhi syarat-syarat perancangan concert hall. b. Merancang dan mengintegrasikan fasilitas pendukung concert hall seperti bangunan utama, area berkumpul outdoor dan indoor, retail dan food court. c. Merancang sebuah bangunan dengan konsep masa depan yang fungsional dan memiliki tampak bangunan yang akan selalu mengikuti zaman. d. Merencanakan akses menuju lokasi perancangan yang aman dan nyaman bagi pengendara dan pejalan kaki.
2.4.
Tinjauan Fungsi Pada tinjauan fungsi dijelaskan mengenai deskripsi pengguna dan
kegiatan, deskripsi perilaku, deskripsi kebutuhan ruang dan besaran ruang, deskripsi persyaratan kriteria ruang dan studi banding arsitektur yang mempunyai fungsi sejenis.
2.4.1. Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan Pengguna pada bangunan Diradja Concert Hall dikelompokan menjadi beberapa pengguna, antara lain : a. Pengunjung, dapat dibagi menjadi dua jenis pengunjung yaitu : •
Pengunjung umum, pengunjung yang datang untuk sekedar berkumpul atau berkunjung ke fasilitas pendukung seperti studio musik dan retail.
•
Pengunjung khusus, pengunjung yang datang dengan satu tujuan khusus yaitu untuk menonton pertunjukan atau konser musik.
b. Seniman/ Pemusik •
Seniman atau pemusik adalah orang yang berkepentingan langsung untuk melakukan pementasan atau mempertunjukan kemampuan dan
27 | Universitas Sumatera Utara
keterampilan dalam bidang musik yang merupakan penciptaan ide dan kreasi musik sebagai salah satu upaya dalam bentuk berkomunikasi juga menghibur masyarakat. c. Pengelola bangunan, merupakan pihak yang mengelola, mengurus bangunan
dan
memberikan
pelayanan
fasilitas
bagi
penyelenggara/penyewa. Adapun bagian-bagian dari pengelola bangunan diantaranya : •
Pimpinan pengelola.
•
Bag. Administrasi, yang mengurus segala jenis administrasi perihal penyewaan tempat.
•
Bag. Keuangan, yang mengurus perihal pengeluaran dan pemasukan keuangan.
•
Bag. Keamanan, yang mengurus perihal keamanan gedung, misalnya seperti pengawasan CCTV.
•
Bag. Mesin dan Operasional, yang mengurus perihal perawatan mesin-mesin operasional bangunan seperti AC, listrik, plumbing, dan lain-lain.
•
Bag. Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan, yang mengurus perihal kebersihan, pemeliharaan dan perawatan bangunan.
28 | Universitas Sumatera Utara
DATANG PARKIR
MAKAN
MENGUNJUNGI RETAIL ARCADE
MELIHAT BARANG
BERKUMPUL, LATIHAN SANGGAR
MEMBELI SESUATU
PARKIR PULANG Diagram 2.1
Diagram kegiatan perilaku pengguna umum (Sumber : Olah data pribadi)
DATANG PARKIR REGRISTARASI TIKET
MENONTON KONSER/ PERTUNJUKKAN MUSIK
MENONTON PERTUNJUKKAN DRAMA
MENONTON PERTUNJUKKAN DANCE
PARKIR PULANG
Diagram 2.2
Diagram kegiatan perilaku pengguna khusus (Sumber : Olah data pribadi)
29 | Universitas Sumatera Utara
DATANG PARKIR MENGURUS ADMINISTRASI PENYEWAAN TEMPAT
MENGADAKAN PAMERAN/KONVENSI
SHOLAT
ISTIRAHAT/MAKAN
PARKIR PULANG Diagram 2.3
Diagram kegiatan penyewa ruang pameran (Sumber : Olah data pribadi)
DATANG
DATANG
PARKIR
PARKIR BEKERJA
BERDAGANG
ISTIRAHAT/ MAKAN
SHOLAT
ISTIRAHAT/ MAKAN
PARKIR
PARKIR PULANG Diagram 2.4 Diagram kegiatan penyewa retail (Sumber : Olah data pribadi)
SHOLAT
PULANG Diagram 2.5
Diagram kegiatan pimpinan pengelola Bangunan (Sumber : Olah data pribadi)
30 | Universitas Sumatera Utara
DATANG PARKIR BEKERJA
MENERIMA TAMU DAN PIHAK
MENJAGA KEAMANAN GEDUNG
MENCATAT PEMASUKAN DAN PENGELUARAN KEUANGAN
MERAWAT MESIN DAN OPERASIONAL GEDUNG MELAKUKAN PEMBERSIHAN, PEMERLIHARAAN DAN PERAWATAN GEDUNG
SHOLAT
ISTIRAHAT/MAKAN
PARKIR PULANG Diagram 2.6
Diagram kegiatan karyawan pengelola bangunan (Sumber : Olah data pribadi)
2.4.2. Deskripsi Perilaku Berdasarkan perilaku aktifitas yang dilakukan perilaku pengguna concert hall dapat dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu: a. Bersifat Statis Perilaku ini merupakan perilaku pengguna bangunan yang lebih bersifat menetap pada satu tempat, atau ruang. Kebiasaan pengguna ini merupakan kegiatan yang menjadi rutinitas atau sementara dengan intesitas waktu yang lebih lama seperti pengelola gedung, receptionist, karyawan dan pedagang retail.
31 | Universitas Sumatera Utara
b. Bersifat Dinamis Perilaku ini merupakan perilaku pengguna bangunan yang cenderung bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dalam ruang lingkup bangunan, misalnya aktifitas pengunjung retail dan aktifitas pengunjung pada fasilitas-fasilitas pendukung concert hall.
2.4.3. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang Jenis-jenis teater berdasarkan hubungan antara pertunjukan dengan penontonnya (HAM, Roderick, 1972, Theatre Planning, The Architectural, London) :7 a. Teater terbuka, pertunjukan seni dilakukan pada ruangan terbuka. b. Teater tertutup, pertunjukan seni dilakukan pada ruangan tertutup. Kriteria bangunan Gedung Konser dibagi berdasarkan bentuknya (HAM, Roderick, 1972, Theatre Planning, The Architectural, London) :8 a. Tipe arena, dimana penoton mengelilingi pertunjukan, tidak memerlukan penghayatan yang serius. b. Tipe Transverse, merupakan perkembangan dan variasi dari tipe arena, dimana penonton duduk pada dua sisi yang berlawanan menghadap panggung. c. Tipe ¾ arena, merupakan variasi dari tipe arena, dimana pemain atau aktor/aktris dapat naik ke pentas tanpa melalui ruang penonton. d. Tipe ¼ arena, dimana penonton menyaksikan pertunjukan dalam satu arah. Luasan pentas kecil. e. Tipe Procenium, merupakan perkembangan tipe ¼ arena akibat kurangnya luasan panggung. Penonton menyaksikan pertunjukan dalam satu arah di depan pentas.
7 8
www.jb.ptunikom.pp.com www.jb.ptunikom.pp.com
32 | Universitas Sumatera Utara
f. Tipe Calliper Stage/Extended Stage, dimana pertunjukan mengelilingi sebagian dari penonton. Dalam perancangan sebuah bangunan concert hall perlu diperhatikan mengenai persyaratan dan kriteria ruang. Persyaratan dan kriteria ruang dalam hal ini mencakup fleksibilitas ruang, kenyamanan pengunjung yang dikaitkan dengan kondisi suhu udara, pencahayaan dan kenyamanan sirkulasi, baik sirkulasi bagi pengunjung maupun bagi pengelola gedung (utilitas). Fleksibilitas ruang maksudnya kemampuan suatu ruang pertunjukan untuk dapat menyesuaikan terhadap aktivitas pertunjukan yang berlangsung didalamnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam persyaratan dan kriteria ruang diantaranya : a. Pembagian ruang, pembagian ruang yang tepat untuk menyesuaikan jenis pertunjukan yang akan diadakan apakah itu skala besar atau kecil sesuai dengan jumlah penonton yang akan ditampung. b. Pemilihan stuktur bangunan, pemilihan struktur bangunan yang tepat dapat mempengaruhi seberapa fleksibelnya suatu ruang dalam bangunan. Untuk kasus bangunan concert hall membutuhkan suatu pemilihan struktur bentang lebar yang untuk menciptakan kesan ruang yang luas dalam pertunjukan. c. Ketinggian ruang, ketinggian ruang ditentukan oleh jenis pertunjukan yang akan ditampung. Ketinggian ruang diatur sesuai persyaratan akustik bangunan. Hal ini perlu diperhatikan untuk menghindari suara dengung atau gema pada ruang pertunjukan. d. Lighting/pencahayaan, tujuan dari perencanaan pencahayaan adalah memberikan suatu lingkungan suasana lingkungan yang menyenangkan dan nyaman terhadap visual. Pencahayaan dalam sebuah pertujukan sangat penting untuk diperhatikan, dimana pencahayaan harus mengikuti alur dan suasana yang berubah-ubah selama pertunjukan berlangsung. e. Sirkulasi, dalam perencanaan sirkulasi bangunan concert hall yang multi massa diharapkan dapat memberikan kesan serial vision yang baik. Untuk bagian interior, sebuah concert hall harus memberikan kesempatan bagi
33 | Universitas Sumatera Utara
setiap orang untuk melihat dan memberikan kenikmatan sebuah pertunjukan.
2.4.4. Studi Banding Arsitektur Yang Mempunyai Fungsi Sejenis 2.4.4.1. Harpa Concert and Conference Centre
Gambar 2.4 Tampak Harpa Concert Hall and Conference Centre (Sumber : www.archdaily.com)
Arsitek
: Henning Larsen Architects & Baterai arsitek
Lokasi
: Reykjavik, Islandia Client Austurnhofn TR - East Harbour Project Ltd
Lokasi
: 28.000,0 meter persegi
Proyek Tahun : 2011 Harpa Concert Hall and Conference Centre terletak di perbatasan antara darat dan laut. Fasad spektakuler dirancang oleh Henning Larsen Architects, artis Denmark-Islandia Olafur Eliasson dan perusahaan rekayasa Ramboll dan Seni Engineering GmbH dari Jerman. Harpa Concert Hall and Conference Centre memiliki luas 28.000 dan memiliki suasana eksterior yang indah dari laut yang sangat besar dan pegunungan sekitar Reykjavik. Terdapat empat ruang di tengah dan area belakang
34 | Universitas Sumatera Utara
panggung dengan kantor-kantor, administrasi, ruang latihan dan mengubah ruang di belakang bangunan Lantai keempat adalah ruang multifungsi dengan ruang untuk menunjukan lebih intim dan perjamuan. Dilihat dari foyer, ruang-ruang seperti membentuk gunung massif, mirip dengan batuan basal di pantai membentuk kontras dengan fasad ekspresif dan terbuka.
Gambar 2.5 Interior Harpa Concert Hall and Conference Centre (Sumber : www.archdaily.com)
Gambar 2.6 Denah lantai 1 Harpa Concert Hall and Conference Centre (Sumber : www.archdaily.com)
35 | Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.7 Denah lantai 1 Mezanin Harpa Concert Hall and Conference Centre (Sumber : www.archdaily.com)
Gambar 2.8 Denah lantai 2 Harpa Concert Hall and Conference Centre (Sumber : www.archdaily.com)
36 | Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.9 Denah lantai 3 Harpa Concert Hall and Conference Centre (Sumber : www.archdaily.com)
Gambar 2.10 Denah lantai 4 Harpa Concert Hall and Conference Centre (Sumber : www.archdaily.com)
37 | Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.11 Denah lantai 5 Harpa Concert Hall and Conference Centre (Sumber : www.archdaily.com)
Gambar 2.12 Elevasi Harpa Concert Hall and Conference Centre (Sumber : www.archdaily.com)
38 | Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.13 Elevasi Harpa Concert Hall and Conference Centre (Sumber : www.archdaily.com)
Berikut ini adalah detail ruangan-ruangan yang terdapat dalam bagunan Harpa Concert Hall and Conference Centre : a. Eldborg - main hall Eldborg merupakan ruangan terbesar di Harpa yang merupakan ruang konser dengan kelas dunia. Ruangan ini mampu menampung hingga 1.800 pengunjung.
Gambar 2.14 Ruangan Eldborg (Sumber : www.archdaily.com)
Kapasitas
:1.800 tamu
Aula utama
: 1.008 m²
39 | Universitas Sumatera Utara
Ketinggian langit-langit
:23 m
Pengukuran tahap
: 22 m x17m
Kursi berada pada lantai balkon dan sisi lantai miring. Waktu dengung ruangan ini adalah waktu dengung konfigurasi dan terdapat fasilitas rekaman. b. Nordurljos (Recital Hall),
Gambar 2.15 Ruangan Nordurljos (Sumber : www.archdaily.com)
Kapasitas
: 520 pengunjung
Ukuran
: 540 m2
Ketinggian langit-langit
:8m
Luas lantai
: 27 m x 20 m
Layar
: 6m (lebar) x 4.5m (tinggi) Tempat duduk dapat bergerak dilantai dan balkon lantai datar,
waktu dengung konfigurasi, fasilitas rekaman dan balkon semua di sekeliling aula. c. Silfurberg (Gedung pertemuan) Silfurberg adalah ruang konferensi besar di lantai dua, dengan gaya teater tempat duduk untuk penonton hingga 840. Aula juga dapat dibagi menjadi dua ruang, masing-masing menampung 325 tamu duduk dengan partisi ditarik dan kedap suara.
40 | Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.16 Ruangan Silfurberg (Sumber : www.archdaily.com)
Ukuran
: 735 m²
Ketinggian langit-langit
: 12 m
Luas lantai
: 35 m x 21 m
Tempat duduk bergerak, beberapa kursi ditarik dan lantai datar. Waktu dengung dikonfigurasi, dan terdapat fasilitas perekaman. d. Kaldalón (Auditorium) Tempat duduk di Kaldalón stasioner, pada gradien tetap turun ke area panggung, dan dapat menampung 195 tamu. Setiap bangku dapat bergerak dan lantai juga dapat digunakan sebagai platform untuk musisi. Waktu dengung di aula dapat diubah, membuat Kaldalón dapat digunakan untuk berbagai acara yang berbeda. Ukuran
: 198 m²
Ketinggian langit-langit
: 8m tinggi
Area panggung
: 10m x 6m (9m tanpa tiga baris pertama)
Kursi tetap dengan meja menulis dilipat (kecuali tiga baris pertama), lantai miring, waktu dengung dikonfigurasi, fasilitas perekaman dan fasilitas pemutaran film.
41 | Universitas Sumatera Utara
2.4.3.2. Balai Sarbini, Jakarta
Gambar 2.17 Tampak Balai Sarbini (Sumber : www.balai sarbini.com)
Balai Sarbini adalah salah satu concert hall yang berada di Jakarta. Awal berdirinya gedung ini digagas oleh HM Sarbini yang merupakan tokoh penting TNI. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Sukarno pada tahun 1965 dan diresmikan oleh presiden Suharto pada tahun Maret 1973 dengan nama Gedung Veteran RI. Balai Sarbini kemudian direvitalisasi dan diresmikan kembali oleh presiden Megawati Sukarnoputri pada tahun 2004. Bangunan ini memiliki bentuk seperti kubah, dimana panggung konser dikelilingi bangku-bangku penonton, sehingga dapat dilihat dari berbagai arah, Bangunan ini memiliki konsep arsitektur yang sesuai dengan kegunaannya, yaitu sebagai hall pertunjukan. Sehingga tanpa harus melihat dari dalam, kita dapat mengetahui dari bagian bangunan yang di luar, bahwa ini adalah bangunan untuk pertunjukan. Penempatan gedung ini juga sesuai dengan aktifitas keramaian yang berada di pusat perbelanjaan,
Plaza
Semanggi,
sehingga
mudah
dijangkau
oleh
masyarakat. Bentuk baru panggung Balai Sarbini bersusun tiga. Jarak ketinggian masing-masing panggung sekitar 1,04 meter. Lebarnya
42 | Universitas Sumatera Utara
bervariasi: 7 meter untuk panggung terbawah, 3 meter panggung tengah, dan 2 meter panggung paling atas. Dengan komposisi semacam itu, dan sudut tangga yang tidak bisa dibilang landai, panggung berlapis kayu itu terkesan sedikit curam. Perubahan paling menonjol dari interior terlihat pada dominannya penggunaan materi kayu sebagai pelapis dinding. Lapisan kayu yang terpasang di dinding lobi dan bagian muka gedung memiliki fungsi. Wajah baru Balai Sarbini diharapkan bisa mendongkrak popularitas gedung bertarif sewa Rp 25 juta-Rp 50 juta per hari itu. Target para pengelolanya cukup berani, yakni menjadikan Balai Sarbini sebagai ikon baru yang paling mewakili dunia hiburan di Indonesia.
Gambar 2.18 Stage Balai Sarbini (Sumber : www.balai sarbini.com)
Pintu masuk utama Balai Sarbini terletak di lokasi yang sama dengan Lobi Barat Plaza Semanggi. Pintu masuk lainnya dapat diakses dari Shopping Mall. Pre-fungsi dan Lobby area nyaman dapat menampung 500 orang untuk koktail atau berdiri penerimaan dengan kantin yang siap untuk menyediakan makanan dan minuman layanan yang dibutuhkan.
43 | Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.19 Lobby Balai Sarbini (Sumber : www.balai sarbini.com)
Main Hall memiliki tiga pintu keluar. Nyaman untuk menampung 1.300 orang termasuk 46 kursi VIP.. Daerah belakang panggung, cocok untuk ruang tunggu artis memiliki dua ruang ganti dan kamar kecil.
Gambar 2.20 Main Hall Balai Sarbini (Sumber : www.balai sarbini.com)
44 | Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.21 Denah lobi Balai Sarbini (Sumber : www.balai sarbini.com)
Gambar 2.22 Denah main hall Balai Sarbini (Sumber : www.balai sarbini.com)
45 | Universitas Sumatera Utara
2.4.3.3. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari studi literatur bangunan dengan fungsi sejenis yaitu untuk mengetahui mengenai kebutuhan ruang, kapasitas dan besaran ruang, serta menganalisa kegiatan yang terjadi didalam bangunan. Pada studi literatur ini diketahui bahwa bangunan concert hall memiliki jenis-jenis ruang pertunjukan sesuai dengan kapasitas penonton. Selain itu, juga terdapat sebuah main hall yang cukup besar untuk menampung sebagian besar penonton sebelum pertunjukan berlangsung. Kebutuhan sebuah ruang pertunjukan yang besar tanpa terhalang kolom juga harus diperhatikan dalam perancangan ruang pertunjukan.
2.5.
Elaborasi Tema Pemilihan tema arsitektur futuristik dikarenakan untuk menciptakan
sebuah tampak bangunan yang menggambarkan tentang masa depan. Dengan tema ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah rancangan bangunan dengan hal yang berbeda, sehingga tujuan-tujuan dari perancangan concert hall ini dapat terpenuhi.
2.5.1. Pengertian “Futuristic is extremely modern and unusual in appearance, as if belonging to a future time; imagining what the future will be like”. Futuristik adalah penampilan yang sangat tidak biasa dan modern, seolah-olah merupakan kepunyaan suatu waktu masa depan, bayangan akan seperti apa masa depan. 9
9
Repository.usu.ac.id
46 | Universitas Sumatera Utara
Maka dapat disimpulkan bahwa arsitektur futuristik merupakan arsitektur yang didesain dengan bentuk yang aneh dan berorientasi masa depan dan juga tidak lazim. Arsitektur Futuristik mempunyai sifat yang ditonjolkan dalam desain, diantaranya : a. Citra futuristik pada bangunan berarti citra yang mengesankan bahwa bagunan itu berorientasi ke masa depan atau citra bahwa bangunan itu selalu mengikuti perkembangan jaman yang ditunjukan melalui ekspresi bangunan. b. Fleksibilitas dan kapabilitas bangunan adalah salah satu aspek futuristik bangunan. Fleksibilitas dan kapabilitas sendiri adalah kemampuan bangunan untuk melayani dan mengikuti perkembangan tuntutan dan persyaratan pada bangunan itu sendiri. Sedangkan kemampuan untuk melayani dan mengikuti perkembangan zaman hanya bisa diwujudkan atau diimplementasikan dalam penampilan dan ungkapan fisik bangunan. c. Menurut Haines (1950) dan Chiara dkk (1980) kriteria diatas adalah : Bangunan itu dapat mengikuti dan menampung tuntutan kegiatan yang senantiasa berkembang. d. Memanfaatkan kemajuan di era teknologi melalui struktur dan konstruksi menggunakan strutur yang dekonstruksi. e. Memakai bahan-bahan pre-fabrikasi dan bahan-bahan baru, seperti kaca, baja, aluminium, dll. f. Memunculkan bentuk-bentuk baru dari arsitektur yang analog dengan musim, maksudnya adalah bentuk yang tidak bisa diduga sebelumnya, dinamis sebagai konsekuensi dari perubahan.
2.5.2. Interpretasi Tema Futuristik mempunyai arti yang bersifat mengarah atau menuju masa depan yang mengekspresikan ide atau gagasan kedalam suatu bentuk tampilan yang tidak biasa, kreatif dan inovatif. Penerapan arsitektur futuristik ini hanya terlihat pada tampak bangunan tetapi tetap memperhatikan dan memperhitungkan
47 | Universitas Sumatera Utara
fungsi dari bangunan tersebut. Perkembangan arsitektur futuristik sejalan dengan perkembangan teknologi, semakin maju perkembangan teknologi yang diciptakan manusia maka keberadaan arsitektur futuristik juga akan semakin berkembang. Sama seperti teknologi, arsitektur futuristik juga merupakan upaya untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Ciri – ciri dari arsitektur futuristik adalah: a.
Berupa khayalan, idealis
b.
Bentuk tertentu, fungsional, bentuk mengikuti fungsi,.
c.
Kejujuran bahan, jenis bahan/material yang digunakan diekspos secara polos, ditampilkan apa adanya. Tidak ditutup-tutupi atau dikamuflase sedemikian rupa hingga hilang karakter aslinya. Terutama bahan yang digunakan adalah beton, baja dan kaca. Memberi sentuhan plastis seperti membungkus bahan dengan bahan lain adalah upaya yang tidak dibenarkan karena dinilai mengaburkan, menghancurkan kekuatan asli yang dimiliki oleh bahan tersebut, seperti : •
Beton untuk menampilkan kesan berat, massif, dingin.
• Baja untuk kesan kokoh, kuat, industrialis. • Kaca untuk kesan ringan, transparan, melayang. 10
2.5.3. Keterkaitan Tema dengan Judul Perancangan Diradja Concert Hall ini bertujuan untuk menciptakan satu magnet dari pengunjung untuk datang ke kawasan Green Deli Oasis. Untuk lebih menciptakan daya tarik bangunan concert hall maka tema yang diambil adalah arsitektur futuristik. Dengan mengangkat tema ini akan lebih menghasilkan sebuah desain bangunan yang atraktif dan memiliki kesan monumental agar mudah diingat serta memiliki kesan yang lebih mendalam.
10
www.rumahwaskita.com
48 | Universitas Sumatera Utara
Kesan futuristik yang diterapkan pada bangunan juga bertujuan untuk lebih mengesankan kesan kemajuan teknologi dan kesan yang berorientasi ke masa depan. Dan diharapkan juga bangunan ini dapat menjadi landmark dan memberikan kesan yang tak terlupakan bagi pengunjung.
2.5.4. Studi Banding Arsitektur Yang Mempunyai Tema Sejenis 2.5.4.1. Galaxy Soho
Gambar 2.23 Tampak Galaxy Soho (Sumber : www.archdaily.com)
Arsitek
: Zaha Hadid Architects
Tempat
: Soho, Beijing, Cina
Konsultan
: Zaha Hadid & Patrik Schumacher
Direktur Proyek
: Satoshi Ohashi
Rekan
: Cristiano Ceccato
Arsitek proyek
: Yoshi Uchiyama
Daerah
: 332.857,0 meter persegi
49 | Universitas Sumatera Utara
Proyek Tahun
: 2012
Proyek Galaxy Soho di pusat kota Beijing untuk Soho China memiliki luas lantai total 330.000 m2. Bangunan ini merupakan fungsi campuran kantor, retail komersil dan area hiburan yang saling terintegrasi dan menjadi bagian dari kota yang hidup. Hal ini terinspirasi dari kehidupan skala besar kota Beijing itu sendiri. Bangunan ini terdiri dari beberapa volume yang terpisah yang dihubungkan oleh jembatan yang membentang. Volume ini beradaptasi satu sama lain dari segala arah, menghasilkan arsitektur panorama tanpa sudut. Bentuk bangunan yang dinamis dan anggun merupakan penggabungan dari kompleks arsitektur yang menciptakan ruang internal yang fleksibel dan terus menerus sehingga kehadiran bangunan ini menjadi bangunan monumental disepanjang jalan Beijing East 2 Ring Road.
Gambar 2.24 Tampak Galaxy Soho (Sumber : www.archdaily.com)
Pada lantai 1-3 difungsikan untuk fasilitas retail dan hiburan. Lantai 4 dan selanjutnya merupakan fungsi kantor, sedangkan lantai pada tingkat atas bangunan ini difungsikan untuk bar, restoran dan café yang menawarkan pemandangan disepanjang jalan terbesar di kota Beijing.
50 | Universitas Sumatera Utara
Fungsi-fungsi yang saling terkait ini membantu menghidupkan suasana kota semakin ramai dan membuat bangunan Galaxy SOHO sebagai landmark kota besar untuk kota Beijing.
Gambar 2.25 Suasana malam Galaxy Soho (Sumber : www.archdaily.com)
Sebagai bangunan dengan arsitektur futuristik, Galaxay SOHO Beijing memiliki beberapa konsep pada bangunannya yang menggambarkan futuristik itu sendiri, yaitu : a. Desain parametik, sebuah konsep yang uncul dari proses desain dimana parameter yang saling berhubungan sebagai suatu sistem. Desain parametrik menciptakan suatu bentukan yang sistematis, variasi adaptif, diferensiasi berkelanjutan, dan figurasi dinamis dari skala urbanisme dengan skala arsitektur, interior dan furnitur. b. Bangunan sebagai penanda yang unik, konsep desain dari proyek ini adalah untuk menciptakan sebuah dunia internal yang mencerminkan tema halaman Cina. Bangunan ini tidak lagi terpaku pada blok-blok yang kaku, tetapi memiliki bentukan yang lembut dan fleksibel yang saling menyatu. Jembatan yang saling menghubungkan volumevolume yang terpisah menciptakan dunia adaptasi yang disinkronisasi dan mengikuti gerakan alam.
51 | Universitas Sumatera Utara
c. Interpretasi alam, konsep lain dari desain bangunan ini terinspirasi oleh bentukan kuno dari tingkatan sawah di Cina. Bangunan ini menggambarkan sawah dipegunungan yang terpisah-pisah sehingga membentuk lansekap perkotaan.
Gambar 2.26 Tampak atas Galaxy Soho (Sumber : www.archdaily.com)
d. Menerapkan arsitektur yang berkelanjutan, beberapa penerapan arsitektur
berkelanjutan
yang
diterapkan
pada
bangunan
ini
diantaranya : •
Menggunakan LEED untuk mendapatkan sertifikat green building.
•
Fasilitas penyewaan sepeda, ruang ganti, serta parkir untuk kendaraan hemat bahan bakar, hal ini bertujuan untuk mendorong warga agar lebih memilih komuter hijau.
•
Perlengkapan yang sangat efisien pencahayaan, pendingin, dan double perak kaca-E rendah mencapai% energi 14 saving off biaya energi tahunan bangunan. Pada bagian atap bangunan terdapat atap kaca
yang
bertujuan
untuk
mendinginkan
suhu
sehingga
mengurangi efek panas. •
Hijau refrigeran meminimalkan penipisan ozon dan pemanasan global. Instalasi peralatan metering untuk mengukur penggunaan energi kantor AC meningkatkan efisiensi penggunaan energi dan
52 | Universitas Sumatera Utara
mengurangi pemborosan energi. Saat ini strategi di atas telah disetujui oleh USGBC pra-sertifikasi. e. Desain lansekap yang humanistic, kombinsai sempurna dari aktivitas perkantoran dan rekreasi, lansekap Galaxy SOHO mengundang pengunjung untuk mengalami serangkaian pemandangan dramatis yang 'keluar dari dunia ini'. Ngarai terletak antara kurva menyapu bangunan di atas kepala, saling silang dengan jembatan anggun, berfungsi sebagai ruang tengah udara terbuka untuk belanja, kafe dan hiburan untuk segala usia.
Gambar 2.27 Interior Galaxy Soho (Sumber : www.archdaily.com)
2.5.4.2. Kesimpulan Hasil akhir yang diperoleh dari studi literatur tema sejenis yaitu mengetahui dan memahami mengenai penerapan tema dan konsep arsitektur futuristik. Selain itu juga mengetahui nilai-nilai dari arsitektur futuristik yang diterapkan pada bangunan secara umum.
53 | Universitas Sumatera Utara