14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Landasan Teori
2.1.1
Komunikasi Massa
2.1.2 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan suatu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khas institusionalnya ( gabungan antara tujuan, organisasi dan kegiatan yang sebenarnya ) proses lain yang kedudukannya hampir sama dalam pengertian ruang lingkup dan keberadaannya yang muncul dimana-mana adalah pemerintah, pendidikan dan agama. Masing-masing memiliki jaringan institusional sendiri yang kadang kala sangat berkaitan dalam proses transmisi atau tukar menukar informasi dan gagasan. Sedangkan pengertian massa adalah komunikasi melalui media massa ( medi cetak dan elektronik ). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication ( media komunikasi massa ).14 Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim ( tidak dikenal )
14
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011, hal 3-4.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
melalui media cetak ( surat kabar, majalah, tabloid ) atau elektronik ( radio, televise ), sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.15 Banyak definisi komunikasi massa itu sendiri yang telah dikemukakan oleh para ahli. Tetapi, dari sekian banyak definisi itu ada benang merah kesamaan diantara definisi satu sama lainnya. Beberapa ciri komunikasi massa menurut Effendy : 1. Sifat komunikatornya yang melembaga dan terorganisasi. 2. Sifat media massanya yang serempak cepat, maksudnya pesan yang disampaikan kepada masyarakat dapat dilakukan dalam waktuyang cepat dan bersamaan. 3. Sifat pesannya yang umum ( public ), maksudnya pesan yang disampaikan oleh media massa dapat diakses oleh siapapun. 4. Sifat komunikannya, ditujukan kepada khalayak yang jumlahnya relatif besar, heterogen dan anonim. 5. Sifat efek dari komunikasi massa yang timbul pada komunikan bergantung pada tujuan komunikasi yang dilakukan oleh komunikator. Apakah tujuannya agar komunikan hanya tahu saja, atau agar komunikan berubah sikap dan pandangannya.16 Sebenarnya, komunikasi tidak hanya sekedar alat untuk menyampaikan pesan yang ditujukan pada sasaran. Tetapi komunikasi juga berarti “makna” dan “proses”. Oleh karena itu, ketika seseorang mengirim pesan sebenarnya ada 15
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011, hal 3-4. Onong Uchjana Effendy, Televisi Siaran Teori Dan Praktek. Bandung : Mandar Maju, 1993, hal 13-14. 16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
makna yang terkandung didalamnya yang diharapkan mampu dimengerti oleh sasaran komunikasi tersebut. Karena ada pengiriman pesan yang berupa makna kepada sasaran, maka komunikasi juga proses yang mengaitkan banyak pihak. Dan banyak juga definisi komunikasi massa dikemukakan oleh para ahli : Joseph. A. Devito dalam bukunya communicology : An introduction the study of communication menampilkan definisi mengenai komunikasi massa lebih tegas , yakni sebagai berikut : 1. komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau menonton televisi. 2. Komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan pemancar audio. Seperti dikatakan oleh Severin dan Tankard jr, bahwa komunikasi massa itu adalah keterampilan seni dan ilmu. Apabila dikaitkan dengan pendapat Devito, maka
komunikasi
massa
ciri
khusus
yang
disebabkan
sifat-sifat
komponennya.17 Asumsi bahwa khalayak aktif mencari pemuasan kebutuhan individualnya melalui media massa melahirkan pendektan baru dalam penelitian komunikasi, yaitu pendekatan berdasarkan asas manfaat dan kepuasan yang disebut Uses and Gratifications Theory. Melalui pendekatan Uses and Gratifications Theory, yaitu suatu pendekatan yang lebih berorientasi pada studi khalayak, penulis ingin memperoleh gambaran tentang kebutuhan apa saja yang ingin dicari pemuasnya 17
Onong Uchjana Effendy, Televisi Siaran Teori Dan Praktek. Bandung : Mandar Maju, 1993, hal 13-14.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
melalui media massa, pola penggunaan media, dan kepuasan yang diperoleh. Untuk selanjutnya akan diketahui adanya kesenjangan kepuasan yang muncul dan media mana yang sering digunakan atau pilihan pemirsa. Dalam penelitian ini masyarakat sebagai objek penelitian karena secara kognitif masyarakat dianggap telah mampu mencerna kebutuhan-kebutuhan dari dalam dirinya yang akan dicairkan pemuasannya melalui media televisi dan dapat digolongkan sebagai pemirsa setia televisi dengan tingkat terpaan yangcukup tinggi. Uses and Gratification Theory adalah salah satu teori komunikasi dimana titik-berat penelitian dilakukan pada pemirsa sebagai penentu pemilihan pesan dan media. Pemirsa dilihat sebagai individu aktif dan memiliki tujuan, mereka bertanggung jawab dalam pemilihan media yang akan mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka dan individu ini tahu kebutuhan mereka dan bagaimana memenuhinya. Media dianggap hanya menjadi salah satu cara pemenuhan kebutuhan dan individu bisa jadi menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan mereka, atau tidak menggunakan media dan memilih cara lain.
2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa awalnya dicetuskan oleh Laswell pada tahun 1948. Tokoh ilmu komunikasi politik ini menyebutkan fungsi komunikasi massa secara umum adalah pengawasan lingkungan hidup, pertalian dan transmisi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
warisan sosial. Sedangkan menurut Wright (1960) menyebutkan fungsi komunikasi massa berguna untuk menghibur. Sedangkan Mandelson berpendapat lain, dia menyebutkan fungsi komunikasi massa dalam hal untuk menghibur akan berpengatuh terhadap transmisi budaya dan menjauhkan kerapuhan masyarakat. 18 Dari dasar ide dan gagasan para ahli diatas, serangkaian fungsi komunikasi massa untuk masyarakat adalah sebagai berikut : 1.
Informasi
Fungsi informasi terdiri dari : a. Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dari masyarakat dunia. b. Menunjukkan hubungan kekuasaan. c. Memudahkan inovasi, adaptasi dan kemajuan. 2.
Korelasi
Fungsi korelasi terdiri dari : a. Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna dan informasi. b. Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan. c. Melakukan sosialisasi. d. Mengkoordinasi beberapa kegiatan. e. Membentuk kesepakatan. f. Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif.
18
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011, hal 5-6.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
3.
Kesinambungan
Fungsi kesinambungan terdiri dari : a. Mengekspresikan budaya dominasi dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus (subculture) serta perkembangan budaya baru. b. Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai. 4.
Hiburan
Fungsi hiburan terdiri dari : a. Menyediakana hiburan, pengalihan perhatian dan sarana relaksasi. b. Meredakan ketegangan sosial. 5.
Mobilisasi
Mengkampanyekan
tujuan
masyarakat
dalam
bidang
politik,
perang,
pembangunan ekonomi, pekerjaan dan kadang kala dalam bidang agama. 2.1.4
Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki beberapa karakteristik, adapun beberapa
karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut19 : 1. Komunikator Terlembaga Mengingat pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. 2. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karena itu, pesan komunikasi massa bersifat umum. 19
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdimaya, Komunikasi massa Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2004, hal 3.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
3. Komunikasi Anonim dan Heterogen Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikasi ( anonym ). Karena
komunikasinya
menggunakan
media
dan
tidak
tatap
muka.
Komunikasinya heterogen karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda. 4. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan Dalam komunikasi massa, jumlah sasaran khalayak atau komunikasi yang dicapai relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikasi yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. 5. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak secara langsung. 6. Umpan Balik Tertunda ( Delayed ) Umpan balik ataubfeedback dalam komunikasi massa biasanya tertunda karena menggunakan media massa, sehingga khalayak tidak secara langsung bisa melakukan respon atau umpan balik. 7. Stimulus Alat Indera Terbatas Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio dan rekaman auditif, khalayak hanya melihat, sedangkan pada media massa televisi dan film, penonton menggunakan indrea penglihatan dan pendengaran.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
8. Komunikasi Menggunakan Isi dari pada Hubungan Pada komunikasi massa yang penting adalah unsur isi ( menekankan pada apa yang dikomunikasikan ). Serta pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan sesuai dengan karakteristik media massa yang digunakan. 2.1.5
Proses Komunikasi Massa Komunikasi terbagi menjadi komunikasi intrapersonal, komunikasi
interpersonal, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa. Komunikasi massa menjadi salah satu komunikasi terbesar yang melibatkan masyarakat banyak. Proses terjadinya komunikasi massa selalu terkait dengan teknologi, dalam hal ini adalah teknologi komunikasi. Sebagai contoh adalah berjalannya komunikasi massa melalui media televisi akan melibatkan pemanfaatan satelit, pemancar dan sebagainya. Pada zaman dahulu, hanya khalayak yang mempunyai perhatian besar dan berada dalam golongan ekonomi tinggi yang dapat menikmati pilihan berbagai sajian media massa yang ada. Namun demikian pada zaman sekarang media televisi sudah terjangkau oleh lapisan bawah sekalipun, menyebabkan masyarakat dapat menikmati sajian dengan mudah. Untuk memahami formulasi komunikasi massa dapat dilihat dari rangkaian tahap-tahap sebagai berikut : 1. Formulasi pesan oleh komunikasi professional. 2. Penyebaran pesan dengan cara yang relative cepat dan terus menerus melalui media ( biasanya media cetak, film dan broadcasting, radio / TV ). 3. Pesan khalayak yang jumlahnya relative cepat dan terus menerus melalui media massa.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
4. Individu anggota dari khalayak mencoba menafsirkan pesan komunikator sehingga memperoleh pemahaman yang sama sebagaimana yang dimaksud komunikator. 5. Sebagai hasil memahami pesan, maka selanjutnya anggota kelompok ini sampai level tertentu akan terpengaruh oleh pesan tersebut.20 Dari rangkaian proses ini kemudian Deflur dan Dannis mendefinisikan komunikasi massa sebagai suatu proses dimana komunikator professional menggunakan media untuk menyebarluaskan pesan tersebut seluas-luasnya, secepat-cepatnya berkesinambungan untuk menyebarluaskan pengertian yang sama kepada khalayak yang besar dan beragam dalam upaya mempengaruhi mereka. Media massa, televisi, radio dan lain-lain serta proses komunikasi massa ( peran yang dimainkannya ) semakin banyak dijadikan objek studi. Gejala ini sering dengan kiat mengikatnya peran media massa itu sendiri sebagai suatu institusi penting dalam masyarakat. Diantara beberapa macam model komunikasi yang berkenaan dengan persepsi, terdapat satu model komunikasi yaitu model yang di kemukakan oleh shanon - weaver tersebut sangat sederhana dan bisa menggambarkan model komunikasi secara umum. Ada satu sifat khas yang dimiliki model ini, yakni memasukkan pemancar sebagai salah satu alat untuk meluaskan pesan. Ini biasa dilakukan melalui telepon, handphone, atau surat. Sebenernya model itu masih bisa di kembangkan. Misalnya, bagaimana umpan balik terjadi dalam proses
20
Op. Cit. Dennis Mcquail, hal 33-34.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
komunikasi secara umumnya, sebab dalam percakapan melalui telepon atau face to face, umpan balik nyata terjadi dan langsung memengaruhi isi pesan lain yang akan disampaikan oleh komunikator. Namun demikian, gejala tersebut tidak akan didiskusikan di sini, yang terpenting, model komunikasi secara umum berbeda secara nyata dan jelas dengan komunikasi massa.
2.2
Persepsi
2.2.1
Pengertian Persepsi Persepsi ( dari bahasa Latin Perceptio, Percipio ) adalah tindakan
menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan. Persepsi meliputi semua sinyal dalam sistem saraf, yang merupakan hasil dari stimulasi fisik atau kimia dari organ pengindraan. Seperti misalkan penglihatan yang merupakan cahaya yang mengenai retina mata, pencium yang memakai media molekul bau ( aroma ). Dan pendengaran yang melibatkan gelombang suara. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan hubungan yang di peroleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.21 Menurut pareek, definisi persepsi adalah sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada rangsangan pancaindra atau data.22 Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli indrawai ( sensory stimuli ). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian 21
Jalaluddin Rakhmat, psikologi Komunikasi. Bandung : Rosda Karya, 1984, hal 51. Op. Cit. Alex Sobur, hal 446.
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan maka informasi indrawai tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspentasi, motivasi, dan memori. Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran ( interpretasi )adalah inti persepsi, yang identik dengan penyadian balik ( decoding )dalam proses komunikasi. Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi efektif.23 Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antara individu, semakin mudah dan semakin sering berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas. Menurut jalaludin Rakhmat, persepsi ditentukan oleh beberapa faktor yang berasal dari stimulus yaitu : 1.
Perhatian ( attention ) Proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol
dalam kesadaran pada saat stimuli lainnta melemah. Sedangkan atensi yang dipengaruhi oleh faktor eksternal. Yakni atribut-atribut objek yang dipersepsikan seperti gerakan, kontras, kebaruan, dan perulangan objek yang dipersepsi. Menurut Aaker dan Mayer, menyaring atensi atau perhatian dijalankan pada beragam tingkat usaha dan kesadaran. “Pada tingkat yang ekstrim adalah proses pencarian aktif ( active search ) dimana penerima mencari informasi. Ia mungkin mencari pendapat teman-teman atau melalui majalah yang sebenarnya tidak dibaca. Pada tingkat lain, dapat diistilahkan sebagai pencarian pasif ( passive
23
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi : Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000, hal 167.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
search ). Seseorang mencari informasi hanya dari sumber-sumber yang biasa menerpanya selama ini. Pada tingkat akhir, disebut perhatian pasif ( passive attention ). Pada tingkat ini, penerima mempunyai sedikit kebutuhan informasi dan tidak berusaha untuk mencarinya.”24 2.
Penafsiran ( interpretation ) Penafsiran merupakan proses dimana penerima memberi arti terhadap
pesan yang diterimanya, mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya, dan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang dipersepsi. Penafsiran pribadi didasarkan pada pengalaman masa lalu si penerima, asumsi tentang perilaku manusia, pengetahuan mengenai keadaan lingkungan orang lain, suasana hati, keinginan, kemauan pada saat itu, serta harapan. Seorang individu dalam menafsirkan sesuatu tidak sama dengan individu lainnya, dikarenakan setiap individu mengorganisasikan rangsangan yang diterimanya sesuai dengan kenyataan yang ada pada dirinya, dan bermacam-macam penafsiran akan muncul pada setiap individunya walaupun stimulinya sama. 3.
Pengetahuan ( kognitif ) Kognitif terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami,
atau dipersepsikan khalayak. Kognitif terjadi pada diri komunikasi yang sifatnya informatif bagi dirinya. Yang termasuk kegiatan psikis pengetahuan adalah gejala-
24
David Aaker and Mayer. Advertising Management, Prentice Hall Inc, New Jersey, 1996, hal 218.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
gejala seperti : pengamatan tanggapan, ingatan, asosiasi, fantasi, berfikir, dan intelegasi.25 Kognitif membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa, dapat diperoleh berbagai informasi tentang benda, orang, atau tempat yang belum pernah dikunjungi. Hal ini berkaitan dengan usaha-usaha memperkuat informasi, pengetahuan, serta pengertian tentang lingkungan eksternal. Berdasarkan uraian sejumlah operasionalisasi tentang persepsi tersebut, maka persepsi khalayak menjadi variabel akibat penggunaan media, yang mengakibatkan berbagai efek psikologis. Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodeken, juga Judy C.pearson dan Paul E. Nelson, menyebutkan bahwa persepsi dari tiga aktifitas, yaitu : seleksi, organisasi, interpretasi. Yang disebut seleksi sebenarnya mencakup sensasi dan atensi, sedangkan organisasi melekat pada interpretasi, yang dapat didefinisikan sebagai “ meletakan suatu rangsangan bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi suatu keseluruhan bermakna “.26 Kita sulit membedakan sensasi dan persepsi. Kedua hal itu sebenarnya terjadi secara serentak. Dan ketiga tahap persepsi ( sensasi, atensi, dan interpretasi atau seleksi, organisasi dan interpretasi ) tidak dapat dibedakan secara tegas, kapan satu tahap berakhir dan kapan tahap berikutnya mulai. Dalam banyak kasus ketiga tahapan tersebut berlangsung nyaris serempak. 25
Alisuf sabri. Pengantar psikologi Umum dan Perkembangan, Pedoman Ilmu Jaya, 2001, hal 40. Ibid. Deddy Mulyana, hal 168.
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama : 1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenis dapat banyak atau sedikit. 2. Interpretasi yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilaiyang di anut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga tergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkatagorikan informasi yang diterimanya, yaitu mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana. 3. Interpretasi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai.27 Kita dapat mengilustrasikan bagaimana persepsi bekerja dengan menjelaskan tiga langkah yang terlibat dalam proses ini. Gambar 1.1 Proses Persepsi
Terjadinya Stimulasi Alat Indra
Stimulasi Alat Indra diatur
27
Ibid. Deddy Mulyana, hal 168.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Stimulasi Alat Indra dievaluasi ditafsirkan
28
4. Terjadinya Stimulasi Alat indra ( Sensory Stimulation ). Contoh saat ini kita mendengar musik, saat ini kita mencium parfum seorang, saat kita mencicipi sepotong kue, dan saat kita merasakan telapak tangan yang berkeringat ketika berjabat tangan. 5. Stimulasi terhadap Alat indera Diatur. Rangsangan terhadap alat indra diatur menurut berbagai prinsip. Salah satu prinsip yang sering digunakan adalah prinsip Proximity atau kemiripan ; orang atau pesan yang secara fisik mirip satu sama lain, dipersepsikan bersama – sama, atau sebagai suatu kesentuhsn ( unity ). Prinsip lain adalah kelengkapan ( closure ): kita memandang atau mempersepsikan suatu gambar atau pesan yang dalam kenyataan tidak lengkap sebagai gambar atau pesan yang lengkap. Dalam membayangkan prinsip-prinsip ini, hendaklah kita ingat bahwa apa yang kita persepsikan, juga kita tata kedalam suatu pola yang bermakna bagi kita. Pola ini belum tentu benar atau logis dari objektif tertentu. 6. Stimulasi Alat Indra Ditafsirkan – Dievaluasi Proses perseptual adalah penafsiran – evaluasi. Kita menggabungkan kedua istilah ini menegaskan bahwa keduanya tidak bisa dipisahkan. Penafsiran – evaluasi kita tidak semata – mata didasarkan pada rangsangan luar, melainkan juga sangat di pengaruhi oleh pengalaman manusia lalu, kebutuhan, keinginan, sistem nila, keyakinan tentang yang seharusnya, keadaan fisik dan emosi pada saat ini, dan sebagainya yang ada pada kita.28
28
Op. Cit. Alex Sobur, hal 449-451.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
2.2.2 Faktor – Faktor Penyebab Perbedaan Persepsi Proses persepsi dijelaskan oleh para filsuf dan psikologi bahwa manusia secara ilmiah ingin mengetahui dunia luar dirinya dan seberapa tepat mereka menggambarkannya. Pengalaman tersebut sangat beruntung pada alat indra. Tanpa alat indra, tidak ada kontak dengan dunia luar ( Corner dan Hawthorn, 1985, dalam Zulfebriges,1995 ).29 Meskipun banyak stimuli berbeda-beda yang sampai kepada kita tentang masalah yang sama, apa yang bisa kita hayati adalah terbatas pada saat – saat tertentu. Pemusatan persepsi ini disebut “ perhatian “. Atensi atau disebut juga perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Ada dua faktor yang bisa menarik atensi atau perhatian seseorang, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal contohnya seperti gerakangerakan yang mengandung perhatian, intensitas stimuli, kebaruan ( novelty )suatu program acara, dan perulangan.30 Sedangkan faktor internal terbagi dua, yaitu faktor biologis dan faktor sosiopsikologis. Faktor biologis contohnya rasa lapar, haus, kantuk, hasrat sex dan sebagainya.
Sedangkan
faktor
sosiopsikologis
contohnya
kebudayaan,
pengalaman, pendidikan, kebiasaan, tingkat kehidupan, dan sebagainya. Karena itulah persepsi tiap orang berbeda-beda, karena tiap orang tidak memiliki faktor – faktor yang sama. Bahkan seorang anak kembar pun bisa memiliki persepsi yang bebeda. Persepsi itu bersifat kompleks. Tidak ada 29
Op. Cit. Alex Sobur, hal 448. Loc. Cit. Jalaludin Rakhmat. Edisi Revisi Kedua, hal 52-53.
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
hubungan satu lawan satu antar pesan yang terjadi di “ luar sana “ dengan pesan yang akhirnya memasuki otak kita. Apa yang terjadi di luar dapat sangat berbeda dengan apa yang mencapai otak kita. Faktor – faktor internal bukan saja mempengaruhi atensi sebagai salah satu aspek persepsi, tetapi juga mempengaruhi persepsi kita secara keseluruhan, terutama
penafsiran
atau
suatu
rangsangan
agama,
ideology,
tingkat
intelektualitas, tingkat ekonomi, pekerjaan, dan cita rasa sebagai faktor-faktor internal jelas mempengaruhi persepsi seorang terhadap suatu realitas. Dengan demikian, persepsi terikat oleh budaya ( culture – bound ).31 Bagaimana kita memaknai suatu pesan, objek, atau lingkungan bergantung pada sistem yang dianut. Larry A. Samovar dan Richard E. Porter mengemukakan enam unsur budaya yang secara langsung mempengaruhi persepsi kita ketika berkomunikasi dengan orang lain dari budaya yang lain, yakni : 1. Kepercayaan ( beliefs ), nilai ( value ), dan sikap ( attitude ). 2. Pandangan dunia ( world view ). 3. Organisasi sosial ( social organization ). 4. Tabiat Manusia ( human nature ). 5. Orientasi kegiatan ( activity orientation ). 6. Persepsi tentang diri dan orang lain ( perception of self and other ). Banyak sekali faktor yang membuat suatu persepsi berbeda-besa dari setiap individu. Faktor biologis, faktor sosiopologis, atau faktor budaya, ternyata
31
Op. Cit. Dedy Mulyana, hal 98.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
juga
menjadi
penyebab
persepsi
berbeda-beda.
Berbagai
faktor
akan
mempengaruhi reaksi orang terhadap mrdia massa. Faktor ini meliputi organisasi personal psikologis individu seperti potensi biologis, sikap, nilai, kepercayaan, serta bidang pengalaman; kelompok-kelompok sosial dimana individu menjadi anggota; dan hubungan – hubungan interpersonal pada proses penerimaan, pengelolaan, dan penyampaian informasi. Diduga orang yang berpendidikan rendah jarang membaca surat kabar, tetapi sering menonton televisi. Eksekutif dan kaum bisnis menyenangi rubric niaga dalam surat kabar atau majalah. Telah di teliti bahwa kelompok menengah ( middle class ) cenderung menyukai acara pendidikan, berita dan informasi.
2.3
Televisi
2.3.1
Pengertian Televisi Televisi sebagai suatu alat yang merupakan bagian dari suatu sistem yang
besar, sehingga meskipun televisi merupakan kotak hitam ajaib, tetapi apabila gelombang elektromagnetik dari suatu pemancar televisi, berhubungan langsung dengan televisi tadi yang telah di tekan tombolnya, maka dengan serta merta akan berubah ke arah fungsi sebenarnya, dimana kita dapat menikmati acara yang ditayangkan dari stasiun penyiaran yang bersangkutan.32 Televisi sebagai suatu alat dapat dimanfaatkan untuk mengkomunikasikan informasi, dengan menggunakan bayangan gambar dan suara, demikian halnya
32
Darwanto Sastrosubroto, Produksi Acara Televisi. Jakarta : Duta Wacana University Pers, !994, hal 128-130.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
dengan video dan film. Pengertian ini sangat penting untuk difahami bagi mereka yang berkecimpung di bidang penyiaran televisi. 2.3.2 Karakteristik Televisi Ditinjau dari stimulasi alat indera, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah hanya satu alat indera yang mendapat stimulus. Radio siaran dengan indera pendengaran, surat kabar dan msjalah dengan indera penglihatan, televisi merupakan saran media komunikasi massa yang dapat diterima khalayak luas dengan perpaduan antara pendengaran dengan penglihatan. Dengan demikian televisi mempunyai karakteristik, yaitu 33: a.
Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat ( audiovisual ). Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting dari pada katakata. Keduanya harus ada kesesuian secara harmonis. Betapa menjengkelkan apabila televisi hanya melihat gambarnya tanpa suara, atau tanpa gambar. b.
Berfikir Dalam gambar
Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berfikir dalam gambar, yaitu: 1. Visualisasi
(
Visualization
),
yakni
menerjemahkan
kata-kata
yang
menggandung gagasan yang terjadi secara individual. Seseorang pengarah acara harus berusaha menunjukkan objek-objek tertentu ( manusia, benda atau
33
Darwanto Sastrosubroto, Produksi Acara Televisi. Jakarta : Duta Wacana University Pers, !994, hal 128-130.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
kegiatan lain ) menjadi gambar yang jelas dan menyajikannya sedemikian rupa, sehingga mengandung sebuah makna. 2. Penggambaran ( Picturization ), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. Perpindahan satu gambar ke gambar lainnya juga bermacam-macam, bisa secara menyamping ( panning ), dari atas ke bawah dan sebaliknya ( tilting ), dan sebagainya. c.
Pengoperasian Lebih Kompleks
Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakannya pun lebih banyak, dan untuk mengoprasikannya lebih rumit dah harus dilakukan oleh orangorang yang terampil dan terlatih. Dengan demikian media televisi lebih mahal dari pada surat kabar, majalah dan radio siaran. Televisi merupakan salah satu medium terfavorit bagi para pemasang iklan di indonesia. Media televisi merupakan industri yang padat modal, padat teknologi dan padat sumber daya manusia. Namun, sayangnya kemunculan berbagai stasiun televisi di indonesia tidak diimbangin dengan tersedianya sumber daya manusia yang memadai. Pada umumnya televisi dibangun tanpa pengetahuan pertelevisian yang memadai dan hanya berdasarkan semangat dan modal yang besar saja.34
34
Morissan, Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta : Ramdina Prakarsa, 2005, hal 8.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Media massa televisi meskipun sama dengan radio dan film sebagai media massa elektronik, tetapi mempunyai ciri dan karakteristik yang berbeda, terlebih lagi dengan media massa cetak seperti surat kabar dan majalah.35 2.3.3
Kelebihan Dan Kekurangan Televisi Sama halnya dengan media massa lainnya, televisi juga memiliki
keunggulan dan kekurangannya sendiri. Keunggulannya televisi dapat dilihat dari sisi progmatis dan teknologis.36 Keunggulan dari sisi Progmatis adalah : 1. Menyangkut isi dan bentuk, media televisi meskipun direkayasa mampu membedakan fakta dan fiksi, realitas dan tidak realitas. 2. Memiliki khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya, dan intim. 3. Memiliki tokok berwatak ( ril maupun rekayasa ), sementara media lain film hanya memiliki bintang yang direkayasa. Keunggulan televisi dari sisi teknologis adalah : 1. Kemampuan televisi dalam menjangkau wilayah yang sangat luas dalam waktu yang bersamaan. Sehingga televisi dapat mengantar secara langsung suatu peristiwa di suatu tempat lain yang berjarak sangat jauh. 2. Televisi juga mampu menciptakan suasana yang bersamaan di berbagai wilayah jangkauannya. 3. Mendorong permisa untuk mendapatkaninformasi dan berinteraksi secara langsung. 35
Ibid. Morissan, hal 9. Fahmi Alatas, Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, Jakarta : YPKMD, 1997, hal 30-32.
36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Kelemahan televisi adalah: 1. Kecenderungan televisi untuk menempatkan khalayak sebagai objek yang pasif sebagai penerima pesan. Namun, saat ini dalam program acara tertentu, masyarakat juga dapat menjadi aktif apabila acara tersebut bersifat interaktif. 2. Mendorong proses ahli nilai dan pengetahuan yang cepat. Hal ini terjadi tanpa mempertimbangkan perbedaan tingkat perkembangan budaya dan peradaban yang ada di wilayah jangkauannya. 3. Sifat sangat terbuka dan menjadikannya sulit untuk dikontrol dampak negatif. 4. Pergerakan teknologi penyiaran televisi yang begitu cepat mendahului perkembangan masyarakat dan budaya khalayak pemirsanya. Hal ini pada gilirannya melahirkan pro-kontra tentang implikasi kultural dari televisi. 5. Kecenderungan para pengelola televisi yang memanfaatkan kelebihankelebihan televisi dan lebih berorientasi pada pertimbangan komersial/bisnis, sehingga mengenyampingkan faktor pendidikan. 2.3.4
Televisi Sebagai Media Massa Dengan berkembangnya teknologi komunikasi dunia kini dirasakan
semakin sempit, karena dalam beberapa saat saja kita dapat berhubungan dengan yang lain, walaupun kita dibelahan bumi yang berbeda, sehingga rasanya kita berada di dalam suatu tempat didunia, suatu masyarakat dunia. Akibat dari berkembang pesatnya teknologi komunikasi ini berkembangnya media massa, bukan saja media elektronik seperti radio dan televisi, tetapi juga merambah ke media cetak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Televisi sebagai media massa dengan kelebihan yang dimiliki, tidak lalu menjadi saingan dari media lainnya, bahkan bersama media cetak dan radio merupakan Tritunggal media massa., yang mempunyai pengaruh dan dengan sendirinya akan membentuk kekuatan yang besar, hanya saja sebagai akibatnya khususnya media massa televisi, merupakan suatu tantangan bagi pengelolanya, karena harus mampu menjawab tantangan tersebut, apabila indonesia menganut kebijakan udara terbuka ( Open Sky Policy ), menyebabkan terjadinya “ perang “ program siaran, dalam arti terjadi persaingan program siaran dari berbagai stasiun penyiaran yang masuk kekawasan suatu negara.37
2.4
Khalayak
2.4.1 Pengertian Khalayak Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi karena itu unsur khalayak tidak boleh diabaikan, sebab berhasil atau tidaknya suatu proses komunikasi ditentukan oleh khalayak. Khalayak dalam situasi komunikasi bisa berupa individu, kelompok dan masyarakat.38 Khalayak kian penting bagi media, karena hal itu yang diperhatikan pengiklan. Pengiklan selalu berusaha memastikan uang yang dikeluarkan tidak sia-sia. Karenannya mereka selau berusaha mencari tahu seberapa jauh khalayak dari suatu Koran, Majalah, Radio atau Televisi bisa diandalkan untuk iklan dan tidak sekadar melihat data jumlah khalayaknya saja mereka juga akan mengorek program apa yang paling digemari, jam berapa khalayak menyimak pesan media, 37
Op. Cit. Darwanto Sastro, hal 17. Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Univwesitas Terbuka, 2003, hal 54.
38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
jenis media apa yang paling cocok untuk produk yang hendak diiklankan dan sebagainya. Khalayak adalah penerima, sasaran, audience, pendengar, decoder, dan komunukasi. Khalayak secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Khalayak ( audience ), juga merupakan faktor penentu keberhasilan komunikasi. Karena komunikator tentunya sebagai patokan keberhasilan upaya komunikasi yang ia lakukan itu apabila pesan yang disampaikan melalui suatu saluran atau media dapat diterima sampai kekhalayak sasaran. Dipahami dan mendapat tanggapan positif, dalam arti sesuai dengan harapan yang diinginkan komunikator. Karena itulah, dalam merancang suatu kegiatan komunikasi melalui saluran komunikasi personal atau melalui media massa, hendaknya berorientasi kekhalayak ( audience oriented ) oleh sebab itu Schramm menyatakan bahwa sebelum komunikator mempengaruhi khalayak melalui pesan-pesan yang disebarluaskan, khalayak terlebuh dahulu mempengaruhi komunikator.39 Dengan berbagai fungsi media massa seperti diatas, maka akan mengakibatkan terjadinya hubungan komunikator dengan khalayak penonton, sehingga akan melibatkan berbagai kelompok serta berbagai lapisan masyarakat, dari mereka yang berusia anak-anak hingga yang berusia lanjut, serta mereka yang berpendidikan rendah hingga berpendidikan yang tinggi dan sebagainya.
39
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Univwesitas Terbuka, 2003, hal 55.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
Menurut K. Avery di dalam tulisannya Communication and The media, khalayak dapat digolongkan menjadi : 1.
Selection Attention Golongan ini yang termasuk mau menerima pesan-pesan tetapi yang diminati saja.
2.
Selective Perceotion Yang termasuk golongan ini adalah mereka yang berbeda persepsi dalam menanggapi suatu pesan.
3.
Selective Retention Yang terakhir merupakan golongan yang hanya mau mengingat, apa yang perlu diingat saja kalau erat kaitannya dengan kepentingan mereka.40
2.4.2 Karakteristik Khalayak Dalam proses komunikasi massa antar personal, penerima pesannya adalah individu atau khalayak pendengar ( listeners ), khalayak pembaca ( readers ), dan khalayak pemirsa ( viewers ). Audiens komunikasi massa memiliki karakteristik sebagai berikut. a. Audiens biasanya terdiri atas individu-individu yang memiliki pengalaman yang sama dan terpengaruh oleh hubungan sosial dan interpersonal yang sama. Individu-individu ini memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan kebiasaan dan atas kesadaran sendiri.
40
Ibid. Sasa Djuarsa Sendjaja, hal 10.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
b. Audiens berjumlah besar. Menurut Charles Wright, besar disinidalam artian sejumlah besar khalayak yang dalam kurun waktu singkat dapat dijangkau oleh komunikator komunikasi massa, dimana jumlah khalayak tersebut tidak dapat diraih bila komunikasi dilakukan secara tatap muka ( face to face ). c. Audiens bersifat heterogen, bukan hegemoni. Individu-individu dalam audiens mewakili berbagai kategori sosial. Meskipun beberapa media membidik audiens dengan karakteristik tertentu, masing-masing individu itupun akan heterogen. d. Audiens bersifat anonim. Meskipun bersifat karakteristik umum khalayaknya, komunikator biasanya tidak mengetahui identitas komunikasinya dan pada siapa ia berkomunikasi. e. Audiens biasanya tersebar, baik dalam konteks ruang dan waktu.
2.5
Peran Ibu Rumah Tangga Ibu adalah orang tua perempuan seorang anak, baik melalui hubungan
biologis maupun sosial. Umumnya, ibu memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak, dan panggilan ibu dapat diberikan untuk perempuan yang bukan orang tua biologis dari seseorang yang mengisi peranan ini. Seorang ibu sangat berarti dalam kehidupan seseorang, figur seorang ibu mendominasi dalam perkembangan karakter dan kepribadian seorang anak, yang akan dibawa bersama tumbuh kembang kehidupan anak tersebut.41
41
Rena Puspa, Bahagia Ketika Ikhlas, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2014, hal 2.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
Jika kita tahu bahwa figur dan kasih sayang ibu mendominasi karakter dan kepribadian seorang anak, sebagai seorang ibu, apa yang sudah kita lakukan untuk anak kita? Apakah kita setiap hari harus selalu memarahinya, menghardiknya dan memberi segala aturan yang harus mereka lakukan? Itu semua dilakukan atas dasar mendisiplinkan. Ternyata, sebagai seorang ibu hal terbaik yang harus dilakukan adalah bagaimana ibu bisa menjadi pelindung, menjadi bagian, tempat mencurahkan ganjaran, membentuk anak mencari solusi dalam masalah, memberi dorongan dan semangat untuk maju, memberi lingkungan yang baik, memberi kesempatan berkembang, mengajarkan tentang bagaimana mengelola uang saku. Dengan banyaknya kegalauan seorang ibu terutama yang sudah menikah dan memiliki anak dalam menempatkan posisi mereka dalam menjalankan hidup,dalam rumah tangga namun hanya sedikit yang memberikan solusi agar peran ibu menjadi sebuah kebahagiaan yang hakiki di dalam hidup bukan sekedar menjalankan tugas dan kewajiban semata. Bagai mana pengaruh hormon terhadap tingkat stres seorang ibu. Pada dasarnya seorang perempuan mulai dari hamil, melahirkan hingga menyusui sudah mengalami yang namanya perubahan hormon. Hormon progesteron dan estrogen mampu membuat seorang calon ibu sensitif, emosi dan peka dominan. Dalam hal demikian banyak juga ibu yang mudah tersinggung dan sensitif karena
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
perubahan hormon. Apapun yang didengar dan dirasakan akan mudah terfikir di kepala ibu dengan sangat cepat dan mudah.42 2.6
Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian sehingga penulis dapat memperkarya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkarya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut ini merupakan penelitian terdahulu : Berdasarkan penelitian yang disusun oleh Muhamad Rizkhal Khoir pada tahun 2013 dengan judul “( Persepsi Masyarakat Kampung Pedongklengan Belakang RW.013 Kel. Kapuk Terhadap Kebudayaan Dalam Program Acara “ETHNIC RUNAWAY” Di Trans Tv )”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap kebudayaan di indonesia dalam program acara televisi, untuk mengembangkan kesenian kebudayaan indonesia yang sudah mulai ditinggalkan terhadap anak-anak bangsa dan kaum remaja di indonesia. Hasil dari penelitian ( Persepsi Masyarakat Kampung Pedongklengan Belakang RW.013 Kel. Kapuk Terhadap Kebudayaan Dalam Program Acara “ETHNIC RUNAWAY” Di Trans Tv ) menunjukan bahwa responden secara keseluruhan memiliki persepsi positif terhadap tema dan isi pesan yang 42
Rena Puspa, Bahagia Ketika Ikhlas, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2014, hal 36.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
disampaikan dalam program ini sangat bermakna untuk ilmu pengetahuan budaya-budaya yang berbeda di indonesia, dan responden berpendapat isi dari program “ETHNIC RUNWAY” cukup baik dan bermanfaat untuk kaum anakanak, remaja hingga dewasa dan dapat menjadi hiburan bagi pemirsanya. Perbedaan dari penelitian ini adalah variabel (X) dan (Y) nya berbeda, persamaannya mempunyai 2 variabel dan menggunakan rumus Slovin.43 Selanjutnya berdasarkan penelitian yang disusun oleh Hirmansyah pada tahun 2013 dengan judul “ ( Pengaruh Tayangan Berita Politik Di Metro Hari ini Terhadap Citra Partai Demokrat Di Mata Masyarakat RW 03 Kedoya Selatan )”. Dan penelitian ini mempunyai tujuan ingin mengetahui sejauh mana pengaruh tayangan berita politik di Metro Hari ini terhadap citra partai Demokrat dimata Masyarakar RW 03 Kedoya Selatan. Hasil penelitian ( Pengaruh Tayangan Berita Politik Di Metro Hari ini Terhadap Citra Partai Demokrat Di Mata Masyarakat RW 03 Kedoya Selatan ), ditemukan bahwa dari jumlah total 97 responden terdapat 49 responden yang menjawab penting informasi yang disajikan dalam tayangan berita politik di Metro Hari ini, dan 48 responden menjawab sangat setuju dalam pernyataan citra SBY berpengaruh terhadap citra Partai Demokrat. Perbedaan dari penelitian ini adalah variabel (X) dan (Y) berbeda, dan tidak menggunakan rumus Slovin dalam perhitungannya, persamaannya
43
Muhamad Rizkhal Khoir, Persepsi Masyarakat Kampung Pedongklengan Belakang RW.013 Kel. Kapuk Terhadap Kebudayaan Dalam Program Acara “ETHNIC RUNAWAY” Di Trans Tv, Jakarta : 2013, Skripsi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
mempunyai 2 variabel dan hasil nya sama variabel (X) berpengaruh terhadap (Y).44 Dari beberapa contoh hasil penelitian diatas, maka dapat digambarkan beberapa persamaan dan perbedaan nya. Adanya persamaan dan perbedaan dari penelitian
sebelumnya
dapat
menambah
pengetahuan
peneliti.
menyelesaikan penelitian.
44
Hirmansyah, Pengaruh Tayangan Berita Politik Di Metro Hari ini Terhadap Citra Partai Demokrat Di Mata Masyarakat RW 03 Kedoya Selatan, Jakarta : 2013, Skripsi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Untuk