BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Manajemen Keuangan
2.1.1. Pengertian Manajemen Pada dasarnya manajemen keuangan mempunyai dua unsur suku kata yaitu “Manajemen” dan “Keuangan”. Manajemen merupakan suatu proses yang menggunakan
metode
ilmu
dan seni untuk menerapkan
fungsi-fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian pada kegiatan sekelompok manusia yang dilengkapi dengan sumber daya ekonomi atau faktor produksi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Terry (2003:3) menyatakan bahwa : “Management is defined as the process of administering and coordinating resources effectively, efficiently, and in an effort to achieve the goals of the organization”. Artinya, manajemen adalah suatu proses dari administrasi dan sumber koordinasi yang efektif, efisien didalam meraih hasil pada sebuah organisasi. Sedangkan menurut Handoko (2003:8) : “Manajemen
adalah
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha dari anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”. Menurut Hasibuan (2008:1-2) manajemen adalah : “Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan SDM dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.
18
19
Dari beberapa pengertian manajemen diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah proses administrasi dimulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha dari anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya organisasi lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
2.2
Keuangan
2.2.1
Pengertian Keuangan Keuangan merupakan proses bagaimana individu, bisnis, dan organisasi
meningkatkan, mengalokasi dan menggunakan sumber daya moneter sejalan dengan waktu, suatu usaha diperlukan keuangan yang optimal untuk dapat berjalan dengan baikdan juga menghitung risiko dalam menjalankan proyek mereka. Keuangan memiliki ruang lingkup yang luas dan dinamis. Keuangan dapat berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan manusia dan organisasi. Untuk dapat memperoleh laba dalam melakukan. Dan untuk dapat mengoptimalkan keuangan perusahaan, diperlukan manajemen yang baik. Oleh karena itu, keuangan mempunyai hubungan erat terhadap manajerial. Menurut Barlian dan Sundjaja (2003:34) pengertian keuangan adalah: “Keuangan merupakan ilmu dan seni dalam mengelolah uang, yang mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi”. Menurut Gitman (2006:4) pengertian keuangan adalah: “Finance can be defined as the art science of managing money. Virtually all individuals and organization earn or raise money and spend invest money. Finance is concerned the proses instituations, markets, and
instrument
involved
in
the
individuals,business, and goverment”.
transfer
of
money
among
20
Menurut Irawati (2006:54) keuangan adalah : “Proses suatu kegiatan yang berhubungan dengan dana atau uang yang dilakukan demi tujuan tertentu oleh setiap individu atau organisasi”. Dari beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian keuangan adalah seni atau ilmu dalam proses suatu kegiatan untuk mengelola uang atau dana yang dilakukan oleh individu atau organisasi tertentu demi suatu tujuan yang telah direncanakan.
2.3
Manajemen Keuangan Manajemen keuangan memainkan peranan penting dalam perkembangan
sebuah perusahaan. Dalam penerapannya, manajemen keuangan tidak dapat berdiri sendiri. Manajemen keuangan selalu berkaitan erat dengan berbagai disiplin ilmu yang lain seperti akuntansi, ilmu ekonomi mikro dan makro, manajemen pemasaran, manajemen produksi, metode kuantitatif dan manajemen sumber daya manusia.
2.3.1
Pengertian Manajemen Keuangan Keuangan memiliki ruang lingkup yang luas dan dinamis. Keuangan dapat
berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan manusia dan organisasi. Untuk dapat memperoleh laba dalam melakukan suatu usaha diperlukan keuangan yang optimal untuk dapat berjalan dengan baik sehingga untuk dapat mengoptimalkan keuangan perusahaan maka diperlukan manajemen yang baik. Oleh karena itu, keuangan mempunyai hubungan yang erat terhadap ilmu manajerial. Seiring dengan perkembangannya, manajemen keuangan tidak hanya mencatat, membuat laporan, mengendalikan posisi kas, membayar tagihan-tagihan dan mencari dana. Akan tetapi, manajemen keuangan juga mengatur penginvestasian dana, mengatur kombinasi dana yang optimal, serta mengatur pendistribusian keuntungan (pembagian deviden).
21
Menurut Sutrisno (2005:2) menerangkan bahwa: “Manajemen Keuangan adalah semua aktifitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana peruahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien”. Menurut Keown, Scott, Martin and Petty (2005 : 4) pengertian manajemen keuangan adalah: “Financial management is concerned with the maintenance and creation of economic value or wealth”. Sedangkan dalam bukunya, Darsono (2006:4) menerangkan bahwa : “Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurahmurahnya dan menggunakan seefektif, seefisien, dan seproduktif mungkin untuk memperoleh laba”. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian Manajemen Keuangan yaitu usaha-usaha pengelolaan secara optimal dana-dana yang akan digunakan untuk membiayai segala aktivitas yang dilakukan perusahaan. Aktivitas-aktivitas tersebut diantaranya aktivitas investasi, pendanaan dan pengelolaan aktiva.
2.3.2
Fungsi Manajemen Keuangan Selain itu dijelaskan pula Sutrisno (2001 : 5) fungsi manajemen keuangan
terdiri dari tiga keputusan utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan, yaitu : 1.
Keputusan Investasi Keputusan
Investasi adalah bagaimana
manajer
keuangan
harus
mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan dimasa depan. Investasi akan mengandung
22
banyak resiko dan ketidakpastian. Resiko dan hasil yang diharapkan dari investasi itu akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan, kebijakan, maupun nilai perusahaan. 2. Keputusan pendanaan Keputusan pendanaan adalah keputusan manajemen keuangan dalam melakukan pertimbangan dan analisis perpaduan antara sumber-sumber dana yang paling ekonomis bagi perusahaan untuk mendanai kebutuhankebutuhan investasi serta kegiatan operasional perusahaannya. Keputusan pendanaan akan tercermin dalam sisi pasiva perusahaan, dengan melihat pinjaman jangka pendek dan jangka panjang, sedangkan perbandingannya disebut dengan struktur modal. Dalam keputusan pendanaan baik struktur modal maupun struktur finansial. 3. Keputusan dividen Dividen bagian dari keuntungan suatu perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham. Keputusan dividen adalah keputusan manajemen keuangan dalam menentukan besarnya proporsi laba yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan proporsi yang akan di simpan perusahaan sebagai laba ditahan untuk diinvestasikan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan perusahaan.
2.3.3
Tujuan Manajemen Keuangan Manajemen keuangan yang efisien membutuhkan tujuan dan sasaran yang
digunakan sebagai standar dalam memberikan penilaian tingkat efisien untuk menentukan keputusan keuangan. Untuk dapat mengambil keputusan-keputusan keuangan yang benar, manajer keuangan perlu menentukan tujuan yang harus dicapai. Keputusan yang benar adalah keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara normatif, tujuan keputusan keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan karena dapat meningkatkan kemakmuran para pemilik perusahaan (pemegang saham).
23
Menurut Husnan (2004:6), tujuan manajemen keuangan adalah : “Untuk dapat mengambil keputusan-keputusan keuangan yang benar, manajer keuangan perlu menentukan tujuan yang harus dicapai”. Menurut Irawati (2006:4), tujuan manajemen keuangan adalah “Untuk memaksimalkan profit atau keuntungan dan meminimalkan biaya (expents atau cost) guna mendapatkan suatu pengembalian keputusan yang maksimum, dalam menjalankan perusahaan kearah perkembangan dan perusahaan yang berjalan atau survive dan expantion”. Sedangkan menurut Ross, Westerfield, Jordan (2006 : 11) tujuan manajemen keuangan adalah sebagai berikut : “The goal of financial management is to maximize the current value per share share of the existing stock”. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen keuangan adalah bagaimana
perusahaan
merencanakan,
memperoleh,
mengelolah
dan
mengalokasiakan dana guna memaksimalkan nilai perusahaan yang sekaligus memberikan kemakmuran para pemegang saham.
2.4
Laporan Keuangan Bagi seorang investor sangatlah penting untuk mengetahui berbagai
informasi tentang perusahaan-perusahaan yang ada. Hal ini dikarenakan informasi ini sangatlah berguna bagi seorang investor dalam menjalankan keputusan investasinya. Melalui informasi itu akan memberikan gambaran tentang suatu perusahaan dan bagi seorang investor dapat memperkirakan prospek perusahaanperusahaan itu dimasa yang akan datang. Informasi yang dimaksud dan sering digunakan secara umum adalah laporan keuangan. Laporan keuangan tersedia bagi para pelaku pasar dan telah dipublikasikan secara umum.
24
2.4.1
Pengertian Laporan Keuangan Membahas manajemen keuangan tidak bisa lepas dari laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi laporan utama, yaitu : (1) neraca (2) laporan laba-rugi (3) laporan arus kas dan (4) laporan perubahan modal. Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan
informasi
keuangan
perusahaan kepada
pihak-pihak
yang
berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut Harahap (2005:107) adalah sebagai berikut : “Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu”. Sedangkan Sutrisno (2007:9) menyatakan bahwa : “Laporan keuangan itu disusun untuk menyediakan informasi keuangan
suatu
perusahaan
kepada
pihak-pihak
yang
berkepentingan (manajemen, pemilik, kreditor, investor, pemerintah dan pihak-pihak lainnya)”. Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari aktivitas suatu perusahaan yang dibuat oleh manajemen dan diproses melalui siklus akuntansi yang akan digunakan oleh pemilik perusahaan, calon investor, kreditur, pemerintah dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan untuk melihat kinerja keuangan dan operasional perusahaan.
2.4.2
Jenis-Jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan disajikan manajemen untuk semua pihak yang
berkepentingan terhadap semua perusahaan. Informasi yang ada dalam laporan keuangan ini dapat langsung digunakan oleh pemakai, namun ada juga yang harus dianalisis lebih lanjut misalnya dengan menggunakan rasio-rasio keuangan.
25
Setiap pemakai mempunyai kebutuhan yang berbeda terhadap informasi keuangan. Berdasarkan kebutuhan tersebut, akan mencari informasi mana yang akan dibutuhkan untuk dianalisis lebih lanjut, sehingga laporan keuangan perlu diklasifikasikan dalam berbagai jenis laporan keuangan. Jenis-jenis laporan keuangan menurut Gitman (2006:46) adalah : “The four key financial statement required by the SEC for reporting to shareholder are (1) the income statement, (2) the balance sheet, (3) the statement of stockholders’ equity, and (4) the statement of cash flow”. Dari kutipan diatas, dapatdisimpulkan bahwa pada dasarnya ada tiga jenis laporan keuangan yang utama, yaitu income statement (laporan laba rugi), balance sheet (neraca), dan statement of cash flow (laporan arus kas). Sedangkan laporan lainnya yang juga tercantum dalam kutipan diatas merupakan bagian integral dari laporan keuangan yang merupakan daftar pendukung (supporting statement) dari laporan keuangan utama dan bukan laporan keuangan yang berdiri sendiri. Jenis-jenis laporan keuangan tersebut adalah sebagai berikut : a. Laporan laba rugi (income statement) Income statement (laporan laba rugi) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun. Dimana tertulis secara lengkap semuan pendapatan dan beban yang harus dibayar. Laporan laba rugi menurut Van horne & M.Wachowicz, JR (2006:153) adalah sebagai berikut : “Laporan laba rugi adalah ringkasan dari pendapatan dan biaya perusahaan selama periode waktu tertentu diakhiri dengan laba bersih atau rugi bersih untuk periode tersebut”. Dengan demikian dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa laporanlaba rugi menggambarkan jumlah pendapatan, biaya, dan laba atau rugi perusahaan pada suatu periode tertentu.
26
b. Neraca (balance sheet) Neraca mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu. Neraca digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Menurut Van horne & M. Wachowicz, JR (2005:193) mengatakan bahwa : “Neraca adalah ringkasan posisi keuangan perusahaan pada tanggal teretentu yang menunjukkan total aktiva sama dengan total kewajiban ditambah ekuitas pemilik”. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa neraca merupakan laporan pada saat tertentu mengenai sumber daya perusahaan (aktiva), hutang-hutang, dan ekuitas pemilik. c. Laporan arus kas (statement of cash flows) Jenis laporan keuangan utama yang terakhir adalah laporan arus kas. Laporan aliran kas meringkas aliran kas masuk dan keluar perusahaan untuk jangka waktu tertentu. d. Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal atau Statement Of Owners Capital merupakan salah satu bentuk laporan keuangan yang memberikan informasi tentang penyebab bertambah atau berkurangnya modal selama dalam masa periode tertentu. Di dalam laporan perubahan modal terdapat beberapa komponen diantaranya : 1. Modal awal : Keseluruhan dana yang di investasikan kedalam perusahan
yang digunakan untuk menunjang pengoperasian perusahan pada saat awal perusahan tersebut baru berdiri atau posisi modal awal perusahaan pada awal bulan pada tahun yang bersangkutan. 2. Laba / rugi : Selisih dari bersih antara total pendapatan dengan total
biaya. 3. Prive : Penarikan sejumlah dana oleh pemilik perusahaan yang digunakan
untuk keperluan di luar kegiatan / operasional perusahaan atau yang digunakan untuk keperluan pribadi.
27
4. Modal akhir : Keseluruhan dana yang merupakan hasil akhir dari
penambahan modal awal ditambah dengan laba ( jika mengalami keuntungan ) atau pengurangan modal awal dikurangi rugi usaha ( Jika mengalami kerugian ) kemudian dikurangi dengan total prive dan hasil merupakan modal akhir.
2.4.3
Tujuan, Manfaat dan Pengguna Laporan Keuangan Hasil akhir dari suatu proses pencatatan keuangan diantaranya adalah
laporan
keuangan. Laporan keuangan dapat mencerminkan prestasi dari
manajemen perusahaan pada periode tertentu. Dalam laporan keuangan terdapat informasi-informasi keuangan yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Menurut IAI (2004:4), tujuan laporan keuangan ada tiga yaitu : 1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2. Laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kebijakan dimasa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan. 3. Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilaksanakan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Manfaat laporan keuangan itu sendiri terletak pada interprestasi masing-masing pemakainya. Pemakain dalam konteks ini adalah pihak-pihak yang berkepentingan. Secara luas manfaat laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai tingkat kesehatan keuangan perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan, dari hasil analisis tersebut diketahui potensi-potensi dan kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan sehingga pihak-pihak yang
28
berkepentingan dengan perusahaan dapat mempergunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Sedangkan pengguna laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi seperti berikut : 1. Pengguna eksternal yang terdiri dari : ● kreditur dan investor ● pemerintah (eksekutif dan legislatif), Ditjen pajak, Instansi pemerintah terkait lainnya ● masyarakat umum, serikat pekerjaan, pelanggan 2. Pengguna internal yang terdiri dari : ● manajemen perusahaan ● karyawan perusahaan
2.4.4
Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan sesuatu hal yang penting dan berguna bagi
berbagai pihak dalam pengambilan keputusan, tetapi hal ini bukan berarti tidak ada kelemahannya. Kita seharusnya sadari bahwa laporan keuangan memiliki sifat dan keterbatasan yang patut harus dipertimbangkan oleh para pengambil kaputusan dalam melakukan analisis suatu laporan keuangan. Menurut Harahap (2004:16) menyatakan bahwa sifat dan keterbatasn laporan keuangan adalah sebagai berikut : Laporan keuangan bersifat historis yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat bukan masa kini. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksud untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak tertentu atau pihak khusus saja seperti pihak yang akan membeli perusahaan. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikan pula, penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu
29
mungkin tidak dilaksanakan, jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh secara material terhadap kelayakan laporan keuangan. Laporan
keuangan
bersifat
konservatif
dalam
menghadapi
ketidakpastian. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa atau transaksi daripada bentuk hukumnya. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan menggunakan istilahistilah teknis dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat informasi yang dilaporkan. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomi dan tingkat kesuksesan antar perusahaan. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantitatifkan umumnya diabaikan.
2.5
Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan sangat perlu dilakukan demi mengetahui
keadaan suatu perusahaan sebelum manajer keuangan mengambil sebuah keputusan keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang paling penting bagi para pemakai laporan keuangan karena laporan keuangan itu sebagai alat prediksi yaitu dapat memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang tentang keadaan suatu perusahaan yang tentunya dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan itu terlebih dahulu. Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan mengolah lebih lanjut laporan keuangan melalui beberapa proses yaitu proses perbandingan, proses evaluasi, dan proses analisis trend yang nantinya akan memberikan hasil berupa prediksi tentang apa yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang.
30
2.5.1
Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan sebuah kegiatan penelaahan dengan
mempelajari hubungan-hubungan atau tendensi-tendensi yang digunakan untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasional serta perkembangan sebuah perusahaan berdasarkan laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan yang bersangkutan. Menurut Wild, Subramanyan dan Halsey (2004:37) menyampaikan bahwa : “Financial statement analysis is the application of analytical tools and techniques to general purpose financial statement and related to estimates and inferenses in business alanysis”. Menurut Aliminsyah dan Padji MA (2005:166) analisis laporan keuangan merupakan : “Mencari hubungan yang ada antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain agar dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan”. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan adalah membedah dan menguraikan pos-pos laporan keuangan untuk mencari hubungan antara unsur-unsur dalam laporan keuangan agar dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan sehingga informasi tersebut dapat digunakan dalam membuat keputusan bisnis dan investasi.
2.5.2
Tujuan Analisis Laporan Keuangan Tujuan analisis laporan keuangan adalah menggunakan data historis
keuangan untuk membantu memprediksi bagaimana kinerja perusahaan di masa mendatang. Investor pada prinsipnya sangat memperhatikan tingkat profitabilitas perusahaan yang akan dapat menjamin tingkat keuntungan yang akan diperoleh.
31
Sedangkan dari sudut manajemen, analisis laporan keuangan berguna sebagai cara untuk mengantipasi keadaan dimasa mendatang. Menurut Harahap (2004:195-197) menyatakan bahwa tujuan analisis laporan keuangan adalah : Dapat memberikan informasi yang lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan Dapat mengetahui kesalahan yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan modelmodel dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi dan peningkatan Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisa laporan keuangan juga antara lain :
Dapat menilai prestasi perusahaan.
Dapat memproyeksi keuangan perusahaan.
Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu : Posisi keuangan (asset, neraca, dan modal) Hasil usaha perusahaan (hasil dan biaya) Likuiditas Solvabilitas Aktivitas Rentabilitas dan Profitabilitas
32
Indikator pasar modal
Menilai perkembangan dari waktu ke waktu
Melihat komposisi struktur keuangan dan arus kas
Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang. Menurut Prastowo dan Julianty (2005:57) menyatakan bahwa : “Tujuan dari analisis laporan keuangan adalah mengurangi ketergantungan para pengambil keputusan pada dugaan murni, terkaan, dan intuisi. Mengurangi dan mempersempit lingkup ketidakpastian yang tidak bisa dielakkan pada setiap proses pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan penggunaan pertimbanganpertimbangan melainkan hanya memberikan dasar yang layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut”. Dengan menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan maka akan diperoleh semua jawaban yang berhubungan dengan masalah posisi keuangan, hasil-hasil yang dicapai dan prediksi keuntungan dimasa mendatang pada perusahaan yang bersangkutan. Dari semua tujuan tersebut, tujuan yang terpenting dari analisis laporan keuangan adalah untuk mengurangi ketergantungan para pengambil keputusan pada dugaan murni, terkaan dan intuisi serta mengurangi dan mempersempit lingkup ketidakpastian pada setiap proses pengambilan keputusan.
2.5.3
Teknik Analisis Laporan Keuangan Harahap (2004:216) mengemukakan teknik dalam analisis laporan
keuangan sebagai berikut :
33
Metode komperatif Metode ini digunakan dengan memanfaatkan angka-angka laporan keuangan dan membandingkan dengan angka-angka laporan keuangan lainnya. Perbandingan ini dapat dilakukan melalui :
Perbandingan dalam beberapa tahun (horizontal)
Perbandingan satu tahun buku (vertikal), yang dibandingkan adalah unsur-unsur yang terdapat dalam laporan keuangan
Perbandingan dengan perusahaan yang terbaik
Perbandingan dengan angka-angka standar industri yang berlaku (industrial norm)
Perbandingan dengan budget (anggaran perusahaan)
Trend Analysis Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa tahun dan dari sini digambarkan trendnya. Trend analisis ini biasanya dibuat melalui grafik. Common size financial statement (laporan bentuk awam) Metode ini adalah merupakan metode analisis yang menyajikan laporan keuangan dalam bentuk presentasi. Presentasi itu biasanya dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilai penting misalnya asset untuk neraca, penjualan untuk laba rugi. Metode Indeks time series Dalam metode ini dihitung indeks dan digunakan untuk mengkonversikan angka-angka laporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang diberi indeks 100. Beranjak dari tahun dasar ini maka dibuat indeks tahuntahun lainnya sehingga dapat dibaca dengan mudah perkembangan angkaangka laporan keuangan tersebut pada periode lain. Rasio Laporan Keuangan Rasio laporan keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan signifikan.
34
Analisis sumber dan penggunaan kas dan dana Analisis sumber dan penggunaan dilakukan dengan menggunakan laporan keuangan dua periode. Laporan ini dibandingkan dan dilihat mutasinya. Semua teknik analisis yang digunakan itu adalah merupakan permulaan dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis sebuah laporan keuangan. Dan kesemua teknik tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu untuk membuat agar data dapat lebih dimengerti oleh para pembacanya sehingga dapat digunakan dengan baik sebagai landasan dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihakpihak yang membutuhkan.
2.6
Analisis Rasio Keuangan
2.6.1
Rasio sebagai Analisis Suatu ukuran sangat dibutuhkan oleh seorang analisis dalam melakukan
sebuah analisis dan interprestasi sebuah laporan keuangan. Suatu ukuran digunakan untuk menjadi sebuah patokan dalam analisis sehingga akan meminimumkan adanya penyimpangan dalam kegiatan analisis. Dan ukuran yang banyak digunakan untuk menganalisis laporan keuangan adalah rasio. Dengan menggunakan sebuah ratio kita mengetahui gambaran kuantitatif dari keadaan suatu perusahaan. Menurut Gitman (2003:49) analisis ratio adalah : “Ratio analysis involves methods of calculating and interpreting financial ratios to analyze and monitor the firm’s performance”. Menurut Harahap (2004:297) mernyatakan bahwa : “Rasio
keuangan
adalah
angka
yang
diperoleh
dari
hasil
perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti)”.
35
Sedangkan menurut Sundjaja (2002:68), “Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut”. Berdasarkan hal diatas diketahui bahwa analisis laporan keuangan merupakan sebuah teknik yang biasa dilakukan oleh manajer keuangan untuk mengetahui
keadaan
suatu
perusahaan
yang
dilakukan
dengan
cara
membandingkan dua variabel yang berasal dari pos-pos tertentu baik dalam neraca maupun laporan laba rugi yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.
2.6.2
Jenis Rasio Keuangan Untuk menganalisis suatu laporan keuangan dapat dilakukan dengan cara
analisis rasio keuangan. Hal ini dilakukan karena menganalisis rasio keuangan untuk mengetahui keadaan suatu perusahaan penggunaannya relatif mudah. Rasio keuangan yang dianalisis pun beragam sesuai dengan tujuannya. Berikut jenis rasio keuangan menurut Husnan dan Pudjiastuti (2007 : 70) berdasarkan tujuan pengukurannya, yaitu : Rasio likuiditas, yaitu rasio yang tujuannya untuk menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio leverage, yaitu ratio yang tujuannya untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio aktivitas, yaitu ratio yang tujuannya untuk mengukur tingkat efektivitas pemanfaatan sumber daya yang ada di dalam perusahaan. Rasio profitabilitas, yaitu rasio yang tujuannya untuk menunjukkan ukuran tingkat efektivitas dari manajemen seperti ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan dari pendapatan investasi.
36
Rasio pertumbuhan, yaitu rasio yang tujuannya untuk menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonomi ditengah pertumbuhan ekonomi dan sektor usaha. Rasio penilaian, yaitu ratio yang tujuannya untuk memberikan ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usaha diatas biaya investasi. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio leverage yang diwakili oleh debt to equity rasio (DER) dan rasio profitabilitas yang diwakili oleh return on equity rasio (ROE). Rasio-rasio ini dipilih peneliti karena kedua ratio ini dianggap akan sangat mempengaruhi nilai perusahaan dalam hal harga sahamnya. Penggunaan hutang akan meningkatkan hutang. Dan profitabilitas yang tinggi akan membuat nilai perusahaan juga akan meningkatkan, ini seperti yang dikatakan oleh Bhattacarya (1979) dalam jurnalnya yang berjudul “imperfect information, dividend policy and the bird in the hand fallacy”.
2.6.3
Manfaat Analisis Rasio Dengan menganalisis sebuah laporan keuangan akan didapat sebuah
gambaran mengenai keadaan suatu perusahaan. Menurut Sartono (2001:113) dalam bukunya yang berjudul “Manajemen keuangan (teori, konsep, dan aplikasi” menyatakan bahwa : “Analisis keuangan mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan dibidang financial yang akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya dimasa mendatang”. Berdasarkan rasio itu kita dapat mengetahui besarnya kemampuan dalam menciptakan laba dari perusahaan itu, besarnya penggunaan hutang yang digunakan perusahaan apakah masih rasional atau tidak, dan perencanaan pengeluaran yang akan digunakan dalam kegiatan investasi. Sehingga bila ada
37
penyimpangan perusahaan dapat memperbaikinya dengan segera dan akhirnya tujuan perusahaan tercapai dan bagi pemegang saham pun kemakmurannya akan meningkat.
2.7
Pasar Keuangan
2.7.1
Pengertian Pasar Keuangan Dalam berinvestasi perlu diperhatikan perihal seperti tempat, skema,
regulasi, ketepatan yang mencoba untuk lebih mengorganisir aktivitas investasi, tempat berinvestasi tersebut misalnya pasar keuangan. Menurut Gitman (2003:32) mengemukakan pemikirannya mengenai pasar keuangan sebagai berikut: “Financial markets are forums in which suppliers of funds and demanders of funds can transact business directly. The two key financial markets are the money market and the capital market”. Block (2005:625) mendefinisikan pasar keuangan sebagai berikut: “Pasar keuangan merupakan tempat untuk orang-orang, lembaga, dan institusi yang mana membutuhkan dana untuk dipinjam atau diinvestasikan”. Menurut Rusdin, (2008:45) pasar keuangan adalah : “Tempat dimana terjadinya proses proses terjadinya pertukaran uang atau dana oleh pihak tertentu untuk mencapai tujuannya masing-masing”. Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pasar keuangan merupakan titik temu anatara penawaran dan penerimaan akan financial assets disamping investasi pada pasar modal. Pasar keuangan adalah tempat dimana financial assets dan jasa-jasa keuangan yang diperdagangkan, baik yang baru diperdagangkan maupun yang sudah diperdagangkan dan berfungsi sebagai penghubung antar unit yang membutuhkan dana dan unit yang kelebihan dana.
38
Jadi secara umum, fungsi pasar keuangan adalah untuk mempertemukan calon peminjam dari yang memiliki dana berlebih.
2.8
Pasar Uang
2.8.1
Pengertian Pasar Uang Pasar uang merupakan tempat terjadinya transaksi asset keuangan jangka
pendek, dimana asset keuangan beredar kurang dari satu tahun. Menurut Pakarti (2001:20) pasar uang didefinisikan : “Suatu tempat pertemuan abstrak dimana para pemilik dana jangka pendek
dapat
menawarkan
kepada
calon
pemakai
yang
membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui perantara”. Djiwandono (2001:220), mendefinisikan pasar uang adalah sebagai berikut: “Pasar uang merupakan pertemuan permintaan dan penawaran akan dana jangka pendek”. Sedangkan Menurut Joesoef (2008:8) mendefinisikan Pasar Uang adalah sebagai berikut : “Suatu mekanisme dimana dana dapat dipinjam / diinvestasikan melalui instrumen-instrumen finansial jangka pendek (biasanya tidak lebih dari satu tahun). Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pasar uanga adalah tempat bertemunya pihak yang berlebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu yang pendek.
2.9
Pasar Modal
2.9.1
Pengertian Pasar Modal Pasar modal hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang mempertemukan
penjual dan pembeli dana. Dana yang diperjualbelikan tersebut digunakan untuk jangka waktu yang lama dalam tujuan menunjang pengembangan usaha organisasi
39
atau perusahaan. Kegiatan jual beli dana tersebut dilakukan dalam suatu lembaga resmi yang disebut bursa efek. Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 995 tentang pasar modal pasal 1 ayat 13 mendefinisikan pasar modala adalah sebagai berikut: “Pasar modal adalah kegiatan bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Menurut Gitman (2003:25) mengemukakan pengertian pasar modal sebagai berikut : “Pasar modal adalah sebuah pasar yang mana para penyedia dana dan
pihak
yang
membutuhkan
pendanaan
jangka
panjang
memungkinkan untuk melakukan suatu transaksi”. Selanjutnya menurut Sundjaja dan Barlian (2003:424) mendefinisikan pasar modal dalam dua arti sebagai berikut: Pengertian Pasar Modal dalam arti yang sempit : “Pasar modal merupakan kegiatan yang mempertemukan penjual dan pembeli dalam jangka waktu yang panjang”. Pengertian Pasar Modal dalam arti yang luas : “Pasar modal adalah keseluruhan sistem keuangan yang terorganisasi termasuk bank-bank komersil dan semua perantara dibidang keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan pendek”. Sedangkan menurut Block (2005:646) mengemukakan definisi pasar modal dari beberapa instrumennya adalah sebagai berikut : “Capital markets are competitive market for equity securities or debt securities with maturitiesof more than one year. The best example of capital market securities are common stock, bond and preferent stock”.
40
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah suatu tempat yang mempertemukan penjual dan pembeli didalam kegiatan jual beli dana jangka panjang baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, dan berfungsi sebagai sumber pembiayaan dunia usaha dan alternatif untuk melakukan investasi bagi investor maupun masyarakat.
2.9.2
Peranan Pasar Modal Hampir semua negara didunia ini memiliki pasar modal yang bertujuan
untuk menciptakan fasilitas bagi keperluan industri dan keseluruhan entitas dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Pasar modal dalam suatu negara bisa berperan sebagai sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau menerbitkan obligasi (Jogiyanto 2003:11)
2.9.3
Jenis-Jenis Pasar Modal Penjualan saham (termasuk jenis sekuritas lain) kepada masyarakat dapat
dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan jenis ataupun bentuk pasar modal dimana sekuritas tersebut diperjualbelikan. Jenis-jenis pasar modal menurut Jogiyanto (2003:15) ada beberapa macam yaitu : 1. Pasar Perdana (Primary Market), yaitu pasar modal yang menjual pertama saham sekuritas lainnya sebelum sekuritas tersebut dicatatkan di bursa efek. Harga pasar di pasar ini ditentukan oleh peminjam emisi dan peruahaan yang go public. 2. Pasar Sekunder (Secondary Market), yaitu pasar modal dalam bentuk bursa efek yang memperjualbelikan saham dan sekuritas pada umumnya setelah penjualan di primary market. Harga pasar di pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran yang dipengaruhi faktor emiten. 3. Pasar Ketiga (Third Market), yaitu pasar modal tempat saham dan sekuritas lain diperdagangkan diluar bursa efek.
41
4. Pasar Keempat (Fourth Market), yaitu pasar perdagangan saham antar investor atau antar pemegang saham tanpa melalui pialang atau perantara dagang efek.
2.9.4
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pasar Modal Pasar modal sebagai tempat bertemunya penjual (emiten) dan pembeli
(investor) tentu memiliki faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Faktorfaktor yang dapat mempengaruhi pasar modal seperti yang dikemukakan Husnan (2001:6), sebagai berikut : 1. Supply Sekuritas Berarti banyak perusahaan yang akan menerbitkan sekuritas. Hal ini bukan hanya berarti bahwa banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekurutas, tetapi juga berarti bahwa rencana penggunaan dana yang diperoleh dari penerbitan sekuritas tersebut memang menguntungkan. 2. Demand akan Sekuritas Berarti tersedia jumlah dana yang memadai untuk membeli sekuritassekuritas yang ditawarkan ini berarti harus terdapat sejumlah pihak yang mempunyai dana dalam jumlah yang cukup besar untuk membeli sekurutas-sekuritas yang ditawarkan. 3. Kondisi Politik dan Ekonomi Kondisi ekonomi politik dan ekonomi yang stabil dan dinamis merupakan syarat
perkembangan
dunia
bisnis.
Perkembangan
bisnis
akan
menyebabkan permintaan akan dana (baik dana jangka pendek maupun dana jangka panjang) meningkat. Peningkatan permintaan ini yang akhirnya akan mendorong berkembangnya pasar modal. 4. Masalah Hukum dan Peraturan Masalah kepastian hukum dan peraturan sering merupakan masalah yang menjadi penghambat di Negara-negara yang sedang berkembang. Dalam bidang apapun nampaknya terjadi gejala ketertinggalan hukum dan peraturan dari perkembangan ekonomi. Peraturan yang melindungi para pemodal dari kecurangan (abuse) pihak emiten perlu ditegakkan.
42
5. Peran Lembaga-Lembaga Pendukung Pasar Modal Lembaga pendukung pasar modal, seperti Badan Pengawas Pasar Modal (Stock Exchange Commision) yang memberikan ijin (dengan memeriksa perusahaan) bagi calon emiten, Bursa Efek, para pialang, Underwriter, akuntan, ahli umum, dan sebagainya harus telah ada dan bisa bekerja secara professional untuk mendukung beroperasinya pasar modal.
2.9.5
Instrumen Pasar Modal Indonesia Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga
(efek) yang umum diperjualbeliakn melalui pasar modal. Instrumen pasar modal merupakan suatu bukti kepemilikan modal dari lembaga yang mengeluarkannya, yang
dapat
diperjualbelikan.
Pemegang
instrumen
pasar
modal
mengharapkanmemperoleh keuntungan dengan menahan instrumen tersebut. Pengertian efek menurut Undang-Undang Pasar Modal RI No. 8 Tahun 1995 butir 5 tentang Pasar Modal adalah sebagai berikut: “Efek adalah surat pengakuan utang, surat berharga komersil, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, setiap rights, waran, opsi atau setiap turunan (derivative) dari efek, atau setiap instrumen yang ditetapkan sebagai efek”. Sedangkan menurut ”Paduan Bursa Efek Indonesia” mengenai instrumen pasar modal yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia, antara lain: 1. Saham Biasa (Common Stock) Merupakan bukti kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan. Keuntungan yang dimiliki oleh pemilik saham berasal dari dividen dan kenaikan harga saham (capiatal gain). Pemilik saham biasa memiliki hak memilih dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) untuk keputusan-keputusan yang memerlukan pemungutan suara, seperti pembagian dividen, pengangkatan Direksi, Komisaris, dsb.
43
2. Saham Preferen (Preferrend Stock) Saham preferen adalah saham istemewa, yaitu pemilik akan menerima sejumlah dividen dengan jumlah yang tetap. Biasanya pemiliknya tidak mempunyai hak pilih dalah RUPS. 3. Obligasi (Bond) Obligasi adalah surat berharga yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman (pemodal atau investor) dengan yang diberi pinjaman (emiten). Obligasi tersebut membayarkan bunga yang ditujukan oleh coupon rate yang tercantum pada obligasi tersebut. 4. Obligasi Konversi Obligasi konversi hampir sama dengan obligasi biasa, yaitu mempunyai coupon rate, memiliki waktyu jatuh tempo, dan punya nilai pari. Hanya saja obligasi konversi memiliki keunikan, yaitu dapat dikonversi (tukar) menjadi saham biasa sesuai persyaratan yang telah ditetapkan sebelumnya. 5. Right Issue Merupakan produk turunan (derivative) dari saham. Right Issue merupakan hak bagi pemodal untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh emiten. Biasanya hak ini diberikan kepada pemegang harga saham lama ketika dilakukan penawaran umum terbatas. 6. Reksadana (Mutual Fund) Adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola reksadana (disebut juga manajer investasi), untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di pasar uang atau pasar modal. 7. Waran Meruapakan sekuritas yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham dari perusahaan yang menerbitkan waran tersebut, dengan harga tertentu, dan pada waktu tertentu. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga lainnya, misalnya obligasi atau saham. Penerbit waran harus memiliki saham yang
44
nantinya dikonversi oleh pemegang waran. Namun, setelah obligasi atau saham yang disertai waran memasuki pasar, baik obligasi, saham, maupun waran dapat diperdagangkan terpisah. Dengan demikian terlihat jelas bahwa pasar modal indonesia adalah tempat jual beli dana dalam berbagai bentik kepemilikan yang dapat dipilih oleh investor dalam alternatif investasi terhadap suatu perusahaan.
2.10
Keputusan Investasi
2.10.1 Pengertian Investasi Investasi merupakan suatu kegiatan penanaman modal untuk suatu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Beberapa pakar mengemukakan pendapatnya tentang investasi. Menurut Tandelilin (2003:3) : “Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang”. Menurut Sunariyah (2004:4): “Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang”. Sedangkan menurut Gitman dan Joehnk (2005:3) investasi didefinisikan : “Any vehicle into which funds can be placed with the expectation that it will generate positive income and/or preserve or increased its value”. Artinya, investasi merupakan wadah dimana dana dapat ditempatkan dengan harapan bahwa itu akan menghasilkan pendapatan yang positif dan/atau memelihara atau meningkatkan nilainya.
45
Dari berbagai pengertian tentang investasi di atas, dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dengan harapan menghasilkan pendapatan yang positif di masa yang akan datang.
2.10.2 Jenis-jenis Investasi Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang lain. Sebaliknya investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain. Menurut Sunariyah (2006:4), investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama, yaitu : 1. Investasi dalam bentuk aktiva riil (real assets) Aktiva riil adalah aktiva berwujud seperti emas, perak, intan, barangbarang seni dan real estate. 2. Investasi dalam bentuk surat-surat berharga atau sekuritas (marketable securities atau financial assets). 3. Aktiva finansial adalah surat-surat berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil yang dikuasai oleh suatu entitas. Investasi keuangan berhubungan dengan masalah pengalokasian dana yang akan dilaksanakan oleh perusahaan di dalam pembelian surat-surat berharga. Menurut Sunariyah (2006:4) pemilikan aktiva finansial dalam rangka investasi pada sebuah entitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Investasi Langsung (Direct Investment) Investasi langsung adalah pembelian langsung aktiva keuangan suatu perusahaan. Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market),
46
pasar modal (capital market), atau pasar turunan (derivative market). Investasi langsung juga dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang tidak dapat diperjual-belikan. Aktiva keuangan yang tidak dapat diperjual-belikan biasanya diperoleh melalui bank komersial yang berupa tabungan di bank atau sertifikat deposito. 2. Investasi Tidak Langsung (Indirect Investment) Investasi tidak langsung adalah pembelian saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaanperusahaan lain. Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli suratsurat berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolionya. Ini berarti bahwa perusahaan investasi membentuk portofolio (diharapkan portofolionya optimal) dan menjualnya eceran kepada publik dalam bentuk saham-sahamnya.
2.10.3 Pentingnya Keputusan Investasi Keputusan investasi sendiri tercermin dari pertumbuhan Total Asset perusahaan yang bersangkutan dari tahun ke tahun. Implementasi keputusan investasi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dana dalam perusahaan yang berasal dari sumber pendanaan internal (internal financing) dan sumber pendanaan eksternal (eksternal financing). Dengan memperhatikan sumbersumber pembiayaan. Perusahaan memiliki beberapa alternatif pembiayaan untuk menentukan struktur modal yang tepat bagi perusahaan. Jadi, inti dari fungsi pendanaan ini adalah bagaimana perusahaan menentukan sumber dana yang optimal
untuk
mendanai
berbagai
alternatif
investasi,
sehingga
dapat
memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Menurut Ahmad (2004:118) perencanaan terhadap keputusan investasi ini sangat penting karena beberapa hal sebagai berikut :
47
1. Dana yang dikeluarkan untuk investasi sangat besar, dan jumlah dana yang besar tersebut tidak bisa diperoleh kembali dalam jangka pendek atau diperoleh sekaligus. 2. Dana yang dikeluarkan akan terikat dalam jangka panjang, sehingga perusahaan harus menunggu selama jangka waktu cukup lama untuk bisa memperoleh kembali dana tersebut. 3. Keputusan investasi menyangkut harapan terhadap hasil keuntungan di masa yang akan datang. Kesalahan dalam mengadakan peramalan akan dapat mengakibatkan terjadinya over atau under investment, yang akhirnya akan merugikan perusahaan. Masih menurut Ahmad (2004:118), proses dalam melakukan keputusan investasi dapat diperinci ke dalam tahapsebagai berikut : 1. Perencanaan 2. Analisis proyek 3. Pemilihan proyek 4. Pelaksanaan proyek 5. Pengawasan proyek Jika proyek-proyek investasi sudah tersedia atau dapat diperoleh, maka perusahaan perlu melakukan analisis awal. Dalam analisis awal perusahaan harus mengumpulkan informasi yang lebih akurat tentang proyek-proyek yang tersedia. Informasi tentang proyek-proyek yang akan diambil umumnya meliputi : 1. Jenis atau macam produk 2. Lama berdirinya proyek 3. Pola produksi atau output selama masa proyek 4. Total produksi dan saat mulai berproduksi 5. Teknologi yang akan digunakan 6. Jumlah dan pola penerimaan dan pengeluaran cash flow 7. Informasi lain yang sangat bervariasi antara satu proyek dengan proyek lain.
48
Pengaturan investasi modal yang efektif perlu memperhatikan faktorfaktor berikut ini (Husnan & Pudjiastuti, 2004:181) : 1. Adanya usul-usul investasi 2. Estimasi arus kas 3. Evaluasi arus kas tersebut 4. Memilih proyek-proyek yang sesuai dengan kriteria tertentu 5. Monitoring dan penilaian terus menerus terhadap proyek investasi setelah investasi dilaksanakan. Usul-usul investasi tidak mesti berasal dari bagian keuangan. Mungkin saja usul tersebut berasal dari pemasaran. Bagian produksi dan melibatkan berbagai bagian. Demikian juga arus kas akan memerlukan kerja sama antara bagian yang mengusulkan dengan bagian keuangan. Evaluasi arus kas mungkin lebih banyak dilakukan oleh bagian keuangan, demikian juga pemilihan proyek. Akhirnya monitoring memerlukan kerja sama dengan seluruh bagian yang terlibat. Jadi, inti dari fungsi pendanaan ini adalah bagaimana perusahaan menentukan sumber dana yang optimal untuk mendanai berbagai alternatif investasi, sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya.
2.10.4 Tujuan Investasi Pada dasarnya tujuan
orang
melakukan
investasi adalah untuk
menghasilkan sejumlah uang. Secara lebih khusus menurut Tandelilin (2001:5) ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi antara lain : a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.
49
b. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, maka seseorang dapat menghindarkan diri dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. c. Dorongan menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan
kepada
masyarakat
yang
melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.
2.10.5 Jenis-Jenis Investasi Keuangan Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang lain. Sebaliknya investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktivakeuangan dari perusahaan-perusahaan lain. Hal ini ditunjukkan dalam gambar berikut.
Gambar 2.1 Tipe – Tipe Investasi Investasi Tidak Investor
Investasi Langsung Langsung
Perusahaan Investasi
Aktiva – Aktiva Keuangan
Investasi langsung Sumber
: Jogiyanto (2003:7)
Menurut Sunariyah (2006:4), investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama, yaitu :
50
1. Investasi dalam bentuk aktiva riil (real assets) Aktiva riil adalah aktiva berwujud seperti emas, perak, intan, barang-barang seni dan real estate. 2. Investasi dalam bentuk surat-surat berharga atau sekuritas (marketable securities atau financial assets) Aktiva financial adalah surat-surat berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas akiva riil yang dikuasai oleh suatu entitas.
2.10.6 Investasi keuangan Investasi keuangan dalam hal ini adalah berhubungan dengan masalah pengalokasian dana yang akan dilaksanakan dalam perusahaan di dalam pembelian surat-surat berharga. Berikut ini adalah beberapa jenis investasi keuangan, menurut Sunariyah (2006:4) kepemilikkan aktiva financial dalam rangka investasi pada sebuah entitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1.
Investasi langsung
2.
Investasi tidak langsung
1. Investasi langsung Investasi langsung adalah pembelian langsung aktiva keuangan suatu perusahaan. Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital market), atau pasar turunan (derivative market). Investasi langsung juga dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang tidak dapat diperjual-belikan. Aktiva keuangan yang tidak dapat diperjual-belikan biasanya diperoleh melalui bank komersial. Aktiva-aktiva ini dapat berupa tabungan di bank atau sertifikat deposito. Macam- macam investasi langsung dapat disarikan sebagai berikut ini : 1.
2.
Investasi langsung yang tidak dapat diperjual-belikan. a.
Tabungan.
b.
Deposito.
Investasi langsung dapat diperjual-belikan. a.
Investasi langsung di pasar uang.
51
b.
1)
T-bill.
2)
Deposito yang dapat di negosiasi.
Investasi langsung di pasar modal. 1)
Surat-surat berharga pendapatan tetap (fixed-income securities). a)
T-bond.
b)
Federal agency securities.
c)
Municipal bond.
d)
Corporate bond.
e)
Convertible bond.
2)
Saham-saham (equity securities). a) b)
c.
Saham preferen (preferred stock). Saham biasa (common stock).
Investasi langsung di pasar turunan. 1)
Opsi. a)
Waran (warrant).
b) Opsi put (put option). c) 2)
Opsi call (call option). Futures contract.
2. Investasi tidak langsung Investasi tidak langsung adalah pembelian saham dari perusahaan invetasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan lain. Investasi tidak langusng dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik dengan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolionya. Ini berarti bahwa perusahaan investasi membentuk portofolio (diharapkan portofolionya optimal) dan menjualnya secara eceran kepada publik dalam bentuk saham-sahamnya.
52
Investasi tidak langsung lewat perusahaan investasi ini menarik bagi investor paling tidak karena dua alasan utama, yaitu : 1. Investor dengan modal kecil dapat menikmati keuangan karena pembentukan portofolio. Jika investor ini harus membuat portofolio sendiri, maka dia harus membeli beberapa saham dalam jumlah yang cukup besar nilainya. Investor yang tidak mempunyai dana cukup untuk membuat portofolio sendiri dapat membeli saham yang ditawarkan oleh perusahaan investasi ini. 2. Membentuk portofolio membutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang mendalam. Investor awam yang kurang mempunyai pengetahuan dan pengalaman tidak akan dapat membentuk portofolio yang optimal, tetapi dapat membeli saham yang ditawarkan oleh perusahaan investasi yang telah membentuk portofolio optimal.
2.10.7 Klasifikasi investasi Di dalam penentuan investasi, ada beberapa klasifikasi perusahaan yang menerbitkan portofolio. Menurut Kamarudin Ahmad (2005:203) perusahaan investasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Investment trust Merupakan trust yang menerbitkan portofolio yang dibentuk dari surat surat berharga berpenghasilan tetap (misalnya bond) dan ditangani oleh orang kepercayaan yang independen. Sertifikat portofolio ini dijual kepada investor sebesar nilai bersih total aktiva yang tergabung di dalam portofolio ditambah dengan komisi. Investor dapat menjual balik sertifikat ini kepada trust sebesar nilai pasar dari sekuritas-sekuritas yang tergabung di portofolio dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi dan dibagi dengan jumlah sertifikat yang diedarkan. 2. Closed end investment companies Merupakan perusahaan investasi yang hanya menjual sahamnya dalam jumlah yang tetap yaitu sebanyak saat penawaran perdana (initial public offering) saja. Perusahaan investasi ini tidak menawarkan lagi tambahan
53
lembar saham, kecuali jika ada penawaran publik berikutnya. Lembar saham yang sudah beredar dari penawaran perdana di perdagangkan di pasar sekunder (stock exchange) dengan harga pasar yang terjadi di pasar bursa. 3. Open end investment companies Di kenal dengan nama perusahaan reksadana (mutual funds). Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995, pasal 1 ayat (27) reksadana didefinisikan sebagai wadah yang di pergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Perusahaan reksadana ini adalah perusahaan investasi yang mnegelola portofolio dan menjual kepemilikan portofolionya di pasar modal. Perusahaan investasi ini masih terus menjual kepemilikan portofolionya kepada investor, juga pemegang kepemilikan portofolio dapat menjual kembali kepemilikan portofolionya ke perusahaan reksadana yang bersangkutan. Dengan demikian, perusahaan reksadana ini mempunyai besarnya portofolio yang berubah-ubah di pasar modal. Nilai total portofolio yang dibentuk disebut dengan Nilai Aktiva Bersih atau NAB (Net Assets Value atau NAV).
2.10.8 Ukuran Investasi Untuk mengukur pertumbuhan investasi yang akan dilakukan perusahaan, dapat menggunakan rumus (Haruman, 2006) : Investasi =
100%
Berdasarkan uraian diatas, modal kerja dan aktiva tetap sangat berperan dalam kinerja perusahaan sehingga dibutuhkan pemikiran yang matang dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi pada aktiva tetap dan modal kerja. Suatu perusahaan akan melakukan investasi jika investasi tersebut dianggap menguntungkan bagi perusahaan, sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan.
54
2.11
Profitabilitas
2.11.1 Pengertian Profitabilitas Profitabilitas sering dikaitkan dengan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Berikut ini adalah pengertian profitabilitas menurut beberapa pakar keuangan.Sartono (2001:122) menjelaskan : “Profitabilitas adalah kemempuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri ”. Sedangkan menurut Harahap (2006:304) : “Profitabilitas
menggambarkan
kemampuan
perusahaan
mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya”. Riyanto (2001:35) juga menjelaskan bahwa : “Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut”. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan baik yang berhubungan dengan penjualan, jumlah aktiva maupun modal sendiri.
2.11.2 Pengertian Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba atau profit yang optimal melalui semua kemampuan dari semua sumber yang ada seperti kegiatan penjualan.
55
Menurut Sugiono dan Untung (2008:70) : “Rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengukur efektivitas manajemen yang mencerminkan pada imbalan atas hasil investasi melalui kegiatan perusahaan atau dengan kata lain mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi dalam pengelolaan kewajiban dan modal”. Menurut Harahap (2004:304) : “Rasio profitabilitas adalah salah satu teknik analisis rasio keuangan yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga Operating Ratio”. Sedangkan menurut Martono dan Harjito (2007:59) : “Rasio profitabilitas terdiri dari dua jenis rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan investasi”. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (keuntungan).
2.11.3 Ukuran Rasio Profitabilitas Profitabilitas merupakan tolak ukur menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Menurut Irawati (2006:58), untuk mengukur rasio profitabilitas digunakan rasio-rasio sebagai berikut : 1. Net Profit Margin (NPM) 2. Gross Profit Margin (GPM) 3. Operating Profit Margin (OPM) 4. Operating Ratio (OR) 5. Return On Assets (ROA) 6. Return On Equity (ROE) 7. Earning per Share (EPS) 8. Return On Investment (ROI)
56
Berdasarkan data yang tersedia pada laporan keuangan ICMD, dalam penelitian inipenulis menggunakan Return On Equity (ROE) sebagai indikator rasio profitabilitas. Menurut Martono dan Harjito (2007:60) : “Return On Equity (ROE) atau yang sering disebut dengan rentabilitas modal sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi pihak pemilik modal sendiri”. Rumus Return On Equityadalah : ReturnOnEquity =
2.12
100%
Likuiditas
2.12.1 Pengertian Likuiditas Menurut Riyanto (2002:25), pengertian likuiditas adalah : “Likuiditas
berhubungan
dengan
masalah
kemampuan
suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finanasialnya yang harus dipenuhi”. Sedangkan menurut Syamsuddin (2007:41) likuiditas adalah: “Suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia”. Menurut Sartono (2001:116) : “Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya.” Dari beberapa definisi tentang likuiditas diatas, dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah indikator kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial.
57
2.12.2 Pengertian Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Semakin tinggi likuiditas perusahaan di dalam membayar kewajiban-kewajibannya akan semakin baik. Selain itu semakin tinggi likuiditas yang dimiliki perusahaan, semakin mampu perusahaan membayar dividen kepada pemegang saham, karena pembayaran dividen membutuhkan aliran dana keluar sehingga diperlukan likuiditas yang cukup. Martono dan Harjito (2002:5) menerangkan bahwa: “Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendeknya (termasuk bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh temponya dalam waktu satu tahun lagi) dari aktiva lancarnya”. Sedangkan menurut Harahap (2004:301): “Rasio likuiditas adalah suatu teknik analisis rasio keuangan yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya”. Menurut Brigham (2007:103) rasio likuiditas adalah: “Ratios that show the relationship of a firm cash and other current assets to its current liabilities”. Artinya, rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan tentang hubungan antara kas perusahaan dan harta lancar lainnya dengan hutang lancar. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemmpuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendek termasuk jangka panjang yang telah jatuh tempo.
58
2.12.3 Ukuran Rasio Likuiditas Menurut Irawati (2006:27), pengukuran rasio likuiditas terdiri dari: 1. Current Ratio 2. Quick Ratio atau Acid Test Ratio 3. Cash Ratio 4. Working Capital to Total Assets Ratio Berdasarkan data yang tersedia pada laporan keuangan ICMD, dalam penelitian inipenulis menggunakan Quick Ratio(QR) sebagai indikator rasio likuiditas. Menurut Yuniningsih (2002) Quick Ratio adalah: “Quick Acid Ratio adalah pengukuran kemampuan likuiditas dalma watu yang cepat atau pendek. Yaitu mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang lancar, berdasarkan aktiva lancar selain persediaan”.
Rumus Quick Ratio adalah : =
2.13
−
100%
Saham
2.13.1 Pengertian Saham Saham adalah sebuah surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dan dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (emiten) yang menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Dengan semikian jika seorang investor membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham perusahaan.
59
Tendelilin (2001:18) mendefinisikan bahwa : “Saham
merupakan
surat
bukti
kepemilikan
atas
aset-aset
perusahaan yang menerbitkan saham”. Menurut Husnan (2002:303) mendefinisikan bahwa : “Sekuritas (saham) merupakan secarik kertas yang menunjukan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya”. Sedangkan Mishkin dan Eakins (2006:28) mendefinisikan saham sebagai berikut: “A security that is claim on the earning and assets of a corporation”. Artinya saham merupakan sekuritas yang menyatakan tentang pendapatan dan aktiva sebuah perusahaan. Jadi saham adalah surat berharga yang diperdagangkan dipasar modal yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), dimana saham tersebut menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan tersebut.
2.13.2 Jenis-Jenis Saham Dalam praktek menurut Darmaji dan Fakhrudin (2001:6) menyebutkan bahwa saham terdiri dari beberapa jenis : 1. Cara Peralihan Hak Ditinjau dari cara peralihannya saham dibedakan menjadi saham atas unjuk dan saham atas nama. a. Saham atas unjuk (bearer stock). Diatas sertifikat saham atas unjuk tidak dituliskan nama pemilik. Dengan pemilihan saham ini, seorang pemilik sangat mudah untuk mengalihkan atau memindahkan kepada orang lain karena sifatnya mirip dengan uang.
60
b. Saham atas nama (registered stock). Diatas sertifikat saham ini ditulis nama pemiliknya. Cara pemindahannya harus memenuhi prosedur tertentu yaitu dengan dokumen peralihan, kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. 2. Hak Tagihan (Kalim) Ditinjau dari segi manfaatnya, pada dasarnya saham dapat digolongkan menjadi saham biasa dan saham preferen. a. Saham Biasa (common stock). Saham biasa selalu muncul dalam setiap struktur modal perseroan terbatas. Besar kecilnya dividen yang diterima tidak tetap, tergantung pada keputusan RUPS. b. Saham Preferen (preffered stock). Saham preferen merupakan gabungan pendanaan antara hutang dan saham biasa. Dalam praktek terdapat beraneka jenis saham preferen diantaranya adalah : 1. Cumulative Preffered Stock. Saham preferen jenis ini memberikan hak kepada pemiliknya atas pembagian dividen yang sifatnya komulatif dalam suatu presentase atau jumlah tertentu dividen yang dibayarkan tidak mencukupi atau tidak dibayar sama sekali, maka akan diperhitungkan tahun-tahun berikutnya. 2. Non Cumulative Preffered Stock. Pemegang saham jenis ini mendapat prioritas dalam pembagian dividen sampai pada suatu presentasi atau jumlah tertentu, tetapi tidak bersifat komulatif. Dengan demikian apabila pada suatu tahun tertentu dividen yang dibayarkan lebih kecil dari yang telah ditentukan atau tidak dibayar sama sekali, maka hal ini dapat diperhitungkan pada tahun berikutnya. 3. Participating Preffered Stock. Pemilik saham jenis ini disamping memperoleh dividen tetap seperti yang telah ditentukan, juga
61
memperoleh ekstra dividen apabila perusahaan dapat mencapai sasaran yang telah ditentukan. 4. Convertible Preffered Stock (saham istimewa). Pemegag saham istimewa mempunyai hak lebih tinggi dari pemegang saham lainnya. Hak lebih itu terutama dalam penunjukan direksi perusahaan. 3. Berdasarkan Kinerja Saham a. Blue Chip Stock Yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen. b. Income Stock Merupakan saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. c. Growth Stock Saham
ini
merupakan
saham-saham
emiten
yang
memiliki
pertumbuhan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. d. Speculative Stock Adalah saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi dimasa mendatang meskipun belum pasti. e. Counter Cylical Stock Saham ini merupakan saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
62
2.13.3 Nilai Saham Saham adalah surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan yang go public. Nilai saham ditentukan oleh perkembangan perusahaan penerbitnya. Jika perusahaan penerbit mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi, perusahaan tersebut akan dapat menyisihkan bagian keuntungan sebagai dividen dalam jumlah yang tinggi pula. Pemberian dividen yang tinggi akan menarik minat investor untuk membeli saham tersebut. Hal ini mengakibatkan permintaan atas saham yang bersangkutan akan meningkat yang pada akhirnya akan mendorong naiknya nilai saham. Menurut Arfin (2004:45) nilai dari suatu saham terbagi atas : a. Nilai Intrinsik, yaitu nilai yang diharapkan dari saham pada setiap akhir tahun pertama dari saham ini sebagaimana dilihat dari investor tertentu pada waktu melakukan analisis. b. Nilai Par (par value), digunakan untuk menunjukan nilai nominal, yakni nilai akuntansi yang menjadi dasar penilaian kewajiban hukum pemegang saham. c. Nilai Buku (book value), menunjukan besarnya pemegang saham (stockholder’s equity) di perusahaan. Nilai buku perlembar saham diperoleh dengan membagi nilai buku ekuitas dalam jumlah lembar saham yang ada. d. Nilai pasar (market value), yaitu harga pasar yang berlaku dari suatu emisi saham, merupaka petunjuk bagaimana para pelaku pasar secara keseluruhan mengukir nilai dari saham itu.
2.14
Pengaruh antara Keputusan Investasi dengan Harga Saham Salah satu yang menentukan harga saham adalah besarnya investasi yang
dilakukan oleh perusahaan. Menurut Haruman (2008) bahwa : “Investasi adalah pertumbuhan total aset perusahaan dari tahun ke tahun yang menunjukan perkembangan investasi perusahaan”.
63
Kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan akan menentukan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dan kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Investasi yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dalam jangka waktu yang cukup panjang. Apabila tingkat investasi disuatu perusahaan tinggi, maka akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut karena pertumbuhan investasi tersebut dapat dipersepsikan sebagai good news bagi investor. Selain iyu, peningkatan investasi ini akan dianggap sebagai pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang dan penentu nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat dilihat dari tingginya harga saham. Penelitian Hasnawati (2005:117-126) menjelaskan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan .Efek langsung keputusan investasi terhadap nilai perusahaan merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi itu sendiri melalui pemilihan proyek atau kebijakan lainnya seperti menciptakan produk baru, penggantian mesin yang lebih efisien, pengembangan research & development, dan merger dengan perusahaan lain (Myers, 1976). Apabila dikaji melalui teori sinyal (Signaling theory), hasil penelitian ini mendukung teori tersebut. Pengeluaran modal perusahaan (capital expenditure) tampak sangat penting dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan. Paralel dengan Chan et al. (1990) dan Fama dan French (1998) bahwa masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan. Investasi adalah suatu kegiatan penanaman modal untuk suatu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Menurut Jones (2004:3) investasi didefinisikan sebagai berikut : “Investment is the commitment of funds to one or more assets that will be held over some future time period”. Keputusan Investor harus didukung dengan analisa yang baik. Dalam melakukan analisis penilaian saham, terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan investor, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Pada dasarnya kedua metode analisis tersebut hampir sama yaitu dalam melakukan
64
taksiran harga di masa yang akan datang dengan menggunakan data masa lalu.Perbedaan kedua analisis tersebut adalah jika analisis fundamental menggunakan data faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham, sedangkan analisis teknkal menggunakan data harga saham masa lalu untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang Kegiatan
investasi
yang
dilakukan
perusahaan
akan
menentukankeuntungan yang akan diperoleh perusahaan dan kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Apabila perusahaan salah didalam hal pemilihan investasi, maka kelangsungan hidup perusahaan akan terganggu dan hal ini tentunya akan mempengaruhi penilaian investor terhadap perusahaan. Investasi yang dilakukan perusahaan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mencapai tujuan perusahaan. Myers (1977) menyatakan bahwa nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi dan pengeluaran discretionaty di masa yang akan datang. Fama (1978) menyatakan bahwa nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa keputusan investasi itu penting, karena untuk mencapai tujuan perusahaan hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan (Modigliani & Miller, 1978).
2.15
Pengaruhantara Profitabilitas dengan Harga Saham Gitman (2006:218) mengemukakan bahwa rasio profitabilitas diperlukan
untuk mengetahui berapa tingkat keuntungan yang ditawarkan oleh setiap saham yang terdapat di bursa, serta harga saham dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain laba bersih per tahun, laba per sahamdan dividen yang dibayarkan setiap tahun. Rasio Profitabilitas Menurut Harahap (2006:304) : “Profitabilitas
menggambarkan
kemampuan
perusahaan
mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada
65
seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya”. Profitabilitas dapat dihitung dengan ROE (return on equity).ROE mencerminkan
tingkat
hasil
penembalian
investasi
bagi
pemegang
saham.Profitabilitas yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Dengan rasio profitabilitas yang tinggi yang dimilki sebuah perusahaan akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan. Tingginya minat investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan dengan ROE yang tinggi akan meningkatkan harga saham (Kusumawati:2005). Maka, akan terjadi hubungan antara profitabilitas dengan harga saham dimana tingginya harga saham akan mempengaruhi nilai perusahaan. Semakin tingginya profitabilitas perusahaan juga akan meningkatkan laba per lembar saham (EPS atau earning per share) perusahaan. Adanya peningkatan EPS akan membuat investor tertarik untuk menanamkan modalnya dengan membeli saham perusahaan. Menurut Tjaraka (2008) mengemukakan bahwa: “return on equity sangat mempengaruhi harga saham perusahaan yang bersangkutan di samping faktor-faktor yang lain seperti earning per share, debt equity ratio dan lain-lain.” Tingkat profitabilitas yang cukup tinggi, maka dapat diasumsikan bahwa perusahaan tersebut beroperasi secara efektif, hal ini merupakan suatu daya tarik bagi investor yang mengakibatkan meningkatnya nilai saham perusahaan. Dengan meningkatnya nilai saham perusahaan, maka saham tersebut diminati oleh banyak investor, yang akibatnya akan meningkatkan harga saham perusahaan. Dengan demikian biasanya investor akan memilih perusahaan yang dapat memaksimalkan nilai pasar kekayaannya melalui harga saham yang tinggi dan kemampuan perusahaan memberikan keuntungan berupa return on equity yang mempengaruhi nilai perusahaan.
66
2.16
Pengaruh antara Likuiditas dengan Harga Saham Likuiditas berkaitan dengan kemampuan perorangan atau perusahaan
untuk mengkonversikan aktiva lancer tertentu menjadi tunai. Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.Untuk mengukur rasio likuiditas digunakan quick (acid test) ratio sebagai indikatornya.Hal ini disebabkan dalam perhitungan rasio tersebut, persediaan merupakan assets yang paling lama untuk berubah menjadi kas (yaitu harus melewati bentuk piutang terlebih dahulu) dan tingkat kepastiannya rendah yaitu kemungkinan nilai persediaan turun karena produk rusak atau kualitas yang menurun lebih tinggi. Dengan alasan tersebut,maka persediaan dikeluarkan dari perhitungan harta lancar (Husnan dan Pudjiastuti, 2004:72). Jika tingkat likuiditas perusahaan yang diukur oleh quick acid test ratio dalam keadaan baik karena mampu membayar semua kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tepat waktu dan memberikan dampak positif terhadap peningkatan harga saham. Pendanaan investasi dan tingkat likuiditas yang cukup tinggi dapat diasumsikan bahwa perusahaan tersebut beroperasi secara efektif, hal ini merupakan daya tarik bagi investor yang mengakibatkan peningkatan nilai saham perusahaan yang bersangkutan. Dan karena nilainya meningkat, maka saham perusahaan tersebut akan diminati oleh banyak investor,yang akibatnya akan meningkatkan harga saham perusahaan dan nilai perusahaan. Secara umum Adriyani (2004) mengatakan semakin baik keuangan perusahaan dan semakin banyak keuntungan yang dinikmati oleh pemegang saham, kemungkinan harga saham akan naik. Tetapi saham yang memiliki tingkat keuntungan yang baik juga bisa mengalami penurunan harga. Hal ini disebabkan oleh keadaan pasar saham.
67
2.17
Pengaruh Keputusan Investasi, Tingkat Profitabilitas dan Tingkat Likuiditas terhadap Harga Saham Kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan akan menentukan
keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dan kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Investasi yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dalam jangka waktu yang cukup panjang. Apabila tingkat investasi disuatu perusahaan tinggi, maka akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut karena pertumbuhan investasi tersebut dapat dipersepsikan sebagai good newsbagi investor. Selain itu, peningkatan investasi ini akan dianggap sebagai pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang dan penentu nilai perusahaan. Likuiditas perusahaan sangat besar pengaruhnya terhadap investasi perusahaan dan kebijakan pemenuhan kebutuhan dana. Keberhasilan investasi yang dilakukan oleh perusahaan akan memberikan sinyal positif bagi peningkatan nilai perusahaan yang tercermin pada peningkatan harga sahamnya. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Sandhieko (2009) yang menyatakan bahwa quick (acid test) ratio, return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Return On Equity merupakan salah satu faktor untuk menentukan tingkat laba yang dicapai perusahaan dari penggunaan modal yang dimiliki perusahaan tersebut.Nilai ROE berbanding lurus dengan harga saham. Dengan kata lain harga saham dapat dipengaruhi oleh tingkat laba perusahaan. Keputusan investasi, profitabilitas dan likuiditas yang cukup baik, maka dapat diasumsikan bahwa perusahaan tersebut beroperasi secara efektif, hal ini akan merupakan daya tarik bagi investor yang mengakibatkan peningkatan nilai saham perusahaan yang bersangkutan. Dan karena nilainya meningkat, maka saham perusahaan tersebut akan diminati oleh banyak investor, yang akibatnya akan meningkatkan harga saham perusahaan dan nilai perusahaan.