BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang frase sebelumnya sudah pernah diteliti oleh Rhabiatun Adhawiyah (990704013) yang berjudul “Analisis kontrastif frase nominal dalam bahasa Arab dengan bahasa Inggris”. Dalam penelitian beliau membahas tentang persamaan dan perbedaan frase nominal dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris. Di sini penulis hanya memfokuskan tentang bagaimana bentuk dan cara pembentukan frase verbal dan frase nominal dalam bahasa Arab. Penulis menggunakan teori Asrori sebagai rujukan primer dalam melakukan penelitian ini karena ia memaparkan secara lebih jelas tentang frase, sedangkan teori lain penulis ambil sebagai rujukan seperti pendapat Ramlan, Samsuri, Putrayasa dan lain-lain. Menurut Cook , Elson dan Pickeet dalam Putrayasa (2007:2) frase adalah satuan linguistik yang secara potensial yang merupakan gabungan dua kata atau lebih yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa. Arifin dan Junaiyah, (2008:18), dalam bukunya Sintaksis untuk mahasiswa strata satu jurusan bahasa dan linguistik, mendefinisikan Frase adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonfredikatif
atau satu
konstruksi ketatabahasaan yang terdiri atas dua kata atau lebih. Sementara Ramlan dalam Nurhadi (1995:314) menjelaskan bahwa frase adalah satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Frase lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. Istilah frase digunakan sebagai satuan sintaksis yang satu tingkat berada di bawah satuan klausa atau satu tingkat berada di atas satuan kata. Dari definisi di atas yang namanya frase itu pasti terdiri lebih dari sebuah kata (Chaer, 2003:222). Samsuri mengatakan bahwa frase itu adalah gatra. Dia membagi frase menjadi lima golongan antara lain: Frase Verbal, frase nominal, frase sifat, frase bilangan dan frase depan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Ramlan (1987:158) berdasarkan persamaan distribusi dengan golongan atau kategori kata, frase dapat digolongkan menjadi empat golongan yaitu: 1. Frase verbal Frase verbal atau atau golongan verbal adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata verbal ( Ramlan, 1987:168 ) Contoh 1. Dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru di perpustakaan Dua orang mahasiswa – membaca buku baru di perpustakaan 2. akan pergi Pada contoh pertama pada klausa di atas yang menjadi frasenya adalah sedang membaca, yang terdiri dari kata tambah dan kata kerja, dimana yang menjadi verbalnya adalah kata membaca sekaligus sebagai unsur pusat, sedangkan yang menjadi kata tambahnya adalah kata sedang yang berfungsi sebagai Atribut. Frase sedang membaca mempunyai distribusi yang sama dengan kata membaca, kata membaca termasuk golongan verba dan sedang membaca juga termasuk golongan verba. Pada contoh kedua frase akan pergi terdiri dari dua unsur yaitu kata akan dan pergi. Kata akan termasuk golongan tambah sekaligus berfungsi sebagai atribut, sedangkan kata pergi termasuk golongan verba yang berfungsi sebagai unsur pusat. Jadi, yang dinamakan frase verbal itu adalah frase yang unsur pusatnya terdiri dari kata kerja. 2. Frase Nominal Frase nominal adalah frase yang memiliki distribusi yang sama dengan kata nominal ( Ramlan, 1987:158)
persamaan itu dapat dilihat dengan jelas
melalui beberapa contoh. Contoh: Adik membeli baju baru Adik membeli baju -----
Universitas Sumatera Utara
Pada contoh klausa di atas yang menjadi frasenya adalah baju baru karena mempunyai distribusi yang sama dengan kata baju, kata baju termasuk golongan kata nominal yang berfungsi sebagai unsur pusat, sedangkan frase baju baru juga termasuk golongan frase nominal. Menurut Ramlan (1987: 159) Secara kategorial frase nominal terdiri dari: a. Frase nominal diikuti frase nominal. Maksudnya terdiri dari kata atau frase nominal sebagai unsur pusat, diikuti oleh kata atau frase nomina sebagai atribut. Jadi semua unsurnya berupa kata atau frase nominal (Ramlan, 1986: 159). Contoh: - Gedung sekolah - Perusahaan kain - Perkarangan rumah Frase gedung sekolah dan ‘Perusahaan Kain’ serta ‘perkarangan rumah’ semuanya terdiri dari kata nominal yaitu kata gedung, perusahaan dan perkarangan sebagai unsur pusat, diikuti kata sekolah, kain rumah yaitu sebagai atribut. b. Frase Nominal diikuti frase verbal, maksudnya terdiri dari kata atau frase nominal sebagai unsur pusat diikuti kata atau frase verbal sebagai atribut. Contoh: - Rumah baru Frase rumah baru pada contoh di atas terdiri dari kata nominal dan kata kerja, dimana kata rumah sebagai nominal sekaligus sebagai unsur pusat, sedangkan kata baru sebagai verbal yaitu sebagai atribut. c. Frase nominal diikuti frase bilangan, maksudnya frase itu terdiri dari kata atau frase nominal sebagai unsur pusat, diikuti kata atau frase bilangan sebagai atribut. Contoh: - Nasi sepuluh bungkus - Sawah lima petak
Universitas Sumatera Utara
d. Frase nominal diikuti oleh frase adverbia, maksudnya frase ini terdiri dari kata atau frase nominal sebagai unsur pusat, diikuti kata atau frase Adverbia sebagai atribut. Contoh: - Koran kemarin pagi Frase koran kemarin pagi pada contoh di atas terdiri dari kata nominal yaitu koran dan merupakan sebagai unsur pusat sedangkan kata kemarin pagi sebagai keterangan yang berfungsi sebagai atribut. e. Frase nominal diikuti frase preposisi, maksudnya terdiri dari kata atau frase nominal sebagai unsur pusat, diikuti frase Preposisi sebagai atribut. Contoh: - Kereta api ke Surabaya - Surat untuk ibu 3. Frase Numerella Frase numerella atau frase bilangan adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan ( Ramlan, 1987:176) Contoh: 1. Dua buah rumah dua --- rumah 2. Tiga ekor ayam Tiga ---- ayam Pada contoh klausa di atas yang menjadi frasenya adalah dua buah dan tiga ekor yang mempunyai distibusi yang sama dengan kata dua dan tiga. Kata dua dan kata tiga termasuk golongan kata bilangan yang berfungsi sebagai unsur pusat, sedangkan kata buah dan kata ekor termasuk golongan kata penyukat yang berfungsi sebagai atribut. Jadi frase bilangan itu terdiri dari unsur kata bilangan diikuti kata penyukat. 4. Frase Adverbia Frase adverbial atau keterangan adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan ( Ramlan, 1987:177 ).
Universitas Sumatera Utara
Dari pengamatan terhadap bahasa Indonesia diperoleh sejumlah kata keterangan antara lain kemarin, tadi, nanti, besok, lusa, sekarang dan lain-lain. Contoh : Tadi malam Ahmad menghadiri pertemuan keluarga Tadi --- Ahmad menghadiri pertemuan keluarga Pada klausa di atas yang menjadi frase adalah tadi malam. Frase tadi malam mempunyai persamaan distribusi dengan kata tadi. Dimana frase tadi malam merupakan golongan keterangan, sedangkan kata tadi juga termasuk golongan keterangan. 5. Frase Preposisi Frase preposisi atau frase depan adalah frase yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata atau frase aksisnya ( Ramlan, 1987:178 ). Contoh : 1. Ayah tidak ada di rumah 2. Ibu sedang pergi ke pasar Pada klausa dia tas yang menjadi frasenya adalah di rumah dan ke pasar, dimana kata di dan ke merupakan preposisi sedangkan rumah dan pasar merupakan golongan kata nominal. Sedangkan Al-Khuli dalam A Dictionary of Theoritical Linguistics ( English-Arabic) mendefenisikan kategori frase sebagai berikut: 1. Verbal Pharase
ﻋﺒﺎرة ﺗﺘﻜﻮن ﻣﻦ اﻟﻔﻌﻞ وﺑﻌﺾ ﻣﺘﻌﻠﻘﺎﺗﻪ:ﻋﺒﺎرة اﻟﻔﻌﻠﻴﺔ /‘ibāratu
al-fi‘liyyati:
‘ibāratu
tatakawwanu
min
al-fi‘li
wa
ba‘di
muta‘alliqātihi/ “Frase verbal adalah ungkapan yang terdiri dari kata kerja dan sebagiannya saling berkaitan’ (1982:300) 2. Nominal Pharase
. ﺗﻘﺎﺑﻠﻬﺎ اﻟﺠﻤﻠﺔ اﻟﻔﻌﻠﻴﺔ اﻟﺘﻰ ﺗﺒﺪأ ﺑﺎﻟﻔﻌﻞ.ﺟﻤﻠﺔ ﺗﺒﺪأ ﺑﺎﻹﺳﻢ:/ ﻋﺒﺎرة اﻹﺳﻤﻴّﺔ /‘ibāratu al-`ismiyyati /: jumlatun tabda`u bi al-ismi. Tuqābiluhā al-jumlatu al-fi‘liyyatu allatī tabda`u bi al-fi‘li/
Universitas Sumatera Utara
“Frase nominal adalah kalimat yang dimulai dengan ism dan berbeda dengan jumlah fi‘l-nya’ (1982:84) 3. Adjectival Pharase
واﻟﻌﺒﺎرة اﻟﻨﻌﺘﻴﺔ ﺗﺨﺘﻠﻒ, ﻋﺒﺎرة ﺗﻌﻤﻞ ﻋﻤﻞ اﻟﻨﻌﺖ ﻓﻲ ﺟﻤﻠﺔ ﻣﺎ:ﻋﺒﺎرة اﻟﻨﻌﺘﻴﺔ ﻋﻦ اﻟﺠﻤﻠﺔ اﻟﻨﻌﺘﻴﺔ إذ ﺗﺨﻠﻮا اﻷوﻟﻰ ﻣﻦ اﻟﻔﻌﻞ ﻓﻲ ﺣﻴﻦ أن ااﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﺗﺤﺘﻮي ﻋﻠﻰ ﻓﻌﻞ /‘ibāratu al- na‘tiyyati : ‘ibāratun ta‘malu ‘amala al-na‘ti fi jumlati mā, wa al-‘ibāratu al-na‘tiyyatu takhtalifu ‘an al-jumlati al-na‘tiyyati `iz takhallū alūlā min al-fi‘li fī hīna anna al-saniyyata tahtawī ‘alā fi‘lin/ “Frase sifat adalah frase yang berperan sebagai sifat dalam satu kalimat tertentu dan frase sifat tersebut berbeda dari kalimat sifat dimana frase sifat itu tidak terdapat kata kerja sedangkan kalimat sifat itu membutuhkan kata kerja’ (1982:5) 4. Adverbial Pharase
ﻋﺒﺎرة ﺗﻌﻤﻞ ﻋﻤﻞ اﻟﻈﺮف:ﻋﺒﺎرة اﻟﻈﺮﻓﻴﺔ /’ibāratu al-zarfiyyati: ‘ibāratun ta’malu ‘amala al-zarfi/ “Frase keterangan adalah frase yang berfungsi sebagai keterangan’ (1982:7). 5. Numerella Pharase
هﻮ آﻞ ﻋﺪدﻳﻦ آﺎن ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﺣﺮف ﻋﻄﻒ ﻣﻘﺪر:اﻟﻤﺮآﺐ اﻟﻌﺪدي /al-murakkabu al-‘adadyiyu huwa kullu ‘adadaini kāna bainahumā harfu ‘atfin muqaddarin/ “Frase numerella adalah semua bilangan yang terdiri dari dua kata yang mana diantara kedua kata tersebut ada kata penghubung tetapi tidak disebutkan’(Al-Ghulayaini, 2007:13). 6. Prepositional Pharase
اﻟﺠﺎر واﻟﻤﺠﺮور وﺗﻮاﺑﻌﻪ:ﻋﺒﺎرة اﻟﺠﺮ /‘ibāratu al-jarri: al-jarru wa al-majrūru wa tawābi‘uhu/ “Frase preposisi adalah kata depan dan semua yang mengikutinya’ (1982:
Universitas Sumatera Utara
Asrori (2004:45) membagi frase dalam bahasa Arab menjadi 2 (dua) kelompok yaitu: 1. Frase Verbal
ﻣﺮآﺐ ﻓﻌﻠﻲ/ murakkabu fi‘li /
Frase Verbal atau
ﻣﺮآﺐ ﻓﻌﻠﻲ/murakkabu
fi‘li / adalah frase yang
mempunyai distribusi yang sama dengan kata kerja (Asrori, 2004:46) Contoh:
آﻼ ﺳﻮف ﺗﻌﻠﻤﻮن/kallā
saufa ta’lamūna/’suatu saat kamu akan
mengetahui’
آﻼ – ﺗﻌﻠﻤﻮن
/kalla - ta’lamūna/’suatu saat kamu mengetahui’.
ﺑﻜﺮ آﺎن ﻳﺼﻐﻰ اﻟﻰ أﺑﻴﻪ/bakran
kāna yasgā ilā abīhi/’Bakar telah
mendengarkan nasehat ayahnya’
ﻳﺼﻐﻰ اﻟﻰ أﺑﻴﻪ- ﺑﻜﺮ/
bakran - yasgā ilā abīhi/, Bakar mendengarkan
nasehat ayahnya’. Satuan
ﺳﻮف ﺗﻌﻠﻤﻮن/saufa ta‘lamūna/
pada contoh di atas merupakan
kontruksi frase yang terdiri atas penanda tanfis yaitu menjadi verbanya adalah kata unsur pusat, kata
ﺳﻮف/saufa/,
dan yang
ﺗﻌﻠﻤﻮن/ta‘lamuna/ sebagai unsur pusat. Sebagai
ﺗﻌﻠﻤﻮن/ta‘lamūna/
dapat menempati distribusi frase
ﺳﻮف
ﺗﻌﻠﻤﻮن/saufa ta‘lamūna/. Dengan kata lain frase tersebut mempunyai ditribusi yang sama dengan kata
ﺗﻌﻠﻤﻮن/ ta‘lamūna/.
Kemudian pada contoh kedua satuan
آﺎن ﻳﺼﻐﻰ/kāna
berupa konstruksi frase. Frase ini terdiri atas verba bantu yaitu verba pusat
ﻳﺼﻐﻰ
yasgā/
juga
آﺎن/kāna/
dan
/yasgā/. Hubungan antar unsur pada satuan itu tidak
melampui batas fungsi. Artinya kedua unsur
آﺎن/kāna/ dan ﻳﺼﻐﻰ
/yasgā/ itu
secara bersama-sama menempati suatu fungsi tertentu, yaitu Prediket atau khabar.
Universitas Sumatera Utara
Verba
ﻳﺼﻐﻰ
/yasgā/ pada satuan tersebut merupakan unsur pusat dan sebagai
unsur pusat ia dapat mengantikan frase seperti pada contoh di atas.
ﻣﺮآﺐ ﻏﻴﺮ ﻓﻌﻠﻲ/ murakkabu gairu fi‘lī
2. Frase Non Verbal
ﻣﺮآﺐ ﻏﻴﺮ ﻓﻌﻠﻲ/ murakkabu gairu fi‘li menurut
Adapun frase
Badri(1986) dalam Asrori ( 2004:47) adalah frase yang distribusinya sama dengan kata non verba. Frase ﻣﺮآﺐ ﻏﻴﺮ ﻓﻌﻠﻲ/ murakkabu gairu fi‘li dikelompokan menjadi 5 (lima) golongan yaitu: a. Frase Nominal اﺳﻤﻲ
ﻣﺮآﺐ اﺳﻤﻲ/
ﻣﺮآﺐ/ murakkabu ismī / murakkabu ismī /sama dengan frase nominal yaitu frase
yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata nominal( Asrori, 2004:48)
اﻟﺮﻳﺎﺿﺔ اﻟﺒﺪﻧﻴﺔ ﻣﻔﻴﺪة ﺟﺪا/al-riyādatu
al-badaniyyatu mufīdatun jiddan/
‘olahraga itu penting sekali’
هﻮ أﺳﺘﺎذﻧﺎ/huwa ustāzunā/ ’dia adalah guru kita’ Pada contoh di atas kalimat
اﻟﺮﻳﺎﺿﺔ اﻟﺒﺪﻧﻴﺔ/al-riyādatu al-badaniyyatu/
merupakan frase nominal karena distribusinya sama dengan golongan kata nominal yaitu
اﻟﺮﻳﺎﺿﺔ
/a-riyādatu/. Sedangkan frase
أﺳﺘﺎذﻧﺎ
/ustāżunā/ sama
distribusinya dengan kata nominal yaitu اﻻﺳﺘﺎذ/al-ustāżu b. Frase Sifat وﺻﻔﻲ
ﻣﺮآﺐ/ murakkabu wasfī /
ﻣﺮآﺐ وﺻﻔﻲ/ murakkabu wasfī /adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata sifat( Asrori, 2004:48) Contoh:
اﻟﻬﻮاء ﺑﺎرد ﺟﺪا هﺬﻩ اﻻﻳﺎم/al-hawāu bāridun jiddan hāzihi al-ayyāmi/’udara ini dingin sekali setiap hari’
هﺬا اﻟﻮان زﻳﺘﻴﺔ/hazā
al-wānun zaitiyyatun/ ’ini warna-warna cat minyak’
Universitas Sumatera Utara
Frase
ﺑﺎرد ﺟﺪا
/bāridun jiddan/, pada contoh pertama mempunyai
distribusi yang sama dengan adjektifa yaitu ﺑﺎرد/bāridun/.
اﻟﻮان زﻳﺘﻴﺔ
Pada contoh kedua frase berunsurkan nomina adalah
اﻟﻮان
/
al-wānun zaitiyyatun/ yang
/ al-wānun/ dan juga sebagai unsur pusat.
Sedangkan yang menjadi adjektifanya adalah
زﻳﺘﻴﺔ
/zaitiyyatun/ dan dia juga
sebagai na‘at. c. Frase Adverbia
ﻣﺮآﺐ ﻇﺮﻓﻲ/ murakkab zarfīyyi /
ﻣﺮآﺐ ﻇﺮﻓﻲ/
murakkabu zarfīyyi / adalah frase yang mempunyai
disrtibusi yang sama dengan kata keterangan ( Asrori, 2004: 48) Contoh:
اﻟﺸﻤﺲ ﺗﺴﻴﺮ اﻟﻰ اﻟﻐﺮب/al-syamsu
ila tasīru al-garbi/’matahari itu terbenam
ke barat’ Pada contoh di atas, frase اﻟﻐﺮب
اﻟﻰ
mempunyai persamaan dengan kata
/ilā al-garbi/ merupakan frase adverbia dan
ﻏﺮﺑﺎ
/garban/ yang termasuk kategori
adverbia. d. Frase Numerella
ﻣﺮآﺐ ﻋﺪدي/ murakkabu ‘adadīyyi /
ﻣﺮآﺐ ﻋﺪدي/
murakkabu ‘adadīyyi / adalah frase numerella yang
mempunyai persamaan distribusi dengan golongan kata bilangan ( Asrori, 2004:48). Unsur-unsur dalam frase adady atau numerella mempunyai hubungan yang padu. Artinya unsur-unsur dalam frase tersebut tidak bisa dipisahkan oleh unsur yang lain dan tidak bisa diubah urutannya. Apabila urutan bilangan dan nominal itu diubah ataupun disisipi oleh unsur yang lain maka tidak lagi termasuk frase adady (Asrori, 2004:57). Contoh:
أﺣﻀﺮت ﺛﻼث ﺻﻮر/`ahdartu salāsa suwarin/’ saya membawa tiga gambar’
Universitas Sumatera Utara
اﻟﻘﻠﻢ ﺑﻌﺸﺮة ﻗﺮوش/al-qalamu
bi’asyrati qurūsyin/’pena ini seharga sepuluh
rupiah’. Pada contoh pertama yang menjadi frasenya adalah
ﺛﻼث ﺻﻮر
salāsa
suwarin/ karena didahului oleh kata bilangan sebagai unsur pusat dan diikuti oleh nominal sebagai atribut, oleh karena itu frase tersebut dinamakan dengan frase numerella. Pada contoh kedua yang menjadi frasenya adalah bi’asyrati
qurūsyin/,
ﺑﻌﺸﺮة/bi’asyrat/yang
karena
didahului
oleh
kata
ﺑﻌﺸﺮة ﻗﺮوش/ bilangan
yaitu
berfungsi sebagai Unsur pusat dan diikuti oleh kata
penyukat yaitu ﻗﺮوش/ qurūsyin/ yang berfungsi sebagai atribut.
ﻣﺮآﺐ ﺷﺒﻪ ﺟﻤﻠﻪ/ murakkabu sybhu jumlah
e. Frase Preposisi
ﻣﺮآﺐ ﺷﺒﻪ ﺟﻤﻠﻪ/murakab
sybhu jumlah adalah frase yang tidak
mempunyai distribusi yang sama dengan golongan kata apapun ( Asrori, 2004:49) Contoh:
ﻓﻰ اﻟﻤﻜﺘﺐ/fī al-maktabi/ ‘di atas meja’ اﻣﺎم اﻟﻤﺪرﺳﺔ/amāma al-madrasati/ ‘di depan sekolah’ Contoh pertama pada frase di atas terdiri dari dua kata yaitu
اﻟﻤﻜﺘﺐ/
al-maktabi/ dimana kata
unsur pusat, sedangkanاﻟﻤﻜﺘﺐ
ﻓﻰ
/ al-maktabi/ termasuk kedalam kata nominal yang
madrasati/, terdiri dari dua unsur kata yaitu
pusat, sedangkan
اﻣﺎم
/fī/ dan
/fī/ termasuk preposisi sekaligus sebagai
berfungsi sebagai atribut. Begitu juga pada frase
madrasati/, dimana
ﻓﻰ
اﻣﺎم
اﻣﺎم اﻟﻤﺪرﺳﺔ /amāma/ dan
/amāma al-
اﻟﻤﺪرﺳﺔ
/al-
/amāma/ termasuk preposisisekaligus sebagai unsur
اﻟﻤﺪرﺳﺔ
/al-madrasati/ termasuk kedalam kata nominal yang
berfungsi sebagai atribut.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Asrori (2004:50) frase bahasa Arab dapat dibentuk berdasarkan beberapa unsur antara lain: a. Frase Na‘ti Frase na‘aty dibentuk oleh nominal sebagai Unsur Pusat dikuti adjektifa sebagai na‘at atau atribut. Contoh:
هﺬا أﻟﻮان زﻳﺘﻴﺔ/haża al-wānun zaitiyyatun/ ‘ini bermacam-macam warna minyak' اﺧﻲ ﻳﺠﻠﺲ ﻓﻲ اﻟﺼﻒ اﻟﺜﺎﻧﻲ
/akhī yajlisu fi al-saffi al-sặniyyi/ ‘Abang saya duduk di kelas dua’
Fraseزﻳﺘﻴﺔ
اﻟﻮان
/alwanun zaitiyyatun/ pada contoh di atas terdiri dari
kata nominal dan kata sifat, dimana kata اﻟﻮان/alwanun sebagai kata nominal dan juga sebagai unsur pusat dan
زﻳﺘﻴﺔzaitiyyatun/sebagai kata sifat yang berperan
sebagai atribut. Pada contoh kedua frase اﻟﺜﺎﻧﻲ
اﻟﺼﻒ
kata nominal dan kata sifat, dimana kata
al-saffi al-sặniyyi/ juga terdiri dari
اﻟﺼﻒ
al-saffi sebagai kata nominal
sekaligus sebagai unsur pusat, sedangkan kata اﻟﺜﺎﻧﻲal-sặniyyi/ sebagai kata sifat yang berfungsi sebagai atribut. b. Frase Isyary Frase ini berunsurkan nominal sebagai unsur pusat didahului penunjuk sebagai Atribut. Contoh:
ذﻟﻚ اﻟﺤﺬاء ﻟﻲ
/zālika al-hizā`u lī/ ‘Sepatu itu milik saya’
Pada klausa di atas frasenya adalah terdiri dari dua kata yaitu
ذﻟﻚ/zālika/
ذﻟﻚ اﻟﺤﺬاء
dan
اﻟﺤﺬاء/
/zālika al-hizā`u/, yang al-hizā`u/. Dimana
ذﻟﻚ
/zālika/ sebagai ism isyarah yang berfungsi sebagai atribut, sedangkan اﻟﺤﺬاء/
al-
hizā`u/ sebagai nominal yang berfungsi sebagai unsur pusat. Jadi frase Isyary
Universitas Sumatera Utara
dibentuk melalui ism isyarah sebagai atribut diikuti oleh nominal sebagai unsur pusat. c. Frase Tawkidy Frase tawkidy adalah frase yang terbentuk dari Nominal sebagai Unsur Pusat diikuti Atribut berupa tawkid (penegas). Penanda tawkid (penegas) bahasa Arab mencakup
, ﻋﻴﻦ, ﻧﻔﺲ,آﻞ. /kullu, nafsun, ‘ainun/ selain itu bisa berupa
kata ganti. Contoh:
ﻟﻘﻴﺖ ﻣﺤﻤﺪا ﻧﻔﺴﻪ
/laqaitu muhammadan nafsahu/ ‘Saya bertemu dengan muhammad sendiri’
هﺬﻩ أﻣّﻲ أﻧﺎ/hāzihi` ummi `anā/ Pada contoh pertama yang menjadi unsur nominal adalah muhammadan/yang berfungsi sebagai unsur pusat, sedangkan penegasnya adalah
ﻧﻔﺴﻪ/
ﻣﺤﻤﺪا/
yang menjadi
nafsahu/ yang berfungsi sebagai atribut. Pada contoh
kedua yang menjadi unsur nominal adalah
أﻣّﻲummi /berfungsi sebagai unsur
pusat, sedangkan yang menjadi penegas adalah أﻧﺎ/`anā / yang berfungsi sebagai atribut. Jadi frase tawkidy itu dibentuk melalui penanda tawkid (ﻋﻴﻦ
, ﻧﻔﺲ,)آﻞ
sebagai atribut diikuti oleh nominal sebagai unsur pusat
Universitas Sumatera Utara