BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka berisi tentang
teori dan data yang diambil ataupun dikutip
melalui berbagai sumber pustaka yang akan dibutuhkan dalam proses perencanaan dan perancangan. A. Tinjauan Taman Rekerasi Edukasi 1. Taman Rekreasi a. Pengertian Taman Rekreasi Berdasarkan Keputusan Menparpostel No. KM 70/PW 105/MPPT 85 tentang Peraturan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum pasal 2, yang disebut sebagai taman rekreasi adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan berbagai jenis fasilitas untuk memberikan kesegaran jasmani dan rohani yang mengandung unsur hiburan, pendidikan dan kebudayaan sebagai usaha pokok di suatu kawasan tertentu, dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman serta akomodasi. Kemudian,
dari
edaran
yang
dikeluarkan
oleh
Menteri
Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup tentang Peran dari Pengelolaan Usaha Taman Rekreasi/ Obyek Wisata sebagai usaha industri yang berwawasan lingkungan, disebutkan bahwa jenis taman rekreasi dapat berupa taman rekreasi alam maupun taman rekreasi buatan, atau kombinasi antara keduanya, tergantung pada suasana yang ingin diciptakan, apakah taman rekreasi hiburan, olahraga, pendidikan, atau peristirahatan. Taman Rekreasi merupakan salah satu wisata minat khusus yang memiliki daya tarik alam dan potensi seni budaya bangsa untuk menimbulkan daya tarik dan minat khusus tersendiri. Dimana wisata minat khusus merupakan salah satu usaha pemanfaatan sumber daya sarana wisata, dimana bertujuan untuk relaksasi (kesegaran jasmani dan rohani) untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat santai, selain itu juga dapat mengoptimalkan potensi-potensi alam yang ada di Kawasan Taman rekreasi tersebut misal yang berupa tanaman, tanah yang berkontur, air waduk, dan lain-lain, sekaligus bisa menambah pendapatan/ pemasukan dana baik bagi masyarakat sekitar, pihak Pemda maupun negara. (Taufik R, 2009. P.II-16-II-17)
10
b. Fungsi Taman Rekreasi Taman rekreasi sebagai tempat tujuan wisata dan rekreasi mempunyai beberapa fungsi, yaitu: 1. Fungsi rekreasi Harus dapat mengakomodasikan kebutuhan untuk mendapatkan kesegaran fisik atau pikiran. 2. Fungsi pendidikan Dapat memberikan tambahan pengetahuan ataupun wawasan kepada pengunjung sesuai dengan maksud pengadaan taman rekreasi. 3. Fungsi penelitian Sebagai sarana penelitian yang memadai, sesuai dengan obyek yang disajikan. 4. Fungsi konservasi Mampu memberikan perlindungan yang baik terhadap obyek-obyek wisata yang ada sehingga benar-benar dapat membantu di dalam upaya pelestarian alam. c. Manfaat Taman Rekreasi Taman rekreasi bukan hanya sebagai tempat berekreasi tetapi juga mempunyai manfaat, antara lain: 1. Bagi pengunjung Dapat mengembalikan kesegaran fisik dan pikiran, memberikan tambahan pengetahuan serta sebagai sarana penelitian. 2. Bagi lingkungan sekitar Dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan. 3. Bagi pemerintah daerah Dapat meningkatkan pendapatan daerah dalam sektor pariwisata. d. Macam-macam Taman Rekreasi Berikut merupakan macam-macam Taman Rekreasi: 1. Taman Rekreasi Budaya Taman rekreasi yang daya tariknya bersumber pada kebudayaan, seperti peninggalan sejarah, atraksi kesenian, dan obyek lain yang berkaitan dengan budaya. Contoh: Candi Prambanan, Keraton Surakarta, dll.
11
2. Taman Rekreasi Pendidikan Taman rekreasi yang ditujukan guna kepentingan Ilmu Pengetahuan selain sebagai tempat berekreasi. Contoh: Kebun Raya Bogor. 3. Taman Rekreasi Alam Daya tarik yang ditawarkan dari taman rekreasi ini adalah keindahan dan kekayaan alam. Contoh: Taman Nasional. 4. Taman Rekreasi Air Taman rekreasi ini berhubungan dengan kawasan perairan baik digunakan untuk rekreasi maupun untuk kegiatan olahraga air. Contoh: Pantai Kuta, Pantai Marina, dll. (Gloria, 2011.P.25-26) e. Sifat kegiatan rekreasi Berdasarkan usia pengunjung, rekreasi dapat dibedakan menjadi beberapa sifat dan tuntutan yaitu : Pemakai
Sifat
Anak – anak
Aktif
Tuntutan Beraneka ragam permainan yang mendidik
kreatif Remaja
Idealis
Aneka bentuk rekreasi yang dinamis dan
Optimis
kreatif
Agresif Sensitif Energik Dewasa
Orang Tua
Tenang
Rekreasi yang bersifat refreshment atau
Mantap
sekedar bersifat menyalurkan hobi
Pasif
Rekreasi
Sedikit
relaxation
yang
bersifat
refreshment
dan
mengeluarkan tenaga tabel 2. 1. Kategori rekreasi sesuai dengan usia pengunjung Sumber : Nyoman S Pendit, Ilmu Pariwisata sebagai Pengantar, 1994
f.
Penataan jalur sirkulasi pada taman rekreasi Sirkulasi yang baik dalam suatu kawasan rekreasi meliputi : -
Sirkulasi yang saling mendukung, baik secara internal maupun eksternal bangunan, antara user dan sarana transportasinya.
12
-
Sirkulasi memberi pencapaian yang mudah dan jelas baik yang bersifat publik, pelayanan maupun pribadi.
-
Sirkulasi yang memungkinkan pencapaian kendaraan pemadam kebakaran, kendaraan pemeliharaan dan pelayanan lainnya.
-
Sirkulasi yang dilengkapi dengan unsur estetika seperti penunjuk jalan, rambu-rambu, papan informasi sirkulasi, elemen pengarah sirkulasi, dan unsur estetika lainnya yang mendukung system sirkulasi yang jelas dan efisien.
Sirkulasi pada suatu kawasan rekreasi terdiri dari : 1. Jalur sirkulasi pencapaian Tahap awal dalam suatu sistem sirkulasi pada sebuah bangunan, khususnya kawasan rekreasi adalah disaat pengunjung mendekati gerbang masuk (gate) dimana pengunjung dipersiapkan untuk melihat, mengalami dan menggunakan ruang-ruang yang ada di dalamnya. Berbagai kegiatan yang berlangsung mempunyai karakter yang berbeda. Hal ini harus ada sistem penentuan sirkulasi pencapaian yang terencana. Misalnya : -
Gerbang in dan out mempunyai kegiatan yang sangat berbeda, sehingga harus mempunyai batas yang jelas supaya masing-masing kegiatan tidak saling terganggu oleh sirkulasi yang terbentuk.
-
Posisi gerbang in dan out harus dipertimbangkan dilihat dari keadaan jalan di sekitarnya untuk menghindari crossing kendaraan yang masuk dan keluar.
-
Parkir kendaraan menggunakan sistem pemisah ruang parkir, sehingga pengunjung dapat memarkirkan kendaraan tanpa harus jalan kaki terlalu jauh dengan lokasi. Juga disediakan area parkir khusus untuk bus rombongan pengunjung.
-
Entrance pejalan kaki dan kendaraan dibedakan, sehingga tercipta sirkulasi yang aman, nyaman dan tidak membahayakan.
2. Pedestrian Pedestrian di kawasan rekreasi yaitu jalur yang digunakan bagi pengunjung pejalan kaki. Pedestrian ini mempunyai tuntutan kenyamanan yang lebih dibandingkan dengan jalur sirkulasi yang lain. Hal ini bertujuan supaya para pengunjung pejalan kaki tidak merasa jenuh. Sebagai pembeda pedestrian
13
pejalan kaki dengan jalur sirkulasi yang lain adalah lebih variatif dengan permainan jalur yang berkelok-kelok dan tidak monoton, adanya pohon-pohon peneduh supaya lebih tekesan rindang dan juga disediakannya shelter yang dilengkapi furniture taman yang digunakan bagi pengunjung yang lelah berjalan. (windha, 2009. P.15-18)
Gambar 2. 1. Contoh pengolahan pedestrian di kawasan rekreasi Sumber : Dokumentasi pribadi, 2014
2. Edukasi a. Pengertian Edukasi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, edukasi memiliki arti segala hal yang berhubungan dengan pendidikan, sedangkan proses pendidikan itu sendiri tidak lepas kaitannya dari proses belajar. Dalam buku Educational Psychology, Cronbach menyatakan: ”Learning is shown by a change in behavior as result of experience” belajar yang baik adalah mengalami atau melalui suatu pengalaman. (Gloria, 2011) b. Hubungan Antara Taman Rekreasi Dan Edukasi Taman rekreasi dan edukasi merupakan hal yang saling berkaitan, hal ini dikaitkan dengan salah satu macam dari taman rekreasi yaitu taman rekreasi edukasi. Dengan hadirnya tema rekreasi dalam edukasi dapat meningkatkan minat setiap orang yang datang sekaligus mendapatkan ilmu yang menjadi sasaran taman rekreasi tersebut. c. Penyajian edukasi yang rekreatif 1. Metode Penyajian Benda-benda yang diperagakan harus disusun dengan metode penyajian yang tepat agar mampu membangkitkan rasa ingin tahu bagi pengunjung, beberapa metode penyajian yang dapat digunakan antara lain :
14
-
Metode Pendekatan Estetik Cara penyajian benda koleksi yang dapat mengungkapkan suasana tertentu yang berhubungan dengan benda yang diperagakan.
-
Metode Pendekatan Intelektual atau Metode Tematik Cara penyajian benda koleksi yang dapat mengungkapkan dan memberikan informasi ilmu yang bersangkutan dengan benda yang diperagakan.
-
Metode Pendekatan romatik Cara penyajian benda koleksi yang dapat mengungkapkan suasana tertentu berhubungan dengan benda yang diperagakan.
-
Metode Pendekatan Interaktif Cara penyajian benda koleksi dimana pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan benda yang diperagakan.
Kriteria yang perlu diperhatikan dalam tata penyajian peragaan yaitu : -
Pengunjung dapat bergerak dan mengamati obyek yang disajikan secara nyaman, oleh karena itu gangguan seperti suara dan silau cahaya yang harus diperhatikan.
-
Model ruang mampu mengarahkan sirkulasi pengunjung sehingga pengunjung tidak kebingungan ketika sedang menikmati peragaan.
-
Penyajian benda peragaan mampu membentuk rasa keingintahuan pengunjung untuk melakukan eksplorasi yang lebih.
-
Benda dan suasana yang disajikan memiliki nilai ilmiah dan menarik bagi pengunjung.
2. Teknik Pameran Peragaan a) Teknik Peragaan Partisipasi (Participatory Techniques) Teknik yang memiliki konsep bahwa pengunjung diajak terlibat dengan benda-benda pameran baik secara fisik maupun intelektual. Partisipasi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Dalam hal ini sangat diutamakan obyek peragaan dapat merupakan benda yang bernilai tidak mahal dan mudah didapat. Bentuk teknik peragaan partisipasi dapat berupa : -
Penggerak (Activation) Pada peragaan ini pengunjung terlibat dengan mengangkat dan menggerakkan. Peragaan itu seperti peragaan berhubungan dengan
15
praktek, kereta api miniatur, eksperimen energi, presentasi audio visual dan peragaan lain. -
Keterlibatan fisik (Physical Involvement) Disini pengunjung mempraktikkan sendiri aplikasi alat peraga misalnya mengayuh pedal sepeda yang kemudian menghasilkan energi, penggunaan alat bajak sederhaan dalam pengolahan replika sawah hingga perkembangan alatnya menjadi lebih canggih
-
Pertunjukan Langsung (Live Demonstration) Pertunjukan dilakukan secara langsung dengan alat peraga yang ada
dengan
suasana
yang
diciptakan
untuk
mendukung
pertunjukan. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh staff pekerja yang memiliki kemampuan di dalamnya. b) Teknik Berdasarkan pada Obyek Peragaan (Object Base Techniques) Teknik dasar untuk memamerkan digolongkan menjadi tiga jenis, antara lain : -
Open storage : Meletakkan seluruh koleksi pada tempat pameran
-
Selective display : Menampilkan sebagian koleksi
-
Thematic grouping : menampilkan benda-benda koleksi dalam suatu topik tertentu
Bentuk dalam memamerkan obyek antara lain : -
benda-benda yang tidak tertutup (Unsecured obyect) Benda-benda ini diperagakan dengan cara “hands on”, sehingga pengunjung dapat menyentuhnya. Cara ini ditetapkan untuk bendabenda
yang
tidak
butuh
pengamanan
khusus.
Sebagai
konsekuensinya obyek peraga kemungkinan dapat rusak atau hilang, sehingga obyek yang diperagakan harus berdimensi dan berbobot besar sehingga tidak mudah dipindahkan misalnya replika pesawat terbang, lokomotif dan lain-lain. -
Benda-benda tertutup (Fastened object) Penempatan benda-benda koleksi dalam kaca atau tabung plastik merupakan metode display yang sering digunakan dalam eksibisi. Hal ini dilakukan untuk menghindari kehilangan ataupun tangantangan pengunjung yang secara iseng mengetuk kaca tersebut.
-
Benda-benda digantung (Hanging object)
16
Cara ini dilakukan dalam suatu hall Eksibisi misalnya dengan benda peraga dengan tujuan untuk menarik perhatian pengunjung, keamanan benda koleksi terbut dan ruang eksibisi masih dapat digunakan untuk benda lainnya. -
Benda-benda animasi (Animated object) Benda-benda pameran digerakkan sehingga memunculkan atraksi yang menarik perhatian pengunjung. Misalnya berbagai jenis jam, mesin-mesin kendaraan yang semuanya dapat bergerak sehingga dapat menarik perhatian pengunjung dengan mempertunjukkan cara kerjanya.
-
Diorama (Dioramas) Diorama terdiri dari dua bentuk yaitu miniatur dan full sized, suatu panel yang menggambarkan situasi tertentu. Yang didukung oleh suara, misal diorama suasana pedesaan yang didukung dengan rekaman orang menyapu maupun kokok ayam.
c) Teknik model (Model Techniques) Teknik peraga ini digunakan bila benda yang sesungguhnya tidak ada dan tidak mungkin diperagakan karena dimensinya yang terlalu besar. -
Replika Merupakan suatu tiruan benda aslinya dengan skala 1:1. Berbagai jenis kendaraan, alat-alat pertanian, replika rumah pedesaan, instrumen atau benda-benda lainnya kadang-kadang memerlukan suatu bentuk replika dengan skala yang sama dengan aslinya
-
Miniatur Merupakan suatu jenis model yang berukuran lebih kecil dibandingkan dengan aslinya. Bentuk-bentuk ini membantu menghadirkan benda-benda yang memerlukan penampilan yang utuh, misalnya suasana pelabuhan udara, pabrik-pabrik dan lainlain.
-
Perbesaran visualisasi Perbesaran visualisasi dilakukan untuk obyek-obyek yang kecil, misalnya renik atau bakteri, model atom, dan lain-lain. Perbesaran dilakukan bila obyek sulit untuk dipahami dalam bentuk aslinya.
17
-
Working models Sebuah model dengan bagian-bagian yang bergerak akan lebih menarik dari bentuk aslinya yang statis. Bentuk ini dapat berupa replika dengan skala utuh miniatur, pembesaran atau bahkan dengan model anatomi yang transparan dan dapat digerakkan secara terus-menerus, digerakkan oleh pengunjung atau pengelola eksibisi
d) Teknik simulasi (Simulation techniques) Bentuk tiruan mengenai suatu lingkungan akan efektif (sesuai dengan aslinya) bila dilakukan dengan teknik-teknik diorama, ruangruang periodik, penggambaran kembali suasana alam dan pedesaan. Tiruan-tiruan tersebut dapat mengajak pengunjung ke dalam suasana tambang batu bara, hutan atau bila memungkinkan sebuah kota masa lalu. Macam teknik simulasi adalah : -
Diorama Diorama
biasanya
digunakan
untuk
melukiskan
keadaan
pemandangan kehidupan alam sesungguhnya juga menggambarkan proses kehidupan. Biasanya diorama merupakan kegiatan yang bergerak tetapi dapat memberikan efek suara atau suatu pergerakan agar suasana terlihat lebih hidup. -
Ruang periodik Ruang periodik merupakan ruang yang dapat di-update sesuai dengan perkembangannya, misal suasana pedesaan kota Surakarta yang setiap kabupaten memiki perbedaan dan berkembang sesuai dengan perkembangan daerahnya.
-
Penggambaran kembali suasana daerah. pengunjung dapat menyusuri jalan dan suasana sehingga dapat merasakan keadaan daerah atau pedesaan yang sudah jarang diperhatikan dan terkalahkan oleh kehidupan yang serba modern.
(Kurnia, 2011.P 27-32) B. Tinjauan Lansekap Taman pintar di kota Mataram memiliki fungsi sebagai ruang terbuka hijau sehingga perlu adanya tinjauan mengenai lansekap yang akan diterapkan.
18
Lansekap merupakan bagian dari kawasan yang dibangun atau dibentuk oleh manusia (diluar bangunan, jalan, utilitas) sampai ke alam bebas yang dirancang terutama sebagai ruangan untuk tempat tinggal manusia.(Garret Eckbo dalam Handayani, 2000) Lansekap merupakan bagian yang berfungsi untuk menciptakan dan melestarikan keindahan lingkungan di sekitar tempat hidup manusia guna mencapai kenyamanan dan keselamatan yang sangat penting bagi moralitas, kesehatan dan kebahagiaan manusia. (Hubbard and Theodera Kimball dalam Handayani, 2000) Lansekap merupakan kawasan yang dibangun oleh manusia yang bertujuan untuk menciptakan dan melestarikan keindahan lingkungan yang dapat menghadirkan suasana nyaman di sekitar tempat hidup manusia. Lansekap bertujuan untuk memelihara atau memperluas kehijauan kota untuk meningkatkan kualitas iklim mikro, mengurangi gas CO2 dan zat polutan, mencegah erosi, mengurangi beban sistem drainase serta menjaga keseimbangan air bersih dan air tanah. Elemen-elemen pendukung lansekap terdiri dari : a. Elemenen Lunak Elemen lunak merupakan elemen pendukung yang biasanya merupakan vegetasi (pepohonan/perdu/rerumputan). Hal yang perlu diperhatikan terhadap vegetasi yaitu sifatnya yang dinamis karena tiap saat berubah baik itu ukuran, tekstur, kelebatan daun maupun karakter keseluruhan sesuai dengan sifat pertumbuhannya sehingga akan mempengaruhi penggunaannya dalam penataan lansekap. (Handayani, 2000). Vegetasi pada prinsipnya dapat dikategorikan menjadi: Aspek Arsitektural jenisnya - Tanaman pelantai - Semak belukar sebagai - Tanaman pendinding penutup tanah - Tanaman Pengatap - Perdu sebagai penghias - Tanaman dan perbaikan tanah Pendekorasi - Pohon peneduh dan pemberi manfaat lainnya
penggunaannya - Penghijauan privat (tanaman berguna) - Penghijauan semi privat (pohon di pinggir jalan) - Penghijauan umum (taman kota)
Tabel 2. 2. Beberapa pembagian kategori vegetasi sumber : Heinz Frick, 2006
Berdasarkan kategori vegetasi tersebut, berikut ini merupakan beberapa macam tanaman yang dapat digunakan sebagai alternatif elemen lunak pada lansekap.
19
Nama Tanaman Semak Belukar Berbagai Macam rumput Opiopogon Sutra bombay Pacar tembok Kaktus kodok sukulent Tanaman Hias Berbunga Bugenvil Kembang merak Kaca piring Kembang sepatu Jure Srigading Melati Kana Kembang kenikir hortensia Pohon-pohonan Flamboyan Ketapang Beringin Asem londo mahoni
Manfaatnya Penutup tanah Penutup tanah Atap bertanaman Atap bertanaman Atap bertanaman Atap bertanaman Pagar hidup, ungu Pagar hidup, kuning Bunga putih, harum Bunga merah, putih Bunga merah, jambu Bunga putih Bunga putih, harum Bunga kuning, merah Bunga pita, kuning Bunga biru, ungu Peneduh Peneduh Peneduh Peneduh Peneduh, kayu
Tabel 2. 3. Beberapa macam vegetasi yang dapat digunakan pada lansekap sesuai dengan manfaatnya sumber : Heinz Frick, 2006
b. Elemen Keras Elemen Keras Merupakan unsur tidak hidup dalam lansekap yang keberadaannya dapat meningkatkan kualitas dan fungsi dari lansekap tersebut misalnya pagar, lampu-lampu taman, bangku dan meja taman, gazebo, kolam, bebatuan, kerikil dan lain-lain.(Handayani, 2000) 1. Batuan Bebatuan dapat digunakan sebagai penyeimbang kesan kelembutan yang diciptakan oleh tanaman. Tekstur batuan juga memiliki peran, tekstur halus pada batuan memberikan watak tenang, tekstur kasar memberikan watak ceria. Berdasarkan pada susunannya dikenal batuan dengan susunan tunggal yang berarti hanya ada satu batu, bisa diterapkan pada tapak yang relatif sempit yang bisa dijadikan point of interest dari lansekap. Susunan lainnya dikenal dengan susunan majemuk yang terdiri dari beberapa batuan dengan penataannya yang menentukan nilai keindahan atau estetika dari lansekap tersebut.
20
Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bebatuan pada lansekap yaitu keserasian antara penempatan batuan sesuai dengan sifat fisik dan frekuensi penampakan batuan dan tanaman serta lingkungan sekitarnya.
Gambar 2. 2. Contoh penggunaan material bebatuan pada lansekap sumber : Handayani, 2000
2. Perkerasan Sebagian dari lansekap biasanya mengalami perkerasan, terutama pada lansekap yang cukup luas. Perkerasan biasanya bertujuan untuk pedestrian bagi pejalan kaki agar tidak merusak elemen lansekap lainnya seperti vegetasi. Perkerasan ini dilakukan dengan berbagai macam Perletakan batu dalam penataan lansekap bahan seperti tegel, concrete block, aspal, bata, beton, batu alam dan bahanbahan lain. Dilihat dari unsur pembentuknya perkerasan dikategorikan menjadi dua macam yaitu: -
Unsur alami, yaitu perkerasan yang dibuat atau didominasi oleh bahanbahan alam seperti kayu, kerikil, agregat ekspose, flag stone, batu alam dan lain sebagainya.
-
Unsur buatan, yaitu perkerasan yang umumnya merupakan buatan pabrik yang memiliki bentuk dan dimensi yang standar seperti paving stone, grass block, keramik, aspal, beton cor dan lain sebagainya.
Perkerasan alami lebih cocok diterapkan untuk lansekap yang sifatnya informal dengan pola dan ukuran yang bebas. Sedangkan perkerasan buatan lebih cocok untuk digunakan pada lansekap yang bersifat formal seperti pada lansekap perkantoran, tempat upacara karena memiliki pola-pola geometris.
21
Gambar 2. 3. Contoh Perkerasan pada Lansekap sumber : dokumentasi pribadi, 2014
3. Tebing Buatan Tebing ini dibuat untuk memberi kesan alami, menyatu dengan alam untuk menghadirkan suasana alam gunung, alam pantai, atau alam tepian jurang. Di sela-sela tebing biasanya diisi dengan tanah yang subur dan porus untuk menanam tanaman-tanaman yang tetap tumbuh rendah atau merambat sehingga menambah kesan alamiah. Tebing kadang-kadang dibuat dengan maksud untuk menyembunyikan tembok pembatas agar dinding tembok yang licin masif tidak lagi menyilaukan mata pada saat matahari bersinar sepanjang siang, sekaligus menciptakan suasana sejuk, dapat dipadukan dengan kolam dan air menggerojok atau air terjun, menambah suasana dinamis dan nyaman. Di samping itu, juga dapat untuk menyamarkan pemandangan tidak sedap misalnya pada lokasi yang terdapat septic tank.
Gambar 2. 4. Contoh penggunaan tebing buatan pada lansekap sumber : Handayani, 2000
4. Air/Kolam Terdiri dari bentuk-bentuk dan ruang-ruang dimana posisinya dalam ruang saling berhubungan yang diatur oleh pola grid. Penggunaan elemen air dalam penataan lansekap akan memberi suasana lebih sejuk bagi taman. Elemen air
22
yang digunakan bisa berupa kolam ikan, air mancur, atau pot yang berisi air dan tanaman teratai atau jenis tanaman air lainnya.
Gambar 2. 5. Contoh penggunaan elemen air pada lansekap sumber : Handayani, 2000
5. Pagar Pagar berfungsi untuk membatasi lahan pribadi dari lahan peruntukkan yang lain (tetangga, jalan umum atau lingkungan lain). Fungsi lainnya adalah untuk keamanan dan menjaga privacy, agar tidak saling mengganggu dengan lingkungan lainnya. Fasad pagar sangat beraneka ragam baik bentuk maupun bahannya, ada yang dari unsur buatan dan unsur alam. 6. Gazebo, bangku dan lampu taman Gazebo, bangku dan lampu taman merupakan furniture yang umumnya digunakan pada kawasan lansekap. Gazebo adalah bangunan peneduh/rumah kecil yang terdapat di suatu lansekap untuk tempat istirahat dan menikmati suasana sekitar. Bangunan gazebo bisa terbuat dari bambu, kayu besi, kayu bangunan sederhana lainnya, yang penting kuat dan tahan lama. Atapnya dapat bermacam-macam, mulai dari genting, asbes, ijuk, alang-alang, rumbia dan bahan-bahan lain yang berkesan sederhana. Bangku taman adalah bangku panjang yang disatukan dengan tempat duduknya dan ditempatkan di gazebo atau tempat-tempat teduh untuk istirahat atau menikmati suasana sekeliling. Lampu taman merupakan salah satu elemen utama sebuah lansekap dan digunakan untuk menunjang suasana di malam hari yang selain sebagai penerangan dapat digunakan sebagai penambah nilai estetis.
23
Gambar 2. 6. Contoh penerapan gazebo, bangku dan lampu taman pada lansekap sumber : Handayani, 2000
7. Pergola Pergola adalah rangka-rangka yang dibuat untuk menyangga dan merambatkan tanman yang dengan kerapatannya mampu memberikan keteduhan di bawahnya. Tanaman yang merambat disebut sebagai tanaman pergola. Pergola dapat digunakan pada teras, jalan penghubung antar ruang, antar lokasi atau sebagai tempat berteduh yang menggantikan fungsi gazebo.
Gambar 2. 7. Contoh penerapan pergola pada lansekap sumber : Handayani, 2000
(Handayani P.31-44, 2000) C. Tinjauan Taman Pintar 1. Pengertian Taman Pintar Menurut Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto, sebagai penggagas Taman Pintar Yogyakarta, Taman Pintar merupakan salah satu tipologi bangunan science center atau pusat sains jika dilihat dari fungsi dan tujuan dasarnya. (Radar Jogja, 15 Desember 2011)
24
Taman Pintar merupakan area publik yang disediakan bagimasyarakat umum terutama anak-anak sekolah yang memiliki nilaipendidikan dan rekreasi. Ada beberapa sinonim untuk kata Taman Pintar yaitu taman ilmu, taman penelitian, taman teknologi, dan taman technopolis Biomedical. (gloria,2011) Taman Pintar adalah tempat wisata yang bisa dijadikan tempat untuk belajar dan mengetahui lebih banyak mengenai IlmuPengetahuan dan Teknologi, dan sebagai salah satu penunjangaktivitas anak, yang terbagi dalam beberapa aktivitas di dalamnya.Dengan
adanya
Taman
Pintar
anak
diharapkan
dapat
belajar
sambilbermain. Selain itu anak juga dapat Ilmu pengetahuan dan Teknologi di dalamnya, dan dapat mengenal luas apa saja yang ada di dalambumi ini dan bagaimana sejarahnya.(oktavia, 2013) Taman pintar merupakan taman rekreasi edukasi yang digunakan untuk mewadahi kegiatan wisata yang akan memberikan pengunjungnya wawasan sesuai dengan sasaran yang dituju. Taman pintar juga dapat dijadikan salah satu cara untuk memberitahukan informasi yang diinginkan kepada pengunjung. 2. Fungsi Taman Pintar Sebagai area/ tempat untuk belajar sambil bermain. Taman pintar berfungsi sebagai sebuah taman rekreasi dengan fasilitas dan moda-moda penikmatan yanglengkap dan orang-orang membayar untuk menikmatinya.(gloria, 2011) Fungsi dari Taman Pintar adalah sebagai pembelajaran melalui cara interaktif dan menghibur dalam menyampaikan ilmupengetahuan pada anak-anak. dalam hal ini bangunan taman pintar diharapkan bukan hanya menjadi wadah melainkan juga dapat menjadi bagian dari interaksi antara pengguna dan ilmu pengetahuan.(taman pintarjogja.go.id) Di dalam Taman Pintar pun, anak-anak dapat bermain dan belajar.Taman Pintar ini juga menyediakan taman bermain, sekaligus ruang terbuka hijau yang dapat menambah kesegaran di sekeliling bangunan. Taman yang ada di taman Pntar ini, ada dua macam, yaitu : a. Taman Aktif Taman yang memiliki fungsi sebagai tempat bermain, dengan dilengkapi elemen – elemen pendukung taman bermain. Selain itu juga dapatdijadikan tujuan wisata, dan banyaknya pengunjung di dalamnya.
25
b. Taman Pasif Taman ini hanya sebagai taman estetis saja, sehingga kebanyakanuntuk menjaga keindahan tanaman di dalam taman tersebut akandipasang pagar di sepanjang sisi luar taman. 3. Unsur-Unsur Perencanaan Taman Pintar Ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam Perencanaan Taman Pintar, yaitu : a. Koleksi Koleksi yang ada di dalam Taman Pintar, berupa alat – alat peraga yang digunakan untuk para pengunjung agar dapatdigunakan. Dan dapat digunakan dalam jangka waktu yangpanjang. b. Sumber Daya Manusia Penanganan Taman Pintar ini juga membutuhkan tenaga ”ahli” yang dapat merawat alat-alat peraga yang rentan olehkerusakan. Jikalau pun alat peraga tersebut ada yang rusak,seorang tenaga ahli tersebut juga dapat memperbaikinya. c. Pengolahan Proses pengolahan di dalam Taman Pintar ini juga diperhatikan, karena di dalam pengolahan dalam mengurus alat-alat peraga yang ada juga harus dengan cara perawatan yang tepat. d. Pengguna Taman Pintar ini dalam pemilihan dan setting pengolahan sangat disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristikpenggunanya. Hubungan antara pengguna dan pengelolaTaman Pintar sangat erat. e. Layanan Layanan yang diberikan dalam Taman Pintar ini, harus dapat memberikan nila lebih untuk pengunjung. Layanan yangdiberikan berupa Tour Guide di setiap wahana-wahana yang akan dikunjungi oleh pengunjung. Tour Guide itu berfungsisebagai seorang yang mengarahkan bagaimana caramenggunakan alatalat peraga yang ada dan menjelaskankegunaan dari alat-alat peraga tersebut. D. Tinjauan Arsitektur Ekologi 1. Pengertian Arsitektur Ekologi Arsitektur ekologi merupakan pembangunan rumah atau tempat tinggal sebagai kebutuhan kehidupan kehidupan manusia dalam hubungan timbal balik dengan lingkungan alamnya (Frick, 1998).
26
Menurut metallinou (2006) pendekatan ekologi pada rancangan arsitektur bukan merupakan konsep rancangan bangunan hi-tech yang spesifik, tetapi konsep rancangan bangunan yang menekankan pada suatu kesadaran dan keberanian sikap untuk memutuskan konsep rancangan bangunan yang menghargai pentingnya keberlangsungan ekosistem di alam. Pendekatan dan konsep rancangan arsitektur seperti ini diharapkan mampu melindungi alam dan ekosistem di dalamnya dari kerusakan yang lebih parah dan juga dapat menciptakan kenyamanan bagi penghuninya secara fisik, sosial dan ekonomi. Yeang (2006) mendifinisikan sebagai : ecological design is bioclimatic design, design with the climate of the loyalty and low energy design. Yeang, menekankan pada : integrasi kondisi ekologi setempat, iklim makro dan mikro, kondisi tapak, program bangunan, konsep desain dan sistem yang tanggap pada iklim, penggunaan energi yang rendah, diawali dengan upaya perancangan secara pasif dengan mempertimbangkan bentuk, konfigurasi, fasade, orientasi bangunan vegetasi, ventilasi alami dan warna. Sri Yuliani (2012) menyatakan bahwa konsep ekologi merupakan konsep membangun yang memperhatikan keseimbangan lingkungan alam dan buatan dengan unsur utama manusia, bangunan dan lingkungan. manusia sebagai pelaku dan pengguna mempunyai keragaman sosial budaya untuk mengolah bangunan dan lingkungan secara harmonis. Integrasi tersebut dapat tercapai melalu tiga tingkatan yaitu : a. Integrasi fisik dengna karakter fisik ekologi setempat, meliputi keadaan tanah, topografi, air tanah, vegetasi, iklim dan sebagainya. b. Integrasi sistem-sistem dengan proses alam, meliputi cara penggunaan air, pengolahan dan pembuangan limbah cair, sistem pembuangan dari bangunan dan pelepasan panas dari bangunan dan sebagainya. c. Integrasi penggunaan sumber daya yang mencakup penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Kegiatan-kegiatan yang terjadi pada arsitektur ekologi memiliki tujuan memperhatikan kondisi lingkungan dan menggali unsur-unsur yang ada di dalamnya. Lingkungan yang alami merupakan bagian dari proses ekologi merupakan bentuk konservasi terhadap alam sekitar untuk membantu terjadinya keseimbangan antara alam yang terbangun dengan alam aslinya.
27
2. Unsur-Unsur Arsitektur Ekologi Unsur-unsr arsitektur ekologi menurut Heinz Frick dan Suskiyatno(1998) adalah : a. Udara Udara
merupakan
salah
satu
yang
sangat
dibutuhkan
untuk
keberlangsungan kehidupan, karena memiliki hubungan erat dengan pernapasan yang dibutuhkan makhluk hidup. Semenjak masa industrialisasi, polusi udara semakin meningkat sehingga merusak kualitas udara. Diperlukan upaya perbaikan kualitas udara, salah satunya dengan mencuci dan mengikat. Air hujan dapat mengikat partikel debu yang terdapat ke udara menuju tanah dan dialirkan menuju sungai. Tanaman juga dapat digunakan mengikat debu yang terdapat di udara melalui permukaan daunnya. b. Air air merupakan salah satu elemen pembentuk bumi, dan sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup. Pada saat ini, adanya fenomena pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim yang ekstrim, dibeberapa daerah terjadi kekeringan yang berkepanjangan sehingga terjadi krisis air bersih karena berkurangnya sumber air namun tidak diimbangi dengan penambahan air. c. Tanah/bumi Sejak abad ke-19 muncul bahan bangunan modern seprti semen portland sebagai bahan dasar beton, baja, kaca, alumunium, plastik dan bahan sintetis lainnya. Meskipun bahan modern ini berasal dari bahan baku bumi, bahan tersebut telah mengalami transformasi yang entropinya rendah, setiap bahan bangunan alam harus dikembalikan pada alam. d. Api/energi Penggunaan energi untuk seluruh dunia diperkirakan oleh 3.1014 MW per tahun. Banyaknya energi yang digunakan menghasilkan gas buangan yang dapat meningkatkan kadar gas rumah kaca di lapisan ozon.
28
Bagan 2. 1. Unsur-Unsur Arsitektur Ekologi Sumber : http://sigitwijionoarchitects.blogspot.com
Untuk menjaga kualitas dan kuantitas unsur-unsur arsitektur ekologi tersebut terdapat beberapa hal yang dapat diaplikasikan pada bangunan atau kawasan yaitu : a. Konservasi air dengan cara mengolah air menggunakan pengolahan khusus sehingga air yang kotor bisa diolah dan digunakan kembali. Sekitar 80% air yang digunakan oleh manusia dibuang atau menjadi air limbah yang mengandung kotoran manusia, bahan sisa pencucian barang dan sebagainya. Kualitas air limbah yang tidak memadai langsung dibuang menuju lingkungan, oleh karena itu perlu dikumpulkan dan dialirkan menuju instalasa pengolahan air limbah. 1. Air hujan Prinsip konservasi air yaitu meminimalkan atau mencegah air yang hilang sebagai air permukaan dan menyimpannya semaksimal mungkin agar bisa digunakan kembali. Berdasarkan prinsip tersebut air hujan yang turun, tidak dibiarkan langsung mengalir menuju saluran pembuangan tetapi dialirkan kembali menuju tadah hujan, kemudian diolah sehingga dapat digunakan kembali. 2. Greywater Greywater berasal dari kegiatan rumah tangga, kegiatan mandi, dapur dan sebagainya. Greywater pada umumnya mengandung minyak, bahan pelumas dan minyak. b. Konservasi energi dengan penggunaan energi mandiri yaitu energi terbarukan baik energi air, biogas, surya angin dan energi alternatif non-fosil.
29
1. Energi Surya Energi surya merupakan energi yang dihasilkan dari radiasi matahari. Energi surya dapat dimanfaat sebagai : -
Menghasilkan energi listrik
-
Sebagai pemanas air
-
Sebagai pendingin suhu udara (AC)
2. Energi Angin Energi angin dapat dimanfaatkan dengan menggunakan kincir angin untuk menghasilkan putaran sehingga dapat menggerakkan suatu mesin. Kincir angin juga dapat memberikan gerakan yang dapat menghasilkan energi listrik 3. Energi Air Air selain sebagai sumber air minum dan perairan bagi petani, juga memiliki energi yang dapat dimanfaatkan sebagai : -
Energi air sebagai tenaga kerja berkat alirannya yang dapat memutarkan gerigi sehingga mesin dapat bekerja
-
Energi air sebagai pembangkit listrik
-
Energi pasang surut
-
Teknologi hidrogen
4. Bioenergi Masalah energi yang tidak terbarukan dan yang sumbernya terbatas, selain mempengaruhi pembangkit listrik juga mempengaruhi bahan bakar untuk kendaraan, rumah tangga, industri dan lain-lain. Beberapa kemungkinan yang dapat dilakukan yaitu : -
Biogas Biogas merupakan bahan bakar alam yang dihasilkan dari bahan yang tidak akan habis seperti tinja, kotoran hewan, daun-daunan, potongan buah dan sayur dari dapur dan sebagainya.
-
Bahan bakar nabati (bioetanol dan Biodiesel) Bahan bakar nabati dikenal sejak hadirnya mesin diesel, namun bahan bakar minyak relatif lebih murah dibanding dengan bahan bakar nabati, sehingga bahan bakar nabati mulai terlupakan.
30
Di masa sekarang, bahan bakar minyak mulai mencapai batasnya sehingga hadirnya bahan bakar nabati bisa digunakan menjadi bahan bakar pengganti bahan bakar fosil. 5. Energi Geotermal Energi geotermal merupakan energi yang memanfaatkan panas bumi untuk mendapatkan energi listrik, biasanya menggunakan uap atau air panas. Sumber energi ini hanya mungkin dapat dimanfaatkan pada daerah bergunung api atau secara geologis tidak stabil sehingga terdapat lubuk penyimpanan air panas yang dapat dimanfaatkan. c. Konservasi tanah dengan penghijauan dan penanaman kawasan sehingga tanah tetap subur, tidak tererosi dan mencegah terjadinya tanah longsor. Unsur tanah juga berkaitan dengan bahan dan material. Menurut Heinz Frick dan Suskiyatno (1998), penggolongan bahan dan material ekologis sebagai berikut : Penggolongan Ekologis
Contoh Bahan Bangunan
Bahan bangunan yang dapat dibudidayakan Kayu, bambu, rotan, rumbia, alang-alang, kembali (regerative)
serabut kelapa, kulit kayu, kapas kapuk, kulit binatang, wol
Bahan
bangunan
alam
yang
dapat Tanah, tanah liat, lempung, tras, kapur,
digunakan kembali
batu kali, batu alam
Bahan bangunan yang dapat digunaka Limbah, sampah, ampas bahan kemasan, kembali (recycle)
mobil bekas, ban mobil, serbuk kayu, potongan kaca
Bahan bangunan alam yang mengalami Batu merah, genting tanah liat, batako, perubahan transformasi sederhana
conblock, logam, kaca, semen
Bahan bangunan alam yang mengalami Plastik, bahan sintetis, epoksi beberapa tingat perubahan transformasi Bahan bangunan komposit
Beton bertulang, pelat serat semen, beton komposit, cat komia, perekat
tabel 2. 4. Penggolongan Material Ekologis menurut Heinz Frick, 1998 sumber : Frick, Heinz, 1998
d. Unsur udara diterapkan pada bangunan dengan pengkondisian udara yang baik di dalam dan luar bangunan yang dipengaruhi oleh faktor klimatologis sesuai dengan loaksi rancangan.
31
e. Pengolahan limbah/sampah. Sampah dibagi menjadi dua kategori yaitu kategori limbah organik yang dapat dikomposkan sehingga dapat digunakan menjadi pupuk atau biogas, dan sampah anorganik yang bisa di daur ulang atau dihancurkan sehingga tidak mencemari alam. 3. Prinsip Arsitektur Ekologi menurut Heinz Frick Heinz Frick memiliki beberapa prinsip bangunan ekologis yang antara lain seperti : -
Penyesuaian terhadap lingkungan alam setempat,
-
Menghemat sumber energi alam yang tidak dapat diperbaharui dan menghemat penggunaan energi,
-
Memelihara sumber lingkungan (udara, tanah, air), Memelihara dan memperbaiki peredaraan alam,
-
Mengurangi ketergantungan kepada sistem pusat energi (listrik, air) dan limbah (air limbah dan sampah),
-
Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhannya sehari-hari.
-
Memanfaatkan sumber daya alam sekitar kawasan perencanaan untuk sistem bangunan, baik yang berkaitan dengan material bangunan maupun untuk utilitas bangunan (sumber energi, penyediaan air).
4. Prinsip Arsitektur ekologi menurut Ken Yeang Dalam penelitian Amplimin Jerobisonif (2011, dalam Sri Yuliani, 2011) berpendapat bahwa metode dan aplikasi desain ekologi oleh Ken Yeang dalam karya-karyanya disimpulkan bahwa dala konteks desain ekologi ada dua konsep utama yang digunakan yaitu pendekatan desain bioclomatic yang dimanfaatkan sebagai aspek physical integration sebagai passive dan low energy system yang memperhatikan faktor kenyamanan penghuni. Pertimbangan desain juga diperhatikan melalui pendekatan ecomimicry yang merupakan wujud systemic dan temporal integration dengan tujuan mendapatkan desain yang ekologis dalam seluruh daur hidup bangunan. Konsep desain ekologi kemudian dijabarkan dalam prinsip utama yaitu meminimalkan
jumlah
sampah
yang
akan
menimbulkan
masalah-masalah
lingkungan, baik sampah pembangunan maupun sampah operasional, melakukan sistem desainyang alami, memahami faktor-faktor ekologi yang dapat diolah dan dipertahankan pada keberlanjutan tapak, mempertimbangkan perancangan yang hemat energi dalam jangka panjang, membangun hubungan yang harmonis dengan
32
lingkungan alam. Selanjutnya diterapkan dalam desain ekologi Ken Yeang dengan beberapa fitur yang dikelompokkan menjadi : -
Orientasi dan konfigurasi bangunan
-
Lansekap dan penanaman
-
Desain fasad bangunan
-
Material dan komponen ekologis
5. Strategi perancangan Arsitektur Ekologi Garis besar strategi perancangan dalam konsep arsitektur ekologi, meliputi pertimbangan terhadap aspek berkesinambungan yang terdiri dari : a. apresiasi budaya masyarakat lokal b. Pemanfaatan potensi lingkungan c. Pengendalian kendala yang dihadapi di lingkungan d. Adaptasi iklim setempat e. Efisiensi dan konservasi energi f.
Pemilihan teknologi yang bijaksana
(sri Yuliani, 2014) 6. Aspek Pendekatan Arsitektur Ekologi yang berpengaruh terhadap Desain a. Struktur dan konstruksi Bangunan Struktur bangunan merupakan salah satu aspek bagi terciptanya bangunan yang ekologis. Bentuk dan struktur bangunan yang berkualitas turut mempengaruhi perencanaan bangunan berarsitektur ekologis. Struktur mengandung massa dan isi. Dinding pembantas, tiang, lantai, lubang bukaan dan sebagainya mempengaruhi bentuk ruang(Heinz Frick, Purwanto, L.M.F, Sistem Bentuk Struktur Bangunan, 1998). b. Matahari dan Cahaya Cahaya matahari masuk melalui bukaan-bukaan pada dinding sangat mempengaruhi orientasi dalam ruang. Perpaduan antara cahaya, warna dan bayangan dapat menimbulkan keindahan serta menciptakan suasana yang diinginkan dalam suatu ruangan. Karena Indonesia merupakan daerah dengan beriklim tropis dengan efek sampingan sinar panas maka orang sering menganggap ruang yang agak gelap akan terasa lebih sejuk dan nyaman. Tetapi hal tersebut melawan ketentuan akan kebutuhan cahaya bagi manusia. Pencahayaa alami mengandung efek penyembuhan dan kreatifitas manusia.
33
Untuk orientasi bangunan dan perlindungan dari pancaran sinar matahari berlaku suatu aturan dasar sebagai berikut : -
Di daerah iklim tropis basah perlu suatu perlindungan terhadap bangunan agar cahaya yang terpancar secara langsung atau tidak langsung perlu suatu lubang yang bertujuan agar sinar menyebar keseluruh ruangan.
-
Di daerah iklim tropis kering, dalam musim panas diperlukan suatu pelindung untuk lubang-lubang pada dinding tertutup. Hal ini bertujuan untuk menghindari pengaruh dari udara kering.
-
Untuk fasad bangunan yang terbuka menghadap ke utara atau ke selatan, sebaiknya tidak terkena sinar radiasi langsung sehingga tidak menimbulkan pertambahan panas yang tinggi.
Gambar 2. 8. Pengaruh bukaan pada bangunan terhadap pencahayaan alami yang masuk (Sumber : Kiss, Miklos. Neue Erkenntnisse zum Thema Tageslichtnutzung. Di dalam : Majalah SI+A, No.50. Zȕrich 1996. Hlm.1127-1129)
Selain Pencahayaan alami, pencahayaan buatan juga mempengaruhi kesehatan manusia. Maka dibutuhkan pencahayaan alami yang terang tetapi tidak menimbulkan silau. Salah satu caranya adalah dengan mencerminkan atau memantulkan sinar tersebut dalam air kolam dan lewat langit-langit (gunawan, yurika dalam Galih, Sekolah Menegah Kejuruan Kelautan dan Perikanan dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi, 2015. P.20-21) c. Iklim Hayati 1. Temperatur Temperatur atau suhu dipengaruhi oleh pemakaian bahan bangunan yang sesuai,
berat
atau
ringan
sehubungan
dengan
kecepatan
atau
kelembabannya dalam mengubah temperatur ruangan dan membantu membuat ruangan menjadi sejuk. 2. Kelembaban Udara
34
Kadar kelembaban udara, berbeda dengan unsur lain, kadar kelembaban udara dapat mengalami fluktuasi yang tertinggi tergantung pada perubahan temperatur udara. Semakin tinggi temperatur, semakintinggi pula kemampuan udara menyerap air. Kadar kelembaban juga tergantung dari curah hujan dan suhu udara. 3. Gerakan Udara Gerakan udara merupakan faktor perencanaan yang penting karena sangat mempengaruhi kondisi alam, baik untuk setiap bangunan rumah tinggal maupun bangunan gedung. Arah angin turut menentukan arah orientasi bangunan. 4. Persyaratan-persyaratan Kenyamanan Faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan di dalam ruang tertutup adalah temperatur udara, kelembaban udara, temperatur radiasi rata-rata dari diniding dan atap, kecepatan gerakan udara, tingkat pencahayaan dan distribusi cahaya pada dinding. (Lippsmeier, 1994) d. Bahan Bangunan Pemakaian bahan bangunan yang ekologis dan tepat guna tidak hanya ditentukan oleh iklim tetapi juga oleh kemampuan dalam mengolah bahan bangunan tersebut baik secara tradisional maupun secara modern. Adapun kriteria tersebut adalah : Dapat memberi pengaruh positif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan -
Bahan bangunan hemat energi
-
Tidak terlalu banyak memcemari lingkungan
-
Bahan bangunan yang dapat dibudayakan kembali (regeneratif) seperti : kayu, rotan, serabut kelapa dan lain-lain
-
Bahan bangunan alam yang dapat digunakan kembali, seperti : tanah, batu kali, batu alam dan lain-lain
-
Bahan bangunan buatan yang dapat digunakan lagi, seperti : sampah, potongan ampas dari perusahaan industri dan sebagainya seperti ban mobil bekas, potongan kaca, seng dan lain-lain.
35
-
Bahan bangunan yang mengalami beberapa tahapan perubahan, seperti : bahan
plastik yang
membutuhkan
banyak
energi
pada
proses
produksinya. (Heinz Frick, 1998) e. Membangun Kembali dan Rcycling Istilah recycling mengandung empat persyaratan dasar yaitu menghindari monokultur, meningkatkan mobilitas mental, membatasi penggunaan energi, struktur gedung yang ada dapat digunakan kembali (building recycling) (Heinz Frick, 1998). 7. Preseden Arsitektur Ekologi a. Zero House, Rumah Canggih Ramah Lingkungan Zero House merupakan rumah yang dapat dibangun di daerah yang biasanya tidak memungkinkan untuk dibangun(tanah yang keras untuk dibangun konstruksi), bahkan tidak terdapat listrik dan aie sekalipun. Zero House menggunakan sistem komputerisasi sehingga kesalahan manusia dapat dihindari, selain itu Zero House dibangun menggunakan struktur yang unik dimana struktur bangunan diatur sehingga libah yang diproduksi oleh penggunan Zero House dapat diolah kembali menadi kompos yang ramah lingkungan.
Gambar 2. 9. Zero House, rumah canggih ramah lingkugan Sumber : galih, 2014
36
b. Rumah Turi Eco boutique Hotel
Gambar 2. 10. Rumah Turi Eco Boutique Hotel Sumber : Rumah Turi.com, 2015
Rumah Turi merupakan sebuah boutique hotel yang terletak di Turisari, Surakarta dan menempati lahan seluas 1000 m2. Rumah Turi menyediakan total 18 kamar hotel dengan tiga jenis kamar yaitu Sereh (8 kamar), Wuni (8 kamar), dan Kemuning (2 kamar). Rumah Turi dibangunan dengna memanfaatkan apa yang ada disekitarnya sehingga menghasilkan hotel ramah lingkungan. salah satunya dapat dilihat dari penerapan material bangunan yang digunakan menggunakan bahan bekas atau sisa seperti cat yang menggunakan pecahan genting yang ditumbuk halus kemudian dicampur dengan air dan waterproofing dan diaplikasikan pada dinding sebagai cat. Penerapan Konsep arsitektur ekologi pada Rumah Turi ini yaitu : 1. Organisasi Bangunan Bangunan memiliki orientasi ke arah selatan sehingga tegak lurus dengan arah angin. Adapun organisasi ruang dan sisi penentu ruang diorientasikan pada arah edar matahari seperti dikemukakan dalam Gambar berikut:
Bagan 2. 2. Gambaran pengaruh matahari terhadap bangunan Rumah Turi Sumber : Felita, 2011
37
2. Pemilihan Material Material yang digunakan pada Rumah Turi adalah sebagai berikut :
tabel 2. 5. Material yang digunakan di Rumah Turi sumber : Felita, 2011
3. Manajemen Sampah Sampah di Rumah Turi tidak dibedakan antara sampah organik dan sampah anorganik, namun dibedakan menjadi sampah daun, sampah makanan dan sampah dari aktivitas kantor maupun dari pengunjung. Pemisahan sampah saat pembuangan pada area publik akan terjadi dengan sendirinya karena letak tempat sampah yang terbagi menurut area. Misalnya tempat sampah pada dapur akan terisi dengan sampah makanan, sedangkan sampah pada area resepsionis akan terisi dengan sampah dari aktivitas kantor (Felita, 2011) 4. Upaya Penerapan Efisiensi Energi Dalam
Rumah
Turi
menggunakan
solar
water
heater
yang
memanfaatkan panas matahari untuk menghasilkan air panas sehingga tidak memerlukan listrik ataupun gas. Penggunaan IC Card dan Energy Saving
38
Switch yang memungkinkan seluruh peralatan listrik dalam kamar dimatikan ketika pengunjung keluar kamar. Menggunakan sistem Uptank sehingga air memafaatkan gravitasi dalam mendistribusikan ke tiap kamar. 5. Sistem Penyediaan Air Bersih Air bersih diupayakan melalui sumber air mandiri yang berasal dari sumur bor. Sumur bor merupakan sumber air bersih utama yang digunakan untuk air minum, memasak, dan air mandi. 6. Sistem Daur Ulang Greywater Rumah turi menggunakan sistem daur ulang greywater yang disebut aquatic sawage treatment. Air bekas dari tiap kamar mandi dan westafel tiap unit kamar dialirkan melalui saluran pembuangan menuju biofill(alat yang mengubah kotoran menjadi air). Air olahan biofill tersebut dialirkan menuju kolam yang terdapat dibelakang restoran.
Bagan 2. 3. Skema sistem aquatic sawage treatment yang mengolah greywater Sumber : Suryana, DP, 2015
Didalam kolam tersebut, terdapat tanaman dan rumput-rumputan sejenis akar wangi yang berfungsi sebagai penyerap logam berat. Di bawah kolam tersebut masih ada lapisan ijuk, kerikil, pasir sebagai penjernih alami. Air serapan yang telah bersih ditampung dalam sebuah kolam yang berbeda yang berisi ikan, sebagai parameter kejernihan dan steril dari air. Sehingga bila ikan mati berarti air tersebut tidak sehat.
39
Gambar 2. 11. Detail sistem pengolahan greywater Rumah Turi sumber : Suryana, DP, 2015
Gambar 2. 12. Kolam tempat pengolahan greywater Rumah Turi sumber : dokumentasi pribadi, 2013
Di dalam kolam tersebut terjadi proses airisasi terus menerus dengan dimanfaatkan sebagai air terjun untuk meningkatkan kandungan oksigen serta mengatur suhu dalam kawasan sehingga tetap sejuk. Dari kolam ikan tersebut, air kembali dialirkan menuju tandon di atas bangunan yang akan digunakan untuk menyiram tanaman, flush toilet dan hujan buatan. 7. Sistem Pembuangan air hujan Air hujan dari atap dialirkan menggunakan talang air menuju saluran drainase yang terdapat di halaman yang akan dialirkan ke tempat pengolahan limbah untuk diolah kembali bersama dengan greywater dari tiap unit kamar. 8. Sistem Pembuangan Air Limbah Dapur Untuk pengolahan limbah dapur di Rumah Turi, tidak memiliki sistem penanganan khusus seperti yang dilakukan pada greywater. Pengolahannya menggunakan pengolahan limbah dapur pada umumnya, yaitu air limbah dapur
40
dialirkan menuju penangkap lemak, kemudian dialirkan menuju bak penampung yang hanya sebagai tempat penampungan sementara, selanjutnya dialirkan menuju riol kota. E. Studi Preseden Obyek Sejenis 1. Taman Pintar Yogyakarta
Gambar 2. 13. Gerbang Masuk Taman Pintar Yogyakarta Sumber : www.tamanpintar.com
Taman pintar di Yogyakarta ini dibangun pada 17 Desember 2008 diatas lahan seluas 6.500 m2 yang berada di Jl. Panembahan Senopati no.13, Yogyakarta. Taman pintar dibangun dengan tujuan mengembangkan pengetahuan terutama untuk anak-anak dari usia pra sekolah hingga sekolah menengah yang memadukan konsep pendidikan dan permainan yang sesuai sehingga dapat merangsang keingintahuan anak. Pemerintah Kota Yogyakarta menggagas sebuah ide untuk pembangunan ’Taman Pintar” untuk menghadapi realitas perkembangan dunia dengan adanya ledakan perkembangan sains sekitar tahun90-an. Disebut dengan ”Taman Pintar”, karena di kawasan ini nantinya para siswa, mulai pra sekolah sampai sekolah menengah bisa dengan leluasa memperdalam pemahaman soal materimateri pelajaran yang telah diterima di sekolah sekaligus berekreasi. Visi taman pintar adalah sebagai wahana rekreasi, apresiasi dan kreasi sains terbaik se-Asia Tenggara dalam suasana yang menyenangkan, sedangkan misi nya adalah : -
Pengembangan sumber daya manusia di bidang sains dan teknologi
-
Penyediaan alat peraga pembelajaran yang berkualitas
-
Menumbuhkembangkan minat anak dan generasi muda terhadap sains melalui imajinasi, percobaan dan permainan yang menyenangkan
41
a. Fasilitas di Taman Pintar Yogyakarta Taman Pintar ini dibagi dalam 5 area sebagai fasilitas utama, yaitu : 1. Gedung PAUD Menampilkan peralatan peraga dan permainan edukasi bagi anak-anak, khususnya anak usia PraTK sampai dengan TK.
Gambar 2. 14. Gedung PAUD di taman Pintar Sumber : www.tamanpintar.com
2. Gedung Memorabilia Menampilkan peralatan peraga tentangpengetahuan sejarah Indonesia, seperti sejarah Kasultanan dan Paku Alaman Yogyakarta, Tokoh-tokoh pendidikan, dan tokoh tokoh presiden RI sampai saat ini.
Gambar 2. 15. Gedung Memorabilia di taman Pintar Sumber : www.tamanpintar.com
3. Gedung Oval dan Kotak Menampilkan berbagai peralatan peraga berbasis edukasi sains yang dikemas menyenangkan dan dapat diperagakan.dapat diakses oleh semua lapisan pengunjung.
42
Gambar 2. 16. Gedung Oval (kiri) dan Gedung Kotak (kanan) di taman Pintar Sumber : www.tamanpintar.com
4. Zona Playground Sebagai ruang publik dan penyambutan bagi para pengunjung Taman Pintar. Menyediakan berbagai peralatan peraga yang menyenangkan bagi anak dan keluarga.
Gambar 2. 17. Zona Playground di taman Pintar Sumber : www.tamanpintar.com
5. Zona Planetarium Planetarium Taman Pintar Yogyakarta merupakan Planetarium ke-4 di Indonesia tetapi menjadi yang pertama di Indonesia menggunakan digital projector. Planetarium Taman Pintar menampilkan simulasi suasana langit kota Yogyakarta pada malam hari dengan susunan bintang dan bendabenda langit. Selain itu ada juga film tentang perjalanan manusia di bulan. Semua ditampilkan secara digital dengan kubah berbentuk setengah lingkaran, dilengkapi dengan kursi penonton yang memiliki sandaran sehingga pengunjung bisa menikmati film dengan nyaman.
43
Gambar 2. 18. Planetarium di taman Pintar Sumber : www.tamanpintar.com
6. Rumah Batik Rumah Batik merupakan zona dimana anak-anak dapat mengenal warisan berharga bangsa Indonesia khususnya tentang Batik. Di zona ini pengunjung dan anak-anak dapat mempraktekkan membuat selembar kain batik mulai dari melukis
kerangka
desain, ngisen-ngiseni,
nembok,
mewarnai
dan nglorot. Dalam waktu singkat pengunjung memperoleh selembar kain batik kecil yang cantik.
Gambar 2. 19. Rumah Batik di Taman Pintar Yogyakarta Sumber : www.tamanpintar.com
7. Rumah Gerabah Rumah Gerabah merupakan zona bagi pengunjung untuk belajar membuat gerabah dan dapat dibawa pulang sebagai souvenir
44
Gambar 2. 20. Rumah gerabah di Taman Pintar Yogyakarta Sumber : www.tamanpintar.com
Selain fasilitas utama, terdapat fasilitas pendukung yaitu : 1. Warintek 2. Warung Internet (Warnet) 3. Radio Anak 4. Exebition Hall 5. Ruang Pertemuan 6. Souvenir 7. Foodcourt 8. Mushola b. Pelaku Kegiatan Di Taman Pintar Yogyakarta 1. Jenis Pelaku Kegiatan a) Temporer Merupakan para pengunjung yang datang dari berbagai usia, dari anakanak sampai orang manula. b) Permanen Merupakan para pekerja yang bekerja pada Taman Pintar 2.
Pelaku Kegiatan a) Pemilik/ Owner Unit Pelaksana Teknis (UPT) terdiri dari 3 seksi dan 1 sub bagian yaitu: -
Seksi Humas dan Pemasaran
-
Seksi Pengembangan Keprograman
-
Seksi Alat Peraga
-
Sub Bagian Tata Usaha
45
b) Operasional -
Petugas pemandu pengunjung
-
Petugas mekanikal dan elektrikal
-
Petugas CCTV
-
Petugas genset
-
Cleaning servis
-
Security atau satpam
-
Petugas kebun/ gardener
-
Petugas parkir
2. Jatim Park Jatim Park merupakan salah satu obyek wisata yang terletak di kota Malang, Jawa Timur. Wahana yang disajikan selain berupa obyek wisata dan permainan, terdapat juga unsur pendidikan seperti taman sains, etnik dan sejarah.
Gambar 2. 21. Jawa Timur(Jatim) Park di kota Batu, Malang sumber : www.jawatimurpark.com, 2016
Jatim Park memiliki area seluas ±11 Ha yang lebih luas dibandingkan dengan Taman Pintar Yogyakarta sehingga fasilitasnya lebih lengkap. Beberapa wahana yang disediakan pada kawasan Jatim Park antara lain : a. Galeri Etnik Nusantara Galeri Etnik Nusantara merupakan wahana yang terdiri dari replikan rumah serta pakaian adat dari seluruh nusantara dengan skala 1:1, sehingga pengundung dapat mengamati secara langsung pakaian adat serta merasakan suasana yang terdapat pada rumah adat.
46
Gambar 2. 22. Galeri Etnik Nusantara di Jatim Park sumber : www.jawatimurpark.com, 2016
b. Science Center Science Center pada kawasan Jatim Park menyerupai dengan wahana yang terdapat pada kawasan Taman Pintar yang berisi alat-alat peraga ilmu pengetahuan dan teknologi. c. Taman Sejarah Taman Sejarah merupakan kawasan lansekap yang berisi tentang berbagai miniatur candi, tempat ibadah, rumah adat, kegiatan belajar, berdagang, binatang mitologi dalam sejarah. Selain obyek visual terdapat juga prolog mengenai masing-masing obyek.
Gambar 2. 23. Taman Sejarah yang berupa miniatur di Jatim Park sumber : www.jawatimurpark.com, 2016
d. Area anak Area ini disediakan secara khusus untuk anak mulai dari balita hingga usia SD yang menyediakan berbagai wahana permainan serta ruang khusus untuk balita seperti rumah mainan. e. Area Bermain Air Area ini berupa waterboom dengan berbagai bentuk permainan air yang dapat dinikmati pengunjungnnya.
47
Gambar 2. 24. Area Permainan air di jatim park sumber : www.jawatimurpark.com, 2016
f.
Wahana Permainan Wahana Permainan yang disajikan menyerupai dengan kebanyakan taman bermain, dari permainan berat hingga permainan ekstrim. Setiap jenis permainan memiliki persyaratan spesifik berbeda disesuaikan dengan batasan umur yang sesuai dengan jenis permainan.
3. Science Center Singapore
Gambar 2. 25. Science Center di Singapura Sumber : www.science.egu.sg
Sebuah pusat sains yang berada di Singapura. Kreasi sains dikenalkan dan dipamerkan dengan cara yang menyenangkan, menarik dan menginspirasi masyarakat segala usia. Terdiri dari 14 galeri yang mencakup keseluruhan sains, teknologi dan matematika. Luas bangunannya mencapai ± 20.000 m2 yang terdiri dari area indoor dan outdoor. Singapura science center juga menawarkan beberapa program yang jangkauannya cukup luas untuk melengkapi pendidikan formal sekolah, seperti
48
mengadakan event-event yang menyenangkan dan menambah ilmu pengetahuan, kompetisi/perlombaan dan kegiatan penyuluhan bagi semua orang. Saat ini science center singapore telah dikunjungi lebih dari 1.000.000 pengunjung pertahun dan telah diklaim sebagai salah satu science center terbaik di dunia. science center singapore dibuka pertama kali pada tanggal 10 desember 1997 oleh dr toh chin chye (kementerian bagian science center saat itu). Bangunan yang memiliki luas ±20000 m2 ini di desain oleh Raymond Woo yang terdiri dari bangunan utama, bangunan pendukung, taman, omni theater and snow city Beberapa fasilitas yang terdapat di science center di Singapura antara lain : a. Snow city area
Gambar 2. 26. Fasilitas Snow City Sumber : www.science.egu.sg
Terdiri dari snow chamber (area tertutupi salju yang digunakan untuk ski, snow tube dan snowboard), snow gift (toko Souvenir), snow cafe dan ruang serbaguna (yang biasa digunakan untuk event-event program edukasi, seminar, meeting dan sebagainya. b. Omni theatre area
Gambar 2. 27. Ruang teater di Omni Theater area Sumber : www.science.egu.sg
49
Merupakan IMAX Dome Theatre satu-satunya di Singapura. Beberapa genre film yang diputar antara lain sains, luar angkasa, alam, binatang, kehidupan laut, kebudayaan, bencana alam dan lain-lain. Bangunan ini terdiri dari omni theater, ruang observatorium dan foodcourt c. Ecogarden
Gambar 2. 28. Fasilitas ecogardendi science park singapore Sumber : www.science.egu.sg
Merupakan laboratorium outdoor yang memiliki beragam tanaman untuk dipamerkan, dan juga beberapa jenis hewan. Di fasilitas ini, hewan-hewan yang ada tidak diberikan perlakuan khusus dalam memberi makan, tetapi mencari sendiri yang ada di lingkungan ecogarden, sehingga yang mengamati bisa belajar tentang ekosistem 4. Kesimpulan Dari beberapa preseden yang telah dijelaskan di atas, ditemukan poin yang dapat digunakan untuk perencanaan taman pintar nantinya. Pada taman pintar Yogyakarta dan Singapore Science Center, poin yang dapat diambil yakni mengenai kegiatan serta fasilitas yang mewadahi seperti alat peraga, simulasi dan diorama. Pada obyek Jatim Park di kota Malang, poin yang dapat diambil yaitu variasi materi dan cara penyajian yang terdapat pada Taman Pintar, sehingga dapat mejadi kelebihan dalam mengedukasi pengunjung. Preseden tersebut memberikan gambaran sehingga memudahkan dalam menentukan kegiatan, wahana serta perancangan taman pintar di kota Mataram ini.
50