BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Defenisi Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan keuangan merupakan pusat dari akuntansi keuangan yang terdiri atas laporan keuangan utama yaitu neraca, laporan laba – rugi, laporan ekuitas pemilik, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan (Stice dan Skousen: 2004, 12). Menurut PSAK No.1 paragraf 7 (IAI 2009), laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan. Seluruh laporan keuangan harus diidentifikasi dengan nama perusahaan, jenis laporan, dan tanggal atau periode waktu laporan tersebut. Data yang terdapat dalam laporan laba rugi, laporan arus kas digunakan untuk periode waktu tertentu. Sementara itu, data yang disajikan dalam neraca adalah untuk tanggal tertentu. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurangkurangnya satu tahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai, khususnya bagi pemilik dan kreditor, bahkan juga bagi berbagai kalangan masyarakat yang lebih luas, misalnya para investor, pihak bank,
Universitas Sumatera Utara
pemerintah terutama inspeksi pajak, departemen tenaga kerja, para pemasok dan lain-lain. b. Komponen Laporan Keuangan Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh manajemen (Stewardship), atau sumber daya manajemen yang dipercayakan kepadanya. Keputusan ini mungkin mencakup, misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Laporan keuangan utama terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. 1) Neraca Neraca menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan modal pada saat tertentu, laporan ini merupakan dasar sistem akuntansi. Aktiva = Kewajiban + Ekuitas.
Neraca menyediakan informasi tentang sifat dan jumlah investasi dalam perusahaan, kewajiban kepada kreditur, dan sisa kepemilikkan dalam kekayaan bersih perusahaan (Santoso, 2007: 121). Neraca biasanya disajikan berdasarkan likuiditas perkiraannya. Neraca dapat dibagi dalam tiga bentuk (Harahap, 2008: 216). a) Bentuk Neraca Staffel atau Report Form Neraca ini dilaporkan satu halaman vertikal. Di sebelah atas dicantumkan total aktiva dan dibawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal.
Universitas Sumatera Utara
b) Bentuk Neraca Skontro atau T-Account Form Pada bentuk ini, aktiva disajikan di sebelah kiri dan kewajiban serta modal ditempatkan disebelah kanan sehingga penyajiannya sebelah menyebelah. c) Bentuk Posisi Keuangan atau Financial Position Form Dalam bentuk ini posisi keuangan tidak dilaporkan seperti dalam bentuk sebelumya yang berpedoman pada persamaan akuntansi. Dalam bentuk ini pertama dicantumkan aktiva lancar dikurangi utang lancar dan pengurangannya diketahui modal kerja. Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi utang jangka panjang, maka akan diperoleh modal pemilik. 2) Laporan Laba Rugi Laporan yang memuat informasi mengenai perolehan laba yang ditunjukkan dengan laba bersih, dilaporkan
pada laporan laba rugi.
Laporan laba rugi merupakan ringkasan pendapatan dan beban perusahaan selama periode tertentu, diakhiri dengan laba atau kerugian bersih untuk periode tersebut yang berpengaruh pada kenaikan atau penurunan ekuitas pemilik modal. Bentuk laporan laba rugi yang biasa digunakan menurut Harahap (2004:116). a) Bentuk Single Step, yaitu dengan menggabungkan semua pendapatan dalam satu kelompok dan beban dalam satu kelompok, sehingga untuk menghitung laba atau rugi hanya memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total pendapatan terhadap total beban. b) Bentuk Multiple Step, yaitu dengan pengelompokkan yang lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum. Penjualan dikurangi return penjualan diperoleh penjualan bersih yang kemudian dikurangi dengan harga pokok penjualan, sehingga diperolah laba kotor. Lalu laba kotor dikurangi beban operasi dan diperolah laba usaha. Laba bersih sebelum pajak diperoleh dengan mengurangi laba usaha dengan selisih pendapatan lain-lain dan beban lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Laporan laba rugi perusahaan penting karena informasi tersebut digunakan dalam pembuatan keputusan pengguna internal dan eksternal yang memperlihatkan seberapa baik kinerja manajemen dari periode ke periode. 3) Laporan Ekuitas Pemilik Laporan ekuitas pemilik (statement of shareholders’ equity) menyajikan perubahan-perubahan pada pos-pos ekuitas. Laporan ini sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi alasan perubahan klaim pemegang ekuitas atas aktiva perusahaan. Laporan ini merinci perubahan ekuitas pemegang saham yang disebabkan penerbitan, pembelian kembali saham, dan atau reinvestasi laba. Laporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan modal pemilik selama jangka waktu tertentu. Laporan ini dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Oleh karena itu, laporan ekuitas pemilik seringkali dipandang sebagai penghubung antara laporan laba rugi dengan neraca. 4) Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas merupakan penerimaan kas dan pembayaran kas (pengeluaran kas). Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran kas yang digolongkan sesuai dengan kegiatan utama entitas: operasi, investasi, dan pembelanjaan. Laporan tersebut melaporkan arus masuk kas bersih atau keluar kas bersih dari setiap kegiatan dan untuk semua kegiatan usaha.
Universitas Sumatera Utara
Laporan arus kas menggambarkan arus kas yang terjadi pada perusahaan dalam periode tertentu. Di dalam PSAK No.2 Paragraf 9 dan 12 (IAI,2009) dinyatakan bahwa: Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Manfaat Laporan Arus Kas adalah sebagai berikut:
a) Kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas di masa depan. b) Kemampuan entitas untuk membayar dividen dan memenuhi kewajibannya. c) Penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan operasi. d) Transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan nonkas selama suatu periode.
Di dalam laporan arus kas menginformasikan beberapa aktivitas (Santoso, 2007:142) yaitu: a) aktivitas operasi (operating activities), mencakup pengaruh kas atas transaksi masih ke dalam penentuan laba bersih, b) aktivitas investasi (investing activities), mencakup penciptaan dan penagihan pinjaman dan perolehan atas disposisi investasi (baik
Universitas Sumatera Utara
hutang maupun kepemilikan) dan property, bangunan dan peralatan, c) aktivitas pembiayaan (Financing activities), mencakup item kewajiban dan kepemilikan dan mencakup (a) perolehan modal dari pemilik dan menyediakan mereka suatu pengembalian atas investasi dan (b) pinjaman uang dari kreditur dan pembayaran kembali jumlah yang dipinjam. Ada dua bentuk (format) dalam menyajikan laporan arus kas (Santoso, 2007:142) yaitu: a) metode tidak langsung (indirect method) Metode ini dimulai dari laba bersih sebagaimana yang dilaporkan di dalam rugi - laba dan disesuaikan dengan disesuaikan dengan beberapa item yang tidak mempengaruhi arus kas. b) metode langsung (direct Method) metode ini tidak dimulai dari laba bersih,tetapi memerlukan analisis pembayaran dan penerimaan kas untuk setiap aktivitas utama. Karena pencatatan informasi akuntansi biasanya mencerminkan dasar akrual, konversi akun misalnya penjualan dari dasar akrual ke dasar kas biasanya dibutuhkan.
5) Catatan atas Laporan Keuangan Menurut Wild, et. Al (2005:29) “Catatan atas laporan keuangan merupakan media untuk mengkomunikasikan informasi tambahan tentang pos-pos yang ada maupun tidak ada dalam laporan keuangan”. Catatan atas laporan keuangan bagian yang terpadu atau integral dari penyajian laporan keuangan formal. Catatan ini lazimnya digunakan untuk memberikan informasi tambahan mengenai pos-pos neraca, perhitungan rugi laba uang yang tak dapat ditunjukkan dengan jelas, dengan tanda kurung atau lainnya secara langsung pada laporan. Seringkali catatan laporan keuangan dibuat untuk menjelaskan metode penilaian, eksistensi, dan jumlah dividen yang tertunggak, adanya pos-pos bersyarat, rencana pembalanjaan khusus, kebijaksanaan dan perubahan
Universitas Sumatera Utara
kebijaksanaan akuntansi yang penting, atau kejadian atau pos-pos tidak lazim yang kiranya lebih dapat dimengerti dengan penjelasan tambahan. b. Tujuan Laporan Keuangan Menurut PSAK N0. 1 Paragraf 7 (IAI, 2009) Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik serta arus kas. c. Manfaat Laporan Keuangan Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 8 dinyatakan manfaat laporan keuangan, yaitu bahwa pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang: 1) dapat membantu investor, kreditor dan pengguna lain yang potensial dalam membuat keputusan lain yang sejenis secara rasional, 2) dapat membantu investor, kreditor dan pengguna lain yang potensial dan memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian penerimaan kas di masa yang akan datang yang berasal dari pembagian dividen ataupun pembayaran bunga dan pendapatan dari penjualan,
Universitas Sumatera Utara
3) berisi tentang sumber daya perusahaan. Klaim atas sumber daya kepada perusahaan atau pemilik modal, 4) berisi tentang prestasi perusahaan selama satu periode investor dan kreditor sering menggunakan informasi masa lalu untuk membantu menaksir prospek perusahaan. d. Karakteristik Laporan Keuangan Agar informasi dalam laporan keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan oleh pemakainya maka laporan keuangan harus memiliki karakter kualitatif. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) menyebutkan empat karakteristik kualitatif laporan keuangan sebagai berikut: 1) Dapat dipahami, 2) Relevan, 3) Keandalan, 4) Dapat dibandingkan. 2. Laba Bersih a. Pengertian Laba Bersih Laba bersih (net income atau earning) dapat diartikan sebagai suatu ukuran kinerja perusahaan selama satu periode tertentu. Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk suatu periode tertentu setelah dikurangi pajak penghasilan yang disajikan dalam bentuk laporan laba rugi. Para akuntan menggunakan istilah “net income” untuk
Universitas Sumatera Utara
menyatakan kelebihan pendapatan atas biaya dan istilah “net loss” untuk menyatakan kelebihan biaya atas pendapatan. Untuk menentukan keputusan investasinya, calon investor perlu menilai perusahaan dari segi kemampuan untuk memperoleh laba bersih sehingga diharapkan perusahaan dapat memberikan tingkat pengambalian yang tinggi. Laba bersih (net income) dapat dijadikan ukuran kinerja perusahaan selama satu periode tertentu. Earning merupakan suatu ukuran berupa besar harta yang masuk (pendapatan dan keuntungan) melebihi harta yang keluar (beban dan kerugian). Menurut Soemarso SR (2004 : 227) angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah Laba Bersih (net income). Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Sebaliknya, apabila perusahaan menderita rugi, angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah rugi bersih (net loss) Sedangkan menurut Smith Skousen (2004:119) Laba Bersih merupakan perbedaan antara jumlah pendapatan yang diperoleh suatu satuan usaha selama periode tertentu dan jumlah biaya yang dapat diaplikasikan kepada pendapatan. Menurut Horngren, et al. (2002:54) “Net income is famous ‘bottom line’ on an income statement-the reminder after all expenses have been deducted from revenues”. Laba bersih merupakan pendapatan operasi dikurang dengan beban-beban operasi. Laba ini disebut juga laba bersih sebelum bunga dan pajak.
Universitas Sumatera Utara
b. Kegunaan dan Kerugian Laba Bersih Menurut Belkaoui (2006:230), “Laba bersih diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual”. Secara konseptual, akuntansi akrual mengkonversi arus kas menjadi suatu pengukuran yang secara prinsip mendekati konsep laba ekonomi. Akuntansi akrual berusaha untuk memperoleh pengukuran laba yang mempertimbangkan baik arus kas kini maupun implikasi transaksi terhadap arus kas masa depan. Akuntansi akrual bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pemakai mengenai konsekuensi aktivitas usaha terhadap arus kas perusahaan di masa depan secepat mungkin dengan aktivitas yang layak. Hal ini dapat dicapai dengan mengakui pendapatan dan beban saat terjadi, tanpa memperhatikan apakah terdapat arus kas pada saat bersamaan. Pemisahaan pengakuan pendapatan dan beban dengan arus kas difasilitasi dengan penyesuaian akrual, yang menyesuaikan arus kas masuk dan keluar untuk memperoleh pendapatan dan beban. Menurut Wild, et al (2005:105) bahwa: Meskipun mempengaruhi neraca dan laporan arus kas, akuntansi akrual memiliki pengaruh khusus terhadap laporan laba rugi melalui: 1) pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui saat diperoleh dan saat direalisasi atau dapat direalisasi. Meskipun pendapatan biasanya diakui saat terjadi penjualan (saat penyerahan barang), pendapatan juga diakui saat barang atau jasa masih dalam produksi, selesai produksi, atau saat kas diterima, tergantung dari keadaan.
Universitas Sumatera Utara
2) pengakuan beban Beban yang berasal dari produksi suatu produk atau jasa disebut biaya produk (product costs), dan diakui saat produk atau jasa diserahkan. Seluruh biaya produk disajikan bersamaan pada biaya penjualan (cost of sales) tetapi akan berada pada akun persediaan hingga dapat dikatakan dengan pendapatan. Beban lainnya adalah, biaya periode (period cost) biasanya dikaitkan dengan pendapatan periode tertentu. Beberapa biaya periode terjadi sehubungan dengan pemasaran produk atau jasa dan dikaitkan dengan pendapatan.
Meskipun demikian, penggunaan laba bersih sebagai kebijakan dalam pembagian dividen memiliki kelemahan dalam beberapa hal dimana terdapat ketidakmampuan untuk melakukan matching yang tepat antara expense dan revenue, dan juga karena sifat yang arbitrer dari prosedur-prosedur alokasi. 3. Arus Kas Operasi a. Pengertian Arus Kas PSAK No. 2 paragraf 12 (IAI 2009) menyatakan bahwa jumlah arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividend dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Arus kas dari aktivitas operasi yang utama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan, karena itu arus kas biasanya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba
Universitas Sumatera Utara
dan rugi bersih. Keterkaitannya dengan laba merupakan alasan untuk mengklasifikasikan arus kas tersebut sebagai arus kas operasi (Dyckman, Dukes dan Davis, 2000: 554). Penggunaan arus kas sebagai peramal mengenai dividen dikemudian hari bertujuan untuk menghindari kelemahan-kelemahan dari penggunaan laba bersih sebagai indikator dalam kebijakan pembagian dividen. Salah satu cara untuk mengatasi yang terjadi dalam proses alokasi adalah dengan penggunaan laba bersih yang ditekanan pada pelaporan mengenai cash flow atau arus kas, yang dilengkapi dengan informasi yang lain dan klasifikasiklasifikasi yang tepat, sehingga memungkinkan pembaca melakukan prediksi mengenai masa yang akan datang. b. Contoh Arus Kas Operasi Contoh arus kas operasi dari aktivitas operasi menurut PSAK No. 2 (IAI 2009) adalah sebagai berikut: 1) penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa, 2) penerimaan kas dari royalty, komisi, dan pendapatan lain, 3) pembayaran kas kepada karyawan, 4) pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa, 5) penerimaan kas dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim anuitas dan manfaat asuransi lainnya,
Universitas Sumatera Utara
6) pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan, kecuali jika dapat didentifikasi secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi, 7) penerimaan dan pembayaran dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan. Stice dan Skousen (2004: 320) menjelaskan berbagai aktivitas yang masuk ke dalam aktivitas operasi adalah sebagai berikut: 1) kas masuk dari: a) penjualan barang dan jasa, b) penjualan efek yang diperdagangkan, c) pendapatan bunga, d) pendapatan dividen, 2) kas keluar untuk: a)
pembelian persediaan,
b) gaji dan upah, c)
pajak,
d) beban bunga, e)
beban lainnya,
f)
pembelian efek.
Dalam mempelajari laporan keuangan penekanannya adalah pada laba bersih yang tercantum dalam laporan laba rugi. Laba Bersih perusahaan itu penting, akan tetapi arus kas lebih penting karena dividen harus dibayarkan dalam bentuk kas dan kas diperlukan untuk membeli aset yang diperlukan
Universitas Sumatera Utara
untuk melanjutkan operasi. Walaupun demikian, arus kas dan laba bersih memiliki hubungan yang cukup erat. Arus kas bersih merupakan penjumlahan dari laba bersih perusahaan, pendapatan nonkas dan beban nonkas. Sehingga makin besar laba bersih yang dihasilkan perusahaan, semakin besar pula arus kas perusahaan. Laba bersih yang dimaksud pada penelitian ini adalah laba yang telah disesuaikan dengan transaksi-transaksi nonkas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi, penjualan kredit, beban gaji, beban pajak, beban bunga yang belum dibayar, serta pembelian kredit. Laba bersih ini merupakan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan yang dapat dilihat pada laporan arus kas. Menurut White, et. Al. (2003:258) “For accountants, depreciation is allocation process, not a valuation process. It is important, therefore, for analisity to differentiate between accounting depreciation and economic depreciation”. Menurut Kieso, et al (2004:520) “depreciation is defined as the accounting process of allocation the cost of tangible assets to benefit from the use of the asset”. Amortisasi juga merupakan akun beban non kas. Amortisasi untuk menyesuaikan jumlah dari aktiva tak berwujud atau dengan kata lain untuk menyusutkan jumlah dari aktiva tak berwujud. Menurut Warren, et al (2002:371) “Amortization is the amount of cost to transfer expenses. Amortization result from the passage of time or a decline in the usefulness of intangible assets”.
Universitas Sumatera Utara
Utang gaji adalah utang yang sudah menjadi beban tapi belum dibayarkan kerena belum tepat tanggal pembayarannya. Hal ini dikarenakan perusahaan tutup buku tetapi pembayaran gaji belum dilakukan. Begitu juga dengan utang bunga dan utang pajak dimana pada saat perusahaan tutup buku pembayaran belum dilakukan, tetapi sudah menjadi beban dan dicatat sebagai kewajiban perusahaan. c. Kegunaan dan Kelemahan Arus Kas Operasi Pengukuran laba bersih yang didasarkan pada laporan arus kas (cash flow) ke dalam dan ke luar perusahaan pada aktivitas operasi sangat penting karena hasil dari pengukuran dari aktivitas ini bersifat likuid, mudah sebagai alat pertukaran dan menunjukkan daya beli secara umum. Arus kas operasi juga mencakup arus kas dari kegiatan mengadakan, membeli, dan menagih pokok pinjaman yang dicatat sebesar nilai pasar dan dimiliki hanya untuk beberapa waktu dengan tujuan akan dijual kembali Dalam PSAK Paragraf 12 (IAI:2009) dinyatakan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pembayaran kas atas suatu perusahaan
Universitas Sumatera Utara
selama suatu periode tertentu. Tujuannya untuk membantu investor, kreditor, dalam analisis mereka atas kas. Kelemahan yang dihadapi dalam menggunakan arus kas yang historis untuk memprediksi dividen ialah bermacam-macam arus kas ke dalam perusahaan saling tergantung satu sama lain. Contoh, kas yang tersedia dapat dipakai untuk membeli mesin baru, untuk membayar dividen atau segera melunasi hutang. 4. Dividen Kas Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya (Baridwan, 2000:434). Semua keuntungan ataupun kerugian yang diperoleh perusahaan selama berusaha dalam satu periode tersebut dilaporkan oleh direksi kepada para pemegang saham dalam suatu rapat pemegang saham. Dividen yang dibagikan oleh perusahaan bisa tetap (tidak mengalami perubahan) dan bisa mengalami perubahan (ada kenaikan atau penurunan) dari dividen yang dibagikan sebelumnya. Jenis dividen (Dyckman, 2001:439) adalah sebagai berikut. a. Dividen kas, yaitu dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya dalam bentuk uang tunai (cash). Perusahaan hanya berkewajiban membayar dividen setelah perusahaan tersebut akan membayar dividen. b. Dividen likuidasi, yaitu pengembalian tambahan modal disetor dan bukan laba ditahan. c. Dividen properti, yaitu dividen dalam bentuk aktiva non kas, berupa sekuritas perusahaan lain yang dimiliki perseroan, real estate, barang dagang, atau setiap aktiva non kas lainnya.
Universitas Sumatera Utara
d. Dividen saham, yaitu distribusi proposional atas tambahan saham biasa atau saham preferen perseroan kepada para pemegang saham. e. Dividen skrip/wesel, dividen yang diberikan dalam bentuk wesel promis, kepada pemegang saham dimana kondisi perseroan mengalami kekurangan kas. Sebelum dibayarkan, dividen harus diumumkan oleh dewan direksi perseroan. Menurut Dyckman, et al (2001:440), terdapat empat tanggal penting dalam akuntansi untuk dividen. a. Tanggal pengumuman Pada tanggal ini, dewan direksi perseroan secara formal menyetujui dan mengeluarkan pengumuman dividen. Pada kasus dividen kas atau property, pengumuman dicatat pada tanggal ini sebagai debet ke laba ditahan kredit ke hutang dividen. b. Tanggal pencatatan Tanggal pencatatan yang dipilih oeh dewan direksi disebutkan pada pengumuman. Biasanya tanggal pencatatan dicata dua atau tga minggu setelah tanggal pengumuman. c. Tanggal ex-dividen Dalam teori, tanggal ex-dividen adalah tanggal setelah tanggal pencatatan, dimana pada saat itu saham diperdagangkan tanpa ada hak menerima dividen yang diumumkan. Namun, dalam praktik, pasar modal memajukan tanggal efektif ex-dividen sekitar tiga atau empat hari sebelum tanggal pencatatan untuk meberikan suatu pemindahan saham. d. Tanggal pembayaran Tanggal ini juga ditetapkan oleh dewan direksi dan dinyatakan dalam tanggal pengumuman. Tanggal pembayaran biasanya jatuh tempo empat hingga enam minggu setelah tanggal pengumuman. Pada tanggal pembayaran dividend an akun aktiva yang bersangkutan dikredit. Distribusi dividen saham biasanya dicatat pada tanggal penerbitan. Kebijakan
pembagian
dividen
adalah
suatu
keputusan
untuk
menentukan berapa besar bagian laba akan dibagikan kepada para pemegang saham dan akan ditahan dalam perusahaan untuk selanjutnya diinvestasikan. Kebijakan pembagian dividen tergantung pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Kebijakan dividen penting bagi
Universitas Sumatera Utara
perusahaan dengan dua alasan yaitu, pembayaran dividen mungkin akan mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham perusahaan tersebut dan laba ditahan yang biasanya merupakan sumber dana internal yang terbesar dan terpenting bagi pertumbuhan perusahaan. Jadi,
sebelum
dividen
diumumkan,
manajemen
harus
mempertimbangkan ketersediaan dana untuk membayar dividen. Suatu dividen sebaiknya tidak dibayarkan kecuali bila posisi keuangan sekarang ataupun yang akan datang dapat menjamin pembagian dividen. Sawir (2004:34) menyatakan ada tiga jenis kebijakan deviden yang bias dilakukan oleh perusahaan: a. Stable amount per share Dividen diberikan dalam nilai rupiah yang relative stabil atas sahamnya. b. Constan payout ratio Dividen atas dasar persentase tetap dari laba bersih perusahaan. c. Low regular dividen plus ekstra.
B. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pembayaran deviden telah banyak dilakukan di Indonesia. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti juga berpedoman dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun penelitianpenelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Nama
Judul
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Variabel yang Hasil penelitian digunakan
Hermi (2004)
Analisis hubungan laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas pada perusahaan perdagangan di BEJ
Laba bersih dan arus kas operasi (independen)
Laba bersih dan Arus kas operasi berpengaruh cukup signifikan terhadap faktor-faktor penentu kebijakan dividen
Hery (2009)
Hubungan Laba Bersih dan Arus Kas Operasi dengan Dividen Kas
Laba Bersih dan Arus Kas Operasi (independen)
Terdapat pengaruh yang signifikan antara laba bersih dengan dividen kas. Laba bersih berhubungan cukup kuat dan positif dengan dividen kas. Terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas operasi dengan dividen kas. Arus kas operasi berhubungan kuat dan positif dengan dividen kas
Ariyanti (2007)
Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Tunai Dengan Dividen Kas Pada Industri Barang Konsumsi Di Indonesia
Laba Akuntansi Dan Laba Tunai (independen)
Terdapat Hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dan laba tunai an dividen kas.
Elizabeth Akuntansi dan Laba Akuntansi dan (2000) Tunai dengan dividen Laba Tunai (independen ) Kas
Ada Konsistensi Hubungan yang signifikan dan positif antara laba akuntansi dengan dividen kas
Nahibaho Pengaruh Laba dan (2000) Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Pada Perusahaan yang GO Publik di Indonesia
laba saat ini ataupun arus kas saat ini bukan merupakan predictor bagi dividen saat ini
laba saat ini dan arus kas saat ini (independen)
Universitas Sumatera Utara
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis (Jurusan Akuntansi, 2004: 13). Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil kerangka konseptual dan hipotesis penelitian sebagai berikut Laba Bersih Dividen Kas
Arus Kas Operasi Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian 2. Hipotesis Penelitian Menurut Erlina (2007:41), “Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat di uji secara empiris”. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1 : Laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh terhadap dividen kas, H2 : Laba bersih berpengaruh terhadap dividen kas, H3 : Laba bersih berpengaruh terhadap dividen kas.
Universitas Sumatera Utara