BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ergonomi Istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon (kerja) dan nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek - aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain perancangan.Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah dan tempat rekreasi.Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya (Nurmianto, 2004). Menurut Tarwaka (2004), ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusiabaik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik.
8
9
Apabila ingin meningkatkan kemampuan manusia untuk melakukan tugas, maka beberapa hal di sekitar lingkungan alam manusia seperti peralatan, lingkungan fisik, posisi gerak (kerja) perlu direvisi atau dimodifikasi atau redesain atau didesain disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan manusia. Dengan kemampuan tubuh yang meningkat secara optimal, maka tugas kerja yang dapat diselesaikan juga akan meningkat. Sebaliknya, apabila lingkungan alam sekitar termasuk peralatan yang tidak sesuai dengan kemampuan alamiah tubuh manusia, maka akan boros penggunaan energi dalam tubuh, cepat lelah, hasil tidak optimal bahkan mencelakakan. Tujuan dari ergonomi ini adalah untuk menciptakan suatu kombinasi yang paling serasi antara sub sistem peralatan kerja dengan manusia sebagai tenaga kerja. Tujuan utama ergonomi ada empat (Santoso, 2004; Notoatmodjo, 2003), yaitu : 1. Memaksimalkan efisiensi karyawan. 2. Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja. 3. Menganjurkan agar bekerja dengan aman, nyaman dan bersemangat. 4. Memaksimalkan bentuk kerja.
Menurut Nurmianto (2004), peranan penerapan ergonomi antara lain : a. Aktivitas rancang bangun (desain) ataupun rancang ulang (re-desain) Hal ini dapat meliputi perangkat keras seperti misalnya perkakas kerja (tools), bangku kerja (benches), platform, kursi, pegangan alat kerja (workholders), sistem pengendali (controls), alat peraga (displays), jalan/lorong (access ways), pintu (doors), jendela (windows) dan lain – lain.
10
b. Desain pekerjaan pada suatu organisasi. Misalnya, penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja (shift kerja), meningkatkan variasi pekerjaan dan lain – lain. c. Meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja. Misalnya : desain suatu sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia, desain stasiun kerja untuk alat peraga visual (visual display unit station). Hal itu adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja, desain suatu perkakas kerja (handtools)
untuk
mengurangi
kelelahan
kerja,
desain
suatu
peletakaninstrumen dan sistem pengendalian agar didapat optimasi dalam proses transfer informasi dan lain – lain.
2.2 Biomekanika Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada sistem biologi.Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi.Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh mahluk hidup.Dalam biomekanika prinsip-prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, desain dan pengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan kedokteran.Menurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980, biomekanika merupakan ilmu mekanika teknik untuk analisa sistem kerangka otot manusia (Chaffin, 1991). Biomekanika menggunakan konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan gerakan pada bermacam-macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh pada aktivitas sehari-hari. Kajian biomekanika dapat dilihat dalam
11
dua perspektif, yaitu kinematika dan kinetika. Kinematika lebih menjurus pada karakteristik gerakan yaitu meneliti gerakan dari segi ruangan yang digunakan dalam waktu yang bersifat sementara tanpa melihat gaya yang menyebabkan gerakan. Studi kinematika menjelaskan gerakan yang menyebabkan berapa cepat obyek bergerak, berapa ketinggiannya atau berapa jauh obyek menjangkau jarak.Posisi, kecepatan dan percepatan tersebut merupakan studi kinematika. Kajian kinetika menjelaskan tentang gaya yang bekerja pada satu sistem, misalnya tubuh manusia. Kajian gerakan kinetika menjelaskan gaya yang menyebabkan gerakan. Dibandingkan dengan kajian kinematika, kajian kinetika lebih sulit untuk diamati, pada kajian kinetik yang terlihat adalah akibat dari gaya. Titik berat bahasan biomekanika adalah pada fisik manusia khususnya pada saat manusia melakukan kegiatan penanganan material secara manual (Manual Material Handling / MMH) yang biasanya tanpa menggunakan alat bantu apapun. Contoh MMH adalah pengangkatan dan pemindahan secara manual, atau pekerjaan lain yang dominan menggunakan otot tubuh. Pekerjaan penanganan material secara manual (Manual Material Handling) yang terdiri dari mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik dan membawa merupakan sumber utama komplain karyawan di industri (Ayoub & Dempsey, 1999).Meskipun kemajuan teknologi telah banyak membantu aktivitas manusia, namun tetap saja ada beberapa pekerjaan manual seperti MMH yang tidak dapat dihilangkan dengan pertimbangan biaya maupun kemudahan. Pekerjaan ini membutuhkan usaha fisik sedang hingga besar dalam durasi waktu kerja tertentu.Usaha fisik ini banyak mengakibatkan kecelakaan kerja ataupun low back pain, yang menjadi isu besar di negara-negara industri belakangan ini.
12
Gambar 2.1 Contoh Aktivitas Manual Material Handling Aktivitas MMH yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian bahkan kecelakaan kerja.Akibat yang ditimbulkan dari aktivitas MMH yang tidak benar salah satunya adalah keluhan muskoloskeletal.Keluhan muskoloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan yang sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dalam jangka waktu yang lama akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan inilah yang biasanya disebut sebagai muskoloskeletal disorder (MSDs) atau cedera pada sistem muskuloskeletal (Grandjean, 1993). Khusus saat melakukan MMH jenis pengangkatan, organ tubuh yang mendapatkan
pengaruh
paling
besar
adalah
pada
bagian
tulang
belakang.Biomekanika pun membahas mengenai struktur tulang belakang pada tubuh manusia. Pengangkatan manual yang dilakukan oleh operator akan membuat struktur tulang belakang mengalami tekanan yang berlebihan, meskipun pengangkatan manual tersebut dilakukan tidak terlalu sering atau dengan kata lain frekuensinya jarang. Namun demikian, hal tersebut tetap saja memberikan pengaruh buruk terhadap
13
struktur tulang belakang. Tingginya tingkat cidera atau kecelakaan kerja selain merugikan secara langsung yaitu sakit yang diderita oleh pekerja, kecelakaan tersebut juga akan berdampak buruk terhadap kinerja perusahaan yaitu berupa penurunan produktivitas perusahaan, baik melalui beban biaya pengobatan yang cukup tinggi dan juga ketidakhadiran pekerja serta penurunan dalam kualitas kerja.
2.3 Back Muscular Strength Kekuatan (strength) adalah komponen kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seseorang pada saat mempergunakan otot-ototnya menerima beban dalam waktu kerja tertentu (M. Sajoto, 1988 : 58). Menurut Harsono (1988 :76) kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasi beban atau tekanan dalam aktivitas.Kekuatan adalah salah satu unsur komponen kondisi fisik yang sangat dominan dalam kehidupan manusia yang berhubungan dengan gerak serta aktivitas sehari-hari. Tanpa memiliki kekuatan, manusia tidak mungkin akan dapat mempertahankan kehidupannya dengan baik dan wajar. Back Muscular (otot punggung) merupakan area yang kompleks dan luas. Otot punggung memiliki peranan yang sangat besar dalam aktivitassehari-hari.Otot punggung yanglemah menggambarkan potensi cedera yang tinggi, karena otot punggungadalah salah satu otot penyangga tubuh yang berada di pusat tubuh manusia bersamaan dengan otot-otot yang menyelimuti perut, otot punggungtermasuk dalam kategori core muscle atau otot pusat tubuh.
14
Gambar 2.2 Bagian Otot Punggung
Menurut Suharno Hp.(1993:39-40), faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan otot manusia adalah: 1. Usia dan jenis kelamin Kekuatan otot mulai timbul sejak lahir sampai dewasa dan terus meningkat terutama pada usia 20 sampai 30-an dan secara gradual menurun seiring dengan peningkatan usia. Pada umumnya bahwa pria lebih kuat dibandingkan dengan wanita.Kekuatan otot pria muda hampir sama dengan wanita muda sampai menjelang usia puber, setelah itu priaakan mengalami peningkatan kekuatan otot yang signifikan dibanding wanita, dan perbedaan terbesartimbul selama usia pertengahan (antara usia 30 sampai 50). Peningkatan kekuatan ini berkaitan denganpeningkatan massa otot setelah puber, karena setelah masa puber massa otot pria 50% lebih besar dibandingkan dengan massa otot wanita.
15
2. Ukuran cross sectional otot Semakin besar diameter otot maka otot akan semakin kuat. Suatu hasil penelitian menunjukkan bahwaterdapat hubungan yang sangat kuat antara fisiologis cross sectional area dan tegangan maksimal padaotot ketika dilakukan
stimulasi
elektrik.Kekuatan
otot
skeletal
manusia
dapat
menghasilkan kekuatan kurang lebih 3-8 kg/cm2pada cross sectional area tanpa memperhatikan jenis kelamin. Namun variabilitas cross sectional area pada suatuotot akan berbeda setiap saat
karena pengaruh latihan dan
inaktifitas. 3. Hubungan antara panjang dan tegangan otot pada waktu kontraksi Otot menghasilkan tegangan yang tinggi pada saat terjadi sedikit perubahan pan-jang otot ketika berkontraksi.Tenaga kontraktil otot yang terbesar adalah ketika otot dalam keadaan ekstensi penuhkarena pada saat full ekstensi, otot dalam keadaan 1/3 kali lebih panjang daripada saat istirahat.Tenaga pada otot dapat terus berkurang ketika otot berkontraksi (memendek). Ketika otot dalam kontraksipenuh maka tenaga kontraktil yang dihasilkan dapat berkurang sampai nol, dan yang harus menjadicatatan adalah selama peman-jangan otot tenaga kontraktil tidak menghasilkan proporsi yang sama 4. Recruitmen motor unit. Peningkatan recruitment motor unitakan meningkatkan kekuatan otot. Motor unit adalah unit fungsionaldari sistem neuro-muscular yang terdiri dari anterior motor neuron (terdiri dari axon, dendrit dan cell body) dan serabut otot (terdiri dari slow twitch fiber dan fast twitch fiber).Kontraksi otot dengan
16
tenaga kecil akan mengaktifkan sedikit motor unit, tetapi kontraksi dengan tenagabesar akan meng-aktifkan banyak motor unit. Tidak semua motor unit pada serabut otot aktif pada saatyang sama. Hal itu berarti pada kontrol neural fast twitch fiber dan slow twitch fiber akan memodulasisecara selektif jenis serabut yang akan digunakan sesuai dengan karakteristiknya. Jenis latihan akan mempengaruhi motor unit yang aktif, pada resistance exercise atau latihan untuk meningkatkan kekuatanotot akan mengaktifkan fast twitch fiber sedangkan pada latihan untuk meningkatkan endurance akan mengaktifkan slow twitch fiber. 5. Tipe kontraksi otot Otot
mengeluarkan tenaga paling
besar
ketika kontraksi eksentrik
(memanjang) melawan tahanan.Otot juga mengeluarkan tenaga lebih sedikit ketika kontraksi isometrik serta mengeluarkan tenaga yangpaling sedikit ketika kontraksi konsentrik (memendek) melawan beban. 6. Jenis serabut otot Karakteristik tipe serabut otot memiliki peranan pada sifat kontraktil otot seperti kekuatan, endurance, power, kecepatan dan ketahanan terhadap kelelahan/fatigue.Tipe
serabut II A dan B (fast twitch fiber)memiliki
kemampuan untuk menghasilkan sejumlah tegangan tetapi sangat cepat mengalamikelelahan/fatigue. Tipe I (slow twitch fiber) menghasilkan sedikit tegangan dan dilakukan lebih lambatdibandingkan dengan tipe serabut II tetapi lebih tahan terhadap kelelahan/fatigue. 7. Ketersediaan energi dan aliran darah
17
Otot membutuhkan sumber energi yang
adequat untuk berkontraksi,
menghasilkan tegangan, danmencegah kelelahan/fatigue. Tipe serabut otot yang predominan dan suplai darah yang adequat, sertatransport oksigen dan nutrisi ke otot, akan mempengaruhi hasil tegangan otot dan kemampuan untukmelawan kelelahan/fatigue. 8. Kecepatan kontraksi Torsi yang besar dihasilkan pada kecepatan yang lebih rendah.Kecepatan berarti rata-rata gerakan dalamarah tertentu.Kecepatan pemendekan atau pemanjangan otot secara substansial akan mempengaruhi tegangan otot yangterjadi selama kontraksi. Penurunan tegangan kontraksi terjadi ketika peningkatan kecepatan, saatpemendekan otot merupakan dasar penjelasan jumlah links yang terbentuk per unit waktu antara filament aktin dan miosin. Pada kecepatan lambat, jumlah maksimum
cross-bridge dapat terbentuk.
Semakincepat filamen aktin dan miosin slide terhadap satu dengan yang lain, semakin kecil jumlah links yangterbentuk antara filamen-filamen dalam satu unit waktu dan semakin kecil tegangan yang terjadi.Kecepatan kontraksi berbanding terbalik dengan besar beban pada otot atau dengan kata lain berartisemakin cepat kontraksi maka tegangan yang dihasilkan semakin kecil. 9. Motivasi. Motivasi yang tinggi akan mempengaruhi kemampuan untuk menghasilkan kekuatan yang maksimal.
18
2.4 Dorsal Electric Dynamometer Alat yang digunakan untuk mengetahui kekuatan otot punggung adalahdorsal electric dynamometer.Jenis dorsal electric dynamometer yang dipakai dalam penelitian ini adalah digital dengan bidang pengukuran 0-400 kg.Saat dilakukan pengukuran, orang harus berada pada posisi berdiri tegak pada dasar dynamometer dengan kedua tangan menggenggam bagian pegangan.Pada saat orangakan menarik, punggung agak sedikit ditekuk sebesar 300, sehingga panjang rantai harus diatur sesuai dengan posisi tersebut. Pada saat mulai menarik, kedua lutut harus tetap lurus dan pandangan menghadap kedepan. Orang menarik dengan perlahan tidak dengan hentakan.Besarnya kekuatan tarikan otot punggung orang coba yang dapat dilihat pada alat pengukur, setelah orang tersebut melakukan tes tersebut. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kalidan hasilnya dicatat dalam satuan kg pada form yang sudah disediakan.
Gambar 2.3Dorsal Electric Dynamometer
19
2.5 Statistik Parametrik Parameter adalah indikator dari suatu distribusi hasil pengukuran.Indikator dari distribusi pengukuran berdasarkan statistik parametrik digunakan untuk parameter dari distribusi normal.Penggunaan metode statistik parametrik mengikuti prinsipprinsip distribusi normal. Prinsip-prinsip dari distribusi normal adalah: a. Distribusi dari suatu sampel yang dijadikan obyek pengukuran berasal dari distribusi populasi yang diasumsikan terdistribusi secara normal. b. Sampel diperoleh secara random, dengan jumlah sampel yang dianggap dapat mewakili populasi. c. Distribusi normal merupakan bagian dari distribusi probabilitas yang kontinyu (continuous probability distribution). Impilkasinya, skala pengukuran pun harus kontinyu. Skala pengukuran yang kontinyu adalah skala rasio dan interval. Kedua skala ini memenuhi syarat untuk menggunakan uji statistik parametrik. Bila syarat-syarat ini semua terpenuhi, maka metode statistik parametrik dapat digunakan.
Statistik parametrik adalah ilmu statistik yang digunakan untuk data-data yang memiliki sebaran normal.Jika data tidak menyebar normal maka metode statistik nonparametrik dapat digunakan. Contoh metode statistik parametrik diantaranya adalah uji-z (1 atau 2 sampel), uji-t (1 atau 2 sampel), korelasi pearson, perancang percobaan (2-way ANOVA), dan lain-lain.
(Sumber: usupress.usu.ac.id)
20
2.6 Uji Keseragaman Data Uji keseragaman data perlu dialkukan guna menetapkan data yang standar. Uji keseragaman data bisa dilaksanakan dengan cara visual dan / atau mengaplikasikan peta control (control chart). Uji keseragaman data visual dilakukan dengan mudah dan cepat.Disni hanya melihat data yang terlalu ekstrim, data ekstrim adalah data yang terlalu besar atau terlalu kecil dan jauh menyimpang dari rata-rata sebenarnya.Data terlalu ekstrim dibuang dan tidak dimasukkan dalam perhitungan selanjutnya. BKA = ̅ + . ( BKB= ̅ − . (
̅) ̅)
Dimana: Z = Tingkat Kepercayaan Jika tingkat kepercayaan= 90%, maka Z=1.65 Jika tingkat kepercayaan = 95%, maka Z = 2.00 Jika tingkat kepercayaan = 99%, maka Z = 3.00 (
σ= σx =
)
√
Dimana: σ = standar deviasi
σx= standar deviasi rata-rata sub grup N = jumlah data keseluruhan n = jumlah sub grup
21
2.7 Uji Kecukupan Data Uji kecukupan data dilakukan untuk mengetahui apakah data telah cukup atau belum. Uji kecukupan data dihitung setelah semua nilai data berada dalam batas kendali, jumlah pengukuran dikatakan cukup bila N’ (Jumlah data yang diperlukan sesuai dengan tingkat kepercayaan (Z)
dan tingkat ketelitian (s) yang telah
ditentukan) lebih kecil atau sama dengan N (Jumalah data yang diperlukan dari pengukuran sebelumnya). Z N ' s
N
Xj
( Xj ) 2 Xj
2
2
2.8 Uji Kenormalan Data Uji kenormalan data bertujuan untuk menentukan apakah data yang diperoleh telah berdistribusi normal atau tidak.Uji yang diapakai adalah uji Kolmogorov Smirnov.Metode Kolmogorov-Smirnov, yang merupakan uji kenormalan paling populer, didasarkan pada nilai ayang didefinisikan sebagai berikut: a = supx[Fn(x) – F0 (x)} Pada hakekatnya aadalah nilai deviasi absolut maksimum antara Fn(x) dan F0(x). Nilai a ini selanjutnya dibandingkan dengan nilai akritis pada tabel kolmogorov smirnov) untuk ukuran tes α. Jika a maksimum < a kritis pada tabel, maka data
22
berdistribusi normal. Jika a maksimum > a kritis pada tabel, maka data tidak berdistribusi normal. (Sumber: repository.politekniktelkom.ac.id)
2.9 Korelasi Terdapat tiga macam bentuk hubungan antar variabel, yaitu hubungan simetris, hubungan
sebab
akibat
(kausal)
dan
hubungan
interaktif
(saling
mempengaruhi).Untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih dilakukan dengan menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Menurut Sulaiman (2003, p.133), korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antar variabel atau lebih. Artinya dinyatakan dalam bentuk hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.Hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan positif, bila nilai satu variabel ditingkatkan, maka akan meningkatkan variabel yang lain, dan sebaliknya bila nilai satu variabel diturunkan maka akan menurunkan variabel yang lain. Hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan negatif, bila nilai satu variabel dinaikkan maka akan menurunkan nilai variabel yang lain, dan juga sebaliknya bila nilai satu variabel diturunkan, maka akan menaikkan nilai variabel yang lain. Korelasi positif dan negatif ditunjukkan pada gambar berikut.
23
Gambar 2.4 Korelasi Positif ( Kiri ) dan Korelasi Negatif ( Kanan ) Kuatnya hubungan antara variabel dinyatakan dalam koefisien korelasi. Koefisien korelasi positif terbesar = 1 dan koefisien korelasi negatif terbesar adalah -1, sedangkan yang terkecil adalah 0. Bila besarnya antara dua variabel atau lebih itu mempunyai koefisien korelasi = 1 atau -1, maka hubungan tersebut sempurna. Dalam arti kejadian-kejadian pada variabel yang satu akan dapat dijelaskan atau diprediksikan oleh variabel yang lain tanpa terjadi kesalahan (error). Makin kecil koefisien korelasi, maka akan semakin besar error untuk membuat prediksi. Besarnya koefisien korelasi dapat diketahui berdasarkan penyebaran titik-titik pertemuan antara dua variabel misalnya X dan Y. Bila titik-titik itu terdapat dalam satu garis, maka koefisien korelasinya =1 atau -1. Bila titik-titik itu membentuk lingkaran, maka koefisien korelasinya = 0. Penyebaran hubungan dua variabel untuk berbagai koefisien bila digambarkan dalam diagram pencar (scatterplot) dapat dilihat pada gambar berikut.
24
r=0
r = 0.5
r=1
Gambar 2.5 Diagram Pencar Hubungan Dua Variabel
Terdapat bermacam-macam teknik Statistik Korelasi yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif. Teknik korelasi mana yang akan dipakai tergantung pada jenis data yang akan dianalisis. Berikut ini dikemukakan berbagai teknik statistik korelasi yang digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif. Untuk data nominal dan ordinal digunakan statistik Non-parametris dan untuk data interval dan rasio digunakan statistik Parametris.
25
Tabel 2.1 Pedoman untuk Memilih Teknik Korelasi dalam Pengujiian Hipotesis Macam / Tingkatan Data
Teknik Korelasi yang Digunakan
Nominal
Koefisien Kontingecy
Ordinal
Spearman Rank Kendal Tau
Interval dan Rasio
Pearson Product Momen Korelasi Ganda Korelasi Parsial
(Sumber: rufiismada.files.wordpress.com)
Jenis data dalam penelitian meliputi: -
Data berjenis nominal membedakan data dalam kelompok yang bersifat kualitatif. Salah satu ciri data nominal adalah bila dalam pengambilan data dihasilkan satu kategori, maka data tersebut bertipe nominal. Sebagai contoh, data kategori jenis kelamin “laki-laki” diwakili angka ‘1’ dan data kategori jenis kelamin “perempuan” diwakili angka ‘2’.
-
Data ordinal mempunyai level pengukuran yang lebih tinggi dari data nominal dan termasuk data kualitatif. Pada data nominal, semua data dianggap bersifat kualitatif dan setara. Pada data ordinal terdapat klasifikasi data berdasarkan tingkatannya. Sebagai contoh mengenai tingkat pendidikan yang dikategorikan;
26
SD (diwakili angka ‘1’), SMP (diwakili angka ‘2’), SMU (diwakili angka ‘3’), Diploma (diwakili angka ‘4’), dan Sarjana (diwakili angka ‘5’). -
Data jenis interval termasuk dalam kelompok data kuantitatif. Dalam ilmu statistik, data interval mempunyai setingkat lebih tinggi dari pengukuran yang lebih tinggi dari data nominal maupun ordinal. Angka yang digunakan pada data ini, selain menunjukkan suatu urutan, juga dapat dilakukan operasi matematika, misalnya penjumlahan dan pengurangan. Misalnya, interval nilai suatu mata pelajaran dari 0-100.
-
Data rasio merupakan tipe data dengan level pengukuran yang paling tinggi dibanding tipe data lainnya. Data ini termasuk dalam kelompok data kuantitaif. Angka yang digunakan pada data ini menunjukkan angka yang sesungguhnya, bukan hanya sebagai simbol.
2.9.1 Korelasi Product Moment Pearson Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih adalah sama.Berikut ini dikemukakan rumus yang paling sederhana yang dapat digunakan untuk menghitung koefisien korelasi, digunakan bila sekaligus akan menghitung persamaan regresi. Koefisien korelasi untuk populasi diberi simbol rho (ρ) dan untuk sampel diberi simbol r dan untuk korelasi ganda diberi simbol R.
27
=
( ∑
∑ −∑ ∑ − (∑ ) )( ∑ − (∑ ) )
Dimana: r
: Korelasi antara X dan Y
X
: Variabel bebas
Y
: Variabel terikat
N
: Jumlah responden
Sumber: Sugiyono, Metoda Penelitian Bisnis
Untuk mengetahui hasil perhitungan r xy (koefisien korelasi) tersebut signifikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan rtabel, sesuai dengan taraf kesalahan yang digunakan (lihat Tabel r Produck Moment pada lampiran). Untuk pengambilan keputusan statistik, dapat digunakan cara koefisien korelasi ( r ) dibandingkan dengan nilai korelasi tabel (rtabel) -
Apabila Koefisien Korelasi rxy> rtabel, maka ada korelasi yang signifikan
-
Apabila Koefisien Korelasi rxy< rtabel, maka tidak ada korelasi yang signifikan (Sumber: samianstats.files.wordpress.com)
2.9.2 Korelasi Ganda Korelasi pada (multyple correlation) merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel secara bersama-sama atau lebih dengan variabel yang lain. Korelasi ganda merupakan hubungan secara bersama-sama antara X1 dengan X2 dan Xn dengan Y. Pada bagian ini dikemukakan rumus korelasi
28
ganda (R) untuk dua variabel independen dan satu dependen. Rumus korelasi ganda dua variabel ditunjukkan pada rumus:
R yx1x2
ryx2 1 ryx2 2 2 ryx1 ryx2 rx1x2 1 rx21x2
Dimana : Ry.x1x2 / R
= korelasi ganda antara variabel X1 dan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y
ryx1
= korelasi Product Moment antara X1 dengan Y
ryx2
= korelasi Product Moment antara X2 dengan Y
rx1x2
= korelasi Product Moment antara X1 dengan X2
Jadi untuk dapat menghitung korelasi ganda, maka harus dihitung terlebih dahulu korelasi sederhananya dulu melalui korelasi Product Moment dari Pearson. Pengujian signifikansi terhadap koefisien korelasi ganda dapat dilakukan dengan uji F, dengan rumus sebagai berikut:
ℎ=
Dimana : R
= koefisien korelasi ganda
k
= jumlah variabel bebas
N
= jumlah sampel
29
Cara pengambilan keputusan untuk uji korelasi ganda adalah jika Fh > Ftabel, maka koefisien korelansi ganda yang ditemukan adalah signifikan, sedangkan jika Fh < Ftabel, maka koefisien korelasi ganda tidak signifikan. 2.9.3 Korelasi Parsial Korelasi parsial digunakan untuk menganalisis bila peneliti bermaksud mengetahui pengaruh atau mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen, dimana salah satu variabel independennya dibuat tetap/dikendalikan. Jadi korelasi parsial merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel setelah satu variabel yang diduga dapat mempengaruhi hubungan variabel tersebut dikendalikan untuk dibuat tetap keberadaannya. Rumus untuk korelasi parsial ditunjukkan pada rumus berikut.
Dapat dibaca : korelasi antara X1 dengan Y, bila variabel X2 dikendalikan atau korelasi antara X1 dan Y bila X2 tetap. Bila X1 yang dikendalikan, maka rumusnya adalah seperti rumus di bawah ini.
Uji koefisien korelasi parsial dapat dihitung dengan rumus: =
√ −3 1−
30
t tabel dicari dengan df = N -1, jika thitung > ttabel, maka ada hubungan yang signifikan. Sedangkan, jika ika thitung < ttabel, maka tidak ada hubungan yang signifikan.
2.11 Statistical Product and Service Solution (SPSS) Dalam pengolahan dan analisis data, peneliti menggunakan software yang berhubungan dengan data tersebut, dikarenakan banyaknya data yang diambil dengan tujuan untuk memudahkan peneliti mengolah dan menganalisis data.Software tersebut adalah SPSS (Statistical Product and Service Solution). SPSSmerupakan software pengolah data statistik yang mudah cara penggunaannya. SPSS didukung oleh OLAP (Online Analytical Processing) yang akan memudahkan dalam pemecahan pengolahan datadan akses data dari berbagai perangkat lunak yang lain, seperti Microsoft Office Excel atau Notepad yang selanjutnya dianalisis. Program SPSS digunakan untuk memecahkan problem bisnis atau riset dalam hal statistik. Cara kerjanya sederhana, yaitu data yang anda input akan dianlisis dengan suatu paket analisa. SPSS merupakan bagian integral dari proses analisis, meyediakan akses data, persiapan dan manajemen data, analisis data, dan pelaporan. 2.11.1 Uji Kenormalan Data dengan SPSS Pengujian normalitas data menggunakan program SPSS mengikuti langkahlangkah berikut ini. a. Buka program SPSS b. Entry data atau buka file data yang akan dianalisis c. Pilih menu berikut: Analyze–> Descriptives Statistics –> Explore –> OK
31
d. Setelah
muncul
kotak
dialog
uji
normalitas,
selanjutnya
pilih y sebagai dependent list; pilih x sebagai factor list, jika ada lebih dari 1 kelompok data, klik Plots; pilih Normality test with plots; dan klik Continue, lalu OK. 2.11.2 Korelasi dengan SPSS Teknik korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi product moment pearsonuntuk data korelasi sederhana, a. Buka program SPSS e. Entry data atau buka file data yang akan dianalisis f. Pilih menu berikut: Analyze–> Correlate –> Bivariate (untuk korelasi pearson) atau Correlate –> Partial (untuk korelasi parsial) –> OK g. Setelah muncul kotak dialog uji korelasi, selanjutnya masukkan semua variabel ke kotak Variables, kemudian tandai kotak Pearson, Two Tailed, dan Flag Significant Correlations, pada Option, pilih Means and Standard Deviations, lalu klik OK.
Sedangkan karena tidak ada menu khusus korelasi ganda dalam SPSS, dapat digunakan menu regression untuk mencari nilai koefisien korelasi ganda.