BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Massa Manusia diciptakan untuk hidup berkelompok dan menyatu suatu dengan yang lainya, karena manusia adalah mahluk hidup yang tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan orang lain atau sering kita sebut sebagai mahluk sosial. Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan orang lain dalam bertukar pikiran dan saling berbagai rasa dalam bertukar pikiran untukn memecahkan masalah yang dihadapinya dengan berkomunikasi dengan satu sama lainya. Dalam hal ini manusia
sangat
memerlukan
informasi-informasi
yang
berguna
bagi
kehidupannya. Dalam
penyampaian
sebuah
komunikasi
atau
pesan
biasanya
menggunakan sebuah media agar informasi yang disampaikan bisa cepat diterima oleh komunikator atau khalayak. Komunikasi yang menggunakan media-media dalam penyampaian pesanya disebut dengan komunikasi massa. Secara umum kita bisa menyimpulkan bahwa komunikasi massa adalah upaya melakukan hubungan persamaan dengan menggunakan media massa sebagai alat bantunya. Dalam ilmu komunikasi, kita juga mendalami komunikasi antar personal, kelompok, dan komunikasi antar budaya, selain komunikasi massa. Akan tetapi apabila kita berbicara dalam tataran sub-siplin ilmu, seringakali komunikasi massa
9
10
disejajarkan dengan sub-disiplin ilmu lain dibawah disiplin ilmu komunikasi, sepertin komunikasi pemasaran dan hubungan masyarakat. Terkadang komunikasi massa juga dilahadirkan sebagai sub-disiplin ilmu dengan nama lain, seperti publisistik, jurnalistik, media massa, atau penyiaran (brocasting). Selain definisi tadi, masih ada definisi lain mengenai komunikasi massa, yaitu komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dengan kumunikan secara massal, berjumlah banysk bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu.10 Sedangkan melvin DeFleur dan Dennis McQuail merumuskan bahwa komunikasi adalah proses dimana komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda dengan melalui berbagai cara11, sehingga komunikasi sering digunakan sebagai alat propaganda karena mempunyai efek yang besar dari pesan yang disampaikan. Adapula yang mengartikan komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang diajukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak maupun elektronik, sehingga pesan yang sama dapat diterima serentak dan sesaat.12
10
Ibid.Evinaro ardianto, Hlm 6 Riswandi 2009. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hlm. 103 12 Jalaluddin Rahmat 2011, psikologi komunikasi mass. Ahli bahas: Agus Dharma & Aminudin Ram.Erlangga. Hlm. 7 . 11
11
Jadi secara singkatnya, komunikasi massa adalah sebuah proses penyampaian pesan atau informasi-informasi yang menggunakan media dalam penyampaian kepada komunikan atau lebih tepatnya khalayak. 2.1.1
Karakteristik Komunikasi Massa Karakteristik Komunikasi massa adalah sebagai berikut : 1. komunikator Terlembagakan Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Kita sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media masa, baik media cetak maupun elektronik. Dengan mengingat kembali pendapat Wringt, bahwa komunikasi massa
itu malibatkan lembaga, dan
komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. 13 2. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditunjukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karena itu, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apa pun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikasi. 3. komunikannya Anonim Heterogen 13
Ibid Elvinaro Ardianto. Hlm 3.
12
Komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor : usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama.14 4. media Massa Menimbulkan Keserampakan Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikasi yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. 5. komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Demensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu.15 6. komunikasi massa bersifat Satu Arah
14 15
Ibid.Hlm 8. Ibid. Hlm 7.
13
Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunkasi massa dibandingkan dengan komuniklasi lainnya, ada juga ciri komunikasi massa yang merupakan kelemahannya. Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpersona. Dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah.16 7. stimulasi Alat Indra Terbatas Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya, adalah stimulasi alat indra yang terbatas. Pada komunikasi antarpersona yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indra pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan, dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat, mendengar secara langsung, bahkan mungkin merassa. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. 17 8. umpan Balik Tertunda dan tidak langsung Komponen umpan balik atau yang popular dengan sebutan feedback
merupakan
faktor
penting
dalam
proses
komunikasi
antarpersona, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Efetivitas
16 17
Ibid. Hlm 10. Ibid. Hlm 11.
14
komunikasi komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Umpan balik sebagai respons mempunyai volume yang tidak terbatas pada komunikasi antarpersona. Dalam proses komunikasi massa, umpan baik bersifat tidak langsung dan tertunda. Artinya, komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya. Tanggapan khalayak bisa diterima lewat telepon, e-mail itu menunjukkan bahwa feedback komunikasi massa bersifat tertunda (delayed).18 2.1.2
Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa menurut Dominick 2001 terdiri dari surveillance
(pengawasan), interpretation (penafsiran), linkage (pertalian), transmision of values (penyebaran nilai), intertaiment (hiburan) : 1. Surveillance (Pengawasan) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama : (a) warning or beware surveillace (pengawasan peringatan); (b) instrumental surveillance (pengawasan instrumental). Fungsi
pengawasan
peringatan
terjadi
ketika
media
massa
menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung berapi, kondisi yang memperihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Peringat ini dengan serta merta dapat menjadi ancaman.
18
Ibid. Hlm 12.
15
Fungsi pengawasan pengawasan intrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Berita tentang film apayang sedang dimainkan dibioskop, bagaimana harga-harga saham dibursa efek, produkproduk baru, ide-ide tentang mode, resep masakan dan sebagainya, adalah contoh-contoh pengawasan instrumental. 2. interpretation (penafsiran) Fungsipenafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran tergadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih
dan
memutuskan
peristiwa-peristiwa
yang
dimuat
atau
ditayangkan.19 3. Linkage (Pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragama, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepintingan dan minat yang sama tentang sesuatu. 4. Transmission Of Values (Penyebaran Nilai-Nilai) Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi). Sosial mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media
19
Ibid. Hlm 15
16
massa memperlihatkan kepada khalayak bagaimana mereka bertindak dan apa yag harapkan. 5. Entertainment (Hiburan) Pada kenyataanya hampir semua media menjalankan fungsi hiburan. Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan. Hampir tiga seperempat bentuk siran televisi setiap hari tayangan hiburan. 20 Kesimpulan: Dengan demikian yang dimaksud dengan Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. komunikasi massa berproses
pada level budaya massa sehingga sifat-sifat
komunikasi massa sangat dipengaruhi oleh budaya massa yang berkembang di masyarakat di mana proses komunikasi itu berlangsung. Dengan demikian maka unsure-unsur penting dalam komunikasi massa adalah : 1. komunikator, 2. media massa. 3. informasi (pesan). 4. gatekeeper. 5. khalayak (publik) dan 6. umpan balik.
20
Ibid. Hlm 16
17
2.2
Media massa
2.2.1
pengertian media massa Abad ke-20 dapat digambarkan sebagai zaman pertama massa. Abad ini
juga ditandai dengan berubahnya ketakjuban maupun kekuatan atas pengaruh media massa. 21 Media massa awal cukup beragam dalam jumlah dan cara beroperasi, misalnya film popular bisa sebagai gambaran. Media massa dirancang untuk menjangkau banyak orang. 22 Istilah ‘media massa’ memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja dimasyarakat, dengan skala yang sangat luas. Istilah media massa mengacu
kepadasejumlah
media yang telah ada sejak
puluhan tahun yang lalu dan tetap dipergunakan hingga saat ini, sepeti surat kabar, majalah, film, radio, televisi, inteternet, dan lain-lain.23 2.2.2 Karakteristik Media Massa Media massa sebagai alat penyampaian pesan yang digunakan oleh komunikator dalam proses komunikasi massa juga memiliki karakteristik. Berikut karakteristik media massa:
21
Dennis McQuil. 2011. Teori Komunikasi Massa Edisi 6. Jakarta. Penerbit Salemba Humanika. Hlm 56. 22 Ibid. Hlm 61. 23 Morissan, andy Corry Wardhani, dan Farid Hamid U. Teori Komunikasi Massa. Bogor: PT Ghalia Indonesia. 2010. Hlm 1.
18
1.
Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelilaan, sampai pada pernyajian, informasi.
2.
Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadi dialog antara pengirim dan penerima pesan, walaupun ada umpan baliknya atau interaksi, biasanya tertunda atau memerlukan waktu yang lama.
3.
Meluas dan serentak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan bergerak secara simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh khalayak banyak secara bersamaan.
4.
Memakai peralatan teknis atau mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan semacamnya.
5.
Bersifat terbuka, atinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis, dan suku bangsa.24
2.2.3
Fungsi Media Massa Terdapat beberapa fungsi dari media massa diantaranya25 1. Memberi informasi yaitu: a. Informasi tentang lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.
24
Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2003. Hlm 140. 25 Denis McQuail. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Hlm 70.
19
b. Mencari bimbingan masyarakat, berbagai masalah praktis, pendapat, dan lain-lain yang berkaitan dengan penentuan pilihan. c. Belajar pendidikan sendiri. d. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan. 2. Identitas pribadi a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi. b. Menemukan model perilaku c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial. 3. Intergritas dan interaksi sosial a. Memperoleh teman selain manusia. b. Membantu menjalankan peran sosial. c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial. 4. Hiburan a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan. b. Bersantai memperoleh kenaikan jiwa dan estetis. c. Mengisi waktu. d. Penyaluran emosi. e. Membangkitkan gairah seks
20
2.2.4 Efek Media Massa Scram dalam bukunya “how communiation works” menggolongkan efek komunikasi massa kedalam efek yang bersifat khusus dan umum. Melihatbegitu kuatnya efek dari media, maka dapat diketahui peran media. Adapun peran media adalah:26 1.
Jendela pengalaman yang meluaskan pandangan kita dan memungkinkan kita mampu memahami apa yang terjadi disekitar diri kita, tanpa campur tangan pihak lain atau sikap memahami.
2.
Juru bahasa menjelaskan dan memberikan memberi makna terhadap peristiwa atau hal yang terpisah dan kurang jelas.
3.
Jaringan
interaktif
yang menghubungkan
pengirim dengan
penerima melalui umpan balik. 4.
Japan petunjuk yang jalan secara aktif menunjukkan arah, memberikan bimbingan atau instruks.
5.
Penyaringan yang memilih bagian pengalaman yang perlu diberi perhatian khusus dan menyisihkan aspek yang lainnya, baik secara sadar dan sistematis maupun tidak.
6.
Cermin yang memantulkan citra masyarakat terhadap masyarakat itu sendiri. Tirai atau penutup yang menutupi kebenaran demi pencapaian tujuan propaganda atau pelarian dari suatu kenyataan.
26
Ibid. Denis McQuail. Hlm 53.
21
7.
Adanya asumsi yang diinginkan bahwa efek yang ditimbulkan media massa hanya mampu pada tahap kognisi dan afeksi meskipun
bisa
berkelanjutan
ketahap
dengan
persyaratan
memenuhi unsur-unsur tahap efek massa yaitu efek kognitif. 2.2.5
Jenis-Jenis Media Massa Media massa adalah alat yang digunakan untuk penyampain pesan dari
sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. 27 1.
Surat kabar Surat kabar sebagai media massa tertua sebelum ditemukan film,radio, dan tv. Salah satu kelebihan surat kabar ialah mampu memberi informasi yang lebih lengkap, bisa dibawa kemana-mana, terdokumentasi sehingga mudah diperoleh bila diperlukan. 28
2.
Film Film merupakan karya seni yang diproduksi secara kreatif dan memenuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika (keindahan) yang sempurna. Film lebih dahulu menjadi hiburan dibanding radio siaran dan televisi. Seperti halnya televisi
27 28
Ibid. Hafid Cangara. Hlm 122. Ibid. Hafid cangara. Hlm 127.
22
siara, tujuan khalayak menonton film terutama adalah memperoleh hiburan.29 3.
Radio Salah satu kelebihan radio dibanding dengan media lainya, ialah cepat dan mudah dibawah kemana-mana. Radio bisa dinikmati sambiln mengerjakan pekerjaan lain, seperti memasak, menulis, menjahit, dan semacamnya. 30
4.
Televisi Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia.31 Fungsi televisi sama dengan fungsi media lainnya (surat kabar dan radio siran), akni memberi informasi, mendidik, menghibur. 32
Kesimpulan: Dengan demikian yang dimaksud dengan media massa adalah saluran/alat komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula. Informasi massa adalah informasi yang diperuntukan kepada masyarakat secara massal, bukan hanya informasi yang hanya dikonsumsi secara pribadi.
29
Elvinaro Ardianto, lukiati komala, Siti karlinah. Hlm 145. Ibid. Hafid Cangara. Hlm 124. 31 Ibid. Hafid Cangara. Hlm 134. 32 Ibid. Hafid. Cangara. Hlm 137. 30
23
Dengan demikian
informasi massa adalah milik publik, bukan individu.
Misalnya berita, iklan, sinetron, film, infoteinment, dsb 2.3 Film Istilah film awalnya dimaksudkan untuk menyebut media penyimpan gambar atau biasa disebut Celluloid, yaitu lembaran plastik yang dilapisi oleh Emulsi (lapisan kiamiawi peka cahaya). Bertitik tolak dari situ, maka film dalam arti tayangan audio-visual dipahami sebagai potongan-potongan gambar bergerak. Ada banyak sekali literature yang menjelaskan film, berdasarkan banyak pengertian “film” semuanya mengerucut pada suatu pengertian yang universal. Film adalah rangkaian gambaryang bergerak membentuk suatu cerita atau juga bisa disebut Movie atau Video. Film, secara kolektif, sering disebut ‘sinema’. Gambar-hidup adalah bentuk seni, bentuk popoler dari hiburan, dan juga bisnis, yang diperankankan oleh tokoh-tokoh sesuai karakter direkam dari benda /lensa (kamera) atau animasi. 33 2.3.1
Pengertian Film Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa
visual dibelahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi dan film video laser setiap minggunya. Di Amerika serikat
33
1.
Panca Javandalasta. 2011. 5 Hari Mahir Membuat Film. Surabaya, PT. Java Pustaka Group. Hlm
24
dan kanada lebih dari saju juta tiket film terjual setiap tahunnya (agee, et. al.,2001:364). 34 2.3.2 Karakteristik Film Faktor-faktor yang dapat menunjukan karakteristik film film adalah layar lebar, pengambilan gambar, konsentrasi penuh dan identifikasi psikologis. a.
Layar yang luas/ lebar Film dan televisi sama-sama menggunakan layar, namun kelebihan media film adalah layar yang berukuran luas. Layar film yang luas telah memberikan keleluasaan penontonnya untuk melihat adeganadegan yang disajikan dalam film. Apa lagi dengan adanya kemajuan teknologi, layar film di bioskop-bioskop pada umumnya sudah tiga dimensi, sehingga penonton seolah-olah melihat kejadian nyata dan tidak berjarak.
b.
Pengambilan Gambar Pengambialan
gambar
atau
shot
dalam
film
bioskop
memungkinkan dari jarak jauh atau extreme long shot, dan panoramic shot, yakni pengambilan pemandangan menyeluruh. Shot tersebut dipakai untuk memberi kesan artistik dan suasana yang sesungguhnya, sehingga film menjadi lebih menarik. Disamping itu, melalui panoramic shot, kita sebagai penonton
34
Ibid. Elvinaro Ardianto. Hlm 143.
25
dapat memperoleh sedikit gambaran bahkan mungkin gambaran yang cukup tentang daerah tertentu yang dijadikan lokasi film sekalipun kita belum pernah berkunjung ketempat tersebut. c.
Konsentrasi Penuh Konsentrasi penuh disini maksudnya adalah kita semua terbebas dari gangguan hiruk pikuknya suara diluar karena biasanya rungan kedap suara. Semua mata hanya tertuju pada layar, sementara pikiran dan perasaan kita tertuju pada alur cerita. Dalam keadaan demikian emosi kita juga terbawa suasana, kita akan tertawa terbahak-bahak manakala adegan film lucu, atau sedikit senyum dikulum apabila ada adegan yang menggelitik. Namun dapat pula kita menejrit ketakutan bila adegan menyeramkan (biasanya anakanak) dan bahkan menangis melihat adegan meyedihkan.
d.
Identifikasi Psikologi kitasemua dapat merasakan bahwa suasana digedung bioskop telah membuat pikiran dan perasaan kita larut dalam cerita yang disajikan. Karena penghayatan kita yang amat mendalam, seringkali
secara
tidak
sadar
kita
menyamakan
(mengidentifikasikan) pribadi kita dengan salah satu seorang pemeran alam film itu, sehingga seolah-olah kit lah yang sedang
26
berperan. Gejala ini menurut ilmu jiwa sosial disebut sebagai identifikasi psikologis (Effendy, 1981: 19) 35 2.3.3 Jenis-Jenis Film Film adalah karya seni manusia berupa gambar yang hidup atau bergerak. Sejak manusia mengenal karya seni ini, dibuatlah macam-macam film yang memiliki berbagai tema dan ide cerita. Jenis dan genre dibagi menjadi berbagai jenis, tergantung dengan tema dan cerita yang diangkat. 1.
Film Dokumenter Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya lumiere bersaudara yang berkisah tentang perjalanan (travelogues) yang dibuat sekitar tahun 1890-an. Tigapuluh enam tahun kemudian, kata ‘dokumenter’ kembali digunakan oleh pembuat film dan kritikus film asal inggris John Grierson untuk film Moana (1926) karya Robert Flaherty. Grierson berpendapat dokumenter merupakan cara kreatif merepresentasikan realita (Susan Hayward, Key Concepts in Cinema Studies, 1996, hal 72). Sekalipun Grielson mendapat tentagan dari berbagai pihak, pendapat tetap relevan sampai saat ini. Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tak pernah
35
Elvinaro Ardianto. Hlm 145-147.
27
lepas
dari
tujuan
penyebaran
informasi,
pendidikan,
dan
propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. 2.
Film Cerita Pendek Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit. Di banyak negara seperti Jerman, Australia, Kanada, Amerika Serikat, film cerita pendek dijadikan laboratorium ekperimen dan batu loncatan bagi seseorang/ sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa/i jurusan film atau orang/ kelompok yang menyukai dunia film dan ingin berlatih membuat film dengan baik. Sekalipun demikian , ada juga orang yang memang mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek, umumya hasil produksi ini dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi.
3.
Film Cerita Panjang Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90-100 menit. Film yang diputar di bioskop umumnya termasuk dalam kelompok ini. Beberapa film, misalnya Dance with Wolves, bahkan berdurasi lebih 120 menit. Film-film produksi india yang cukup banyak beredar di indonesia, rata-rata berdurasi hingga 180 menit. 36
36
Heru Efendy, Mari Membuat Film,2009, Erlangga. Hal 3-4
28
Kesimpulan: Dengan demikian yang dimaksud dengan film dianggap sebagai media komunikasi yang ampuh terhadap massa yang menjadi sasarannya, karena sifatnya yang audio visual, yaitu gambar dan suara yang hidup. Dengan gambar dan suara, film mampu bercerita banyak dalam waktu singkat. Ketika menonton film penonton seakan-akan dapat menembus ruang dan waktu yang dapat menceritakan kehidupan dan bahkan dapat mempengaruhi audiens. Film juga sebagai karya cipta seni dan budaya yang merupakan salah-satu media komunikasi massa audiovisual yang dibuat berdasarkan asas sinematografi yang direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan sistem lainnya.
2.4 Tindak Anarkis Tindak dalam kamus besar bahasa indonesia tindak/tin·dak/ n 1 langkah; 2 perbuatan,37 Dengan demikian kata tindak termasuk kedalam kata kerja. Kata tindak juga dapat Definisikan sebagai berikut:
37
http://kbbi.web.id/tindak
29
1.
sesuatu yg dilakukan; perbuatan: ~ wakil kita itu sangat merugikan kepentingan kita;
2.
tindakan yg dilaksanakan untuk mengatasi sesuatu: ~ yg tegas;.
Anarkis berasal dari bahasa Yunani yakni a (tidak ada, tidak ingin) dan archos (kepala, pemerintah, pengatur, penanggung jawab). Jadi dapat dikatakan anarchos, anarchia (tidak ada pemerintahan atau tanpa pemerintahan).38 Anarki yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kekacauan (di suatu negara), acapkali menjadi bentuk dasar pelegalan tindakan kekerasan oleh penegak hukum. Pengertian anarkis secara umum berarti tindakan yang identik dengan elemen kekerasan (anarki). Anarkisme adalah suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembagalembaga yang menumbuhsuburkan penindasan terhadap kehidupan. Oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan.39 Ada dua macam pengertian untuk anarkis dalam suatu paham anarkisme yaitu:40 1. Dalam pengertian positif, anarkis dalam faham anarkisme merupakan ideologi yang tidak mau menerima pemerintahan yang berkuasa otoriter. Anarkis berpendapat bahwa individu-individu akan mengorganisasikan dirinya dengan caranya sendiri supaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan ita-citanya secara adil.
38
Sheehan M. Sean,Anarkisme: Perjalanan Sebuah Gerakan Perlawanan,Marjin Kiri, Hal.23 Dr.drs.H.Yadiman,SH.,MH dan Dr.Dahniel Amelza Rycko,M.Si, Konflik Sosial dan Anarkisme,YOGYAKARTA, CV. ANDI OFFSET, Hal.19 40 Lorens Bagus, 1996, Kamus Filsafat, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, Hal.48 39
30
2. Dalam pengertian negatif, anarkis merupakan tindakan keyakinan yang menghargai sedikit pun hukum atau tatanan dan secara aktif terlibat dalam meningkatkan situasi khas dengan menghanurkan tatanan masyarakat. Ideologi ini dapat dicari dasar-dasar filosofisnya pada individualisme, dan voluntarisme. Indonesia memiliki banyak komunikasi anariks yang benar-benar hidup dan eksistensinya memang ada, pengertian anarkis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti anarki (noun/kata benda) adalah kehuru-haraan, tuntutan, kekacauan, kerusuhan, keruwetan, pemaksaan, pengancaman, penghancuran, dan pemberontakan. Sedangkan arti kata anarkis (subjek) adalah pemberontakan, pengacau, perusuh, perusak, penentang, penganam (jadi anarkis=merujuk pada orangnya). Anarkis individualisme atau individual-anarkis adalah salah satu tradisi filsafat dalam anarkisme yang menekankan pada persamaan kebebasan dan kebebasan individual. Konsep ini umumnya berasal dari liberalisme klasik. Kelompok
individual-anarkisme
percaya
bahawa
‘’hati
nurani
individu
seharusnya tidak boleh dibatasi oleh institusi atau badan-badan kolektif atau otoritas publik’’.individual-anarkisme sering juga disebut “anarkis-egois’’, karena salah stu tokohnya, max stiner, menulis buku “Der Einzige und sein Eigentum’’ yang dengan cepat dilupakan, tetapi mengalami kebangkitan lima puluh tahun kemudian, buku tersebut lebih menonjolkan peran individu. Sikap anarki dalam
31
suatu kelompok menimbulakan berkembangnya bos-bos kecil disegala lapisan masyarakat. Yang intinya tindak lain adalah sikap hedonisme dan kekerasan.41
2.4.1 Teori anarkis Didalam teori anarkis, negara merupakan suatu bentuk susunan tata paksa yang sesuai jika diterapkan dalam tatanan kehidupan masyarakat yang masih primitive namun tidak untuk masyrakat modern. Menurut Willian Godwin dan Joseph proudhon, berkeyakinan bahwa pada suatu saat negara pasti akan lenyap dan muncullah masyarakat penuh kebebasan, tanpa paksaan, tanpa pemerintahan serta negara. Penganut teori anarkis dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu golongan
pertama
yang
berpandangan
bahwa
untuk
menghapus
atau
menyenyapkan tata paksa harus dilakukan dengan cara menghancurkan organisasi tersebut bersama perlengkapan dan pendukungnya. Adapun golongan kedua berpandangan bahwa masyarakat yang penuh kebebasan tanpa pemerintahan akan dapat diwujudkan melaui evolusi walaupun dengan dengan sedikit kekerasan. Leo Tolstoy berpendapat bahwa kekerasan dari manapun datangnya akan mengundang dendam dan pembalasan dengan kekerasan.42 Dalam situasi anarkis tidak ada keharmonisan yang lahir dengan sendirinya. Suatu tatanan atau kelompok akan menggunakan kekuasaanya untuk mencapai tujuan. Bila keputusan tersebut memperoleh hasil, nilai suatu 41
Lorens Bagus, 1996, Kamus Filsafat, Jakarta: PT. Gramedian Pustaka Utama, Hal.50 Aim Abudulkarim, 2006, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta : Grafindo Media Pratama, cetakan ke I Hal. 10 42
32
kenikmatan dari penapaian tersebut lebih besar dari pada suatu kedamaian (Waltz, 1959:160). Anarkis dengan kekerasan timbul karena ketidak sempurnaan manusia. Nafsu mengalahkan nalar, seharusnya manusia dapat bekerja sama dengan pihak lain secara harmonis.43 Shurman mengemukakan suatu pilihan yang disebutnya praksis anarkis yakni suatu permainan dari sesuatu yang mengalir tanpa stabilitas.44 Ahli sains falsafah mengatakan sekiranya setiap individu memerintah diri mereka sendiri tanpa kawalan luaran, akibat anarki. Penganut faham anarki kerap menggunakan keganasan dan pebunuhan untuk meneruskan matlamat mereka. Anarki suatu konsep yang amay rumit, telah digunakan oleh mereka yang menentang semua batasan yang dikenakan ke atas tingkah laku dan keinginan mereka. Mereka merupakan orang yang agresif, ganas , dan sanggup berbuat apa saja demi memenuhi keinginan pribadi mereka. Anarki ialah kebebasab dari kawalan luaran, namun setiap individu masih mudah dipengaruhi peraturan semula. Mereka mencari kebebasan yang disalah gunakan yang tidak membawa apa-apa selain mudarat dan kemusnahan.45 Dalam faham anarkisme filosofisnya menempuh cara melalui jalan damai tanpa menggunakan kekerasan fisik. Sebaliknya dalam mencapai tujuannya penganut paham anarkisme atau anarkis akan berusaha mewujudkan keinginannya
43
Albertine Minderop, 2006,Pragmatis Sikap Hidup dan Orinsip Politik, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, Hal. 133 44 Gunawan Mohamad, 2005,Setelah Revolusi Tak Ada Lagi,Jakarta: Pustaka Alvabet,Hal.187 45
Muhammad Al Mahdi,2005,Teori Kesatuan Kewujudan (jilid 2)Sikap Sosial Manusia, Malaysia: Institut Terjemahan N egara Malaysia Berhad,Hal.6
33
dengan segala upaya meskipun harus menggunakan cara-cara kekerasan fisik. Terkadang individu yang berambisi besar untuk memenuhi keinginan dengan segala upaya meskipun harus menggunakan cara-cara kekerasan, walaupun pada dasar dari faham anarkismenya tidak berhubungan sama sekali dengan kekerasan. Konflik dan suatu pertarungan yang terjadi antara individu maupun kelompok dapat menimbulkan tindakan brutal dan penghancuran didorong dari tekanan dan paksaan. 2.4.3 Film dengan Sikap Anarkisme Dalam benak kalangan masyarakat, film-film robot dianggap merupakan film anak-anak dan cocok dikonsumsi oleh mereka karena format penyajiannya disesuaikan dengan perkembangan anak-anak. Nyatanya tidak semua film-film tersebut tidak hanya dikonsumsi anak-anak bahkan untuk semua umur. Seperti contoh film Transformers yang cukup populer di Indonesia, sebenarnya tidak cocok untuk anak-anak, karena bercerita tentang adegan kekerasan dalam bentuk anarki bahkan kasar dan menegangkan. Namun, awal kemunculannya orang tua membiarkan anak-anaknya menonton karena format penyajian pas dengan karakter anak-anak. Bila ingin lebih diteliti kembali, sebenarnya banyak film yang dimaksudkan untuk anak-anak justru menampilkan adegan anarkis dan kata-kata kasar, walaupun banyak banyak juga terdapat adegan-adegan kebaikan. Jika didalam film menampilkan adegan yang mengandung anarkis dengankekerasan, maka dapat dapat berdampak negatif bagi penontonnya, terutama anak-anak dan remaja karena bukan tidak mungkin bagi mereka untuk meniru apa yang dilihat
34
difilm tersebut. Contoh sikap apatis yang megarah pada sikap anarkis tersebut, mudah diamati dalam kehidupan sosial. Selain fungsinya sebagai media informasi, pendidikan, dan hiburan, media massa diyakini merupakan salah satu agen sosialisasi dari nilai-nilai. Nilai itu bisa berupa ideologi maupun nilai-nilai yang berkonotasi anarkis. Sikap anarkis dengan kekerasan di media massa adalah publikasi cetak dan tayangan fisik maupun verbal, dimana tayangan menampilkan tulisan, aksi, dan ucapan yang berbau sikap anarkis yang tidak baik berupa kata-kata kasar sampai dengan rekonstruksi menunjukkan kekerasan yang dapat ditonton. Sikap tersebut ditayangkan dengan tujuan menunjukan kegerian dan keseragaman. 46 Beberapa film menunjukkan adegan anarkis dengan maksud untuk mempertinggi eksistensinya dalam melakukan persaingan, namun dengan menghalalkan segala cara agar peminat penontonnya tinggi. Hal ini masih beranggapan bahwa sikap anarkis dapat menarik penonton dengan adegan-adegan yang menegangkan, kegusaran, serta penghancuran yang seakan dianggap ada dalam kehidupan nyata. Kesimpulan: Dengan demikian yang dimaksud dengan tindakan anarkis adalah tindakan semena –mena yang dilakukan menggunakan kekerasan terhadap kelompok, atau seseorang yang melakukan tindak kejahatan. Tindakan anarkis ini bisa berupa
46
Komarrudin Hidayat, 2008, The Wisdom Of Live Menjawab Kegelisahan Hidup dan Agama,Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, Hal.134
35
pemukulan, pengeroyokan, penjarahan, atau pembakaran seseorang yang dianggap bersalah. Tindak anarki juga dapat di artikan kebebasan martabat individu. Ia menolak segala bentuk penindasan. Jika penindas itu kebetulan pemerintah, ia memilih masyarakat tanpa pemerintah. Jadi, anarki sejatinya bumi utopis yang dihuni individu-individu yang ogah memiliki pemerintahan. Dari berbagai selisih paham antar anarkis dalam mendefinisikan suatu ide kekerasan sebagai sebuah metode, kekerasan tetaplah bukan merupakan suatu ide eksklusif milik anarkisme, sehingga anarkisme tidak bisa dikonotasikan sebagai kekerasan, seperti makna tentang anarkisme yang banyak dikutip oleh berbagai media di Indonesia yang berarti sebagai sebuah aksi kekerasan. Karena bagaimanapun kekerasan merupakan suatu pola tingkah laku alamiah manusia yang bisa dilakukan oleh siapa saja dari kalangan apapun
2.5 Analisis Charles Sander pierce Semiotika sebagai suatu cabang keilmuan memperlihatkan pengaruh yang semakin luas dan kuat dalam berbagai bidang. semiotika mempunyai pengaruh pada bidang seni rupa, seni tari, seni film, desain produk, arsitektur, desain komunikasai visual, antropologi, sosilogi, politik, kajian keagamaan, media studies dan cultural studies. Secara etimologis, kata atau istilah semiotika berasal dari Yunani: semion yang berarti “tanda” atau seme yang berarti “penafsiran tanda”. Semiotika berakar
36
dari studi klasik dan skolastik atau seni logika, retorika, dan poetika. “Tanda” bermakna sesuatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Contohnya, asap menandai api. Secara terminologis semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Karena pada dasarnya, analisis semiotika bersifat paradignatic dalam arti berupaya menemukan makna termasuk dari hal-hal yang tersembunyi di balik sebuah teks.47 Menurut Charles Sander Pierce, mendefinisikan semiotika sebagai “a relation ship among sign, an object, and meaning” (suatu hubungan diantara tanda, objek dan makna). Penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat tanda. Artinya manusia hanya dapat bernalar lewat tanda48, sedangkan menurut Ferdinand de Saussure, mendefinisikan semiotika memerupakan tanda sebagai kesatuan dari dua bidang yang tak dipisahkan. Artinya, sebuah tanda mempunyai dua aspek yang ditangkap oleh indra kita (signifier), bidang penanda atau bentuk dan aspek lainnya (signifed) bidang petanda atau konsep atau makna49.
47
Indiwan Seto Wahyu Wibowo. Semiotika Komunikasi. Jakarta. Mitra Wacana Media. 2011. Hal
5 48
Alex Sobur. Semiotika Komunikasi. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. 2006: Hlm 16. Sumbo Tinarbuko. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta. Jalasutra. 2008: Hlm 13.
49
37
Table 1. Kerangka Kerja Analisis Semiotik CSP Representement adalah
Object adalah sesuatu
Interpretant adalah tanda yang
unsur tanda yang mewakili
yang diwakili.
tertera di dalam pikiran si penerima setelah melihat representamen.
sesuatu. Deskripsi
Deskripsi
Deskeipsi
RUPA TANDA
ACUAN TANDA dengan
keberadaan TANDA dengan
menghubungkan rupa
meperlihatkan kategori tanda dan
tanda dan acuan tanda,
kualitas makna, serta kualitas tanda:
serta memperlihatkan
RHEME tanda yang masih
kategori tanda: ICON
memiliki kemungkinan untuk
keserupaan atau “tiruan
diinterpretasi(qualisign),
tak serupa” dengan bentuk
DISCISIGN tanda yang sudah
objek, INDEX keterkaitan
dapat dijadikan fakta real (sinsign),
atau hubungan kausal
atau ARGUMENT tanda yang
antara tanda dan objek,
sudah dihubungkan dengan kaidah
atau SYMBOL tanda
atau proposisi tertentu (legisign).
Deskripsi Keberadaan TANDA dengan memperlihatkan Kategori tanda dan kualitas maka, seta kualitas tanda: QUALISIGN yakni kualitas sejauh yang dimiliki tanda. Kata keras menunjukan kualitas tanda, SIGSIGN
sebenarnya yang terbentuk fakta real dalam konteks karena adanya konvensi tertentu, ATAU LEGISIGN kesepakatan. kaidah/aturan.
38
Semiotika meliputi tanda-tanda visual dan verbal. Setiap tanda atau sinyal yang dapat diterima oleh seluruh panca indera kita, maka tanda-tanda tersebut pada akhirnya membentuk sistem kode yang secara sistematis menghasilkan suatu informasi /makna pesan secara tertulis disetiap kegiatan dan perilaku manusia. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis mengkaji data. Tandatanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, ditengah-tengah manusia bersama-sama manusia. Semiotika, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai halhal (things)50. Peirce memaknai semiotik sebagai studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengan tanda; cara berfungsi (sinaktik semiotik) dan hubungan antar tanda (semantik semiotik), serta mengkaji (pramagtik semiotik) (Panuti dan van zoest, 1996: 5-6). 51
52
Bagi peirce, prinsip mendasar sifat tanda adalah sifat
representatif dan sifat interpretatif. Sifat representatif tanda berarti tanda merupakan sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain (something that represents something else), sedangkan sifat interpretatif artinya tanda tersebut memberikan peluang bagi interpretasi bergantung pada pemakai dan penerimanya. Dalam konteks ini, peirce memandang bahwa proses pemaknaan (signifikasi) menjadi penting karena manusia memberi makna pada realitas yang ditemuinya. Menurut peirce, hal ini secara tegas mengandaikan bahwa bahasa memiliki keterkaitan
50
Ibid.Alex sobur. Semiotika kumunikasi, Hlm 15. Dadan Rusmana, M.Ag. Filsafat Semiotika, Bandung, Pustaka Setia 2014, Hal107 52 Ibid, Hal.107 51
39
yang erat dengan realitas. Bagi peirce tanda beranjak dari kognisi manusia secara dinamis. Table 2. tahapan tanda Tahap 1
Manusia memersepsi dasar (grpund) tanda (disebut
(R)
juga representamen), misalnya melihat asap dari jauh. Tahap 2
Ia mengaitkan dasar (ground) dengan pengalaman, (O) misalnya asap dikaitkan dengan kebakaran. Jadi, kebakaran dirujuk oleh asap atau dasar (asap) merujuk pada objek (kebakaran).
Tahap 3
Kemudian ia menafsirkan kebakaran itu terjadi di (I) pertokoan yang dikenalnya. Proses ini disebut dengan interpretant.
53
Ketiganya (R-O-I) menjadikan semiotik sebagai sesuatu yang tidak
terbatas. Selama gagasan penafsiran dapat dipahami oleh penafsir lain, posisi penafsir pun penting sebagai agen yang mengaitkan tanda dengan objeknya. Pemahaman terhadap struktur semiotik menjadi hal mendasar yang tidak dapat diabaikan oleh seorang penafsir. Seorang penafsir berkedudukan sebagai peneliti, pengamat, dan pengkaji objek yang dipahaminya.
53
Ibid, Hal.108
40
Gambar 3. Teori Segitiga Makna (Triangle of Meaning) Interpretant
Representement/Ground
Objek
54
Dengan demikian, peirce memandang adanya relasi triadik dalam
semiotik, yaitu antara representament (R), objek (O), dan interpretant (I). Dengan demikian, semiosis adalah proses pemeknaaan tanda yang bermula dari persepsi atas dasar (ground; representament) kemudian dasar (ground; representament) itu merujuk pada objek, hirnya terjadi proses interpretant. Dengan demikian, semiotik bagi peirce adalah tindakan (action), pengaruh (influence), atau kerja sama tiga subjek, yaitu tanda (sign), objek (object), dan interpretan melainkan tiga entitas semiotik yang sifatnya abstrak sebagaimana disebutkan diatas, yang tidak dipengaruhi kebiasaan berkomunikasi secara konkret (alex sobur, 2002: 109). v Makna (Interpretant) konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkan ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.
54
Ibid, Hal.108
41
Contohnya: Sebuah foto dalam bungkus rokok seorang ayah sedang merokok dengan mengendong anaknya makna interpretant yang mungkin ingin disampaikan jangan merokok di dekat anak-anak . v Tanda (Representiment) diartikan sebagai representasi dari gejala yang memiliki sejumlah criteria, seperti nama, peran, fungsi, tujuan, dan makna. Tanda tersebut berada di seluruh kehidupan manusia sehingga menjadi nilai intrisik dari setiap kebudayaan manusia dan menjadi system tanda yang digunakan sebagai pengatur kehidupan. Tanda dapat muncul dalam bentuk struktur karya sastra, stuktur real, bangunan, artefak, nyanyian, mode pakaian, sejarah, dan sebagainnya. Oleh karena itu,tandatanda itu (yang berada dalam system tanda) sangat akrab, bahkan melekat pada kehidupan manusia yang penuh makna (meaningful action) seperti teraktualisasi pada bahasa, religi, seni, sejarah, dan ilmu pengetahuan (Alex Sobur,2001:124). Contohnya: dari sebuah foto dalam bungkus rokoktersebut maka semua gambar itu adalah tanda, dari rokok, asapnya, dan juga tempat lain disekitar nya adalah tanda. v Objek adalah konteks social yang menjadi refrensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda
42
Contohnya: terlihat ayah dalam sebuah foto dalam bungkus rokok tersebut mengendong anak ketika merokok tetapi di dunia nyata ayah dalam foto tersebut justru menghindari anaknya dari asap rokok. Analisis ini bersifat subjektif. Periset seolah-olah ia memahami pemikiran subjek yang dirisetnya. Tentu saja periset harus menyertakan konteks sosial budaya, teori-teori, konsep-konsep, dan data-data untuk menjelaskan analisis dan interprestasinya55. Menurut pierce, tanda “is something which stands to somebody for something in some respect or capacity”56 . Artinya tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Berdasarkan objeknya, Pierce membagi tanda sebagai berikut :57 1.
Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan ‘rupa’ sehingga tanda itu mudah dikenali oleh para pemakainnya. Di dalam Ikon hubungan antara representamen dan objeknya terwujud sebagai kesamaan dalam beberapa kulitas.
2.
Indeks adalah tanda yang memiliki ketertarikan fenomenal atau eksistensial diantara representamen dan objeknya. Di dalam Indeks, hubungan antara dengan objeknya bersifat kongkret, aktual dan biasanya melalui suatu cara yang sekuensial atau kausal.
55
Ibid. Hlm 267. Ibid. Alex Sobur. Semiotika komunikasi. Hlm41. 57 Indiwan Seto Wahyu Wibowo. Semiotika Komunikasi. Hlm 14. 56
43
3.
Symbol, merupakan jenis tanda yang bersifat abriter dan konvensional sesuai kesepatan atau konvensi sejumlah orang atau masyarakat. Tandatanda kebahasaan pada umumnya adalah simbol-simbol.
Table 4. Jenis Tanda dan Cara Kerjanya58 Jenis
Ditandai dengan
Contoh
Proses kerja
- Persamaan
- Gambar, foto dan
- Dilihat
(kesamaan)
patung
tanda Ikon
- kemiripan Indeks
- Hubungan sebab
- Asap -> Api
akibat
- Gejala -> penyakit
- Diperkirakan
- keterkaitan Symbol
58
- Konvensi atau
- Kata-kata
- kesepakatan sosial
- Isyarat
Indiwan Seto Wahyu Wibowo. Semiotika Komunikasi. Hlm14.
- Dipelajari