Bab II Tinjauan Pustaka
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tender Tender atau lelang merupakan suatu proses awal dari kegiatan konstruksi. Dimana tender meruapakan suatu sistem kompetisi untuk memilih dan menyeleksi calon kontraktor yang akan melaksanakan proyek konstruksi tersebut dengan mengajukan penawaran tertulis tentang besarnya biaya, spesifikasi teknis, limit waktu pengerjaan, metode kerja dan syarat syarat administratif lainnya. 2.2 Macam – Macam Pelelangan Pemilihan penyedia barang / jasa pemborongan / jasa lainnya pada prinsipnya dilakukan melalui : 1. Pelelangan Umum, Adalah sistem pelelangan yang dapat diikuti oleh kontaktor mana saja tanpa memandang klasifikasi dan kualifikasi dari kontraktor tersebut. Peserta lelang untuk pelelangan umum ini tidak dibatasi. Kontraktor manapun boleh mengikuti pelelangan dengan catatan telah dinyatakan lulus prakualifikasi baik oleh jawatan pemerintah atau pemilik proyek. Pemenang pada proyek ini biasanya diumumkan secara terbuka melalui surat kabar dan media lainnya. Adapun kelemahan dan kebaikan dari pelelangan umum atau terbuka ini adalah :
II-1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
a.
Kelemahan Bagi kontraktor yang bonafit atau kompeten akan enggan atau sungkan untuk ikut melakukan penawaran berhubung banyaknya kontraktor peserta yang melakukan pemotongan harga dalam membuat penawaran. Adanya kemungkinan pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor yang tidak sesuai dengan bidang ahlinya. Adanya kemungkinan kualitas pekerjaan yang tidak terjamin dengan baik apabila dikerjakan oleh kontraktor yang tidak sesuai dengan bidangnya.
b.
Kebaikan Terjaminnya kompetensi yang maximal, berhubung
banyaknya
peserta yang melakukan penawaran. Waktu pelaksanaan proses pelelangan dapat dilaksanakan dalam waktu yang lebih cepat. 2. Pelelangan Terbatas , Merupakan sistem pelelangan dimana pemilik mengundang
beberapa kontraktor-kontraktor tertentu saja yang sesuai
dengan klasifikasi dan kualifikasinya, tetapi tidak boleh kurang dari 5 (lima) peserta yang ikut pelelangan. Dengan adanya pelelangan terbatas ini
pemilik akan betul-betul mendapatkan kontraktor yang benefit,
terampil dan sesuai dengan bidang keahliannya untuk melaksanakan pekerjaan yang bersangkutan sehingga kualitas pekerjaan yang terjamin dengan baik karena dikerjakan oleh kontraktor yang sesuai dengan bidang dan keahliannya. Adapun proses pelelangan terbatas ini antara lain :
II-2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Pengumuman ( Media cetak / media elektronik ) Mendaftar dan mengambil formulir SKN ( Sisa Kemampuan Nyata ) Melakukan prakualifikasi : -
Permintaan Administrasi
-
Daftar Personil
-
Daftar Peralatan yang dimiliki
-
Pengalaman pekerjaan
-
Jumlah pekerjaan yang sedang dilaksanakan
-
Neraca Perusahaan
Pengumuman Daftar Rekanan Terseleksi ( DRT ) Pengambilan dokumen pelelangan ( Pengambilan Bestek ) Aanwijing ( Penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan ) Memasukkan penawaran / tender Pengumuman pemenang SPK ( Surat Perintah Kerja Kontrak Adapun kelemahan dan kelebihan pelelangan terbatas adalah : a. Kelemahan Menghilangkan kesempatan bagi kontraktor-kontraktor yang berminat untuk ikut melakukan pelelangan. Memerlukan waktu dan biaya untuk melakukan proses pelelangan.
II-3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
b. Kelebihan Pekerjaan akan dilaksanakan oleh kontraktor yang sesuai dengan bidang keahliannya, profesional, dan bonafit. Terjaminnya kualitas pekerjaan dengan baik karena dilaksanakan oleh kontraktor yang sesuai dengan bidang keahliannya 3. Pemilihan langsung, yaitu pemilihan barang/jasa yang dilakukan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya tiga penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya serta harus diumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi untuk penerangan umum dan bila memungkinkan melalui internet. Pemelihan langsung dapat dilaksanakan manakala metoda pelelangan umum atau pelelangan terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya pelanggan. 4. Penunjukan langsung, metoda ini dapat dilaksanakan dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus terhadap satu penyedia barang/jasa. Pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilangsungkan dengan cara melakukan negosiasi, baik teknis maupun biaya, sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. 5. Swakelola, adalah pelaksanakan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri dengan menggunakan tenaga sendiri, alat sendiri, atau upaya borongan tenaga. Swakelola dapat dilakasanakan oleh pangguna barang/jasa, instansi pemerintah, kelompok masyarakat/lembaga swadaya
II-4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
masyarakat penerima hibah. Jenis pekerjaan yang memungkinkan dilaksanakan secara swakelola diantaranya adalah : a. pekerjaan yang bertujuan meningkatkan kemampuan teknis sumber daya manusia instansi pemerintah yang bersangkutan. b. pekerjaan yang bersifat rahasia bagi instansi pengguna barang atau jasa yang bersangkutan. c. pekerjaan untuk proyek percontohan yang bersifat khusus untuk pengembangan
teknologi/metoda
kerja
yang
belum
dapat
dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa. 2.3 Prinsip Dasar Pelelangan Dalam pengadaan barang / jasa wajib menerapkan prinsip : 1. Efisiensi, berarti pengadaan barang / jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan
dalam
waktu
sesingkat
–
singkatnya
dan
dapat
dipertanggungjawabkan. 2. Efektif, berarti pengadaan barang / jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar – besarnya sesuai sasaran yang ditetapkan. 3. Terbuka dan bersaing , berarti pengadaan barang / jasa harus terbuka 4. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, penetapan calon penyedia barang atau jasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barang/jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya
II-5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
5. Adil / tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau alasan apapun 6. Akuntable, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pelayananmasyarakat sesuai prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang/jasa. 2.4
BENTUK PENYIMPANGAN TENDER Beberapa bentuk penyimpangan yang sering terjadi dalam perencanaan pengadaan barang/jasa pemerintah dari tahap perencanaan pengadaan sampai dengan tahap penyerahan barang/jasa akan diuraikan sebagai berikut : 1.
Tahap Perencanaan Pengadaan Berbagai bentuk penyimpangan dalam tahap ini, di antaranya : a. Penggelembungan biaya pada rencana pengadaan, terutama dari segi biaya. Gejala penggelembungan dapat terlihat dari unit-price yang
tidak
realistis
dan
pembengkakan
jumlah
anggaran
APBN/APBD. Akibatnya : 1) Terjadi pemborosan dan/atau kebocoran pada anggaran 2) Kualitas pekerjaan rendah yang mengakibatkan durability hasil pekerjaan pendek.
II-6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
3) Negara dirugikan dengan alokasi anggaran yang tidak realistis atau melebihi alokasi anggaran yang seharusnya.
b. Rencana pengadaan diarahkan untuk kepentingan produk atau kontraktor tertentu.Spesifikasi teknis dan kriterianya mengarah pada suatu produk dan pengusaha tertentu (yang tidak mungkin dilakukan oleh pengusaha lain). Perencanaan, panitera, pemimpin proyek, dan mitra bekerja secara kolutif c. Pemaketan untuk mempermudah KKN. Dalam kaitannya dengan pemaketan tersebut, pengadaan di daerahdaerah dijadikan satu sehingga pelaksanaanya harus dilakukan oleh perusahaan besar. Gejala-gejala yang dijumpai biasanya dilihat di mana hanya kelompok tertentu yang mampu melaksanakan pekerjaan dan bila ada kelompok lain yang melaksanakan diri untuk melaksanakan pekerjaan itu, mereka akan merugi. d. Rencana yang tidak realistis, terutama dari sudut waktu pelaksanaan. Waktu pelaksanaan ditentukan menjadi sangat singkat sehingga mereka yang mampu melaksanakan pekerjaan hanyalah pengusaha yang telah mempersiapkan diri lebih dini. Hal tersebut mereka lakukan dengan cara menyuap panitia agar informasi tender dan pekerjaan dapat mereka peroleh lebih dulu dari pada peserta lain. Pembelian barang dan jasa tanpa memperhatikan kebutuhan substantif. 2. Pembentukan panitia lelang
II-7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Pada tahap Pembentukan panitia lelang ini paling tidak ditemukan 4 jenis pola penyimpangan, yakni : a. Panitia bekerja secara tertutup dan tidak adil b. Panitia tidak jujur. Kelompok yang tidak jujur c. Panitia memberi keistimewaan pada kelompok tertentu d. Panitia dikendalikan oleh pihak tertentu 3. Prakualifikasi perusahaan Pada tahap prakualifikasi perusahaan ditemukan jenis peyimpangan diantaranya : a.
Dokumen mitra kerja tidak memenuhi syarat (tidak didukung oleh data yang benar).
b.
Dokumen mitra kerja tidak didukung oleh data yang benar, namun diluluskan oleh panitia dalam tahap prakualifikasi. Data sertifikasi palsu, atau ada surat tugas tanpa dokumen Gejala-gejala yang dijumpai biasanya dapat dilihat : Dengan dalih merujuk kepada Kepmen Sesneg No. 3547/85, panitia meluluskan peserta lelang. Dengan jurus tersebut asas pembuktian terbatas tidak diperlukan lagi.
4.
Penyusunan dokumen lelang Pada
tahap
penyusunan
dokumen
lelang
ditemukan
jenis
penyimpangan yang mungkin timbul, di antaranya: a. Spesifikasi teknis mengarah pada suatu produk tertentu Pada kasus yang umum terjadi adalah pembelian perkakas tertentu, agar perkakas tersebut yang dibeli specteknisnya diarahkan ke
II-8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
spesifikasi teknis perkakas terkait. Gejala-gejala yang dijumpai biasanya dapat dilihat jumlah perusahaan yang berpartisipasi dalam tender tersebut berkurang dan hanya kelompok tertentu yang survive sehingga timbul gejala “tender arisan”. b. Rekayasa Kriteria evaluasi dalam dokumen lelang diberikan penambahan yang tidak perlu penambahan dilakukan untuk membatasi peserta di luar daerah kelompok atau groups. Peenuhan kriteria tersebut mengakibatkan penguasaha di luar kelompok jangkauan tidak dapat memenuhi syarat atau akan merugi. Gejalagejala yang dijumpai biasanya dapat dilihat : Banyak peserta yang gagal akibat tidak mampu melampaui kriteria evaluasi dan ternyata mereka yang mampu lulus evaluasi adalah kelompok eksklusif yang melakukan praktik KKN. Tender dengan paket
besar
memerlukan
mobilisasi
peralatan
berat
yang
menyulitkan pengusaha dari luar kota. Meskipun persyaratan tersebut dipenuhi, mereka pun belum tentu memenangkan tender itu. c. Dokumen lelang Nonstandar (sehingga KKN mudah terjadi). Dokumen lelang dibuat dengan tidak mengikuti kaidah dokumen lelang, antara lain: Instruksi kepada peserta lelang dibuat dengan menambah syarat yang sukar, persyaratan tentang penyusunan pendukung
dokumen
penawaran
yang
seharusnya
tidak
diperlukan, namun diminta kalau tidak dipenuhi dapat mematikan,
II-9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
persyaratan tentang prakualifikasi yang seharusnya tidak lagi dimuat, namun menjadi persyaratan yang mematikan. Gejala-gejala yang dijumpai biasanya dapat dilihat : 1. Hanya kelompok tertentu yang akhirnya survive “berkat” praktik KKN dengan panitia lelang atau dengan kelompok yang lain. Hal ini berawal dari upaya kelompok tertentu agar menang teder melalui rekayasa dokumen sehingga mitra kerja yang gugur secara sukarela menerima dokumen rekayasa ini. 2. Cacat dalam dokumen tersebut hanya dapat diungkap melaui suatu cermatan yang tajam terhadap apa yang seharusnya ditegakkan oleh panitia dalam menyusun dokumen pengadaan. d. Dokumen lelang yang tidak lengkap Dokumen ini tidak lengkap karena ketidakmampuan panitia dalam menyusun dengan baik dan benar, hal ini akan membuat peluang untuk berbuat KKN, kekurangan dan kelebihan dokumen akan memberi kesempatan dan peluang bagi oportunis untuk memainkan peran dalam proses pengadaan barang dan jasa. Gejala-gejala yang dijumpai biasanya dapat dilihat : 1) Dalam mencerna dokumen tersebut, mitra kerja yang terkait dengan pengadaan barang dan jasa, akan mengalami kebingungan, peluang untuk para mitra kerja adalah saat proses penjelasan/aaneijzing.
II-10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
2) Pada saat tersebut panitia akan memperoleh pertanyaan yang cukup banyak. Dalam kondsi seperti ini ada kelompokkelompok tertentu yang memanfaatkan untuk melakukan kolusi dengan mitra dan panitia untuk melakukan pengaturan tender, kalau paket pekerjaan tersebut hanya ada beberapa paket,
pengaturan
mengarah
kepada
prakarsa
untuk
memenangkan tender. Sedangkan untuk multi paket, kolusi diarahkan pada tender “arisan”. 3) Dalam melakukan evaluasi, panitia dalam melakukan tugasnya tidak dapat konsisten dengan aturan yang lazim dipergunakan dalam proses evaluasi, dalam klarifikasi, panitia akhirnya melakukan proses pembenaran untuk kelompoknya, dan melakukan penyalahan untuk yang harus jatuh. (Hal ini tidak terjadi apabila tender sudah formulasikan tender arisan). Adapun
dalam
sanggahan,
panitia
akan
lebih
tidak
menghiraukan sanggahan itu sendiri, karena jawabannya hanyalah sanggahan tidak benar dalam penyusunan dokumen kontrak, panitia akhirnya harus menerima kondisi pahit, apabila ternyata kontrak tidak lagi diatur win-win, namun lebih menguntungkan mitra kerja. 5.
Pengumuman lelang Pada tahap pengumuman lelang ini ditemukan 4 (empat) janis penyimpangan yang mungkin timbul : 1. Pengumuman lelang yang semu atau palsu
II-11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
2. Jangka waktu pengumuman terlalu singkat gejala-gejala yang dijumpai biasanya dapat dilihat Peserta terbatas dan kelompok yang dekat dengan proyek saja yang siap mengikuti tender. Sebaliknya, pengusaha yang tidak mengenal personil di proyek tersebut secara dekat, jangan berharap mempunyai peluang untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan tendering proyek tersebut. 3. Pengumuman Lelang tidak lengkap 6.
Pengambilan dokumen lelang Pada tahap pengambilan dokumen lelang penyimpangan yang dapat terjadi di antaranya : 1. Dokumen lelang yang diserahkan tidak sama Dalam proses penyempurnaan dokumen dijumpai dokumen konsep dan dokumen final. Untuk menggalakkan peserta lain di luar kelompok (yang tidak ikut dalam kelompok kolusi) mereka diberi dokumen yang masih konsep. Gejala-gejala yang dijumpai biasanya dapat dilihat seperti banyak peserta gugur akibat tidak memenuhi kriteria evaluasi. Peserta yang tidak gugur hanya kelompok tertentu (termasuk dalam kelompok KKN). 2. Waktu pendistribusian informasi terbatas Hal itu dilakukan dengan sengaja agar hanya kelompok tertentu yang dapat memperoleh informasi tersebut/praktik KKN.
II-12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Gejala-gejala yang dijumpai biasanya dapat dilihat misalnya hanya sedikit peserta yang memperoleh dokumen (kelompok KKN) dan terlihat adanya pengaturan dalam tender. Dalih yang digunakan untuk menjustifikasi perbuatan itu adalah keterbatasan waktu pelaksanaan pekerjaan atau musim hujan yang segera datang. Peserta yang masih "sempat" mengambil dokumen ialah mereka yang dekat dengan pimpinan proyek 3. Lokasi pengambilan dokumen sulit dicari Misalnya dengan pemilihan tempat yang tersembunyi. Gejalagejala yang dijumpai biasanya dapat dilihat pada:. 1) Penyampaian dokumen lelang dilakukan di tempat yang sukar ditemukan dan papan pengumuman tidak dipasang. Hal itu dimaksudkan agar mitra kerja yang datang mengambil hanya mereka yang kenal baik dengan panitia. 7.
Harga perkiraan sendiri Pada tahap penyusunan harga perkiraan sendiri (HPS/Owner's Estimate) ditemukan penyimpangan, di antaranya : a. Gambaran nilai Harga Perkiraan Sendiri ditutup-tutupi. Walaupun sudah ada pedoman bahwa Harga Perkiraan Sendiri tidak bersifat rahasia bukan berarti mitra kerja mudah memperoleh dokumen tersebut. Hanya kelompok tertentu yang mudah mengakses kandungan dokumen Harga Perkiraan Sendiri tersebut b. Penggelembungan (mark up) untuk keperluan KKN. c. Harga dasar yang tidak standar (dalam KKN
II-13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
d. Penentuan estimasi harga tidak sesuai aturan (Dalam rangka KKN) 8.
Penjelasan ( aanwijzing ) Pola penyimpangan dalam tahap aanwijzing di antaranya: a. Pre-bid meeting yang terbatas, Pembatasan informasi oleh panitia agar hanya kelompok dekat saja yang memiliki informasi lengkap b. Informasi dan deskripsi terbatas
9.
Penyerahan penawaran harga dan pembukaan penawaran Pada tahap penyerahan penawaran harga dan pembukaan penawaran, penyimpangan yang dapat terjadi di antaranya: a. Relokasi Penyerahan Dokumen Penawaran Dimaksudkan u ntuk membuang penawaran yang tidak mau diatur. Gejala-gejala yang dijumpai biasanya dapat dilihat: 1) Relokasi penyerahan dokumen penawaran dilakukan oleh panitia dalam rangka pengaturan tender. Hal dimaksudkan untuk menyingkirkan 2) Peserta yang tidak termasuk dalam kelompok KKN mereka. Sebaliknya, kelompok mereka telah diberitahukan sebelum pemasukan penawaran. 3) Dalam melakukan relokasi panitia sudah membuat skenario sedemikian rupa agar peserta Nonkelompok akan terlambat datang. 4) Kelompok yang datang lebih awal adalah kelompok yang berKKN dengan panitia.
II-14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
b. Penerimaan Dokumen Penawaran yang terlambat. Biasanya penawar itulah yang dijagokan. Gejala-gejala yang dijumpai biasanya dapat dilihat: 1) Penawar biasanya menyampaikan penawaran pada detik-detik terakhir. Faktor transportasi dapat saja menjadi aral dalam proses penyampaian tersebut,sehingga dokumen tiba terlambat. 2) Sesuai yang tertera di Juklak, panitia dilarang menerima dokumen yang terlambat. c. Penyerahan dokumen yang semu Dalam upaya menjatuhkan rival tertentu. Gejala-gejala yang dijumpai biasanya dapat dilihat: 1) Dalam rangka menjatuhkan lawan usaha,
mitra kerja
melakukan tindakan ilegal, yakni memasukkan dokumen palsu atas nama penawar lain. 2) Dokumen palsu tersebut memiliki banyak kesamaan dengan dokumen lain, dalam hal perwajahan dan bentuk tanda tangan. 3) Bila hal tersebut terjadi, maka akan ditemukan 2 (dua) dokumen penawaran dari satu perusahaan yang sama. Kedua dokumen tersebut saling menjelaskan (berupa dokumen perubahan). 4) Bila indikasi tersebut ternyata tidak terbukti, maka dalam proses selanjutnya kedua dokumen tersebut akan dinyatakan tidak sah sebab dalam dokumen lelang disebutkan bahwa
II-15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
pemasukan dokumen penawaran hanya diperkenankan satu kali saja). d. Ketidaklengkapan Dokumen Penawaran , Hal ini bisa terjadi karena tender telah diatur sebelumnya. Apabila paket cukup,pengaturan meruncing ke tender arisan. Gejala-gejala yang dijumpai biasanya dapat dilihat seperti banyak penawar yang gugur karena silly mistake. 10. Evaluasi penawaran a. Kriteria evaluasi cacat. Hal tersebut dimaksudkan untuk memenangkan calon yang berani menyuap dengan jumlah yang tidak sedikit. Dari penyusunan kriteria awal, telah diterakan halhal yang khusus yang sukar dipenuhi oleh mitra kerja b. Penggantian dokumen Untuk memenangkan mitra kerja tertentu, penggantian dokumen dilakukan dengan cara menyisipkan revisi dokumen di dalam dokumen awal. Dengan evaluasi tertutup dan sukar dijangkau, panitia dapat berbuat apa saja dalam menangani dokumen termasuk mengganti atau menukar dokumen penawaran agar dokumen Pengusaha itu menjadi pemenang. Misalnya walaupun di penawaran bukan terendah, dokumen diganti sedemikian rupa, sehingga setelah dilakukan koreksi aritmatik si penawar tersebut dapat menjadi pemenang (karena terendah). c. Pemilihan tempat evaluasi yang tersembunyi
II-16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Untuk memudahkan mengatur segala sesuatunya panitia memilih tempat yang terpencil dan tersembunyi untuk memperoleh hasil yang mantap karena keterbatasan tenaga dan waktu, sehingga konsinyasi
bagi
mereka
adalah
sesuatu
yang
sangat
menguntungkan, tidak banyak gangguan dari pihak luar yang akan mempengaruhi jalannya evaluasi, namun realisasinya lain dari yang diharapkan Justru dengan terpencilnya lokasi evaluasi, akan dimanfaatkan panitia untuk melakukan KKN dengan mitra kerja. d. Peserta lelang terpola dalam rangka berkolusi Pengaturan seperti ini banyak dijumpai dalam tender arisan, sehingga beban evaluasi panitia tidak banyak dan panitia hanya mengevaluasi syarat minimum tertentu. 11. Pengumuman Calon pemenang Pada tahap Pengumuman calon pemenang ini penyimpangan yang mungkin timbul di antaranya: 1. Pengumuman yang disebarluaskan sangat terbatas 2. Pengumuman tanggal ditunda Hal ini dilakukan agar panitia memperoleh uang sogok/suap dari peserta yang menang. 3. Pengumuman yang tidak sesuai dengan kaidah pengumuman. Pengumuman dimaksudkan untuk memberi tahu masyarakat tentang hasil lelang yang dilakukan dengan jujur dan adil, apabila ada kejanggalan agar masyarakat memberitahu kepada pimpro untuk pembenahan. 12. Sanggahan peserta
II-17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Pada tahap Sanggahan Peserta Lelang ditemukan penyimpangan yang mungkin timbul di antaranya a. Tidak seluruh sanggahan ditanggapi b. Substansi Sanggahan tidak ditanggapi c. Panitia kurang independen dan kurang akuntabel, Jumlah penyanggah cukup banyak. Sanggahan memang mencakup ketidakpuasan mitra kerja dalam menerima hasil evaluasi 13. Pengumuman pemenang lelang Pada tahap penunjukan pemenang lelang ditemukan 4 jenis patologi yang mungkin timbul 1. Surat penunjukan yang tidak lengkap 2. Surat penunjukan yang sengaja ditunda pengeluarannya Gejala-gejala yang dijumpai biasanya dapat dilihat: a. Pada hari yang telah ditentukan surat tersebut belum dikeluarkan
oleh
proyek,ada
berbagai
alasan
untuk
membenarkan langkah tersebut. b. Di balik itu semua, adalah perlu adanya uang pelicin. 3. Surat penunjukan yang dikeluarkan dengan terburu-buru, Dengan dikeluarkan surat tersebut seolah-olah tidak ada masalah tentang tender yang sedang dilaksanakan 4. Surat penunjukan yang tidak sah, Surat yang belum lengkap sudah beredar atau sudah sampai kepada calon pemenang (dalam hal ini posisinya masih sangat rawan, sebab ada kemungkinan sanggahan benar).
II-18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
14. Penandatanganan kontrak 1. Penandatanganan kontrak yang kolutif secara sistemik 2. Penandatanganan kontrak yang ditunda-tunda 3. Penandatanganan kontrak secara tertutup 4. Penandatanganan kontrak tidak sah 15. Penyerahan barang / jasa a. Tahap Penyerahan barang dan jasa dibagi menjadi: Untuk Penyerahan Barang penyimpangan yang mungkin timbul di antaranya: 1. Kualifikasi Barang tidak sama dengan yang di dalam spesifikasi, Serah terima pekerjaan pada dasarnya baru dapat terjadi apabila semua pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan volume, mutu, dan waktu, sebagaimana tertuang dalam dokumen kontrak 2.Jaminan pasca jual palsu, Penelitian tanggung jawab mitra kerja saat serah terima barang mencakup pemeliharaan pasca jual ternyata kemampuan layanan pemeliharaan peralatan tidak terdukung dengan kondisi saat ini (tidak ada kemampuan sama sekali). 3.Volume barang tidak sama dengan dokumen lelang, Serah terima barang tetap terjadi walaupun volume barang tidak sesuai b. Penyerahan Hasil Jasa Konsultasi Untuk Penyerahan Hasil Jasa KonsuMnsi penyimpangan yang mungkin timbul di antaranya:
II-19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
1. Rekomendasi palsu, Serah terima pekerjaan pada dasarnya baru dapat terjadi apabila semua pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK), sebagaimana tertuang
dalam
dokumen
kontrak.
Namun
dalarn
pelaksanaannya penyerahan dilakukan tanpa menghiraukan kesesuaian
hasil
kerja
konsultan
dengan
term
of
reference/kerangka acuan kerja. 2. Kriteria penerimaan karya konsultan bias, Panitia serah terima karya konsultan bersekongkol dengan panitia pengadaan agar pengaturan sebelumnya dengan mitra kerja dapat terjadi. 3. Data lapangan dipalsukan, Panitia serah terima karya konsultan dari awal tidak begitu memperhatikan detail dari dokumentasi lengkap termasuk data lapangan yang rnerupakan kunci pokok rekomendasi, tanpa adanya kajian. (yang penting rekomendasi cocok dengan yang diinginkan). 4. Design Plagiate (tanpa dukungan design Note), Serah terima karya konsultan (dalam hal ini terkait dengan design) tanpa/tidak dilengkapi data pendukung berupa design Note. Panitia penerima meng "ia "kan hasil tersebut karena desakan pihak mitra kerja yang sudah terlibat KKN sejak awal. c. Penyerahan Hasil Jasa Pemborongan Untuk penyerahan hasil jasa konstruksi penyimpangan yang mungkin timbul diantaranya:
II-20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
1. Volume konstruksi tidak sama dengan yang diminta dalam spesifikasi/BOQ. Proses perhitungan volume dilakukan oleh orang-orang atau petugas tertentu yang sudah dilatih untuk itu, tentu saja dengan imbalan khusus (mereka berasal dari konsultan supervisi, petugas proyek, dan staf mitra kerja itu sendiri). 2. Kriteria penerimaan hasil kerja konstruksi bias, Direksi lapangan
kurang
memperhatikan
produk
dan
mereka
cenderung mempercayai sepenuhnya data yang diberikan oleh inspektor lapangan, Dalam progres report bulanan juga tidak diungkapkan
pekerjaan
secara
detail.
Upaya
tersebut
dilakukan agar di kemudian hari bila ada bagianpekerjaan yang tidak dilaksanakan, hasilnya tidak terlalu terlihat 3. Perintah perubahan volume dalam rangka KKN, Terjadinya CCO dalam pelaksanaan kontrak adalah sesuatu yang umum terjadi,
karena
merepresentasikan
tidak
mungkin
rupa/kenampakan
suatu
design
topografi.
dapat Terlebih
tentang apa-apa yang terkandung di dalamnya. CCO merupakan perangkat legal untuk melakukan penyesuaian kontrak agar kontrak dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Namun dalam hal terjadi deviasi pelaksanaan pekerjaan sebagai akibat adanya komitmen dalam KKN, CCO merupakan tempat yang paling populer untuk menempatkan dana yang susah dipertanggungjawabkan dalam
II-21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
ini CCO dapat dilakukan terhadap pergautian volume material yang murah (dikurangi) ke volume material yanp bernilai tinggi, sehingga terjadi kenaikan harga (volume material yang mahal diperbesar). 4. Volume Konstruksi Tidak Sesuai Dalam Rangka KKN, Panitia serah terima barang dan jasa menerima kasil karya konstruksi tanpa melakukan uji mutu dan volume secara komprehensif, namun percaya hasil yang disampaikan oleh mitra kerja/konsultan pengawas
2.3 Dasar SPSS
SPSS adalah sebuah software untuk mengolah data statistik yang cara penggunaanya cukup mudah. Bahkan oleh orang yang tidak mengenal dengan baik teori statistic, namun demikian supaya lebih mudah menggunakan SPSS ini sebaiknya anda terlebih dahulu mengenal dan memahami dasar-dasar teori statistic, sehingga Anda dapat dengan mudah memahami cara menganalisis data dan membaca hasilnya.SPSS merupakan bagian integral dari tentang proses analisa, menyediakan akses data, persiapan dan manajemen data, analisa data dan pelaporan. SPSS merupakan perangkat lunak yang paling banyak dipakai karena tampilannya yang user friendly dan merupakan terobosan baru berkaitan dengan perkembangan teknologi informasi, khususnya dalam E-Business. SPSS didukung oleh OLAP (Online Analytical Processing ) yang akan memudahkan dalam
II-22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
pemecahan pengolahan data dan akses data dari berbagai perangkat lunak yang lain, seperti microsoft office excel atau notepad, yang selanjutnya dianalisa.
2.4 Cara Kerja SPSS Beberapa kemudahan lain yang dimiliki SPSS dalam pengoperasiannya adalah karena SPSS menyediakan beberapa fasilitas seperti berikut ini: a. Data Editor : Merupakan jendela untuk pengolahan data. Data editor dirancang sedemikian rupa seperti pada aplikasi spreadsheet untuk mendefinisikan, memasukkan, mengedit, dan menampilkan data b. Viewer :
Viewer mempermudah pemakai
untuk
melihat hasil
pemrosesan, menunjukkan atau menghilangkan bagian-bagian tertentu dari output, serta memudahkan distribusi hasil pengolahan dari SPSS ke aplikasi-aplikasi yang lain. c. Multidimensional Pivot Tables : Hasil pengolahan data akan ditunjukkan dengan multidimensional pivot tables. Pemakai dapat melakukan eksplorasi terhdap tabel dengan pengaturan baris, kolom, serta layer. Pemakai juga dapat dengan mudah melakukan pengaturan kelompok data dengan melakukan splitting tabel sehingga hanya satu group tertentu saja yang ditampilkan pada satu waktu. d. High-Resolution Graphics : Dengan kemampuan grafikal beresolusi tinggi,
baik untuk menampilkan pie charts, bar charts, histogram,
scatterplots, 3-D graphics, dan yang lainnya, akan membuat SPSS tidak
II-23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
hanya mudah dioperasikan tetapi juga membuat pemakai merasa nyaman dalam pekerjaannya. e. Database
Access
:
Pemakai
program
ini
dapat
memperoleh
kembalinformasi dari sebuah database dengan menggunakan Database Wizard yang disediakannya. f. Data Transformations : Transformasi data akan membantu pemakai memperoleh data yang siap untuk dianalisis. Pemakai dapat dengan mudah melakukan subset data, mengkombinasikan kategori, add, aggregat, merge, split, dan beberapa perintah transpose files, serta yang lainnya. g. Electronic Distribution : pengguna dapat mengirimkan laporan secara elektronik menggunakan sebuah tombol pengiriman data (e-mail) atau melakukan export tabel dan grafik ke mode HTML sehingga mendukung distribusi melalui internet dan intranet. h. Online Help : SPSS menyediakan fasilitas online help yang akan selalu siap membantu pemakai dalam melakukan pekerjaannya. Bantuan yang diberikan dapat berupa petunjuk pengoperasian secara detail, kemudahan pencarian prosedur yang diinginkan sampai pada contoh-contoh kasus dalam pengoperasian program ini. i. Akses Data Tanpa Tempat Penyimpanan Sementara : Analisis file-file data
yang
sangat
besar
disimpan
tanpa
membutuhkan
tempat
penyimpanan sementara. Hal ini berbeda dengan SPSS sebelum versi 11.5 dimana file data yang sangat besar dibuat temporary filenya.
II-24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
j. Interface dengan Database Relasional : Fasilitas ini akan menambah efisiensi dan memudahkan pekerjaan untuk mengekstrak data dan menganalisnya dari database relasional k. Analisis Distribusi : Fasilitas ini diperoleh pada pemakaian SPSS for Server atau untuk aplikasi multiuser. Kegunaan dari analisis ini adalah apabila peneliti akan menganalisis file-file data yang sangat besar dapat langsung me-remote dari server dan memprosesnya sekaligus tanpa harus memindahkan ke komputer user. l. Multiple Sesi : SPSS memberikan kemampuan untuk melakukan analisis lebih dari satu file data pada waktu yang bersamaan. m. Mapping : Visualisasi data dapat dibuat dengan berbagai macam tipe baik secara konvensional atau interaktif, misalnya dengan menggunakan tipe bar, pie atau jangkauan nilai, simbol gradual, dan chart. 2.5 Proses Statistik dengan SPSS a. Data yang akan diproses dimasukkan lewat menu Data editor yang otomatis muncul di layar saat SPSS dijalankan. b. Data yang diinput kemudian diproses, juga lewat menu data editor. c. Hasil pengolahan data muncul di layar (window) yang lain dari SPSS, yaitu output navigator Pada menu Output Navigator, informasi atau output statistik dapat ditampilkan secara : a. Text atau tulisan. Pengerjaan (perubahan bentuk huruf, penambahan, pengurangan dan lainnya) yang berhubungan dengan output berbentuk teks dapat dilakukan lewat menu Text Output Editor.
II-25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
b. Tabel. Pengerjaan (pivoting tabel, penambahan, pengurangan tabel dan lainnya) yang berhubungan dengan output berbentuk tabel dapat dilakukan lewat menu Pivot Table Editor c. . Chart atau Grafik. Pengerjaan (perubahan tipe grafik dan lainnya) yang berhubungan dengan output berbentuk grafik dapat dilakukan lewat menu Chart Editor. 2.6 Pemasukan Data Lewat Editor Data Editor pada SPSS mempunyai dua bagian utama: a. Kolom : dengan ciri adanya kata var dalam setiap kolomnya. Kolom dalam SPSS akan diisi oleh variable b. Baris : dengan ciri adanya angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Baris dalam SPSS akan diisi oleh Kasus / Case / Data per sampel) Tampilan layar SPSS ada 2 yaitu Data view dan variabel view yang dtunjukan dibawah ini : 1) Data view adalah data yang tampilannya seperti exel, data view ini sebagai lembar kerja. Untuk melihat tampilan data view,dengan mengklik tulisan (data view) Dan tampilannya sebagai berikut :
Gambar 2.1 Tampilan Layar Data View
II-26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
2) variable view berperan sebagai definisi operasional yang hasilnya nanti akan terlihat di data view. Untuk melihat tampilan variable view, dengan meng-klik (variable view)
Gambar 2.2 Tampilan Layar Variabel view Pada Variable View tampak judul dikolom-kolom sbb: a. Name, Pada kolom tersebut dituliskan nama dari variabel. Untuk memasukkan nama variabelnya pada sel dengan cara doube klik kemudian dituliskan nama variabelnya. Penulisan variabel pada SPSS selalu huruf kecil. b. Type, Pada kolom tersebut untuk mengisikan tipe dari data untuk variabel tersebut. Type data yang ada dalam SPSS adalah String, Numeric, Date, dsb. Cara memilih adalah dengan mengklik sel dibawah kolom type, kemudian akan muncul pilihan type data, klik type yang dipilih c. Width, Pada kolom tersebut untuk mengisikan panjang dari data untuk variabel tersebut. Panjang yang diijinkan dari 1 sampai 255 digit. d. Decimals, Pada kolom tersebut untuk mengisikan jumlah angka desimal untuk data variabel tersebut.
II-27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
e. Label, Pada kolom tersebut untuk mengisikan keterangan dari variable f. Value, Pada kolom tersebut untuk mengisikan nilai dari variable g. Missing, Pada kolom tersebut untuk mengisikan nilai yang hilang. h. Column, Hampir sama fungsinya dengan width. i. Align, Pada kolom tersebut untuk menentukan posisi data j. Measure, Untuk menentukan ukuran. 2.7 Menu yang terdapat pada SPSS Adapun menu yang terdapat dalam SPSS antara lain : 2.7.1
File Untuk operasi file dokumen SPSS yang telah dibuat, baik untuk perbaikan pencetakan dan sebagainya. Ada 5 macam data yang digunakan dalam SPSS, yaitu : a. Data : dokumen SPSS berupa data b. Systax : dokumen berisi file syntax SPSS c. Output : dokumen yang berisi hasil running out SPSS d. Script : dokumen yang berisi running out SPSS e. New : membuat lembar kerja baru SPSS f. OPEN : membuka dokumen SPSS yang telah ada g. Read Text Data : membuka dokumen dari file text (yang berekstensi txt), yang bisa dimasukkan/dikonversi dalam lembar data SPSS h. Save : menyimpan dokumen/hasil kerja yang telah dibuat. i. Save As : menyimpan ulang dokumen dengan nama/tempat/type dokumen yang berbeda
II-28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
j. Page Setup : mengatur halaman kerja SPSS k. Print : mencetak hasil output/data/syntaq lembar SPSS Ada 2 option/pilihan cara mencetak, yaitu : - All visible output : mencetak lembar kerja secara keseluruhan - Selection : mencetak sesuai keinginan yang kita sorot/blok l. Print Preview : melihat contoh hasil cetakan yang nantinya diperoleh m. Recently used data : berisi list file data yang pernah dibuka sebelumnya. n. Recently used file : berisi list file secara keseluruhan yang pernah dikerjakan Secara umum ada 3 macam ekstensi dalam lembar kerja SPSS, yaitu : 1.*.spo : file data yang dihasilkan pada lembar data editor 2.*.sav : file text/obyek yang dihasilkan oleh lembar output 3.*.cht : file obyek gambar/chart yang dihasilkan oleh chart window.
2.7.2
Edit Untuk melakukan pengeditan pada operasi SPSS baik data, serta pengaturan/option untuk konfigurasi SPSS secara keseluruhan a. Undo : pembatalan perintah yang dilakukan sebelumnya b. Redo : perintah pembatalan perintah redo yang dilakukan sebelumnya
II-29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
c. Cut : penghapusan sebual sel/text/obyek, bisa dicopy untuk keperluan tertentu dengan perintah dari menu paste d. Paste : mempilkan sebua sel/text/obyek hasil dari perintah copy e. Paste after : mengulangi perintah paste sebelumya f. Paste spesial : perintah paste spesial, yaitu bisa konversi gambar, word g. Clear : menghapusan sebuah sel/text/obyek h. Find : mencari suatu text i. Options : mengatur konfigurasi tampilan lembar SPSS secara umum 2.7.3
View Untuk pengaturan tambilan di layar kerja SPSS, serta mengetahu proses-prose yang sedang terjadi pada operasi SPSS a.Status Bar : mengetahui proses yang sedang berlangsung b.Toolbar : mengatur tampilan toolbar c.Fonts : untuk mengatur jenis, ukuran font pada data editor SPSS d.Outline size : ukuran font lembar output SPSS e.Outline font : jenis font lembar output SPSS f.Gridlines : mengatur garis sel pada editor SPSS g.Value labels : mengatur tampilan pada editor untuk mengetahui value label.
2.7.4
Data Menu data digunakan untuk melakukan pemrosesan data
II-30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
a. Define Dates : mendefinisikan sebuah waktu untuk variable yang meliputi jam,tanggal,tahun,dan sebagainya. b. Insert Variable : menyisipkan kolom variable. c. Insert case : menyisipkan baris. d. Go to case : memindahkan cursor pada baris tertentu. e. Sort case : mengurutkan nilai dari suatu kolom variable f. Transpose : operasi transpose pada sebuah kolom variable menjadi baris. g. Merge files : menggabungkan beberapa file dokumen SPSS, yang dilakukan dengan penggabungan kolom- kolom variablenya. h. Split file : memecahkan file berdasarkan kolom variabelnya. i. Select case : mengatur sebuah variable berdasarkan sebuah persyaratan tertentu 2.7.5
Transform Menu transform dipergunakan untuk melakukan perubahanperubahan atau penambahan data. a. Compute : operasi aritmatika dan logika untuk. b. Count : untuk mengetahui jumlah sebuah ukuran data tertentu pada suatu baris tertentu c. Recode : untuk mengganti nilai pada kolom variable tertentu, sifatnya menggantikan (into same variable) atau merubah (into different variable) pada variable baru d. Categorize variable : merubah angka rasional menjadi diskrit e. Rank case : mengurutkan nilai data sebuah variabel
II-31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
2.7.6
Analyse Menu analyse digunakan untuk melakukan analisis data yang telah kita masukkan ke dalam komputer. Menu ini merupakan menu yang terpenting karena semua pemrosesan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan menu correlate, compare mens, regresion.
2.7.7
Graph Menu graph digunakan untuk membuat grafik, diantaranya ialah bar, line, pie, dll
2.7.8
Utilities Menu utilities dipergunakan untuk mengetahui informasi variabel, informasi file, dll
2.7.9
Ad-ons Menu ad-ons digunakan untuk memberikan perintah kepada SPSS jika ingin menggunakan aplikasi tambahan, misalnya menggunakan alikasi Amos, SPSS data entry, text analysis, dsb
2.7.10 Windows Menu windows digunakan untuk melakukan perpindahan (switch) dari satu file ke file lainnya 2.7.11 Help Menu help digunakan untuk membantu pengguna dalam memahami perintah- perintah SPSS jika menemui kesulitan 2.7.12 Tollbar dan pointer
II-32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Kumpulan perintah – perintah yang sering digunakan dalam bentuk gambar. Pointer Kursor yang menunjukkan posisi cell yang sedang aktif / dipilih. 2.8 Menyiapkan data lewat data editor Untuk menyimpan data lakukan langkah-langkah sbb: 1. Klik menu File ; Save As 2. Beri nama file NB : File yang tersimpan akan langsung berekstensi sav 2.9 Mengedit data yang telah dibuat Data yang telah dibuat dapat diedit( dihapus, diganti, dsb), untuk itu buka dulu file yang akan diedit dengan meng-klik menu File ; Open,kemudian pilih file yang akan diedit. 2.10 Menghapus Data Untuk menghapus isi sel maka pilih sel yang akan dihapus kemudian tekan tombol del. Untuk menghapus isi satu kolom maka klik judul kolom ( nama variabel) yang akan dihapus kemudian tekan tombol del. Untuk menghapus isi satu case maka klik nomor case yang akan dihapus kemudian tekan tombol del. 2.11 Mengganti isi data dan mengkopi data Untuk menggantikan isi data maka klik sel yang akan diganti isinya kemudian ketikkan data yang baru lalu tekan enter.Untuk mengkopi isi sel maka pilih sel yang akan dicopi; tekan tombol Ctrl-C ; pindahkan kursor ke sel yang dituju; tekan tombol Ctrl-V. Untuk mengkopi isi satu kolom maka klik judul kolom ( nama variabel) yang akan dicopi; tekan tombol Ctrl-C ;
II-33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
pindahkan kursor ke sel baris pertama kolom yang dituju; tekan tombol CtrlV. Untuk mengkopi isi satu case maka klik nomor case yang akan dicopi ; tekan tombol Ctrl-C ; pindahkan kursor ke sel kolom pertama baris baris yang dituju;tekan tombol Ctrl-V.
2.12 Menghapus Variabel dan mengkopi variable Untuk menghapus variabel lakukan langkah berikut: Pindahkan ke Variable View dengan menekan tombol Ctrl-T Pilih variabel yang akan dihapus dengan meng-klik nomor variabel Tekan tombol Del Untuk mengkopi variabel maka klik nomor variabel yang akan dicopi ; Tekan tombol Ctrl-C; tempatkan kursor pada baris yang dituju; tekan tombol Ctrl-V. 2.13 Menyisipkan Variabel dan Kasus Untuk variabel maka pindahkan kursor pada kolom yang akan disisipi kemudian klik menu Data; insert Variable lalu isikan datanya .Untuk kasus maka pindahkan kursor pada baris yang akan disisipi kemudian klik menu Data; insert Variable lalu isikan datanya.
II-34
http://digilib.mercubuana.ac.id/