BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
LAPORAN KEUANGAN Sebuah perusahaan yang baik sudah seharusnya membuat laporan
keuangan setiap periode untuk mengetahui kinerja perusahaan selama periode berjalan. Laporan keuangan menunjukkan hasil usaha (kekayaan perusahaan), posisi keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan selama periode berjalan. Informasi-informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi perusahaan agar periode mendatang lebih baik dari periode saat ini. Pengguna laporan keuangan terdiri dari tujuh kelompok sesuai yang dipaparkan PSAK pada kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (2007:2-3.09) antara lain “investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah dan masyarakat”. Ketujuh kelompok ini memiliki kebutuhan yang berbeda satu sama lain terhadap informasi yang disajikan di dalam laporan keuangan namun hal ini menunjukkan bahwa laporan keuangan memang dibutuhkan sebagai penyedia informasi kinerja perusahaan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau biasa disebut PSAK (2007:5-8.25-39) menyatakan bahwa ada empat karakteristik kualitatif pokok sebuah laporan keuangan sehingga berguna bagi pengguna yaitu”dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat diperbandingkan”. Dapat dipahami berarti laporan
Universitas Sumatera Utara
keuangan tersebut memberikan informasi yang mudah dipahami oleh pengguna, relevan berarti dapat memenuhi keinginan pengguna dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan, keandalan berarti informasi yang disajikan di dalam laporan keuangan tidak menyesatkan. Dapat dibandingkan berarti laporan keuangan perusahaan dapat dibandingkan antar periode. PSAK No. 1 (revisi 2009:1.06) menjelaskan laporan keuangan yang lengkap harus meliputi komponen-komponen berikut ini: (a) (b) (c) (d) (e) (f)
Laporan posisi keuangan pada akhir periode; Laporan laba rugi komprehensif selama periode; Laporan perubahan ekuitas selama periode; Laporan arus kas selama periode; Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
PSAK No. 1 (revisi 2009) ini efektif berlaku untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Penelitian ini menggunakan laporan keuangan dari tahun 2007-2010, sehingga masih mengacu pada PSAK No. 1 (2009:07) bukan revisi 2009, dimana Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 (2009:07) menyatakan bahwa laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-komponen berikut ini: (a) (b) (c) (d) (e)
neraca; laporan laba rugi; laporan perubahan ekuitas; laporan arus kas; dan catatan atas laporan keuangan.
Neraca merupakan laporan yang berisi jumlah aset, hutang (liabilitas) dan modal perusahaan pada tanggal tertentu. Informasi yang diberikan neraca adalah jumlah
Universitas Sumatera Utara
kekayaan perusahaan, jumlah liabilitas yang harus dilunasi perusahaan dan modal perusahaan untuk menjalankan usahanya. Laporan laba rugi menunjukkan berapa jumlah keuntungan atau kerugian yang diperoleh perusahaan selama periode berjalan. Laporan perubahan ekuitas menunjukkan jumlah perubahan modal bagi perusahaan selama periode berjalan. Jumlah kas yang diterima perusahaan beserta jumlah pengeluaran-pengeluaran yang melibatkan kas pada periode berjalan dapat dilihat pada laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan dari empat laporan sebelumnya Karena catatan laporan keuangan membantu pembaca laporan keuangan untuk melihat lebih rinci penjelasan atas akun-akun yang terdapat di dalam empat laporan sebelumnya. Contoh catatan atas laporan keuangan adalah penjelasan mengenai metode penyusutan aset tetap, atau metode penilaian persediaan. Tujuan laporan keuangan menurut PSAK No.1 (revisi 2009:1.05), antara lain sebagai berikut: Memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: (a) aset; (b) liabilitas; (c) ekuitas; (d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; (e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik; dan (f) arus kas
Para pengguna laporan keuangan biasanya berpatokan pada nilai-nilai yang tertera di unsur-unsur laporan keuangan untuk menilai apakah kinerja
Universitas Sumatera Utara
perusahaan untuk periode berjalan sudah baik atau tidak. Namun sayangnya nilai yang terlihat bagus di laporan keuangan belum tentu menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tersebut juga bagus. Sebagai contoh, pada tahun 2009 perusahan A memiliki aset lancar sebesar Rp. 100.000.000,- kemudian pada tahun 2010 aset lancar bertambah menjadi Rp. 150.000.000,-. Hal ini terlihat bahwa perusahaan A sudah melakukan peningkatan kinerja selama tahun 2009 s/d 2010, namun ketika dicek jumlah liabilitasnya, ternyata perusahaan A memiliki peningkatan liabilitas lancar yaitu dari Rp. 35.000.000,- pada tahun 2009 menjadi menjadi Rp. 90.000.000,- pada tahun 2010. Peningkatan liabilitas lancar ini nilainya lebih besar dari peningkatan aset lancarnya yaitu sebesar Rp. 55.000.000,- sedangkan peningkatan aset lancarnya hanya Rp. 50.000.000,-. Angka-angka tersebut sudah menunjukkan nilai sebenarnya yang sudah dicapai perusahaan selama tahun berjalan, namun ada baiknya bila penilaian hasil kinerja perusahaan dilakukan dengan membandingkan angka yang satu dengan angka yang lain di dalam laporan keuangan. Cara penilaian seperti ini dapat dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan.
2.2
RASIO KEUANGAN J.C. Van Horne dalam bukunya Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan
(2005:202) mengatakan “ rasio keuangan adalah sebuah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.” J.C Van Horne juga menjelaskan ada dua jenis rasio keuangan (2005:204-205) antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1.
2.
Rasio neraca (Balance sheet ratio) yaitu jenis rasio yang meringkas beberapa aspek dari kondisi keuangan perusahaan untuk suatu periodeperiode dengan neraca yang telah dibuat. Rasio neraca ini terdiri dari: (a) Rasio likuiditas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. (b) Rasio leverage (utang) menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai melalui utang. Rasio laba rugi (income statement ratio) atau rasio laba rugi/neraca (income statement balance sheet ratio) yaitu jenis rasio yang meringkas beberapa aspek kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu, biasanya dalam setahun. Rasio laba rugi membandingkan satu “arus” dari laporan laba rugi dengan arus bagian lain dari laba rugi. Rasio laba rugi/neraca membandingkan arus (laporan laba rugi) di bagian angka yang dibagi dengan bagian “saham” (neraca sebagai pembaginya. Rasio ini terbagi atas: (a) Rasio cakupan yaitu rasio yang menghubungkan beban keuangan perusahaan dengan kemampuan melayani atau membayarnya. (b) Rasio aktivitas yaitu rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan asetnya. (c) Rasio profitabilitas menghubungkan laba dengan penjualan dan investasi. Dermawan Sjahrial (2007:38-39) memberikan pendapat sendiri mengenai
rasio keuangan yang biasa digunakan yaitu: (a) (b) (c) (d)
Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Rasio Utang (Leverage Ratio) Rasio Kemampuan menghasilkan laba (Profitability Ratio). Rasio likuiditas, rasio aktivitas dan rasio utang (leverage ratio) terutama untuk mengukur risiko dan memberikan informasi penting untuk operasi jangka pendek, sedangkan rasio kemampuan menghasilkan laba adalah untuk mengukur hasil (return) dan memberikan informasi untuk jangka waktu panjang. (e) Rasio Pertumbuhan (Growth ratio) 1. Penjualan 2. Laba bersih setelah pajak 3. Laba perlembar saham 4. Dividen per lembar saham 5. Harga pasar per lembar saham (f) Rasio penilaian Price earning ratio = harga pasar saham Laba per lembar saham
Universitas Sumatera Utara
Selain rasio keuangan, ada juga jenis-jenis rasio perbandingan seperti yang dikemukakan juga oleh Dermawan Sjahrial (2007:37-38): (a) Cross Sectional Analysis ( analisis perusahaan sejenis pada waktu yang sama) yaitu membandingkan rasio-rasio keuangan beberapa perusahaan pada suatu saat yang sama termasuk membandingkan rasio-rasio dengan perusahaan lain yang sejenis atau dapat pula dibandingkan dengan rasio rata-rata industri. (b) Time Series Analysis (Analisis deret berkala) yaitu membandingkan kinerja keuangan perusahaan dalam beberapa periode dengan menggunakan analisa rasio keuangan. (c) Combined Analysis (analisis gabungan) yaitu merupakan gabungan antara cross sectional analysis dan time series analysis.
2.2.1 Rasio Aktivitas Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur perkembangan aktivitas perusahaan. J.C Van Horne (2005:212) menjelaskan bahwa “rasio aktivitas (activity ratio) juga disebut sebagai rasio efisiensi atau perputaran, mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai asetnya”. Brigham dan Houston (2006:97) menyebut “rasio aset sebagai rasio manajemen aset (asset management ratio)”. Pengelolaan aset perusahaan sangat penting mengingat aset merupakan harta kekayaan yang dimiliki perusahaan. Pengelolaan aset yang baik akan menguntungkan
perusahaan
dalam
menentukan
kebijakan-kebijakan
menyangkut masa depan perusahaan. Berikut rasio-rasio aktivitas: 1. Perputaran Piutang (receivable turnover) = penjualan kredit bersih tahunan Piutang Perputaran piutang digunakan untuk mengukur berapa kali piutang telah diubah (ke dalam kas) selama tahun terkait; memberikan pandangan mengenai kualitas piutang.
Universitas Sumatera Utara
2. Rata-rata periode penagihan (receivable turnover in days) =
365 Perputaran Piutang
Rata-rata periode penagihan yaitu jumlah rata-rata hari piutang yang belum diselesaikan, sebelum diterima pembayarannya. 3. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) = Harga Pokok Penjualan Persediaan Perputaran persediaan digunakan untuk mengukur berapa kali persediaan berputar (dijual) selama tahun terkait; memberikan pandangan mengenai likuiditas persediaan dan kecenderungan kelebihan persediaan. 4. Perputaran persediaan dalam hari (Inventiry Turnover in days) =
365 hari Perputaran Persediaan
Perputaran persedian dalam hari digunakan untuk mengukur selama berapa hari sekali persediaan berputar (terjual habis) 5. Perputaran Total Aset (Total Asset Turnover) = Penjualan Bersih Total aset Perputaran aset digunakan untuk mengukur efisiensi relatif total aset untuk menghasilkan penjualan. 6. Perputaran Aset Tetap (Fix Asset Turnover) = Penjualan Bersih Aset Tetap Perputaran aset tetap digunakan untuk mengukur efisiensi relatif aset tetap untuk menghasilkan penjualan. Penelitian ini menggunakan perputaran persediaan dan perputaran aset tetap sebagai alat ukur rasio aktivitas.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Rasio Likuiditas Brigham dan Houston (2006:95) menjelaskan “rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aset lancar lainnya dari sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya”. Hal ini berarti rasio likuiditas menunjukkan sampai sejauh mana perusahaan dapat memenuhi kewajiban lancarnya dengan menggunakan kas dan aset lancar lainnya. Rasio likuiditas dibagi atas dua yaitu: 1. Rasio lancar (current ratio) =
Aset Lancar Liabilitas Lancar
Rasio lancar digunakan untuk mengukur sejauh mana aset lancar dapat melunasi kewajiban lancarnya.
2. Rasio cepat (acid test ratio atau quick ratio) = Aset Lancar - Persediaan Kewajiban Lancar Rasio cepat digunakan untuk mengukur kemampuan aset lancar untuk melunasi kewajiban lancarnya, namun tidak melibatkan persediaan sebagai aset lancarnya. Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan aset lancar dalam mengukur rasio cepat karena persediaan merupakan aset yang paling tidak likuid dari semua aset lancar. Menurut Brigham dan Houston (2006:95) “aset likuid adalah aset yang diperdagangkan dalam suatu pasar yang aktif sehingga akibatnya dapat dengan cepat diubah menjadi kas dengan menggunakan harga pasar yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini menggunakan rasio cepat (quick ratio) karena rasio cepat dapat menunjukkan tingkat likuiditas yang lebih tinggi dibandingkan dengan rasio lancar.
2.3
PENELITIAN TERDAHULU Penelitian ini didasarkan pada penelitian terdahulu yang telah dilakukan
oleh beberapa peneliti. Tinjauan penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu No 1
2
Nama Peneliti Asti Lamriama Sianturi dan Sri Mulyani (2009)
I.G.K.A Ulupui (2007)
Judul Penelitian
Variabel
Hasil Penelitian
Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Likuiditas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI
Likuiditas (Y), Perputaran Persediaan (X)
Korelasi /hubungan antara variabel independen perputaran persediaan dengan variabel dependen yaitu likuiditas yang diukur dengan rasio lancar adalah tidak kuat. Perputaran persediaan berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap likuiditas suatu perusahaan
Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri
Return saham (Y), Current Ratio( ), Debt to Equity Ratio ( ), Total Asset Turn Over ( ), Return on Asset ( )
Current ratio dan return on asset memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Debt to equity ratio menunjukkan hasil positif , tetapi tidak signifikan, artinya rasio liabilitas tidak
Universitas Sumatera Utara
Barang Konsumsi di BEJ)
3
R.M. Riadi (2007)
Analisis Pengaruh rasio Aktivitas terhadap Rentabilitas Ekonomi pada Perusahaan Plastics and Glass Products yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta selama Tahun 2002-2005
menyebabkan perubahan return saham satu tahun ke depan . Total asset turn over menunjukkan hasil negatif dan tidak signifikan artinya rasio aktivitas tidak bermanfaat untuk memprediksi return satu tahun ke depan. Rentabilitas Ekonomi (Y), Perputaran Piutang ), Perputaran Persediaan ( ), Perputaran Aset Tetap ( ), Perputaran Total Aset ( )
Perputaran aset tetap dan perputaran total aset tidak mempengaruhi rentabilitas ekonomi. Perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh secara negatif terhadap rentabilitas ekonomi.
Sumber: diolah peneliti 2.4
KERANGKA KONSEPTUAL Kerangka
konseptual
memperlihatkan
hubungan
antara
variabel
independen dengan variabel dependen yang digambarkan melalui sebuah bagan. Kerangka konseptual dapat membantu peneliti untuk menggambarkan penelitian yang dilakukan secara sederhana melalui bagan sehingga pembaca dengan cepat dapat mengerti penelitian yang dilakukan melalui gambar . Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Perputaran Persediaan ( )
Perputaran Asset Tetap ( )
H1 H3
Likuiditas Quick ratio (Y)
H2
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Sumber : diolah peneliti
Rasio aktivitas dalam penelitian ini diukur menggunakan perputaran persediaan dan perputaran aset tetap sebagai variabel independen sedangkan variabel dependen dinyatakan dengan rasio cepat (quick ratio) sebagai alat ukur likuiditas. Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan tersebut berputar habis dalam waktu satu tahun. Semakin tinggi perputaran persediaan berarti semakin tinggi persediaan tersebut habis terjual sehingga semakin tinggi persediaan tersebut berubah menjadi kas atau piutang dimana kas atau piutang merupakan bagian dari aset lancar yang digunakan untuk melunasi kewajiban lancar. Perputaran aset tetap menunjukkan berapa kali dana yang ditanamkan dalam aset tetap berputar dalam satu periode. Semakin tinggi perputaran aset tetap ini berarti semakin tinggi kemampuan aset tetap untuk menghasilkan penjualan. Penjualan menghasilkan kas atau piutang dimana kas atau piutang merupakan bagian dari aset lancar yang digunakan untuk melunasi kewajiban lancar.
Universitas Sumatera Utara
2.5
HIPOTESIS PENELITIAN Menurut Sugiyono (2010:85) “hipotesis dalam penelitian merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah pada suatu penelitian”. Menurut Erlina (2008:49) “ Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.” Hipotesis untuk penelitian ini adalah: : Perputaran persediaan berpengaruh secara parsial terhadap likuiditas pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di BEI. : Perputaran aset tetap berpengaruh secara parsial terhadap likuiditas pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di BEI. : Perputaran persediaan dan perputaran aset tetap berpengaruh secara simultan terhadap likuiditas pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di BEI. Penelitian ini menggunakan hipotesis penelitian atas dasar teori ekonometrika yaitu ilmu yang membahas masalah pengukuran hubungan ekonomi. Ekonometrika digunakan sebagai alat analisis ekonomi yang bertujuanuntuk menguji kebenaran teorema-teorema ekonomi yang berupa hubungan antar variabel ekonomi dengan data empirik.
Universitas Sumatera Utara