BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Komunikasi 2.1.1
Definisi Komunikasi Komunikasi secara sederhana dapat dimaknai sebagai proses
penyampaian informasi atau pesan oleh seseorang komunikator kepada komunikan melalui sarana tertentu dengan tujuan dan dampak tertentu pula. Menurut Onong Effendy1 komunikasi itu sendiri berasal dari bahasa inggris yaitu communication yangbersumber dari bahasa latin, communis yang berarti sama, Atau kesamaan arti sama halnya dengan pengertian tersebut. Sedangkan menurut A. Muis2 komunikasi berasal dari bahasa latin communicate yang berarti berbicara, menyampaikan pesan, informasi, pikiran, gagasan dan pendapat yang dilakukan oleh kepada orang lain dan mengarapkan jawaban, tanggapan atau arus balik (feedback). Menurut Sihabudin3 dalam Mulyana dan Rahmat, hampir setiap orang membutuhkan hubungan social dengan orang-orang lain dan kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatuakan manusia-manusia yang tanpa komunikasi akan berisolasi. Pesan-pesan itu muncul lewat prilaku manusia. Ketika kita 1
Onong Uchjana Effendi, “Spektrum Kkomunikasi”. Bandung: Bandar Maju, 1992 A Muis, “Komunikasi Islam”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001 3 Ahmad Sihabudin, “Komunikasi Antar Budaya”. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2011 2
9 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
10
melambaikan tangan, senyum, bermuka masam, menganggukan kepala atau memberikan suatu isyarat, kita juga sedang berprilaku. Prilaku ini merupakan pesan, pesan-pesan itu digunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu kepada seseorang. Namun, secara terminology pengertian komunikasi banyak pendapat dari para ahli komunikasi, diantarannya: a. James4
: “ Perbuatan penyampaian suatu gagagsan
atau informasi dari seseorang kepada orang lain.” b. William Albig
5
: “ Komunikasi adalah kegiatan pengoperan
lambing-lambang yang berarti antara individu-individu.” 6
c. Onong
: “ Komunikasi adalah proses penyampaian
suatu pernyataan oleh seorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau merubah sikap, pendapat dan prilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung malalui media.” d. Arni Muhamad7
: “ Komunikasi adalah suatu proses dimana
individu dalam hubungannya dengan individu lainnya, dalam kelompok, dalam organisasi dan masyarakat guna memberikan suatu informasi.”
4
James G. Robbins, “Komunikasi Yang Efektif”. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995 Anwar Arif, “Ilmu Komunikasi (Sebagai Pengantar Ringkasan)”. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1992 6 Onong Uchjana Effendi, “Dinamika Komunikasi”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992 7 Arni Muhammad, “Komunikasi Organisasi”. Jakarta: Bumi Aksara, 2001 5
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
11
Menurut Sendjaja8 secara umum terjadinya komunikasi diawali oleh sumber (source) baik individu maupun kelompok yang berusaha berkomunikasi dengan individu atau kelompok lainnya. Dari masing-masing definisi diatas, dapat disimpulkan sementara bahwa komunikasi pada intinya adlah proses pengiriman pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Akan tetapi ada definisi tersebut maksudnya memiliki tujuan yang sama. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa seseorang yang berkomunikasi berarti mengharapkan agar orang lain ikut berpartisipasi atau bertindak sesuai dengan tujuan dan harapan dari sisi pesan yang disampaikan, maka diperlukan komunikasi yang efektif. Menurut Stewart L Tubbs dan Ailvia Mass, sebagaimana dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat9 menguraikan ciri komunikasi yang baik dan efektif dapat menimbulkan 5 hal : 1. Pengertian : komunikator dapat memahami pesan-pesan yang disampaikan kepada komunikan. 2. Kesenagan : menjadikan hubungan yang hangat dan akrab serta menyenangkan. 3. Mempengaruhi sikap : dapat mengubah sikap orang lain sehingga bertindak sesuai dengan kehendak komunikator tanpa merasa terpaksa.
8 9
Djuarsa Sendjaja, “Teori Komunikasi”. Jakarta: Pusat Penerbit Universitas Terbuka, 2002 Jalaluddin Rakhmat, “Psikologi Komunikasi”. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
12
4. Hubungan social yang bai : menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yan memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi. 5. Tindakan : membuat komunikan melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan pesan yang diinginkan. 2.1.2
Fungsi Komunikasi Komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu dengan individu
yang lain disuatu organisasi dapat membantu individu beradaptasi dengan lingkungan sehingga merubah perilakunya sesuai dengan aturan yang ada di lingkungan. Dilihat dari hal komunikasi tersebut memiliki fungsi yang besar dalam penyesuaian individu terhadap lingkungannya disuatu organisasi. Menurut Harold Koonzt, fungsi komunikasi dalam perusahaan dan organisasi adalah merubah prilaku ( Behavior Is Modifield), yang diakibatkan oleh penyampaian informasi yang produktif, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.10 Saat komunikan menerima pesan dari komunikator, maka harapan dari komunikator adalah perubahan perilaku komunikan. Karena jika komunikan telah berubah prilakunya sesuai dengan harapan dari komunikator, maka proses komunikasi tersebut diangap berhasil sebab adaanya komunikasi dua arah dan adanya feedback atau timbal balik sehingga tujuan yang ditetepakan sebelumnya dapat tercapai.
10
Batmolin, “Budaya Media: Bagaimana Pesan Media Memperdaya Anda”. Flores: PT Nusa Indah. 2003
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
13
Komunikasi akan efektif jika adanya timbal balik atau feedback yang diberikan oleh penerima pesan kepada pengirim pesan. Dalam komunikasi juga terdapat hambatan atau gangguan ( Noice ). Gangguan tersebut bisa datang dari pihak mana saja menjadi gangguan dalam proses komunikasi. Mengutif fungsi komunikasi menurut Judy C Pearson dan Paul E Nelson :11 1. Untuk
kelangsungan
keselamatan
fisik,
hidup
diri
meningkatkan
sendiri
yang
meliputi
kesadaran
pribadi,
menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. 2. Untuk
kelangsungan
hidup
masyarakat,
tepatnya
untuk
meperbaiki hubungan social dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat. 2.2
Pola Komunikasi 2.2.1
Pengertian Pola Komunikasi Pola komunikasi saling mepengaruhi antara industry dengan
masyarakat, bagaikan dua sisi antara mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Artinya, kahadiran industry ditengah-tengah masyarakat akan mempengaruhi perkembangan masyarakat intu sendiri, baik secara ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan sebagainnya.
11
Dedy Mulyana Dan Jalaluddin Rakhmat. “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”. Bandung: PT. Remaja Rodakarya. 2005. Hal:5
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
14
Demikian juga halnya dengan perusahaan, dimana kelangsungan perusahan sangat bergantung dari penerimaan masyarakat setempat. Ilustrasi diatas menunjukan bahwa diantara perusahaan dan masyarkat terdapat hubungan yang timbal balik. Oleh karena itu, anata perusahaan dan masyarakat harus menciptakan suatubentuk hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme. Menurut Pius12 pola adalah model, contoh. Pedoman (rancangan), dasar kerja. Pola adlah bentuk atau model (atau lebih abstrack suatu set bentuk peraturan) yang biasa dipakai untuk membuat atau untuk menghasilkan suatu atau bagian dari suatu yang ditimbulkan cukup mempunyai satu jenis, untuk pola dasar yang dapat ditunjukan atau terlihat yang mana suatu itu dikatakan memamerkan pola, diteksi pola dasar disebut dengan pengenalan pola (Pattern) adalah, pertama: pela merupakan sususnan dari unsur-unsur atau suatu bentuk-bentuk tertentu (Arrangement Of Lines, Shapes), kedua : cara dimana suatu itu terjadi atau tersusun (Which Something Happenes Or Is Arranged), ketiga : pola adalah desain atau kerangka dari suatu yang tercipta (Design Or Instruction From Which Something Is To Be Made)an. Keempat : adalah suatu atau seseorang yang mejadi model atas suatu yang lainnya. (Use Something/Somebody As A Model For Something/Somebody). Pola disi diartikan adalah cara kerja yang tersusun dari unsurunsur atau bentuk-bentuk tertentu, yang itu berdasarkan dari teori-teori
12
Pius A Partanto Dan M Dahlan Al Barry. “Kamus lImiah Populer”. Surabaya: Arkola, 1994
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
15
yang ada. Komunikasi adalah penyampaian pesan, harapan, gagasan yang disampaikan melalui lambing tertentu yang mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan (Sourch, Communicator, Sender) ditujukan pada penerima pesan (Receiver, Communicant, Audience) dengan maksud mencapai kesamaan (Commonness).13 Karl Weick seorang ahli yang memiliki pemikiran sibernetika, yaitu pemikiran yang menempatkan komunikasi sebagai proses penting dalam pembentukan sebuah system dalam organisasi, teori pola tentang pola arus informasi yang dimilikia Weick adalah teori system dan teori sosiokultural. a. Teori system Teori sitem adalah teori yang, melihat pola-pola interaksi yang kompleks diantara bagian-bagian dalam system, dan memahami berbagai interaksi yang ada di dalamnya. Komponen penting dalam teori system untuk memahami informasi dalam organisasi adalah umpan balik (feedback), yaitu informasi yang diterima organisasi. Informasi yang diterima dapat dipandang sebagai informasi yang Positif atau Negatif, organisasi dan anggotannya dapat memilih perubahan yang sesuai denga tujuan yang ingin dicapai pada system yang bersangkutan. Melalui umpan balik, bagian-bagian organisasi
13
A.W Wijdaya. “komunikasi dan hubungan masyarakat”, Jakarta: Bumi Aksara, 1993
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
16
dapat menentukan jika informasi yang diterima bersifat jelas dan mencukupi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.14 b. Teori Sosiokultural Teori yang melihat organisasi sama seperti mahluk hidup, yang selalu mempunyai naluri untuk bertahan dan memiliki kemauan dan memampuan untuk beradaptasi sesuai dengan lingkungannya. Karl Eeick mengadopsi teori evolusi sosiokulturak untuk menjelaskan proses yang harus dijalani organisasi untuk dapat menyesuaikan diri terhadap tekanan dari berbagai informasi yang diterima organisasi. Tekanan yang muncul adlah hasil dari kelebihan informasi atau adanya multi interpretasi terhadap suatu informasi. Walaupunpendekatan melalui teori evolusi sosiokultural bermanfaat dalam menjelaskan adaptasi yang diperlukan untuk mengolah informasi, teori mengenai system juga memainkan peran penting dalam pola komunikasi karena menyoroti adanya saling keterkaitan antara tim, departemen dan karyawan dalam mengolah informasi.15 Pada sebuah kelompok yang memiliki pola komunikasi yang tetap dan terstruktur, umumnya ada dua yang menjadi
14 15
M.A Morissan, “Teori Komunikasi Organisasi”, Jakarta “ Ghalia Indonesia. 2009 M.A Morissan, “Teori Komunikasi Organisasi”, Jakarta “ Ghalia Indonesia. 2009
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
17
dasar acuan untuk melihat pola komunikasi yang ada dalam sebuah kelompok, yaitu :16 a. Struktur Permukaan (Surface Structure) Structure permukaan organisasi adalah aktivitas sehari-hari
anggota
organisasi.
Aktivitas
tersebut
bukanlah interaksi yang tidak saling berhubungan atau kebetulan saja. Berbagai kegiatan tersebut digerakan dari struktur dalam (Deep Structure) organisasi bersangkutan. b. Struktur Dalam (Deep Structure) Struktur dalam organisasi adalah seperti tata bahasa atau pengaturan struktur yang memberikan karakter pada organisasi dan memandu tindakannya. Struktur dalam adalah suatu jaringan aturan yang rumit mengenai pola-pola interaksi yang diperbolehkan dalam organisasi, kewajiban anggota serta bertanggung jawab yang di harapkan. Struktur adalah atural moral atau suatu rasa mengenai bagaimana suatu harus dikerjakan. 2.2.2
Arus Komunikasi Dalam sebuah pola komunikasi arus komunikasi dari pola
komunikasi yang maerupakan bagian dari arah penyampaian pesan dalam
16
Ibid, Hal: 49
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
18
menyam[paikan informasi dalam sebuah kelompok, beberapa arus komunikasi diantarannya :17 a. Komunikasi Ke Atas Merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hiraki yang lebih rendah ketingkat yang lebih tinggi, missal para pelaksana ke manajernya, atau dari para dosen ke dekan fakultas. Jenis komunikasi ini biasanya mencakup 1. Kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan, apa yang sedang terjadi dipekerjaan, seberapa jauh pencapaiannya, apa yang masih harus dilakukan, dan masalah lain yang serupa. 2. Masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan petanyaan yang belum terjawab. 3. Berbagai gagasan untuk perubahan dan saran-saran perbaikan dan. 4. Perasaan yang berkaitan dengan pekerjaan mengenai organisasi, pekerjaan itu sendiri, pekerjaan lainnya, dan maslah apa yang serupa. Komunikasi
keatas
memungkinkan
bawahan
untuk
menyampaikan ide seputar tentang pekerjaan sangat baik untuk semangat, karena mereka bagian terpenting dalam sebuah struktur, walaupun berada pad posisi bawahan dan dapat meningkatkan rasa memiliki pegawai kepada organisasi.
17
M.A Morissan, “Teori Komunikasi Organisasi”, Jakarta “ Ghalia Indonesia. 2009
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
19
b. Komunikasi Kebawah Merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hiraki yang lebih tinggi ketingkat yang lebih rendah. Sebagai contoh, pesan yang dikirim oleh menajer ke karyawan atau dari dekan fakultas kepada para dosennya adalah komunikasi ke bawah. Perintah sering kali merupakan contoh jelas komunikasi kebawah. c. Komunikasi Lateral Adalah pesan antara sesam manajer karyawan ke karyawan, pesan semacam ini bisa bergerak dari bagian yang sama didalam organisasi atau mengalir antar bagian. Komunikasi lateral adlah komunikasi yang terjadi diantara dua dosen prikologi di dua universitas yang berbeda. Komunikasi lateral mempeerlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode dan masalah, hal ini membantu organisasi menghindarkan beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya. Komunikasi lateral juga membangun semangat kerja dan kepuasan karyawan. Hubungan yang baik dan komunikasi yang berarti diantara para karyawan merupakan sumber utama kepuasan para karyawan. Yang lebih umum lagi, komunikasi lateral bisa membantu mengkoordinasikan berbagai kegiatan didalam organisasi dan memungkinkan berbagai divisi untuk menumpulkan pengalaman dan keahliannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
20
Dalam komunikasi lateral umumnya, menumbuhkan ikatan emosional antar karyawan, yang mampu membuat keselarasan kerja sesame karyawan, namun karena ikatan emosional yang terpaku hanya pada salah satu karyawan, ikatan emosional yang tumbuh dapat membuat koordinasi berkurang dengan karyawan yang lain. 2.2.3 Macam-Macam Pola Komunikasi Pada dasarnya pola komunikasi terdiri dari beberapa macam, yakni18 1. Pola Komunikasi Satu Arah Adalah proses penyampaian pesan dari komukator kepada komunikan baik menggunakan media maupun tanpa media, tanpa ada umpan balik dari komunikan. 2. Pola Komunikasi Dua Arah Adalah komunikator dan komunikan menjadi saling tukar fungsi
mereka.
komukator
pada
tahap
pertama
menjadi
komunikan dan pada tahap berikutnya menjadi komunikan dan pada tahap berikitnya menjadi bergantian fungsi. Namun pada hakikatnya yang melalui percakapan adalah komunikator utama, komunikator utama memiliki tujuan tertentu melalui proses komunikasi tersebut, proses dianologi, serta di umpan balik terjadi secara langsung melakukan kegiatan tertentu.
18
Syaiful Rohim, “Teori Komunikasi: Persepektif, Ragam Dan Aplikasi”. Bandung: PT Rineka Cipta, 2008
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
21
3. Pola Komunikasi Multi Arah Adalah proses komunikasi yang terjadi dalam satu kelompok, yang lebih banyak dimana komukator dan komunikan akan saling bertukar pikiran secara dialogis dan terus-menerus. Pola komunikasi adalah proses yang dirancang untuk mewakili kenyataan
keterpautannya
unsur-unsur
yang
dicakup
beserta
kelansungannya. Guna memudahkan pemikiran secara sistematis dan logis untuk memupuk menggeneralisasikan kasus yang belum, teramati.19 2.2.4
Macam-Macam Struktur Jaringan Pola Komunikasi Dalam kelompok formal maupun informal, pola komunikasi
sangatlah dibutuhkan untuk terciptanya keselarasan penyaluran pesan dalam setiap individu yang menjadi bagian dari sebuah kelompok, agar dapat memaksimalkan hasil dan meminimalisirkan hal yang tidak diinginkan/hambatan untuk mecapai tujuan. Berikut lima struktur pola jaringan komunikasi :20 a. Struktur Lingkaran Tidak memiliki pemimpin, semua anggota posisinya sama. Mereka memiliki wewenag atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi denga dua lain di sisinya. b. Struktur Roda
19
Syaiful Rohim, “Teori Komunikasi: Persepektif, Ragam Dan Aplikasi”. Bandung: PT Rineka Cipta, 2008 20 Devito Joseph, “Komunikasi Antar Manusia”. Jakarta: Propesional Books. 2009
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
22
Memiliki pemimpin yang jelas, yaitu yang posisinya dipusat. Orang ini merupakan satu-satunyan yang dapat mengirim pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang anggota ingin berkomunikasi dengan anggota yang lain, makapesannya harus disampaikan oleh pemimpinnya. c. Struktur Y Relative kurang bersentralisasi disbanding dengan struktur roda, tetapi lebih tersentralisasi disbanding pola lainnya. Pada struktur Y juga dapat pemimpin yang jelas, tetapi satu anggota lain berperan sebagai pemimpin kedua. Anggota ini dapat mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang lainnya. Ketiga anggota lain berkomunikasinya terbatas dengan satu orang lainnya. d. Struktur Rantai Sama dengan lingkaran kecuali para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga terdapat disini. Orang yang berposisi ditengah lebih berperan sebagai pemimpin dari pada mereka yang berada di posisi lainnya. e. Struktur Semua Saluran Biasa disebut pola bintang hampir sama dengan struktur lingkaran dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya juga memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
23
lainnya. Akan tetapi, dalam struktur semua saluran, setiap anggota dapat berkomunikasi denga setiap anggota lainnya, pola anggota inia memungkinkan adanya partisipasi secara optimum. Struktur diatas memiliki keunggulan dan kekurangan, dalam sebuah kelompok atau organisasi struktur jaringan yang tidak sesuai dengan kebutuhan kelompok dan organisasi hasilnya akan menghambat arus pesan dalam komunikasi internal antara masing-masing anggota, kelompok atau organisasio harus dengan cermat memutuskan jaringan seperti apa yang sesuaidengan kebutuhan kelompok atau organisasinya. Organisasi harus menciptakan jaringan
komunikasi, yang
dimaksud dengan jaringan disini adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang ke orang lain. Jaringan ini dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, kelompok kecil sesuai dengan sumberdaya yang
dimilikinya
akan
mengembangkan
pola
komunikasi
yang
menggabungkan beberapa struktur jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi ini adalah system komunikasi umum yang akan digunakan oleh kelompok dalam mengirim pesan ke satu orang ke orang lainnya. Kedua, jaringan komunikasi ini bisa dipandang sebagai struktur yang di formalkan yang diciptakan oleh organisasi sebagai sarana komunikasi organisasi.21
21
Devito Joseph, “Komunikasi Antar Manusia”. Jakarta: Propesional Books. 2009
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
24
Terdapat cukup banyak pemikiran yang membahas cara-cara jaringan berfungsi dalam organisasi, misalnya :22 a. Mengontrol aliran informasi b. Menyautkan orang-orang dengan kepentingan yang sama c. Membangun interpretasi yang sama d. Mendorong pengaruh social e. Memungkinkan terjadinya tukar menukar sumber daya. 2.3 Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok (Group Communication) berarti komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikan dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang. Sekelompok orang yang menjadi komunikan itu bisa sedikit, bisa banyak. Apabila jumlah orang dalam kelompok itu sedikit, yang berarti kelompok itu kecil, komunikasi yang berlangsung disebut komunikasi kelompok kecil (Small Group Commication), jika jumlahnya banyak, yang berarti kelompoknya besar dinamakan komunikasi kelompok besar (Large Group Commucanition). Disuatu kelompok biasanya terdapat struktur kelompok adalah suatu system mengenai relasi (hubungan) antara anggotaanggota kelompok berdasarkan peranan dan status mereka serta sumbangan dari masing-masing dalam interaksi kelompok untuk mencapai tujuan
22
M.A Morissan, “Teori Komunikasi Organisasi”, Jakarta “ Ghalia Indonesia. 2009
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
25
tertentu. Karakteristik yang mebedakan komunikasi kelompok kecil dan kelompok besar dapat dikaji dalam paparan sebagai berikut:23 a. Komunikasi Kelompok Kecil Dalam komunikasi kelompok kecil komunikator menunjukan pesannya ke benak atau pikiran komunikan misalnya, rapat, ceramah dan lain-lain. Dalam situasi komunikasi seperti itu logika berpikir penting. Komunikan akan menilai logis tidaknya komunikator. Ciri yang kedua dalam komunikasi kelompok kecil ialah bahwa prosesnya berlangsung secara dialogis, tidak linier melainkan silkular. Umpan balik terjadi secara verbal. Komunikan dapat menanggapi uraian komunikator, bisa bertanya jika tidak mengerti, dapat menyanggah bila tidak setuju dan sebagainya. b. Komunikasi Kelompok Besar Proses komunikasi kelompok besar bersifat linier, satu arah dari titik yang satu ke titik yang lain, dari komunikator ke komunikan. Tidak seperti pada kemonikasi kelompok kecil yang seperti sudah diterangkan tadi berlangsung secara sirkular, dialogis, bertanya jawab. Dalam pidato dilapangan amat kecil kemungkinan terjadi dialog antara seorang orator dengan salah seorang dari khalayak massa.
2.3.1
Klasifikasi Kelompok
23
Onong Uchjana Effendi. “Ilmu Teori Dan Filsafat Komunikasi”. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 2003 Hal: 75
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
26
Tidak semua himpunan orang disebut kelompok. Orang-orang yang berkumpul diterminal bus. Yang antri di depan loket bioskop, yang berbelanja dipasar, semuannya disebut agregat buka kelompok. Supaya agregat menjadi kelompok diperlukan kesadaran kepada anggota-anggotannya akan ikatan yang sama mempersatukan mereka, kelompok mempunyai tujuan dan organisasi (tidak selalu formal) dan melibatkan interaksi diantara anggota-anggotannya.24 Dari persektif psikologi, dan juga sosiologi, kelompok dapat dispesifikasikan kedalam: 1. Kelompok Primer Dan Kelompok Sekunder Kelompok primer ditandai adanya hubungan emosional, personal dan akrab menyentuh hati seperti hubungan denga keluarga, teman sepermainan, tetangga sebelah rumah dipedesaan. Kelompok sekinder adalah lawan dari kelompok sekunder, di tandai dengan hubungan yang tidak akrab, tidak personal dan tidak menyentuh hati kita seperti organisasi massa, fakultas, serikat buruh, dan sebagainya. 2. In-Group Dan Out-Group In-group adalah kelompok kita, dan out0group adalah kelompok mereka 3. Kelompok Keanggotaan Dan Kelompok Rujukan
24
Drs.Jalaluddin Rakhmat,M.Sc. “Psikologi Komunikasi”. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung: 2008, Hal: 141
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
27
Pembagian kelompok ini dikemukakan oleh Theodore newcomb yang melahirkan istilah membership group dan refrence group. Kelompok rujukan diartikan sebagai kelompok yang digunakan sebagai alat ukur/standar untuk menilai dari sendiri atau untuk membentuk sikap. Erwin P bettinghaus menggemukakan cara-cara menggunakan kelompok rujukan dalam persuasi: a. Jika mengetahui kelompok rujukan khalayak kita, hubungkan pesan kita dengan kelompok rujukan kita. b. Kelompok itu mempunyai nilai yang bermacam-macam sebagai kelompok rujukan c. Kelompok keanggotaan jelas menentukan serangkaian prilaku yang baku bagi anggota-anggotanya. Standar prilaku ini dapat digunakan untuk menambah peluang diterimannya pesan kita. d. Suasana fisik komunikasi dapat menunjukan kemungkinan satu kelompok rujukan yang lainnya. e. Kadang-kadang kelompok rujukan yang positif dapat dikutif langsung dalam pesan untuk mendorong respon positif dari khalayak. 4
Kelompok Deskriptif Dan Kelompok Preskriftif Jhon F Cragan dan David W Wright membagi kelompok pada dua kategori deskriptif dan preskriptif.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
28
Kategori deskriptif menunjukan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah.25 2.3.2
Faktor Situasi Yang Mempengaruhi Kelompok Ada empat yang mempengaruhi efektifitas komunikasi kelompok
sebagai berikut: 1. Ukuran Kelompok Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi kerja kelompok/performance bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok. Sehubungan dengan hal tersebut. Ada dua tugas kelompok, yaitu tugas koaktif dan tugas interaktif. Pada tugas koaktif, masing-masing anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi. Pada tugas interaktif, anggota-anggota kelompok berinteraksi secara terorganisasi untuk menghasilkan produks, atau keputusan. 2. Jaringan Komunikasi Ada lima macam jaringan komunikasi yaitu: a. Roda, jaringan komunikasi model roda, seorang atau biasanya pemimpin menjadi focus perhatian. b. Rantai,
pada
jaringan
komunikasi
rantai,
A
dapat
berkomunikasi dengan B, B dengan C, C dengan D, dan begitu seterusnya.
25
Riswandi. “Psikologi Komunikasi”. Graham, Yogyakarta: 2013. Hal: 71
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
29
c. Pada jaringan komunikasi Y, tiga orang anggota dapat berhubungan dengan orang-orang disampinya seperti pada pola rantai, tetapi ada dua orang yang hanya dapat berkomunikasi seperti pada pola rantai, tetapi hanya dua orang yang hanya dapat berkomunikasi dengan hanya seseorang disampingnya. d. Lingkaran, pada jaringan komunikasi lingkaran, setiap orang hanya dapat berkomunikasi dengan dua orang disampingkiri dan kanannya. e. Bintang, pada jaringan komunikasi bintang, disebut juga jaringan komunikasi semua saluran/all channel, setiap anggota dapat berkomunikasi dengan semua anggota kelompok yang lain. 3. Kohersi Kelompok Kohersi kelompok adalah adanya semangat kelompok yang tinggi, hubungan interpersonal yang akrab, kesetiakawanan dan perasaan kita yang dalam. Kohesi kelompok diukur dari: a. Keterikatan anggota secara interpersonal satu sama lain. b. Ketertarikan anggota pada kegiatan dang fungsi kelompok c. Sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personalnya. 4. Kepemimpinan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
30
Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak kearah tujuan kelompok. 2.3.3
Faktor Personal Yang Mempengaruhi Kelompok
1. kebutuhan interpersonal William C Schultz merumuskan teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relation Orientation). Menurut teori ini, orang memasuki karena didorong oleh 3 kebutuhan interpersonal, yaitu: a. Inclusion : ingin masuk, menjadi bagian kelompok b. Control : mengendalikan orang dalam suatu tatanan hirarkis. c. Affection : ingin memperoleh keakraban emosional dari kelompok yang lain. 2. Tindakan Komunikasi Bila kelompok bertemu, terjadilah pertukaran informasi. Setiap anggota berusaha menyampaikan atau menerima informasi, baik secara verbal maupun non verbal. 3. Peranan Seperti halnya tindakan komunikasi, peranan yang dimainan oleh anggota kelompok dapat membantu menyelsaikan tugas kelompok, memelihara hubungan emosional yang baik, atau hanya menampilkan kepentingan individu saja.26
26
Ibid, hal: 75
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
31
2.3.4
Pengaruh Kelompok Pada Perilaku Komunikasi Menurut definisi Baronbyrne (1979:253), ada tiga macam
pengaruh kelompok: konformitas, fasilitas social dan polaritas. 1. Konformitas (Conformity) Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Penelitian paling tua tentang konformitas dilakukan oleh Moore (1921). Moore meminta pendapat para mahasiswa tentang sejumlah hal. Penelitian dilakukan yg terkenal dilakukan Sherif (1935)
berkenaan
dengan
gejala
Autokinetik
(Autokinetic
Phenomenom). Anda ditempatkan pada ruang gelap dan melihat satu titik cahaya yang tidak anda ketahui secara pasti dimana cahaya itu berada. Anda akan melihat cahaya kecil itu bergerakkadangkadang seperti gerakan mahluk halus walaupun cahaya itu sesungguhnya tidak bergerak sama sekali. 2. Fasilitasi Social Fasilitasi (dari kata Prancis Facile, artinya “mudah”) menunjukan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga terasa menjadi lebih “mudah”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
32
3. Polarisasi Whyte
(1956)
dalam
bukunya
yang
terkenal
The
Organization Man, menyarankan kepada pimpinan perusahaan untuk panitia bila ingin memperoleh nasihat yang konservatif.27 2.3.5
Faktor Yang Mempengaruhi Keefektifan Kelompok Ada dua factor yang mempengaruhi kefektifan kelompok: factor
situasional (karakteristik kelompok), factor personal (karakteristik anggota kelompok) 1. Factor Situasional: karakteristik kelompok Makin banyak jumlah anggota, makin sedikit peluan untuk berinteraksi dengan anggota lainnya dalam jarak waktu tertentu, akibatnya
sejumlah
orang
tidak
mendapatkan
kesempatan
berinteraksi. Pada kelompok besar dan beberapa orang yang dominan, sebagian besar membisu. Pada kelompok kecil tingkat partisipasi setiap anggota relative sama. Penelitian memang menunjukanbegitu tetaoi, perlu dicatat, ukuran kelompok bukan satu satu factor yang menentukan efektifitas kelompok. 2. Factor Personal: karakteristik anggota kelompok Cragan dan Wright menyebutkan dua dimensi interpersonal yang mempengaruhi kefektifan kelompok, kebutuhan interpersonal
27
Ibid. hal 157
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
33
dan proses interpersonal disamping perbedaan individu seperti usia, suku bangsa jenis kelamin, pendidikan, pekrjaan, pendapatan, kepribadian dan homogenetis atau heterogenetis kelompok. Proses interpersonal meliputiketerbukaan (Disclosere), percaya dan empati.28 2.3.6
Proses-Proses Komunikasi Kelompok Para pengamat mengidentifikasi dan memberi kode “unit-unit
pikiran” pada sumbangan pemikirtan dari peserta yang merupakan sumbangan pemikiran yang paling kecil dari sekian banyak pemikiran lain. Para peneliti menemukan bahwa hanya sedikit sekali waktu yang dicurahkan untuk melahirkan, menyebarkan,memodivikasi, mengsintensis ide-ide. Dalam suatu penyelidikan lain, Scheidel dan Crowell memberikan perhatian khusus pada kejadian-kejadian umpan balik yang terjadi pada diskusi kelompok kecil. Pada saat terjadinya umpan balik, prosesnya ditandai olehkomentar tetapi tanda persetujuan atau komentar yang dialihkan pada aspek yang tidak terlalu penting akan isi diskusi. Proses umpan balik seolah-olah tidak mendorong anggota untuk merubag tujuan atau memperbaiki cara berpikir maupun melahirkan ide-ide.29 2.3.7 Ciri-Ciri Kelompok Kategori dari konsep-konsep yang mungkin dapat disetai dalam satu teori komunikasi kelompok, mencakup semua gejala yang sifatnya 28 29
Ibid. hal 166 Alvin A. Goldberg. “Komunikasi Kelompok”. Universitas Indonesia. Jakarta: 2011. Hal: 21
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
34
saling berhubungan, yang hanya dapat diperkirakan atau diukur pada tingkatan kelompok. Umpan balik antar pribadi, kecepatan interaksi kelompok, fase-fase kelompok, iklim atau suasana kelompok, konflik antar pribadi, serta distribusi kepemimpina merupakan sebagian dari ciriciri kelompok yang dapat menjadi bagian dari teori komunikasi kelompok.30 2.3.8
Dinamika Kelompok Sebuah
kelompok
biasanya
melakukan
tiga
fungsi
bagi
anggotannya: 1. Memenuhi kebutuhan antar personal 2. Memberi dukungan bagi konsep diri perorangan. 3. Melindungi para individu dari kesalahan mereka sendiri. Cara kelompok atau tim berkembang malalui empat tahapan seperti disebut dimuka, sejak dari diorganisasikan sampai menjadi produktif, berkaitan dengan bagaimana kelompok menangani tiga aspek penting dalam kehidupan kelompok: 1. Penan atau kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota kelompok. 2. Norma-norma dan perbedaan dalam status yang tumbuh ketika para anggota berinteraksi.
30
Ibid. hal 64
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
35
3. Konflik yang muncul dari tekanan untuk bersikap secara bersaing alih-alih bekerja sama.31 2.3.9
Norma Dan Status Kelompok Ketika kelompok maju melalui tahap-tahap dalam perkembangan
kelompok, kelompok mulai memiliki kehidupan, sejarah dan budaya sendiri, yang diungkapkan melalui pernyataan perasaan, kenyakinan dan nilai-nilai yang sama diantara para anggota tim. Perasaan dan kenyakinan yang dimiliki bersama ini sering disebut norma, atau standar prilaku yang sesuai dan diterima. Kecenderungan untuk bergabung dengan orangorang yang berbagi perasaan. Meskipun norma dalam sebuah kelompok berpengaruh kuat pada kecocokan atau kesamaan dalam berprilaku, norma juga mengungkapkan perbedaan-perbedaan diantara para anggota. Dalam tim kerja yang kecilpun, biasanya terlihat beberapa perbedaan yang tersamar dalam status.32 2.4
Masyarakat Tradisional 2.4.1
Pengertian Masyarakat Tradisional Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang kehidupannya
masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama. Adat istiadat adalah suatu aturan yang sudah mantap dan mencakup segala konsepsi sistem budaya yang mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam kehidupan sosialnya. Jadi,
masyarakat
tradisional
di
dalam melangsungkan
kehidupannya berdasarkan pada cara-cara atau kebiasaan-kebiasaan lama 31 32
R. wayne pace. “komunikasi organisasi”. Pt. remaja rosdakarya. Bandung: 1998. Hal: 318 Ibid, hal 320
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
36
yang masih diwarisi dari nenek moyangnya. Kehidupan mereka belum terlalu dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang berasal dari luar lingkungan sosialnya. Kebudayaan masyarakat tradisional merupakan hasil adaptasi terhadap lingkungan alam dan sosial sekitarnya tanpa menerima pengaruh luar. Jadi, kebudayaan masyarakat tradisional tidak mengalami perubahan mendasar. Karena peranan adat-istiadat sangat kuat menguasai kehidupan mereka. Masyarakat tradisional hidup di daerah pedesaan yang secara geografis terletak di pedalaman yang jauh dari keramaian kota. Masyarakat ini dapat juga disebut masyarakat pedesaan atau masyarakat desa. Masyarakat desa adalah sekelompok orang yang hidup bersama, bekerja sama, dan berhubungan erat secara tahan lama, dengan sifat-sifat yang hampir seragam. Istilah desa dapat merujuk pada arti yang berbedabeda, tergantung dari sudut pandangnya. Secara umum desa memiliki 3 unsur, yaitu : 1) Daerah dan letak, yang diartikan sebagai tanah yang meliputi luas, lokasi dan batas-batasnya yang merupakan lingkungan geografis; 2) Penduduk; meliputi jumlah, struktur umur, struktur mata pencaharian yang sebagian besar bertani, serta pertumbuhannya. 3) Tata kehidupan; meliputi corak atau pola tata pergaulan dan ikatanikatan warga desa. Ketiga unsur dari desa tersebut tidak lepas satu sama lain, melainkan merupakan satu kesatuan Secara sosiologis pengertian desa
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
37
memberikan penekanan pada kesatuan masyarakat pertanian dalam suatu masyarakat yang jelas menurut susunan pemerintahannya. Bila kita amati secara fisik, desa diwarnai dengan kehijauan alamnya, kadang-kadang dilingkungi gunung-gunung, lembah-lembah atau hutan, dan umumnya belum sepenuhnya digarap manusia. Secara sosial kehidupan di desa sering dinilai sebagai kehidupan yang tenteram, damai, selaras, jauh dari perubahan yang dapat menimbulkan konflik. Oleh karena itu, desa dianggap sebagai tempat yang cocok untuk menenangkan pikiran atau melepaskan lelah dari kehidupan kota. Akan tetapi, sebaliknya, adapula kesan yang menganggap masyarakat desa adalah bodoh, lambat dalam berpikir dan bertindak, sulit menerima pembaharuan, mudah ditipu dan sebagainya. Kesan semacam ini timbul karena masyarakat kota hanya mengamati kehidupan desa secara sepintas dan kurang mengetahui tentang kehidupan mereka sebenarnya. Namun demikian, perlu kita pahami bahwa tidak semua masyarakat desa dapat kita sebut sebagai masyarakat tradisional, sebab ada desa yang sedang mengalami perubahan ke arah kemajuan dengan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama. Jadi, masyarakat desa yang dimaksud sebagai masyarakat tradisional dalam pembahasan ini adalah mereka yang berada di pedalaman dan kurang mengalami perubahan atau pengaruh dari kehidupan kota. 2.4.2
Ciri-Ciri Masyarakat Tradisional
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
38
Ciri yang paling pokok dalam kehidupan masyarakat tradisional adalah ketergantungan mereka terhadap lingkungan alam sekitarnya. Faktor ketergantungan masyarakat tradisional terhadap alam ditandai dengan proses penyesuaian terhadap lingkungan alam itu. Jadi, masyarakat tradisional, hubungan terhadap lingkungan alam secara khusus dapat dibedakan dalam dua hal, yaitu : 1) Hubungan langsung dengan alam, dan 2) Kehidupan dalam konteks yang agraris. Dengan demikian pola kehidupan m masyarakat tradisional tersebut ditentukan oleh 3 faktor, yaitu : 1) Ketergantungan terhadap alam, 2) Derajat kemajuan teknis dalam hal penguasaan dan penggunaan alam, dan 3) Struktur sosial yang berkaitan dengan dua faktor ini, yaitu struktur sosial geografis serta struktur pemilikan dan penggunaan tanah.33
2.5
Kebudayaan 2.5.1
Pengertian Kebudayaan Kebudayaan dalam bahasa inggris, culture. Kata culture berasal
dari perkataan culture, dari bahasa latin colore, yang berarti memelihara, memajukan, dan memuja – muja. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta, yaitu buddhayah, bentuk jamak dari buddhi (budi atau 33
Diakses pada tanggal 22 Mei 2017: http://ifzanul.blogspot.co.id/2010/06/masyarakat-tradisionalmasyarakat.html.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
39
akal) diartikan sebagai hal – hal yang berkaitkan dengan budi dan akal manusia34. Beberapa definisi kebudayaan yang diungkapkan para pakar adalah sebagai berikut35. 1. Koentjaranigrat mendefinisikan kata kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa, dan rasa manusia. 2. Ki Hadjar Dewantara mendefinisikan kebudayaan sebagai segala hal yang berhubungan dengan budaya. 3. Sutan Takdir Alisyahbana mengemukakan bahwa kebudayaan adalah pola kejiwaan yang di dalamnya terkadang dorongan– dorongan hidup yang mendasar, insting, perasaan, pikiran, kemauan, dan fantasi yang dinamakan budi. Budi adalah segala kehidupan kebudayaan manusia. Oleh karena itu perbedaan tingkah laku manusia dan hewan binatang ditentukan oleh akal budinya atau kehidupan budayanya. 4. Menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupannya masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar36. Ada beberapa pengertian budaya, diantarannya:
34
Beni Ahmad Saebeni, 2012, Pengantar Antropologi, Bandung, Pustaka Setia, Hal 161 Ibid hal 161 36 Koentjaraningrat, 1981,”Pengantar Antropolog”. Jakarta, Aksara Baru, Hal 180 35
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
40
a. Pengertian budaya mencakup segala ciptaan dan tatanan perilak manusia, baik yang indah (menurut anggapan kita) maupun yang tidak, baik serba adab (menurut penilaian kita) maupun yang tidak. b. Peawris budaya berlangsung melalui suatu transmisi sosial yang disebut “proses pengajar belajar”, sedangkan perwatannya berlangsnung
melalui
proses
penciptaan
(termasuk:
improvisasi dan revisi-revisi). Proses mengajar-belajar suatu proses “exterogestation” (penjadian/penumbuhan anak diluar kandungan), sedangkan proses pewarisan pola komunikasi instingtif adalah suatu proses “unterogestation”. c. Menurut koentjaraningrat, kebudayaan itu mempunyai: Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma, peraturan dan sebagainnya. Sebagian besar dari wujud kebudayaan ini lalu bersifat “mengharuskan” atau “melarang”. Budaya lalu menjadi budaya normative yang menghendaki agar sesuatu pola perilaku tertentu dipatuhi dan dilaksanakan (baik sebagai “universe” maupun
kesedar
terbatas
sebagau
“speciality”
atau
“alternative” atau dijauhi dan tak dilaksanakan. d. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitet kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
41
Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.37 2.5.3
Wujud Kebudayaan Bila
diambil
hanya
dari
definisi
kebudayaan
menurut
koentjaraningrat, maka kebudayaan wujudnya ada tiga. Pertama, pertama sebagai komplek dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma, peraturan dan sebagainnya.kedua, sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Ketiga wujud tersebut secara singkat disebut sebagai rasa, karsa, karya. Perumusan tersebut sudah mengikuti pemikiran baru yang tidak menempatkan kebudayaan sebagai kebudayaan yang luhur dan bersifat rohani saja. Melainkan sudah sebagai kegiatan kerja yan dinamis, sehingga hasilnya pun dapat dinikmati manusia sekarang maupun yang akan datang. Wujud pertama sebagai suatu komplek dari ide-ide, gagasan, nilainilai,norma-norma, peraturan (rasa). Wujud budaya kedua sebagai kompleks aktivitas serta tindakan yang berpola dari manusia dan masyarakat
merupakan
karsa,
sebagai
perilaku
(acting)
dalam
merealisasikan. Paham lama mengatakan, bahwa perilaku seseorang, jadi sifatnya rohaniah dari dalam. Sedangkan paham baru terutama behaviourism berpendapat, bahwa perilaku justru sangat dipengaruhi oleh faktor- factor luar yang sebagian besar sifatnya bendaniah.
37
L.Dyson, Thomas Santoso. “Ilmu Budaya Dasar”. Citra Media. Surabaya. 1997. Hal: 23-24
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
42
Wujud budaya ketiga merupakan benda-benda hasil karya manusia yang secara ringkas dikenal sebagai karya. Karena benda hasil karya manusia Nampak jelas, maka budaya karangan seorang penulis tentang sesuatu masa.38 Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi
dengan
orang-orang
yang
berbeda
budaya,
dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari39.Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia40
38
Ibid. hal 25 Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss penerjemah Deddy Mulyana dan Gembirasari. Human communication : konteks-kontes komunikasi. 1996. Bandung : Remaja Rosdakarya 40 Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat. Komunikasi Antarbudaya:Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. 2006. Bandung:Remaja Rosdakarya.hal.25 39
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
43
2.5.3
Unsur – Unsur Kebudayaan Menurut Koentjaraningrat, unsur-unsur kebudayaan adalah a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia sehari – hari, misalnya pakaian, perumahan, alat rumah tangga, senjata, dan sebagainya.. b. Sistem mata pencaharian dan sistem ekonomi, misalnya pertanian, pertenakan, dan system produksi. c. Sistem kemasyarakatan, misalnya kekerabatan, sistem perkawinan, dan sistem warisan. d. Bahasa sebagai media komunikasi, bahasa lisan dan tulisan, (e) ilmu pengetahuan. e. Kesenian, misalnya seni suara, seni rupa, seni gerak, dan sistem religi41. Bahasa sebagai simbol mempunyai signifikansi bagi umat manusia. Ia memuluskan jalan bagi munculnya kebudayaan. Kebudayaan bergantung pada simbol, baik muncul maupun berkembangny. Kebudayaan sangat bergantung pada sebuah alat untuk menyimpan dan mentransmisikan sejumlah besar informasi yang disampaikan dalam kehidupan sosialnya. Dengan demikian, fungsi krusial bahasa adalah menyimpan da mentransmisikan
41
Saebeni , Beni Ahmad, 2012, Pengantar Antropologi,Bandung, Pustaka Setia, Hal 163
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
44
informasi dari satu pihak ke pihak lain, atau dari satu generasi ke generasi lain42. 2.6
Budaya Suku Sunda Suku Sunda (Urang Sunda) adalah kelompok etnis yang berasal dari
bagian
Pasundan yang
barat
pulau Jawa, Indonesia,
mencakup
wilayah
administrasi
Barat, Banten, Jakarta, Lampung dan Tengah (Banyumasan). Indonesia,
dengan
Orang
dengan
wilayah
Sunda
tersebar
provinsi Banten dan Jawa
istilah Tatar provinsi Jawa barat Jawa
diberbagai
wilayah
Barat sebagai
wilayah
utamanya. Menurut Rouffaer (1905: 16) menyatakan bahwa kata Sunda berasal dari akar kata sund atau kata suddha dalam bahasa Sansekerta yang mempunyai pengertian bersinar, terang, berkilau, putih (Williams, 1872: 1128, Eringa, 1949: 289). Dalam bahasa Jawa Kuno (Kawi) dan bahasa Bali pun terdapat kata Sunda, dengan pengertian: bersih, suci, murni, tak tercela/bernoda, air, tumpukan, pangkat, waspada (Anandakusuma, 1986: 185-186; Mardiwarsito, 1990: 569-570; Winter, 1928: 219). Orang Sunda meyakini bahwa memiliki etos atau karakter Kasundaan, sebagai jalan menuju keutamaan hidup. Karakter
orang
Sunda
yang
dimaksud
adalah cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (mawas diri), wanter (berani) dan pinter (cerdas). Karakter ini telah dijalankan oleh
42
Ibid, Hal 166
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
45
masyarakat
Sunda
sejak
Tarumanagara, Kerajaan
zaman Kerajaan
Salakanagara, Kerajaan
Sunda-Galuh, Kerajaan
Pajajaran hingga
sekarang.43 Selain agama yang dijadikan pandangan hidup, orang Sunda juga mempunyai pandangan hidup yang diwariskan oleh nenek moyangnya. Pandangan hidup tersebut tidak bertentangan dengan agama yang dianutnya karena secara tersurat dan tersirat dikandung juga dalam ajaran agamanya, khususnya ajaran agama Islam. Pandangan hidup orang Sunda yang diwariskan dari nenek moyangnya dapat diamati pada ungkapan tradisional sebagai berikut: "Hana nguni hana mangke, tan hana nguni tan hana mangke, aya ma beuheula aya tu ayeuna, hanteu ma beuheula hanteu tu ayeuna. Hana tunggak hana watang, tan hana tunggak tan hana watang. Hana ma tunggulna aya tu catangna." 44
Artinya: Ada dahulu ada sekarang, bila tak ada dahulu tak akan
ada sekarang, karena ada masa silam maka ada masa kini, bila tak ada masa silam takan ada masa kini. Ada tunggak tentu ada batang, bila tak ada tunggak tak akan ada batang, bila ada tunggulnya tentu ada batangnya. Hubungan antara manusia dengan sesama manusia dalam masyarakat Sunda pada dasarnya harus dilandasi oleh sikap “silih asah, silih asuh, dan silih asih”, artinya harus saling mengasah atau mengajari, 43 44
Rosidi, Ayip. Revitalisasi dan Aplikasi Nilai-nilai Budaya Sunda dalam Pembangunan Daerah. Suryani NS, Elis (Oktober). Ragam Pesona Budaya Sunda. Ghalia Indonesia. 2011
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
46
saling mengasuh atau membimbing dan saling mengasihi sehingga tercipta suasana kehidupan masyarakat yang diwarnai keakraban, kerukunan, kedamaian, ketentraman, dan kekeluargaan, seperti tampak pada ungkapan-ungkapan berikut ini: Kawas gula eujeung peueut yang artinya hidup harus rukun saling menyayangi, tidak pernah berselisih. Ulah marebutkeun balung tanpa eusi yang artinya jangan memperebutkan perkara yang tidak ada gunanya. Ulah
ngaliarkeun
taleus
ateul yang
artinya
jangan
menyebarkan perkara yang dapat menimbulkan keburukan atau keresahan. Ulah nyolok panon buncelik yang artinya jangan berbuat sesuatu
di
hadapan
orang
lain
dengan
maksud
mempermalukan. Buruk-buruk papan jati yang artinya berapapun besar kesalahan saudara atau sahabat, mereka tetap saudara kita, orang tua tentu dapat mengampuninya. Mayoritas orang Sunda beragama Islam (sekitar 99,8%). Ada juga sebagian kecil orang Sunda yang beragama Kristen (sekitar 0,1%) dan Sunda Wiwitan (sekitar 0,1%). Agama Sunda Wiwitan masih bertahan di beberapa komunitas pedesaan suku Sunda, seperti di Kuningan dan masyarakat Sunda di Baduy lebak Banten
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
47
1. Bahasa Dalam percakapan sehari-hari, etnis Sunda banyak menggunakan bahasa Sunda. Namun kini telah banyak masyarakat Sunda terutama yang tinggal di perkotaan tidak lagi menggunakan bahasa Sunda dalam bertutur kata.45 Seperti yang terjadi di pusat-pusat keramaian kota Bandung, Bogor, dan Tangerang, dimana banyak masyarakat yang tidak lagi menggunakan bahasa Sunda. Ada beberapa dialek dalam bahasa Sunda, para pakar bahasa biasanya membedakan enam dialek berbeda. Dialek-dialek ini adalah: Dialek Barat (Bahasa Sunda Banten) Dialek Utara Dialek Selatan (Priangan) Dialek Tengah Timur Dialek Timur Laut (Bahasa Sunda Cirebon) Dialek Tenggara Dialek Barat dipertuturkan di daerah Banten dan Lampung. Dialek Utara mencakup daerah Sunda utara termasuk kota Bogor dan beberapa daerah Pantura. Lalu dialek Selatan adalah dialek Priangan yang mencakup kota Bandung dan sekitarnya. Sementara itu dialek Tengah Timur adalah dialek di Kabupaten Majalengka dan Indramayu. Dialek
45
Hasbullah, Moeflich. Tergerusnya Kebudayaan Sunda.Kompas Cetak. 2010.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
48
Timur Laut adalah dialek di sekitar Cirebon dan Kuningan, juga di beberapa kecamatan di Kabupaten Brebes dan Tegal, Jawa Tengah. Dan akhirnya dialek Tenggara adalah dialek sekitar Ciamis, juga di beberapa kecamatan di Kabupaten Cilacap dan Banyumas, Jawa Tengah. 2. Seni Tari Seni tari utama dalam Suku Sunda adalah tari jaipongan, tari merak, dan tari topeng. Tanah Sunda (Pasundan) dikenal memiliki aneka budaya yang unik dan menarik, Jaipongan adalah salah satu seni budaya yang terkenal dari daerah ini. Jaipongan atau Tari Jaipong sebetulnya merupakan tarian yang sudah moderen karena merupakan modifikasi atau pengembangan dari tari tradisional khas Sunda yaitu Ketuk Tilu. Tari Jaipong ini dibawakan dengan iringan musik yang khas pula, yaitu degung. Musik ini merupakan kumpulan beragam alat musik seperti gendang, go'ong atau gong, saron, kacapi, suling, angklung. dsb. Degung bisa diibaratkan 'Orkestra' dalam musik Eropa/Amerika. Ciri khas dari Tari Jaipong ini adalah musiknya yang menghentak, dimana alat musik kendang terdengar paling menonjol selama mengiringi tarian. Tarian ini biasanya dibawakan oleh seorang, berpasangan atau berkelompok. Sebagai tarian yang menarik, Jaipong sering dipentaskan pada acara-acara hiburan, selamatan atau pesta pernikahan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
49
3. Wayang Golek Tanah Pasundan terkenal dengan kesenian Wayang Golek-nya. Wayang Golek adalah pementasan sandiwara boneka yang terbuat dari kayu dan dimainkan oleh seorang sutradara merangkap pengisi suara yang disebut Dalang. Seorang Dalang memiliki keahlian dalam menirukan berbagai suara manusia. Seperti halnya Jaipong, pementasan Wayang Golek diiringi musik Degung lengkap dengan Sindennya. Wayang Golek biasanya dipentaskan pada acara hiburan, pesta pernikahan atau acara lainnya. Waktu pementasannya pun unik, yaitu pada malam hari (biasanya semalam suntuk) dimulai sekitar pukul 20.00 – 21.00 hingga pukul 04.00 pagi. Cerita yang dibawakan berkisar pada pergulatan antara kebaikan dan kejahatan (tokoh baik melawan tokoh jahat). Cerita wayang yang populer saat ini banyak diilhami oleh budaya Hindu dari India, seperti Ramayana atau Perang Baratayudha. Tokoh-tokoh dalam cerita mengambil namanama dari tanah India. Dalam Wayang Golek, ada „tokoh‟ yang sangat dinantikan pementasannya yaitu kelompok yang dinamakan Purnakawan, seperti Cepot, Dawala, dan Gareng. Tokoh-tokoh ini digemari karena mereka merupakan tokoh yang selalu memerankan peran lucu (seperti pelawak) dan sering memancing gelak tawa penonton. Seorang Dalang yang pintar akan memainkan tokoh tersebut dengan variasi yang sangat menarik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
50
4. Seni Music Selain seni tari, tanah Sunda juga terkenal dengan seni suaranya. Dalam memainkan degung biasanya ada seorang penyanyi yang membawakan lagu-lagu Sunda dengan nada dan alunan yang khas. Penyanyi ini biasanya seorang wanita yang dinamakan sinden. Tidak sembarangan orang dapat menyanyikan lagu yang dibawakan sinden karena nada dan ritmenya cukup sulit untuk ditiru dan dipelajari. Di bawah ini merupakan beberapa lagu dari daerah Sunda: Bubuy Bulan Es Lilin Manuk Dadali Tokecang Mojang Priangan Selain itu, ada alat musik khas Sunda di antaranya adalah: Angklung Calung Degung Kacapi Karinding Suling
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
51
5. Rumah Adat Secara tradisional rumah orang Sunda berbentuk panggung dengan ketinggian 0,5 m - 0,8 m atau 1 meter di atas permukaan tanah. Pada rumah-rumah yang sudah tua usianya, tinggi kolong ada yang mencapai 1,8 meter. Kolong ini sendiri umumnya digunakan untuk tempat mengikat binatang-binatang peliharaan seperti sapi, kuda, atau untuk menyimpan alat-alat pertanian seperti cangkul, bajak, garu dan sebagainya. Untuk naik ke rumah disediakan tangga yang disebut Golodog yang terbuat dari kayu atau bambu, yang biasanya terdiri tidak lebih dari tiga anak tangga. Golodog berfungsi juga untuk membersihkan kaki sebelum naik ke dalam rumah. Rumah adat Sunda sebenarnya memiliki nama yang berbeda-beda bergantung pada bentuk atap dan pintu rumahnya. Secara tradisional ada atap yang bernama suhunan Jolopong, Tagong Anjing, Badak Heuay, Perahu Kemureb, Jubleg Nangkub, Capit Gunting, dan Buka Pongpok. Dari kesemuanya itu, Jolopong adalah bentuk yang paling sederhana dan banyak dijumpai di daerah-daerah cagar budaya atau di desa-desa. Jolopong memiliki dua bidang atap yang dipisahkan oleh jalur suhunan di tengah bangunan rumah. Batang suhunan sama panjangnya dan sejajar dengan kedua sisi bawah bidang atap yang sebelah menyebelah, sedangkan lainnya lebih pendek dibanding dengan suhunan dan memotong tegak lurus di kedua ujung suhunan itu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
52
Interior yang dimiliki Jolopong pun sangat efisien. Ruang Jolopong terdiri atas ruang depan yang disebut emper atau tepas; ruangan tengah disebut tengah imah atau patengahan; ruangan samping disebut pangkeng (kamar); dan ruangan belakang yang terdiri atas dapur yang disebut pawon dan tempat menyimpan beras yang disebut padaringan. Ruangan yang disebut emper berfungsi untuk menerima tamu. Dulu, ruangan ini dibiarkan kosong tanpa perkakas atau perabot rumah tangga seperti meja, kursi, ataupun bale-bale tempat duduk. Jika tamu datang barulah yang empunya rumah menggelarkan tikar untuk duduk tamu. Seiring waktu, kini sudah disediakan meja dan kursi bahkan peralatan lainnya. Ruang balandongan berfungsi untuk menambah kesejukan bagi penghuni rumah. Untuk ruang tidur, digunakan Pangkeng. Ruangan sejenis pangkeng ialah jobong atau gudang yang digunakan untuk menyimpan barang atau alatalat
rumah
tangga.
Ruangan
tengah
digunakan
sebagai
tempat
berkumpulnya keluarga dan sering digunakan untuk melaksanakan upacara atau selamatan dan ruang belakang (dapur) digunakan untuk memasak. Ditilik dari segi filosofis, rumah tradisional milik masyarakat Jawa Barat ini memiliki pemahaman yang sangat mengagumkan. Secara umum, nama suhunan rumah adat orang Sunda ditujukan untuk menghormati alam sekelilingnya. Hampir di setiap bangunan rumah adat Sunda sangat jarang ditemukan paku besi maupun alat bangunan modern lainnya. Untuk penguat antar tiang digunakan paseuk (dari bambu) atau tali dari ijuk ataupun sabut kelapa, sedangkan bagian atap sebagai penutup rumah
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
53
menggunakan ijuk, daun kelapa, atau daun rumia, karena rumah adat Sunda sangat jarang menggunakan genting. Hal menarik lainnya adalah mengenai material yang digunakan oleh rumah itu sendiri. Pemakaian material bilik yang tipis dan lantai panggung dari papan kayu atau palupuh tentu tidak mungkin dipakai untuk tempat perlindungan di komunitas dengan peradaban barbar. Rumah untuk komunitas orang Sunda bukan sebagai benteng perlindungan dari musuh manusia, tetapi semata dari alam berupa hujan, angin, terik matahari dan binatang. 6. Sistem Kekerabatan Sistem keluarga dalam suku Sunda bersifat bilateral, garis keturunan ditarik dari pihak bapak dan ibu. Dalam keluarga Sunda, bapak yang bertindak sebagai kepala keluarga. Ikatan kekeluargaan yang kuat dan peranan agama Islam yang sangat mempengaruhi adat istiadat mewarnai seluruh sendi kehidupan suku Sunda. Dalam suku Sunda dikenal adanya pancakaki yaitu sebagai istilah-istilah untuk menunjukkan hubungan
kekerabatan.
berhubungan
Dicontohkannya,
langsung,
ke
bawah,
pertama, dan
saudara vertikal.
yang Yaitu
anak, euncu (cucu), piut (buyut), bao, canggahwareng atau janggawaren g, udeg-udeg, kaitsiwur atau
gantungsiwur.
Kedua,
saudara
yang
berhubungan tidak langsung dan horizontal seperti anak paman, bibi, atau uwak, anak saudara kakek atau nenek, anak saudara piut. Ketiga,
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
54
saudara yang berhubungan tidak langsung dan langsung serta vertikal seperti keponakan anak kakak, keponakan anak adik, dan seterusnya. Dalam
bahasa
Sunda
dikenal
pula
kosa
kata
sajarah
dan sarsilah (salsilah atau silsilah) yang maknanya kurang lebih sama dengan kosa kata sejarah dan silsilah dalam bahasa Indonesia. Makna sajarah adalah susun galur/garis keturunan. 2.8
Etnografi Komunikasi 2.8.1
Pengertian Etnografi Komunikasi Setelah lama para ahli menelaah hubungan antara bahasa dan
komunikasi, atau hubungan antara bahasa dan kebudayaan, mulailah dipikirkan suatu pendekataan yang melihat bahasa, komunikasi dan kebudayaan secara bersamaan. Hal ini mengingatkan kaitan pada ketiganya yang erat. Kemudian lahirlah apa yang disebut dengan etnografi komunikasi. Studi etnografi komunikasi adalah pengembangan antropologi linguistic yang dipahami dalam konteks komunikasi. Studi ini pertama kali oleh Dell Hymes pada tahun 1962, sebagai kritik kepada ilmu linguistic yang terlalu memfokuskan diri kepada bahasa saja. Definisi etnografi itu sendiri adalah pengkajian peranan bahasa dalam perilaku komunikatif suatu masyarakat, yaitu cara-cara bagaimana bahasa
dipergunakan
dalam
masyarakat
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
yang
berbeda-beda
55
kebudayaannya. Analisis etnografi adalah memberi makna pada symbolsimbol budaya serta mengidentifikasi aturan-aturan penyandiannya yang mendasari
dan
mengungkap
bagaimana
symbol-simbol
tersebut
membentuk pola, maksud dan cara serta hambatan suatu masyarakat berkomunikasi.46 Pada
akhirnya,
etnografi
komunikasi
adalah
cabang
dari
antropologi, khususnya antropologi budaya. Definisi itu sendiri adalah uraian terperinci mengenai pola-pola kelakuan suatu suku bangsa dalam etnografi (ilmu tentang bangsa-bangsa). Etnografi ini lahir karena baik antropologi maupun linguistic sering mengabaikan sebagian besar bidang komunikasi manusia, dan hanya menjadikan sebagai sarana untuk mencapai topic tertentu saja. Jadi komunikasi sering dipandang sebagai hal yang subside. Untuk
melihat
kedudukan
etnografi
Komunikasi
antropologi, digambarkan dalam diagram berikut.47
46 47
Andrik purwasito, “Komunikasi Multicultural” cetakan pertama: Maret 2003. Hal: 230 Engkus Kuswaro. “Etnografi Komunikasi”. Widya Padjajaran. Bandung. 2008. Hal: 11
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
dalam
56
ANTROPOLOGI ‘ ANTROPOLOGI FISIK
-
ANTROPOLOGI BUDAYA bBUDAYA
PALENTOLOGI VARIASI MANUSIA
ETNOGRAFI
ARKEOLOG
LINGUISTIK
ETNOGRAFI
Etnografi Of Commucation
Etnografi Of Speaking
Etnografi Linguistik
Diagram kedudukan etnografi komunikasi dalam ilmu antropologi (sumber: dikembangkan dari ilhromi, 1990 dan Ibrahim, 1992)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
57
Etnografi menjadi bagian dari metode modern antropologi sosial, setelah diperkenalkan oleh Malinowski dengan metodenya yang terkenal yaitu penelitian lapangan dan observasi partisipan. Sebetulnya sudah banyak
ahli
antropologi
yang menggunakan
metode
ini,
tetapi
malinowskilah yang pertama mensistematiskannya. Apa yang dilakukan Malinowski menjadi polemic dikalangan ilmuan antropologi, karena sebelum Malinowski mempublikasikan penelitiannya yang pertama (Argonauts Of The Westerm Pacific, 1992) penelitian antropologi dilakukan tidak dilapangan (Armchair Theorisisng). Setelah itu barulah para antropologi beranggapan, bahwa penelitian manusia haruslah dilakukan dalam lingkungan alamianya, mulai diterima sebagai metode penelitian modern dalam antroplogi. Ciri khas penelitian lapangan etnografi adalah bersifat Holistic, Integrative, Thick Descripction dan analisis Kualitatif untuk mendapatkan Narative’s Poin Of View. Sehingga teknik pengumumpulan data yang utama adalah observasi partisipan dan wawancara terbuka serta mendalam, dalam jangka waktu yang relative lama dan akan sangat berbeda denga penelitian survey. Etnografer (orang yang melakukan penelitian etnografi) akan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun tinggal bersama masyarakat yang diteliti, sehingga metode penelitian etnografi sangat berguna untuk mempelajari
bagaimana
individu
mengkategorikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
pengalamannya
58
kemudian akan pula konsep dan makna yang dimiliki oleh suatu masyarakat, sehingga memberikan pengertian yang dalam mengenai pandangan hidup yang dimilikinya, termasuk kebudayaan yang dianutnya. Sehingga factor utama yang penting dalam penelitian etnografi adalah soal waktu. Etnografer perlu mempertimbangkan berapa lama yang dibutuhkan, dari melalui persiapan sampai penulisan laporan.48 Creswell memasukan etnografi sebagai salah satu tradisi dari penelitian kualitatif. Secara lengkap, creswell mengelompokan kualitatif kedalam lima tradisi, yaitu penelitian biaografi, fenomenologi, teori grounded, etnografi dan studi kasus. Lebih khusus lagi creswell menyebutkan pendekatan etnografi merupakan gabungan dari pendekatan antropologi (khususnya wollcot dari fetterman) dan sosiologi (hammersley dan Atkinson).49 Menggunakan penjelasan yang detail Gaya laporan seperti bercerita Menggali
tema-tema
cultural,
terutama
tema-tema
yang
berhubungan dengan peran (Roles) dan perilaku dalam masyarakat tertentu Menjelaskan”Everyday Life Person”, bukan peristiwa-peristiwa khusus yang sering menjadi pusat perhatian 48 49
Ibid. hal: 33 Ibid. hal: 34
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
59
Format laporan keseluruhan merupakan gabungan antara deskriptif, analitis dan interpretative Hasil penjelasannya bukan pada apa yang menjadi agen perubahan, tetapi bagaimana sesuatu itu menjadi pelopor untuk perubahan karena sifatnya yang memaksakan. Seperti halnya etnografi, etnografi komunikasi juga melalui penyidikan dengan mengenali perilaku-perilaku komunikasi yang khas, dan kemudian mengakhirinya dengan penjelasan-penjelasan komunikasi, tentu saja dalam kontek sosiokultural. Hymes mengemukakan tahapantahapan untuk penelitian etnografi komunikasi dalam seluruh tutur, melalui penjelasan, “sebagai langkah awal mendeskripsikan dan menganalisis pola komunikasi yang ada dalam suatu masyarakat, adalah dengan mengidentifikasi peristiwa-peristiwa komunikasi yang terjadi secara berulang. Langkah selanjutnya menginventarisasi komponen yang membangun peristiwa komunikasi, kemudian menemukan hubungan antar komponen tersebut”. Jadi yang dimaksud tahapan penelitian dalam etnografi komunikasi adalah seperti berikut: identifikasi peristiwa-peristiwa komunikasi yang terjadi secara berulang (Recurrent Event) inventarisi komponen komunikasi yang membangun peristiwa komunikasi yang berulang tersebut
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
60
temukan
hubungan
antara
komponen
komunikasi
yang
membangun peristiwa komunikasi, yang akan dikenal kemudian sebagai pemulaan komunikasi (Communication Pattering). 2.8.2
Signifikasi Etnografi Komunikasi Etnografi komunikasi akan berbeda dengan antropologi linguistic
dan sosiolinguistik, kerena etnografi komuniksi memfokuskan kajiannya pada perilaku-perilaku yang melibatkan bahasa dan budaya. Sehingga etnografi komunikasi tidak hanya menyorot fenologi dan gramatika bahasa, melainkan struktur sosiologi yang mempengaruhi bahasa dan kebudayaan
dalam
kosa
kata
bahasa.
Etnografi
komunikasi
menggabungkan antropologi, linguistic, komunikasi dan sosiologi dalam satu frame yang sama, sehingga deskripsi etnografi komunikasi sedikit banyak justru memberikan sumbangan pemahaman bagi ilmu lain. Berikut adalah sumbang-sumbangan yang dapat diberikan etnografi komunikasi terhadap displin ilmu lain.50 a. Antropologi Etnografi komunikasi akan membantu antropologi untuk memahami suatu system budaya dimana bahasa dalam waktu yang bersamaan berhubungan dengan organisasi sosial, kaidahkaidah interaksi, kepercayaan dan nilai yang dianut, dan polapola yang lain yang disepakati bersama, untuk kemudian 50
Saville-Troike, Muriel. “The Ethnography Of Communication”. The Comelot Press. Hal: 9-10
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
61
diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui proses sosialisasi dan enkulturasi. b. psikoliguistik Etnograsi
komunikasi
akan
membantu
pemahaman
psikolinguistik mengenai bagaimana semenjak anak-anak manusia memiliki kemampuan untuk memperoleh pengetahuan komunikasi dan bahasa dalam dirinya. Selain itu juga membantu
memahami
bagaimana
“cara-cara
berbicara”
dibangun dengan lingkungan kebudayaan tertentu melalui interaksi sosial. c. Sosiolinguistik Membantu pemahaman norma-norma yang mempengaruhi pilihan bahasa yang digunakan dalam situasi tertentu. d. Linguistic terapan Sumbangan pemikiran etnografi komunikasi terhadap linguistic terapan adalah; Membantu mengidentifikasi apa yang harus diketahui untuk berkomunikasi dalam berbagai variasi konteks suatu bahasa. Khusus Bagi mereka yang mempelajari bahasa itu sebagai bahasa kedua.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
62
Membantu pemahaman dan analisis terhadap fenomena kesalahan berkomunikasi, khususnya dalam kontek komunikasi antarbudaya atau anatara kebudayaan yang berbeda-beda kegiatan metrjemahkansatu bahasa ke bahasa lain , juga perlu dipelajari komunikasi ini. e. Elmu linguistic murni Membantu memahami sifat partikularisasi dan universal bahasa, terutama dalam bentuk dan penggunaannya. Etnografi komunikasi sangat percaya bahwa setiap individu dibelahan dunia manapun ketika berkomunikasi akan mempengaruhi dan diatur oleh kaidah-kaidah sosiokultural dari mana ia berasal dan dimana ia berkomunikasi. Sehingga dalam penjelasannya, etnografi komunikasi memandang prilaku yang lahir dari integrasi tiga keterampilan yang dimiliki oleh setiap individu sebagai makhluk sosial. Ketiga keterampilan itu terdiri dari keterampilan linguistic, keterampilan interaksi dan keterampilan budaya.51 Ketiga keterampilan ini pada dasarnya menggambarkan ruang lingkup etnografi komunikasi, atau bidang apa saja yang menjadi objek kajian etnografi komunikasi. Selanjutnya etnografi komunikasi menyebut ketiga keterampilan ini sebagai kompetisi berkomunikasi. Sehingga malalui penjelasan tersebut 51
dapat digambarkan model
komunikasi
Engkus Kusworo. “Etnografi Komunikasi”. Widya Padjajaran. Bandung. 2008 Hal: 18
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
63
etnografi, sebagai model untuk melihat perilaku komunikasi dalam sebuat paristiwa komunikasi. 2.8.3
Bahasa Dan Kebudayaan Setiap “symbol bahasa” terjadi dalam berbagai bentuk namunada
dua yang paling utama, yaitu symbol verbal dan symbol non verbal, ada yang bilang symbol tertulis dan tidak tertulis. Dari dua symbol inilah kita semua menyampaikan pesan kepada orang lain. Kita bisa menulis, membaca dan mengucapkan dengan mendengar kata-kata sebagai symbol verbal, namun kita juga mengirim dan menerima pesan dalam bentuk “bukan kata-kata” seperti melalui bahasa tubuh (gesture).52 Bahasa merupakan fenomena alamiah yang dipelajari manusia sejak kanak-kanak sampai tumbuh menjadi orang dewasa. Berlajar bahasa sama saja berlajar symbol-simbol untuk komunikasi, dan symbol-simbol itu ditampilkan dalam suara dan isyarat demi memudahkan orang lain memahami apa yang kita maksudkan. Meskipun ada ribuan bahasa diatas muka bumi namun setiap kelompok masyarakat membuat tata bahasa mereka sendiri untuk dipakai sebagai alat komunikasi diantara orangorang yang mengerti dan mengalami symbol-simbol yang sejenis. Bahasa adalah suatu system yang mengatur manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain dan symbol yang dipakai untuk mewakili suara manusia yang ketika disatukan membentuk kata, frasa dan
52
Alo Liliwer. “Pengantar Studi Kebudayaan”. Bandung, 2014. Hal: 300
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
64
kalimat. Bahasa juga adalah suatu system dinamis yang melekat didalam diri manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain karena dipengaruhi oleh factor-faktor biologis, sosial, budaya, afeksi, kontek yang dihadapi sehari-hari. Sudah dibuktikan oleh banyak peneliti bahawa tidak aka nada dua masyarakat yang sama persis didunia ini. Lingkungan, Baik itu lingkungan fisik maupun psikis akan membantu manusia dalam menyesuaikan diri sekaligus keduanya berbeda satu-sama lain. Hal ini berimplikasi juga pada system komunikasi yang hidup pada masyarakat tersebut. Setiap masyarakat akan memiliki system komunikasi sendiri-sendiri, maka dengan sendirinya demi kelangsungan hidupnya, setiap masyarakat dalam membentuk kebudayaannya.53bahasa menjadi inti komunikasi sekaligus pembuka realitas bagi manusia. Kemudian dari komunikasi, manusia membentuk masyarakat dan kebudayaannya. Sehingga bahasa secara tidak langsung turut membentuk kebudayaan pada manusia. Kebudayaan mencakup semua hal yang dimiliki bersama oleh suatu masyarakat.54Suatu kebudayaan mengandung pola kebiasaankebiasaan suatu masyarakat, seperti dalam bidang ekonomi, religi, hokum, kesenian, dan lain sebagainya. Kebudayaan sangat berarti banyak bagi masyarakat dan individu-individu didalamnya, karena kebudayaan mengajarkan manusia untuk hidup selaras dengan alam, sekaliagus
53 54
Susanto, Phill, Astrid. “Filsafat Komunikasi”. Binacipta, Bandung. 1976. Hal: 2 Ihrom, T.O, “Pokok-Pokok Antropologi Budaya”. PT. Gramedia. Jakarta. Hal: 13
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
65
memberikan tuntunan untuk berinteraksi dengan sesamannya. Kebudayaan dan religi juga merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, terkadang kebudayaan merefleksi tata cara ibadah dalam kepercayaan yang dianut oleh manusia. Dari sekian banyak kegunaan budaya, para pakar antropologi budaya percaya bahwa bahasalah yang memegang peran utama dalam perkembangan budaya manusia. Hal ini karena bahasa merupakan wahana utama untuk meneruskan adat istiadat dari generasi yang saja ke generasi lainnya. 55 kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang realita yang diungkap secara simbolik dan mewariskannya kepada generasi penerusnya, sangat tergantung pada bahasa. Sehingga keesing menyimpulkan bahwa bahasa adalah inti dari hakikat kemanusiaan.56 2.8.4 Sistem Symbol Verbal Dan Non Verbal a.
system symbol verbal komunikasi vernal manusia terdiri dari dua jenis utama, berbicara
(speech) dan menulis (writing). Pesan-pesan yang disampaikan terus menerus diantara orang itu melintasi jarak yang jauh dan dekat, semuanya menggunakan kekuatan bahasa. Kekuatan verbal hanyalah komunikasi yang diungkapkan melalui kata-kata. Kata-kata lebih memungkinkan kita 55
Ibid. Hal: 8 Keesing, Roger M. “Antropologi Budaya”: Suatu Persepektif Kontemporer Edisi Kedua”. Erlangga, Jakarta. Hal: 77 56
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
66
untuk memahami dan dipahami satu-sama lain. Komunikasi verbal dapat diklasifikasikan berdasarkan maksud pesan. Jenis komunikasi verbal meliputi informative, persuasif dan komunikasi seremonial. Berikut adlah jenis-jenis symbol verbal:57 1. Oral Kata yang diucapka merupakan bentuk asli dari komunikasi verbal. sejak sejak era paleotik, manusia menggunakan kata-kata dengan nada suara baru kemudian diikuti oleh penemuan alphabet yang menampilkan semacam “simbologi konsensual” terhadap bahasa sehingga manusia memiliki kemampuan untuk membuka kapasitas manusiannya dari keadaan tak terbatas kea rah memahami satu sama lain. Tadisi dogeng, bercerita , menyanyika lagu, mengucapkan doa, percakapan sehari-hari merupakan contoh komunikasi verbal lisan atau yang sering disebut sebagai percakapan. Percakapan telepon, iklan radio dan program televise adalah cara-cara dimana teknologi memungkinkan kita untuk berkomunikasi secara lisan di era modern. Maka dan pesan yang disampaikan dalam berkomunikasi lisan dapat diwarnai oleh kualitas dalam nada suara, pitch, volume dan pilihan kata. 2. Digital Komunikasi massa bertumbuh dengan pesat karena didorong dengan munculnya internet, bahakan teknologi internet telah melahirkan 57
Alo Liliwer. “Pengantar Studi Kebudayaan”. Bandung, 2014. Hal: 300
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
67
jenis tiga komunikasi verbal dalam bentuk komunikasi elektronik, perhatikan korespodensi melalui email dan live chat. Lahirnya media sosial kini merupakan proses untuk mengubah komunikasi verbal digital ketingkat otomatis karena menciptakan jejaring interkoneksi sehingga memudahkan pertukaran pesan secara massal. Update status di facebook, tweer di internet dan bookmark merupakan bentuk komunikasi terbaik pada saat sekarang, belum lagi kita bicara tentang lifestreaming sebagai tanda kemajuan teknologi komunikasi terbaru yang dihasilkan dari proses inovasi ini.58 Komunikasi verbal meliputi suara, kata-kata, bahasa yang diucapkan dalam pidato, dll. Percakapan yang efektif ketika orang berkomunikasi tentu saja dapat membantu setiap orang untuk mengekpresikan emosi dalam kata-kata. Bentuk komunikasi verbal lebih lanjut dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu: (1) komunikasi interpersonal, (2) komunikasi antar personal, (3) komunikasi kelompok kecil, (4) komunikasi public. b. System symbol non verbal Manusia tetap menggunakan gerakan tangan dan wajah ketika berbicara. Ketika beberapa orang yang bertemu hendak berkomunikasi namun dua pihak tidak mempunyai bahasa yang sama. Tentu saja dalam sejumlah besar kasus ini seperti ini manusia akan memlih bahasa isyarat.
58
Ibid Hal: 300
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
68
Penting untuk diketahui bahwa bahasa isyarat juga mempunyai derajat kompleksitas, kecanggihan dan kekuatan ekspresif, apalagi jika didukung oleh suara yang dikomando oleh otak untuk mejalankan fungsi kognitif. Perbedaan utama dalam symbol bahasa nonverbal adalah “fonem” (istilah linguistic untuk menjelaskan konsep satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang masih dapat menunjukan perbedaan makna). Fonem biasanya diproduksi diluar tubuh, diartikulasikan dengan tangan, gerak tubuh dan ekspresi wajah. Ada juga yang diproduksi didalam tubuh seperti geraka lidah, gigi, bibir dan pernapasan. Kode non verbal melibatkan makna yang berasal dari orang lain, dank ode biasanya tanpa kata-kata sehingga bisa dibilang tidak simbolis, yang pasti bahwa: (a) komunikasi non verbal biasa disengaja atau tidak disengaja, (b) isyarat non verbal yang berbasis pada budaya, (c) pesan non verbal sering dipercaya dari verbal ketika konflik dan (d) pesan non verbal secara inheren ambigu. Fungsi-fungsi pesan non verbal adalah sebagai berikut: 1. Memperkuat pesan lisan – menganggukan kepala sambil mengatakan : “ya”. 2. Bertentangan dengan pesan lisan – nada suara yang terdengar marah ketika anda mengatakan anda tidak marah. 3. Mengatur percakapan – mengangkat tangan anda ketika ingin berbicara dikelas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
69
4. Pengganti atau pengganti pesan lisan – isyarat tangan peneliti sepak bola wasit. 5. Membangun budaya – memeluk orang yang dicintai. 6. Menipu – perasaan tersembunyi. 7. Mengelola identitas – berusaha terlihat percaya diri.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z