BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Bank
Bank adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang keuangan dimana
kegiatannya
adalah
menghimpun
dan
menyalurkan
dana
masyarakat.
Masyarakat awam mendefinisikan bank sebagai tempat menabung, menyimpan uang ataupun meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan. Pengertian Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, adalah : “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.” Pengertian secara teknis dapat ditemukan dalam Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 792 tahun 1990. Adapun pengertian Bank menurut PSAK Nomor 31, adalah : “Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.” Sedangkan pengertian bank berdasarkan SK Menteri Keuangan RI Nomor 792 Tahun 1990, Bank merupakan suatu badan yang kegiatannya di bidang keuangan melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan.
14
15
Menurut Joseph Sinkey dalam bukunya “Commercial Bank Financial
Management In The Financial – Service Industry”, yang dikutip oleh Taswan
(2010 : 6) bahwa yang dimaksud dengan Bank adalah :
“Bank merupakan departement store of finance yang menyediakan berbagai jasa keuangan. Sebuah lembaga atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian menempatkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana (deficit spending unit) melalui penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak.” Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa
bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan usahanya meliputi penghimpunan dana dan penyaluran dana dari pihak yang kelebihan dana (unit surplus) kepada pihak yang kekurangan dana (unit defisit). Adapun kegiatan utama lembaga keuangan tersebut berupa menerima simpanan giro, tabungan dan deposito serta berupa tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, uang kuliah dan pembayaran lainnya. 2.1.1 Azas dan Tujuan Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, dijelaskan mengenai azas dan tujuan bank diantaranya :
16
1. Azas Bank
Indonesia
dalam
melaksanakan
kegiatan
usahanya
berdasarkan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehatihatian.
2. Tujuan Bank
Perbankan
Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. 2.1.2 Fungsi Bank Menurut Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso (2006 : 9), fungsi utama bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Dari kutipan tersebut secara spesifik fungsi bank dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Agent of Trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan atau trust, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat
percaya
bahwa
uangnya
tidak akan
disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bankrut, dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan
17
tersebut dapat ditarik kembali dari bank. Pihak bank sendiri akan mau
menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitor atau masyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa
pihak debitor tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitor akan
mengelola dana pinjaman dengan baik, debitor akan mempunyai
kemampuan membayar pada saat jatuh tempo, dan debitor mempunyai
niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo. 2. Agent of Development Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi-distribusi-konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi-distribusikonsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.
18
3. Agent of Services
Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada
masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan
kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain
dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga,
pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.
2.1.3 Jenis – Jenis Bank Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank dapat dikategorikan menjadi dua jenis diantaranya : a. Bank Umum Bank Umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Bank umum melaksanakan seluruh fungsi perbankan yaitu menghimpun dana, menempatkan dana dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral. Dalam praktiknya, kegiatan usahanya juga ada yang murni berbasis bunga, murni berbasis syariah dan kombinasi antara konvensional (sistem bunga) dengan syariah. b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Bank
19
ini seperti bank umum, namun wilayah operasinya sangat terbatas di
wilayah tertentu misalnya kabupaten saja. BPR tidak boleh mengikuti kliring atau terlibat dalam transaksi giral. Dengan demikian
penghimpunan dana hanya boleh dilakukan dalam bentuk tabungan dan
deposito. Pelaksanaan kegiatan BPR ada yang berbasis bunga dan ada
juga yang berbasis syariah.
Menurut Taswan (2010 : 8), bank dapat dilihat dari berbagai jenisnya diantaranya : 1) dilihat dari segi fungsinya, jenis bank dikategorikan menjadi tiga macam yaitu : a. Bank Komersial Bank Komersial yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima deposito dalam bentuk deposito lancar (giro) dan deposito berjangka dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek. b. Bank Pembangunan Bank Pembangunan merupakan bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima deposito dalam bentuk deposito berjangka dan atau mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan jangka panjang dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan. Bank pembangunan di Indonesia terdiri dari Bank Pembangunan
20
Pemerintah, Bank Pembangunan Daerah, Bank Pembangunan
Swasta dan Bank Pembangunan Koperasi. c. Bank Tabungan
Bank Tabungan adalah bank yang dalam pengumpulan dananya
terutama menerima deposito dalam bentuk deposito tabungan dan
dalam usahanya terutama memperbungakan dananya dalam kertas
berharga. Bank tabungan ini terdiri dari Bank Tabungan Negara, Bank Tabungan Swasta dan Bank Tabungan Koperasi. 2) Jenis bank berdasarkan kepemilikannya, bank dikategorikan menjadi : a. Bank Pemerintah Pusat, yaitu bank-bank komersial, bank tabungan atau bank pembangunan yang mayoritas kepemilikannya berada di tangan pemerintah pusat. b. Bank Pemerintah Daerah, yaitu bank-bank komersial, bank tabungan atau bank pembangunan yang mayoritas kepemilikannya berada di tangan pemerintah daerah. c. Bank Swasta Nasional, yaitu bank yang dimiliki oleh warga negara Indonesia. d. Bank Swasta Asing, yaitu bank yang mayoritas kepemilikannya dimiliki oleh pihak asing. e. Bank Swasta Campuran, yaitu bank yang dimiliki oleh swasta domestik dan swasta asing.
21
3) Jenis bank berdasarkan kegiatan devisa, bank dikategorikan menjadi :
a. Bank Devisa, yaitu bank yang memperoleh iijin dari Bank Indonesia untuk menjual, membeli dan menyimpan devisa serta
menyelenggarakanlalu lintas pembayaran dengan luar negeri.
Contoh : Bank Mandiri, Bank BNI, dan Bank BCA.
b. Bank Non Devisa, yaitu bank yang tidak memperoleh ijin dari
Bank Indonesia untuk menjual, membeli dan menyimpan devisa serta menyelenggarakan lalu lintas pembayaran dengan luar negeri. Contoh : bank BPD tertentu. 4) Jenis bank berdasarkan dominasi pangsa pasar, dikategorikan menjadi : a. Retail Banking, yaitu bank yang dalam kegiatannya mayoritas melayani perorangan, usaha kecil dan koperasi. Contoh retail banking : BCA, BRI, dan sebagainya. b. Wholesale Banking, yaitu bank mengandalkan nasabah besar atau nasabah korporasi. Contoh Bank BNI sebelum krisis 1997 mayoritas kredit diberikan kepada konglomerat. 2.1.4 Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Berikut penjabaran kegiatan usaha bank umum konvensional, diantaranya : 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. 2. Memberikan kredit.
22
3. Menerbitkan surat pengakuan hutang.
kepentingan dan atas nama perintah nasabahnya. 5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah.
4. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk
6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan
dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya. 7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga. 8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga. 9. Melakukan
kegiatan
penitipan
untuk
kepentingan
pihak
lain
berdasarkan suatu kontrak. 10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa. 11. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat. 12. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan bank sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang tentang perbankan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 13. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
23
14. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain
di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan
penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank
Indonesia.
15. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun
sesuai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.
2.2 Tinjauan Umum Tentang Sumber dan Alokasi Dana Bank 2.2.1 Sumber Dana Bank Bagi sebuah bank, sebagai suatu lembaga keuangan, dana merupakan hal terpenting dan persoalan paling utama. Tanpa dana, bank tidak dapat berfungsi dan melakukan kegiatan usahanya. Sesuai dengan fungsinya bahwa bank adalah lembaga keuangan dimana kegiatan sehari-harinya adalah dalam bidang jual beli uang, maka bank memerlukan sumber dana untuk membiayai kegiatan operasinya. Dana untuk membiayai operasinya dapat diperoleh dari berbagai sumber. Sumber dana bank sangat penting bagi bank, sumber dana tersebut digunakan sebagai biaya operasi dan pengelolaan bank itu sendiri. Menurut Thomas Suyatno (1999 : 30), Dana Bank adalah uang tunai yang dimiliki bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai bank setiap waktu dapat diuangkan.
24
Adapun sumber-sumber dana bank menurut Kasmir (2002 : 62) adalah
sebagai berikut : 1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri
Sumber dana ini merupakan dana dari modal sendiri. Modal sendiri
maksudnya adalah modal setoran dari para pemegang saham. Secara
garis besar dapat disimpulkan pencarian dana sendiri terdiri dari : a. Setoran modal dari pemegang saham. b. Cadangan-cadangan bank, maksudnya adalah cadangan-cadangan laba pada tahun lalu yang tidak dibagi kepada para pemegang sahamnya. Cadangan ini sengaja disediakan untuk mengantisipasi laba tahun yang akan datang. c. Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang memang belum dibagikan pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk sementara waktu. 2. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya Sumber dana ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana. Pencarian sumber dana ini relatif lebih mahal dan sifatnya hanya sementara waktu saja. Kemudian dana yang diperoleh dari sumber ini digunakan untuk membiayai atau membayar transaksi-transaksi tertentu. Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari : a. Kredit likuiditas dari Bank Indonesia, merupakan kredit yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami
25
kesulitan likuiditasnya. Kredit likuiditas ini juga diberikan kepada
pembiayaan sektor-sektor tertentu. b. Call money atau pinjaman antar bank, biasanya pinjaman ini
diberikan kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring
didalam lembaga kliring. Pinjaman ini bersifat jangka pendek
dengan bunga yang relatif tinggi. c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri, merupakan pinjaman yang diperoleh oleh perbankan dari pihak luar negeri. d. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).
Dalam hal ini pihak
perbankan menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun non keuangan. 3. Dana yang bersumber dari masyarakat luas Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Pencarian sumber dana ini relatif paling mudah jika dibandingkan dengan sumber lainnya dan pencarian dana dari sumber dana ini paling dominan, asal dapat memberikan bunga dan fasilitas menarik lainnya, menarik dana dari sumber ini tidak terlalu sulit. Akan tetapi pencarian sumber dana dari sumber ini relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan dana sendiri. Adapun sumber dana dari masyarakat luas dapat dilakukan dalam bentuk :
26
a. Simpanan Giro
c. Simpanan Deposito. 2.2.2 Alokasi Dana Bank
b. Simpanan Tabungan
Menurut Lukman Dendawijaya (2005 : 54) bank umum memiliki cara penempatan (alokasi) dana, diantaranya : 1. Pool of Fund Approach Pool of fund approach adalah penempatan dana bank dengan tidak memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan sumber dana, seperti sifat, jangka waktu dan tingkat harga perolehan. 2. Assets Allocation Approach Assets allocation approach adalah penempatan dana ke berbagai aktiva dengan mencocokan masing-masing sumber dana yang sesuai dengan sifat, jangka waktu dan tingkat harga perolehan sumber dana tersebut. Alokasi dana tersebut memiliki jenis-jenis tersendiri. Masih menurut Lukman Dendawijaya (2005 : 57) bahwa jenis-jenis alokasi dana dapat dibedakan menjadi empat, yaitu : 1. Primary Reserve (Cadangan Primer) 2. Secondary Reserve (Cadangan Sekunder) 3. Loan Portofolio (Kredit) 4. Portofolio Investment (Cadangan Sisa/Residual Fund)
27
Adapun penjelasan mengenai jenis-jenis alokasi dana adalah sebagai
berikut : 1. Primary Reserve (Cadangan Primer)
Adalah dana dalam kas saldo rekening koran bank pada Bank Indonesia
dan bank lain, serta warkat-warkat dalam proses penagihan.
2. Secondary Reserve (Cadangan Sekunder) Adalah harta lancar bukan kas (non cash liquid asset) yang dapat memberikan pendapatan kepada bank dan terdiri atas surat-surat berharga paling likuid yang setiap saat dapat dijadikan uang tunai tanpa mengakibatkan kerugian pada bank, diantaranya : a. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) b. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) c. Surat berharga jangka pendek lainnya Tujuan dari adanya dana cadangan sekunder sebagai pelengkap atau pengganti primary reserve (cadangan primer) 3. Loan Portofolio (Kredit) Alokasi dana untuk kredit terdapat tiga bagian, yaitu : a. Reserve Requirement adalah ketentuan bagi setiap bank umum untuk menyisihkan sebagian dari dana pihak ketiga yang berhasil dihimpunnya dalam bentuk giro wajib minimum berupa rekening giro yang bersangkutan pada Bank Indonesia. b. Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan
28
dana dari berbagai sumber. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia
rasio tersebut adalah dana masyarakat atau dana pihak ketiga, Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI), dan modal inti bank.
c. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) adalah ketentuan
tanggal 23 Mei 1993, dana yang dihimpun bank dalam penerapan
tentang tidak diperbolehkannya suatu bank untuk memberikan
kredit (baik kepada nasabah tunggal maupun kepada nasabah grup) yang besarnya melebihi 20% dari besarnya modal bank yang bersangkutan. Ketiga ketentuan perbankan tersebut sangat berpengaruh terhadap keberanian para eksekutif perbankan untuk memperbesar volume kreditnya dalam rangka mengejar profitabilitas yang tinggi. Atas dasar itu, ketiga ketentuan tersebut dapat dianggap sebagai patokan likuiditas bagi bank dalam melakukan prinsip kehati-hatian (prudential banking) dan sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan bank. 4. Portofolio Investment (Cadangan Sisa/Residual Fund) Adalah dana sisa dari seluruh dana yang terpakai dan biasanya digunakan untuk investasi di aktiva tetap ataupun investasi lainnya.
2.3 Definisi Deposito Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan menjelaskan tentang pengertian deposito yaitu Simpanan yang penarikannya hanya dapat
29
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan
(2004 : 31), deposito adalah simpanan pihak lain pada bank yang penarikannya
hanya dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan.
Simpanan deposito merupakan simpanan jenis ketiga yang dikeluarkan oleh bank. Berbeda dengan giro dan tabungan, dimana simpanan deposito mengandung unsur jangka waktu (jatuh tempo) lebih panjang dan tidak dapat ditarik setiap saat atau setiap hari (Kasmir, 2002 : 78). Berdasarkan pengertian diatas, deposito dapat diartikan sebagai simpanan dana pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Adapun jenis-jenis deposito menurut Kasmir (2002 : 80) diantaranya : 1. Deposito Berjangka Deposito berjangka merupakan deposito yang dterbitkan menurut jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito biasanya bervariasi mulai dari 1, 2, 3, 6, 12, 18 sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun lembaga. Artinya di dalam bilyet deposito tercantum nama seseorang atau lembaga. Bunga deposito dapat ditarik setiap bulan atau setelah jatuh tempo (jangka waktu) sesuai jangka waktunya, baik ditarik tunai maupun non
30
tunai (pemindahbukuan) dan dikenakan pajak dari jumlah bunga yang
atau penalty rate jika penarikan deposito dilakukan sebelum waktu jatuh tempo.
2. Sertifikat Deposito
diterima nasabah. Disamping itu, nasabah juga akan dikenakan denda
Sertifikat deposito merupakan deposito yang diterbitkan dengna
jangka waktu 2, 3, 6, 12 dan 24 bulan. Sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat dan dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan kepada pihak lain. Pencairan sertifikat deposito dapat dilakukan diawal pembukaan rekening, baik tunai maupun non tunai. 3. Deposito On Call Deposito On Call merupakan deposito yang jangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1 bulan. Deposito ini diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar. Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan sebelum deposito on call dicairkan terlebih dahulu 3 hari sebelumnya pihak bank penerbit akan memberitahukan nasabahnya. Besarnya bunga biasanya dihitung perbulan dan biasanya untuk menentukan bunga dilakukan negosiasi antara nasabah dengan pihak bank.
31
2.4 Definisi Laba Operasional
Menurut K. R. Subramanyam dan John Wild (2011 : 9) laba operasi
merupakan suatu pengukuran laba perusahaan yang berasal dari aktivitas operasi
yang masih berlangsung. Terdapat tiga aspek penting dalam laba operasi, diantaranya :
1. Laba operasi hanya berkaitan dengan laba yang berasal dari aktivitas
operasi. 2. Laba operasi berfokus pada laba bersih secara keseluruhan dan bukan hanya untuk pemilik utang dan ekuitas. 3. Laba operasi hanya berkaitan dengan aktivitas usaha yang masih berlangsung.
2.4.1 Pendapatan Operasional Bank Menurut PSAK Ikatan akuntan Indonesia No 23 (1994 : 2) pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus kas masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Pendapatan operasional terdiri atas semua pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank yang benar-benar telah diterima, (Lukman Dendawijaya, 2005 : 111). Pendapatan operasional bank secara terperinci adalah sebagai berikut :
32
1. Hasil bunga
maupun dari penanaman yang dilakukan oleh bank, seperti giro, simpanan berjangka, obligasi, dan surat pengakuan utang lainnya.
2. Provisi dan komisi
Berasal dari pendapatan bunga, baik dari pinjaman yang diberikan
Provisi dan komisi yang dipungut atau diterima oleh bank dari
berbagai kegiatan yang dilakukan, seperti provisi kredit, provisi transfer, komisi pembelian atau penjualan efek lainnya. 3. Pendapatan valuta asing lainnya Keuntungan yang diperoleh bank dari berbagai transaksi devisa, misalnya selisih kurs pembelian atau penjualan valuta asing, selisih kurs karena konversi provisi, komisi, dan bunga yang diterima dari bank-bank di luar negeri. 4. Pendapatan lainnya Pendapatan lain yang merupakan hasil langsung dari kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan operasional bank yang tidak termasuk ke dalam rekening pendapatan di atas, misalnya dividen yang diterima dari saham yang dimiliki.
2.4.2 Biaya Operasional Bank Secara umum, biaya operasional diartikan sebagai biaya yang terjadi dalam kaitannya dengan operasi yang dilakukan perusahaan dan diukur dalam
33
satuan uang. Dimana biaya operasi sering disebut juga sebagai operational
Menurut Jopie Jusuf (2006 : 33) yang dikutip oleh Anggri Lesmana (2007 : 21) pengertian biaya operasional adalah biaya-biaya yang tidak
cost atau biaya usaha.
berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan sehari-hari. Biaya yang dimasukan ke pos biaya operasional adalah semua biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha bank yang diperinci sebagai berikut : 1. Biaya bunga Semua biaya atas dana-dana yang berasal dari Bank Indonesia, bankbank lain, dan pihak ketiga bukan bank. 2. Biaya valuta asing lainnya Semua biaya yang dikeluarkan bank untuk berbagai transaksi devisa. 3. Biaya tenaga kerja Seluruh biaya yang dikeluarkan bank untuk membiayai pegawainya, seperti gaji dan upah, uang lembur, perawatan kesehatan, honorarium komisaris, bantuan untuk pegawai dalam bentuk natura, dan pengeluaran lainnya untuk pegawai. 4. Penyusutan Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk penyusutan benda-benda tetap dan inventaris.
34
5. Biaya lainnya
Biaya lainnya yang merupakan biaya langsung dari kegiatan usaha bank yang belum termasuk ke pos biaya pada di atas, misalnya premi
asuransi atau jaminan kredit, sewa gedung kantor atau rumah dinas
dan alat-alat lainnya, biaya pemeliharan gedung kantor atau rumah
dinas dan alat-alat lainnya, dan sebagainya.
2.4.3 Perhitungan Laba Operasional Laporan perhitungan laba rugi bank (profit and loss statement) atau lebih dikenal juga dengan income statement dari suatu bank umum adalah suatu laporan keuangan bank yang menggambarkan pendapatan dan biaya operasional dan non operasional bank serta keuntungan bersih bank untuk suatu periode tertentu. Pengertian Laporan laba rugi menurut James C. Van Horne yang dikutip oleh Kasmir (2008 : 45) yaitu ringkasan pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu diakhiri dengan laba atau rugi pada periode tersebut. laporan laba rugi terdiri dari penghasilan dan biaya perusahaan pada periode tertentu, biasanya untuk satu tahun atau tiap semester enam bulan atau tiga bulan. Dalam praktiknya komponen pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi terdiri dari dua jenis, yaitu :
35
1. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok (usaha
utama) perusahaan.
2. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari di luar usaha pokok (usaha sampingan) perusahaan.
Untuk komponen pengeluaran atau biaya-biaya terdiri dari dua jenis, yaitu : 1. Pengeluaran atau biaya yang dibebankan dari usaha pokok (usaha utama) perusahaan. 2. Pengeluaran atau biaya yang dibebankan dari luar usaha pokok (usaha sampingan) perusahaan. Kasmir (2008 : 48) menggambarkan contoh bentuk laporan laba rugi yang dijelaskan dalam tabel berikut ini :
36
Tabel 2. 1 LAPORAN LABA RUGI Per 31 Desember 20xx
Total penjualan Harga Pokok
Komponen
Laba Kotor Biaya Operasi Biaya umum dan administrasi Biaya penjualan Biaya lainnya Biaya Operasi Total Laba Kotor Operasi Penyusutan Pendapatan Bersih Operasi Pendapatan lainnya EBIT Biaya Bunga Bunga bank Bunga obligasi Total Biaya Bunga EBT Pajak EAIT Earning per Share
Sumber : Kasmir (2008)
xxxxx xxxxx xxxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxxx xxx xxx xxxx xx xxxxxxxx
Jumlah
xxxxxx xxxxxxxxxxxx xxxxxxx
xxxxx