BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus adalah penyakit yang terjadi apabila tubuh tidak dapat menggunakan energi dari glukosa yang ada, disebabkan karena tidak cukup memproduksi insulin atau dapat juga karena tidak dapat menggunakan insulin yang tersedia secara efisien. Penyakit Diabetes Mellitus adalah penyakit kronis yang tidak dapat sembuh. 1. Penyebab dan Gejala Diabetes Mellitus Pola hidup dan makan sekarang ini disinyalir menjadi pemicu timbulnya Diabetes Mellitus. Berikut ini beberapa penyebab Diabetes Mellitus. -
Diabetes Mellitus merupakan penyakit degeneratif yang disebabkan perubahan gaya hidup tidak sehat, lingkungan dan usia.
-
Pola makan yang berubah kearah makanan cepat saji (instan) yang memiliki gengsi dan lemak tinggi di banding makanan alamiah.
-
Perokok.
-
Ada riwayat keluarga yang ada terkena Diabetes Mellitus (Keturunan).
-
Stress menghadapi hidup atau persoalan lain.
-
Kegemukan (Obesitas).
-
Kerusakan kelenjar pankreas (tidak lagi memproduksi hormon insulin atau sedikit memproduksi hormon tersebut).6
2. Gejala Diabetes Mellitus Jika menemukan salah satu gejala berikut ini maka periksakan kadar gula darah, mungkin sudah melebihi ambang batas. -
Berat badan menurun walupun makan dalam porsi yang tetap.
-
Kadang, berat badan cenderung bertambah
-
Gatal-gatal pada kelamin luar
-
Sering buang air kecil terutama pada malam hari
-
Sering kesemutan pada salah satu sisi bagian tubuh, bisa sisi kiri atau sisi kanan terutama terasa pada kaki dan tangan.
-
Cepat merasa lapar atau haus
-
Melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4 kg
-
Penglihatan kabur dan akibatnya sering berganti kaca mata
-
Mudah timbul bisul atau abses dengan kesembuhan yang lama.
-
Gairah seksual menurun dan cenderung impotensi
3. Jenis Diabetes Mellitus Saat ini dalam dunia kedokteran dikenal ada 2 jenis penyakit Diabetes Mellitus a. Diabetes Mellitus tipe 1 Penyebab dari DM tipe 1 masih belum diketahui secara pasti. Pada penderita DM tipe 1, pankreasnya secara terlahir tidak menghasilkan hormon insulin. Akibatnya dari kecil sampai tua, penderita ini sangat tergantung dengan hormon insulin buatan yang harus di suntikkan pada tiap saat tertentu. DM tipe 1 ini biasanya di turunkan oleh orang tuanya. b. Diabetes Mellitus tipe 2 Penderitanya sebelumnya tidak mempunyai gangguan pada pankreas maupun produksi hormon insulin. Dengan berjalannya waktu, pengeluaran hormon insulin mulai mengalami gangguan. Gawatnya, penderita DM tipe 2 seringkali tidak terdiagnosis pada awalnya dan terdeteksi (biasanya pada umur 50 sampai dengan 65 tahun) setelah penyakit ini mulai menunjukkan komplikasi berupa kerusakan pada organ tubuh seperti : mata, ginjal, saraf, gusi, gigi, dan pembuluh darah.7 B. Pengetahuan, Sikap dan Praktek 1. Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan manusia terhadap obyek di luarnya melalui inderaindera yang dimilikinya (pendengaran, penglihatan, penciuman, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan, dalam diri manusia terjadi proses perhatian, persepsi, penghayatan dan sebagainya terhadap stimulus atau obyek di luar subyek. 11 Pengetahuan penderita tentang diet DM meliputi sumber makanan yang boleh dikonsumsi dan makanan yang tidak boleh dikonsumsi, penentuan asupan makanan sehari-hari bagi penderita DB. Pemberian nilai (skor) pada
kuesioner dengan klasifikasi pengetahuan menurut Waridjan (1991) sebagai berikut : Baik skor
(80% - 100%)
Cukup skor
(65% - 79%)
Kurang skor
(< 65%)
2. Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon, emosional (emosial feeling) seseorang terdapat stimulus atau obyek diluarnya respon emosional ini lebih bersifat penilaian atau evaluasi pribadi terhadap stimulus atau obyek di luarnya dan penelitian ini dapat di lanjutkan dengan kecenderungan untuk melakukan atau tidak melakukan terhadap obyek sikap seorang pasien Diabetes Mellitus terhadap diet makanan adalah suatu pernyataan dari penderita setuju atau tidak setuju dalam menjalankan diet DM. Pengukuran sikap dilakukan dengan cara memberi pernyataan kepada responden terhadap suatu obyek. Pemberian nilai pada kuesioner dengan klasifikasi sikap berdasarkan skala likert (1 – 5) sebagai berikut : Setuju skor
(60 – 100)
Tidak setujuskor
(0 – 50)
3.Tindakan atau praktek Praktek atau tindakan adalah respon atau reaksi kongkrit seseorang terhadap stimulus atau obyek. Respon ini sudah dalam bentuk tindakan atau aktivitas yang melibatkan aspek psikomotor atau seseorang telah mempraktekkan apa yang di ketahui atau disetujui. Praktek tentang diet merupakan tindakan dari penderita dalam menjalankan diit DM secara benar dan tepat. Pengukuran praktek dilakukan dengan cara wawancara atau mengobservasi tindakan atau kegiatan responden. Pemberian nilai (skor) pada kuesioner dengan klasifikasi praktek menurut Waridjan (1991) sebagai berikut 100%) Cukup skor
(65% - 79%)
Kurang skor
(< 65%)
Baik skor
(80% -
a. Diit DM adalah
penatalaksanaan
yang
penting
bagi
kedua
tipe
Diabetes Mellitus. Makanan yang masuk harus dibagi merata sepanjang hari, ini harus
konsisten
dari hari ke hari. Adalah sangat penting bagi pasien
yang menerima insulin dikoordinasikan antara makanan yang masuk dengan aktifitas insulin. Lebih jauh, orang dewasa diabates Mellitus tipe II cenderung kegemukan, dimana ini berhubungan dengan resistensi insulin dan hiperglikemia. Toleransi glukosa sering membaik dengan penurunan berat badan.8 b. Tujuan diet adalah menyesuaikan makanan dengan kesanggupan tubuh untuk menggunakannya, agar penderita mencapai keadaan faal normal dan dapat melakukan pekerjaan sehari-hari seperti biasa.
C. Kadar Gula Darah Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan yang sangat menentukan diagnosa Diabetes Mellitus. Pemeriksaan glukosa darah dapat dilakukan dengan 2 cara : a. Dalam keadaan puasa (nuachter) Dilakukan pada pagi hari setelah semalaman puasa, pagi tersebut sebelum sarapan. Sebaiknya tidak melakukan aktifitas sebelum tes. b. Dalam keadaan 2 jam sesudah makan (Post Prandial) Merupakan pemeriksaan screening yang terbaik pada gula darah dilakukan 1 atau 2 jam diberi 50 gram, 75 gram atau 100 gram glukosa.9 Tabel 2.4 Kriteria Diagnosa Diabetes Mellitus menurut WHO (1980) Kadar Gula Darah (mg/dl) Darah vena
Plasma vena
Darah kapiler
(mg/dl)
(mg/dl)
• Diabetes Mellitus Puasa
> 120
> 140
> 120
2 jam PP
> 180
> 200
> 200
• Toleransi glukosa terganggu
•
Puasa
< 120 > 120
< 140 > 140
< 120 > 140
2 jam PP
>120 - < 180
> 140 – < 200
> 140 – < 200
Puasa
< 100
<115
< 100
2 jam PP
<120
<140
< 400
Nomal
Sumber : A. Boedi Santoso Rona Kusumo, WHO, 1980.
D. Kerangka Teori Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dipaparkan Bab II dibuat kerangka teori sebagai berikut : STRESS
AKTIVITAS
Kadar gula darah 2 jam sesudah makan
Penyakit Infeksi Bagan
:
Sumber :
Faktor Karakteristik
OBAT
Pengetahuan, sikap, praktek tentang diit
OBESITAS
Beberapa faktor yang mempengaruhi kadar gula darah 2 jam sesudah makan. Modifikasi Askandar Tjokroprawiro, Syahmien. Moehji, tahun 1996.
E. Kerangka Konsep Berdasarkan kerangka teori dibuat kerangka konsep sebagai berikut :
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Pengetahuan tentang Diit Sikap tentang Diit
Kadar gula darah 2 jam sesudah makan
Praktek tentang Diit
F. Hipotesa 1. Ada hubungan antara pengetahuan tentang diit dengan kadar gula darah 2 jam sesudah makan pada penderita di poli penyakit dalam Rumah Sakit R. Soedjati Purwodadi.
2. Ada hubungan antara sikap tentang diit dengan kadar gula darah 2 jam sesudah makan pada penderita di poli penyakit dalam Rumah Sakit R. Soedjatin Purwodadi. 3. Ada hubungan antara praktek tentang diit dengan kadar gula darah 2 jam sesudah makan pada penderita di poli penyakit dalam Rumah Sakit R. Soedjati Purwodadi.