11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Te levisi Sebagai Media Massa 2.1.1 Penge rtian Televisi Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual yang merupakan med ium paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribad ian masyarakat secara luas. Hal ini d isebabkan oleh satelit dan pesatnya perkembangan jaringan televisi yang mam pu menjangkau masyarakat hingga ke daerah terpencil. 11 Secara harfiah televisi artinya “melihat dari jauh”. Namun demik ian, dalam pengertian sederhana ini sebenarnya meliputi dua bagian utama, yaitu pemancar televisi yang berfungsi mengubah dan memancarkan sinyal-sinyal gambar (view), bersama-sama dengan sinyal suara sehingga sinyal- sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televise penerima pada jarak jauh. Kedua televisi penerima yang menangkap sinyal- sinyal terseb ut dan mngubahnya kembali sehingga apa yang dipancarkan o leh transmisi televisi tadi dapat dilihat dan didengar seperti keadaan aslinya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pesawat televisi adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat dan mendengar dari tempat yang jauh.
11 12
Fred Wibowo. Teknik Produksi Program Tele visi, Yogyakarta : 2007. Hal 17 Ciptono Setyobudi, Pengantar Teknik Broadcasting Televisi. Yogyakarta : 2005. Hal 2
11
12
12
2.1.2. Karakteristik Media Televisi
Isi pesan media televisi terletak pada kekuatan gambar dan suara yang lebih efisien diband ingkan dengan media massa lainnya seperti rad io yang kekuatannya terletak pada suara saja, atau pada media cetak seperti koran yang kekuatan pesannya terdapat pada gambar dan tulisan saja. Gambar yang berbeda dari media cetak gambar televisi adalah gambar yang bergerak yang mempunyai cirri sebagai 13
berikut :
1. Dapat didengar dan dilihat bila ada siaran 2. Dapat dilihat dan didengar bila diputar kembali 3. Daya rangsang sangat tinggi 4. Elektris 5. Sangat mahal 6. Daya jangkau luas
2.1.3. Fungsi Media Televisi
Media massa seperti : pers, televisi, radio dan lain-lain, serta proses komunikasi massa semakin banyak d ijadikan objek studi. Pada dasarnya med ia itu memiliki fungsi dasar penting sebagai :
13
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir , Ramdin a Prakarsa, Jakarta : 2005. Hal 5
13
1.
Media merupakan industry yang berubah dan berkembangg yang menciptakan lapangan kerja, jasa, serta menghidupkan industri tersendiri yang memiliki peraturan-peraturan dan norma- norma yang menghub ungkan institusi terseb ut dengan masyarakat dan Institusi sosial lainnya.
2.
Media massa merupakan sumber kekuatan, alat kontrol, manajemen dan ino vasi dalam masyarakat yang d idayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya.
3.
Media merupakan lokasi atau forum yang semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maup un yang Internasional.
4.
Media sering kali berperan sebagai wahan pengembangan kebudayaan bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni atau symbol tetap i juga pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma.
5.
Media telah menjad i sumber dominan b ukan saja bagi individ u untuk memperoleh gambaran dan citra realitas secara sosial, tetap i juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif, med ia menyuguhkan nilainilai dan penilaian normatif yang diabaurkan dengan berita dan hib uran. 14
14
3
Denis McQuail, “Teo ri Komunikasi Massa” penerbit Erlangga, edisi kedua, Jakarta : 2003. Hal
14
15
Sebagai salah satu sarana informasi televisi mempunyai peranan penting :
1.
Jendela, pengalaman yang meluaskan pandangan k ita dan memungk inkan kita mampu memahami apa yang terjadi disek itar diri k ita, tanpa campur tangan pihak lain atau sikap memihak.
2.
Juru Bahasa, yang menjelaskan dan memeberi makna terhadap peristiwa atau hal yang terpisah dan kurang jelas.
3.
Pembawa atau pengantar informasi informasi dan pendapat
4.
Jaringan interaktif, yang menghub ungkan pengirim dan penerima melalui pesan berbagai macam umpan balik.
5.
Papan penunjuk jalan, yang aktif menunujukan arah, memberikan bimb ingan atau instruksi.
6.
Penyaring, yang memilih bagian pengalaman yang perlu diberi perhatian khusus dan menyisihkan aspek pengalaman lainnya, baik secara sadar dan sistematis maupun tidak.
7.
Cermin, yang memantulkan citra masyarakat terhadap masyarakat itu send iri, biasanya pantulan citra itu mengalami perubahan (distorsi) karena adanya penonjolan terhadap segi yang ingin dilihat o leh para anggota masyarakat, atau sering kali p ula segi yang ingin mereka hakimi atau cela.
8.
Tirai atau penutup yang menutup i kebenaran demi mencapai tujuan propaganda atau pelarian dari satu kenyataan (escap ism).
15
Ibid. hal 53
15
2.1.4. Program Televisi
Stasiun televisi setiap harinya menyajik an berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijad ikan program untuk ditayangakan ditelevisi selama program itu menarik, disukai aud iens dan selama tid ak bertentangan dengan kesusilaan, huk um dan peraturan yang berlaku. Pengelo la stasiun penyiaran dituntut untuk memilik i kreatifitas seluas mungk in untuik menghasilkan berbagai program yang menarik.
16
Program atau acara yang d isajikan adalah faktor yang membuat aud ien tertarik untuk nmengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi, suatu media penyiaran yang menghandalkan leb ih dari 50 persen programnya pada pasokan pihak lain harus memiliki departemen program send iri yang terp isah dari yang bagian lainnya.
17
2.1.5. Efek Me dia Televisi Steven Chaffee menyebutkan ada lima efek media massa dari kehadirannya secara fisik, yaitu : 1. Efek Ekonomis
16 17
Morissan. Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Ramdina Prakarsa, Jakarta :2005 . hal 98 Ibid. hal 97
16
Disini kehadrian med ia massa menggerakan beberapa usaha, meliputi : produksi, distribusi dan konsumsi ‘jasa’ med ia. 2. Efek Sosial Berkenaan perubahaan struk tur atau interaksi ak ibat kehadiran media massa. 3. Efek penjadwalan kembali sehari- hari Surat kabar akan menyebabkan orang menyisihkan waktu untuk membaca Koran pada pagi hari, teleno vela d itelevisi swasta memb uat banyak ibu rumah tangga dan pramuwisma menund a waktu memasak. 4. Efek pada penyalura atau penghilangan perasaan tertentu, seperti : kecewa, kesepian dan sebagainya. Media dipergunakan untuk mempersoalkan isi pesannya. Jika sedih seorang gad is memutar rad io dan memperhatikan siaran yang d iudarakan, seorang yang sendirian dirumah menyalakan televisi sekedar untuk mengusir rasa sep i dan supaya ada “teman” tanpa peduli acara yang disiarkan. 5. Efek pada perasaan orang terhadap med ia Media dapat menumbuhk an perasaan tertentu pada orang baik positif ataupun negatif. 18
18
Ahmad Fauzi, Sit i Mutmainah, Psikologi Komunikasi. Unive rsitas Terbu ka, Jakarta : 2005. Hal 9.20-9.21
17
2.2 Program Te levisi 2.2.1. Pengertian Program Te levisi
Berb icara program televisi tentunya k ita memb icarakan suatu acara yang disajikan oleh stasiun televisi. Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam.
Kata “pro gram” itu send iri berasal dari bahasa inggris atau “pro grams” yang berasal dari gaya penulisan amerika yang berarti acara atau rencana. Akan tetap i pada dunia Broadcating pengertian program adalah hal yang ditamp ilk an oleh stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya, dengan demik ian program memilik i pengertian yang sangat luas. 19
2.2.3 Jenis Program Te levisi
Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audiens tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan melalui stasiun penyiaran apakah itu rad io atau televisi. Dari berbagai macam program yang disajikan stasiun penyiaran jenis-jenis 20
program terbagi menjadi 2 bagian besar, yaitu :
19 20
Ibid. hal 97 Ibid. hal 100
18
1. Program Informasi (berita) Program informasi adalah jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan info rmasi kepada khalayak. Program tersebut terbagi menjad i 2, yaitu : a. Berita Keras (Hard News) yang merupakan laporan berita terk ini yang harus segera disiarkan, karena sifatnya yang segera untuk diketahui khalayak. b. Berita Lunak (Soft News) merupakan kombinasi dari fakta, gossip dan opini yang harus disampaik an secara mendalam (indepth) namun tid ak bersifat segera d itayangkan.. 2. Program Hiburan (entertainment) Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur aud ien dalam bentuk music, lagu, cerita dan permainan. 21 Program hib uran terbagi menjad i tiga kelo mpok besar, yaitu : 1. Drama, adalah pertunjukan atau show yang menyajikan tentang cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang, tokoh yang d imainkan oleh pemain (artis) yang melib atkan konflik dan emosi. Yang masuk dalam kategori drama ada dua, yaitu : a. Sinetron, merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. Masing- masing tokoh memiliki alur cerita mereka sendiri-sendiri tanpa kesimpulan.
21
Ibid. hal 102
harus
dirangk um
menjadi satu
19
b. Film, televisi menjad i media paling akhir yang dapat menayangkan ilm sebagai salah satu programnya karena pada awalnya tujuan dibuatnya film untuk layar lebar. Lalu film itu d idistribusikan atau dipasarkan menjadi VCD atau DVD setelah itu film baru bisa d itayangk an ditelevisi. Didalam film terdapat berbagai jenis film, seperti : film drama, film actio n, film komedi, film horror, film kartun, drama action, komedi horror, fim musikal dan lain- lain. Dalam penulisan ini peneliti memfokuskan penelitian terhadap film kartun. 2. Permainan atau game show, merupaka suatu bentuk program yang melibatkan orang baik secara individ u atau kelompok yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu, yang termasuk dalam gameshow adalah kuis show, ketangk asan, reality show. 3. Musik, program ini memilik i dua format acara, yaitu : Video Clip dan Konser.
2.2.4. Penggolongan Progra m Siaran Te levisi
Adapun film yang ditayangkan telah terbagi ke dalam kategori – kategori ada di dalam Peraturan KPI No. 03 tahun 2007 tentang Standar Program Siaran pasal 62, di antaranya : 1. Lembaga
penyiaran
televisi
wajib
menyertakan
info rmasi
tentang
penggolongan pro gram siaran berdasarkan usia khalayak penonton disetiap acara.
20
22
2. Penggolongan program diklasifikan dalam empat kelompok usia, yaitu : a. Klasifikasi A : Tayangan untuk Anak, yakni khalayak berusia dibawah 12 tahun b. Klasifikasi R : Tayangan untuk Remaja, yak ni khalayak berusia 12 – 18 tahun c. Klasifikasi D : Tayangan untuk Dewasa d. Klasifikasi SU : Tayangan untuk Semua Umur 3. Untuk memudahkan khalayak penonto n mengid entifikasikan, info rmasi penggolongan program ini harus terlihat di layar televisi d i sepanjang acara berlangsung. 4. Secara k husus atas program isi siaran yang berklasifikasi Anak atau Remaja, lembaga penyiaran dapat memberi peringatan dan himb auan tambahan bahwa materi pro gram isi klasifikasi Anak atau Remaja perlu mendapatkan arahan dan b imbingan orang tua. 5. Peringatan atau himbauan tambahan tersebut berbentuk kode huruf BO ( Bimb ingan Orangtua ) ditambahkan berdamp ingan dengan kode huruf A untuk klasifik asi Anak dan R untuk k lasifikasi Remaja. Kode huruf BO tidak berdiri sendiri sebagai sebuah k lasifikasi penggo lo ngan isi pro gram siaran, namun harus bersama-sama dengan klasifikasi A dan R.
22
Morissan, M.A. Manajemen Media Penyiaran,Strategi Mengelola Radio & Televisi : Prenada Media Group. Hal.170
21
2.3.
Program Feature
Feature adalah cerita k has kreatif yang berpijak pada jurnalistik sastra tentang suatu situasi, keadaan, atau aspek kehidupan, dengan tujuan untuk member informasi dan sekaligus menghibur khalayak media massa. Secara sederhana, feature adalah cerita atau karangan khas yang berp ijak pada fakta dan data yang diperoleh melalui proses jurnalistik . Disebut cerita atau karangan khas, karena feature bukanlah penuturan tentang laporan atau fakta secara lurus atau lempang sebagaimana d ijumpai pada berita langsung. Penulisan feature tidak tund uk pada kaidah pola piramida terbalik dengan rumus 5W 1H atau cara penyusunan pesan secara deduktif. Namun demikian, semua karya feature harus mengand ung semua unsure 5W 1H. selain itu, feature disajikan dalam bahasa pengisahan yang sifatnya kreatif informal. Jad i sangat jauh berbeda dengan berita langsung (straight news) yang disajikan dalam bahasa pelaporan yang sifatnya lugas dan formal. Kedudukan feature dalam media massa sangatlah penting posisi dan eksistensinya tak tergantikan oleh produk jurnalistik lainnya.23
2.3.1. Karakteristik Program Fe ature
Program feature memilik i 8 karakteristik yang terkandung d idalamnya, antara 24
lain sebagai berik ut : 1. Orisinil 23
http://ahmad 42.wo rdpress.com/2008/06/17/ju rna listik-indonesia-menulis-be rita-dan feature/(June 17, 2008), 21/10/11, 09.14 WIB 24 Morissan, Manajemen Media Penyiaran : Ramd ina Perkasa, hal.68
22
2. Deskriptif (penggambaran mengenai sesuatu) 3. Kreatif (menyangk ut penggunaan semua gaya dan tek nik) 4. Semi (mirip cerita fiksi namun bukan khayalan) 5. Informative 6. Ringan dan member hibura (dasarnya soft news) 7. Awet dan tidak terikat o leh waktu 8. Lebih panjang dan dalam penjelasan berik ut penyajian dari sebuah berita.
25
2.3.2. Je nis-Jenis Program Fe ature
Acara feature yang dimaksudkan untuk hiburan , memberikan sebuah informasi yang lebih luas dan mengajar penonton. Maksutnya mengajar penonton adalah memberikan sebuah tambahan pengetahuan kepada peno nton.
26
Oleh
karena itu program feature memiliki, yaitu :
1. Human Inte rest Feature yang mengungkapkan sisi- sisi kemanusiaan yang dituangk an dalam seb uah siaran televisi. Human Interest sebagai peristiwa yang cocok disiarkan o leh televisi. Karena mebuat khalayak menyaksikan secara langsung dan merasa dekat, walaupun kisah tersebut berasa dari tempat jauh. 25 26
Ibid. hal 68 Soewardi Idris, Perihal Berita Televisi, PT. Rora Karya, Jakarta : 199. Hal 35
23
Unsur-unsur Human Interest yang baik adalah : a. Hal- hal yang tidak biasa (Unsualnes) b. Berisi benturan (Konflik) c. Berisi Humor d. Masalah seks e. Romance f. Ketegangan g. Cerita yang menimbukan simpati h. Mengand ung traged y i. Manusia lanjut usia
2. Feature Kisah Pe rjalanan dan Pe tualangan Mengisahkan perjalanan seseoramg atau reporter kesuatu daerah atau objek wisata menarik yang disiarkan oleh televisi. Sementara feature petualangan
melukiskan
pengalaman-pengalaman
yang
mencengangkan. 3. Feature Menge nai Flora dan Fauna (Human Touch) Mengisahkan keadaan suatu tumbuhan dan b inatang serta cara hid up nya. Selain itu juga mengisahkan mengenai keunikan dan tingkah lak u dari tumbuhan dan b inatang rersebut. 4. Feature Peninggalan Se jarah Mengisahkan tentang
suatu
peristiwa
masa
lalu dan masih
berhubungan dengan masa kini. Feature sejarah mengisahkan tentang
24
bangunan-bangunan tua, prasasti ataupun perihal latar belakang nama suatu daerah. Feature sejarah memp unyai cirri sebagai berikut : a. Faktanya harus actual (d ilihat dari hubungan sejarah) b. Sifatnya unik, lain dari pada yang lain c. Membuat cakrawala baru atau cerita yang sudah d ikenang secara luas d. Meluruskan anggapan atau pendapat umum yang keliru e. Menawarkan spekulasi yang menarik yang umum yang terdapat pengandaian atau menjawab berbagai teka-teki yang terkandung sejarah 5. Feature Biografi (profil) Mengisahkan riwayat seseorang atau mengenai perjalanan hid up, dan keluarga apa saja yang telah d icapainya selain itu dapat menyoroti yang sifatnya unik dan luar biasa. 6. Feature How To Do It Berisikan mengenai keahlian atau begaimana cara melakukan suatu hal
2.4.
Khalayak
Khalayak atau p ub lik adalah sejumlah orang yang memiliki minat sama terhadap suatu kegemaran atau persoalan tertentu tanpa harus mempunyai pendapat yang sama dan menghendaki pemecahan masalah tanpa adanya pengalaman untuk itu.
25
Khalayak
terdiri dari banyak orang yang kita kenal, tidak kita ketahui
tempat tinggalnya, tingkat pendid ikannya dan karakteristik nya. Salah satumya adalah remaja. Remaja memilik i arti k husus, namun
masa remaja memilik i
tempat yang tidak jelas dalam rangk aian perkembangan seseorang. Secara jelas anak dapat dibedakan dari masa dewasa dan masa tua. Seorang anak masih belum selesai perkembangannya, namun orang dewasa dianggap sudah berkembang penuh, karena ia menguasai fungsi-fungsi fisik dan psikisnya.
Khalayak dalam
27
komunikasi massa terdiri dari pembacaan surat kabar.
Pendengar rad io, penonton film dan televis i. Dengan kata lain, khalayak terutama dalam komunikasi massa adalah mereka yang menjadi sasaran pesan-pesan yang bersifat umum. Juga k halayak dapat merupakan orang banyak yang menjad i sasaran p idato atau med ia massa yang disebut dengan massa.28 Khalayak adalah penerima, sasaran, pendengar, decoder, dan komunikan. Khalayak secara aktif menggunakan media untuk memenuhi keb utuhannya.
27
Monks F. J, dkk. Psik ologi Perkembangan. Gajah Mada University Press, Yogyakarta : 1982.
Hal . 251 28
JB Wahyudi, Dasar-Da sar Jurnalistik dan Televisi. Pustaka Umum, Grafit i, Jakarta : 1996.
Hal.9
26
2.4.1. Karakteristik Khalayak
1. Khalayak sebagai penggarap informasi Pada dasarnya proses pengolahan yang terjadi pihak penerima pesan pada saat berhadapan dengan “ bentuk informasi “ tertentu akan melakukan “ decoding “ ( pemecahan atau peng interprentasikan kode). Akhrinya, tidak semua isi informasi akan diserap oleh penerima secara utuh. Artinya, satu atau beberapa bagian dari isi pesan itu tidak akan d iterima atau diolah karena tidak masuk dalam rangka pengetahuan dan pengalaman hidupnya, atau karena d ipandang tidak sesuai dengan keperluan, minat, dan keinginannya . Beberapa stud i menunjukan bahwa, tingkat pendidikan seseorang secara signifikan turut mempengaruhi derajat pengolahan informasi yang sampai kepada dirinya. Orang yang latar belakang pendid ikanya relative “ tinggi”, disamping tinggi rasa ingin tahunya tentang sesuatu, juga cenderung lebih kritis, selektif, dan banyak
pertimbangan d iband ingkan dengan orang
yang latar belakang
pend id ikannya lebih rendah. Itulah sebabnya memperngaruhi sikap dan pendapat orang yang berpend id ikan leb ih tinggi jauh leb ih sulit dibandingkan dengan orang yang berlatar belakang pendidikannya leb ih rendah. 2.
Khalayak sebagai “problem solver” Khalayak jelas tidak terlepas dari permasalahan kehidupan yang mereka
hadapi. Mereka juga akan selalu berupaya mencari cara- cara pemecahannya. Dari pihak penerima pesan ( khalayak ), salah satu fungsi yang diharapkan dari
penyebaran
info rmasi
terseb ut
mampu
membantu
menyelesaikan
27
permasalahan yang dihadapai dengan demikian info rmasi atau pesan yang dipandang tidak membantu mereka dalam memecahkan permasalahan atau malah mungk in menambah kesulitan / permasalahan baru jelas tidak akan mendapatkan perhatian mereka. 3.
Khalayak sebagai Mediator Pada dasarnya proses penyebaran informasi tidak berhenti pada khalayak
sasaran secara langsung sebagai barisan pertama. Arus penyebaran info rmasi b isa melalui berbagai tahap dan barisan. Proses penyebaran informasi yang lazim diseb ut sebagai “ Multi step flow of communicatio n “. Seorang warga khalayak setelah menerima info rmasi dari suatu medium kemungk inan besar akan kembali meneruskan informasi tersebut kepada orang- orang lainnya. Dan orang-orang yang menerima ini pun selanjutnya akan menyampaikan kembali ke orang- orang lainnya. Dalam proses pengolahan info rmasi terjad i proses seleksi yang mencakup perhatian ( selective attentio n), persepsi ( selective perceptio n ), dan daya ingat (selective recall). 4.
Khalayak Yang Mencari Pembela Pada suatu waktu orang dapat mengalami krisis keyakinan dan d iliputi
rasa ketidak pastian.hal ini bisa terjad i karena adanya sesuatu yang baru yang mempengaruhi keyak inannya, atau karena faktor- faktor lainnya. Dalam keadaan demikian orang terseb ut akan berupaya mencari data dan informasi yang d ipandang bisa mend ukung atau membela keyak inannya.
28
Motivasi mencari info rmasi yang d iharapkan akan dapat menjad i “ pembela “ keyakinan merupakan salah satu faktor yang mendorong terjadinya seleksi med ia . dengan perkataan lain, seseorang memilih satu med ium tertentu dengan alasan bahwa informasi yang di pero leh dari medium terseb ut mampu mendukung atau memperkuat keyakinannya. 5.
Khalayak Sebagai Anggota Kelompok Sebagai mahluk sosial seorang ind ividu juga terikan o leh nilai- nilai
kelo mpok yang d i ikutinya, baik secara formal ataupun informal. Yang d imaksud dengan kelo mpok formal disini antara lain ABRI, KORPRI, Serikat Buruh, Dll. Sedangkan yang termasuk kelompok informal misalnya kelompok-kelompok hobi seperti pecinta alam, kelompok olahraga, Dll. 6.
Khalayak Sebagai Kelompok Seorang sosio lo gis masyarakat terdiri dari kelompok- kelompok yang
mempunyai ciri-ciri tertentu. C iri-ciri bisa menyangkut cirri demografis seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, sukubangsa, dan bisa juga berdasarkan pada cirricirri no n demografisnya seperti nilai, hobi, orientasi, Dll. Cara berbicara dengan kalangan orangtua tertentu berbeda dengan kalangan anak muda. Kaitannnya dengan proses penyebaran infomasi melalui med ia massa adalah bahwa d iperlukan adanya “ segmentasi “ khalayak. Melalui segementasi ini khalayak dipandang sebagai salah satu kelompok yang secara relative mempunyai cirri-ciri yang tidak terlalu beragam. Dengan demik ian penyajian pesan/informasi dengan sendirinya akan disesuaikan dengan kondisi karakteristik dan dari kelompok khalayak sasaran.
29
7.
Selera Khalayak Dalam kaitannya dengan media massa seperti surat kabar dan majalan,
selera khalayak ini bisa menyangkut aspek- aspek jenis isi informasi, ( misalnya informasi politik , ekonomi, sosial, budaya ), teknik penyajian ( bentuk huruf, layo ut) atau bentuk / formatnya ( surat kabar, majalah, tablo id, sheet). Agar penyampaian informasi mencapai sasarannya terleb ih dahulu perlu d i ketahui apa dan bagaimana selera dari calo n sasaran khalayak yang akan d ituju. Selera khalayak ini juga bisa berubah – ubah .
2.5.
29
Pendekatan Uses dan Gratification
Pendekatan ini membahas tentang kegunaan med ia massa dan kebutuhan khalayak pada med ia massa. Permasalahan disini adalah bagaimana media massa memenuhi keb utuhan pribadi dan kebutuhan sosial khalayak. Jadi penekanan pada khalayak yang aktif menggunakan keseluruhan proses komunikasi, karena sebagian besar perilaku audiens d ijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepentingan mereka sebagai suatu fenomena mengenai proses penerimaan. Pendekatan uses dan gratification digunakan untuk menggunakan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media massa dan menjelaskan penggunaan med ia oleh penerima dalam komunikasi massa dan penggunaan med ia oleh ind ividu atau aregasi individu. 30 29 30
Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : Graha ilmu , hal. 139 H. M. Burhan Bungin. Sosiologi Komunikasi. Kencana Prenada Med ia Group, Jakarta : 2006.
Hal. 284
30
Pendekatan teori kegunaan dan kepuasaan adalah leb ih focus kepada pengguna para penonton dari pada pesan yang disampaikan. Tidak seperti kepada tradisi kesan kekuasaan, pendekatan ini membayangkan para penonton kepada diskriminasi kepada kegunaan media. Telah d ibandingk an dengan pembelajaran kesan-kesan k lasik, pendekatan kegunaan dan kepuasan ini adalah mengambil pengguna media dari pada pesan media itu send iri sebagai perkara asas dan menerka sikap komunik asi itu dalam pengalaman terus menerus dengan suatu med ia.
Dalam pandangan ini, peno nton dilihat sebagai menggunakan isi media secara aktif dari pada tindakan yang pasif terhadap media. Oleh yang demikian, perkara ini tidak boleh dianggap perhub ungan terus antara pesan dan kesan, tetap i sebalik nya menganggap sesuatu yang betul kepada para penonton mengamb il pesan untu kegunaan dan hanya tindakan kegunaan sebagai mengganggu boleh diubah kedalam proses tersebut.
Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian kepada penggunaan : (uses) isi media untuk mendapatkan pemenuhan (gratification) atas kebutuhan seseorang. Dalam hal ini sebagian besar perilak u audiens akan menjelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan (inters). 31
31
James Lu ll. Media Komunikasi Kebudayaan, Yayasan Obor Indonesia. Hal . 107-108
31
Teori kegunaan dan kepuasaan (Uses and Gratification) memiliki 5 asumsi antara lain : 32 1. Khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari pengguanaan mdia massa diasumsikan memiliki tujuan. 2. Dalam proses mencerminkan suatu kecenderungan sehat yang juga hadir dalam sebagian studi paling awal khalayak media terletak pada khalayak. 3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang d ipenuhi media massa hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang leb ih luas, bagaimana keb utuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilak u khalayak yang bersangkutan. 4. Banyak tujuan pemilihan media massa disimp ulkan dari data yang disimp ulkan oleh anggo ta khalayak, artinya orang d ianggap cuk up mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif untuk mengerti kepada situasi tertentu. 5. Penilaian tentang arti cultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti terleb ih dahulu orientasi khalayak. Teori Uses and Gratification adalah perluasan dari sik ap yang merupakan no n linear dari keyakinan, evaluasi dan persepsi. Keyakinan, evaluasi dan persepsi ini memberi individu kebebasan bagaimana mereka mengkonsumsi med ia. Pada
32
Elv inaro Ardianto, Lu kita Komala. Komunikasi Massa. 2004. Simbiosa Rekata ma Med ia. Hal.
70-71
32
dasarnya sik ap orang terhadap media massa ditentukan oleh keyakinan dan akan med ia yang bersangkutan. 33 Dalam pendekatan ini mengandung arti pengertian bahwa penggunaan media adalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketik a kebutuhan itu terpenuhi.34 Menurut Denis McQuail bahwa sejumlah daftar inventarisasi menyangkut kepuasan, kesenangan dan pemakaian terhadap khalayak med ia atau teori uses and gratification yang mencermink an dan flek sibelitas yang meyakink an. Hal tersebut sekurang-kurangnya sudah cukup untuk dijadikan kerangk a dasar kepuasan individ u (anggota k halayak) yang searah dan melengkap i kerangka yang dibuat berdasarkan pandangan masyarakat, sebagaimana yang telah dikemukakan terdahulu. Kerangka dasar kepuasan d ibawah ini dik utip dari tipologi yang disarankan oleh McQuail dan kawan-kawan yaitu :35 1. Informasi a. Mencari berita tentang peristiwa dan kond isi yang berlaku dengan lingk ungan terdekat, masyarakat dan dunia.
33
Jalaludin Rakh mat. Metode Penelitian Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung : 1984.
Hal. 65 34
Ibid. Hal. 66
35
Opcit, Denis McQuail. Teori Komunikasi Massa. Hal 72
33
b. Mencari b imbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat dan hal- hal yang berkaitan dengan penentuan p ilihan. c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum. d. Belajar, pendid ikan diri sendiri. e. Mempero leh rasa damai melalui penambahan pengetahuan
2. Identitas Pribadi a. Menentukan penunjang nilai- nilai pribadi. b. Menemukan model perilaku c. Mengidentifikasikan d iri dengan nilai-nilai lain (dalam med ia) d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri
3. Interaksi Sosial a. Mempero leh
pengetahuan
tentang
keadaan orang
lain dan
meningkatkan rasa memilik i. b. Mempero leh bahan percakapan dan interaksi sosial c. Mempero leh teman d. Membantu menjalankan peran sosial e. Memungk inkan seseorang untuk dapat menghub ungi sanak saudara, teman dan masyarakat.
34
4. Hiburan a. Melepaskan diri atau terp isah dari permasalahan b. Bersantai c. Mempero leh kenikmatan jiwa dan estetis d. Mengisi waktu e. Penyaluran emosi f. Membangkitkan gairah seks
2.6.
Motivasi
Suatu keb utuhan manusia yang telah d ipuaskan tid ak menjadi alat motivasi bagi para pelak unya, hanya keb utuhan yang belum terpenuhi yang menjad i motivasi. Motivasi berasal dari kata lain “movere” yang berarti ‘dorongan gaya gerak’. 36 Motivasi ini hanya d iberikan kepada manusia k hususnya kepada para bawahan atau pengikut.
Pada diri manusia ada sejumlah kebutuhan dasar, kebutuhan yang asasi, yang mau tidak mau harus dipenuhi. Kebutuhan itu bersifat intuitif (ada dengan send irinya) seperti juga pada hewan, walau tentu tidak sama kandungannya. Oleh karena ada kebutuhan yang harus dipenuhi tersebut, maka manusia terdorong (termotivasi) untuk mencari jalan (upaya) memenuhi kebutuhan tersebut. Jika
36
Malayu Hasibu an, Organisasi dan Motivasi. Bumi Aksara, Jakarta : 1992. Hal. 92
35
kebutuhannya terpenuhi maka manusia akan merasa “puas” (satisfied) dan sebalik nya menjadi (unsatisfied). Jad i, kebutuhan mendorong munculnya motivasi. Itulah sebabnya teori kebutuhan Maslow itu diseb ut juga dengan teori Motivasi. Dengan kata lain, teori motivasi Maslow berdasarkan kebutuhan dasar insani.
Menurut Abraham Maslow dalam Maslow’s need hierarchy teory (1943) kebutuhan yang harus dipenuhi agar manusia dapat berkembang dengan baik adalah sebagai berikut :
1. Aktualisasi Diri 2. Kebutuhan Penghargaan 3. Kebutuhan Sosial 4. Kebutuhan Keamanan 5. Kebutuhan Fisio lo gis
1.
Kebutuhan Fisiologis
Ini termasuk kebutuhan paling dasar yang penting untuk kelangsungan hid up, seperti kebutuhan akan air, makan udara dan tid ur. Maslow percayabahwa kebutuhan ini adalah kebutuhan yang paling dasar dan naluriah dalam hirark i karena semua kenutuhan menjadi sekunder sampai keb utuhan fisio logis terpenuhi.
36
2.
Kebutuhan Keamanan Ini termasuk kebutuhan untuk keselamatan dan keamanan. Kebutuhan
keamanan yang penting untuk kelangsungan hidup, tetapi mereka tid ak menuntut sebagai kebutuhan fisio logis. Contoh kebutuhan keamanan termasuk keinginan untuk pekerjaan tetap, asuransi kesehatan, lingkungan aman dan perlind ungan dari lingk ungan.
3.
Kebutuhan Sosial Ini termasuk kebutuhan untuk d imiliki, cinta dan kasih sayang. Maslow
kebutuhan ini dianggap kurang mendasar dari kebutuhan fisio logis dan keamanan. Hub ungan seperti persahabatan, lampiran romantic dan keluarga membantu memenuhu keb utuhan akan persahabatan dan penerimaan, seperti halnya keterlibatan dalam sosial, komunitas atau kelompok agama.
4.
Kebutuhan Penghargaan Setelah tiga pertama kebutuhan telah terpenuhi, keb utuhan harga d iri menjad i
semakin penting. Ini termasuk kebutuhan untuk hal- hal yang mencerminkan tentang harga diri, pengakuan sosial dan prestasi.
5.
Kebutuhan Aktualisasi Diri Ini adalah tingkat tertinggi hirarki kebuthan Maslow. Diri-Aktualisasi orang
sadar d ir, perduli dengan pertumbuhan pribadi, kurang ped uli dengan pendapat orang lain dan tertarik untuk memenuhi potensi mereka.
37
2.6.1. Motivasi Khalayak Dalam Menggunakan Media
Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya memiliki motif tertentu. Motif merupakan salah satu pengertian yang meliputi semua pengertian dan semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Gerungan menjelaskan dalam mempelajari tingkah laku manusia pada umunya, kita harus mengetahui apa yang dilak ukannya, bagaimana ia melakukan dan mengapa ia melakukan, dengan kata lain kita sebaik-baiknya mengetahui know what, know how, know why.37
Dalam hal ini know why adalah berkenaan dengan motif- motif manusia dalam perbuatannya, karena motif memberi arahan dan tujuan tingkah laku manusia. Maka dapat d isimp ulkan bahwa motivasi merupakan suatu penggerak atau dorongan-dorongan yang terdapat dalam d iri manusia yang menimbulk an, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lak unya. Hal ini terkait dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan yang d irasakan.38
37
Elv inaro Ardianto, Lu kita Komala, Komunikasi Massa, 2004. Simbiosa Rekata ma Med ia. Hal.
87 38
http://www.fe.unpad.ac.id/e learn ing/file112-XXIX-desember-200.PDF
38
Menurut Martin Handoko ada beberapa sifat manusia d iantaranya :
1. Motivasi Interistik , yaitu motivasi yang berfungsinya tidak usah dirangsang dari luar, karena memang dalam d iri individ u terseb ut sudah ada melakukan dorongan tindakan. 2. Motivasi Eksentrik, yaitu motivasi yang berfungsinya karena disebabkan karena faktor pendorong dari luar individu. Dalam kaitannya dengan belajar mengajar, maka motivasi berarti keseluruhan daya penggerak didalam diri para siswa atau peserta did ik yang dapat menimb ulkan, menjamin dan memberikan arah pada kegiatan belajar guna mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Dengan motivasi belajar maka siswa atau peserta d idik dapat memp unyai intensitas dan kesinambungan dalam proses pembelajaran atau pendidikan.39
39
http://en.wikipedia.org/wiki/Motivasi_Belajar