BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Current Ratio (CR) Pengertian rasio aktiva lancar menurut Suad Husnan dan Enny Pujiastuti (2006:72): “Rasio aktiva lancar adalah rasio mengukur seberapa jauh aktiva lancer perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya”. Rasio-rasio likuiditas yang banyak dan sering digunakan antara lain, seperti yang dikemukakan oleh Horne (2005:206), yaitu : a.
Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar menunjukkan kemampuan perusahan untuk membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Aktiva Lancar Rasio Lancar
=
x 100% = .......% Utang Lancar
b.
Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio) Rasio cepat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek dengan aktiva yang paling likuid (cepat). Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Aktiva Lancar - Persediaan Rasio Cepat
=
x 100% = .......% Utang Lancar
9 Universitas Sumatera Utara
c. Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio kas mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan dapat segera diuangkan. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Kas + Efek Rasio Kas
=
x 100% = .......% Utang Lancar
2.1.2 Return On Equity (ROE) Menurut Kasmir (2008:196), “rasio profitabilitas adalah rasio yang memperlihatkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva dan hutang terhadap hasil operasi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan”. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Return On Equity (ROE) adalah rasio ini menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil pendapatan sehubungan dengan jumlah hasil yang diinvestasikan. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atau investasi pemegang saham dan merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini semakin baik karena akan memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar pada pemegang saham. Rasio ini dihitung dari laba bersih dibagi rata-rata ekuitas, dan rata-rata ekuitas diperoleh dari ekuitas
10 Universitas Sumatera Utara
awal periode ditambah akhir periode dibagi dua. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus: Laba Bersih Return On Equity =
x 100% = .......% Total Ekuitas
Meskipun rasio ini mengukur laba dari sudut pemegang saham, rasio ini tidak memperhitungkan deviden maupun capital gain untuk pemegang saham. 2.1.3 Arus Kas Operasi 2.1.3.1 Pengertian Arus Kas PSAK No. 2 paragraf 12 (IAI 2009) menyatakan bahwa jumlah arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Arus kas dari aktivitas operasi yang utama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan, karena itu arus kas biasanya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba dan rugi bersih.
Keterkaitannya
dengan
laba
merupakan
alasan
untuk
mengklasifikasikan arus kas tersebut sebagai arus kas operasi (Dyckman, Dukes dan Davis, 2000:554). Penggunaan
arus
kas
sebagai
peramal
mengenai
dividen
dikemudian hari bertujuan untuk menghindari kelemahan-kelemahan dari penggunaan laba bersih sebagai indikator dalam kebijakan pembagian dividen. Salah satu cara untuk mengatasi yang terjadi dalam proses alokasi adalah
11 Universitas Sumatera Utara
dengan penggunaan laba bersih yang ditekankan pada pelaporan mengenai cash flow atau arus kas, yang dilengkapi dengan informasi yang lain dan klasifikasi-klasifikasi
yang
tepat,
sehingga
memungkinkan
pembaca
melakukan prediksi mengenai masa yang akan datang. 2.1.3.2 Contoh Arus Kas Operasi Contoh arus kas operasi dari aktivitas operasi menurut PSAK No. 2 (IAI 2009) adalah sebaagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa, Penerimaan kas dari royalty, komisi dan pendapatan lain, Pembayaran kas kepada karyawan, Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa, Penerimaan kas dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim anuitas dan manfaat asuransi lainnya, 6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan, kecuali jika dapat didentifikasi secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi, 7. Penerimaan dan pembayaran dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan. Stice dan Skousen (2004:320) menjelaskan berbagai aktivitas yang masuk ke dalam aktivitas operasi adalah sebagai berikut: a) Kas masuk dari: 1. Penjualan barang dan jasa, 2. Penjualan efek yang diperdagangkan, 3. Pendapatan bunga, 4. Pendapatan dividen, b) Kas keluar untuk: 1. Pembelian persediaan, 2. Gaji dan upah,
12 Universitas Sumatera Utara
3. Pajak, 4. Beban bunga, 5. Beban lainnya, 6. Pembelian efek. Dalam mempelajari laporan keuangan penekannya adalah pada laba bersih yang tercantum dalam laporan laba rugi. Laba bersih perusahaan itu penting, akan tetapi arus kas lebih penting karena dividen harus dibayarkan dalam bentuk kas dan kas diperlukan untuk membeli asset yang diperlukan untuk melanjutkan operasi. Walaupun demikian, arus kas dan laba bersih memiliki hubungan yang cukup erat. Arus kas bersih merupakan penjumlahan dari laba bersih perusahaan, pendapatan non kas dan beban non kas. Sehingga semakin besar besar laba bersih yang dihasilkan perusahaan, semakin besar pula arus kas perusahaan. 2.1.3.3
Kegunaan dan Kelemahan Arus Kas Operasi
Pengukuran laba bersih yang didasarkan pada laporan arus kas (cash flow) ke dalam dan keluar perusahaan pada aktivitas operasi sangat penting karena hasil dari pengukuran dari aktivitas ini bersifat likuid, mudah sebagai alat pertukaran dan menunjukkan daya beli secara umum. Arus kas operasi juga mencakup arus kas dari kegiatan mengadakan, membeli dan menagih pokok pinjaman yang dicatat sebesar nilai pasar dan dimiliki hanya untuk beberapa waktu dengan tujuan akan dijual kembali. Dalam PSAK Paragaraf 12 (IAI 2009) dinyatakan bahwa jumlah arus kas yang berasal darai aktivitas operasi merupakan indicator yang
13 Universitas Sumatera Utara
menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pembayaran kas atas suatu perusahaan selama suatu periode tertentu. Tujuannya adalah untuk membantu investor, kreditor, dalam analisis mereka atas kas. Kelemahan yang dihadapi dalam menggunakan arus kas yang historis untuk memprediksi dividen ialah bermacam-macam arus kas ke dalam perusahaan saling tergantungan satu sama lain. Contoh, kas yang tersedia dapat dipakai untuk membeli mesin baru, untuk membayar dividen atau segera melunasi hutang. 2.1.4 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan tolak ukur bagi suatu perusahaan untuk menentukan
kapasitas
perusahaan
yang dimilikinya,
apakah
termasuk
perusahaan besar atau kecil. Penentuan ukuran perusahaan dapat dinyatakan dengan total aktiva, rata-rata tingkat penjualan dan rata-rata total aktiva. Faktor ukuran perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan merupakan faktor penting dalam pembentukan laba. Perusahaan besar yang dianggap telah mencapai tahap kedewasaan merupakan suatu gambaran bahwa perusahaan tersebut relative lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil. Bagi perusahaan
14 Universitas Sumatera Utara
yang stabil biasanya dapat memprediksi jumlah keuntungan di tahun-tahun mendatang karena tingkat kepastian laba sangat tinggi. Sebaliknya bagi perusahaan yang belum mapan, besar kemungkinan laba yang diperoleh juga belum stabil karena kepastian laba lebih rendah Menurut Bambang Riyanto (2008;299-300), suatu perusahaan yang besar yang sahamnya tersebar sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya pengendalian dari pihak yang dominan terhadap perusahaan bersangkutan. Sebaliknya, perusahaan yang kecil, dimana sahamnya tersebar di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya kontrol pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, maka perusahaan yang besar akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhan untuk membiayai pertumbuhan yang didasarkan pada penjualan, dibandingkan dengan perusahaan yang kecil. Semakin besar suatu perusahaan maka kecenderungan penggunaan dana eksternal juga akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang besar memiliki kebutuhan dana yang besar dan salah satu alternative pemenuhan dana yang tersedia menggunakan pendanaan eksternal. Perusahaan yang memiliki banyak asset akan dapat meningkatkan kapasitas produksi yang berpotensi untuk menghasilkan laba lebih baik. Total asset dijadikan sebagai indikator ukuran perusahaan karena sifatnya jangka panjang dibandingkan
15 Universitas Sumatera Utara
dengan penjualan. Untuk memberikan kriteria yang pasti mengenai ukuran suatu perusahaan, digunakan rumus: Firmsize = Ln(Total Asset) 2.1.5 Return Saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Menuurut Jogiyanto (2006:109), return saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko dimasa mendatang. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Dalam melakukan investasi investor dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi, semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwa return ekspektasi memiliki hubungan positif dengan risiko. Risiko yang lebih tinggi biasanya dikorelasikan dengan peluang untuk mendapatkan return yang lebih tinggi pula (high risk high return, low risk low return). Tetapi return yang tinggi tidak selalu harus disertai dengan investasi yang berisiko. Hal ini bisa saja terjadi pada pasar yang tidak rasional. Return yang diterima oleh investor di pasar modal dibedakan menjadi dua jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital gain/capital loss (keuntungan selisih harga).
16 Universitas Sumatera Utara
Current income adalah keuntungan yang didapat melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti dividen. Keuntungan ini biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara kas sehingga dapat diuangkan secara cepat. Misalnya dividen saham yaitu dibayarkan dalam bentuk saham yang bisa dikonversi menjadi uang kas dengan cara menjual saham yang diterimanya, sedangkan capital gain (loss) merupakan selisih laba (rugi) yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham sekarang relative lebih tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya. Jika harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham periode sebelumnya (Pt -1) maka pemegang saham mengalami capital gain. Jika yang terjadi sebaliknya maka pemegang saham akan mengalami capital loss. Dalam penelitian ini return saham yang digunakan adalah capital gain (loss). Capital gain (loss) merupakan selisih laba (rugi) yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham sekarang relative lebih tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya.
Menurut Veno Ajie (2003:178)
menjelaskan bahwa “Return saham adalah keuntungan yang diterima dari investasi saham selama periode pengamatan” Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa return saham adalah pengembalian atas investasi yang akan diterima investor dimasa yang akan datang. Penelitian ini menggunakan return saham satu periode ke depan sehingga perhitungan return saham merupakan hasil bagi antara selisih harga
17 Universitas Sumatera Utara
saham periode tahun depan dengan harga saham periode saat ini dibagi harga saham periode saat ini dengan rumus: Rt+1 - Rt Return Saham
= Rt
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang dapat ditelaah adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No 1.
Judul Penelitian
Peneliti
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Analisis Pengaruh I G. K. A. Variabel Current ratio Rasio Likuiditas, Ulupui, independent: berpengaruh positif Leverage, Aktivitas (2009) Current Ratio, dan signifikan dan Profitabilitas Return on Asset, terhadap return Terhadap Return debt to equity saham, return on Saham Studi Pada ratio dan total asset pengaruh Perusahaan asset turn over. positif dan Makanan dan Variabel signifikan terhadap Minuman dengan dependen: Return return saham, debt kategori Industri Saham to equity ratio barang konsumsi di berpengaruh positif BEJ tetapi tidak signifikan sedangkan total asset turn over berpengaruh negative dan tidak signifikan.
18 Universitas Sumatera Utara
No
Judul Penelitian
Peneliti
2.
Pengaruh Rasio Ketut Alit CAMEL Terhadap Suardana, Return Saham pada (2009) Perbankan yang terdaftar di BEJ tahun 2003-2005.
3.
Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang terdaftar Di BEI
2.3
Kerangka Konseptual
Mei Hotma Mariati Munte, (2009)
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Variabel independent: CAR, RORA, OEOI, EPS dan LDR. Variabel dependen: Return Saham
CAMEL berpengaruh positif secara simultan terhadap retun saham, secara parsial CAR berpengaruh positif terhadap return saham, sedangkan variabel lain secara parsial tidak berpengaruh terhadap return saham. Variabel CR, ROE, independent: CR, CFO,PBV dan ROE, CFO,PBV, SIZE secara SIZE simultan Variabel berpengaruh dependen: Return signifikan terhadap Saham return saham, secara parsial hanya ROE yang berpengaruh signifikan, sedangkan variabel independen yang lain tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Dalam penelitian ini yang menjadi variable independennya adalah Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Arus Kas Dari Aktivitas Operasi dan Ukuran Perusahaan (SIZE), sedangkan variable dependen atau variabel terikatnya adalah Return Saham. Berdasarkan latar belakang masalah dan
19 Universitas Sumatera Utara
perumusan yang telah dikemukakan sebelumnya maka model kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut:
Current Ratio (CR) ( X1)
H1 Return On Equity (ROE) ( X2)
H2 Return Saham (RS) Y
Cash Flow from Operation to Debt (CFOD)
H3
( X3 )
H4 Ukuran Perusahaan (Firm Size) ( X4)
H5 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu varibel bebas dengan varibel terikat.
20 Universitas Sumatera Utara
Dari kerangka konseptual diatas dapat kita melihat bahwa Current Ratio (CR) yang disimbolkan dengan (X1), Return On Equity (X2), CFOD (X3) dan Firm Size (X4) mempengaruhi Return Saham (RS) yang disimbolkan dengan (Y). Return merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah investasi. Return dapat berupa return realisasi (actual return) yang sudah terjadi atau return ekspektasi (expected return) yang belum terjadi, tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang (Jogiyanto, 2006:109). Return realisasi (actual return) merupakan return yang telah terjadi pada periode lalu. Return realisasi (actual return) memerlukan data histori dalam perhitungannya. Return realisasi (actual return) ini sangat penting karena selain digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dan perusahaan, return realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa yang akan datang. Current ratio atau rasio lancar menunujkkan sejauh mana aktiva lancar mampu menutupi kewajiban-kewajiban lancar (Harahap 2007:301). Return on Equity Dan ukuran perusahaan juga mempengaruhi besar kecilnya laba yang dihasilkan karena masyarakat menilai kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan besar yang sudah mantap, dengan mudah dapat masuk ke pasar modal atau memperoleh macam-macam dana dari luar untuk pembiayaannya sementara perusahaan kecil yang masih baru akan mengalami banyak kesulitan untuk masuk ke pasar modal dan kemampuannya untuk meningkatkan modal adalah terbatas, dan untuk membiayai operasinya perusahaan harus menahan laba lebih banyak. Perusahaan besar diharapkan mampu menghasilkan laba yang lebih besar daripada
21 Universitas Sumatera Utara
perusahaan kecil (Brealy, et al, 2008.80). Ukuran perusahaan yang besar dan tumbuh bisa merefleksikan tingkat profit dimasa mendatang. Return On Equity (ROE) adalah rasio ini menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil pendapatan sehubungan dengan jumlah hasil yang diinvestasikan. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atau investasi pemegang saham dan merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini semakin baik karena akan memberikan
tingkat
pengembalian yang lebih besar pada pemegang saham. Pengukuran laba bersih yang didasarkan pada laporan arus kas cash flow ke dalam dan ke luar perusahaan pada aktivitas operasi sangat penting karena hasil dari pengukuran dari aktivitas ini bersifat likuid, mudah sebagai alat pertukaran dan menunjukkan daya beli secara umum. Arus kas operasi juga mencakup arus kas dari kegiatan mengadakan, membeli dan menagih pokok pinjaman yang dicatat sebesar nilai pasar dan dimiliki hanya untuk beberapa waktu dengan tujuan akan dijual kembali. Dalam PSAK Paragaraf 12 (IAI 2009) dinyatakan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.
22 Universitas Sumatera Utara
Faktor ukuran perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan merupakan faktor penting dalam pembentukan laba. Perusahaan besar yang dianggap telah mencapai tahap kedewasaan merupakan suatu gambaran bahwa perusahaan tersebut relative lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil. Bagi perusahaan yang stabil biasanya dapat memprediksi jumlah keuntungan di tahun-tahun mendatang karena tingkat kepastian laba sangat tinggi. Sebaliknya bagi perusahaan yang belum mapan, besar kemungkinan laba yang diperoleh juga belum stabil karena kepastian laba lebih rendah. Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Menuurut Jogiyanto (2006:109), return saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko dimasa mendatang. Capital gain (loss) merupakan selisih laba (rugi) yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham sekarang relative lebih tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya. Menurut Veno Ajie (2003:178) menjelaskan bahwa “Return saham adalah keuntungan yang diterima dari investasi saham selama periode pengamatan” . Maka berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa return saham adalah pengembalian atas investasi yang akan diterima investor dimasa yang akan datang.
23 Universitas Sumatera Utara
Penelitian yang dilakukan oleh Mei Hotma Mariati Munte (2009) yang berjudul pengaruh faktor fundamental terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor fundamental yang diukur dengan current ratio, return on equity, cash flow from operating to debt (CFOD), Price Book Value (PBV) dan ukuran prerusahaan (SIZE) secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap return saham, sedangkan secara parsial hanya return on equity berpengaruh signifikan terhadap return saham dan variabel yang lainnya tidak berpengaruh signifikan. Oleh karena itu, faktor-faktor fundamental yang diukur dengan Current Ratio, Return On Equity, CFOD dan ukuran perusahaan harus berpengaruh positif terhadap return saham sehingga dapat membantu perusahaan dalam tingkat pengembalian investasi pada pemegang saham dan dalam pengembalian return saham. 2.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan tinjauan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan diawal, hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : Current Ratio (CR) berpengaruh secara parsial terhadap return saham pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. H2 : Return on Equity (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap return saham pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
24 Universitas Sumatera Utara
H3 : Arus Kas dari Aktivitas Operasi
(CFOD) berpengaruh secara parsial
terhadap return saham pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. H4 : Ukuran Perusahaan (Firm Size) berpengaruh secara parsial terhadap return saham pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. H5 : CR, ROE, Arus Kas dari Aktivitas Operasi dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap return saham pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
25 Universitas Sumatera Utara