BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Pengembangan Masyarakat Definisi dari PBB. Community development adalah suatu proses dimana
usaha masyarakat bertemu dengan pemerintah untuk meningkatkan kondisi, baik kondisi ekonomi, sosial dan budaya masyarakat. Arthur Durkheim menyatakan, Community development adalah suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan keadaan ekonomi dan sosial dengan partisipasi aktif masyarakat. Sementara itu Pierre, mengatakan menerangkan bahwa CD didasarkan atas dua konsep yaitu: a. CD sebagai teori dasar b. CD sebagai pengalaman di lapangan Irwin Sanders, mengatakan: a. CD adalah merupakan program dan aktifitas atau kegiatan CO. b. CD merupakan sebahagian dari pembangunan ekonomi masyarakat. Jadi menurut sanders CD merupakan gabungan antara CO dan ED (Ekonomic Development atau Pembangunan Ekonomi). Unsur-unsur CD yang di ambil dari CO adalah masalah-masalah mengenai kesejahteraan sosial dan pendidikan sosial bagi orang-orang dewasa (adulteducation) yang diberikan dalam bentuk Non-Formal. Sedangkan unsur-unsur yang diambil dari ED adalah perencanaaan di bidang ekonomi dan juga aspek18
aspek kolektivitas untuk meningkatkan pengembangan tingkat pendapatan dimana tujuan akhirnya adalah peningkatan kesejahteraan sosial.
Henri, mengatakan: Community Development adalah suatu proses untuk menciptakan masyarakat yang sadar terhadap pembangunan dan menstimlir aktivitas yang tujuannya untuk meningkatkan tanggung jawab pribadi terhadap kesejahteraan masyarakat. Ada pendapat yang mengatakan: Community development adalah suatu proses dimana masyarakat mengadaptasi dirinya dengan perubahan dibantu dengan lembaga pembangunan desa, dimana lembaga ini biasanya datang dari luar yang tugasnya untuk mempercepat pembangunan. Dipandang dari sudut politik pada umumnya CD merupakan pembangunan di bidang politik misalnya kesadaran untuk
berpartisipasi untuk mengambil
keputusan. Kesadaran untuk memimpin masyarakat maupun menjadi anggota masyarakat yang baik, dan juga seperti misalnya partisipasi dalam pemerintahan.
2.2 Metodelogi pengembangan masyarakat Pengembangan masyarakat (PM) memiliki sejaarah panjang dalam praktek pekerjaan sosial (Payne, 1995; soeharto, 1997 dalam Suriadi, 2005). PM meliputi berbagai pelayanan sosial yang berbasiskan pelayanan sosial yang bebasis mayarakat mulai dari pelayanan preventative untuk anak-anak sampai pelayanan kuratif dan pengembangan untuk keluarga yang berpendapatan rendah.
19
PM terdiri dari 2 konsep, yaitu “pengembangan” dan “masyarakat”. Secara singkat, pengembangan atau pembangunan merupakan usaha bersama dan terencana
untuk
meningkatkan
kualitas
hidup
manusia.
Bidang-bidang
pembangunan biasanya meliputi beberapa sektor, yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sosial-budaya.
2.3 Pemberdayaan Secara harfiah, pemberdayaan diartikan sebagai penguatan daya (empowering), dari kondisi tidak berdaya (powerless) menjadi berdaya (powerfull). Pemberdayaan dapat dipahami sebagai upaya untuk menolong yang lemah atau tidak berdaya (powerless) agar menjadi mampu/berdaya (powerfull) baik secara fisik, mental dan pikiran untuk mencapai kesejahteraan hidupnya (optimalisasi potensi). Keberdayaan sosial keluarga dapat dilihat dari: 1. Penguasaan aset dan akses informasi untuk peningkatan pengetahuan, wawasan dan gagasan. 2. Kemampuan Keluarga dalam berproduksi berkaitan dengan aset fisik, manusiawi atau financial, seperti tanah, air, hutan, tubuh manusia dan pekerjaan, uang dan akses kepada uang. 3. Kemampuan keluarga dalam posisi tawar-menawar (bargaining position) yakni
berarti
kemampuan
mempertahankan,
dan
untuk
mengembangkan,
mempranatakan
perangkat
menyebarkan, tertentu
dari
kepercayaan, nilai, sikap dan perilaku sehingga dapat menentukan bagaimana persepsi manusia dan berfungsinya manusia dalam lingkungan social, ekonomi dan politik tertentu.
20
Menurut Merriam Webster dan Oxford English Dictionary, kata Empower mengandung arti, yaitu: 1
To give power atau authority to atau memberi kekuasaan, mengalihkan kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan ootoritas ke pihak lain.
2
To give ability to enable atau usaha untuk member kemampuan atau keberdayaan.
Pemberdayaan adalah hakikat dari merupakan sebuah konsep yang fokusnya adalah kekuasaan. Shardlow,
Pemberdayaan
adalah
membahas
bagaimana
individu,
kelompok, atau komunitas berusaha memakmurkan kehidupan mereka sendiri dan mengusahan untuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka ( Adi, 2003 ; 54). Pemberdayaan dalam hal ini adalah upaya untuk membangun diri sendiri untuk meningkatkan kehidupan sosial ekonomi melalui program yang diberikan oleh pemerintah.
2.4 Kehidupan Sosial Ekonomi 2.4.1
Defenisi Ekonomi Istilah Ekonomi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari susunan dua
kata yaitu “ aikos dan nomos” yang masing-masing berarti ilmu dan rumah tangga. Dapat di artikan ekonomi adalah ilmu yang mengurusi rumah tangga dalam hal ini lebih kepada pengaturan financial.
21
2.4.2
Defenisi Sosial Kata sosial berasal dari “sosious’ yang artinya kawan. Dapat di artikan
bahwa kawan yang di maksudkan di sini adalah orang-orang yang berada di sekitar kita yang saling berkoordinasi atau saling berhubungan baik itu yang berada dalam satu lingkungan yang berdekatan maupun suatu lingkungan lainya yang mempunyai sifat saling mempengaruhi. Dalam konsep sosiologi di jelaskan bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bias hidup dengan sendiri artinya manusia saling berdampingan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari. 2.4.3
Status Sosial Ekonomi Status sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur
secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat (Koentjaraningrat, 1997 ; 35-36). Menurut Melli G.Tan.(dalam Soerjono 1990; 35). Menjelaskan kedudukan sosial ekonomi meliputi tiga faktor yaitu pekerjaan, pendidikan dan penghasilan. Dalam hal ini dapat dikategorikan mengenai kedudukan sosial ekonomi adalah tinggi, sedang dan rendah. Mahbub Ulhaq dari Bank Dunia bersama dengan James Grant dari overseas development Counsil (dalam Soesanto 1984 ; 120) menerangkan bahwa kehidupan sosial ekonomi dititikberatkan kepada pendidikan, pelayanan kesehatan, perumahan dan air sehat yang di dukung oleh pekerjaan yang layak. Menurut istilah Kamus Besar Bahas Indonesia, ekonomi berarti segala sesuatu tentang azas-azas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti pedagang, hal keuanagan dan perindustrian) (KBBI, 2002 :
22
379). Seiring dengan perkembangan dan perubahan masyarakat, maka perekonomian juga sudah lebih luas. Ekonomi juga diartikan sebagai cara manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi, dapat dikatakan bahwa ekonomi bertalian dengan proses pemenuhan kebutuhan keperluan hidup manusia seharihari. Kondisi sosial ekonomi adalah dimana suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menepatkan seseorang pada psosisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat (Soekanto, 1987 :181). Untuk melihat suatu kondisi masyarakat maka perlu diperhatikan beberapa faktor yakni pekerjaan, pendapatan, dan pendidikan (Koetjaraningrat, 19987: 181). Selain faktor tersebut, ada juga fakto-faktor lain yang sering diikut sertakan oleh beberapa ahli dalam melihat kondisi sosial ekonomi seseorang, yakni antara lain perumahan, kesehatan, dan sosialisasi dalam lingkungan masyarakat.
2.5 Mayarakat Dalam Undang-Undang Nomor: 10 Tahun 1992, keluarga didefinisikan sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami isteri, atau suami isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Masyarakat dalam bahasa inggris dipakai istilah society yang bersal dari bahasa latin socius, yang berati “kawan “. Istilah masyarakat sendiri berasal akar bahasa Arab Syaraka yang berarti “ ikut serta, berpartisipasi”. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling “berinteraksi melalui warga-warga yang dapat saling berinteraksi.(kontjaraningrat 1990: 143;144).
23
Sementara itu Roger M. Keesing (1989 ; 79 ), mendivinisikan masyarakat adalah semua komunal yang secara politik dan ekonomi bertalian serta mempunyai ciri-ciri mempunai suatu sistem sosial keseluruhan, di mana semua anggotanya memiliki tradisi dan budaya yang sama.
2.6 Kesejahteraan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009. Tentang Kesejahteraan Sosial Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Midgley, et al (2000: xi) mendefinisikan kesejahteraan sosial sebagai “… a condition or state of human well-being.” Kondisi sejahtera terjadi manakala kehidupan manusia aman dan bahagia karena kebutuhan dasar akan gizi, kesehatan, pendidikan, tempat tinggal, dan pendapatan dapat dipenuhi; serta manakala manusia memperoleh perlindungan dari resiko-resiko utama yang mengancam kehidupannya. Di Indonesia, konsep kesejahteraan merujuk pada konsep pembangunan kesejahteraan sosial, yakni serangkaian aktivitas yang terencana dan melembaga yang ditujukan untuk meningkatkan standar dan kualitas kehidupan manusia. Sebagai
sebuah
proses
untuk
meningkatkan
kondisi
sejahtera,
istilah
‘kesejahteraan’ sejatinya tidak perlu pakai kata ‘sosial’ lagi, karena sudah jelas menunjuk pada sektor atau bidang yang termasuk dalam wilayah pembangunan sosial. Sektor ‘pendidikan’ dan ‘kesehatan’ juga termasuk dalam wilayah pembangunan sosial dan tidak memakai embel-embel ‘sosial’ atau ‘manusia’. Di
24
negara lain, istilah yang banyak digunakan adalah ‘welfare’ (kesejahteraan) yang secara konseptual mencakup segenap proses dan aktivitas mensejahterakan warga negara dan menerangkan sistem pelayanan sosial dan skema perlindungan sosil bagi kelompok yang kurang beruntung (Suharto, 2005b).
2.7 Peternakan Ternak adalah hewan yang sengaja di pelihara baik seluruh maupun sebahagian hidupnya kita yang tangani untuk memperoleh dan mensejahterakan kehidupan manusia. Peternak adalah orang bergerak dalam usaha peternakan baik perorangan, kelompok maupun secara lembaga atau hanya sebagai tenaga kerja yang seluruh maupun sebahagian pendapatannya yang berasal dari peternakan yang ia laksanakan.
Peternakan adalah praktek untuk membudidayakan binatang ternak. Suatu hal penting mempunyai keterampilan untuk peternak, di beberapa negara berternak merupakan suatu seni tersendiri. Di negara-negara tertentu mempunyai hukum yang tegas mengenai perlakuan terhadap binatang ternak.
Sistem peternakan diperkirakan telah ada sejak 9.000 SM yang dimulai dengan domestikasi anjing, kambing, dan domba. Peternakan semakin berkembang pada masa Neolitikum, yaitu masa ketika manusia mulai tinggal menetap dalam sebuah perkampungan. Pada masa ini pula, domba dan kambing yang semula hanya diambil dagingnya mulai dimanfaatkan susu dan wool-nya. Setelah itu manusia juga memelihara sapi dan kerbau untuk diambil kulit dan susunya serta memanfaatkan tenaganya untuk membajak tanah. Roger M. Keesing (1989 ; 79 ) 25
2.8 Definisi Konsep dan Definisi Operasional 2.8.1
Definisi Konsep Devinisi
konsep
merupakan
abstraksi
mengenai
fenomena
yang
dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik, kejadian keadaan kelompok, atau individu tertentu (Singarimbun, (1981:32). Dalam hal ini konsep penelitian bertujuan untuk merumuskan dan mendivinisikan istilah-istilah yang digunakan secara mendasar agar tidak terjadi kesalah pahaman pengertian dan perbedaan persepsi yang dapat mengaurkan penelitian ini. Adapun divinisi konsep dalam penelitian ini adalah : 1. Dampak adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh suatu subjek terhadap objek keadaan serta kondisi. 2. Program Pengembangan Sapi Bali adalah bentuk kegiatan yang berada langsung di bawah naungan pemerintah guna pengembangan peternakan sapi. 3. Sosial Ekonomi adalah suatu keadaan atau kondisi dimana masyarakat sendiri yang menjadi penentu status dan peran yang dmilikinya dalam kehidpan bersama. 4. Masyarakat adalah sekumpulan individu yang salaing berhubungan dalam suatu lingkungan ataupun lingkungan yang lainya. Dalam hal ini adalah masyarakat Desa ketapang Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah. 2.8.2
Definisi oprasional Menurut Singarimbun, Definisi Oprasional adalah unsur penelitian yang
memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variable (Singarimbun 1986:
26
46). Oleh sebab itu tentu harus ditentukan terlebih dahulu variable-variabel yang ada dalam penelitian ini. Dengan demikian dapat ditentukan bagaimana perbandingan kehidupan sosial ekonomi masyarakat sebelum dan setelah mendapatkan program ini. a. Variable bebas (X) Variable bebas adalah faktor yang mempengaruhi gejala-gejala timbulnya variable kedua. Tanpa varibel ini tidak akan timbul variable kedua yaitu variable terikat (Y). variable bebas dalam penelitian ini adalah program Pengembangan Sapi Bali b. Variable Terikat (Y) Varibel terikat adalah variable yang di timbulkan oleh variable bebas
2.9 Kerangka pemikiran. Pemberdayaan di rasakan sangat perlu guna menunjang kehidupan masyarakat. Berbagai upaya dilakukan untuk menunjang peningkatan sosial ekonomi manusia. Berbagai macam bentuk programpun dilakukan dalam rangka peningkatan masalah ini, baik dilakukan secara pribadi, kelompok, instansi dan lembaga. Program pengembangan Sapi Bali, merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di harapkan kegiatan ini akan memiliki dampak baik secara sosial maupun secara ekonomi bagi masyarakat yang mendapatkan bantuan program ini, di harapkan dari program ini
27
penduduk bias meningkatkan kesejahteraan masyarakat menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya. Dalam pelaksanaan program ini tentu terdapat berbagai kendala baik itu dari masyarakat maupun dari pemerintah daerah sendiri. Oleh karena itu perlu pengamatan terhadap program ini tentang bagaiman keseriusan pemerintah terhadap menjalankan program serta pengaruhnya terhadap masyarakat. Sehingga hasilnya dapat di rasakan oleh masyarakat maupun pemerintah daerah sendiri. Yang terpenting dalam hal ini adalah bagaimana pelaksanaan di lapangan serta apakah program ini dapat menunjang Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Ketapang Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah untuk menuju kehidupan yang lebih baik.
28
Untuk memudahkan dan mengarahkan penelitian ini maka di susun skema kerangka pemikiran yang di sajikan pada Gambar 1.1.
Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat
Program pengembangan sapi bali
Aspek Sosial -
Aspek Ekonomi
Partisipasi sosial Pembelajaran Agama
-
Pekerjaan Penghasilan Sandang Pangan Papan Kesehatan
Kesejahteraan Masyarakat
Gambar 1.1. skema kerangka berfikir
29