6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1.
Kesulitan Belajar a. Pengertian Belajar adalah proses dari perkembangan hidup manusia yang bukan suatu hasil dan berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perubahan untuk mencapai suatu tujuan (Dimiyati 2000) Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar mengalami hambatan-hambatan tertentu baik disadari maupun tidak disadari seseorang dan dapat bersifat sosiologis, psikologis ataupun fisiologis untuk mencapai hasil belajar (Mulyadi, 2010).. Kesulitan belajar adalah kesulitan dalam aktivitas belajar yang tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar yang dapat mematahkan
semangat
untuk
belajar
sehingga
sulit
untuk
berkonsenrasi (Ahmadi & Supriyono, 2013). Sulit konsentrasi adalah sebagai suatu proses pemusatan pemikiran kepada suatu objek tertentu (Syamsudin, 2009). Jadi kesimpulannya kesulitan belajar adalah sulit dalam proses belajar yang bersifat sosiologis, psikologis ataupun fisiologis yang dapat tidak bersemangat dalam belajar sehingga dapat menganggu konsentrasi belajar.
b. Gejala kesulitan belajar Gejala kesulitan belajar dapat diketahui dengan kemajuan belajar anak yang dapat dilihat dari segi tujuan yang harus dicapai. Tingkat pecapaian hasil belajar dibandingkan potensinya, kedudukannya
6
7
dalam kelompok yang memiliki potensi yang sama, dan dapat diliha dari kepribadiannya (Purwandari, 2001). c. Jenis-jenis kesulitan belajar Menurut Dalyono (2005) jenis kesulitan belajar anak yaitu: 1. Disleksia/ kemampuan membaca, mengalami kesulitan dalam mengartikan atau mengenali struktur kata-kata atau memahaminya, mereka juga mengalami kesulitan seperti cepat melupakan apa yang telah dibacanya (Suryabrata, 2001). Hasil penelitian dari Erskine 2005 yaitu ada perbedaan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang mengalami kesulitan proximal. Kelainan disleksia mempengaruhi semua aspek dari proses mengeja (fisiologi ke ortografi dan dari disleksia ke ortografi). 2.
Dysgraphia yaitu kesulitan dalam menulis Ada dua bagian dalam pendekatan ini. Anak-anak menulis karena dua alasan : pertama untuk menangkap informasi yang mereka butuhkan untuk belajar (dengan menulis catatan) dan kedua untuk menunjukkan pengetahuan mereka tentang suatu mata pelajaran (tes-tes menulis) (Djamarah,2008).
3. Kesulitan berhitung (Diskalkulia) Kesulitan berhitung atau kesulitan belajar matematika adalah suatu ketidakmampuan dalam melakukan ketrampilan matematika yang diharapkan untuk kapasitas intelektual dan tingkat pendidikan seseorang (Djono, 2001).
d. Faktor- faktor penyebab Menurut Slameto (2010) faktor penyebab kesulitan belajar adalah: 1). Faktor intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) meliputii: a) Faktor jasmaniah
8
1. Faktor kesehatan Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Agar seseorang dapat belajar dengan baik harus mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin maka harus istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah ( Udin dkk, 2003) 2. Cacat tubuh Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar anak, jika hak ini terjadi hendaknya belajar pada pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu (Suharmini, 2007) b) Faktor psikologi 1. Intelegensi Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar karena
intelegensi
adalah
salah
satu
faktor
yang
mempengruhi dari faktor yang lain. Siswa yang mempunyai intelegensi normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar yaitu dengan menerapkan metode belajar yang efisien dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat memberikan pengaruh yang positif (Anies, 2008). Hasil penelitian Sukrawan., Y dan Permana., T bahwa cara-cara khusus untuk menangani anak yang intelegensi rendah yaitu guru meluangkan waktu lebih untuk menerangkan sesuatu dan guru harus sabar menghadapi anak sedangkan cara-cara khusu
intelegensi
tinggi
ialah
dengan
percepatan,
pengelompokkan khusus dan pengayaan. 2. Perhatian Agar anak dapat belajar dengan baik, usahakan bahan pelajaran
selalu
menarik
perhatian
dengan
cara
mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya (Ahmadi & Supriyadi, 2010). Hasil penelitian
9
menurut Febriany, R (2013) bahwa terdapat hubungan yang signifikan perhatian orangtua dengan otivasi belajar siswa dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah 3. Minat Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran tidak sesuai dengan minat anak, tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, maka anak yang kurang berminat terhadap belajar dapat diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta berhubungan dengan cita-cita (Fatimah, 2005) Hasil penelitian Sulistyowati, Henry., & Sucihatiningsih (2005) mengatakan bahwa ada pengaruh dari faktor psikologis salah satunya adalah minat belajar siswa, hal ini terjadi karena siswa hanya menghafalkan materi pelajaran IPS Ekonomi dan tidak mengerti apa yang dimaksud sehingga mudah lupa dengan apa yang telah dipelajari.
2). Faktor eksternal (faktor dari laur diri manusia itus sendiri) meliputi: a) Faktor keluarga 1. Cara orang tua mendidik Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya karena orang tua mempunyai tugas mendidik anaknya dengan sebaik-baiknya agar kelak dapat berguna bagi bangsa, negara dan dunia (Zuriah,2008) 2. Relasi antar anggota keluarga Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik dalam keluarga anak tersebut dengan cara menjalin hubungan yang baik (Muhibbin, 2008).
10
3. Suasana rumah Anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. karena di dalam suasana rumah yang tenang dan tentram anak akan betah tinggal di rumah , dan dapat belajar dengan baik (Padila, 2012) 4. Latar belakang kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar untuk dapat menanamkan
kebiasaan-kebiasaan
yang
baik,
agar
mendorong semangat anak untuk belajar ( Suraji & Sofia , 2008). b) Faktor sekolah 1. Metode mengajar Metode mengajar guru yang kurang baik akan dapat mempengaruhi belajar siswa kurang baik, karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas dan akibatnya siswa malas belajar (Mulyasa, 2005) Hasil penelitian Markus (2004) yang paling dominan terhadap kesulitan atau hambatan dalam belajar akutansi salah satunya adalah
pada faktor pemberian materi
(Markus, 2004) 2. Relasi guru dengan siswa Guru yang kurang berinteraksi terhadap siswasecara akrab menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancer dan siswa merasa jauh dari guru, sehingga segan untuk berpartisipasi secara aktif dalam belajar ( Djiwandono, 2004)
11
3. Standar pelajaran di atas ukuran Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya sehingga member pelajaran di atas ukuran standar akibatnya siswa merasa kurang mampu dan takut kepada guru, maka guru dalam menuntut penguasan materi harus sesuai dengan kemampuan siswanya agar dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai ( Jumhur & Surya, 2005). 4. Metode belajar Belajar secara teratur setiap hari dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar (Asmani, 2010). c) Faktor masyarakat 1. Teman bergaul Agar anak dapat belajar dengan baik, maka perlu diusahakan agar anak memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana (jangan terlalu ketat dan juga jangan lengah) (Soejanto, 2005) 2. Bentuk kehidupan masyarakat Lingkungan kehidupan masyarakat yang tidak baik dapat mempengaruhi kehilangan belajar anak karena perhatiannya semula terpusat kepada pelajaran berpindah ke perbuatanperbuatan yang semula dilakukan orang-orang di sekitarnya yang tidak baik, maka lingkungan anak adalah orang-orang yang terpelajar agar mereka dapat berbuat seperti orangorang yang ada di lingkungannya (Tilaar, 2002)
12
e. Cara mengatasi kesulitan belajar Langkah orangtua dalam mengatasi kesulitan belajar anak (Subini, 2011) yaitu: 1). Perhatikan mood Jika belajar dalam suasana hati yang senang, maka apa yang akan dipelajari lebih cepat ditangkap (Purwanta, 2005). 2). Siapkan ruang belajar Kesulitan belajar anak bisa juga karena tempat yang tersedia tidak memadai, karena tempat yang tidak nyaman
tidak dapat
menangkap pelajaran dengan baik/ kurang konsentrasi (Mariyana, 2005). 3). Komunikasi Komunikasi orangtua dengan anak dalam proses belajar sangat berpengaruh, maka sebab itu orangtua sempatkan waktu untuk mendengarkan anak-anak bercerita tentang cara guru mengajar di kelas (Novaria & Triton, 2011). 4). Kursus Kursus adalah pelajaran mengenai sesuatu perkara (sebagainya) yang diberikan dalam jangka masa yang agak singkat (Kamus Dewan, 2002). 5). Belajar kelompok Belajar kelompok adalah suatu kegiatan belajar yang dilakukan bersama – sama guna menyelesaiakan persoalan – persoalan yang berkaitan dengan belajar (Hasibuan, 2008). Hasil penelitian Nurnaningsih ( 2011) mengatakan bahwa bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa. 6). Pendampingan orangtua Pendampingan anak di sekolah adalah suatu kegiatan yang dilakukan orangtua untuk menemani. Orangtua sering dihadapkan dengan berbagai masalah dalam membimbing dan mendampingi anak, mendampingi dan membimbing anak memang memerlukan
13
ketrampilan tersendiri agar anak dapat mempersiapkan untuk masa depan cerah sejak dini (Ramli, 2005). Hasil penelitian Agus (2008) bahwa ada pengaruh pendampingan anak di sekolah dengan kemandirian. 7). Rajin belajar Rajin adalah bersungguh-sungguh dalam belajar dan selalu berusaha dalam belajar (Rahmawati, 2008)
f. Harapan orangtua dalam mengatasi kesulitan belajar 1. Giat belajar Giat belajar adalah bersungguh-sungguh dalam belajar agar bisa mmperoleh hasil yang baik (Siti, 2005) 2. Tidak bermain Bermain adalah suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, serta mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Rusmana, 2009) 3. Prestasi belajar Prestasi belajar yaitu hasil suatu belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dan usaha belajar yang dicapai seseorang (Juntika, 2008). Hasil penelitian Jauhari & Mulyani (2010) bahwa metode diskusi yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
g. Metode cara belajar Tips dan trik yang dapat menjadi masukan berharga dalam mendapatkan nilai bagus yaitu: Belajar kelompok, rajin membuat catatan intisari pelajaran, membuat perencanaan yang baik, disiplin dalam belajar, menjadi aktif bertanya dan ditanya, belajar dengan serius dan tekun (Anna, 2010)
14
2.
Remaja a. Pengertian Remaja Masa remaja merupakan masa dimana banyak perubahanperubahan dan penyesuain terjadi seputar keadaan fisik, kognitif, dan psikososial (Sarwono,2010). Secara global masa remaja berlangsug antara 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, 18-21 tahun masa remaja akhir
(Heriana,
2012).
b. Tugas Perkembangan Remaja Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja ini antara lain Mengadakan hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita, mencapai peran sosial maskulin dan fenimisme, menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuh secara efektif, mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab, mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya, mempersiapkan karier ekonomi, mempersiapkan perkawinan-perkawinan dan berkeluarga, memperoleh perangkat nilai dan system etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi (Hurlock, 2004).
c. Ciri – Ciri Remaja Menurut Santrock J (2003) megemukakan ciri-ciri umum masa remaja di setiap fasenya sebagai berikut: 1. Masa remaja awal (12-15 tahun) Pada masa remaja awal individu mulai meninggalkan peran sebagian anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua. Focus dari
15
tahap remaja awal adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya (Dariyo, 2004).
2. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun) Masa remaja pertengahan ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang baru. Teman sebaya masih memiliki peran yang penting, namun individu sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri (self-directed). Pada masa remaja pertengahan remaja mulai mengembangkan kematangan tingkah laku,
belajar,
mengendalikan
keputusan-keputusan
awal
impulsivitas,
yang
berkaitan
dan
membuat
dengan
tujuan
vokasional yang ingin dicapai. Penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi individu (Ali & Asrori, 2004).
3. Masa remaja akhir (18-21 tahun) Masa remaja ditandai oleh persiapan akhir untuk memiliki peran-peran orang dewasa. Selama periode remaja akhir, remaja berusaha memantapkan tujuan vokasional dan mengembangkan sense of personal identity. Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa juga menjadi cirri dari tahap remaja akhir. (Soejanto,2005).
3.
Orangtua a.
Pengertian Orang tua adalah orang yang bertanggung jawab dalam kelangsungan hidup dan pendidikan anakn-anaknya (Mardiya 2000).
b.
Fungsi Orangtua Menurut Solaeman, (dalam Padila, 2012) fungsi orangtua adalah:
16
1.
Fungsi sosialisasi Keluarga berusaha mempersiapkan bekal kepada anak pada pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat ( Ali, 2010).
2.
Fungsi edukasi Berkaitan dengan pendidikan serta pembinaan anggota kelurga pada umumnya, meliputi pengarahan dan perumusan tujuan pendidikan, perencanaan dan pengelolaannya, penyediaan dana dan sarannya, serta pengayaan wawasan ( Friedman, 1998).
3.
Fungsi afeksi atau fungsi perasaan Suasana-suasana yang sehat dalam keluarga, yang tercipta berkat kebersihan hati masing-masing anggotanya, bersih dari iri dan dengki dan hasut dan buruk sangka ( Tanto dkk, 2005).
4.
Fungsi religious artinya keluarga berkewajiban memperkenalkan dan mengajak serta anak dan anggota keluarga lainnya kepada kehidupan beragama (Effendi, 2009).
5.
Fungsi ekonomis Fungsi ekonomis meliputi pencarian nafkah, perencanaan, serta pembelajarannya serta pemanfaatannya. Fungsi ekonomi mempengaruhi harapan orangtua akan masa depan anaknya serta harapan anak itu sendiri ( Setiadi, 2008).
6.
Fungsi rekreasi Makna
fungsi
rekreasi
diarahkan
kepada
tergugahnya
kemampuan untuk dapat mempersepsi kehidupan dalam keluarga secara wajar ( Mubarok dkk, 2006). 7.
Fungsi biologis Berhubungan
dengan
pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan
biologis anggota keluarga (Setyowati & Murwani, 2008).
17
c.
Peran Orangtua Menurut Gunarsa 2008 peran orang tua yaitu: 1). Peran ibu a. Memenuhi kebutuhan biologis dan fisik b. Merawat dan mengusrus keluarga dengan sabar dan konsisten c. Mendidik, mengatur dan mengendalikan anak d. Menjadi contoh dan teladan bagi anak 2). Peran ayah a. Sebagai pencari nafkah b. Sebagai suami yang penuh pengertian dan member rasa aman c. Berpartisipasi dalam pendidikan anak d.Sebagai pelindung atau tokoh yang tegas, bijaksana, mengasihi keluarga
B. Kerangka Penelitian
Faktor Intern yaitu : 1. Faktor jasmaniah 2. Faktor psikologi
Kesulitan Belajar Faktor Ekstern: 1. Faktor keluarga 2. Faktor sekolah 3. Faktor masyarakat
Skema 1.1 Kerangka Penelitian
Kausatif / penyebab
18
C. Variabel Penelitian Variabel penelitian pengalaman orangtua yang mengalami kesulitan belajar Sub variabel pengetahuan kesulitan belajar, jenis-jenis kesulitan belajar, cara orang tua dalam mengatasi kesulitan belajar, hambatan kesulitan belajar, harapan orang tua dalam kesulitan belajar
D. Pertanyaan penelitian 1. Bagaimana pengetahuan orangtua tentang kesulitan belajar pada remaja di Perumahan Muktiharjo – Semarang 2. Bagaimana jenis kesulitan belajar pada remaja di Perumahan Muktiharjo - Semarang 3. Bagaimana cara orangtua dalam mengatasi kesulitan belajar remaja di Perumahan Muktiharjo – Semarang 4. Bagaimana harapan orangtua dalam kesulitan belajar remaja di Perumahan Muktiharjo - Semarang