BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengantar Dalam bab ini akan dibahas kajian pustaka yang diawali dengan konsep-
konsep yang digunakan dalam kajian teorinya mengenai beberapa pengertian secara
konseptual
seperti
mengenai
beberapa
pengertian
produktivitas
kerja,faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja,dan cara mengukur produktivitas kerja. Selanjutnya ada pengertian tentang pelatihan,tujuan pelatihan,prinsip pelatihan, metode program pelatihan,evaluasi 2.2
Produktivitas Kerja
2.2.1
Pengertian Produktivitas Kerja Definisi Produktivitas menurut Sinungan (1987): Produktivitas kerja adalah hasil (output)yang diperoleh seimbang dengan memasukan (input)yang diolah dengan melalui perbaikan cara kerja.Sehingga pemborosan waktu,tenaga dan berbagai input lainnya dapat dikurangi sejauh mungkin dan hasilnya tentu lebih baik dan banyak hal yang dapat dihemat.Sehingga pencapaian tujuan usaha atau sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan dapat terselenggara dengan baik,efektif dan efisien. Dari definisi diatas tampak bahwa produktivitas kerja merupakan
perbandingan antara hasil yang diperoleh (output) dengan tenaga kerja(sumber kerja) yang dipergunakan dengan melalui perbaikan cara kerja.Dengan kata lain produktivitas mempunyai dua dimensi.Dimensi pertama adalah efektifitas yang mengarah kepada pencapaian kinerja yang maksimal.pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas dan waktu.Yang kedua yaitu efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan bagaimana pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan.(Umar, dikutip dari Triton PB, 2005, Paradigma Baru Sumber Daya Manusia). Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan penggunaan masukan (input) yang direncanakan dengan penggunaan masukan yang sebenarnya terlaksana. Apabila masukan yang sebenarnya digunakan semakin besar penghematannya, maka tingkat efisiensi semakin tinggi, tetapi semakin kecil
masukan yang dapat dihemat, sehingga semakin rendah tingkat efisiensi. Pengertian efisiensi disini lebih berorientasi kepada masukan sedangkan maslah keluaran (output) kurang menjadi perhatian utama. Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambsran seberapa jauh target dapat tercapai. Pengertian efektivitas inilebih berorientasi kepada keluiaran sedangkan masalah penggunaan masukan kurang menjadi perhatian utama. Apabila efisisensi dikaitkan dengan efektivitas maka walaupun terjadi peningkatan efektivitas belum tentu efisien meningkat. Kualitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh telah dipenuhi berbagai persyaratan, spesifikasi dan harapan. konsep ini hanya dapat berorientasi kepada masukan, keluaran atau keduanya. di samping itu kualitas juga berkaitan dengan proses produksi yang akan berpengaruh pada kualitas hasil yang dicapai secara keseluruhan.
Hasil Utama Masukan
Proses Produksi Hasil Sampingan
Kualitas & efisiensi
Kualitas Kualitas Efektivitas
Produktivitas
Gambar 2.1 Keterkaitan Efisiensi, Efektivitas, Kualitas dan Produktivitas Dari gambar di atas terlihat bahwa produktivitas mencakup efisiensi, efektivitas dan kualitas. Efisiensi berorientasi pada masukan dan efektivitas berorientasi pada keluaran.
2.2.2
Teknik Pengukuran Produktivitas Menurut Umar (dikutip dari Triton PB, 2005, Paradigma Baru Sumber
Daya Manusia) pengukuran produktivitas dapat dirumuskan dengan perumusan sebagai berikut: Efektivitas menghasilkan output Produktivitas = Efektivitas menggunakan input Produktivitas berarti keseimbangan antara semua faktor-faktor produksi yang memberikan output paling besar dengan usaha tertentu.Jadi produktivitasd kerja dapat dirumuskan sebagai berikut: Jumlah produksi pertahun Produktivitas kerja = Jam kerja yang ditetapkan Untuk mengetahui sejauhmana produktivitas dalam sebuah organisasi perlu
dilakukan
pengukuran
produktivitas.
Secara
umum
pengukuran
produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan 3 (tiga) jenis yang berbeda, diantaranya: 1. Perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukan apakah pelaksanaan saat ini memuaskan namun hanya mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang tingkatannya. 2. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perseorangan tugas, proses) dengan lainnya.Pengukuran seperti menunjukan pencapaian relative. 3. Perbandingan pelaksanaan saat ini dengan pencapaian target yang ditetapkan dan pengukuran ini yang terbaik karna memusatkan perhatian pada sasaran atau tujuan.
2.2.3
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas 1. Knowledge Pengetahuan
dan
keterampilan
sesungguhnya
yang
mendasari
pencapaian produktivitas.Ada perbedaan antara pengetahuan dan keterampilan,konsep pengetahuan lebih berorientasi pada daya pikir dan penguasaan ilmu serta luas sempitnya wawasan yang dimiliki
seseorang.Dengan demikian pengetahuan adalah merupakan akumulasi hasil proses pendidikan,baik yang di peroleh secara formal maupun nonformal yank memberikan kontribusi pada seseorang didalam pemecahan masalah termasuk dalam penyelesaian pekerjaan.Dengan pengetahuan yang luas dan pendidikan seorang pegawai diharapkan mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan produktif. 2. Skill Keterampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional mengenai bidang tertentu,yang bersifat kekaryaan.Keterampilan diperoleh melalui proses belajar dan berlatih.Keterampilan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan atau menyelasaikan pekerjaan-pekerjaan
yang
bersifat
teknis,seperti
keterampilan
computer,dll.Dengan keterampilan yang dimiliki seorang pegawai diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan secara produktif. 3. Abilities Kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seorang pegawai Pengetahuan dan keterampilan termasuk factor pembentuk
kemampuan.Dengan
demikian
apabila
seseorang
mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang tinggi,di harapkan memiliki kemampuan yang tinggi. 4. Attitude Sangat erat hubungan antara kebiasaan dan prilaku.Attitude merupakan suatu kebiasaan yang terpolakan.apabila kebiasaan pegawai baik maka dapat menjamin perilaku kerja yang baik juga.Dengan demikian prilaku manusia juga juga akan ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaan yang telah tertanam dlam diri pegawai sehingga dapat mendukung kerja yang efektif atau sebaliknya.
2.3
Pelatihan Pelatihan merupakan wahana untuk membangun SDM menuju era
globalisasi yang penuh dengan tantangan.Karena itu,kegiatan pelatihan tidak dapat diabaikan begitu saja terutama dalam memasuki era persaingan yang semakin ketat.Pelatihan bertujuan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu untuk kebutuhan sekarang. Pelaksanaan pelatihan diharapkan dapat memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan bagi setiap pegawai untuk dapat melakukan pekerjaan baru atau memperbaiki mutu pekerjaan yang lama. Jadi dapat dikatakan, bahwa pelatihan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia yang harus dijalankan perusahaan, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan kata lain, pelatihan dilaksanakan perusahaan agar bisa mempertahankan eksistensinya dalam lingkungan bisnis dan tumbuh sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
2.3.1
Pengertian pelatihan Definisi Pelatihan menurut Martoyo (1994): Pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu dalam waktu yang relative singkat (pendek).umumnya suatu pelatihan berupaya menyiapkan para karyawan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang pada saat itu dihadapi.
Dari definisi diatas jelas bahwa kegiatan pelatihan menekankan pada peningkatan keterampilan atau jenis kemampuan tertentu untuk mengerjakan pekerjaan yang sedang dihadapi,sehingga karyawan akan dapat melaksanakan jenis pekerjaan khusus tersebut dengan baik sesuai dengan jenis pelatihan yang telah diberikan.
2.3.2
Tujuan Pelatihan Tujuan suatu pelatihan berhubungan erat dengan jenis pelatihan. Tujuan
pelatihan seorang manajer berbeda dengan tujuan pelatihan manajer bawahan, demikian pula tujuan pelatihan seorang manajer tidak sama dengan seorang staf.
Akan tetapi pada hakekatnya tujuan dari berbagai pelatihan adalah sama. Berikut dikemukakan beberapa pendapat yaitu : Sedangkan menurut Prabu A. (2003), Bahwa tujuan pelatihan antara lain : 1. Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi 2. Meningkatkan produktivitas kerja 3. Meningkatkan kualitas kerja 4. Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya manusia 5. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja 6. Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara maksimal 7. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja 8. Menghindarkan keusangan (obsolescence) 9. Meningkatkan perkembangan pribadi pegawai
2.3.3
Prinsip-Prinsip Pelatihan Pendidikan dapat dipandang sebagai salah satu bentuk investasi,oleh
karena itu bagi setiap organisasi yang ingin berkmbang,maka pelatihan bagi pegawai pharus memperoleh perhatian yang besar. Beberapa hal yang penting untuk diperhatiakan di dalam menyelenggarakan pelatihan adalah: 1. Perbedaan Individu Di dalam merencanakan suatu program pelatihan,seorang instruktur harus menyadari akan adanya individu dari masing-masing peserta.Daya tangkap dari setiap peserta berbeda-beda dan selain itu masih ada perbedaan lainnya seperti perbedaan laikan yaitu belakang, pendidikan, pengalaman, dan minat. 2. Motivasi Motivasi
merupakan faktor penting dalam membangkitkan semangat
belajar.Setiap individu yang mempunya tujuan tertentu di hubungkan dengan keprluan sehingga individu tersebut akan lebih tepat menyesuaikan diri dalam proses belajar.
3. Hubungan dengan analisis jabatan Keterangan dari analisis jabatan harus menunjukan pengetahuandan kecakapan apa yang diperlukan pengetahuan dan kecakapan apa yang diperlukan oleh masing-masing jabatantersebut,kemudian pelatihan harus disesuaikan denagn kebutuhan tersebut. 4. Pemilihan peserta pelatihan Selain ditujukan untuk karyawan baru,pelatihan juga diperuntukan untuk mempersiapkan pegawai lama yang mempunyai minat dan bakat untuk memenuhi jabatan-jabatan pentingdi perusahaan.Oleh karena itu,untuk memenuhi keperluan tersebut maka perlu dipilih yang benar-benar tepat dapat mengajar dengan baik. 5. Prinsip-prinsip Belajar Di dalam pelatihan ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan yaitu: 1. Participation artinya dalam pelaksanaan pelatihan para peserta harus ikut aktif karena dengan partisipasi peserta maka akan lebih cepat menguasai dan mengetahui berbagai materi yang diberikan. 2. Repetition artinya senantiasa dilakukan secara berulang karena dengan ulanganulangan ini peserta-peserta akan lebih cepat untuk memahami dan mengingat apa yang telah diberikan. 3. Relevance artinya harus saling berhubungan sebagai contoh para peserta pelatihan terlebih dahulu diberikan penjelasan secara umum tentang suatu pekerjaan sebelum mereka mempelajari hal-hal khusus dari pekerjaan tersebut. 4. Transference artinya program pelatihan harus disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan yang nantinya akan dihadapi dalam pekerjaan yang sebenarnya. 5. Feedback artinya setiap program pelatihan yang dilaksanakan selalu dibutuhkan adanya umpan balik yaitu untuk mengukur sejauh mana keberhasilan dari
program pelatihan tersebut. Dengan adanya umpan balik ini maka peserta akan dapat memperoleh informasi tentang hasil yang dicapai dan hal ini akan meningkatkan motivasi mereka dalam bekerja serta dapat mengetahui hasil kerja mereka.
2.3.4
Metode-metode Pelatihan Metode-metode pelatihan menurut Andrew F. Sikula diterjemahkan
oleh Malayu S.P Hasibuan (2002): 1.
On the job Para peserta latihan langsung bekrja di tempat untuk belajar dan meniru suatu pekerjaan di bawah seorang pengawas. Metode latihan di bedakan dalam 2 cara : a) Cara informal yaitu pelatih menyuruh peserta pelatihan untuk memperhatikan orang lain yang sedang melakukan pekerjaan, kemudian ia diperintahkan untuk mempraktekkan. b) Cara formal yaitu supervisor menunjuk karyawan senior untuk melakukan pekerjaan tersebut, selanjutnya para peserta latihan melakukan pekerjaan sesuai dengan cara-cara yang dilakukan karyawan senior.
2.
Off the job Para peserta latihan dilukan diluar tempat kerja sebenarnya. Yang termasuk dalam klasifikasi of the job training yaitu : a.
Vestibule Vestibule adalah metode pelatihan yang dilakukan dalam kelas atau bengkel yang biasanya diselenggarakan dalam suatu perusahaan industri untuk memperkenalkan pekerjaan kepada karyawan baru dan melatih mereka mengerjakan pekerjaan tersebut. Melalui percobaan dibuat suatu duplikat dari bahan, alat-alat dan kondisi yang akan mereka temui dalam situasi kerja yang sebenamya.
b.
Demonstration and example Adalah metode latihan yang dilakukan dengan cara peragaan dan penjelasan bagaimana cara-cara mengerjakan sesuatu pekerjaan melalui contoh yang didemonstrasikan. Demonstrasi merupakan metode latihan yang efektif karena peserta melihat sendiri teknik mengerjakannya dan diberikan penjelasannya, bahkan jika perlu boleh dicoba mempraktekkannya. Dalam banyak hal, dengan menunjukkan bagaimana sesorang harus mengerjakan tugasnya adalah lebih mudah daripada menceritakan atau menyuruhnya mempelajari langkah-langkah pengerjaannya. Biasanya demonstrasi dilengkapi dengan gambar, teks, diskusi, video dan lain-lain.
c.
Simulation Simulasi merupakan situasi atau kejadian yang ditampilkan semirip mungkin dengan siatuasi yang sebenamya tapi hanya merupakan tiruan saja. Simulasi merupakan suatu teknik untuk mencontohkan semirip mungkin terhadap konsep sebenarnya dari pekerjaan yang dijumpai.
d.
Apprenticeship Metode ini Adalah cara untuk mengembangkan keahlian pertukangan sehingga para karyawan yang bersangkutan dapat mempelajari segala aspek dari pekerjaan.
e.
Classroom Methods Metode pertemuan dalam kelas meliputi lecture (pengajaran), conference (rapat), programmed instruction, metode studi kasus, role playing, metode diskusi dan metode seminar.
2.3.5
Manfaat pelatihan Manfaat pelatihan untuk karyawan menurut Rivai (2005)
a. Membantu karyawan dalam membuat keputusan dan pemecahan masalah yang lebih efektif b. Membantu mendorong dan mencapai rasa percaya diri
c. Membantu karyawan mengatasi stress,tekanan,dan konflik d. Meningkatkan kepuasan kerja e. Membantu menghilangkan rasa takut melaksanakan tugas
2.3.6
Tahap-Tahap penyusunan pelatihan
a. mengidentifikasi kebutuhan pelatihan b. menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan c. menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya d. menetapkan metode pelatihan e. mengadakan percobaan dan revisi f. mengimplementasikan dan mengevaluasi
2.3.7
Hubungan Antara Pelatihan Dengan Produktivitas Kerja Dari definisi yang telah dikemukakan, maka di setiap perusahaan perlu
diadakan pelatihan bagi pegawai-pegawainya. Dengan dilaksanakannya pelatihan dalam suatu perusahaan, diharapkan akan menambah produktivitas kerja pegawai karena pelatihan merupakan salah satu unsur penggerak produktivitas kerja pegawai. Dengan produktivitas kerja pegawai yang tinggi, maka tujuan perusahaan akan tercapai. Menurut Sedarmayanti (dikutip dari Triton PB, 2005, Paradigma Baru Sumber Daya Manusia) : 6 faktor utama yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai, yaitu : 1. Sikap/mental kerja seperti : kesediaan bekerja secara bergilir, dapat menerima tambahan tugas,dan bekerja dalam suatu tim. 2. Tingkat keterampilan, yang ditentukan oleh pendidikan, latihan dalam manajemen dan supervisi serta keterampilan dalam teknik. 3. Hubungan antara pegawai dan pimpinan organisasi yang tercermin dalam usaha bersama antara pimpinan organisasi dan pegawai. 4. Manajemen produktivitas yaitu : manajemen yang efisien mengenai sumber dan sistem kerja untuk meningkatkan produktivitas.
5. Efisiensi tenaga kerja, seperti : perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas. 6. Kewiraswastaan, yang tercermin dalam pengambilan resiko, kreatifitas dalam berusaha, dan berada pada jalur yang benar dalam bekerja. Menurut Sedarmayanti (dikutip dari Triton PB, 2005, Paradigma Baru Sumber Daya Manusia),mengemukakan bahwa : Produktivitas kerja individu, perlu ditingkatkan secara terus menerus, baik melalui pendidikan formal maupun latihan dan pengembangan, agar produktivitas orgasisasi dapat meningkat. Uraian di atas memberikan pemahaman bahwa apabila dalam suatu perusahaan dimana pegawainya kurang keterampilan atau kurang cakap dalam melakukan tugasnya maka produktivitas kerjanya akan rendah. Demikian pula sebaliknya, bila dalam suatu perusahaan pegawainya memiliki keterampilan dan kecakapan yang tinggi maka produktivitas kerja pegawainya pun akan tinggi.
2.4 Kerangka Pemikiran Di dalam perusahaan,sumber daya manusia dapat berperan baik secara perorangan maupun kelompok dalam pelaksanaan proses produksi, bahkan menentukan maju dan mundurnya suatu perusahaan. Guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia, banyak faktor yang perlu dilakukan antara lain melalui kegiatan training / pelatihan karena pelatihan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai. Keterampilan dan kecakapan serta kemampuan pegawai dalam melaksanakan suatu pekerjaan turut menentukan hasil yang diharapkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Definisi Pelatihan menurut Martoyo (1994): Pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu dalam waktu yang relative singkat (pendek).umumnya suatu pelatihan berupaya menyiapkan para karyawan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang pada saat itu dihadapi.
Definisi Produktivitas menurut Sinungan (2003): Produktivitas kerja adalah hasil (output)yang diperoleh seimbang dengan memasukan (input)yang diolah dengan melalui perbaikan cara kerja.Sehingga pemborosan waktu,tenaga dan berbagai input lainnya dapat dikurangi sejauh mungkin dan hasilnya tentu lebih baik dan banyak hal yang dapat dihemat.Sehingga pencapaian tujuan usaha atau sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan dapat terselenggara dengan baik,efektif dan efisien. Secara umum, produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input) atau dapat dirumuskan sebagai berikut: Produktivitas =
Efektivitas menghasilkan keluaran Efisiensi penggunaan masukan
Oleh karena itu, dengan dilaksanakannya pelatihan dalam suatu perusahaan diharapkan akan menambah produktivitas kerja pegawai karena pelatihan merupakan salah satu unsur penggerak produktivitas kerja pegawai. Dengan produktivitas kerja pegawai yang tinggi, maka tujuan perusahaan akan tercapai. Sebagaimana telah di sebutkan bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah pelatihan mempunyai hubungan dengan produktivitas kerja karyawan pada PT.BPR Sinar Mas Pelita.Paradigma penelitian ini dapat dilihat dalam gambar 2.2
pelatihan Pengetahuan dan keterampilan Sarana dan fasilitas Metode yang digunakan Kemampuan instruktur
Produktivitas Kualitas dan kemampuan fisik karyawan Kesejahteraan bagi karyawan Lingkungan kerja
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
2.4.1
Hipotesis Dari definisi yang telah dikemukakan, maka di setiap perusahaan perlu
diadakan pelatihan bagi pegawai-pegawainya. Dengan dilaksanakannya pelatihan dalam suatu perusahaan, diharapkan akan menambah produktivitas kerja pegawai karena pelatihan merupakan salah satu unsur penggerak produktivitas kerja pegawai. Dengan produktivitas kerja pegawai yang tinggi, maka tujuan perusahaan akan tercapai. Dengan pengembangan maka produktivitas karyawan akan meningkat, kualitas dan kuantitas produksi semakin membaik karena technical skill, human skill dan managerial skill karyawan yang semakin membaik ( Hasibuan, 2002) Uraian di atas memberikan pemahaman bahwa apabila dalam suatu perusahaan dimana pegawainya kurang keterampilan atau kurang cakap dalam melakukan tugasnya maka produktivitas kerjanya akan rendah. Demikian pula sebaliknya, bila dalam suatu perusahaan pegawainya memiliki keterampilan dan kecakapan yang tinggi maka produktivitas kerja pegawainya pun akan tinggi. Berdasarkan
uraian
kerangka
pemikiran
di
atas,
maka
penulis
mengemukakan hipotesis bahwa : Jika Pelatihan Dilaksanakan Secara Efektif Maka Produktivitas Kerja Pegawai Tinggi .