ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Radikal Bebas 2.1.1. Pengertian Radikal Bebas Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang sifatnya sangat tidak stabil. Ketidakstabilan tersebut disebabkan oleh karena atom atau molekul tersebut memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada kulit orbit terluarnya. Dengan sifat yang sangat reaktif inilah, elektron yang tidak berpasangan ini akan berusaha mencari pasangan elektronnya dari molekul lainnya. Keberhasilan dalam mengambil elektron dari molekul lain yang stabil menyebabkan molekul yang stabil itu berubah menjadi radikal bebas yang baru. Proses ini akan terus menerus terjadi dan kemudian akan menyebabkan pembentukan senyawa baru yang tidak normal. Radikal bebas juga dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok bahan kimia yang memiliki satu atau lebih elektron bebas dan beraksi dalam jangka pendek (Droge, 2002). Dalam kepustakaan kedokteran, pengertian radikal bebas sering dikaitkan dengan oksidan, karena keduanya memiliki sifat-sifat yang mirip. Aktivitas keduanya sering menghasilkan efek yang sama, namun keduanya bekerja melalui proses yang berbeda. Oksidan berperan sebagai senyawa penerima elektron (electron acceptor), sedangkan radikal bebas merupakan atom atau molekul yang memiliki elektron yang tidak berpasangan (unpaired electron). Jadi radikal bebas adalah
7 TESIS
Pengaruh Ekstrak Daging Buah .....
Sondang Friska Maria Mulia PS
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8
oksidan, tetapi tidak setiap oksidan merupakan radikal bebas (Suryohudoyo, 2000). 2.1.2. Sumber Radikal Bebas Adapun sumber radikal bebas antara lain (Pham-Huy et al., 2008): a. Radikal bebas yang berasal dari dalam tubuh, yaitu: 1. dari proses enzimatik, seperti hasil dari proses oksidasi atau pembakaran sel yang berlangsung pada proses respirasi sel, dari proses pencernaan,
dan
dari
proses
metabolisme.
Diproduksi
oleh
mitokondria, membran plasma, lisosom, retikulum endoplasma, dan inti sel. 2. dari proses non-enzimatik, seperti reaksi oksigen dengan senyawa organik lainnya melalui ionisasi dan radiasi. Contohnya adalah proses inflamasi dan iskemia. b. Radikal bebas yang berasal dari luar tubuh, yaitu dari polutan, seperti asap rokok, asap kendaraan bermotor, radiasi sinar matahari, makanan berlemak, kopi, alkohol, obat, bahan racun, pestisida, minyak goreng jelantah (deep frying), dan lainnya. Peningkatan radikal bebas pun dapat dipicu oleh stres atau olahraga yang berlebihan. Produk tembakau, dalam bentuk apapun, berbahaya bagi kesehatan. Rokok merupakan salah satu bentuk produk tembakau yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Sebatang rokok yang dibakar mengandung sekitar 4000 elemen kimia dan 50 diantaranya sudah terbukti beracun seperti nitrosamin, tar, formaldehid, karbon
TESIS
Pengaruh Ekstrak Daging Buah .....
Sondang Friska Maria Mulia PS
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9
monoksida, ammonia, logam cadmium, dichlorodiphenyltrichloroethane (DDT), polonium radioaktif, hidrogen sianida, akrolein, dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) (Tanuwihardja et al., 2012; Rodgman et al., 2012). PAH merupakan senyawa yang masuk dalam golongan tar yang dihasilkan dari pembakaran zat organik yang terkandung dalam asap rokok. Senyawa PAH seperti benzopyrene berikatan dengan DNA dan dapat menyebabkan kematian sel. Di samping itu, mutasi genetik dapat terjadi yang memicu terbentuknya sel kanker (Tanuwihardja et al., 2012). Akrolein merupakan senyawa yang menyebabkan bau asam dan iritasi. Akrolein berikatan dengan basa guanin pada DNA. Ikatan tersebut menyebabkan terjadinya mutasi genetik yang memicu pertumbuhan sel kanker. Namun, akrolein 1000 kali lebih banyak daripada jumlah PAH dan dapat bereaksi tanpa aktivasi metabolik (Tanuwihardja et al., 2012). Nikotin berperan sebagai stimulan yang menyebabkan ketergantungan terhadap rokok. Zat nikotin dapat mencapai otak kurang dari 10 detik ketika dihisap. Di samping itu, nikotin dapat menstimulasi produksi adrenalin yang meningkatkan tekanan darah, denyut jantung, dan asam lemak bebas. Pada studi yang baru, ditemukan bahwa merokok dapat meningkatkan pelepasan dopamin di otak dimana sama dengan mekanisme heroin dan kokain (Rodgman et al., 2012). Senyawa radioaktif seperti timbal dan polonium terdapat pada rokok dalam jumlah yang kecil. Walaupun demikian, senyawa ini bertahan lama dan terakumulasi pada percabangan bronkial. Senyawa ini tetap melepaskan radiasi
TESIS
Pengaruh Ekstrak Daging Buah .....
Sondang Friska Maria Mulia PS
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10
sekalipun perokok telah berhenti merokok. Kombinasi tar dan senyawa radioaktif meningkatkan risiko kanker (Rodgman et al., 2012). 2.1.3. Sifat Radikal Bebas Radikal bebas memiliki dua sifat khusus, yaitu: a. Reaktivitas tinggi yang mampu menarik elektron dari atom atau molekul lain. b. Membentuk radikal baru dari molekul yang stabil dengan mengambil atau menambah satu elektron pada molekul yang stabil itu. Dari kedua sifat tersebut di atas, dapat dilihat bahwa sifat radikal bebas sama dengan oksidan yaitu kemampuan menarik elektron dari atom atau molekul yang stabil. Oleh sebab itu, radikal bebas masuk dalam kategori oksidan. Namun, tidak setiap oksidan adalah radikal bebas. Radikal bebas lebih berbahaya daripada oksidan yang bukan radikal karena adanya elektron yang tidak berpasangan pada senyawa radikal bebas. Adanya elektron yang tidak berpasangan menyebabkan senyawa ini sangat reaktif mencari pasangan, dengan cara menyerang dan mengikat elektron molekul yang berada di sekitarnya. Apabila elektron yang terikat pada senyawa radikal bebas bersifat ionik, maka dampak yang timbul tidak begitu berbahaya. Akan tetapi, bila elektron yang terikat pada senyawa radikal bebas bersifat kovalen, maka akan sangat berbahaya. Senyawa yang memiliki ikatan kovalen adalah molekul-molekul besar seperti lipid, protein, dan DNA. Semakin besar ukuran biomolekul yang mengalami kerusakan, semakin besar pula dampaknya. Oleh
TESIS
Pengaruh Ekstrak Daging Buah .....
Sondang Friska Maria Mulia PS
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11
sebab itu, bila ada kerusakan struktur dan fungsi sel, maka akan mengganggu sistem kerja organ secara umum. Dalam tubuh terdapat empat kelompok biomakromolekul yang menyusun sel, yaitu protein, lemak, asam nukleat, dan polisakarida. Molekul-molekul tersebut secara individu maupun secara bersama-sama merupakan pendukung fungsi biologis yang sangat mendasar (Winarsi, 2007). Dari keempat molekumolekul tersebut, yang paling rentan terhadap serangan radikal bebas adalah asam lemak tak jenuh. Adanya serangan radikal bebas yang terus menerus menyebabkan terjadinya reaksi rantai (chain reaction) (Halliwell & Gutteridge, 2007). Proses terjadinya kerusakan pada sel dimulai pada membran sel, dan selanjutnya dijelaskan sebagai berikut (Halliwell & Gutteridge, 2007): 1. Terjadi ikatan kovalen antara radikal bebas dengan komponen-komponen membran (enzim-enzim membran, komponen karbohidrat membran plasma), sehingga terjadi perubahan struktur dari fungsi reseptor. 2. Terjadi oksidasi gugus tiol pada komponen membran oleh radikal bebas sehingga mengganggu proses transpor lintas membran. 3. Reaksi peroksidasi lipid dan kolesterol membran yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda (PUFA = poly-unsaturated fatty acid). Hasil peroksidasi lipid membran oleh radikal bebas, berpengaruh langsung terhadap kerusakan pada membran sel, antara lain dengan mengubah fluiditas, struktur dan fungsi membran, dan akhirnya dapat menyebabkan kematian sel.
TESIS
Pengaruh Ekstrak Daging Buah .....
Sondang Friska Maria Mulia PS
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12
2.1.4. Reaksi-Reaksi Radikal Bebas a. Melalui absorpsi radiasi, seperti ultraviolet, radiasi panas, radiasi sinar, dan ionisasi. Hal ini dapat dilihat dari proses fotolisis atau fotokimia yang mengubah molekul oksigen triplet menjadi singlet 1O2. b. Melalui reaksi redoks, yaitu: A e– + A*+ B + e– B*– c. Melalui proses homolitik, yaitu: A:B A* + B* d. Melalui reaksi autooksidasi, seperti oksidasi lipid (Winarsi, 2007), yang terbagi dalam tiga tahap reaksi, yaitu: 1. Tahap inisiasi, yaitu: LH + R* RH + L* 2. Tahap propagasi L* + O2
LOO*
LOO* + LH
L* + LOOH
3. Tahap terminasi LO* + LO*
produk nonradikal
LOO* + LOO* produk nonradikal LO* + LOO*
TESIS
produk nonradikal
Pengaruh Ekstrak Daging Buah .....
Sondang Friska Maria Mulia PS
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13
Rantai oksidasi lipid di atas tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: LH
Tahap Inisiasi
O2
L*
LOOH
Produk Sekunder
Tahap Propagasi
LOO*
Tahap Terminasi
LH
LOO*, IH
Produk Non-Radikal
Gambar 2.1. Rantai Oksidasi Lipid (Scott, 1993)
2.1.5. Dampak Radikal Bebas 2.1.5.1. Kerusakan Oksidatif Reaksi oksidasi sering kali menyebabkan kerusakan oksidatif oleh radikal bebas. Radikal bebas dibagi menjadi 3 kelompok yang dapat dilihat melalui Tabel 2.1.
TESIS
Pengaruh Ekstrak Daging Buah .....
Sondang Friska Maria Mulia PS
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14
Tabel 2.1. Reactive Species Radikal ROS Superoksid, O2*– Hidroksil, OH* Peroksil, RO2* Alkoksil, RO* Hidroperoksil, HO2* RNS Nitrogen monoksida, NO* Nitrogen dioksida, NO2*
RCS
Non-radikal Hidrogen peroksida, H2O2 Hypochlorous acid, HOCl Hypobromous acid, HOBr Ozon, O3 Singlet oxygen, 1O2 Nitrous acid, HNO2 Nitrosyl cation, NO+ Nitroxyl anion, NO– Dinitrogen tetraoksid, N2O4 Dinitrogen trioksid, N2O3 Peroksinitrit, ONOO– Asam peroksinitri, ONOOH Nitronium (nitryl) cation, NO2+ (Contoh: nitryl chloride, NO2Cl) Alkil peroksinitrit, ROONO Hypochlorous acid, HOCl Clorin, Cl2 Nitryl chloride, NO2Cl
Atom klorin, Cl*
Sumber: Packer et al., 1995. Kerusakan oksidatif merupakan suatu keadaan dimana radikal bebas diproduksi secara berlebihan melebihi kapasitas pertahanan antioksidan. Akibatnya, terjadi kerusakan bahkan kematian sel. Reaksi oksidasi tidak hanya menyerang komponen lipid membran sel, tetapi juga komponen penyusun sel lainnya, yaitu protein, lipoprotein, maupun DNA. Menurut Lampe (1999) dan Wijaya (1996), radikal bebas dapat menyerang tiga senyawa penting yang berperan secara signifikan dalam mempertahankan integritas sel, yaitu: a. Asam lemak, terutama PUFA yang tersusun oleh fosfolipid sebagai penyusun membran sel.
TESIS
Pengaruh Ekstrak Daging Buah .....
Sondang Friska Maria Mulia PS
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15
b. DNA, yang merupakan penyusun perangkat genetik sel. c. Protein, yang berperan sebagai enzim, reseptor, antibodi, dan penyusun matriks serta sitoskeleton. 2.1.5.2. Malondialdehid (MDA) Menurut Pryor et al. (1976), MDA adalah senyawa dialdehid yang merupakan hasil akhir peroksidasi lipid di dalam tubuh. Senyawa ini memiliki tiga rantai karbon yang memiliki rumus kimia C3H4O2 (Frankel & Neff, 1983; Pryor et al., 1976). Menurut Conti et al. (1991), MDA merupakan produk akhir oksidasi asam lemak tidak jenuh oleh radikal bebas. Di samping itu, MDA merupakan metabolit komponen sel yang dihasilkan oleh radikal bebas. Oleh sebab itu, konsentrasi MDA yang tinggi merupakan suatu indikasi biologis terjadinya proses oksidasi dalam membran sel (Suryohudoyo, 2000). Pengukuran konsentrasi MDA dilakukan
menggunakan asam
tiobarbiturat
yang
disebut
metode
Test
thiobarbituric acid-reactive substance (TBARS) yang berdasar pada pemeriksaan reaksi spektrofotometrik (Konig & Berg, 2002).
2.1.5.3. Kerusakan Organ Tubuh Pada umumnya rokok menyebabkan inflamasi,
apoptosis
selular,
perubahan jalur molekular dan selular, kematian matriks ekstraselular, dan kerusakan oksidatif pada saluran pernapasan. Asap rokok mengandung ribuan komponen kimia yang diantaranya adalah 1015 radical bebas dalam fase gas dan 1014 radical bebas dalam fase tar dalam sekali hisapan (Pryor, 1993). Respon
TESIS
Pengaruh Ekstrak Daging Buah .....
Sondang Friska Maria Mulia PS
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16
terhadap inflamasi mengakibatkan efek siliotoksik, peningkatan sekresi mukus serta akumulasi sel inflamasi di saluran pernafasan. Di samping itu, kerusakan pada sel epitel yang disebabkan oleh ammonia dan aldehida menginduksi inflamasi lokal (Yoshida & Tuder, 2007; Behr & Nowak, 2002). Efek siliotoksik mengganggu status mukosilier sehingga terjadi hiperplasia sel Goblet dan memicu pada peningkatan mukus. Peningkatan mukus ini mengakibatkan pertumbuhan bakteri sehingga memicu peningkatan infeksi yang berujung pada tingkat inflamasi yang kronik (Yoshida & Tuder, 2007; Behr & Nowak, 2002). Spesi reaktif juga dapat mengganggu keseimbangan protease dan antiprotease. Protease merupakan enzim yang dapat mendegradasi matriks jaringan. Spesi reaktif bekerja dengan cara menginaktivasi antiprotease dan mengaktivasi protease. Aktivasi protease akan mengakibatkan kerusakan jaringan dan inflamasi (Yoshida & Tuder, 2007; Behr & Nowak, 2002). Secara fisiologis, paru memiliki zat pelindung, yaitu antioksidan alami seperti protein serum, transferrin, seruloplasmin, laktoferin, taurin, vitamin C dan E, glutation (GSH), serta enzim SOD dan katalase. Oksidan yang terdapat pada rokok merusak antioksidan ini. Ada penelitian yang menyatakan bahwa kadar GSH pada perokok jauh lebih rendah daripada pada orang yang tidak merokok (Yoshida & Tuder, 2007; Behr & Nowak, 2002). Selain itu, beberapa penelitian menemukan bahwa merokok dapat menyerang antioksidan seperti vitamin C dan β-karoten (Lykkesfeldt et al., 2000; Dietrich et al., 2003). Hubungan sebab-akibat kandungan rokok dengan kelainan paru tampak pada Gambar 2.2.
TESIS
Pengaruh Ekstrak Daging Buah .....
Sondang Friska Maria Mulia PS
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17
Cigarette Smoke
Impaired Ciliary Clearance
Oxidants · Aldehydes · Acids · Ammonia · etc
Oxidants · Aromatic Hydrocarbons · Nitrosamines · etc
Mucus and Toxin Retention Local Irritation of Airway Epithelium Injury/Death of Cells Influx of Neutrophils
Infection
Growth Signals ↑ Chromosomal Damage and DNA Adducts Oncogene Expression
Inflammation
Carcinogenesis
COPD & Other Inflammatory Lung Diseases
Lung Diseases
Gambar 2.2. Hubungan Kandungan Rokok Dengan Kelainan Paru (Behr & Nowak, 2002)
2.2. Antioksidan 2.2.1. Pengertian Antioksidan Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (electron donor). Antioksidan memiliki berat molekul yang kecil, tetapi mampu menghentikan reaksi oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal. Di samping itu, antioksidan dapat memperlambat reaksi oksidasi dengan cara mengikat radikal
TESIS
Pengaruh Ekstrak Daging Buah .....
Sondang Friska Maria Mulia PS
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18
bebas dan molekul yang sangat reaktif. Akibatnya, kerusakan sel dapat diperlambat. Adanya antioksidan di dalam tubuh merupakan parameter penting untuk melihat keadaan kesehatan seseorang. Tubuh manusia memiliki pertahanan sistem antioksidan dalam menangkal reaktivitas radikal bebas. Apabila produksi radikal bebas melebihi jumlah antioksidan pada tubuh, maka akan terjadi kerusakan pada komponen sel yang memicu kerusakan organ. Oleh sebab itu, radikal bebas dapat dihambat melalui cara sebagai berikut (Winarsi, 2007): a. Mencegah atau menghambat pembentukan radikal bebas baru. b. Menginaktivasi atau menangkap radikal dan memotong proses propagasi (pemutusan reaksi rantai). c. Memperbaiki kerusan oleh radikal bebas. 2.2.2. Jenis Antioksidan Radikal bebas tidak selamanya merugikan di dalam tubuh. Keberadaan radikal bebas sangat dibutuhkan dalam membunuh bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Oleh karena itu, keberadaan radikal bebas harus diseimbangkan dengan status antioksidan dalamk tubuh. Antioksidan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu (Winarsi, 2007): a. Antioksidan primer Antioksidan primer merupakan antioksidan enzimatis yang berperan mencegah pembentukan radikal bebas baru. Aktivitas antioksidan ini bergantung pada keberadaan ion logam, seperti: (1) Aktivitas superoksida dismutase (SOD) bergantung pada logam Fe (besi), Cu (tembaga), Zn (seng),
TESIS
Pengaruh Ekstrak Daging Buah .....
Sondang Friska Maria Mulia PS
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19
dan Mn (mangan), (2) Aktivitas katalase bergantung pada logam Fe, dan (3) aktivitas glutation peroksidase bergantung pada Se (selenium). b. Antioksidan sekunder. Antioksidan sekunder merupakan antioksidan non-enzimatis yang berperan menangkap senyawa radikal bebas dan mencegah terjadinya reaksi rantai. Di samping itu, antioksidan ini juga dapat memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Contoh dari antioksidam sekunder adalah vitamin A, C, E, β-karoten, flavonoid, albumin, bilirubin, dan seruloplasmin. 2.2.3. Sumber Antioksidan: Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) 2.2.3.1. Taksonomi Buah Naga Adapun klasifikasi buah naga secara lengkap adalah sebagai berikut (Subagja, 2013):
TESIS
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Cactales
Famili
: Cactaceae
Sub family
: Hylocereanea
Genus
: Hylocereus
Spesies
: 1. Hylocereus undatus (kulit merah muda dan daging putih)
Pengaruh Ekstrak Daging Buah .....
Sondang Friska Maria Mulia PS
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20
2. Hylocereus costaricensis (kulit merah muda dan daging super merah) 3. Hylocereus polyrhizus (kulit merah muda dan daging merah) 4. Seleniceraus megalanthus (kulit kuning dan daging putih) 2.2.3.2. Nama Lain Buah Naga Buah naga atau Pitaya merupakan kelompok tanaman kaktus. Selain dikenal dengan nama Pitaya, buah naga memiliki nama lain sesuai dengan negara yang membudidayakannya yang dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Nama Lain Buah Naga Merah Indonesia Inggris Vietnam Thailand Sumber: Subagja, 2013
Nama Lain Buah Naga, Pitaya Dragon Fruit, Strawberry Pear Thanh Long Kaew Mang Kheon
2.2.3.3. Morfologi Buah Naga Secara morfologi, tanaman buah naga termasuk tanaman yang tidak lengkap. Tumbuhan buah naga tidak memiliki daun melainkan duri agar dapat beradaptasi terhadap lingkungan yang kering. Ciri-ciri tanaman buah naga terangkum dalam Tabel 2.3.
TESIS
Pengaruh Ekstrak Daging Buah .....
Sondang Friska Maria Mulia PS
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21
Tabel 2.3. Morfologi Buah Naga Merah Morfologi Memanjat, epifit, tinggi 1-2 m Segitiga, sukulen (berlendir banyak), bersayap tiga, berlekuk atau bergerigi, kaku, hijau, berduri pendek dan tajam, duri terdapat pada tepi sudut batang dan cabang, 4-5 buah duri pada setiap titik tumbuh Tunggal, tersebar, di ujung batang atau di batang, panjang 30 cm, Bunga kelopak bunga berwarna hijau, bagian tengah putih, benang sari kuning, tangkai silindris, bersegi, bunga berumah satu, mahkota berlepasan, panjang 13-15 cm, mekar sekitar pukul 22:00. Bentuk elips, panjang 7,5-12 cm, diameter 5,5-8 cm, lunak, berair, Buah kulit berwarna merah muda dengan ketebalan kulit sekitar 1-4 mm, sisik kehijauan sekitar 2 cm, berat rata-rata 200-400 g/buah Bulat, elips, pipih, lunak, hitam pekat Biji Serabut dan dangkal di tanah, sekitar 20-30 cm, bertambah panjang Akar sampai 50-60 cm menjelang produksi buah; bersifat epifit dan aerial (akar udara) pada batang, akar tumbuh di sepanjang batang di bagian punggung sirip sudut batang, berwarna coklat kemerahan; peka terhadap keasaman tanah (pH = 6-7). Sumber: Subagja, 2013 Habitus Batang
2.2.3.4. Kandungan Zat Gizi Zat gizi pada buah naga merah tampak pada Tabel 2.4. Tabel 2.4. Kandungan Zat Gizi Buah Naga Merah Per 100 Gram Komponen Kadar 82,5 – 83 Air (g) 0,16 – 0,23 Protein (g) 0,21 – 0,61 Lemak (g) 0,7 – 0,9 Serat (g) 0,005 – 0,012 Betakaroten (mg) 6,3 – 8,8 Kalsium (mg) 30,2 – 36,1 Fosfor (mg) 0,55 – 0,65 Besi (mg) 0,28 – 0,30 Vitamin B1 (mg) 0,043 – 0,045 Vitamin B2 (mg) 8–9 Vitamin C (mg) 1,297 – 1,300 Niasin (mg) Sumber: Taiwan Food Industry Development and Research Authorities
TESIS
Pengaruh Ekstrak Daging Buah .....
Sondang Friska Maria Mulia PS
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22
2.2.3.5. Kandungan Zat Antioksidan Buah naga merah tidak hanya mengandung zat gizi tetapi juga mengandung zat fitokimia yang bermanfaat bagi tubuh, yaitu flavonoid. Secara in vitro, senyawa flavonoid telah terbukti efek biologisnya. Flavonoid dapat menghambat penggumpalan keping-keping sel darah, merangsang produksi nitrit oksida yang dapat
merelaksasikan pembuluh darah, serta menghambat
pertumbuhan sel kanker (Winarsi, 2007). Di samping itu, flavonoid bersifat hepatoprotektif, antitrombotik, antiinflamasi, dan antivirus (Robak & Gryglewski, 1988). Flavonoid menangkal radikal bebas terutama terhadap radikal hidroksil (*OH), anion superoksida (O2*–), radikal peroksil (*OOH), dan alkoksil (RO*) (Husain et al., 1987; Huguet et al., 1990; Sichel et al., 1991; Torel et al., 1986). Flavonoid berinteraksi dengan ion Fe dimana diketahui bahwa Fe dapat menyebabkan beberapa proses terbentuknya radikal bebas (Afanas’av et al., 1989; Morel et al., 1993). Kandungan flavonoid pada daging buah naga merah terdapat sebanyak 7,21±0,02 mg CE/100 gram (Wu et al., 2006). Flavonoid yang terkandung dalam buah naga merah adalah quersetin, kaempferol, dan isorhamnetin (Cai et al., 2006). Quersetin memiliki potensi sebagai antioksidan karena memiliki gugus hidroksil non-radikal yang berperan secara langsung dalam menangkap radikal bebas (Winarsi, 2007). Menurut Robak & Gryglewski (1988), Husain et al. (1987), Huguet et al. (1990), dan Torel et al. (1986), quersetin mempunyai sifat
TESIS
Pengaruh Ekstrak Daging Buah .....
Sondang Friska Maria Mulia PS
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23
antiradikal yang paling kuat terhadap radikal hidroksil, peroksil, dan anion superoksida. Selain quersetin, kandungan flavonoid yang terdapat pada daging buah naga tampak pada Tabel 2.5. Rutin juga merupakan antioksidan. Rutin dan quersetin bekerja lebih efektif dalam menghambat tahap inisiasi radikal bebas oleh ion Fe daripada kombinasi rutin dan vitamin C. Akibatnya, aktivitas radikal bebas dapat dihentikan (Afanas’av et al., 1989). Tabel 2.5. Kandungan Flavonoid Dalam 100 Gram Buah Naga Merah Komponen Kaempferol Myricetin Quercetin Apigenin Luteolin Rutin Sumber : Khalil et al., 2006
Kadar (µg) 3,09 ± 0,26 7,23 ± 0,86 6,81 ± 0,76 2,01 ± 0,18 1,06 ± 0,11 1,03 ± 0,09
Dalam kutipan sebuah jurnal dari African Journal of Biotechnology, Rebecca et al. (2010) menyatakan bahwa buah naga merah mengandung polifenol sebanyak 86,13±17,02 mg dalam 0,50 g ekstrak kering buah naga merah. Selain itu, kandungan zat antioksidan buah naga dapat dibandingkan melalui beberapa tes yang tampak pada Tabel 2.6. Tabel 2.6. Kandungan Zat Antioksidan Buah Naga Buah Buah Naga Merah 1075.8 ± 71.7 TSP (µg GA/g puree) 55.8 ± 2.0 TAA (mg/100g puree) 7.6 ± 0.1 ORAC (µM TE/g puree) 134.1 ± 30.1 DPPH (µg GA/g puree) Sumber : Mahattanatawee et al., 2006
TESIS
Pengaruh Ekstrak Daging Buah .....
Buah Naga Putih 523.4 ± 33.6 13.0 ± 1.5 3.0 ± 0.2 34.7 ± 7.3
Sondang Friska Maria Mulia PS
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24
Keterangan : TSP : Total Soluble Phenolic TAA : Total Ascorbic Acid ORAC : Oxygen Radical Absorbance Capacity DPPH : 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl
Dari Tabel 2.6, dapat dilihat bahwa buah naga merah memiliki lebih banyak zat antioksidan daripada buah naga putih. 2.2.3.6. Manfaat Buah Naga Merah Vitamin C dan beta-karoten serta senyawa polifenol berperan sebagai antioksidan dalam menangkal radikal bebas. Vitamin C dapat membantu dalam proses metabolisme dalam tubuh dan dapat meningkatkan imunitas tubuh serta menjaga kesehatan kulit. β-karoten dapat diubah menjadi vitamin A dimana berperan dalam pencegahan katarak. Kandungan kalsium berperan dalam pertumbuhan tulang dan gigi. Serat berperan dalam sistem perncernaan. Serat menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan juga berperan dalam mengikat asam empedu di saluran pencernaan sehingga dapat dikeluarkan bersama tinja. Protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, magnesium, dan air berperan sebagai penyeimbang kadar gula darah bagi penderita kencing manis (Cahyono, 2009). Kandungan polifenol berperan dalam mengubah molekul atau atom yang radikal menjadi non-radikal (Scott, 1993). 2.2.3.7. Toksisitas Buah naga merah merupakan buah yang kaya akan vitamin dan mineral. Belum ada laporan tentang toksisitas daging buah naga merah hingga saat ini
TESIS
Pengaruh Ekstrak Daging Buah .....
Sondang Friska Maria Mulia PS
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25
sehingga buah naga merah sehat dikonsumsi oleh ibu hamil dan ibu menyusui. Jika mengkonsumsi daging buah naga merah dalam jumlah yang banyak, tidak mengakibatkan keracunan tetapi hanya memberikan warna merah pada urin (pseudohematuria) dan juga pada feses.
TESIS
Pengaruh Ekstrak Daging Buah .....
Sondang Friska Maria Mulia PS