BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pentingnya Sense of Community Pentingnya sense of community secara umum adalah kemampuan untuk
meningkatkan kualitas hidup dan derajat kemampuan seseorang untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan orang lain, dan secara khusus adalah komitmen pada organisasi (Rice, 1984). Commitment can be defined as an unwillingness to change identity as a member of a group or organization (Herek and Glunt, 1995). Komitmen yang ada di dalam sense of community membuat individu dari komunitas memiliki identitas social sebagai anggota dari sebuah kelompok atau organisasi (Herek dan Glunt, 1995). Dalam kaitannya dengan komunikasi yang menggunakan internet sebagai alat bantu, Amalia E Maulana dan Giana M Eckhardt (2007) menuturkan bahwa website memiliki peranan penting dalam mewujudkan kemudahan berkomunikasi dan juga memiliki peran penting dalam pembentukan sebuah komunitas. “The manner in which the website helps to develop a community and enable members to keep in touch with each other in a virtual social circle …”
9
10
Dalam tataran geografis dan hubungan, sebuah sense of community yang kuat berkaitan dengan keluaran positif dari individu maupun dari komunitasnya. Dalam level kehidupan bertetangga, orang-orang yang memiliki sense of community yangkuat cenderung memiliki perasaan aman yang lebih mendalam, dan lebih banyak berpartisipasi di dalam acara-acara yang diadakan komunitas (Schweitzer, 1996). Memiliki sense of community yang kuat meningkatkan kesejahteraan individu, dalam hal kebahagiaan, pengurangan rasa cemas, dan rasa self efficacy yang tinggi (Davidson dan Cotter, 1991). Namun demikian, penting diketahui bahwa sense of community yang kuat tidak selalu menguntungkan. Studi dari Brodsky (1996) dalam pertahanan orang tua tunggal yang hidup di lingkungan yang perumahan yang tidak aman, memberikan argument bahwa sense of community bisa berdampak positif, netral atau negatif. Brodsky mengatakan bahwa memiliki sense of community yang rendah di dalam lingkungan perumahan yang tidak aman memberikan dampak keuntungan untuk si orangtua, dalam hal ini si Ibu dan si anak. Hal ini dilakukan dengan cara menjaga jarak dengan tetangga dan tidak terlibat dalam kelompok manapun. Sebaliknya, dengan bergabung dengan salah satu kelompok di dalam kehidupan bertetangga di mana lingkungannya tidak memberikan rasa aman, bagi si Ibu sama saja dengan mengorbankan nilai prinsip yang dimilikinya sekaligus membahayakan keluarganya sendiri. Hal ini adalah satu-satunya studi yang mengemukakan keluaran negatif dari sebuah sense of community.
11
2.2 Definisi Komunitas Face to Face Muniz, A.M. Jr and O’Guinn, T.C. (2001) dalam Brand Community, Journal of Consumer Research, Vol. 27, Maret, pp. 412-32 menjelaskan, “there are three concepts of community. First, consciousness of kind reflecting a shared sense of connection among members and a feeling of being different from those not part of the community. Secondly, rituals and traditions that reflect community behavioral norms and value. Finally, moral responsibility reflecting a feeling of obligation to the community and its members.” Ada tiga konsep komunitas, yang pertama adalah kesadaran untuk merefleksikan hubungan sesama anggota dan perasaan berbeda dari mereka yang tidak termasuk di dalam komunitas. Kedua, terdapat sebuah ritual dan tradisi yang merefleksikan norma dan nilai dari perilaku komunitas. Yang ketiga adalah tanggung jawab moral yang merefleksikan rasa kewajiban pada komunitas dan kewajiban pada sesama anggota di dalam komunitas.
Nahapiet & Goshal, 1998, p. 243: menjelaskan, “social capital provide the basis for trust, cooperation, and collective action in social aggregates such as an organization.” Teori sosial capital yang banyak berhubungan dengan teori komunitas menjadi tempat bagi tumbuhnya kepercayaan, kerja sama, dan aksi kolektif di dalam sebuah organisasi.
Dholakia, Bagozzi, and Pearo, 2004 menjelaskan, “relational dimension refers to the norms, obligations, and social identification that provide networking
12
motivations.” Dimensi hubungan dalam sebuah komunitas berpegang pada norma, kewajiban, dan identifikasi sosial yang menumbuhkan motivasi untuk berhubungan.
2.3 Definisi Sense of Community Seymour Sarason (1974) menerangkan the perception of similarity to others, and acknowledged interdependence with others, a willingness to maintain this interdependence, . . . a feeling that one is part of a larger dependable and stable structure (p. 157). Yaitu adanya rasa kesamaan antar anggota, kebergantungan satu dengan lainnya dan keinginan untuk mempertahankan kebergantungan ini, lebih jauh lagi sense of community didefinisikan dengan seorang anggota merupakan bagian dari sebuah struktur besar yang stabil. Mc Millan & Chavis (1986) menjelaskan sense of community sebagai “a feeling that members have of belonging, a feeling that members matter to one another and to the group, and a shared faith that members’ needs will be met through their commitment to be together”. Yaitu perasaan yang dimiliki anggota dalam sebuah komunitas yang meliputi rasa saling memiliki, rasa pentingnya keberadaan anggota di dalam komunitas dan terhadap anggota lainnya, dan kepercayaan bahwa kebutuhan anggota akan terpenuhi di dalam komunitas melalui adanya komitmen untuk terus bersama.
Pada tahun 1993, Westheimer & Kahne menjelaskan “result of interaction and deliberation by people brought together by similar interests and common goals.”
13
pp. 324-8. Sense of community didefinisikan sebagai sebuah hasil dari interaksi dan perundingan dari beberapa individu yang memiliki interes dan tujuan yang sama. Selain dari definisi yang tersebut di atas, Zaff dan Devlin (1998) menemukan bahwa banyaknya interaksi diantara member di dalam komunitas dan komponen lingkungan fisik turut mempengaruhi tingginya indeks Sense of Community. Garcia (1999) dalam studi kualitatifnya menyebutkan bahwa sejarah komunitas merupakan faktor penting untuk pembentukan SoC.
2.4 Definisi Komunitas Online Menurut Ferguson et al., 2004, komunitas online adalah sebuah tempat di mana sekelompok orang berkumpul bersama untuk berbagi sense of community sebagaimana orang-orang yang tidak saling mengenal memiliki kesamaan ketertarikan minat, di dalam sebuah situs internet yang menawarkan beberapa layanan online, meliputi akses kepada lingkungan social, layanan komunitas, informasi resmi, dan layanan e-commerce kepada penghuninya. Menurut Komninos, 2002, komunitas online adalah sebuah lingkungan pembelajaran dan inovasi pada level nyata dan virtual, dan merupakan pusat pengetahuan, informasi, teknologi, dan inovasi. Media internet membentuk teori social yang baru. Media ini membentuk sebuah komunitas pengguna yang tidak mungkin terbentuk kalau tidak ada media ini,
14
karena diperlukan koneksi atau hubungan karena lokasi yang tersebar jauh (Jones, 1997). Rheingold, dalam The Virtual Community: Homesteading on the Electronic Frontier (1993, p. 5) menawarkan definisi sebagai berikut: “Social aggregation that emerge from the internet when enough people carry on those public discussions long enough, with sufficient human feeling, to form webs of personal relationships in cyberspace. This definition points out the following keywords: (1) social aggregation of members, (2) network communication, (3) discussion on a long time span, (4) emotions, (5) relationship.” Yaitu agregat social yang berbaur menggunakan media bantu internet, di mana sekumpulan orang melakukan diskusi public yang cukup panjang, dengan perasaan manusiawi yang wajar, dan membentuk sebuah jejaring hubungan personal di dunia maya. Definisi ini menitikberatkan pada agregasi sosial antar anggotanya, jaringan komunikasi, diskusi pada jangka waktu yang cukup lama, perasaan, dan hubungan. Kozinets (2000) membedakan komunitas virtual dari lima aspek sebagai dasar pembedanya, yaitu: 1. Boards Berfungsi sebagai papan bulletin elektronik (usenet atau newsgroup) 2. Rings
15
Yaitu sebuah web yang menjadi aggregator web page lain yang disusun secara tematik. 3. Lists Yaitu senarai surat elektronik yang disatukan dalam topic atau minat tertentu. 4. Dungeons Yaitu sebuah lokasi virtual bertema, di mana interaksi distrukturisasi dengan peraturan tertentu. Misalnya multi user platform seperti yang terdapat pada permainan-permainan RPG (Role Playing Game), misalnya Final Fantasy, Counter Strike, dan lain-lain. 5. Chat rooms Yaitu lokasi virtual yang tidak bertema, kurang terorganisir, topiknya bisa bermacam-macam.
Gambar 2.1 - Tipe-tipe komunitas online – sumberL Kozinets, 2000
16
Fernback dan Thompson (1995) mendefinisikan komunitas online sebagai hubungan sosial yang terbentuk di dalam media cyberspace melalui kontak yang berulang-ulang di dalam lingkungan tertentu.
2.5 Definisi Sense of Virtual Community Sense of virtual community (SOVC) adalah kemunculan yang penting dalam komunitas virtual. Menurut Blanchard, 2007, SOVC didefinisikan sebagai perasaan saling memiliki, attachment, identitas dan keterpengaruhan dengan sesama anggota, di dalam sebuah kelompok atau komunitas yang didukung oleh teknologi ecollaboration. Namun sampai saat ini, belum ada definsi yang cukup komprehensif maupun pengukuran yang cukup baik mengenai SOVC. Lebih jauh lagi, yang membedakan sebuah virtual settlement (Blanchard dan Markus, 2002) dengan komunitas virtual adalah, dalam virtual settlement yang dinilai hanyalah aspek-aspek yang berkaitan dengan level interaksi dengan alat bantu internet, proporsi jumlah anggota yang aktif, dan kontinuitas dari partisipasi. Sedangkan pada komunitas virtual, aspek-aspek tersebut harus dibarengi dengan keberadaan sebuah ikatan antara anggotanya. Roberts (2002) memeriksa Sense of Virtual Community (SoVC) di dalam sebuah ruang diskusi (chatroom) di mana membernya saling berinteraksi menggunakan teks atau tulisan. Melalui studi kualitatifnya, ia menemukan bahwa komunitas virtual yang ditelitinya berbeda dengan komunitas face to face, namun
17
membernya masih mengalami sense of community seperti yang terdapat pada studi yang telah dilakukan McMillan dan Chavis (1986).
2.6 Tipologi Komunitas Menurut Gusfield (1975), tipologi komunitas dapat dibedakan dari segi teritorial dan relasional. Dimensi relasional di dalam komunitas mencakup aspek kualitas hubungan antar anggota di dalam sebuah komunitas. Seringkali, sebuah komunitas tidak memiliki batas demarkasi yang jelas. Misalnya saja sebuah komunitas yang terdiri dari professional yang bergerak pada suatu bidang tertentu dan berdomisili di tempat yang berbeda-beda, bahkan tersebar di seluruh dunia. Komunitas lainnya dapat dibedakan menurut daerah teritorialnya, misalnya komunitas warga sebuah perumahan.
Senada dengan Gusfield, Riger & Lavrakas menyatakan bahwa komunitas dapat dikelompokkan menurut ‘social bonding’ dan ‘physical rootness’-nya, yaitu sesuatu yang erat bertalian dengan segi relasional dan teritorial.
Berbicara tentang konsep komunitas virtual, menurut Arthur Armstrong dan John Hagel (1996), setidaknya ada dua jenis model komunitas yang dibedakan dari penggagasnya. Jenis yang pertama yaitu komunitas yang dibentuk oleh seorang atau beberapa orang yang memiliki ketertarikan pada bidang yang sama (communities of interest), kemudian dimanfaatkan oleh advertiser untuk memberikan nilai tambah
18
sebagai sebuah komunitas transaksi. Jenis yang kedua yaitu komunitas yang dibentuk dari si pemilik brand, yang kemudian membentuk sebuah media online yang mendorong anggotanya untuk saling bertukar pendapat mengenai brand tersebut, disebut dengan brand community.
2.7 Alat Ukur Sense of Community Beberapa alat ukur sense of community telah dibangun pada beberapa literatur, yang utama adalah studi dari McMillan and Chavis pada tahun 1986. Setelah studi tersebut, terdapat beberapa pengembangan studi yang dilakukan setelahnya, yaitu Patricia L. Obst dan Katherine M. White pada tahun 2004, Laura J. Kandziolka pada tahun 2007, Bill Dueber dan Melanie Misanchuk pada tahun 2001, Satu Suvikki Kyrolainen pada tahun 2001, Anita L. Blanchard dan M. Lynne Markus pada tahun 2002, serta Matthew K.O. Lee, Christy M.K. Cheung, Kai H. Lim, dan Choon Ling Sia pada tahun 2006.
19
Tabel 2.1 Studi-Studi Sebelumnya Mengenai Sense of Community
Periset McMillan & Chavis
Tahun
1986
Konteks Komunitas yang Diteliti
Jenis Komunitas Komunitas Face to face
Kehidupan bertetangga
Patricia L. Obst dan Katherine M. White
2004
Komunitas Face to face
Kehidupan bertetangga, Mahasiswa, dan komunitas interes
Laura J. Kandziolka
2007
Komunitas Face to face
Komunitas Band
Bill Dueber & Mellanie Misanchuk
2001
Komunitas Online
Komunitas kelas jarak jauh
Satu Suvikki Kyrolainen
2001
Komunitas Online
Komunitas Interes Berbasis Web
Anita L. Blanchard & M. Lynne Markus
2002
Komunitas Online
Komunitas MSN
Matthew K.O Lee, Christy M.K. Cheung, Kai H. Lim, Choon Sing Lia
2006
Komunitas Online
Web-based discussion board
2.7.1 Studi McMillan & Chavis Tahun 1986 McMillan dan Chavis merupakan ilmuwan yang paling berpengaruh sekaligus merupakan titik awal riset-riset mengenai Psychological Sense of Community (PSOC) di antara banyak teori-teori dari ilmuwan lainnya. Penamaan Sense of community juga berasal dari kedua ilmuwan tersebut. Mereka menemukan adanya empat elemen yang membentuk Sense of Community yang menjadi alat ukur kekuatan sebuah komunitas. Ke-empat elemen ini merupakan elemen yang sudah benyak teruji pada berbagai komunitas face to face. Berikut ini adalah alat ukur sense
20
of community yang dikembangkan McMillan dan Chavis pada tahun 1986 dalam konteks kehidupan bertetangga:
Tabel 2.2 SoC McMillan & Chavis (1986) dalam Kehidupan Bertetangga FAKTOR
ITEM
Membership
Boundaries Emotional Safety A sense of belonging and identification A common symbol system Personal Investment
Influence
Individual members matter to the group The group matters to the individual
Integration & Fulfillment of Needs
Individual shared values/ common interest Some rewards to effective reinforcement Reinforcement and fulfillment of needs
Shared Emotional Connection
Contact hypothesis Quality of interaction Closure to events Effect of honour and humiliation on community member Spiritual Bond
1. Membership Seseorang yang telah menginvestasikan sebagian dari dirinya untuk menjadi anggota sebuah komunitas dan mempunyai hak untuk dimiliki. Faktor membership ini meliputi aspek boundaries (siapa yang termasuk di dalam anggota dan siapa yang tidak), emotional safety (rasa aman untuk mengungkapkan perasaan), sense of belonging and identification (perasaan diterima di dalam komunitas dan kerelaan untuk berkorban untuk yang
21
lainnya), personal investment (konsekuensi di mana setelah memberikan andil di dalam kelompok, maka akan mendapat tempat di komunitas), common symbol system (dijelaskan dengan bahasa dan ritual yang mengindikasikan siapa yang tergabung di dalam komunitas dan yang tidak). 2. Influence Anggota harus memiliki pengaruh yang kuat terhadap sebuah komunitas, dan sebaliknya. Artinya, sebuah nilai di dalam komunitas bisa tercermin di dalam perilaku anggotanya. 3. Integration and fulfillment of needs Pemenuhan kebutuhan yang dihasilkan dari interaksi anggota yang dapat menghasilkan dinamika hubungan memberi dan menerima. 4. Shared emotional connection Perasaan yang ada di dalam diri tiap anggotanya karena adanya kesamaan sejarah. Selain itu juga terdapat kohesi sebagai hasil dari interaksi yang intens.
2.7.2 Studi Obst Tahun 2004 Sebuah studi kuantitatif yang dilakukan Patricia Obst dan Katherine White pada tahun 2004 menggunakan acuan studi yang dilakukan McMillan dan Chavis. Studi ini merupakan pengetesan ulang konstruk McMillan dan Chavis, yang dites
22
pada tiga buah komunitas yang berbeda, yaitu komunitas kehidupan bertetangga, komunitas mahasiswa, dan komunitas berbasis hobi. Studi ini merevisi ulang item untuk dikelompokkan pada faktor yang berbeda. Studi ini tidak menemukan itemitem baru yang terdapat pada ketiga konteks yang berbeda. Berikut ini adalah perbandingan pengelompokan item tersebut pada studi temuan yang dilakukan Obst, berbanding dengan studi orisinil yang dilakukan McMillan dan Chavis: Tabel 2.3 SOC Obst dan White (2004) Item I think my neighborhood is a good place for me to live I feel at home in this neighborhood It is important to me to live in this particular neighborhood People in this neighborhood do not share the same values
Original
Revised
Needs fulfillment
Membership
Membership
Membership
Emotional connection
Membership
Needs fulfillment
Needs fulfillment
Membership
Needs fulfillment
Needs fulfillment
Influence
Very few of my neighbors know me My neighbors and I want the same thing from this neighborhood I care about what my neighbors think about my actions I have almost no influence over what this neighborhood is like If there is a problem in this neighborhood people who live here can get it solved The people who live in this neighborhood get along well
Influence Influence
Influence Influence
Influence
Emotional connection
Emotional Connection
Emotional connection
2.7.3 Studi Kandziolka Tahun 2007 Studi kualitatif yang dilakukan oleh Kandziolka pada tahun 2007 meneliti sense of community di dalam komunitas band. Namun sayangnya studi ini hanya menemukan item-item penyebab SOC, tanpa lebih lanjut mengelompokkannya ke
23
dalam faktor-faktor. Secara kuantitatif, studi ini hanya melakukan analisa perhitungan deskriptif. Studi ini mengacu pada studi yang dilakukan oleh McMillan dan Chavis pada tahun 1986. Berikut ini adalah item-item yang terdapat dalam sense of community sebuah komunitas band: Tabel 2.4 SoC Kandziolka (2007) Culture/environment People Music Musicianship Mission/Structure Personal Benefits External Factors
2.7.4 Studi Dueber dan Misanchuk Tahun 2001 Sebuah studi kualitatif yang dilakukan oleh Bill Dueber dan Melanie Misanchuk pada tahun 2001 mengambil konteks pada komunitas mahasiswa Master yang mengambil kelas kuliah jarak jauh. Studi ini merupakan pengujian ulang konstruk Sense of Community yang dilakukan oleh McMillan dan Chavis, dengan menyesuaikan
item-itemnya
sesuai
dengan
konteks
yang
diteliti,
tanpa
mempertimbangkan item baru yang mungkin terdapat pada komunitas online. Berikut ini adalah ringkasannya:
24
Tabel 2.5 SOOC Dueber dan Misanchuk (2001) FAKTOR
ITEM
Membership
Explicitly express that this is a safe space Offer to help or give information without direct request Display shared symbol system Give basic verbal support Humor of a personal nature Reference one another by name Member check General question implying a request for support
Influence
Give minority option Attempt to build/enforce symbol system Ask for/ give neutral/ popular opinions Ask for clarification
Needs
Ask for understanding/ apologize Request basic or immediate information Exhibit experience/ expertise Express thanks Be self effacing or express doubts hoping for support Express frustration Request elaboration
Shared emotional event/ connection
References to orientation Ask about shared history Express happiness at group
2.7.5 Studi Kyrolainen Tahun 2001 Kyrolainen (2001) dalam studi kuntitatifnya di dalam komunitas interes berbasis web mengembangkan empat buah faktor penting yang membentuk Sense of Online Community dan variabel-variabel yang membentuknya, digambarkan berikut ini:
25
Gambar 2.2 Item SOOC Komunitas Interes Berbasis Web
26
2.7.6 Studi Blanchard Tahun 2002 Anita L. Blanchard dan M. Lynne Markus pada tahun 2002 melakukan studi kualitatif mengenai Sense of Online Community pada komunitas MSN. Komunitas MSN secara struktur sosial merupakan newsgroup (Kozinets, 2000) yang memiliki member yang menjual beberapa produk yang berhubungan dengan interest dari membernya. MSN merupakan contoh komunitas virtual yang yang telah disponsori oleh pihak bisnis. Sense of Online Community yang terdapat pada MSN memiliki dimensi yang berbeda dengan yang terdapat pada komunitas yang interaksinya secara face to face, yang tidak menggunakan internet. Berikut ini adalah 6 faktor yang digunakan di dalam MSN untuk mengukur tingkat kekuatan Sense of Virtual Community-nya: Tabel 2.6 SOOC Blanchard dan Markus (2002) FAKTOR
DESKRIPSI
Recognition
Anggota MSN dapat mengenali member lainnya dari nama mereka yang terdapat pada postingan.
Identification
Pada level ini, member membuat identitas untuk diri mereka dan mengenali identitas member lain dari respon mereka terhadap sesuatu.
Support
Semua member mendapatkan keuntungan dari jawaban atau support member lainnya terhadap suatu pertanyaan.
Relationship
Member memiliki personalisasi ketika berinteraksi dengan grup, dan memiliki interaksi yang lebih intim dalam komunikasi privatnya.
Emotional Attachment
Hubungan emosional dengan MSN, atau MSN sebagai perantara yang bisa membuat mereka keep intouch dengan orang lain.
Obligation
Komitmen untuk 'give back' kepada grup.
27
2.7.7 Studi Lee Tahun 2006 Sebuah studi eksploratif yang dilakukan Matthew K.O. Lee, Christy M.K. Cheung, Kai H. Lim, dan Choon Ling Sia pada tahun 2006 yang mengambil konteks umum pada sebuah web based discussion board menemukan beberapa elemen dan item yang menjadi alat ukur Sense of Online Community, berikut ini: Tabel 2.7 SOOC Lee, Cheung, Lim, dan Sia (2006) FAKTOR
Extrinsic Motivation
Intrinsic Motivation
Cost
ITEM
DESKRIPSI
Reward
The incentive (money or gift) for customer sharing in web-based discussion boards
Image/ Reputation
The recognition received for customer sharing in web-based discussion boards
Reciprocity
A sense of mutual indebtedness for customer sharing in web-based discussion boards
Enjoyment of Helping
The enjoyment (feeling good, fun, and challenging) for customer sharing in web-based discussion boards
Knowledge self-efficacy
The confidence about the knowledge being shared in web-based discussion boards
Time Spending The time spent in sharing in web-based discussion boards Effort
The effort used in sharing in web-based discussion boards, including reading, writing, or replying messages on the board
Sense of Community
The feeling that members have on belonging, a feeling that members matter to one another and to the group, and a shared faith the members' needs and to the group, and a shared faith the members' needs will be met through their commitment to be together
Ease of Use
The degree to which the web-based discussion board is easy to use and helps customers accomplish their tasks
Privacy
The web-based discussion board's ability in protecting consumer personal information collected from registration from unauthorized use or disclosure
Usefulness
The degree to which customers believes that the use of a web-based discussion forum is useful to them