BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Teknologi Broadband Merupakan jaringan yang dikonfigurasi dengan menggunakan kabel serat
optik dengan kapasitas yang sangat tinggi yang menghubungkan pelanggan pada jaringan. Kapasitas transmisi yang ada pada pelanggan bisa berbagai macam dari 140 juta bit / detik sampai 1 bilyun/detik. Pada jaringan ini memungkinkan untuk terjadinya komunikasi suara dan data secara bersama-sama. 2.2
MSAN(Multi Service Access Node) Multi Service Access Node adalah suatu platform jaringan akses yang
menyediakan layanan umum untuk memberikan layanan broadband dan narrowband dalam jaringan PSTN dan NGN. Multi Service Access Node memiliki tiga fungsi penting yaitu : 1. Sebagai sistem akses broadband 2. Sebagai akses gateway dalam NGN (Next Generation Network) 3. Sebagai jaringan akses tradisional PSTN Namun secara umum, Multi Service Access Node adalah layanan multiservice yang sejalan dengan NGN yang menyediakan fungsi broadband akses multiplexer sebagai IP DSLAM yang berdasarkan pada teknologi IP, ATM atau TDM melalui jaringan kabel tembaga atau fiber optik. Target platform aksesnya adalah MSAN dengan kemampuan triple play dan 100% broadband deliver. Multi Service Access Node (MSAN) di implementasikan untuk menyediakan suatu solusi layanan berbasis jaringan lokal akses fiber atau tembaga dengan cost-effective pada suatu layer jaringan yang konvergen dimana layanan PSTN, NGN dan jaringan broadband berada pada daerah yang sama. 2.2.1 Gambaran Umum Multi Service Access Node (MSAN) Perangkat ini menghubungkan pelanggan telepon ke core network sehingga memungkinkan pelanggan untuk memperoleh telepon biasa, ISDN atau fasilitas
4
5
broadband seperti DSL dalam single platform. MSAN merupakan gabungan dari beberapa teknologi yaitu : - Telepon TDM yang di dalamnya terdapat ISDN, STM -1. - Next Generation – DLC - PON (Passive Optical Network) - Fiber To The x (FTTx) Dengan demikian MSAN dapat melayani triple play. Berikut konfigurasi MSAN secara umum menurut versi NEC Indonesia
Gambar 2.1 Konfigurasi MSAN versi NEC Indonesia (sumber: http://netplanner.blogspot.com)
Multi Service Access Node adalah suatu akses gateway multimedia yang fleksibel yang memungkinkan operator untuk menyediakan layanan xDSL, narrowband/broadband berbasis TDM dan layanan Next Generation Network dalam suatu area layanan dari sebuah single node. End user dilayani dari akses node yang terdistribusi di sekitar pelanggan untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Multi Service Access Node (MSAN) merupakan platform akses tunggal yang memiliki kemampuan untuk menggabungkan semua layanan yang didukung oleh backbone operator menuju ke resedensial, tele-working dan skenario aplikasi bisnis adalah sesuatu yang sangat diharapkan oleh sebagian
6
operator untuk solusi akses. Solusi ini harus berkemampuan multiservice, multivendor, multi skenario dan aman untuk yang akan datang. 2.2.2 Atribut Utama dari Multi Service Access Node (MSAN) Perpaduan fleksibel dari layanan broadband dan narrowband dapat diintegrasikan dari sebuah single platform seperti : 1) Layanan a. Voice : POTS, VoIP, ISDN b. Data / broadband : TDM leased line dan DSL (ADSL, VDSL, ADSL2/2+, G.SHDSL) 2) Transmisi Transmisi yang dapat digunakan oleh Multi Service Access Node (MSAN) meliputi : a. SDH (STM- 1 s/d STM-16) b. Ethernet (FE dan GE) 3) Topologi MSAN dapat mensupport topologi yang berbeda-beda untuk konfigurasi jaringan yang berbeda-beda yaitu : a. Star b. Tree c. Ring d. Mesh MSAN memungkinkan beragam aplikasi penggelaran fiber optik FTTx yang mungkin seperti : FTTO (Fiber to The Office), FTTC (Fiber To The Curb), FTTB (Fiber To The Building) juga tersedia perangkat transmisi optik SDH atau PDH. 4) Fleksibel akses service MSAN memiliki fleksibilitas untuk akses service dalam hal penyediaan akses pelanggan berupa akses tembaga untuk voice dan DSL service menggunakan combo card serta optik untuk service Ethernet (FTTx).
7
2.2.3 Interface MSAN 1)
Protocol untuk voice Kemampuan untuk beroperasi dengan segala macam sentral(Switching
Exchange) dapat dilakukan dengan penggunaan interface seperti: V5.2, Megaco/H.248, SIP, MGCP(Telkom,2007). 2)
Broadband IP functionality Menyediakan protokol-protokol multicast untuk layanan IPTV menggunakan
protocol ICMP, DSL access method menggunakan protocol PPPoE, DHCP IPoA,VLAN(Telkom,2007). 2.2.4 Fungsi dan Kedudukan MSAN dalam Next Generation Network (NGN) Pengembangan infrastruktur akses broadband yang dapat mendukung Next Generation Network dan transisi dari PSTN, dibutuhkan suatu konsep jaringan akses multiservice yang dapat mengakomodasi perubahan layer service node secara fleksibel dan ekonomis. Tanpa konsep ini, setiap transisi service node (misalnya dari jaringan TDM menuju jaringan paket) akan memunculkan jenis akses node baru. Di lapangan banyak dijumpai perangkat akses node yang diperuntukkan hanya bagi layanan POTS, akses gateway untuk layanan voice paket, akses node untuk layanan akses broadband (DSLAM) yang tidak jarang diimplementasikan secara kolektif. Akibatnya tidak sedikit kendala dan masalah yang terjadi dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan perangkat tersebut termasuk penyediaaan SDM yang berkompeten. Konsep Multi Service Access Node (MSAN) merupakan suatu konsep jaringan akses yang terintegrasi yang dapat menyediakan varian layanan data, suara dan video dalam satu platform. Solusi yang diberikan Multi Service Access Node akan menjadi solusi yang efisien pada era Next Generation Network. Solusi teknologi MSAN pada dasarnya dapat dibedakan ke dalam dua urutan besar roadmap yang berasal dari dua teknologi multiservice akses yang berkembang pada saat yang bersamaan yaitu : 1. Teknologi MSAN dengan roadmap dari teknologi MSOAN/NG- DLC Teknologi MSOAN/NG-DLC merupakan teknologi OAN generasi II yang memungkinkan layanan teleponi berbasis TDM dan data paket menggunakan xDSL dilewatkan pada satu platform. Dalam perkembangannya solusi MSOAN/
8
NG- DLC terkendala pada penyediaan layanan dengan volume besar dikarenakan keterbatasan pada sisi kapasitas backplane platform yang digunakan masih berbasis bus TDM. Roadmap teknologi MSAN berbasis teknologi MSOAN/NGDLC masih menyisakan kemampuan berintegrasi dengan platform eksisting yaitu TDM switch dan kemampuan integrasi layanan dengan platform NGN sebagai akses gateway dan broadband sistem untuk layanan internet sebagai DSLAM. 2. Teknologi MSAN dengan roadmap dari teknologi IP DSLAM Teknologi IP DSLAM merupakan teknologi broadband akses yang sangat mendukung dalam memberikan layanan broadband. Kapabilitas backplane platform yang sangat besar menyebabkan sistem ini menjadi salah satu pilihan teknologi akses di era NGN. Namun kendala dalam penyediaan layanan voice paket secara terintegrasi menyebabkan sistem ini tidak secara penuh multiservice. Untuk layanan suara, secara alami IP DSLAM masih menggunakan koneksi fisik split dari layanan broadband ke TDM switch. Berakhirnya era legacy sistem menyebabkan kemungkinan hilangnya TDM switch dan berakibat pada perlunya solusi layanan paket suara pada sistem ini. Solusi yang bisa ditawarkan adalah menambahkan perangkat IAD diujung CPE untuk layanan voice paket, tetapi menjadi tidak efisien mengingat IAD juga sebagai perangkat aktif yang harus diatur secara end-to-end. Teknologi MSAN yang berbasis IP DSLAM dilakukan dengan menempatkan fungsi akses gateway di IP DSLAM sebagai mediasi ke softswitch selain fungsi broadband akses multiplexer ke layanan data. Solusi ini secara ekstrim meniadakan koneksi ke sistem legacy sehingga dapat dilihat sebagai solusi revolusi akses di era NGN. CPE diinterfacekan dengan perangkat MSAN (Multi Service Access Node). Dari MSAN, trafik mengalir sebagai data terintegrasi dalam protokol MPLS dimana koneksi disusun dalam semacam VC berbasis IP. Dari MSAN, trafik dialirkan ke Metro Node, yang merupakan NGN media gateway berkapasitas besar. Metro Node saling dihubungkan dengan IP core network. 2.2.5 Keuntungan Multi Service Access Node (MSAN) Multi Service Access Node (MSAN) dapat memberikan keuntungan dan nilai tambah non-teknis sebagai berikut :
9
1) Kemampuan multi service MSAN
menyediakan
layanan
narrowband
untuk
data
dan
suara
(menggunakan POTS, ISDN PRA/BRA, digital leased line) dan layanan broadband untuk kemampuan internet, data dan multimedia (melalui ADSL atau G.SHDSL) yang memungkinkan kemampuan download file dan penjelajahan internet yang lebih cepat bagi end-users. Dengan fleksibilitas kemampuan multiservice
ini
pada
gilirannya
akan
mampu
menyediakan
operator
telekomunikasi suatu kapasitas penghasilan yang lebih besar. 2) Kecepatan penggelaran Kabinet outdoor yang dikirimkan dalam bentuk complete-built yang telah mengalami proses pengujian di pabrik. Hal ini berarti bahwa node telah langsung siap untuk dioperasikan begitu dihubungkan dengan catuan listrik serta tersambung ke jaringan transport dan koneksi ke end-user telah dibuat. Dari NMS atau melalui suatu terminal lokal, penempatan sistem dapat dilakukan sehingga memungkinkan MSAN untuk dapat langsung dioperasikanl dalam waktu yang cukup pendek yang secara signifikan akan memangkas waktu yang diperlukan untuk mengatur pendapatan. 3) Modularitas perangkat FTTx Node akses MSAN telah didesain untuk dapat mengcover pelanggan sampai dengan 2000 end-user. Modularitas ini menyiratkan bahwa lokasi penempatan node sebaiknya diletakkan di dalam gedung atau ditanam (curb). Selain itu, dalam hal aplikasi greenfield yang membutuhkan pekerjaan sipil, MSAN dimungkinkan digelar dengan memakai infrastruktur serat optik sehingga memungkinkan penggunaan kabel tembaga yang lebih pendek karena jaraknya menjadi lebih dekat ke pelanggan. Dan memungkinkan operator untuk menawarkan layanan xDSL dengan jangkauan yang lebih luas serta memberikan berbagai kemungkinan layanan level agreement yang lebih besar. 4) Penggunaan interface standar MSAN dirancang untuk solusi multi vendor. Penggunaan interface standar diintegrasikan di layer transport, layer signalling dan level manajemen jaringan. Hal ini memungkinkan MSAN untuk secara penuh dapat dioperasikan dengan
10
peralatan vendor lain, sehingga memungkinkan operator untuk memilih solusi jaringan sesuai dengan pemeliharaan yang baik secara layer demi layer. Skenario pemilihan kompetitif seperti itu memberikan kesempatan kepada para operator untuk dapat menetapkan harga yang lebih kompetitif dengan harga pabrikan perangkat sesuai dengan merknya sehingga akan dapat mengoptimalkan biaya investasi. 5) Cakupan topologi yang luas, kapasitas dan penempatan MSAN memastikan bahwa pilihan terbaik dari sisi ekonomis/teknis selalu ada sehingga akan meminimalisasi biaya investasi untuk mendapatkan suatu keuntungan/pengembaliaan modal yang maksimum. MSAN mendukung beberapa hal sebagi berikut : - Cakupan topologi yang luas (ring, star, tree) - Teknologi yang berbeda (PDH dan SDH) dengan penggunaan tembaga atau serat optik dalam berbagai kombinasi (misalnya dengan FTTx dan xDSL) - Rekonfigurasi dari jaringan PDH eksisting menjadi suatu jaringan SDH yang baru. Melayani suatu area dengan kapasitas per nodenya berkisar antara 30 sampai dengan 2000 line dan dapat diimplementasikan di lokasi indoor atau outdoor. 6) Manajemen jaringan yang terintegrasi Transport, layanan narrowband dan layanan broadband diatur di dalam suatu common sistem. Pemakaian GUI yang mudah untuk dioperasikan dapat menampilkan seluruh data operasional seperti : performansi, konfigurasi layanan, alarm, security dan lainnya. Dengan suatu monitor tunggal seluruh alarm dielemen jaringan dapat ditampilkan sehingga akan mengurangi sumber daya yang dibutuhkan untuk mengatur dan memonitor layer jaringan. 7) Kesiapan berevolusi ke NGN MSAN dirancang untuk siap menuju NGN. Sistemnya disiapkan untuk dapat bertransformasi secara smooth dari suatu platform access multiservice yang mendukung layanan TDM eksisting menuju ke suatu solusi NGN yang berbasis IP/ATM. Melalui suatu pensinyalan modul VoIP gateway yang sederhana node MSAN dapat diubah menjadi access gateway NGN sehingga dapat mendukung
11
layanan VoIP dengan investasi yang minim dengan tetap mengakomodasi pelangan yang masih menggunakan backbone TDM yang lama dan juga pelanggan yang ingin menggunakan backbone NGN yang baru 2.3
Jenis- Jenis DSL DSL umumnya menggunakan sambungan telepon biasa untuk mengirim
sinyal – sinyal digital berkecepatan tinggi selain media – media transmisi lainnya. DSL memiliki berbagai macam variasinya. Oleh karena itu didepan kata DSL ditambahkan huruf x yang merupakan variasi dari teknologi DSL tersebut. Masing-masing teknologi x-DSL tersebut mempunyai perbedaan dalam kecepatan dan mode operasinya. Variasi teknologi x-DSL adalah sebagai berikut : a. Asymmetrical Digital Subscriber Line (ADSL) b. Consumer Digital Subscriber Line (CDSL) c. ISDN-Digital Subscriber Line (IDSL) d. High bit rate Digital Subscriber Line (HDSL) e. Symmetric High Speed DSL (SHDSL) f. Rate-adaptive Digital Subscriber Line (RADSL) g. Very High bit-rate Digital Subscriber Line (VDSL) h. Single or Symmetric Digital Subscriber Line (SDSL) Tabel 2.1 Perkembangan x-DSL berdasarkan kecepatan dan mode operasinya
Jenis Teknologi
Kecepatan Downstream
Kecepatan Upstream
Mode Operasi
1,5-8,192
16-640
Mbps
Kbps
RADSL
64 Kbps8,192 Mbps
16 - 768
CDSL
1 Mbps
Perbedaan kecepatan antara Down dan up (asimetris)stream, memakai satu pair kabel Perbedaan kecepatan antara down dan up (asimetris)stream,umumnya menggunakan kecepatan 768Kbps, memakai satu pair kabel. Sekararang telah disahkan sebagai DSL-Lite, Tanpa Splitter, memakai satu pair kabel
HDSL
1,544Mbps untuk Amerika Utara 2,048Mbps
ADSL
Kbps 16-160 Kbps 1,544Mbps 2,048 Mbps
Simetris, memakai dua pair kabel
12
untuk seluruh dunia IDSL
SDSL
144 Kbps 1,544 Mbps2,048 Mbps
144 Kbps
Simetris, memakai satu pair kabel
1,544 Mbps-2,048
Memakai satu pair kabel tapi hanya tersedia untuk 768 Kbps
Mbps
VDSL
13-52 Mbps
1,5-6 Mbps
Fiber diperlukan dan kemungkinan menggunakan ATM
SHDSL
192Kbps2,36Mbps atau 384Kbps4,72Mbps
192Kbps2,36Mbps atau 384Kps4,720Mbps
Memakai satu pair kabel Memakai dua pair kabel
(sumber:www.scribd.com)
2.3.1 Asymmetric Digital Subscriber Line Teknologi ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) adalah suatu teknologi MODEM yang memiliki kecepatan transfer data sebesar 1,5 Mbps sampai 8 Mbps untuk mendukung implementasi layanan multimedia pada jaringan broadband dengan menggunakan satu pair kabel tembaga. Disebut asymmetric karena laju kecepatan transmisi dari dua arah berbeda, dimana kecepatan dari arah downstream adalah 1,5-8 Mbps sedangkan bit rate upstream 16-640 Kbps. Perbedaan kecepatan tersebut terjadi karena pada dasarnya kebutuhan koneksi internet lebih banyak untuk pengambilan data ( download) di bandingkan untuk pengiriman informasi(upload). Transmisi ADSL bekerja sampai jarak 5,48 km pada sepasang kawat tembaga pilin (single twisted pair). Bersama dengan akses Internet,
perusahaan
telekomunikasi
lebih
memungkinkan
untuk
dapat
memberikan layanan akses LAN jarak jauh (remote LAN) dan layanan VOD (videoon-demand) melalui ADSL Modem ADSL digunakan pada frekuensi diatas 4 KHz. ADSL membagi bandwidth menjadi beberapa bagian sebagai berikut : a. Band frekuensi rendah (0~4 KHz) untuk voice (POTS) atau fax (system dialup) b. Band frekuensi tinggi (26 KHz ~ 1.1 MHz) untuk data. c. Antara 4KHz – 26KHz digunakan sebagai guard band
13
2.3.2 Standarisasi ADSL Pada tahun 1995, ANSI TI.413 telah menetapkan bahwa untuk modulasi dan demodulasi pada sistem ADSL adalah Discrete Multi tone (DMT). Di tahun yang sama teknologi ADSL juga banyak digunakan untuk aplikasi VoD yang membutuhkan bandwith downstream dengan kecepatan antara 1.5 Mbps – 6 Mbps. Setelah itu penggunaan ADSL untuk internet meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Akhirnya pada tahun 1998 ADSL ditetapkan juga sebagai standar untuk keperluan internet dengan kecepatan yang bisa diubah-ubah dengan nama standar ANSI T1.413 Issue 2. Pengesahan standar internasional untuk xDSL disahkan oleh badan standarisasi International Telecommunications Union (ITU) pada pertemuan yang dinamakan ITU-T SG15/Q4, dengan berdasarkan pada standar ANSI T1.413 Issue 2 ditambah dengan option-option untuk disesuaikan dengan kondisi negara-negara yang bersangkutan, ditambahkan lagi dengan standar Annex, pada bulan Juni tahun 1999 menetapkan standar internasional ITU untuk xDSL dengan nama G.992.1 (G.dmt). Umumnya, penggunaan ADSL untuk rumah-rumah menggunakan versi ADSL Lite yang menggunakan carrier frekuensi tinggi untuk wilayah downstream. Jumlah carrier wilayah downstream G.922.2 kurang dari setengah jumlah carrier G.992.1. Karenanya diberi sebutan LITE. Tabel 2.2 Rekomendasi ITU tentang xDSL
Standar ITU G.992.1 (G.dmt) G.992.2 (G.lite)
Keterangan Sistem transmisi ADSL (Full Rate) Sistem transmisi ADSL tanpa splitter (ADSLLite)
G.994.1 (G.hs)
xDSL sistem handshake
G.995.1 (G.ref)
Referensi-referensi yang terkait dengan DSL
G.996.1 (G.test)
Sistem pengujian modem DSL
G.997.1 (G.ploam)
Protokol physical layer management DSL
(sumber:www.itu.int)
untuk sistem ADSL
14
2.3.3 Teknologi Modem ADSL Perbedaan antara modem ADSL dengan modem konvensional yang paling mudah jumpai adalah dalam kecepatan transfer (upload/download) data. Walaupun menggunakan saluran telepon yang sama sebagai jalur komunikasinya, kecepatan pada modem ADSL berkisar antara 1.5 Mbps – 8 Mbps. Perbedaan kecepatan yang mencolok di antara keduanya (modem konvensional dan ADSL) dikarenakan perbedaan penggunaan frekuensi untuk mengirim data. Pada modem konvesional digunakan frekuensi di bawah 4 kHz, sedangkan pada modem ADSL digunakan frekuensi antara 30 kHz - 1105 kHz. Bentuk spektrum frekuensi ADSL dapat dilihat pada Gambar 2.2. Faktor utama yang menyebabkan perbedaan kecepatan dalam transfer data antara kedua modem tersebut.
Gambar 2.2 Daerah Frekuensi ADSL (sumber:www.scribd.com)
Untuk sistem modulasi yang digunakan pada modem ADSL adalah modulasi Discrete Multi tone (DMT). Prinsip dasar dari modulasi DMT adalah modulasi ini bekerja pada frekuensi carrier antara 30KHz – 1MHz. Kemudian frekuensi carrier ini dibagi menjadi beberapa sub carrier yang mewakili sinyal suara dan sinyal data(Permata,2009).
Gambar 2.3 Sinyal Carrier Modulasi DMT (sumber:www.scribd.com)
15
Keuntungan sistem modulasi DMT ini adalah memiliki karakteristik saluran yang sangat baik dalam penyaluran data/sinyal/informasi, baik dari segi loss (hilangnya data) maupun noise. Hal ini disebabkan karena adanya pembagian pada frekuensi carrier menjadi sub carrier tadi. 2.3.4 Struktur Modem ADSL
Gambar 2.4 Blok diagram Modem ADSL (sumber:www.scribd.com)
Prinsip kerja dari modem ADSL adalah pertama-tama data yang masuk dibuat menjadi frame-frame selanjutnya dikodekan. Untuk mencegah kesalahan, pada proses pengkodean ini disertakan juga kode tambahan yang bertujuan untuk melakukan koreksi bila nanti terjadi kesalahan data. Setelah itu dimodulasikan (encoder) dengan rangkaian modulator DMT. Selanjutnya pada DAC dilakukan pengubahan data dari digital ke analog. Kemudian data tersebut dilakukan proses pengecekan oleh Driver apakah frekuensi data input kurang dari 4KHz atau lebih dari 4KHz. Jika kurang dari 4KHz maka Driver akan mengirimkan data tersebut menuju Telephone line dan jika frekuensi datanya lebih dari 4KHz maka Driver akan mengirimkan data tersebut menuju ADC untuk dilakukan proses pengubahan data dari analog menjadi digital dan kemudian dilanjutkan proses demodulasi (dekoder) oleh rangkaian demodulator DMT dan terakhir data
tersebut
disampaikan menuju tujuan setelah dilakukan proses penyatuan frame-frame data menjadi data yang utuh. 2.3.5 Keuntungan Jaringan Broadband ADSL Pada jaringan broadband ADSL, kita tidak perlu lagi menambahkan line telepon baru. Karena dengan jaringan ADSL kita dapat menggunakan fasilitas telepon atau mengirim fax sambil berinternet tanpa ada efek di antara satu sama
16
lainnya dengan kecepatan yang sudah cukup baik yaitu untuk kecepatan download diatas 30Kbps dan kecepatan Upload yang berkisar antara ( 10 – 16 Kbps ). Salah satu contoh penerapan dari jaringan broadband ADSL adalah audio dan video streaming 2.4
Speedy Speedy adalah brand dari layanan akses internet end-to-end untuk
penggunaan di residensial atau bisnis kecil dan menengah yang berbasis akses kabel tembaga yang menggunakan teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL). Layanan ini memberikan jaminan kecepatan sesuai dengan paket layanan yang digunakan pelanggan sampai ke BRAS (Broadband Remote Acces Server) dengan pilihan kecepatan akses mulai dari 384 kbps hingga 3 Mbps per line. Sebagai perbandingan, kecepatan akses dial-up yang digunakan oleh layanan TELKOMnet Instan adalah 56 kbps per line. Kecepatan downstream yang ditawarkan oleh Speedy saat digunakan untuk akses internet lebih besar daripada upstream, hal ini dikarenakan Speedy merupakan paket internet ADSL sehingga sangat sesuai untuk keperluan browsing yang cenderung lebih banyak melakukan aktivitas downstream. Selain dapat menggunakan akses internet dengan kecepatan tinggi, dengan layanan Speedy kita masih tetap bisa menggunakan saluran telepon rumah tanpa terganggu. Hal ini dikarenakan adanya perangkat splitter yang bisa memisahkan antara data dan gelombang suara selama 24 jam. Sebelum melakukan instalasi layanan TELKOM Speedy, dibutuhkan beberapa perangkat agar bisa terhubung dengan jaringan internet. Perangkatperangkat tersebut antara lain: 1. Jaringan TELKOM PSTN 2. Seperangkat komputer 3. Modem ADSL 4. Splitter 5. Konektor 6. DSLAM
17
2.4.1 Jaringan TELKOM PSTN Jaringan telepon merupakan syarat wajib untuk dapat menikmati layanan TELKOM Speedy, karena koneksi internet dilakukan lewat kabel telepon. Yang pertama dilakukan adalah menghubungkan jaringan telepon yang berada di ruang MDF dengan DSLAM. DSLAM terhubung dengan jaringan internet yang disediakan ISP (Internet Service Provider) atau penyedia layanan internet sehingga akses internet dapat terkoneksi. Dari ruang MDF jaringan internet disalurkan ke RK (Rumah Kabel) menggunakan kabel primer yang kemudian bercabang pada tiap tiang telepon dengan kabel sekunder yang nantinya akan masuk kerumah pelanggan telepon. Jaringan yang bagus pada jaringan telepon adalah jaringan yang tidak melebihi 10 saluran telepon dalam satu tiang induk atau minimal memiliki nilai redaman minimal 10 Hz. Jika nilai redaman kurang dari 10 Hz, maka bisa menyebabkan seringnya gangguan dalam koneksi internet Speedy. 2.4.2 Komputer Komputer didefinisikan sebagai perangkat yang digunakan untuk mengolah data inputan menjadi outputan berupa informasi. Berdasarkan definisi tersebut, komponen utama komputer secara garis besar terdiri dari perangkat input, perangkat pemroses, perangkat penyimpanan, dan perangkat output. 2.4.3 Modem Modem berasal dari singkatan Modulator Demodulator. Modulator merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi kedalam sinyal pembawa (carrier) dan siap untuk dikirimkan, sedangkan Demodulator adalah bagian yang memisahkan sinyal informasi (yang berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa yang diterima sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik. Modem merupakan penggabungan kedua-duanya, artinya modem adalah alat komunikasi dua arah. Setiap perangkat komunikasi jarak jauh dua-arah umumnya menggunakan bagian yang disebut "modem", seperti VSAT, Microwave Radio, dan lain sebagainya, namun umumnya istilah modem lebih dikenal sebagai perangkat keras yang sering digunakan untuk komunikasi pada komputer. Data dari komputer yang berbentuk sinyal digital diberikan kepada modem untuk
18
diubah menjadi sinyal analog. Setibanya di modem tujuan, sinyal analog tersebut diubah menjadi sinyal digital kembali dan dikirimkan kepada komputer. Sinyal analog tersebut dapat dikirimkan melalui beberapa media telekomunikasi seperti telepon dan radio. 2.4.4 Splitter Splitter merupakan perangkat yang berfungsi memisahkan sinyal untuk voice telepon dan data. Sinyal voice telepon berada pada frekuensi 0 – 4 KHz, sedangkan sinyal data dibawa pada frekuensi 26 KHz – 1,1 Mhz. Splitter terdiri dari 3 buah port RJ-11 dimana ketiga port tersebut dihubungkan ke roset, telepon, dan modem. 2.4.5 Konektor Konektor adalah komponen yang berfungsi menghubungkan antar perangkat. Pada umumnya terdapat 3 buah konektor yang digunakan Speedy antara lain kabel konektor RJ-11 untuk menghubungkan splitter dengan 3 komponen lain (modem, telepon, dan roset), kabel UTP RJ-45 untuk menghubungkan modem dengan CPU melalui LAN card, serta kabel dengan konektor USB untuk menghubungkan modem dengan CPU (sebagai alternatif jika CPU tidak memiliki LAN card). 2.4.6 DSLAM DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer), adalah piranti dalam jaringan komputer, yang diletakkan di kantor sentral telepon yang menerima sinyal dari koneksi banyak pelanggan DSL (Digital Subscriber Line)/Sambungan Telepon, kemudian meneruskan ke backbone berkecepatan tinggi, menggunakan teknik multiplexing. Sesuai dengan spesifikasi produk dari vendor yang membuatnya, DSLAM multiplexer terhubung dengan line DSL dengan kombinasi Asyncrhonous Transfer Mode (ATM), Frame Relay atau Internet Protocol (IP). DSLAM dipergunakan oleh TELKOM dalam memberikan layanan ke pelanggan dengan kombinasi sambungan DSL dengan teknologi backbone jaringan dengan ATM sehingga mampu mengolah sinyal digital agar dapat mengoptimalkan bandwidth twisted pair untuk melewatkan data dengan kecepatan tinggi. DSLAM
19
dilengkapi dengan POTS Splitter untuk memisahkan alokasi kanal data dan suara. DSLAM terdiri dari: a) splitter – low pass filter untuk melewatkan band suara dan high pass filter untuk melewatkan band ADSL. b) modul-modul pelanggan dapat berupa modul ADSL, SDSL, VDSL dll. Untuk layanan speedy digunakan modul ADSL. Fungsi DSLAM antara lain: a) sebagai filter voice dan data b) sebagai modulator dan demodulator DSL. c) sebagai multiplexer. Table 2.3 Daerah, DSLAM vendor, tipe koneksi ,VPI dan VCI
Daerah
Jakarta
Sumatra, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Kalimantan, Sulawesi
DSLAM Vendor
Tipe Koneksi VPI
VCI
Alcatel Lucent– France
PPPoA
8
35
Huawei Technologies Co Ltd – China Siemens Aktien Gesellschaft Germany ZTE (ZhongXing Telecommunication Equipment Co Ltd) - China
PPPoE
0
35
PPPoA
1
33
PPPoE
8
81
PPPoE
0
35
Huawei Technologies Co Ltd – China
(sumber: budi, 2010)
2.5
Streaming
2.5.1 Konsep streaming Streaming adalah proses pengiriman data kontinu(terus menerus) yang dilakukan secara broadcast melalui internet untuk ditampilkan oleh aplikasi streaming pada client. Paket-paket data yang dikirimkan telah dikompresi untuk memudahkan pengiriman melalui internet. Streaming merupakan sebuah teknologi untuk memainkan file video atau video secara langsung atau dengan pre-recorded dari sebuah mesin server(web server). Dengan kata lain, file video atau audio yang terletak pada sebuah server dapat secara langsung dijalankan pada
20
komputer client sesaat setelah ada permintaan dari user sehingga proses download file video atau audio yang menghabiskan waktu cukup lama dapat dihindari. Ada dua macam streaming yaitu audio dan video. Untuk melakukan streaming suara, kita hanya perlu memiliki koneksi internet antara 16 Kbps hingga 48 Kbps. Dengan koneksi semacam ini, para pengakses dial-up pun bisa melakukan streaming suara. Streaming suara bisa dilakukan secara live, artinya real-time dan seluruh pengguna internet yang mengakses streaming dari channel yang sama akan menerima data yang sama pula. Streaming suara yang populer dan paling banyak diimplementasikan adalah siaran radio FM. Dengan streaming, kita bisa mendengarkan siaran di radio FM manapun dimana saja, tidak perlu berada di daerah yang terjangkau oleh pemancarnya. Ada tiga jenis format streaming yang banyak digunakan dalam situs-situs internet yaitu format Real Media(.rm/.ra/.ram), Windows Media(.asf/.wmf/.asx) dan Quick Time(.mov) Saat file audio atau video di-stream, akan terbentuk sebuah buffer di sisi client dan data video atau audio tersebut akan mulai didownload ke dalam buffer yang telah terbentuk pada sisi client. Dalam waktu hanya sepersekian detik, buffer telah terisi penuh dan secara otomatis file video dan audio akan dijalankan oleh player. Player akan membaca informasi dari buffer sambil tetap melakukan proses download file sehingga proses streaming tetap berlangsung di sisi client. Buffer adalah proses atau kondisi yang terjadi sesaat sebuat bit rate untuk media streaming sedang menyimpan bagian-bagian file media streaming ke tempat penyimpanan lokal. Kebanyakan bit rate menyimpan hanya sebagian kecil dari sebuah presentasi streaming sebelum memulai streaming. Proses streaming juga bisa terjadi di tengah-tengah streaming, biasanya hal ini terjadi jika bandwith yang diperlukan untuk memainkan streaming kurang sesuai atau kurang memenuhi besar bandwith dari yang seharusnya. 2.5.2 Arsitektur Streaming Sistem streaming tersusun dari kombinasi server, player, transmisi dan metode encoding yang digunakan. Berikut bagan hubungan setiap komponen penyusun sistem streaming:
21
Gambar 2.5 komponen penyusun sistem streaming (sumber:Askari, 2009)
1. Encoder Adalah program yang digunakan untuk mengubah sumber media ke format yang sesuai untuk Streaming. Biasanya memiliki kompresi yang cukup tinggi untuk mengatasi keterbatasan bandwith jaringan. 2. Media Server Digunakan untuk mendistribusikan on demand atau webcast suatu content multimedia ke client. Juga bertanggung jawab untuk mencatat semua aktivitas streaming yang nantinya digunakan untuk statistik. Implementasinya dapat menggunakan web server (HTTPStreaming) atau streaming server (True streaming). 3. Media Player Dibutuhkan untuk menampilkan atau mempresentasikan content multimedia (data stream) yang diterima dari media server. File-file khusus yang disebut metafile digunakan untuk mengaktifkan player dari halaman sebuah web. Metafile berisi keterangan dari content multimedia. Browser web mendownload dan meneruskan ke player yang tepat untuk mempresentasikannya. 2.5.3 Proses Transmisi pada Proses Streaming 1. Unicast Transmisi unicast merupakan transmisi informasi yang dilakukan dari satu pengirim ke satu penerima. Transmisi ini juga sering dikenal dengan trasmisi point to point. Setiap penerima akan memperoleh stream yang berbeda walaupun menampilkan informasi yang sama. Dengan menggunakan server yang sama,
22
model koneksi unicast akan membutuhkan jumlah link koneksi sama dengan banyaknya jumlah client, seperti terlihat di berikut:
Gambar 2.6 Sistem Transmisi Unicast (sumber:Askari, 2009)
2.
Multicast Server hanya mengirimkan satu jenis data stream saja yang kemudian
diduplikasi oleh router khusus sebelum dikirim melalui jaringan ke client-client. Secara teknis, model koneksi multicast hanya bersifat komunikasi satu arah yang tidak jauh berbeda dengan sistem broadcast pada penyiaran televisi, sehingga fasilitas on-demand hampir tidak mungkin dilakukan. Sistem transmisi multicast dapat digambarkan seperti gambar berikut:
Gambar 2.7 Sistem Transmisi multicast (sumber:Askari, 2009)
23
2.5.4 Cara Pengiriman Video Streaming Layanan video streaming memungkinkan penggunanya untuk mengakses videonya secara real time ataupun sudah direkam sebelumnya. Isi dari video ini dapat dikirimkan dengan tiga cara dibawah ini : 1. Live Video – Server dilengkapi dengan Web Camera yang memungkinkan untuk memperlihatkan suatu kejadian secara langsung. Walaupun hal ini dikaitkan dengan “broadcast” video, video ini sebenarnya ditransmisikan menggunakan protokol IP multicast. 2.
Scheduled Video – Video yang sudah direkam sebelumnya dikirimkan dari suatu server pada waktu yang sudah ditentukan. Scheduled Video ini juga menggunakan protocol IP multicast.
3. Video-On-Demand – istilah penyajian video yang bisa diakses secara online melalui jaringan, dimana client bisa melihat tayangan kapan saja dan dapat mengulang kembali tayangan yang diinginkan. Video bisa disajikan langsung secara streaming atau didownload. Fungsi VoD seperti layaknya video rental, di mana pelanggan dapat memilih program atau tontonan yang ingin ditayangkan. Salah satu hal yang ingin dicapai dari industri komunikasi adalah memberikan kontrol yang penuh terhadap para penggunanya. Selain itu juga karena semakin berkembangkanya teknologi berbasis IP. 2.6
Kualitas Layanan (QoS) Quality of Service(QOS) adalah parameter-parameter yang menunjukan
kualitas paket data dalam jaringan. QOS didesain untuk membantu enduser(client) menjadi lebih produktif dengan memastikan bahwa user mendapatkan performansi yang lebih handal dari aplikasi-aplikasi berbasis jaringan. QOS mengacu pada kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui teknologi yang berbeda-beda. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dengan layanan yang berbeda menggunakan infrastruktur yang sama.QoS tidak diperoleh langsung dari infrastruktur
yang
ada,
melainkan
diperoleh
mengimplementasikannya pada jaringan bersangkutan.
langsung
dengan
24
2.6.1 Delay Delay adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang lama. Delay maksimum yang dapat ditolerir pada transmisi secara real-time(two-way) sesuai dengan ITU-T G.1010 yang merekomendasikan bahwa delay komulatif haruslah lebih kecil atau sama dengan 150ms dengan hasil yang sangat baik, delay 150ms - 400ms masih dapat diterima dengan baik, dan delay >400ms dengan hasil yang sangat buruk. Untuk standar delay yang diijinkan dalam pelaksanaan video streaming(one-way) adalah <10s dengan hasil yang sangat baik. Terdapat dua jenis delay komulatif yaitu fixed delay dan variable delay. Fixed delay di bagi atas: a. Propagation delay Merupakan delay yang ditentukan oleh karakteristik jarak antara sumber dengan tujuan, serta media transmisi yang digunakan untuk pengiriman paketpaket real-time. b. Processing delay Merupakan delay yang diakibatkan oleh coding, decoding, kompresi dan dekompresi yang ditentukan oleh algoritma standar codec c. Packetization delay Merupakan delay yang diakibatkan oleh pemrosesan pada sampel digital yang akan dibawa untuk ditempatkan pada payload. Untuk mengurangi delay pada paketisasi, biasanya digunakan beberapa skema kompresi seperti pembagian paket yang dikirim. Sedangkan delay variable dibagi menjadi: a. Queuing delay adalah delay akibat waktu tunggu paket yang dilayani pada sebuah trunk b. Delay jitter buffer adalah delay akibat adanya buffer untuk mengatasi jitter Secara teoritis, end-to-end delay trasmisi frame dapat dihitung dengan persamaan: 𝑇 = (𝑇𝑟𝑥 − 𝑇𝑡𝑥 )………………...……………………………………….(2.1)
25
Dimana: T
= total delay
Trx
= Waktu dari T paket yang diterima
Ttx
= Waktu dari T paket yang dikirim
2.6.2 Jitter Jitter adalah variasi delay yang terjadi akibat adanya selisih waktu atau interval antar kedatangan paket di penerima. Pada proses pengiriman sebuah paket data, secara teknis data tersebut tidak langsung dikirim secara utuh. Tetapi data tersebut dilakukan pengiriman secara bertahap yaitu per satu bit. Dalam proses pengiriman per satu bit, waktu pengiriman antara bit yang satu dan bit selanjutnya disebut dengan variansi delay atau jitter. Timbulnya variansi delay ini disebabkan karena adanya packet loss. Parameter ini dapat ditangani dengan mengatur metode antrian pada router saat terjadi kongesti atau saat perubahan kecepatan. Paket data yang datang dikumpulkan dulu dalam jitter buffer selama waktu yang telah ditentukan sampai paket yang diterima pada sisi penerima dengan urutan yang benar. Hanya saja jitter tidak mungkin dihilangkan sebab metode antrian yang paling baik tetap saja tidak dapat mengatasi semua kasus antrian. Untuk meminimalisasi jitter ini, diusahakan agar pengiriman tiap-tiap paket data melalui jalur yang sama dan jangan sampai terjadi packet loss atau kongesti jaringan. Standar jitter yang diijinkan oleh ITU-T G.1541 adalah <50ms. Nilai jitter dapat dicari menggunakan persamaan berikut: 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑙𝑎𝑦
𝐽𝑖𝑡𝑡𝑒𝑟 = (𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎)−1…………………………………....(2.2) 2.6.3 Packet Loss Packet Loss adalah merupakan besar dari paket yang hilang dalam jaringan karena terjadi tabrakan atau collision. Dalam suatu jaringan packet loss akan selalu mempunyai nilai dengan
satuan persen (%). Yang menjadi factor
timbulnya packet loss adalah kepadatan traffic dan bandwidth. Semakin besar bandwidth, maka akan memperkecil terjadinya tabrakan data antara user yang satu dan yang lainnya. Jika terjadi packet loss maka protocol network yang ada pada router akan meminta pengirim untuk mengirim ulang paket data yang hilang
26
tersebut. Pada saat proses pengiriman ulang data yang hilang tersebut maka akan menyebabkan meningkatnya nilai Jitter. Detektor dari packet loss berada didalam router yang bernama Carrier Sense Multiplexing And Collision Detection (CSMA-CD). Nilai dari packet loss yang dihasilkan dalam suatu komunikasi data dapat dirumuskan seperti pada persamaan berikut: 𝐿 = 100% ×
𝑛𝑇𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚−𝑛𝑇𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝑛𝑇𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚
………………………………………….....(2.3)
Dimana: nTterima
= jumlah dari T paket yang diterima
nTkirim
= jumlah dari T paket yang dikirim
T
= Tipe data dalam paket
Menurut ITU-T G.1010 nilai packet loss maksimum yang dapat ditolerir adalah kurang dari 1% dari paket yang dikirimkan. 2.6.4 Throughput Throughput adalah jumlah bit yang diterima dengan sukses oleh client perdetik yang telah melalui sebuah sistem atau media komunikasi dalam selang waktu pengamatan tertentu. Umumnya nilai throughput direpresentasikan dalam satuan bit per second(bps). Nilai throughput dipengaruhi oleh delay, jitter dan packet loss yang terjadi. Untuk pelaksanaan video streaming, standar nilai throughput yang diijinkan oleh ITU-T G.1010 adalah sebesar 16Kbps-384Kbps. 2.7
Penilaian Kualitas Video Pada dasarnya penilaian kualitas video dapat dilakukan secara objektif
maupun secara subjektif. Penilaian objektif meliputi nilai MSE dan PSNR sedangkan penilaian subjektif meliputi Mean Opinion Score(MOS) 2.7.1 Mean Square Error MSE(Mean Square Error) merupakan kesalahan rata-rata dari dua sequence video yang dibandingkan. MSE dapat dicari dengan persamaan: 1
𝑛−1 2 𝑀𝑆𝐸 = 𝑚.𝑛 ∑𝑚−1 𝑖=0 ∑𝑗=0 [𝐼(𝑖, 𝑗) − 𝐾(𝑖, 𝑗)] ………………………………….…(2.4)
2.7.2 Peak Signal to Noise Ratio PSNR(Peak Signal to Noise Ratio) dari suatu gambar merupakan pengukuran terhadap distorsi dari sebuah gambar relatif terhadap gambar
27
referensinya. PSNR bisa digunakan untuk mengukur distorsi sebuah gambar atau frame yang disebabkan error pada pentransmisian dengan membandingkan dengan sinyal aslinya. PSNR dirumuskan sebagai berikut: 𝑃𝑆𝑁𝑅(𝑑𝐵) = 10𝑙𝑜𝑔10 [
(2𝑛−1)2 2 1 (𝑖,𝑗)−𝑌𝑝𝑟𝑐 (𝑖,𝑗)] ∑𝑚 ∑𝑛−1[𝑌 𝑚.𝑛 𝑖=0 𝑗=0 𝑟𝑒𝑓
]………………….……(2.5)
Dimana n adalah jumlah bit yang diperlukan untuk menyajikan setiap piksel, Yref adalah nilai piksel dari frame referensi, Yprc adalah nilai piksel dari frame yang sedang diproses, dan N atau M adalah jumlah baris atau kolom. PSNR relatif mudah untuk dihitung dan menyediakan rata-rata kualitas visual dari frame video. Apabila sudah diketahui nilai MSE nya maka nilai PSNR dapat dihitung menggunakan persamaan berikut: 255
𝑃𝑆𝑁𝑅 = 20𝑙𝑜𝑔10 (
√𝑀𝑆𝐸
)………………………………………………...……(2.6)
Pada umumnya, nilai PSNR yang tinngi mengindikasikan kualitas frame yang tinggi. Penurunan kualitas yang disebabkan oleh kompresi yang tinggi atau error transmisi, mengakibatkan penurunan nilai PSNR. Untuk mendapatkan perbandingan rata-rata dari kualitas dua buah deretan video dilakukan dengan membandingkan PSNR dari setiap frame dalam setiap deretan. Perhitungan ratarata PSNR dari semua frame dalam deretan video menghasilkan pengukuran dalam dB dari kualitas deretan. Namun, secara umum PSNR tidak merefleksikan secara akurat kualitas dari suatu video. Sebagai contoh, dua buah frame dengan nilai PSNR yang sama dapat memiliki kualitas yang berbeda jika dinilai oleh pemirsanya. Error atau kerusakan dalam suatu deretan video akan menyebabkan penurunan nilai PSNR tetapi tidak memungkinkan secara akurat memetakan penurunan ini terhadap respon dari pemirsanya , atau kerusakan yang tidak terlihat oleh pemirsa bisa jadi merupakan penurunan yang besar dalam PSNR. Tabel dibawah memperlihatkan pemetaan kualitas layanan video stream berdasarkan nilai PSNR nya.
28
Table 2.4 Pemetaan Kualitas Layanan Video Stream
No 1 2 3 4 2.8
Nilai PSNR 40dB < PSNR 30dB < PSNR < 40dB 20dB < PSNR < 30dB PSNR < 20
Kategori Excellent Quality Good Quality Poor Quality Unacceptable Quality
Protokol Streaming
2.8.1 Real Time Messaging Protocol (RTMP) RTMP (Real Time Messaging Protocol) adalah sebuah protokol yang dipakai oleh Flash Player untuk mengirimkan objek secara real time, video dan audio ke klien menggunakan koneksi binary TCP atau polling HTTP tunnel. Protokol tersebut adalah sebuah container untuk membungkus data yang mungkin berbentuk AMF, atau audio/video mentah seperti ditemukan pada format video FLV. 2.8.2 Real Time Streaming Protocol (RTSP) Masalah yang muncul pada pengiriman media streaming dari sebuah web server adalah web server tidak dapat memelihara status koneksi dengan client. Hal ini dapat terjadi karena HTTP merupakan protokol yang stateless. Akibatnya, client akan mengalami kesulitan pada saat ia melakukan pause selama pengiriman streaming media masih berlangsung. Pelaksanaan pause akan menyebabkan web server harus mengetahui status mana yang akan dimulai kembali ketika client memutar ulang. Strategi alternatif yang dapat dilakukan untuk menanggulangi hal diatas adalah dengan menggunakan server streaming khusus yang didesain untuk men-streaming media, yaitu real time streaming protocol (RTSP). RTSP didesain untuk melakukan komunikasi antara server yang melakukan streaming dengan media player. Keuntungan RTSP adalah bahwa protokol ini menyediakan koneksi yang memiliki status antara server dan client. Sehingga mempermudah client ketika ingin melakukan pause atau mencari posisi random (melakukan forward/rewind) ketika memutar kembali data(setiyawan, 2010). RTSP message menggunakan nomor port yang berbeda dari media streamnya. RTSP menggunakan nomor port 554. (Jika message RTSP ada yang
29
menggunakan nomor port yang sama sebagai media stream, maka message RTSP akan dikatakan "interleaved" dengan media streaming). RTSP menggunakan spesifikasi RFC 2326 yang mengijinkan message RTSP dikirim baik secara TCP atau UDP. RTSP memiliki empat buah perintah. Perintah ini dikirim dari client ke sebuah server streaming RTSP. Keempat perintah tersebut adalah: 1.
Setup. Server mengalokasikan sumber daya kepada sesi client.
2.
Play. Server mengirim sebuah stream ke sesi client yang telah dibangun dari perintah setup sebelumnya.
3.
Pause. Server menunda pengiriman stream namun tetap menjaga sumber daya yang telah dialokasikan.
4.
Teardown. Server memutuskan koneksi dan membebas tugaskan sumber daya yang sebelumnya telah digunakan.
2.9
XAMPP XAMPP adalah perangkat yang mendukung banyak sistem operasi,
merupakan kompilasi dari beberapa program. Nama XAMPP merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP dan Perl. Program ini tersedia dalam GNU General Public License dan bebas, merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat melayani tampilan halaman web yang dinamis. Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri dari: 1.
Apache HTTP Server Adalah server web yang dapat dijalankan di banyak sistem operasi (Unix, Linux, Microsoft Windows dan Novell Netware serta platform lainnya) yang berguna untuk melayani dan memfungsikan situs web. Protokol yang digunakan untuk melayani fasilitas web/www ini menggunakan HTTP.
2. MySQL database Adalah database standar pengembangan dari bahasa SQL sebagai database yang kuat, compatible dengan berbagai software dan gratis, MySQL masih banyak digunakan sebagai aplikasi database di berbagai kampus. 3. Bahasa pemrograman PHP
30
Merupakan bahasa pemrogramman berbasis web yang memiliki kemampuan untuk memproses data dinamis. PHP dikatakan sebagai sebuah server-side embedded script language artinya sintaks-sintaks dan perintah yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan oleh server tetapi disertakan pada halaman HTML biasa. Aplikasi-aplikasi yang dibangun oleh PHP pada umumnya akan memberikan hasil pada web browser, tetapi prosesnya secara keseluruhan dijalankan di server. 2.10 Wireshark
Wireshark merupakan sebuah tool network analyzer pengembangan ethereal yang lebih ditekankan penggunaannya pada operasi windows. Wireshark dikembangkan oleh para ahli jaringan di seluruh dunia dan merupakan contoh dari kekuatan open source. Software ini dapat berjalan pada system operasi windows, linux, unix. Wireshark dapat membaca data secara real-time dari Ethernet, tokenring, 802.11 wireless LAN, dll. Software wireshark dapat didownload pada situs www.wireshark.org. penangkapan paket data dengan menggunakan wireshark dilakukan dengan pemilihan interface yang akan dicapture. Tampilan wireshark dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.8 Tampilan Wireshark
2.11 MSU Video Quality Measurement Tool Merupakan sebuah tool bantu yang dapat dipergunakan untuk menghitung atau menganalisa parameter-parameter kualitas dari sebuah video yang sudah dicapture. Prinsip kerja dari tool ini adalah menilai dan mengukur kualitas suatu video secara objektif dengan cara membandingkan video hasil proses dengan
31
video aslinya(original). Tampilan dari MSU video quality measurement versi 3.0 dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.9 Tampilan MSU Video Quality Measurement Versi 3.0