BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan. Komunikasi adalah cara untuk kita mengetahui apa yang ingin kita ketahui. Sejak awal perkembangannya, para ahli dari berbagai disiplin ilmu telah turut memberikan sumbangan ynag besar terhadap keberadaan ilmu komunikasu. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan symbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka-angka dan lain-lain.1 Komunikasi mengandung makna bersama-sama (Common), istilah komunikasi atau Communicationn berasal dari bahasa latin, yaitu Communicatio yang berarti pemberitahuan atau pengetahuan. Kata sifatnya : “Communis” yang bermakna umum atau bersama-sama. Tetapi komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna2. Menurut Aristoteles, seorang ahli filsafat kuno yang menyebutkan bahwa suatu proses komunikasi memerlukan tiga unsure yang mendukungnya diantaranya adalah: 3 1. Siapa yang berbicara (komunikator) 2. Apa yang dibicarakan (pesan) 3. Siapa yang mendengar (komunikan) 1
Riswandi. Ilmu Komunikasi. Jakarta: Graha Ilmu.2008. hal 2 Onong Uchjana Effendy. Ilmu komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2005. hal 9 3 Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grafindo. 2006. hal 39 2
7
8
Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan dan politik sudah disadari oleh para cendekiawan sejak Aristoteles yang hidup ratusan tahun sebelum masehi. Akan tetapi, studi Aristoteles hanya berkisar pada retorika dalam lingkunag kecil. Baru pada abad ke-20 ketika dunia dirasakan semakin kecil akibat revolusi teknologi elektronik, setelah ditemukan kapal api, pesawat terbang, listrik, telepon, surat kabar, film, radio, televisi dan sebagainya maka para cendekiawan pada abad sekarang menyadari pentingnya komunikasi ditingkatkan dari pengetahuan (knowledge) menjadi ilmu (science)4 Pada dasarnya komunikasi sebagai usaha penyampaian pesan antar manusia yang didalamnya terdapat tiga unsur utama yaitu usaha, penyampaian pesan dan antar manusia. Dan menurut buku Dani Vardiansyah tiga unsur tersebut adalah : 5 1. Usaha adalah motif komunikasi yang menyebabkan orang dengan sengaja menyampaikan pesan kepada orang lain. 2. Penyampaian pesan adalah perilaku manusia dalam hal penyampaian pesan, hanya tentang pesan. 3. Antar manusia mempunyai pengertian bahwa adanya manusia sebagai pengirim pesan dan manuasia lain yang bertindak sebagai peneriman pesan 2.1.1 Komunikasi Eksternal Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi 4 5
Onong Uchjana Effendy. op.cit . hal 9 Dani Vardiansyah. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor selatan: Ghalia Indonesia. 2004. hal 15
9
ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pemimpin sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang dianggap sangat penting saja, seperti :6 a. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti: press release, artikel surat kabar atau majalah, pidato, film dokumenter, brosur, leaflet, poster, konferensi pers. b. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari kalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi. 2.1.2 Fungsi Komunikasi Berbicara mengenai fungsi komunikasi, Onong Uchjana Effendy, mengemukakan bahwa fungsi komunikasi adalah: 7 1. Menginformasiakan ( to inform) Adalah memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masayarakat mengenai peristiwa yang terjadi, idea tau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.
6
Khomsahrial Romli. Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta: Grasindo. 2011. Hal 6-7 Onong Uchjana Effendy. Ilmu komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2005. hal 55 7
10
2. Mendidik (to educated) Komunikasi merupakan sarana pendidikan. Dengan komunikasi manusia dapat menyempaikan ide dan pikirannya kepada orang lain sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan. 3. Menghibur (to entertain) Komunikasi selain berguna untuk menyampaikan komunikasi, pendidikan dan mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan dan menghibur orang lain. 4. Mempengaruhi (to influence) Adalah fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang diharapkan Berdasarkan fungsi-fungsi komunikasi di atas, manusia menggunakan komunikasi untuk membentuk hubungan yang baik dengan sesama. Begitu juga dengan suatu organisasi, dimana komunikasi yang baik akan membentuk suatu hubungan yang baik antara perusahaan dengan internal maupun eksternal public. Hubungan baik yang terjalin entara perusahaan dengan publiknya akan membantu perusahaan untuk mencapai tujuan atau goal perusahaan tersebut. 2.1.3 Proses Komunikasi Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan (messages) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan. Tujuan dari proses komunikasi tersebut adalah tercapainya
11
saling pengertian (mutual understanding) anatara kedua belah pihak. Sebelum pesan pesan tersebut (decode) yanh kemudian ditangkap oleh komunikan dan diberikan makna sesuai dengan konsep yang dimilikinya (encode).8 Pada hakikatnya, komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Proses penyampaian pesan ini oleh komunikan. Proses penyampaian pesan ini oleh onong dikategorikan menjadi dua perspektif, yaitu:9 1. Proses Komunikasi dalam perspektif psikologis Pada perspetif ini proses komunikasi berjalan atau terjadi pada diri komunikator
dan komunikan.
Maksudnya adalah ketika seorang
komunikator berniat akan menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi suatu proses. 2. Proses Komunikasi dalam perspektif mekanistis Proses ini terjadi atau berlangsung ketika komunikator mengoperasikan mengoperkan dengan bibir kalau lisan atau tangan jika tulisan pesannya sampai ditangkap oleh komunikan. Penangkapan pesan ini dapat dilakukan dengan indera mata, atau indera-indera lainnya. Proses ini kompleks atau rumit, bersifat situasional, bergantung pada situasi ketika komunikasi itu berlangsung.
8
Ruslan Rosady. Manajamen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo. 2012 Persada. hal 81
9
12
2.2
Komunikasi Organisasi Istilah organisasi bersal dari bahasa Latin organizare, yang secara harfiah
berarti paduan dari bagian bagian yang satu sama lainya saling bergantung. Everet M. Rogers dalam bukunya Communication in organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu system yang mapan dari mereka yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan dan pembagian tugas. Kolerasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjuannya yang terfokus kepada manusia manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Komunikasi organisasi adalah pengirimian dan penerimaan berbagai pesa origanisasi didalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi10 2.2.1 Fungsi Komunikasi Organisasi Conrad (dalam Tubbs dan Moss, 2005) mengidentifikasikan tiga komunikasi organisasi sebagai berikut: fungsi perintah, fungsi relasional, dan fungsi manajemen ambigu. 11 1. Fungsi
perintah
berkenaan
dengan
anggota-anggota
organisasi
mempunyai hak dan kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan, dan bertindak atas suatu perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang bergantung dalam organisasi tersebut. 2. Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan anggota-anggota menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif 10 11
Khomsahrial Romli. Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta: PT. Grasindo. 2011. hal 1-2 Ibid hal
13
hubungan personal dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan mempengaruhi kinerja pekerjaan (job performance) dalam berbagai cara. Misal: kepuasan kerja, aliran komunikasi ke bawah maupun ke atas dalam hirarki organisasional, dan tingkat pelaksanaan perintah 3. Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Misal: motivasi berganda muncul karena pilihan yang diambil akan mempengaruhi rekan kerja dan organisasi, demikian juga diri sendiri. Tujuan organisasi tidak jelas dan konteks yang mengharuskan adanya pilihan tersebut mungkin tidak jelas. Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidak jelasan (ambiguity) yang melekat dalam organisasi. Anggota berbicara satu dengan lainnya untuk membangun
lingkunagn
dan
memahami
situasi
baru,
yang
membutuhkan perolehan informasi bersama. 2.3
Strategi Komunikasi Menurut Uchjana, Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan
manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan satu arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana sistem operasional. 12
12
Onong Uchjana. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. 2003. hal. 300
14
2.3.1 Komponen dalam Strategi Komunikasi Selanjutnya strategi komunikasi harus juga meramalkan efek komunikasi yang diharapkan, yaitu dapat berupa; menyebarkan informasi dengan cara, melakukan persuasi dan melaksanakan intruksi berkaitan dengan tujuan awal kegiatan. Dari efek yang diharapkan tersebut dapat ditetapkan bagaimana cara berkomunikasi yaitu, Bagaimana berkomunikasi (how to communicate) yaitu, komunikasi tatap muka (face to face communication), dipergunakan apabila kita mengharapkan efek perubahan tingkah laku (behaviour change) dari komunikan karena sifatnya lebih persuasif, komunikasi bermedia (mediated communication), dipergunakan lebih banyak untuk komunikasi informatif dengan menjangkau lebih banyak komunikan tetapi sangat lemah dalam hal persuasif. Secara umum strategi komunikasi dilakukan melalui 10 tahapan / langkah antara lain sebagai berikut:13 1. Analisa Program/Masalah Media yang dikembangkan seharusnya merupakan bagian terpadu dari suatu program yang lebih besar, karena media adalah alat bantu dalam komunikasi program. Kegiatan awal yang harus dilakukan sebelum sampai kepada pengembangan media adalah menganalisa konteks program. Dalam tahap ini, isu-isu dan masalah-masalah yang ingin dipecahkan oleh program, dipelajari dengan
seksama.
Media-media
yang
akan
dikembangkan
nantinya,
seharusnya merupakan alat bantu bagi sebagian dari permasalahan yang akan dipecahkan.
13
Jhon Foley. Balance Brand. Trans Media. 2006. hal 28
15
2. Analisa Situasi Media-media yang dikembangkan, tidak dapat berlaku umum untuk semua tempat, semua orang, dan setiap waktu. Program biasanya memiliki wilayah layanan tertentu sebagai fokus utama program, dalam memecahkan permasalahan. Karenanya media-media yang akan dikembangkan, haruslah ditujukan kepada wilayah layanan program ini. Agar media-media ini dapat tepat guna dan diterima oleh kelompok sasaran yang dilayani oleh program, maka media-media haruslah dikembangkan sesuai karakteristik wilayah layanan program. Analisa situasi diperlukan untuk memperoleh data-data mengenai wilayah program, sehubungan dengan kebutuhan kegiatan komunikasi. 3. Analisa Khalayak Tujuan program untuk memecahkan masalah tertentu pada wilayah tertentu, haruslah memperhatikan karakteristik kelompok sasaran. Komunikasi yang dilakukan oleh program bertujuan untuk mempersempit atau bahkan meniadakan kesenjangan-kesenjangan informasi, pengetahuan, sikap atau pun perilaku. Data-data mengenai kondisi awal kelompok sasaran dalam hal kesenjangan informasi, pengetahuan, sikap dan perilaku merupakan modal awal dalam menentukan tujuan komunikasi. Tanpa data-data ini, program tidak pernah tahu seberapa besar perubahan yang terjadi nantinya. 4. Tujuan Komunikasi Permasalahan-permasalahan mendasar yang ada pada kelompok sasaran, biasanya merupakan kepedulian utama dari program. Karenanya kegiatan-
16
kegiatan komunikasi dalam suatu program, diarahkan untuk mencapai suatu perubahan dari kondisi awal. Demi efisiensi dan efektivitas, tujuan komunikasi harus dirumuskan dengan jelas. Program harus memiliki tujuan komunikasi yang dapat dicapai, dimana hasilnya dapat diamati dan diukur. Tujuan komunikasi inilah yang kemudian akan menjadi modal awal dalam kegiatan pengembangan media. 5. Strategi Komunikasi Tujuan komunikasi yang telah ditentukan oleh program, biasanya masih terlalu besar untuk dapat dituangkan ke dalam media. Suatu program dapat memiliki beberapa tujuan komunikasi. Sedangkan suatu tujuan komunikasi belum tentu dapat dituangkan ke dalam satu media saja. Seringkali, untuk mencapai suatu tujuan komunikasi diperlukan beberapa media yang saling melengkapi dan saling menguatkan. Karenanya program harus memikirkan strategi komunikasi yang akan digunakan dalam mencapai tujuan komunikasi. 6. Perencanaan Kegiatan Pengembangan Media Program memiliki kepentingan atas terpenuhinya jadwal penyelesaian pekerjaan, karena tujuan yang ingin dicapai oleh program juga memiliki target waktu. Dengan adanya strategi komunikasi, pelaksana program akan dengan mudah melakukan perencanaan kegiatan pengembangan media. Apabila media-media komunikasi dibutuhkan pada saat yang bersamaan atau pun berdekatan, program harus yakin bahwa kegiatan pengembangan media dapat selesai pada saat yang telah dijadwalkan.
17
7. Produksi dan Uji coba Media Pengembangan Media sebagai kegiatan teknis, harus dilakukan berdasarkan kepada acuan-acuan yang telah dikembangkan sebelumnya. Dalam tahap ini, semua
hasil
kegiatan
pada
tahap
sebelumnya,
dibutuhkan
untuk
pengembangan media.Produksi dan Ujicoba Media adalah tahapan dimana suatu media dikembangkan mulai dari pengembangan pesan-pesan utama, pengembangan naskah, pengembangan visualisasi, penataan letak, ujicoba pencetakan dan penggandaan media dilakukan di dalamnya. 8. Penggunaan Media Media yang telah selesai dikembangkan, akan sia-sia jika tidak digunakan sesuai dengan tujuan pengembangannya dan strategi komunikasi yang telah dikembangkan. Program harus dapat menjamin bahwa media yang telah dikembangkan digunakan sebagai peruntukannya, apabila menginginkan tercapainya tujuan komunikasi. Pengguna media biasanya bukanlah orangorang
yang
mengembangkan
media.
Karenanya,
program
perlu
mengembangkan suatu panduan penggunaan media untuk menjamin berjalannya
strategi komunikasi dan terjadinya komunikasi dengan
menggunakan media itu sendiri. 9. Monitoring dan Sistem Pengelolaan Informasi Kegiatan-kegiatan komunikasi yang dilakukan sesuai strategi komunikasi yang dikembangkan, belum tentu dapat mencapai tujuan komunikasi yang telah ditetapkan. Sedetil apapun dan secermat apapun perencanaan yang dikembangkan, selalu saja diperlukan adanya penyesuaian-penyesuaian.
18
Untuk dapat menjamin tercapainya tujuan komunikasi, Program harus melakukan pemantauan atas kegiatan-kegiatan komunikasi yang dilakukan sambil terus mengamati perubahan-perubahan yang terjadi. Adanya perubahan situasi, dapat saja mempengaruhi efektivitas dan efisiensi kegiatan komunikasi. Tanpa adanya mekanisme pemantauan dan pengelolaan informasi, Program akan mengalami kesulitan untuk melakukan penyesuaianpenyesuaian
dalam
mengembangkan
waktu
mekanisme
singkat.
Program
pengelolaan
dituntut
informasi
dan
untuk
dapat
mekanisme
pemantauan, agar penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di lapangan dapat diketahui sesegera mungkin untuk dapat dilakukan pengambilan keputusan penyesuaian. 10. Evaluasi dan Analisa Masalah Evaluasi merupakan kegiatan pengukuran secara sistematis yang dilakukan oleh Program, untuk menilai sejauhmana keberhasilan program dalam mencapai tujuannya. Evaluasi secara keseluruhan juga akan mencakup evaluasi terhadap kajian di bidang kegiatan komunikasi. Dalam hal ini, biasanya pertanyaan-pertanyaan evaluasi diarahkan untuk mengetahui apakah kelompok sasaran/khalayak telah terjangkau oleh program, apakah terdapat perubahan pada kelompok sasaran/khalayak (pengetahuan, sikap atau pun perilaku), sejauhmana perubahan terjadi; mengapa terjadi atau tidak terjadi perubahan dan sebagainya. Secara alami, program tidak akan mungkin memecahkan semua masalah yang ada pada suatu kelompok sasaran di suatu wilayah dalam satu waktu. Permasalahan yang belum terpecahkan akan dikaji
19
ulang dan dicoba dicarikan jalan keluarnya. Jika permasalahan berhasil dipecahkan, akan muncul permasalahan lainnya yang menjadi penting untuk dipecahkan. Program akan bergerak maju, untuk memecahkan masalahmasalah berikutnya. Pada tahap ini, kegiatan evaluasi sebenarnya merupakan bagian dari kegiatan Analisa Program / Masalah (tahap pertama) untuk program berikutnya. 2.3.2 Tujuan Strategi Komunikasi Tujuan Komunikasi di lihat dari berbagai aspek dalam kampanye dan propaganda, baik untuk keperluan promosi maupun publikasi. Misalnya untuk tujuan komunikasi dalam dunia public relations bertujuan untuk menciptakan pengetahuan dan pengertian, pemahaman, kesadaran dan minat, serta dukungan dari berbagai pihak untuk memperoleh citra bagi lembaga atau organisasi yang diwakilinya. Menurut R. Wayne Pce, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam bukunya, Tecniques for Effective Communication, menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu :14 a. To Secure Understanding b. To Establish Acceptance c.
To Motivate Action
Pertama adalah to Secure Understanding, memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterima. Andaikan sudah dapat mengerti dan menerima
14
Onong Uchjana. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2007. Hal 32
20
maka penerimaannya itu harus dibina (to Establish Acceptance). Pada akhirnya kegiatan dimotivasikan (to Motive Action). 2.4
Public Relations Public Relations (PR) adalah hal pokok dalam dunia modern yang rumit
ini. Tugas utama PR adalah memperlancar proses komunikasi dan pemahaman. PR mencakup riset dan analisis, penyusunan kebijakan, pemrograman, komunikasi dan umpan balik dari masyarakat yang terkena dampaknya. Praktisi PR bekerja pada dua tingkat yang berbeda, yakni sebagai penasihat bagi klien mereka atau manajemen suatu perusahaan, dan debagai teknisi yang menampilkan kejamakan fungsi. 15. Frank Jefkins mengungkapkan bawa Public Relations adalah “semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan khlayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”.16 2.4.1 Kegiatan Public Relations Bentuk aktivitas dari Public Relations terbagi atas dua hal: 17 1. Internal Public Relations Internal Public Relations, dimaksudkan salah satu bentuk kegiatan dari publik relations yang menitikbertkan kegiatannya ke dalam.
15
Elvinaro Ardianto.Pendakatan Praktis Menjadi Komunikator, Operator, Presenter, dan Juru Kampanye Handal Public Relations Praktis. Bandung: Widya Padjajaran. 2009. Hal.39 16 Daniel Yadin. Public Relations. Jakarta: Erlangga. 2004. hal 10 17 Danandjaja. Peran Humas Dalam Perusahaan, Yogyakarta: Graha Ilmu. 2011. hal. 31-41
21
Kegiatan internal Public relations dapat dilihat dalam beberapa bentuk yang terbatas, seperti: •
Hubungan dengan Publik Karyawan (employee Relations) Merupakan salah satu bentuk dari kegiatan internal publik relations yang menitikberatkan kepada hubungan antara pimpinan perusahaan dengan karyawan/public karyawan.
•
Hubungan Manusiawi (Human Relations) Adalah salah satu bentuk dari kegiatan internal public relations yang menitikberatkan kepada hubungan yang bersifat manusiawi.
•
Hubungan dengan Publik Buruh Adalah salah satu bentuk dari kegiatan internal public relations yng diarahkan kepada usaha untuk memlihara hubungan manajer dengan buruh.
•
Hubungan dengan Publik Pemegang Saham (Stakeholder Relations) Adalah salah satu bentuk kegiatan yang diarahkan bagi usaha untuk menciptakan saling pengertian kerjasama antara publik pemegang saham dengan manajemen yang dijalankan oleh perusahaan.
22
2. Eksternal Relations Eksternal public relations adalah salah satu bentuk kegiatan publik eksternal yang ditujukan kepada publik yang berada diluar perusahaan atau instansi. Adapun kegiatannya sebagai berikut: •
Hubungan dengan Press (Press Relations) Merupakan salah satu bentuk kegiatan yang ditujukan kepada pihak pers.
•
Hubungan dengan Pihak Pemerintah (government Relations) Adalah salah satu bentuk kegiatan yang ditjukan kepada ekgiatan
menyelenggarakan
hubungan
dengan
pihak
pemerintah. •
Hubungan dengan Publik Pelanggan (Costumer Relations) Merupakan kegiatan yang diarahkan kepada menciptakan hubungan kepada pemakai jasa atau publik konsumen.
•
Hubungan dengan Masyarakat (Community Relationsi) Merupakan salah satu bentuk kegiatan yang ditujukan kepada usaha untuk
menciptakan hubungan dengan
masayarakat luas. •
Hubungan dengan pihak Pengedar (Supplier Relations) Merupakan salah satu bentuk kegiatan yang ditjukan kepada pihak pengecer.
•
Hubungan dengan Pihak Pendidikan (Educational Relations)
23
Merupakan salah satu bentuk kegiatan yang ditujukan kepada hubungan publik sekolah. 2.5
Kunjungan Lapangan Suatu Kunjungan lapangan biasanya berkenaan dengan kegiatan membawa
kelompok ke tempat khusus untuk tujuan khusus. Tujuan tersebut mungkin untuk mengamati situasi, mengamati kegiatan atau praktik, atau membawa kelompok menemui seseorang atau objek yang tidak dapat dibawa ke kelas atau tempat pertemuan. Kunjungan lapangan biasanya berjangka waktu pendek, mungkin kurang dari satu jam atau tidak lebih dari dua atau tiga jam.18 2.5.1 Keuntungan Dan Kelemahan Kunjungan Lapangan Ø Berikut ini beberapa keuntungan kunjungan lapangan dan karyawisata sebagai media pendidikan orang dewasa: 19 a. Kunjungan lapangan dan karyawisata memberi kesempatan untuk mengumpulkan pengalaman dan informasi baru b. Benda-benda dapat diamati dalam bentuk aslinya c. Tiga Dimensi, warna alami, dan gerakan-gerakan dapat diamati. d. Minat dan ketelitian pengamatan anggota dapat ditumbuhkan. e. Kesempatan dapat diberikan kepada peserta untuk belajar sambil bekerja f. Prosedur dapat diamati dan dialami, yang nantinya dapat diterapkan oleh peserta.
18 19
Suprijanto. Pendidikan Orang Dewasa, Jakarta: Bumi Kasara. 2007. Hal 132 Ibid. hal 133
24
g. Kunjungan dan karyawisata memberi kesempatan kepada peserta untuk menggabungkan sekolah atau kegiatan organisasi dengan kehidupan masyarakat. h. Elemen-elemen konkret dan realistis yang tidak didapatkan dikelas atau ditempat pertemuanbiasa, mungkin dapat diperoleh. i.
Kunjungan dan kryawisata memberikan pengertian nyata tentang sifat masalah-masalah orang dewasa.
j.
Kunjungan dan karyawisata memungkinkan terjadinya transfer pengertian ide-ide yang sulit dari pimpinan kepada peserta.
k. Apabila dilaksanakan dengan baik, kunjungan dan karyawisata merupakan kegiatan kerjasama yang cenderung mengembangkan kesatuan tujuan diantara peserta. l.
Kunjungan dan karyawisata dapat berperan dengan baik untuk mendorong partisipasi anggota dalam diskusi dan tindak lanjut setelah kunjungan dan karyawisata.
Ø Kunjungan dan karyawisata mempunyai kelemahan, antara lain:20 a. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak b. Kadang-kadang mendapat kesulitan dalam bidang pengangkutan c. Memerlukan pengawasan yang ketat d. Memerlukan banyak biaya e. Jika Karyawisata sering dilakukan akan mengganggu rencana pelajaran
20
Anissatul, Mufarokah. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Penerbit Teras. 2009. Hal 92
25
f. Jika yang dikunjungi itu sukar diamati, akibatnya siswa menjadi bingung dan tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan. Misalnya untuk mempelajari proses kimia yang dikerjakan oleh mesin.