BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan aktivitas yang sangat penting bagi setiap manusia, karena melalui aktivitas komunikasi itulah manusia dapat berinteraksi antara satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Dilihat dari segi bahasa, komunikasi merupakan sebuah kata yang diserap dari kata dalam Bahasa Inggris, yaitu communications, kata ini dirujuk dari sebuah kata latin yaitu communis yang berarti sama, communico, communication atau istilah communicare yang berarti membuat sama (to make common). Kata communis ini merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Pengertian tersebut pada hakikatnya mengartikan bahwa “suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan yang dianut secara sama”2. Wilburn Schrarman menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process), Scramm menguraikan “ Komunikasi berasal dari bahasa latin communicates yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenernya kita sedang menumbuhkan suatu kebersamaan
2
Elvinaro ardianto dan Bambang Q-Annes, Filsafat Ilmu Komunikasi, Simbiosa Retakama Media, Bandung, 2007, Hal: 2
9
10
(commonness) dengan seseorang yaitu kita berusaha berbagi informasi, ide atau sikap.3 Dari uraian Schramm tersebut dapat disimpulkan bahwa sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berasal melahirkan kebersamaan, kesepahaman antara sumber dengan penerima. Sebuah komunikasi akan efektif apabila audience menerima pesan, pengertian dan lain-lain sama seperti yang dikehendaki oleh penyampai. 4 Adapun definisi komunikasi dari para pakar, sebagai berikut :5 1. Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa. 2. Komunikasi
adalah
proses
dimana
seseorang
individu
atau
komunikator mengoperkan stimulant biasanya dengan lambinglambang bahasa (verbal dan non verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain. Berdasarkan definisi Lasswel ada lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu dengan yang lain yaitu :6 1. Source (komunikator) yaitu sumber yang menjadi pemberi pesan atau informasi.
3
Onong Uchjana Effendi, Ilmu komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, Hal:9 4 Suprapto Tommy, Pengantar Ilmu Komunikasi, CAPS, Yogyakarta, 2011, Hal: 5 5 Ibid, Hal: 5 6 Deddy Mulyana, Ilmu komunikasi ,Erlangga, Jakarta, 2002, Hal: 62-63
11
2. Pesan yaitu suatu gagasana atau ide berupa pesan / informasi yang merupakan suatu point yang disampaikan kepada penerima pesan. 3. Media (saluran) yaitu suatu media atau sarana yang digunakan komunikator dalam menyampaikan pesan tersebut kepada penerima pesan. 4. Receiver (komunikan) yaitu penerima pesan dari source 5. Efek yaitu suatu dampak yang terjadi dalam proses penyampaian pesan dan dapat berakibat positif atua negatif. Dari uraian yang dijabarkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnyan komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi antara komunikasi, yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain sesuai dengan harapan dan keinginan pemberi pesan, serta komunikasi dapat memberikan pengaruh kinerja karyawan dengan cara menjelaskan seberapa baik pekerjaan mereka dan apa yang dilakukan untuk dapat meningkatkan kinerjanya. 2.1.2 Tujuan Komunikasi Tujuan Komunikasi menurut R. Wayne Pace, Branet D. Peterson dan M. Dallas Burnet dalam Onong Uchjana Effendi, menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri dari tiga tujuan umum, yaitu : 1. To secure understanding 2. To establish acceptance 3. To motivate action7
7
Onong Uchjana Effendi, Ibid, Hal: 32
12
To secure understanding untuk memastikan bahwa komunikasi mengerti pesan yang diterimanya, jika komunikasi telah mengerti pesan yang dimaksud makan penerimannya harus dibina (to establish acceptance) pada akhirnya dimotivasikan (to motivate action). Dalam bukunya yang bertajuk “Dimensi-Dimensi Komunikasi” Onong Uchjaja Effendi mengungkapkan beberapa tujuan komunikasi, yaitu : 1. Perubahan sosial dan partisipasi sosial (social chage & social Participation), memberikan berbagai informasi pada masyarakat yang tujuan akhinya agar masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu disampaikan. Misalnya agar masyarakat ingin ikut serta dalam pilihan suara saat pemilu atau ikut serta dalam berprilaku sehat dan sebagainya. 2. Perubahan Sikap (attitude change), memberikan informasi kepada masyarakat dengan tujuan agar masyarakat dapat berubah sikapnya. Misalnya memberikan informasi tentang hidup sehat dengan tujuan agar masyaralat mengikuti pola hidup sehat dan sikap masyarakat positif terhadap pola hidup sehat. 3. Perubahan Pendapat
(Opinion
Change), memberikan berbagai
informasi pada masyarakat tujuan akhirnya agar masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan. Misalnya informasi pemilu. Mengenai kebijakan pemerintah yang biasanya selalu mendapat tantangan dari masyarakat maka harus disertai pula dengan penyampaian informasi yang lengkap
13
agar pendapat masyarakat dapat terbentuk untuk medukung kebijakan tersebut. 4. Perubahan Prilaku (Behavior Change), memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan agar masyarakat mampu merubah prilakuknya. Misalnya memberikan informasi tentang hidup sehat yang tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti pola hidup sehat dan akan mengikuti prilaku hidup sehat. Dalam penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan komunikasi memiliki perubahan pada diri seseorang yang mengarah pada perubahan lebih maju agar dapat berfikir dan berprilaku lebih baik kedepannya, tentunya dengan adanya tujuan komunikasi tersebut. 2.2 Komunikasi Organisasi 2.2.1 Definisi Komunikasi Organisasi Istilah organisasi berasal dari kata latin organization yang berasal dari kata yang merupakan kata latin. Organizate, yang berarti “to form as or into a whole consisting o independen or coordinated parts” (membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dan bagian-bagian yang saling bergantung atau setelah terkoodinasi). Dengan demikian organisasi dapat diartikan sebagai perpaduan dari bagian-bagian yang saling bergantung atau berhubungan anata satu dengan yang lainnya. Menurut Dedy Mulyana, komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit
14
komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya yang berfungsi dalam suatu lingkungan.8 Dari pengertian diatas tentang organisasi tersebut dapat disimpulkan, bahwa individu dengan organisasi adalah tidak mungkin lepas diri dari hubungan satu dengan yang lain. keberhasilan suatu organisasi secara tidak langsung merupakan pengkoordimasiam yang baik dari dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi yang mutakhir dan yang serba kompleks pada umumnya bekerja secara bersamaan, terstruktur dan terkendali dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Komunikasi organsisasi merupakan bidang kajian dari ilmu komunikasi tidak hanya memfokuskan diri pada manajemen, tetapi berkaitan juga dengan organisasi (organization communication) yang terjadi di dalam suatu organisasi yang bersifat formal dan informal sehingga berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kolompok. Dengan landasan pengertian komunikasi dan organisasi sebagaimana diuraikan diaas, maka terdapata batasan tentang komunikasi yaitu komunikasi antar manusia (human communication) yang terjadi dalam konteks organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang bersiat hubungannya saling berkaitan satu sama lain (the flow o messages within a network o independent relationship).9
8
Dedy Mulyana, Komunikasi Organisasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, Hal: 31 Sendjaja Rahardjo dan Pradesko, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, 2004, Hal: 133
9
15
2.2.2 Fungsi Komunikasi Organisasi Conrad (Tubbs dan Moss, 2005) mendefinisikan tiga komunikasi organisasi sebagai berikut :10 1. Fungsi perintah berkenaan dengan anggota-anggota organisasi mempunyai hak dan kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan, dan bertindak atas suatu perintah. Tujuan dan fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang bergantung dalam organisasi tersebut. 2. Fungsi
relasional
memperbolehkan
berkenaan anggota-anggota
dengan
komunikasi
menciptakan
dan
mempertahankan bisnis produktif hubungan personal dengan anggota-anggota organisasi lain. 3. Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Dari penjelasan diatas fungsi komunikasi organisasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan (ambigu) yang melekat dalam organisasi. Anggota berbicara satu dengan lainnya untuk membangun
lingkungan
dan
memahami
situasi
baru
membutuhkan perolehan informasi bersama.
10
Khomsahril Romli, Komunikasi Organisasi Lengkap, PT Grasindo, Jakarta, 2011, Hal: 2-3
yang
16
2.2.3 Teori Transisional Teori transisional dimana teori yang beranggapan bahwa kestabilan struktur dan fungsi tidak selalu membuat organisasi jadi efisien. Organisasi harus memberi perhatian penting pada aspek human relation. Maka dari itu iklim komunikasi harus baik, semakin baik iklim komunikasinya semakin efisien pula oranisasi tersebut. Organisasi seharusnya senantiasa mendengarkan aspirasi para anggota dan tidak mematikan kreativitas. Hambatan-hambatan komunikasi maupun aliran informasi dalam organisasi yang disebabkan oleh faktor jabatan dan struktur kaku harus disingkirkan. Maka dari itu Chester Barnard menyatakan komunikasi sebagai suatu bagian penting dari teori organisasi dan manajemen, bahwa komunikasi merupakan kekuatan organisasi.11 Organisasi yang
berhasil pasti memiliki komunikasi yang kuat
didalamnya. Tujuan utama dalam mempelajari komunikasi adalah memperbaiki organisasi. Memperbaiki organisasi biasanya ditafsirkan untuk memperbaiki halhal yang mencapai tujuan manajemen karena orang yang mempelajari komunikasi untuk menjadi manager yang baik. Maka dari itu sebuah Komunikasi sangat baik pada organisasi agar dapat mengeneralisasikan semua pesan yang akan disampaikan.
11
Khomsahrial Romli, Komunikasi Organisasi Lengkap, PT Grasindo, Jakarta, 2011, hal: 35
17
2.3 Public Relations 2.3.1 Pengertian Public Relations Frank Jefkins mengatakan bahwa “Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana , baik itu ke dalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifikasi berlandaskan pada saling pengertian”.12 Menurut Webster’s Ne World Dictionary, “Public Relation adalah hubungan dengan masyarakat luas, seperti melalui publisitas, khususnya fungsifungsi organisasi dan sebagainya yang berhubungan dengan suatu usaha untuk menciptakan opini public dan citra yang menyenangkan untuk dirinya sendiri”.13 Pendapat lain mengenai Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut 14. Charles.S.Steinbreg Public Relations bahwa “Public Relations adalah menciptakan opini public yang menyenangkan tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh badan atau perusahaan yang bersangkutan”.15
12
Frank Jefkins, Public Relations, disempurnakan oleh Daniel Yadin, Erlangga, Jakarta, 2004, Hal: 10 13 H.Frazier Moore, Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, Hal : 6 14 Scott M. Cutlip, Allen H.Center, Glen. M. Broom, Effective Public Relations, PT.Dian Rakyat Jakarta, Jakarta, 2006, Hal:6 15 Kustadi Suhondang, Public Realtions Perusahaan Kajian Program Implementasi, PT.Nuansa, Bandung, 2004, Hal: 44
18
Seorang Pelopor Public Relations Modern, Paul W. Garret menyatakan bahwa “Public Relations adalah suatu sikap pikiran yang mendasar, suatu filsafat manajaemen, yang dengan sengaja dan mandiri menempatkan kepentingan masayarakat luas lebih dahulu dalam setiap kepeutusan yang mempengaruhi operasi suatu perusahaan”16. Public Relations adalah suatu kegiatan komunikasi dan penafsiran, serta komunikasi-komunikasi dan gasasan-gagasan dari suatu lembaga kepada publiknya dan pengkomunikasian informasi gagasan-gagasan. Serta pendapat dari publiknya dan pengkomunikasian itu kepada lembaga tadi, dalam usaha yang jujur untuk menumbuhkan kepentingan bersama sehingga dapat tercipta suatu perusahaan yang harmonis dari lembaga itu dengan masyarakatnya. Secara sederhana public relations adalah untuk menghubungkan publik atau pihak yang berkepentingan didalam atau diluar perusahaan dan menciptakan opini publik yang menyenangkan tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. 2.3.2 Internal Public Relations Menurut Cutlip & Center (1982) internal public dapat disebut juga hubungan kepegawaian yang mempunyai arti sebagai sekelompok orang-orang yang sedang bekerja di suatu organisasi atau perusahaan yang jelas baik secara
16
H. Frazier Moore, op.cit., 7
19
fungsional, organisasi maupun bidang teknis dan jenis pekerjaan (tugas) yang dihadapinya.17 Internal Public Relations memiliki hubungan yang sangat erat dengan para karyawannya, dimana di dalam suatu perusahaan yang menjadi target utama adalah
para
karyawan
yang
mempunyai
hubungan
langsung
dengan
perkembangan perusahaan. Salah satu kegiatan public relations ini di suatu perusahaan
sangat
diperlukan
agar
dapat
memberikan
suasana
yang
menyenangkan di antara para karyawan dan pemimpinnya agar terjalin akrab, serta dapat memiliki rasa tanggung jawab dengan kewajibannya terhadap perusahaan. Dengan kata lain internal public sangat mendukung adanya suatu keharmonisan yang harus tercipta dan dijaga antara atasan hingga bahawan (pegawai) yang sangat berpengaruh dalam pekerjaan dan komunikasi. Macam-macam publik tergantung pada jenis, sifat, atau karakter dari organisasinya. Berikut ini merupakan publik internal secara umum dalam organisasi atau perusahaan : 1. Publik Pegawai (Employee public) 2. Publik Manajer (Manager public) 3. Publik Pemegang Saham (Stockholders Public) 4. Publik Buruh (Labour Public)
17
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, PT RajaGraindo Persada, Jakarta, 2012, Hal: 275
20
Fungsi dan tugas Public Relations Officer untuk membina hubungan komunikasi internal, yakni menuntut seseorang praktisi Public Relations dapat menjadi pusat informasi dari bawahan hingga atasan dan sebaliknya dapat bertindak sebagai moderator dibidang dan tanggung jawabnya masing-masing. Komunikasi hubungan masyarakat internal dapat menjadi komunikasi yang efektif, jika :18 1. Adanya keterbukaan manajemen organisasi (open management system), terhadap para pegawainya. 2. Saling menghormati atau menghargai (mutual appreciation), antara satu sama lain demi tercapainya tujuan utama organisasi. 3. Adanya kesadaran dari pihak organisasi mengenai nilai-nilai arti pentingnya suatu komunikasi timbal balik dengan para pegawainya. 4. Keberadaaan seorang PR, tidak hanya memiliki keterampilan (skill) dan pengalaman sebagai seorang komunikator, mediator sampai persuader, juga harus didukung sebagai sumber-sumber daya teknis yang cangih sekaligus sebagai media komunikasi, mengelola dan membuat media komunikasinya, seperti : Internal Magazine, House PR Journal, Video and assets Recording, Slide Film Presentation special Event Programmes, dan media pertemuan sebagai media komunikasi internal.
18
Yulianita,Neni, Dasar-dasar Public Relations, Bumi Aksara, Jakarta, 2005, Hal: 51-52
21
2.4 Employee Relations Employee Relations merupakan salah satu aktivitas internal Public Relations. Dalam hal ini adanya pembahasan lebih mendalam mengenai hubungan dengan publik internal (Internal Public Relations). Publik internal dua unsur yaitu karyawan dan para pemegang saham. Berdasarkan hal tersebut maka dua hubungan public internal tersebut yaitu : 1. Employee Relations, hubungan dengan karyawan. 2. Stockholders Relations, hubungan dengan pemegang saham. Employee Relations merupakan hal yang sangat penting dalam menjalin suatu hubungan di perusahaan. Employee Relations bisa terbentuk dengan strategi yang baik. Hubungan internal dapat membawa sejumlah pengaruh penting dalam suatu perusahaan. Hubungan masyarakat internal (Employee Relations) yaitu publik yang terdiri dari para pekerja (karyawan) menjadi bagian utama dari unit usaha, perusahaan atau instansi itu sendiri. 19 Employee Relations dari pihak perusahaan terhadap karyawan harus di kelola dengan baik untuk membuat program-program kegiatan khusus yang nantinya bisa memacu semangat kerja karyawan, sehingga produktivitas perusahaan meningkat. Menimbulkan suasa kerja yang nyaman antara pemimpin dan perusahaan dan karyawan.
19
Rosandy Ruslan, Menejemen Public Relations dan Media Komunikasi, PT Raja Grafindo, Jakarta, 2005, Hal: 265-266
22
2.4.1 Pengertain Employee Relations Interaksi karyawan dalam lingkungan perusahaan atau organisasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan yang mana akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan, situasi lingkungan perusahaan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya antara karyawan yang satu dengan yang lain tidak terlepas dari interaksi satu sama lainnya demi kelancaran dan keharmonisan kerja. Dengan sarana hubungan yang nyaman akan lebih senang dalam menyelesaikan pekerjaanya. Hubungan antara manusia (Human Relation) dalam perusahaan merupakan hal yang penting karena merupakan jembatan antara karyawan dengan sesama karyawan maupun karyawan dengan pimpinan. Program kegiatan Employee Relations merupakan suatu program kegiatan yang mencakup semua hubungan kepegawaian, termasuk hubungan antar karyawan dalam berbagai level atau antar level manajemen. Komunikasi internal dengan melalui program kegiatan Employee Relations diharapkan akan menimbulkan hasil yang positif yaitu karyawan merasa dihargai dan diperhatikan oleh pihak pimpinan perusahaa, sehingga dapat menciptakan relationship, motivasi, kreativitas, rasa memiliki dan ingin mencapai pretasi kerja semaksimal mungkin. Publik internal dapat disebut juga hubungan masyarakat internal atau hubungan dengan kepegawaian (Employee Relations), berarti sekelompok orangorang yang sedang bekerja di suatu organisasi atau perusahaan yang jelas secara
23
fungsional, organisasi ataupun bidang teknis dan jenis pekerjaan (tugas) yang dihadapi.20 Beberapa pengertian dari Employee Relations sudah dijelaskan diatas, oleh sebab itu terlihat bahwa hubungan kerja antara atasan dengan bawahan perlu dibina untuk meningkatkan kinerja karyawan, disamping itu akan terbantunya dalam menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu. Dengan begitu, pengaruh Employee relations akan berjalan dengan baik dan tanpa adanya hambatan. 2.4.2 Tujuan Employee Relations Untuk mencapai tujuan perusahaan maka perusahaan harus adanya keselarasan, semangat kerja sama di antara para anggota perusahaan melalui komunikasi yang baik melalui program kerja Employee Relations, yaitu :21 1. Sebagai sarana komunikasi internal secara timbal balik dipergunakan dalam satu organisasi. 2. Sebagai sarana saluran komunikasi dalam upaya menjelaskan kebijakan, peraturan dan ketata kerjaan dalam sebuah organisasi. 3. Untuk menghilangkan kesalahpahaman atau hambatan komunikasi antara manajemen dengan para pegawai. 4. Sebagai media komunikasi internal bagi pegawai untuk menyampaikan keinginan-keinginan atau sumbang saran dan informasi serta laporan ke pihak manajemen. 20
Rosandy Ruslan, Manejemen Public Relations dan Media Komunikasi, PT Raja Grafindo, Jakarta, 2012, Hal: 271 21 Yulianita,Neni, Dasar-dasar Public Relations, Bumi Aksara, Jakarta, 2005, Hal: 140
24
Program Employee Relations memiliki peran penting dalam peningkatan kinerja karyawan dan dapat membangun relationship antara pihak karyawan dengan perusahaan (pemimpin). Sehingga kegiatan employee relations harus di rancang khusus untuk mengetahui program apa yang cocok untuk karyawannya. 2.4.3 Kegiatan Employee Relations dalam bentuk aktivitas dan program Kegiatan
Employee
Relations
tentunya
memiliki
tujuan
untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan dari setiap perusahaan atau organisasi bagi karyawanya yang dalam pekerjaanya terus meningkat. Maka dari itu seorang Public Relations dalam perusahaan dapat membantu para manager dalam membuat kegiatan bagi karyawan yang mampu meningkatkan pekerjaan mereka sehingga para karyawan terus memiliki peningkatan dalam bekerja. Kegiatan Employee Relations dalam organisasi dapat dilaksanakan berbagai macam aktivitas dan program, diantaranya :22 1. Program Pendidikan dan Pelatihan dilaksanakan oleh perusahaan, upaya meningkatkan kinerja dan keterampilan (skill) karyawan, dan kualitas-kuantitas pemberian jasa pelayanan. 2. Program Penghargaan, upaya pihak organisasi (pimpinan) memberikan suatu penghargaan kepada para pegawainya, baik yang berprestasi kerja yang cukup lama masa pengabdian pekerjaan. Hal ini, penghargaan diberikan akan menimbulkan loyalitas dan rasa memiliki (sense of belonging) yang tinggi terhadap organisasi.
22
Rosady Ruslan, Ibid, Hal: 279
25
3. Program Movitasi kerja dikenal dengan Motivation
Traning
(ATM),
dalam
istilah
pelatihan
Achievement
tersebut
dapat
mempertemukan antara motivasi dan prestasi (etos) kerja disiplin pegawai dengan harapan dan keinginan organisasi dalam mencapai produktivitas yang tinggi. 4. Program Acara Khusus (Special Events), merupakan program yang dibuat secara khusus diluar bidang pekerjaanya sehari-hari, dalam rangka event ulang tahun perusahaan atau organisasi dengan kegiatan berpiknik bersama, perlombaan olahraga yang dihadiri oleh pemimpin dan seluruh pegawai. Kegiatan ini dimaksud untuk menumbuhkan rasa keakraban bersama diantara para pegawai dan pemimpin. 5. Program Media Komunikasi Internal membentuk media komunikasi melalui bulletin, news release (majalah dinding) dan majalah perusahaan yang berisikan pesan, informasi dan berita seputar kegiatan antar pegawai, organisasi dan pemimpin. 2.5 Pengertian Kinerja Kinerja menurut Berbaddin dan Russel dikutip oleh Agus Suwarno “ performance” sebagai “… The Record of Out Comes Produced on A SpecifiedvFunction or Activity During A Specified Time Periode” (rekaman yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama periode tertentu).23
23
Agus Suwarno, Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi Offset, 2000, Hal: 135
26
Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja mengandung hasil kerja seseorang atau sekelompok orang dalam menangani tugasnya dengan baik, tugas fungsional maupun perilaku yang dilakukan selama periode tertentu. Kinerja karyawan berhubungan dengan individual dan situasional. Bahwa perbedaan individu akan menghasilkan kinerja yang berbeda pula. Individual adalah individu-individu yang bersangkutan, misalnya : kemampuan, kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan tertentu. Sedangkan situasional adalah situasi pekerjaan yang lebih luas, misalnya : pelaksanaan supervise, hubungan dengan rekan kerja dan sistem pemberian imbalan. Standar kinerja masing-masing orang mempunya perbedaan sesuai jenis pekerjaan dan profesi. Standar kinerja merujuk pada tujuan kementerian Perhubungan yang telah dijabarkan dalam tugas-tugas fungsional. Standar kinerja karyawan akan berbeda dengan standar kerja guru, seniman atau pekerjaan lainnya. Karena masing-masing memiliki spesifikasi tugas atau pekerjaan yang berbeda. Tercapainya tujuan Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan dimungkinkan adanya upaya para pelaku yang terdapat pada Kementerian Perhubungan tersebut. Hal ini terdapat hubungan yang erat antara kinerja Humas dengan kinerja karyawan. Dengan kata lain apabila kinerja Humas baik, maka kemungkinan besar kinerja karyawan Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan juga baik.
27
Adapun unsur-unsur penilaian kinerja antara lain : 24 1. Prestasi Kerja Kerja yang baik kualitas maupun kuantitas yang dapat dihasilkan karyawan tersebut dari uraian pekerjaanya. 2. Kejujuran Kejujuran
dalam
perjanjian
baik
melaksanakan bagi
dirinya
tugas-tugasnya sendiri
maupun
memenuhi terhadap
oraganisasinya. 3. Kedisiplinan Disiplin karyawan dalam memenuhi peraturan-peraturan yang ada dan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang diberikan kepadanya. 4. Kreativitas Kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitasnya untuk menyelesaikan pekerjaannya, sehingga bekerja lebih berdaya guna dan berhasil guna.
24
H. Malaya S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2008, Hal: 95
28
5. Kerja Sama Karyawan berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lainnya secara vertical atau horizontal di dalam maupun di luar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan semakin baik. 6. Kepemimpinan Kemampuan untuk memimpin, berpengaruh, mempunyai pribadi yang kuat, dihormati, beribawa, dan dapat memotivasi orang lain untuk dapat bekerja secara efektif. 7. Kepribadian Sikap prilaku, kesopanan, periang, disukai, memberi kesan menyenangkan,
memperlihatkan
sikap
yang
baik,
serta
berpenampilan simpatik dan wajar. 8. Prakarsa Kemampuan berfikir yang orisional dan berdasarkan inisiatif sendiri untuk menganalisis, menilai, menciptakan, memberikan alasan,
mendapatkan kesimpulan,
dan membuat
keputusan
penyelesaian masalah yang dihadapinya. 9. Kecakapan Kecakapan dalam menyatukan dan menyelaraskan bermacammacam elemen yang semuanya terlibat di dalam penyusunan kebijaksanaan dan di dalam situasi manajemen.
29
10. Tanggung Jawab Dalam mempertanggungjawabkan kebijaksanaannya, pekerjaan, dan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang dipergunakannya, serta perilaku kerjannya. Unsur tersebut akan menjadi tolak ukur untuk melihat seberapa peduli dan loyalitas karyawan kepada Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan. Dengan beberapa pertimbangan tersebut bukan tidak mungkin seorang karyawan akan mendapatkan hak lebih dari sebelumnya karena prestasi kerjanya. Terkait beberapa uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bentuk mengukur kinerja karyawan dapat diukur berdasarkan prestasi kerja, kejujuran, kedisiplinan, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan, kepribadian, prakasa, kecakapan, dan tanggungjawab. Apabila salah satu diatas tidak dilakukan maka kinerja karyawan Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan akan menjadi lambat, sehingga dalam pekerjaanya pun tidak maksimal dan sumber daya manusianya tidak efektif dalam bekerja sehingga hasil yang diperoleh pun dalam melaksanakan pekerjaan tidak memuaskan.
30
2.6 Karyawan Sumber daya manusia merupakan terjemahan dari bahasa inggris human resources. Ada yang menyatakan istilah Human Resource Development (HRD) sebagia sebutan terhadap manajemen sumber daya manusia. Disamping itu banyak juga para ahli menggunakan judul buku yang menggunakan sebutan manajemen personalia atau manajemen kepegawaian (personal management). Menurut Dr.Bambang Tri Chayono ada persamaan antara manajemen personalia dan manajemen sumber daya manusia dalam organisasi agar dapat berpartisipasi aktif untuk mewujudkan tujuan organisasi. Akan tetapi juga ada perbedaan dari sudut kajian, fungsi, dan pendekatannya. Kajian manajemen sumber daya manusia adalah secara makro, sedangkan manajemen personalia secara mikro.25 Jadi karyawan adalah orang yang aktif bekerja di suatu organisasi dari bawahan hingga manager, maka karyawan juga memiliki peran penting didalam suatu organisasi. Tidak adanya karyawan maka tidak akan jalan sebuah organisasi dengan baik yang dapat mengerjakan tugas-tugas yang seharusnya dikerjakan dengan sebaik mungkin.
25
A.Sihotang, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama, Jakarta, 2007, Hal: 5
31
2.7 Kerangka Pemikiran Menurut Uma Sekaran dalam sugiono, kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana teori hubungan dengan berbagi faktor yang telah diidentifikasikan sebagai hal yang penting. Dengan demikian, kerangka berpikir yakni sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya. Kerangka berpikir merupakan sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu keseluruhan proses dari penelitian yang dilakukan. Penelitian ini berangkat dari teori Transisional dimana teori yang beranggapan bahwa kestabilan struktur dan fungsi tidak selalu membuat organisasi jadi efisien. Organisasi harus memberi perhatian penting pada aspek human relation. Maka dari itu iklim komunikasi harus baik, semakin baik iklim komunikasinya semakin efisien pula oranisasi tersebut. Kegiatan employee relatios merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menjalin hubungan baik dengan karyawannya. Melalui kegiatan employee relations, karyawan akan memperoleh pengetahuan dan peningkatan kinerja karyawan Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan. Pusat Komunikasi Publik dapat memberikan pengetahuan dan informasi mengenai employee relations dengan cara yang menarik, seperti pendidikan dan pelatihan, motivasi kerja, family gathering dan media komunikasi internal sehingga para karyawan akan merasakan kerja yang nyaman dan dapat meningkatkan kinerjanya.
32
Menurut Rosady Ruslan, suatu program kegiatan employee relations yang mencakup semua hubungan kepegawaian, termasuk hubungan antar karyawan dalam berbagai level atau antar level manajemen dan memiliki tujuan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dari setiap perusahaan atau organisasi bagi karyawan yang dalam pekerjaanya terus meningkat.
26
Kegiatan employee
relations dapat dijadikan sarana untuk meningtkatkan kinerjanya. Sehingga peningkatan kemampuan diri atau skill dalam pekerjaan, dapat perhatian dari atasan terhadap masalah yang sedang dihadapi, merasakan keakraban diantara para karyawan dan pimpinan, dan dapat memberikan saran dan kritik dengan berbicara langsung dengan atasan yang telah dilakukan oleh Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan. Dengan kata lain kegiatan employee relations yang berjalan efektif akan memberikan perubahan-perubahan dalam prestasi kerja, kejujuran, kedisiplinan, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan, kepribadian, prakarsa, kecakapan dan tanggun jawab para karyawan. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan employee relations yang dilakukan oleh Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan berpengaruh Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan.
26
Rosandy Ruslan, Manejemen Public Relations dan Media Komunikasi, PT Raja Grafindo, Jakarta, 2012, Hal:279
33
Dalam penelitian ini, peneliti menyusun kerangka konsep sebagai berikut: Teori Transisional
Employee Relations
Pendidkan dan Pelatiahan Motivasi Kerja Family Gathering
Kinerja Karyawan
Prestasi Kerja Kejujuran Kedisiplinan
Media Komunikasi Internal Kreativitas Kerja sama Kepemimpinan Kepribadian Prakarsa Kecakapan Tanggung jawab
Pengaruh Employee Relations Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
34
Penelitian Terdahulu Peneliti
Judul
Metode
Variabel
Hasil
Penelitian 1) Fajar Eka Saputra
Pengaruh Aktivitas
(2013)
Survey
Variabel (X)
Berdasarkan
hasil
penelitian
Employee Relations
Aktivitas
menunjukan
bahwa
Aktivitas
Terhadap Kinerja
Employee
Employee
Relations
terhadap
Karyawan PT.Garuda
Relations.
kinerja
Indonesia (PERSERO)
Variabel (Y)
Indonesia berpengaruh dari adanya
Tbk.
Kinerja
kegiataan tersebut dengan hasil
Karyawan.
kontribusi
karyawan
yang
PT.Garuda
telah
diuji
koefisiensi determinasinya.
2 ARDI HERMAWAN
Pengaruh
Penilaian
(2012)
Karyawan
Tentang
Survey
Variabel
Berdsarkan
hasil
(XI)
menunjukan
penelitian
bahwa
Pelaksanaan
Kegiatan
Kegiatan
pengaruh
Employee
Relations
Family
karyawan dengan adanya kegiatan
Terhadap
Tingkat
Gathering.
tersebut untuk dapat memotivasi
Motiasi Kerja Karyawan
Variabel
kinerja karyawan.
(Studi
Terhadap
(X2)
Pelaksanaan
Kegiatan
Kegiatan
Family Gathering dan
Outbound.
Outbound
Variabel (Y)
PT.UNINDO 2010)
Karyawan Periode
Motivasi Kerja
yang
dirasakan
adanya oleh
35
2.8 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu kesimpulan yang masih harus diuji kebenarannya.27 Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan dan sebaliknya, pengamatan dengan teori. Bentuk hipotesis dari penelitian ini adalah : Ho : Tidak ada pengaruh antara signifikasi antara Employee Relations terhadap peningkatan
kinerja
karyawan
Pusat
Komunikasi
Publik
Kementerian
Perhubungan Republik Indonesia. Ha : Ada pengaruh signifikasi antara Employee Relations terhadap peningkatan kinerja karyawan Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Maka hipotesis yang diuji dalam penelitian ini “Jika Employee Relations berjalan dengan baik maka terdapat peningkatan kinerja karyawan Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
27
Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, Alfa Beta, Bandung, 2002, Hal: 39