BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kredit 1.
Pengertian Dan Jenis Kredit Pengertian kredit itu sendiri mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai dari arti kata Kredit yang berasal dari bahasa Yunani Credere yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa Latin Creditum yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Pemberian kredit melibatkan 2 pihak yang berkepentingan langsung yaitu pihak yang kelebihan uang disebut dengan pemberi kredit dan yang membutuhkan uang disebut penerima kredit. Berarti pihak yang berkelebihan uang memberikan uang (prestasi) kepada pihak yang memerlukan uang dan pihak yang memerlukan uang berjanji akan mengembalikan uang tersebut dalam suatu waktu di masa yang akan datang sesuai dengan perjanjian. Menurut Mahmoeddin (2004 : 2) : Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Berdasarkan Pasal 1 ayat II UU No. 10/1998 tentang Perubahan UU No. 7/1992 tentang Perbankan; kredit adalah : 6
Universitas Sumatera Utara
Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. (Irmayanto, 2004 : 74) Ada keterkaitan antara faktor waktu pemberian prestasi dan penerimaan kembali prestasi tersebut. Dengan demikian dalam kredit terkandung juga pengertian degree of risk yaitu suatu tingkat resiko tertentu oleh karena pelepasan kredit mengandung suatu resiko bagi pemberi kredit. Berdasarkan uraian di atas maka unsur-unsur dalam kredit adalah : kepercayaan, waktu, resiko, dan prestasi. a.
Kepercayaan Keyakinan pemberi kredit bahwa prestasi (uang, jasa atau barang) yang diberikan akan diterima kembali di masa waktu tertentu yang akan datang sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati diantara kedua belah pihak.
b.
Waktu Pemberian kredit dan kontraprestasi dibatasi oleh masa atau waktu tertentu yang telah disepakati bersama.
c.
Resiko Kemungkinan resiko yang akan terjadi selama jangka waktu antara pemberian dan pelunasan kredit tersebut.
d.
Prestasi Objek tertentu berupa prestasi dan kontraprestasi pada saat tercapainya persetujuan atau kesepakatan perjanjian kredit berupa uang atau bunga.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka kredit dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memperoleh barang atau jasa dengan memberikan janji akan membayar kembali dengan uang atau barang pada waktu yang ditentukan.
Jenis-jenis Kredit Menurut Kasmir (2003 : 109) jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank dapat melihat dari berbagai segi antara lain : a. b. c. d. e.
kegunaan, tujuan kredit, jangka waktu, jaminan, sektor Usaha.
ad. a. Berdasarkan kegunaan terdiri dari : kredit modal kerja dan kredit investasi. 1) Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan
meningkatkan
produksi dalam
operasionalnya.
Contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. 2) Kredit investasi merupakan kredit yang biasanya digunakan untuk
keperluan
perluasan
usaha
atau
membangun
proyek/pabrik baru dimana masa pemakaiannya untuk satu periode yang relatif lama dan biasanya digunakan utama suatu perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
ad. b. Berdasarkan tujuan kredit terdiri dari : kredit produktif, kredit konsumtif, dan kredit perdagangan. 1) Kredit produktif merupakan kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. 2) Kredit konsumtif merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena digunakan atau dipakai seseorang atau badan usaha. 3) Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan, yang pembayarannya diharapkan dari penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu. ad. c. Berdasarkan jangka waktu terdiri dari : kredit jangka pendek, kredit jangka menengah, dan kredit jangka panjang. 1) Kredit jangka pendek merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. 2) Kredit jangka menengah merupakan kredit yang jangka waktunya berkisar antara 1 tahun sampai 3 tahun, kredit ini
Universitas Sumatera Utara
dapat
diberikan
untuk
modal
kerja.
Beberapa
bank
mengklasifikasikan kredit jangka menengah menjadi kredit jangka panjang. 3) Kredit
jangka
panjang
merupakan
kredit
yang
masa
pengembaliannya lebih dari 3 tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa atau manufaktur dan juga kredit konsumtif seperti kredit perumahan. ad. d. Berdasarkan Jaminan terdiri dari : kredit dengan jaminan dan kredit tanpa jaminan. 1) Kredit dengan jaminan merupakan kredit yang
diberikan
dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud ataupun barang tidak berwujud. Artinya setiap kredit yang disalurkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan calon debitur. 2) Kredit tanpa jaminan merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta loyalitas calon debitur selama berhubungan dengan bank bersangkutan. ad. e. Berdasarkan sektor usaha terdiri dari : kredit pertanian, kredit peternakan,
kredit
industri
kredit
pertambangan,
kredit
pendidikan, kredit profesi, dan kredit perumahan.
Universitas Sumatera Utara
1)
Kredit pertanian merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.
2)
Kredit peternakan merupakan kredit yang diberikan untuk jangka waktu relatif pendek, misalnya peternakan ayam dan untuk kredit jangka panjang seperti kambing atau sapi.
3)
Kredit industri merupakan kredit yang membiayai industri pengolahan baik industri kecil, menengah dan besar.
4)
Kredit pertambangan merupakan jenis kredit untuk usaha tambang, biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau tambang timah.
5)
Kredit pendidikan merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana prasarana pendidikan.
6)
Kredit profesi merupakan kredit yang diberikan kepada kalangan para profesional seperti dosen, dokter atau pengacara.
7)
Kredit
perumahan
merupakan
kredit
untuk
membiayai
pembangunan atau pembelian perumahan. 8)
2.
Dan sektor-sektor usaha lainnya.
Tujuan dan Fungsi Kredit a.
Tujuan Kredit Dalam hal pelepasan atau pemberian kredit memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Namun dalam hal ini ada 2 (dua) tujuan
Universitas Sumatera Utara
yang saling berhubungan atas pemberian kredit ini yaitu : Profitability dan Safety. Profitability merupakan tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang dinikmati dari pemungutan bunga. Safety merupakan keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin. Dalam kehidupan perusahaan belakangan ini sepertinya hampir tidak ada perusahaan yang tidak menikmati kredit. Karena itu pemerintah telah menunjuk lembaga keuangan yang diberi tugas dan kepercayaan untuk menyalurkan kredit kepada pihak-pihak yang membutuhkannya. Lembaga ini tidak lain adalah bank. Bank selaku lembaga kredit melepaskan uangnya untuk kedua tujuan tersebut di atas. Demikian juga untuk mencapai tujua dimaksud, berbagai kegiatan bank untuk menjamin rentabilitas serta penjagaan likuiditas perlu dilakukan dengan cermat. Tujuan pemberian suatu kredit adalah : 1) turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan, 2) meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat, 3) memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat memperluas usahanya.
Universitas Sumatera Utara
b. Fungsi Kredit Fungsi kredit menurut Kasmir (2003 : 107) : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)
untuk meningkatkan daya guna modal, untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang, untuk meningkatkan daya guna barang, untuk meningkatkan peredaran barang, sebagai alat stabilitas ekonomi, untuk meningkatkan kegairahan berusaha, untuk meningkatkan pemerataan pendapatan, untuk meningkatkan hubungan internasional.
ad. 1) Untuk meningkatkan daya guna modal (uang) Para penabung menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro, deposto ataupun tabungan. Uang tersebut dalam prestasi tertentu ditingkatkan kegunaannya oleh bank guna suatu usaha peningkatan produktivitasnya. Dengan demikian dana mengendap di bank tidaklah idle (diam) dan disalurkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit. ad. 2) Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Kredit yang disalurkan melalui rekening koran perusahaan atau pribadi menciptakan pertambahan peredaran uang giral. Melalui kredit, peredaran uang akan lebih berkembang sebab kredit
menciptakan
kegairahan
berusaha
sehingga
penggunaan uang akan bertambah baik secara kualitatif dan kuantitatif.
Universitas Sumatera Utara
ad. 3) Untuk meningkatkan daya guna barang Produsen dengan bantuan kredit dapat memproduksi bahan mentah menjadi barang jadi sehingga utilitas bahan tersebut meningkat. ad. 4) Untuk meningkatkan peredaran barang Dengan peningkatan daya guna barang yang baik maka peredaran akan barang yang masuk dan barang yang keluar akan meningkat pula. ad. 5) Sebagai alat stabilitas ekonomi Stabilitas ekonomi diarahkan kepada usaha-usaha seperti pengendalian
inflasi,
peningkatan
eksport,
rehabilitas
pemasaran dan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. ad. 6) Untuk meningkatkan kegairahan berusaha Setiap manusia akan selalu melakukan kegiatan ekonomi dalam
memenuhi
kebutuhannya.
Kegiatan
ekonomi
atauusaha akan selalu diimbangi dengan peningkatan modal atau dana. Karena itu pengusaha akan selalu berhubungan dengan bank untuk memperoleh bantuan permodalan guna peningkatan usahanya. ad. 7) Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan Apabila rata-rata pengusaha, pemilik tanah, pemilik modal dan karyawan
mengalami
peningkatan
pendapatan
maka
pendapatan negara bertambah sehingga secara langsung melalui kredit pendapatan nasional akan bertambah.
Universitas Sumatera Utara
ad. 8) Untuk meningkatkan hubungan internasional Negara-negara yang kuat ekonominya banyak memberikan bantuan kepada negara-negara yang sedang berkembang dalam bentuk bantuan kredit. Melalui bantuan kredit antara negara maka lalu lintas pembayaran internasional dapat terarah dan hubungan perekonomian secara perdagangan dapat berjalan dengan lancar.
B. Kredit Modal Kerja Pengertian kredit modal kerja menurut Dendawijaya (2001 : 27) : “Kredit modal kerja adalah kredit yang diberikan kepada nasabah (debitur) untuk melayani kebutuhan modal kerja debitur”. Kredit modal kerja juga merupakan kredit yang diberikan oleh bank kepada debiturnya untuk memenuhi kebutuhan modal kerja. Kriteria dari modal kerja yaitu kebutuhan modal yang habis dalam satu cycle usahanya, hal ini dilihat dalam neraca suatu perusahaan akan uang kas/bank ditambah dengan piutang dagang ditambah dengan persediaan baik persediaan barang jadi, persediaan bahan dalam proses, persediaan bahan baku. Dan apabila yang dibicarakan modal kerja bersih maka dikurangi lagi dengan current liabilities-nya.
Dalam praktik sehari-hari sering terjadi
kesalahan dalam klasifikasi modal kerja ini antara lain : uang muka untuk pembelian mesin yang diimpor juga dimasukkan dalam modal kerja, hal ini sebetulnya tidak benar karena uang muka ini dalam perputarannya tidak akan
Universitas Sumatera Utara
kembali ke kas lagi akan tetapi menjadi aktiva tetap yaitu mesin yang dibelinya. Konsep modal kerja mengandung arti sejumlah dana yang diperlukan untuk membiayai operasional perusahaan yang berhubungan dengan pengadaan barang maupun proses produksi sampai dengan barang tersebut terjual atau sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang diperlukan untuk melayani kebutuhan modal kerja debitur. Dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari, pihak manajemen akan membutuhkan dana yang cukup untuk menjamin kontinuitas operasinya tersebut. Kebutuhan modal kerja dalam perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : Menurut Syahyunan (2004 : 40) faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja adalah : 1. 2. 3. 4. 5.
volume penjualan, besar kecilnya skala usaha perusahaan, aktivitas perusahaan, perkembangan teknologi, sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas.
ad. 1. Volume penjualan Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Karena apabila penjualan meningkat maka kebutuhan modal kerja pun akan meningkat, demikian pula sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
ad. 2.
Besar kecilnya skala usaha perusahaan Kebutuhan modal kerja pada perusahaan besar sangat berbeda dengan perusahaan kecil. Hal ini terjadi karena perusahaan besar mempunyai keuntungan akibat lebh luasnya sumber-sumber pembiayaan yang tersedia dibandingkan dengan perusahaan kecil yang sangat tergantung hanya pada beberapa sumber saja.
ad. 3. Aktivitas perusahaan Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan barang dagangan, sedangkan perusahaan yang menjual barang secara tunai tidak memiliki piutang dagang. Hal ini mempengaruhi tingkat perputaran dan jumlah modal kerja suatu perusahaan. Demikian pula dengan syarat pembelian dan waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual. ad. 4. Perkembangan teknologi Kemajuan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Otomatis yang mengakibatkan proses produksi lebih cepat membutuhkan persediaan bahan baku yang lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat tercapai. Selain itu akan membuat perusahaan mempunyai persediaan barang jadi dalam jumlah yang lebih banyak pula.
Universitas Sumatera Utara
Ad. 5. Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah modal kerja yang relatif besar mempunyai kecenderungan untuk mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan barang yang lebih besar akan membuat perusahaan lebih mampu untuk membayar transaksitransaksi yang dilakukan dan resiko kehilangan pelanggan tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan barang yang cukup. Adapun tujuan yang diberikan kredit modal kerja adalah untuk meningkatkan produksi baik peningkatan kuantitatif maupun kualitatif. Peningkatan kuantitatif produksi dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan, sedangkan peningkatan kualitatif dimaksudkan untuk meningkatkan mutu atau kualitas produk yang dihasilkan.
C. Pelaksanaan Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian fasilitas kredit modal kerja antara lain : 1.
fasilitas kredit modal kerja tidak ada yang bersifat terus menerus sehingga harus sudah dipastikan jangka waktu pelunasan kreditnya sesuai dengan perhitungan dan proyeksi cash flownya,
2.
tiga (3) bulan sebelum kredit tersebut jatuh tempo wajib dianalisis uang seperti kredit baru, sehingga sejak dini dapat ditentuka status kredit tersebut akan diperpanjang sesuai dengan siklus bisnis atau dilunasi,
Universitas Sumatera Utara
3.
terhadap fasilitas kredit modal kerja secara selektif dapat diberikan fasilitas cerukan kredit (over dreft). Fasilitas cerukan mengandung resiko yang sama dengan fasilitas kredit, oleh karena itu pemberiannya harus didasarkan penilaian aspek-aspek kredit 5 “C”,
4.
fasilitas kredit modal kerja dapat digunakan untuk berbagai tujuan yang merupakan satu kesatuan yang artinya dimungkinkan seseorang pemohon kredit mendapat fasilitas kredit modal kerja, Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara
umum antara yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda. Yang menjadi perbedaan hanya terletak dari bagaimana tujuan bank tersebut serta persyaratan yang ditetapkannya dengan pertimbangan masing-masing. Prosedur pemberian kredit modal kerja meliputi : 1. 2. 3. 4. 5.
1.
pengajuan permohonan kredit modal kerja, analisis dan evaluasi kredit modal kerja, negoisasi kredit modal kerja, rekomendasi keputusan pemberian kredit modal kerja, keputusan permohonan kredit modal kerja.
Pengajuan Permohonan Kredit Modal Kerja Untuk memperoleh fasilitas kredit dari bank dimana calon debitur mengajukan permohonan kredit modal kerja secara tertulis. Yang perlu diperhatikan dalam permohonan kredit modal kerja hendaknya yang berisi keterangan tentang : a.
riwayat calon debitur meliputi nama calon debitur, jenis bidang usaha, tempat kedudukan (domisili meliputi : rumah, kantor dan
Universitas Sumatera Utara
toko), susunan pengurusan, perkembangan serta wilayah pemasaran produk, b.
tujuan permohonan kredit, jumlah kredit yang diinginkan, jenis kredit, objek yang dibiayai secara tegas menguraikan komponan modal kerja yang diusulkan (piutang usaha, persediaan, dan sebagainya) serta jangka waktu kredit, Persyaratan pengajuan kredit modal kerja :
1) calon debitur mempunyai usaha yang layak dibiayai, 2) calon debitur mengajukan surat permohonan kredit modal kerja, 3) terdapat identitas calon debitur meliputi copy bukti diri, copy surat kewarganegaraan atau surat keterangan ganti nama, pas foto calon debitur, identitas calon debitur lainnya, 4) mempunyai identitas usaha sesuai bidang usahanya meliputi : akta pendirian perusahaan, copy bukti SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), SITU (Surat Izin Tempat Usaha), TDP (Tanda Daftar Perusahaan), NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), SKU (Surat Keterangan Usaha), 5) bukti kepemilikan agunan, 6) laporan keuangan calon debitur.
2.
Analisis dan Evaluasi Kredit Modal Kerja Pada tahap awal Account Officer harus mencari data dan informasi antara lain melalui wawancara dengan calon debitur,
Universitas Sumatera Utara
kunjungan ke lokasi calon debitur secara on the spot, wawancara dengan pihak lain yang mengetahui karakter serta usaha calon debitur, peyelidikan tentang tujuan penggunaan kredit modal kerja, kunjungan ke lokasi agunan calon debitur untuk mengetahui kebenarannya dan menilai agunan, penilaian atas legalitas usaha dan sebagainya. Selanjutnya melakukan penilaian awal (prescreening) dengan memperhatikan pasar sasaran yakni jenis udaha yang dilarang dibiayai, jenis usaha yang perlu dihindari, daftar kredit macet BI dan daftar hitam BI. Analisa dan evaluasi yang dituangkan dalam formulir Penilaian Tingkat Resiko Kredit (CRR) untuk menetapkan klasifikasi warna kredit. Klasifikasi warna kredit menghasilkan 3 kemungkinan warna kredit, yaitu putih, abu-abu dan hitam. Kategori Performing Loan (kualitas lancar dan dalam pengawasan khusus) dengan klasifikasi warna kredit putih atau abu-abu. Apabila dari hasil penilaian awal tersebut ternyata usaha calon debitur tidak termasuk dalam pasar sasaran yakni termasuk dalam jenis usaha yang dilarang untuk dibiayai, jenis usaha yang perlu dihindari, termasuk dalam daftar kredit macet BI dan daftar hitam BI maka Account Officer dapat langsung menetapkan warna kreditnya ke dalam klasifikasi warna hitam serta permohonan tersebut dapat langsung ditolak tanpa harus diadakan analisis dan evaluasi lebih lanjut, namun tetap harus dicatat dalam Register SKPP (Surat Keterangan Permohonan Pinjam).
Universitas Sumatera Utara
Prinsip-prinsip Perkreditan Menurut Abdullah (2005 : 92) prinsip perkreditan dikenal dengan konsep “5C” yaitu : a. b. c. d. e.
a.
character (watak), capacity (kapasitas), capital (modal), condition (kondisi), collateral (jaminan).
Character Analisis yang dilakukan terhadap pribadi nasabah secara individu ataupun pengurus dari suatu badan usaha seperti : sifat-sifat pribadi, gaya hidup (life style). Kebiasaan-kebiasaan dan kemauan serta niat baik nasabah untuk memenuhi kewajiban kelak (willingness to pay). Atau dengan kata lain bank melakukan penilaian untuk mengetahui apakah pemohon kredit ada kemauan membayar hutang jika permohonannya terkabul dan kemungkinan atau profitabilitas dari debitur secara jujur berusaha memenuhi kewajiban.
b.
Capacity Analisis ini bertujuan mengukur tingkat kemampuan calon debitur dalam mengelola kredit yang diberikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1) Aspek manajemen Aspek manajemen adalah kemampuan pengelolaan perusahaan, antara lain : kemampuan menetapkan visi dan misi dalam berusaha, menterjemahkan visi dan misi dalam sasaran-sasaran
Universitas Sumatera Utara
spesifik, merumuskan strategi yang diperlukan untuk mencapai sasaran, menetapkan strategi secara efektif dan efisien serta melakukan evaluasi dan pengendalian. 2) Analisis produksi Analisis
aspek
produksi
bertujuan
untuk
mengetahui
kemampuan pemohon untuk berproduksi/berdagang secara berkesinambungan. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain : a)
Bagaimana proses produksi, kapasitas mesin terpasang dan terpakai, tahun buatan mesin dan peralatan kerja, tingkat teknologi, pengelolaan limbah, kualitas produksi serta terjaminnya sumber energi.
b) Bagaimana
pengadaan
bahan
baku,
lokasi
pabrik,
pengendalian persediaan serta analisis mengenai dampak lingkungan. 3) Aspek pemasaran Tujuan analisis terhadap aspek pemasaran adalah untuk menilai kemampuan pemohon dalam memasarkan produknya. 4) Aspek personalia Analisis aspek personalia bertujuan untuk menilai kemampuan perusahaan dari sisi kuantitas maupun kualitas tenaga kerja yang mendukung aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan memelihara hubungan baik antara tenaga kerja dengan perusahaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain : jumlah
Universitas Sumatera Utara
tenaga kerja, organisasi kerja, tingkat keahlian manajer dan tenaga pelaksana serta gaya manajemen. 5) Aspek finansial Menurut Jusuf (2005 : 75) metode yang biasa digunakan pihak bank (account officer) dalam menganalisis laporan keuangan calon debitur adalah : a)
analisis perbandingan,
b) analisis rasio, c)
analisis sumber-sumber dan penggunaan dana.
ad. a) Analisis perbandingan Menurut Harahap (1999 : 227) : Analisis perbandingan adalah metode analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan yang terdiri dari dua periode atau lebih untuk menunjukkan kenaikan atau penurunan dalam rupiah atau unit dan juga dalam persentase atau perbandingan dalam bentuk angka atau rasio. Membandingkan laporan keuangan dapat dilakukan dengan mempergunakan laporan keuangan dari satu perusahaan yang terdiri dari beberapa periode atau membandingkan laporan keuangan dari beberapa perusahaan untuk tahun yang sama. Jenis analisis yang dapat digunakan dalam membandingkan laporan keuangan adalah analisis vertikal dan analisis horizontal.
Analisis
vertikal
yaitu
metode
yang
menganalisis laporan keuangan untuk satu periode tertentu dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk satu periode tertentu dengan cara membandingkan pos yang satu
Universitas Sumatera Utara
dengan pos yang lainnya. Analisis horizontal yaitu membandingkan pos-pos laporan keuangan untuk dua periode atau lebih. ad. b) Analisis rasio Pihak bank memperhatikan secara cermat rasio keuangan usaha calon debitur selama minimal 2 (dua) periode terakhir. Rasio keuangan yang perlu diperhatikan : Menurut Van Horne dan Wachowicz, Jr (2005 : 205) : (1) rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya (maksimal satu tahun) dengan sejumlah aktiva lancar yang dimiliki, (2) rasio aktivitas juga disebut sebagai rasio efisiensi atau perputaran, mengukur beberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai aktivanya, (3) rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas terdiri dari dua jenis rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi. Bersama-sama rasio-rasio ini akan menunjukkan efektivitas operasional keseluruhan perusahaan, (4) rasio leverage (utang) keuangan dimana menilai dan sejauhmana kemampuan perusahaan dalam menggunakan uang yang dipinjam, (5) rasio cakupan (coverage ratio) cakupan didesain untuk menghubungkan berbagai beban keuangan perusahaan dengan kemampuannya untuk melayani atau membayarnya.
(1) Rasio Likuiditas (a) Current Ratio Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi
kewajiban
lancar.
Semakin
besar
Universitas Sumatera Utara
perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar maka semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rumusnya adalah :
Current Ratio =
Aktiva Lancar x 100 % Kewajiban jangka pendek
(b) Quick Ratio/Acid Test Ratio Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid menutupi hutang lancar. Persediaan dianggap kurang likuid karena memerlukan waktu untuk direalisasikan. Hasil perhitungan tersebut harus menghasilkan minimal 35 % baru dapat dikatakan perusahaan bekerja secara baik. Rumusnya adalah :
Quick Ratio =
Aktiva Lancar − Persediaan x 100 % Kewajiban jangka pendek
(c) Net Working Capital Rasio ini digunakan untuk menghitung beberapa kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar. Jumlah net working capital ini akan lebih berguna untuk kepentingan pengawasan perusahaan
daripada
intern di dalam
digunakan
sebagai
suatu angka
Universitas Sumatera Utara
perbandingan dengan perusahaan lain. Tidak jarang terjadi apabila perusahaan bermaksud untuk mencari pinjaman jangka panjang, maka kreditur jumlah minimum net working capital yang harus tetap dipertahankan. Hal ini digunakan untuk memaksa perusahaan
agar
tetap
mempertahankan
jumlah
operating liquidity pada tingkat tertentu serta untuk menjamin
pinjaman
yang
dilakukan
perusahaan.
Perbandingan net working capital dari tahun ke tahun juga bisa memberikan gambaran tentang jalannya perusahaan. Jumlah net working capital yang semakin besar menunjukkan tingkat likuiditas yang semakin tinggi pula. Rumusnya adalah :
Net Working Capital =
Current Assets − Current Liabilities
(2) Rasio Aktivitas (a) Days of Receivable (DOR) Rasio ini menunjukkan periode yang diperlukan untuk menagih piutang dagangnya sehingga menjadi kas. Semakin pendek periodenya maka semakin baik.
Universitas Sumatera Utara
Rumusnya adalah :
Days of Re ceivable =
Piu tan g Dagang x 360 hari Penjualan Kredit
(b) Days of Inventory (DOI) Rasio ini menunjukkan periode perputaran persediaan barang berada di gudang. Rumusnya adalah :
Days of Inventory =
Persediaan x 360 hari H arg a Pokok Penjualan
(c) Days of Payable (DOP) Rasio ini menunjukkan jangka waktu yang diperlukan untuk membayar hutang dagang. Rumusnya adalah :
Days of Payable =
Hu tan g Dagang x 360 hari Hara Pokok Penjualan
(3) Rasio Profitabilitas (a) Net Profit Margin Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari bisnis setelah dikurangi dengan semua biaya dan pajak. Net profit margin pada periode terakhir harus mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya baru dapat dikatakan perusahaan bekerja secara baik.
Universitas Sumatera Utara
Rumusnya adalah :
Net Pr ofit M arg in =
Laba Bersih x 100 % Penjualan
(b) Return on Assets (ROA) Evaluasi terhadap return on assets dilakukan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dalam mengelola keseluruhan aktiva yang dimiliki berkaitan dengan perolehan laba. Return on assets pada periode terakhir harus mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya baru dapat dikatakan perusahaan bekerja secara baik. Rumusnya adalah :
Re turn on Assets =
Laba Bersih x 100 % Total Aktiva
(4) Rasio Leverage (a) Total Debt to Equity Ratio Rasio ini menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. Hasil perhitungan tersebut harus menghasilkan lebih kecil dari 100 % baru dapat dikatakan perusahaan bekerja secara baik. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Untuk keamanan pihak luar terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang.
Universitas Sumatera Utara
Rumusnya adalah :
Total Debt to Equity Ratio =
Total Hu tan g x 100 % Modal Sendiri
(b) Equity to Total Assets Rasio ini menunjukkan besarnya modal yang digunakan untuk
membiayai
operasional
perusahaan.
Hasil
perhitungan tersebut harus menghasilkan lebih besar dari 35 % baru dapat dikatakan perusahaan bekerja secara baik. Rumusnya adalah :
Equity to Total Assets =
Modal Sendiri x 100 % Total Aktiva
(5) Rasio Cakupan (Coverage Ratio) Rasio Cakupan Bunga (Interest Coverage Ratio) Rasio ini hanyalah rasio laba sebelum bunga dan pajak untuk periode pelaporan tertentu dengan jumlah beban bunga untuk tiap periode. Rumusnya adalah :
Interest Coverage Ratio =
Laba Sebelum Bunga dan Pajak − EBIT Beban bunga
ad. c) Analisis Sumber-sumber dan Penggunaan Dana Menurut Jopie Jusuf (2005 : 99) : Analisis sumber dan penggunaan dana dimaksudkan untuk mengetahui darimana datangnya dan untuk apa dana itu digunakan. Suatu laporan yang menggambarkan darimana datangnya dan untuk apa dana itu digunakan disebut laporan sumber dan penggunaan dana.
Universitas Sumatera Utara
Laporan sumber dan penggunaan dana suatu perusahaan sangat penting artinya bagi bank dalam menilai permohonan kredit
yang
diajukan
kepadanya
bagaimana perusahaan itu
untuk
mengetahui
menggunakan dana yang
dimilikinya. Capacity menurut bank menilai pengalaman debitur dalam menjalankan
usahanya
yang
berhubungan
dengan
pendidikan, pengalaman berusaha, observasi perusahaan, penyesuaian diri dengan perekonomian dan ketentuan perusahaan, bank melakukan ini untuk mengetahui apakah debitur mampu mengelola dengan baik dana kredit yang akan diberikan. c.
Capital merupakan penilaian modal diukur dari posisi keuangan perusahaan secara umum. Penilaian terhadap permodalan tidak hanya dilihat dari besar kecilnya modal tersebut melainkan juga bagaimana modal tersebut ditempatkan oleh pengusaha. Bank akan menilai apakah pengaturan modal berjalan secara efektif sehingga kredit digunakan untuk membiayai kekurangan usaha debitur, selain itu untuk mengetahui besar modal sendiri yang tertanam pada usahanya dan beberapa jumlah yang berasal dari pihak lain agar tanggung jawab terhadap kredit dari bank proporsional.
Universitas Sumatera Utara
Analisis ini bertujuan untuk mengukur kemampuan usaha calon debitur untuk mendukung pembiayaan dengan modalnya sendiri. Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1) besar dan komposisi modal sebagaimana dicantumkan dalam akte pendirian perusahaan dan perubahannya, 2) perkembangan profitabilitas usaha selama minimal dua periode terakhir. Tinggi rendahnya profitabilitas mencerminkan tinggi rendahnya kemampuan modal sendiri dan laba, 3) angka Debt to Equity Ratio harus dianalisis lebih lanjut dengan melihat komposisi hutang yang ada, baik hutang jangka pendek atau jangka panjang.
d.
Condition of Economy Analisis ini bertujuan untuk melihat kondisi perekonomian secara umum serta kondisi pada sektor usaha calon debitur.
Keadaan
perdagangan serta persaingan di lingkungan sektor usaha calon debitur, sehingga kredit yang diberikan benar-benar bermanfaat bagi perkembangan usahanya. Kondisi yang dipersyaratkan adalah bahwa kegiatan usaha debitur mampu mengikuti fluktuasi ekonomi baik dalam maupun luar negeri. Jadi penilaian dilakukan untuk mengetahui pengaruh langsung dari trend
ekonomi
pada
umumnya
terhadap
prusahaan
yang
bersangkutan dan perkembangan khusus dalam suatu ekonomi
Universitas Sumatera Utara
tertentu yang mungkin mempunyai efek terhadap kemampuan debitur untuk memenuhi kewajiban. e.
Collateral Setiap pemberian kredit harus disertai dengan jaminan fisik yang jumlah dan nilainya harus dapat menjamin jumlah kredit, bilamana terjadi suatu kemacetan nantinya. Jaminan kredit ini harus benarbenar dapat dikuasai serta diyakini kebenaran status pemiliknya. Menurut Jusuf (2003 : 97) jaminan yang umumnya dapat diterima oleh bank adalah : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10)
uang tunai, deposito berjangka/sertifikat deposito/tabungan/giro, logam mulia, bank garansi, tanah dan bangunan, kendaraan, mesin-mesin dan peralatan, kapal laut, persediaan barang, piutang dagang.
Collateral juga merupakan jaminan kredit mempertinggi tingkat keyakinan bank bahwa debitur dengan usaha mampu melunasi kredit. Agunan merupakan jaminan tambahan jika bank menganggap aspek-aspek yang mendukung usaha debitur lemah. Jaminan berupa harta benda milik debitur atau pihak lain yang menjamin yang diikat sebagai agunan atau tanggungan.
Universitas Sumatera Utara
Penilaian pemberian kredit berdasarkan prinsip “7P” yaitu : a.
personality Penilaian berdasarkan pada kepribadian debitur seperti riwayat hidup, sikap, emosi dan tindakan dalam menghadapi suatu masalah serta hal lain yang erat hubungannya dengan kepribadian debitur,
b.
party Mengklasifikasikan debitur ke dalam klasifikasi tertentu berdasarkan modal,
loyalitas
serta
karakternya
sehingga
debitur
dapat
digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda, c.
purpose Mencari data untuk mengetahui tujuan debitur dalam mengambil kredit. Tujuan pengambilan kredit dapat beranekaragam, sebagai contoh modal kerja, investasi, konsumtif, produktif, dan sebagainya,
d.
prospect Menilai usaha debitur di masa yang akan datang, apakah keuntungan atau tidak hal ini dapat diketahui dari perkembangan usaha debitur masa lalu dan perkiraan masa mendatang dari laporan keuangan perusahaan dalam laoran laba atau rugi,
e.
payment Mengetahui cara pembayaran kembali kredit yang akan diberikan. Pihak kreditur akan menilai sumber apa saja yang diperoleh debitur baik dari segi prospek, kelancaran penjualan dan pendapatan maupun
Universitas Sumatera Utara
sumber lain sehngga dapat diperkirakan kemampuan pengembalian pinjaman ditinjau dari waktuserta jumlah, f.
profitability Menganalisis kemampuan debitur dalam memperoleh laba. Tingkat profitabilitas diukur dari suatu periode ke periode lain, sama atau semakin
meningkat
dan
jika
akan
diberikan
kredit
maka
profitabilitas usaha debitur akan menjadi lebih menguntungkan atau tidak, g.
protection Tujuannya adalah menjaa agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan baik berupa jaminan barang atau asuransi.
3.
Negoisasi Kredit Modal Kerja Kemudian setelah melakukan analisis dan evaluasi maka Account Officer perlu melakukan negosiasi dengan debitur. Negosiasi yang dilakukan dalam rangka mencapai kesepakatan mengenai jumlah kredit, struktur dan tipe kredit, kelengkapan dokumen serta syarat dan ketentuan kredit yang harus dipenuhi debitur. Negosiasi dapat dilakukan dalam berbagai sarana antara lain : telepon, faksimili, e-mail dan dapat dituangkan
dalam
bentuk
notulen,
dituangkan
langsung
dalam
memorandum analisis kredit atau catatan lainnya. Dari hasil analisis, evaluasi serta negosiasi maka dalam menetapkan struktur dan tipe kredit harus memperhatikan hal-hal antara
Universitas Sumatera Utara
lain identitas pemohon, jumlah pinjaman, keperluan, jenis pinjaman, jangka waktu, suku bunga, provisi, denda, agunan, asuransi, klausula positif atau affirmative covenant (syarat yang harus dilakukan), klausula negatif atau negative covenant (syarat yang tidak boleh dilakukan), dan syarat-syarat kedit lainnya. Manajer pemasaran mengevaluasi tipe, struktur, dan syarat kredit yang direkomendasikan oleh Account Officer. Jika manajer pemasaran ingin menambahkan beberapa syarat kredit dalam rangka meminimalkan resiko harus mendiskusikan terlebih dahulu dengan Account Officer.
4.
Rekomendasi Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja Rekomendasi pemberian keputusan kredit modal kerja merupakan suatu kesimpulan dari hasil analisis dan evaluasi. Rekomendasi pemberian keputusan kredit harus dibuat secara tertulis oleh Account Officer dalam memorandum analisis kredit modal kerja dan disampaikan kepada pimpinan cabang yang berwewenang. Dalam rekomendasi harus secara jelas menguraikan kelemahan dan kekuatan yang akan mempengaruhi kemampuan debitur dalam membayar kembali kreditnya baik dengan dana yang berasal dari hasil usaha yang dibiayai (first way out) maupun dari sisi agunan kreditnya (second way out). Permohonan kredit yang dapat dipertimbangkan untuk disetujui (rekomendasi setuju), harus dilengkapi dengan struktur, type, syarat dan ketentuan kredit modal kerja. Sedangkan untuk permohonan kredit modal kerja yang tidak dapat
Universitas Sumatera Utara
dipertimbangkan untuk disetujui (rekomendasi tolak), tidak perlu dilengkapi dengan struktur, type, syarat dan ketentuan kredit. Dalam pembuatan rekomendasi kredit, Account Officer harus memastikan bahwa telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur. Untuk kredit yang lebih kompleks dapat dimintakan pendapat ahli hukum. Kemudian fungsi Administrasi Kredit
mencatat dalam Register
Permohonan Kredit kemudian meneruskan paket kredit tersebut kepada pimpinan cabang.
5.
Keputusan Permohonan Kredit Modal Kerja Keputusan pemberian kredit harus dilakukan oleh pimpinan cabang atau pihak yang berwenang sesuai keputusan Delegasi Wewenang Kredit dan klasifikasi warna kreditnya serta dilakukan secara tertulis dengan membubuhkan tanda tangannya pada formulir putusan kredit. Putusan kredit modal kerja harus dinyatakan secara tertulis dalam formulir putusan kredit modal kerja yang memuat antara lain : a.
struktur dan tipe kredit,
b.
syarat dan ketentuan kredit modal kerja lainnya,
c.
ketentuan-ketentuan lain yang harus dilakukan bank dalam rangka pembinaan nasabah. Dalam memberikan keputusan kredit, pimpinan cabang harus
memperhatikan hal-hal meliputi analisis dan evaluasi kredit modal kerja yang dibuat oleh Account Officer. Setelah kredit diputus, fungsi
Universitas Sumatera Utara
administrasi kredit mencatat pada register putusan kredit. Fungsi administrasi kredit menerima paket putusan kredit dari pimpinan cabang selanjutnya menyiapkan surat penolakan atau surat penawaran putusan kredit yang akan ditujukan kepada calon debitur.
D. Hubungan Akuntansi Dengan Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja Akuntansi
merupakan
aktivitas
jasa
yang
berfungsi
untuk
menyediakan informasi keuangan tentang suatu entitas ekonomi yang akan dipergunakan sebagai media pertanggungjawaban baik kepada pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan untuk menetapkan berbagai kebijakan yang berhubungan erat dengan kegiatan operasional perusahaan dan pengambilan keputusan yang tepat bagi pihak yang berkompeten di luar perusahaan seperti pemegang saham, pemerintah, investor, kantor pajak, dan pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan akan hal itu. Dalam kaitannya dengan perkreditan, sebelum pengambilan keputusan untuk menolak atau menyetujui suatu permohonan kredit oleh pejabat yang berwewenang, pihak bank akan mengadakan suatu analisis terhadap calon debitur untuk mengetahui apakah calon debitur akan menerima kredit mampu mengembalikan hutang pokoknya ditambah dengan bunga pinjaman beserta kewajiban lainnya, apakah agunan yang dijaminkan kepada pihak bank telah memenuhi syarat yuridis dan sanggup mengcover apabila terjadinya kemacetan, apakah kredit yang diberikan itu cukup aman dan dipergunakan sesuai dengan kebutuhan sebagaimana yang terutang dalam permohonan kredit, dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis pemberian kredit yaitu aspek keuangan, yang bertujuan untuk mengetahui posisi dan keadaan keuangan calon debitur, baik pada saat sekarang maupun prospek keuangan debitur untuk masa yang akan datang apakah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh pemegang otoritas dan pembuat kebijakan. Informasi ini dapat diperoleh melalui penganalisisan aspek keuangan calon debitur yang terdiri dari : 1.
laporan keuangan : neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan pada laporan keuangan,
2.
rencana volume produksi dan target penjualan yang akan dicapai serta biaya-biaya akomodasi,
3.
rencana pemasaran dari hasil produksi usaha debitur,
4.
rencana kegiatan usaha debitur di depan baik investasi maupun perluasan kegiatan usaha dengan jumlah kebutuhan dana,
5.
dan unsur-unsur lain yang dianggap perlu. Laporan keuangan calon debitur adalah untuk menyediakan informasi
keuangan tentang suatu entitas ekonomi yang akan dipergunakan sebagai media pertanggungjawaban dan salah satu dasar pengambilan keputusan yang tepat bagi pihak yang berkompeten di luar perusahaan, termasuk pihak bank dalam hal ini yang akan mencairkan kredit. Laporan keuangan terdiri dari : a.
Neraca merupakan suatu entitas perusahaan yang berisikan tentang harta, kewajiban, dan ekuitas ataupun modal dari pemilik usaha tersebut. Posisi harta dan kewajiban perusahaan. Bank dapat menghitung seberapa besar
Universitas Sumatera Utara
perbandingan antara harta dan kewajiban (current rasio) yang dimiliki oleh perusahaan debitur, sebab perbandingan ini menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) bagi kreditor untuk melihat kemampuan perusahaan calon debitur dalam membayar kewajibannya. Sudah tentu dengan diketahuinya perbandingan ini oleh bank, maka bank dapat memprediksikan ke depan tentang hal apa perlu dilakukan apabila kelak perusahaan yang dibiayai dengan kredit ini mengalami kegagalan dalam menyelesaikan kewajibannya, apakah memungkinkan harta ini dapat mengcover seluruh nilai kredit yang telah diberikan. b.
Laporan laba rugi merupakan laporan yang berisikan tentang penghasilan utama, pendapatan lain-lain dari kegiatan usaha calon debitur dan biaya operasional serta biaya lain-lain yang berhubunan dengan kegiatan usaha calon debitur. Hasil akhirnya akan menunjukkan laba atau rugi dari hasil kegiatan operasional perusahaan calon debitur. Dengan bank mengetahui apakah usaha calon debitur laba atau rugi maka pihak bank dapat mengambil kebijaksanaan secara tepat apakah berhak diberikan kredit atau tidak. Kalau diasumsikan bahwa perusahaan calon debitur menghasilkan laba, maka dengan ini bank bisa memperkirakan seberapa besar kredit yang wajar diberikan sesuai dengan kemampuan usaha debitur dengan menghasilkan laba.
c.
Laporan arus kas menunjukkan tentang sumber utama dan sumber lain penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan debitur, dan juga pihak bank akan mengetahui tentang kemampuan manajemen perusahaan
Universitas Sumatera Utara
debitur
dalam
mengelola
keuangan
perusahaan
apakah
terjadi
pemborosan atau berjalan efisien. Sebab andaikan diberikan kredit bank dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa manajemen perusahaan debitur memiliki profesionalisme yang memadai dalam mengelola perusahaan tersebut sehingga kredit yang diberikan dapat dikembalikan dengan baik, tepat pada waktunya. d.
Likuiditas menunjukkan tentang kemampuan perusahaan tersebut untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan dimaksud untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih, sekaligus pihak bank dapat memastikan bahwa perusahaan calon debitur tersebut dalam keadaan likwid.
e.
Solvabilitas menunjukkan tentang kemampuan perusahaan calon debitur untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Analisis ini sangat penting bagi bank apabila suatu kelak perusahaan calon debitur mengalami kegagalan (wanprestasi) dalam mengembalikan pokok ditambah bunga kredit dari bank. Suatu perusahaan dikatakan solvable apabila perusahaan tersebut memiliki aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutanghutangnya kepada pihak kreditor.
f.
Rentabilitas atau profitability menunjukkan tentang kemampuan menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas satu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam satu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan
Universitas Sumatera Utara
tersebut. Keuntungan yang besar yang termuat dalam laporan laba rugi perusahaan calon debitur tidak menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut rendabel, tetapi bagi bank rentabilitas yang tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar. g.
Stabilitas usaha calon debitur dimana merupakan yang diukur dapat mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutanghutangnya ditambah denan beban bunga tepat pada waktunya, serta kemampuan perusahaan untuk membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.
E. Kerangka Konseptual Pengajuan kredit modal kerja merupakan langkah awal dalam pemberian kredit modal kerja kepada calon debitur. Dapat dilihat melalui gambar di bawah ini yang merupakan kerangka konseptual.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Kredit Modal Kerja
Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja
Keputusan
Sales officer melakukan kunjungan pertama kepada calon debitur dengan tujuan untuk menawarkan produk serta memberika informasi yang lengkap mengenai karakteristik serta keunggulan produk-produk sekaligus mendapatkan informasi mengenai usaha dan pengajuan kredit calon
Universitas Sumatera Utara
debitur. Sales officer menjelaskan syarat-syarat dan dokumen yang diperlukan untuk setiap pengajuan kredit dari calon debitur, serta meminta calon debitur untuk melengkapi dokumen tersebut. Informasi awal yang dibutuhkan oleh SO meliputi fasilitas kredit yang diajukan, informasi usaha, dan aktivitas keuangan di tempat lain. Setelah sales officer mendapatkan calon debitur, maka untuk memberikan kredit kepada calon debitur dilakukan prosedur yang berlaku dalam pengajuan kredit. Seleksi awal dilakukan oleh SO, kemudian dilakukan registrasi dan pemeriksaan aplikasi dan data calon debitur oleh credit officer. Setelah itu dilakukan pemeriksaan dokumen identitas dan dokumen pendukung oleh credit officer. Selanjutnya dilakukan proses verifikasi karakter dan tujuan pinjaman oleh unit manager, proses verifikasi usaha dan debitur oleh credit officer, dan proses verifikasi jaminan. Jika seluruh proses pemberian kredit telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku, maka tahap terakhir adalah pemberian keputusan yang dilakukan oleh unit manager.
Universitas Sumatera Utara