BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Definisi IS0 Seri ISO 9001 mengandung suatu rasionalisasidari banyak dan beragam pendekatan
internasional
dalam
bidang
ISO
(International
Standard
Organization) adalah sebuah badan swasta internasional yang menyelaraskan standar-standar nasional menjadi standar internasional dan telah diakui menjadi standar sistem kualitas di Indonesia. ISO 9001 adalah suatu sistem mengenai kualitas yang memberikan kualitas yang memberikan kapastian kualitas bagi perusahaan yang menerapkan. Sebuah perusahaan yang telah memiliki sistem standar yang menjamin kualitas produk yang menghasilkan. Dengan demikian hasil produksi perusahaan yang telah menerapkan ISO dengan mudah dapat diterima oleh negara-negara lain yang juga memberlakukan ISO 9001. ISO 9001 dikeluarkan tahun 1987 sebagai model sistem jaminan kualitas dalam desain,pengembangan,proses produksi,instalasi,dan pelayanan. Tujuan dari ISO mengeluarkan pedoman tersebut yaitu untuk menjelaskan perbedaan dan hubungan diantara konsep dasar kualitas serta melengkapi pedoman untuk penapisan dan pemakaian standar internasional dalam sistem kualitas yang menyangkut sasaran manajemen kualitas di dalam dan luar industri (Pahan, 2006). Sistem manajemen mutu internasional
ISO 9001 disusun
berlandaskan pada delapan prinsip manajemen mutu. Prinsip-prinsip ini dapat digunakan oleh manajemen senior sebagai suatu langkah kerja (frame work) yang membimbing organisasi menuju peningkatan yang diturunkan dari pengalaman
kolektif dan pengetahuan ahli-ahli internasional yang berpatisipasi dalam komite teknik
ISO
/
TC
(Technik
Comitte),yang
bertanggung
jawab
untuk
mengembangkan dan mempertahankan standar-standar ISO 9001. Menurut (Tambunan, 2010) delapan prinsip manajemen mutu yang menjadi landasan penyusunan ISO sebagai berikut: 1.
Prinsip
fokus
pelanggan adalah meningkatkan penerimaan dan pangsa pasar yang diperoleh memlalui terhadap kesempatan pasar, meningkatkan efektivitas penggunaan sumber daya organisasi menuju peningkatan kepuasan pelanggan, meningkatakan loyalitas pelanggan yang akan memimpin pada percepatan perkembangan bisnis dalam transaksi 2.
Prinsip kepemimpinan adalah orang–orang akan memahami dan termotivasi menuju sasaran dan tujuan organisasi, aktivitas akan dievaluasi disesuaikan dan diterapkan dalam satu kesatuan cara, meminimumkan kesalahan komunikasi antara tingkat dalam organisasi
3.
Prinsip keterlibatan orang adalah orang dalam organisai menjadi termotivasi memberikan komitmen dan terlibat, orang menjadi bertangung jawab atas kinerja mereka, orang giat berpartisipasi dalam peningkatan terus menerus
4.
Prinsip pendekatan proses adalah biaya menjadi lebih rendah dan waktu siklus menjadi lebih pendek melalui efektivitas penggunaan sumber daya,
hasil meningkat, kesempatan peningkatan menjadi prioritas dan terfokus. 5.
Prinsip pendekatan sistem terhadap manajemen adalah pemahaman yang lebih baik tentang peranan dan tanggung jawab yang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama dan akan mengurangi hambatan antar fungsi dan organisasi
6.
Prinsip peningkatan terus menerus adalah suatu proses yang berfokus pada upaya terus menerus meningkatkan efektivitas kebijakan dari tujuan organisasi
7.
Prinsip pendekatan faktual dalam pembuatan keputusan berdasarkan pada analisis data dan informasi untuk menghilangkan akar penyebab masalah dapat terselesaikan secara efektif dan efisien, keputusan manajemen organisasi sewajarnya ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan efektifitas implementasi sistem manajemen mutu.
8.
Prinsip hubungan pemasok yang saling menguntungkan saling bergantung satu sama lain dan menciptakan nilai tambah.
ISO
9001
merupakan
standar
yang
diterbitkan
oleh
organisasi
internasional untuk standar yang berisi persyaratan manajemen mutu. ISO 9001 telah mengalami beberpa kali perubahan. Perubahan pertama pada tahun 1987,
kemudian ke dua pada tahun 1994, dan yang ketiga pada tahun 2000. Pada 14 November tahun 2008, ISO merilis standar ISO 9001 : 2008, Quality management system requirement. Standar ini berisi persyaratan–persyaratan yang harus dipenuhi dalam penerapan sistem manajemen mutu diperusahaan. Persyaratan sistem manajemen mutu yang terdapat dalam ISO 9001 lebih menekankan pada pendekatan proses (Zuhrawati,2009). Tabel 2.1 Perubahan-Perubahan ISO 9001:2000 dengan ISO 9001:2008 Perubahan ISO
Perubahan ISO 9001 : 2008
9001:2000
o
Perubahan 1
Perubahan
untuk
menjelaskan
mengembangkan standar yang maksud dari standar baru dalam hal lebih sederhana yang dapat khusus untuk dokumentasi ISO 9001 : diaplikasikan bagi organisasi 2008
memungkinkan
fleksibilitas
kecil, menengah dan besar, organisasi dalam cara yang pilihannya selain untuk memberikan hasil mendukumentasikan kualitas manajemen aktifitas proses dari organisasi
sistem
Sumber: Kantor Kebun Sei Meranti, 2014
Tabel 2.2 Perbedaan Persyaratan ISO 9001:2000 dengan ISO 9001:2008 Tahun
Persyaratan
1987
Desain, pengembangan, produksi,
o
instalasi dan pelayanan. 1994
Pengawasan produk, pemeriksaan 2000
barang,
meninjau
keefektipan
sistem
kualitas, tersimpan data. 2008 Pengawasan produk, pemeriksaan barang,
meninjau
keefektipan
sistem
kualitas, tersimpan data.
Tidak muncul persyaratan baru hanya
membandingkan
versi
tahun
sebelumnya hanya untuk mempertegas peryataan peryataan standar yang perlu, misalnya
pengendalian
outsourced
processes. Sumber: Kantor Kebun Sei Meranti, 2014.
ISO 9001:2000 yaitu suatu standar internasional untuk sistem manajemen mutu. ISO 9001:2000menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan, dimana organisasi yang dikontrak itu bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dari produk-produk tertentu dan kebutuhan pasar tertentu sebagai mana ditentukan organisasi (Iskandar, 2006).
2.1.2.Produksi dan Penggunaa CPO Indonesia Selama periode 2002-2008, produksi CPO nasional meningkat dari 9,3 juta ton menjadi 19,3 juta ton, atau meningkat rata-rata 12,8% per tahun. Provinsi Sumatra Utara dan Riau,yang menyumbang lebih dari 50%. Produsen CPO nasional, beberapa di antaranya produksi CPO melampui rata-rata pertumbuhan CPO nasional. Provinsi yang dimaksud adalah Kalimantan Barat dan Bengkulu, produksi CPO meningkat rata-rata 19,6% per tahun. Kemudian diikuti dengan Provinsi Banten, Jawa Barat dan Lampung dengan laju pertumbuhan sekitar 16%-17% per tahun, serta Riau dan Sumatra Barat dengan laju pertumbuhan sekitar 14% per tahun. Sedangkan Provinsi lainnya tumbuh sedikit di bawah rata-rata nasional. Hal yang menarik adalah peran Provinsi Sumatra Utara dan Riau. Sampai tahun 2002, Sumatra Utara masih bertahan sebagai Provinsi produsen terbesar CPO nasional. Namun sejak tahun 2003, Provinsi Riau menobatkan diri sebagai produsen terbesar CPO di Indonesia. Diperkirakan kedepan Riau masih bertahan menjadi produsen terbesar mengingat luas areal perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau juga terluas secara nasional yaitu sekitar 22%, sementara luas areal perkebunan kelapa sawit Sumatra Utara hanya sekitar 14%. Selain itu, laju pertumbuhan produksi CPO Provinsi Riau selama periode 2002-2008 juga di atas laju pertumbuhan produksi CPO Sumatra Utrara(Sipayung 2012)
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Harga
Menetapkan harga CPO pada umumnya merupakan faktor dominan yang akan menentukan pertimbangan bagi pembeli atas barang dan jasa yang ditawarkan oleh penjual yaitu : 1. Harga sebagai komponen permintaan mempunyai dampak atas penerimaan 2. Tingkat harga itu sendiri sangat berpengaruh terhadap kuantitas penjualan yaitu melalui mekanisme fungsi permintaan. Kedua cara itu akan menimbulkan komplikasi karena pengaruhnya saling bertentangan. Harga yang rendah menghasilkan pendapatan yang lebih kecil untuk setiap unit yang terjual,tetapi biasanya mengakibatkan kuantitas penjualan yang meningkat pengaruhnya. Sebaliknya harga menaik tentu saja peningkatan kuantitas penjualan akan memperkecil biaya tetap per unit sampai mencapai skala produksi tertentu (Downey, 1992). Menurut Mankiw (2009),prusahaan yang mencari labatidak akan terlepas pada penentuan harga jual. Oleh sebab itu dalam penentuan harga jual dipengaruhi oleh beberapa faktor,yaitu : 1.
Pengawasan pemerintah
2.
Tujuan perusahaan
3.
Biaya
4.
Persaingan
5.
Permintaan dan penawaran
6.
Keadaan perekonomian
2.2.2. Keuntungan Dalam kegiatan perusahaan, keuntungan ditentukan dengan cara mengurangkan hasil penjualan yang diperoleh dengan berbagai biaya yang dikeluarkan. Apa bila hasil penjualan yang diperoleh dikurangi biaya yang dikeluarkan dari produsen nilainya adalah positif maka diperoleh keuntungan / pendapatan. Pendapatan merupakan keuntungan yang diperoleh para pengusaha sebagai
pembayaran
melakukan
kegiatan–kegiatan
menghadapi
resiko
ketidakpastian dimasa yang akan mendatang (Sukirno,1994). 2.3. Penelitian Terdahulu Indra (2013), dalam penelitianya: Penerapan ISO 9001:2000 Tingkat Penjualan Produk CPO dan Keuntungan di PT. Perkebunan Nusantara V Riau. Data yang digunakan adalah data sekunder yakni data tingkat penjualan produk CPO, harga produk CPO dan keuntungan yang diperoleh dari PT. Perkebunan Nusantara V Riau. Metode penelitian data adalah untuk hipotesis pertama, ada perbedaan tingkat penjualan produk CPO, harga produk CPO dan keuntungan di PT. Perkebunan Nusantara V Riau sebelum dan sesudah menerapkan ISO9001:2000 dianalisis dengan Uji Beda Rata-rata Dependent Sample T-Test (Paired Sample T-Test). Untuk hipotesis kedua ada pesyaratan-pesyaratan yang harus dipenuhi PT. Perkebunan Nusantara V Riau dalam menerapkan ISO 9001:2000 dianalisis dengan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian uji beda rata-rata diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: 1) Ada perbedaan tingkat penjualan produk CPO, harga produk CPO dan keuntungan di PT Perkebunan Nusantara V Riau sebelum dan sesudah menerapakan ISO 9001:2000 : 2) Ada
pesyaratan-pesyaratan yang harus dipenuhi PT. Perkebunan Nusantara V Riau dalam menerapkan ISO 9001:2000. Anhah (2009), dalam penelitiannya: Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000terhadap Kinerja Pegawai dengan Pemberian Insentif dan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Moderatingdi PT.Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas Belawan.Metode penelitian data adalah menggunakan metode Purposive Sampling dengan menggunakan pertanyaan tertulis melalui pengisian kuesioner oleh unit sample.Data akan dianalisis dengan menggunakan metode AnalisisMultivariate, yang mana metode ini merupakan metode statistik deskriptif dan inferensial yang digunakan untuk menganalisis data lebih dari dua variabel penelitian. Penelitian ini menghasilkan beberapa penemuan yang menolak dari hipotesis penelitian.Pertama, sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur, lingkungan kerja) tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai.Kedua, variabel kepuasan kerja bukanlah variabel pemoderasi yang dapat mempengaruhi hubungan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur, lingkungan kerja) dan kinerja pegawai.Ketigavariabel pemberian insentif bukanlah variabel pemoderasi yang dapat mempengaruhi hubungan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur, lingkungan kerja) dan kinerja pegawai. Siburian (2011), dalam penelitiannya: Peranan Penerapan Manajemen Mutu ISO 9001:2000dalam Pengendalian Biaya Produksi dan Peningkatan Laba pada PT.Royal Standard Medan.Metode penelitian adalah metode deskriptif dengan alat analisa yang digunakan adalah Analisa Varians (Selisih) dan Metode
Statistik Komparatif yaitu Analisis Kolmogorov-Smirnov,dan Uji t untuk dua sampel berpasangan.Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan wawancara, dokumentasi, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Royal Standard Medan menggunakan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam pengendalian biaya produksi.Penerapan manajemen mutu ISO 9001:2000 pada PT. Royal Standard Medan berdampak terhadap biaya produksi dan peningkatan laba operasi.Hasil dari uji t dua sampel berpasangan untuk biaya produksi dan laba operasi menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 dan taraf nyata 0,05 sehingga Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan biaya produksi dan laba operasi sebelum dan sesudah penerapan manajemen mutu ISO 9001:2000 pada PT. Royal Standard Medan.
2.4. Kerangka Pemikiran PT Perkebunan Nusantara III (Persero) bersertifikat ISO 9001:2000 adalah perkebunan yang telah menerapkan dan melewati proses sertifikat ISO 9001:2000 untuk perusahaan perkebunan. Perusahaan perkebunan melakukan peroses produksi untuk menghasilkan CPO. Setelah proses produksi berlangsung maka dihasilkan output yakni CPO (Crude Palm Oil) yang kemudian dijual. Maka perusahaan mendaptkan penerimaan dari perkalian harga dengan produk CPO setelah dikurangi biaya maka diperoleh pendapatan Perkebunan tidak bersertifikat ISO 9001:2000 yakni perkebunan yang belum menerima sertifikat ISO 9001:2000 sehingga dalam proses produksi untuk menghasilkan CPO perkebunan ini tidak perlu lagi mengeluarkan biaya sertifikasi
dalam sistem produksi. Perkebunan yang tidak bersertifikat ISO 9001: 2000 juga akan memperoleh penerimaan yang merupakan perkalian dengan harga jual CPO dengan total harga produksi. Kemudiaan, perbedaan penjualan produk harga CPO dari keuntungan perkebunan yang belum memiliki sertifikat ISO 9001:2000 dengan perkebunan yang menerapkan sertifikasi ISO 9001:2000 sehingga pendapatan perkebuanan yang sudah menerapkan ISO 9001:2000 lebih besar atau sama kecil pendapatan perkebunan yang belum sama sekali belum menerepkan sertifikasi ISO 9001:2000. Secara ringkas,kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut: ISO 9001:2000
Penerapan ISO 9001:2000 yang Harus
Perkebunan
Perkebunan
Sebelum Menerapkan
Sesudah Menerapkan
1. Volume Penjualan CPO 2. Harga CPO 3. Tingkat Keuntungan
1. Volume Penjualan CPO 2. Harga CPO 3. Tingkat Keuntungan
Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan :
= Pengaruh
2.2.4. Hipotesis Penelitian Berdasarkan skema kerangka pemikiran, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Ada penerapan ISO 9001:2000 di PT Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti. 2. Ada perbedaan volume penjualan produk CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti 3. Ada perbedaan harga CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti. 4. Ada perbedaan tingkat keuntungan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.