BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan bagian yang mengatur berbagai kepentingan yang berkaitan dengan pendanaan disebuah perusahaan, selain itu berbagai manfaat dapat diperoleh dengan adanya manajemen keuangan diperusahaan. Menurut Van Horne dan Wachowicz, Jr. (2012:2) pengertian manajemen keuangan adalah : “Manajemen keuangan berkaitan dengan perolehan aset, pendanaan, dan manajemen aset dengan didasari dengan beberapa tujuan umum.” Adapun Menurut Sutrisno (2012:3) manajemen keuangan adalah “semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien” Kemudian Menurut Kamaludin (2011:1) manajemen keuangan adalah, “Upaya untuk mendapatkan dana dengan cara yang paling menguntungkan serta mengalokasikan dana secara efisien dalam perusahaan sebagai sarana untuk mencapai sasaran bagi pemegang saham” Berdasarkan pengertian diatas maka peneliti menyimpulkan manajemen keuangan merupakan aktivititas yang berkaitan dengan perolehan aset, pengelolaan aset dan manajemen aset dengan didasari tujuan umum seperti efisiensi dalam penggunaan dan memaksimumkan keuntungan. 2.1.2 Fungsi Manajemen Keuangan Sutrisno (2012:5) menjelaskan fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga keputusan utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan, tiga keputusan perusahaan tersebut :
5
6
1. Keputusan investasi Keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana kedalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan dimasa yang akan datang. Bentuk, macam dan komposisi dari investasi tersebut akan mempengaruhi dan menunjang keuntungan dimasa depan. 2. Keputusan Pendanaan (Financing Decision) Keputusan pendanaan sering disebut sebagai kebijakan struktur modal. Pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya 3. Keputusan Dividen Keputuusan dividen merupakan keputusan manajemen keuangan untuk menentukan : 1. Besarnya presentase laba yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk cash dividend; 2. Stabilitas dividen yang dibagikan; 3. Dividen saham (stock dividend); 4. Pemecahan saham (stock split); 5. Penarikan kembali saham yang beredar; semua ditujukan untuk meningkatkan kemakmuran para pemegang saham. Dari tiga keputusan tersebut dapat dilihat bahwa fungsi manajemen keuangan sangat berkaitan satu sama lain dan dengan fungsi tersebut manajemen keuangan dapat membantu perusahaan dalam mengelola pendanaan perusahaan. 2.1.3 Tujuan Manajemen Keuangan Menurut Kamaludin (2011:3) adapun tujuan normatif dalam manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan atau kemakmuran pemegang saham. Sedangkan menurut Sutrisno (2012:4) tujuan utama manajemen keuangan yaitu meningkatkan kemakmuran pemegang saham atau pemilik. Dari dua pendapat tersebut tujuan manajemen keuangan intinya yaitu memaksimumkan nilai perusahaan dan meningkatkan kemakmuran para pemegang saham, dengan
7
kedua tujuan tersebut jelas manajer keuangan dituntut untuk mencapai tujuan tersebut dengan berbagai strategi. 2.2 Laporan Keuangan Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh manajer keuangan, informasi yang ada dalam laporan keuangan tentu berisi berbagai laporan dalam perusahaan tersebut. Pengertian laporan keuangan menurut Irham Fahmi (2012:22) adalah “merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan.” Sedangkan Menurut Tatang (2011:103) laporan keuangan adalah “laporan yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang isinya merupakan ringkasan dari harta, kewajiban, dan kinerja operasi selama suatu periode akuntansi tertentu.” Kemudian menurut Hanafi (2012:60) laporan keuangan adalah “laporan yang bertujuan meringkaskan kegiatan dan hasil kegiatan tersebut dilaporkan. Jadi laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi yang dibuat secara periodik oleh perusahaan yang didalamnya terdapat pencatatan aset,kewajiban, dan gambaran umum kondisi perusahaan” Berdasarkan pemaparan para ahli peneliti menyimpulkan laporan keuangan adalah laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berisi informasi tentang kinerja suatu perusahaan. 2.3 Kinerja Keuangan 2.3.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan gambaran pencapaian dari suatu perusahaan kinerja keuangan dapat diperoleh dari informasi yang terdapat diperoleh dari laporan keuangan. Pengertian kinerja keuangan Menurut Rudianto (2013:189) yaitu
8
“hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan dalam menjalankan fungsinya mengelola aset perusahaan secara efektif selama periode tertentu” Sedangkan Menurut Irham Fahmi (2012:2) kinerja keuangan adalah “suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan – aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar seperti dalam membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar atau ketentuan dalam SAK (standar akuntansi keuangan) atau GAAP (generally accepted accounting principl) dan lainnya” Kemudian Menurut Jumingan (2011:239) kinerja keuangan yaitu “merupakan gambaran kondisi keuangan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas. Menurut pemaparan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan adalah hasil atau prestasi suatu perusahaan yang dicapai dalam suatu periode atau beberapa periode tertentu dalam pengelolaan keuangan perusahaan, dengan prestasi perusahaan tersebut dapat menggambarkan kinerja perusahaan. 2.3.2 Tahap – Tahap Dalam Menganalisis Kinerja Keuangan Menurut Irham Fahmi (2012:3), ada lima tahapan dalam menganalisis kinerja keuangan perusahaan secara umum yaitu : 1. Melakukan review terhadap data laporan keuangan Review disini dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan yang sudah di buat tersebut sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam dunia akuntansi, sehingga dengan demikian hasil laporan keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan. 2. Melakukan perhitungan Penerapan metode perhitungan di sini adalah disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil dari perhitungan tersebut akan memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan. 3. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh. Dari hasil
hitungan
yang
sudah
diperoleh
tersebut
kemudian
dilakukan
9
perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lain. Metode yang paling umum dipergunakan untuk melakukan perbandingan ini ada dua, yaitu : a. Time series analysis, yaitu membandingkan secara antarwaktu atau periode, dengan tujuan itu nantinya akan terlihat secara grafik. b. Cross sectional approach, yaitu melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan rasio-rasio yang telah dilakukan antara satu perusahaan dan perusahaan lainnya dalam ruang lingkup yang sejenis yang dilakukan secara bersamaan. Dari hasil penggunaan kedua metode ini diharapkan nantinya akan dapat dibuat satu kesimpulan yang menyatakan posisi perusahaan tersebut berada dalam kondisi sangat baik, baik, sedang/normal, tidak baik, dan sangat tidak baik. 4. Melakukan penafsiran (interpretasi) terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan. Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahaan adalah setelah dilakukan ketiga tahap tersebut selanjutnya dilakukan penafsiran untuk melihat apa-apa saja permasalahan dan kendala-kendala yang dialami perusahaan tersebut. 5. Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution) terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan. Pada tahap terakhir ini setelah ditemukan berbagai permasalahan yang dihadapi maka dicarikan solusi guna memberikan suatu input atau masukan agar apa yang menjadi kendala dan hambatan selama ini dapat terselesaikan. 2.4 Analisis Rasio Keuangan 2.4.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan sangat penting untuk menganalisa kondisi keuangan perusahaan. dalam menganalisa kondisi keuangan perusahaan dibutuhkan rasiorasio keuangan untuk menyederhanakan perhitungan sesuai informasi yang diperlukan, pengertian rasio keuangan menurut Harahap (2013:297) adalah
10
“angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan” Sedangkan menurut Samryn (2011:409) rasio keuangan adalah “suatu cara yang membuat perbandingan data keuangan perusahaan menjadi lebih berarti. Rasio keuangan menjadi dasar untuk menjawab beberapa pertanyaan penting mengenai kesehatan keuangan dari perusahaan” Kemudian menurut Irham Fahmi (2012:108) rasio keuangan adalah “instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untik menunjukan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan” Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa analisis rasio keuangan dapat menunjukan kondisi keuangan perusahaan dan dari kondisis keuangan tersebut dapat mencerminkan kondisi kinerja keuangan perusahaan. 2.4.2 Jenis Analisis Rasio Menurut Sutrisno (2012:215) rasio keuangan diperoleh dengan cara menghubungkan elemen-elemen laporan keuangan. Ada dua pengelompokan jenis-jenis rasio keuangan pertama rasio menurut sumber darimana rasio dibuat dan kedua rasio menurut tujuan penggunaan rasio yang bersangkutan. Yang digunakan dalam penelitian adalah rasio menururt tujuan penggunaan rasio yang bersangkutan yaitu rasio : 1. Rasio Likuiditas Menurut Sutrisno (2012:215), rasio likuiditas adalah rasio yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibankewajiban yang segera harus dipenuhi. Kewajiban yang harus dipenuhi adalah hutang jangka pendek. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio ini merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
11
Aktiva Lancar Current Ratio = Hutang Lancar Menurut Irham Fahmi (2012:61), kondisi perusahaan yang memiliki current ratio yang baik adalah dianggap sebagai perusahaan yang baik dan bagus, namun jika current ratio terlalu tinggi juga dianggap tidak baik karena dapat mengindikasikan adanya masalah seperti jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan sehingga tingkat perputaran
persediaan
rendah
dan
menunjukkan
adanya over
investment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang tak tertagih. 2. Rasio Aktivitas Menurut Sutrisno (2012:219) rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya. Total Asset Turnover (TATO) Asset turnover merupakan ukuran efektivitas pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Semakin besar perputaran aktiva semakin efektif perusahaan mengelola aktivanya. Total Asset Turnover =
Sales Tottal Asset
3. Rasio Leverage Menurut Sutrisno (2012:217) rasio leverage akan menunjukan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibelanjai dengan hutang. Debt to Equity Ratio (DER) Menurut Sutrisno (2012:218) rasio hutang dengan modal sendiri merupakan imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan hutangnya. DER
=
Total Debt Total Equity
4. Rasio Profitabilitas Menurut Sutrisno (2012:222) rasio profitabilitas untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan.
12
a. Net Profit margin Menurut Sutrisno (2012:222), net profit margin mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari setiap penjualanya. Rumus dari NPM : NPM
=
EBIT Revenue
b. Return on Asset Menurut Sutrisno (2012:222) returm on assets sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusaahaan.
ROA
=
EBIT Total Asset
c. Return on Equity Menurut Sutrisno (2012:223) return on equity yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki. Rumus untuk memperoleh ROE :
ROE
=
EAT Total Equity
2.4.3 Manfaat Analisis Rasio Menurut Irham Fahmi (2012:109) manfaat dari rasio keuangan yaitu : 1. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan. 2. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk membuat perencanaan. 3. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan. 4. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat digunakan untuk memperkirakan potensi resiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan
13
adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman; 5. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder organisasi. 2.5 Merger dan akuisisi 2.5.1 Pengertian Merger Merger merupakan strategi yang banyak diterapkan perusahaan untuk memperoleh dana, meningkatkan kinerja perusahaan dan meningkatkan daya saing perusahaan Pengertian merger menurut Kamaludin, Karona, dan Berto (2015:39) adalah “Salah satu strategi reksturisasi perusahaan dengan cara penggabungan dua perusahaan atau lebih menjadi satu perusahaan. Dalam arti luas adalah pengambil alihan perusahaan dari satu perusahaan oleh perusahaan lain ketika urusan masing-masing perusahaan dibawa dan dikelola bersama-sama” Sedangkan menurut Hariyani,dkk (2012:15) merger adalah “Salah satu strategi ekspansi perusahaan atau reksturisasi perusahaan dengan cara menggabungkan dua perusahaan atau lebih. Dalam merger hanya ada satu perusahaan yang dibiarkan hidup, sementara perusahaan lainnya dibubarkan tanpa likuidasi” Kemudian menurut Martono dan Harjito (2010:346) merger adalah “Kombinasi atau penggabungan dua perusahaan atau lebih dimana perusahaan kehilangan eksistensinya menjadi satu kesatuan. Perusahaan yang bertahan mengambil alih aktiva dan hutang perusahaan yang digabungkan (disebut merged company). Merger harus dibedakan dengan konsolidasi, yang merupakan kombinasi dua perusahaan untuk dibentuk perusahaanyang sama sekali baru.” Berdasarkan tiga definisi dari para ahli mengenai merger dapat disimpulkan bahwa merger merupakan penggabungan dua perusahaan atau lebih sebagai salah satu strategi untuk mendapatkan berbagai keuntungan, seperti daya saing, sumber dana dan manajemen yang lebih baik.
14
2.5.2 Pengertian Akuisisi Akuisisi merupakan strategi perusahaan untuk meningkatkan pertumbuhan dengan cara cepat, makna lain akuisisi adalah membeli atau mendapatkan, Pengertian akuisisi menurut Kamaludin, Karona, dan Berto (2015:16) adalah “Upaya pengambil alihan kepemilikan suatu perusahaan oleh perusahaan lain yang dilakukan dengan cara membeli sebagian atau seluruh saham perusahaan, dimana perusahaan yang diambil alih tetap memiliki badan hukum sendiri dan dengan maksud meningkatkan pertumbuhan usaha.” Sedangkan menurut Hariyani,dkk (2011:22) adalah “Pengambilalihan perusahaan dengan cara membeli saham mayoritas perusahaan sehingga menjadi pemegang saham pengendali. Dalam peristiwa akuisisi, baik perusahaan yang mengambil alih (pengakuisisi) maupun perusahaan yang diambil alih (diakuisisi) tetap hidup sebagai badan hukum yang terpisah.” Berdasarkan pernyataan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa akuisisi merupakan pengambilalihan perusahaan dengan cara membeli saham perusahaan dengan badan hukum sendiri dengan maksud untuk melakukan perluasan usaha dan meningkatkan daya saing perusahaan yang mengakuisisi maupun diakuisisi. 2.5.3 Keunggulan dan Kelemahan Merger dan akuisisi Keunggulan dan kelemahan merger dan akuisisi menurut Abdul Moin (2010) dalam bukunya merger akuisisi dan divestasi : Keunggulan 1. Mendapatkan cash flow dengan cepat karena produk dan pasar sudah jelas. 2. Memperoleh kemudahan dana atau pembiayaan karena kreditor lebih percaya dengan perusahaan yang telah berdiri dan mapan. 3. Memperoleh karyawan yang telah berpengalaman. 4. Mendapatkan pelanggan yang telah mapan tanpa harus merintis dari awal. 5. Memperoleh sistem operasional dan administratif yang mapan. 6. Mengurangi resiko kegagalan bisnis karena tidak harus mencari konsumen baru. 7. Menghemat waktu untuk memasuki untuk memasuki bisnis baru.
15
8. Memperoleh infrastruktur untuk mencapai pertumbuhan yang lebih cepat. Selain keunggulanya merger pun memiliki kelemahan : 1. Proses integrasi yang tidak mudah. 2. Kesulitan menentukan nilai perusahaan target secara akurat. 3. Biaya konsultan yang mahal. 4. Meningkatnya kompleksitas birokrasi. 5. Biaya koordinasi yang mahal. 6. Seringkali menurunkan moral organisasi. 7. Tidak menjamin peningkatan nilai perusahaan. 8. Tidak menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham. 2.5.4 Motif Merger dan akuisisi Menurut Abdul Moin (2010:48) menyatakan bahwa pada prinsipnya terdapat beberapa motif yang mendorong sebuah perusahaan melakukan merger diantaranya : 1. Motif Ekonomi Esensi tujuan perusahaan dalam perspektif manajemen keuangan, adalah seberapa besar perusahaan mampu menciptakan nilai (value creation) bagi perusahaan dan bagi pemegang saham. Merger memiliki motif ekonomi yang tujuan jangka panjangnya adalah untuk 24 mencapai peningkatan nilai tersebut. disamping itu motif ekonomi melakukan merger yang lainya adalah : a. Mengurangi waktu, biaya dan risiko kegagalan memasuki pasar baru b. Mengakses reputasi teknologi, produk, dan merk dagang c. Memperoleh individu-individu sumber daya manusia yang professional d. Membangun kekuatan pasar (market power) e. Membangun kekuatan monopoli f. Memperluas pangsa pasar g. Mengurangi persaingan h. Mendiversifikasi lini produk i. Mempercepat pertumbuhan j. Menstabilkan cash flow dan keuntungan
16
2. Motif Sinergi Salah satu motivasi atau alasan utama perusahaan melakukan merger adalah menciptakan sinergi. Sinergi merupakan meningkatkan nilai keseluruhan perusahaan setelah merger yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger. Sinergi dihasilkan melalui kombinasi aktivitas secara simultan dari kekuatan atau lebih elemen-elemen perusahaan yang bergabung sedemikian rupa sehingga gabungan aktivitas tersebut
menghasilkan efek yang lebih
besar
dibandingkan
dengan
penjumlahan aktivitas-aktivitas perusahaan jika mereka bekerja sendiri. 3. Motif diversifikasi Diversifikasi adalah strategi pemberagaman bisnis yang bisa dilakukan melalui merger. Diversifikasi dimaksud untuk mendukung aktivitas bisnis dan operasi perusahaan untuk mengamankan posisi bersaing. Akan tetapi jika melakukan diversifikasi yang semakin jauh dari bisnis semula, maka perusahaan tidak lagi berada pada koridor yang mendukung kompetensi inti (core competence). Disamping memberikan manfaat seperti transfer teknologi dan pengalokasian modal, diversifikasi juga membawa kerugian yaitu adanya subsidi silang. 4. Motif non-ekonomi Aktivitas merger terkadang dilakukan bukan untuk kepentingan ekonomi saja tetapi juga untuk kepentingan yang bersifat non-ekonomi, seperti prestise dan ambisi. Motif non-ekonomi bisa berasal dari manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan. 2.6 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai merger telah banyak dilakukan oleh peneliti beberapa lain dengan hasil sebagai berikut :
17
No
Judul
1
Kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger : Bukti empiris dari industri perbankan di Indonesia (Sylviana May Restika) Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi – Volume 1 Nomor 2, Maret 2013: 227-246
2
Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Pada Perusahaan Pengakuisisi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2006) Hamidah dan Manasye Noviani Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI)│Vol. 4, No. 1, 2013 Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia (periode 2004-2011) Putri Novaliza & Atik Widjadjanti
3
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Variabel Metode penelitian -Merger Metode -kinerja keuangan komparatif : dengan -Capital pemilihan Adequacy ratio sample - Return on risked purposive asset sampling. - Return on asset -Return on equity -Biaya Operasional dan pendapatan -Net profit margin -Loan to deposit ratio -Interest rate risk
Hasil penelitian Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa dari delapan rasio yang diteliti dari tiga perusahaan perbankan yang melakukan merger diketahui bahwa tidak mempunyai perbedaan secara signifikan antara sebelum dan sesudah merger.
- Merger, Metode akuisisi Komparatif - Kinerja keuangan. - current ratio - debt equity ratio - total asset ratio - Return on asset - price earning ratio
Berdasarkan hasil uji beda dari ke 5 ratio tersebut terdapat perbedaan yang signifikan setelah melukan merger dan akuisisi.
Variabel X : - Metode merger dan komparatif akuisisi Variabel Y : kinerja keuangan : - current ratio. - quick ratio
Hasil uji statistik tidak ada perbedaan yang signifikan setelah perusahaan melakukan merger dan akuisisi.
18
No
Judul
Variabel
Jurnal Akuntansi & Bisnis, Vol. 1 No. 1 September 2013
-inventory turnover -total asset turnover -debt ratio - debt ratio to equity - ROA - ROE - NPM - OPM
4.
Mergers and Acquisitions: Effect on Financial Performance of Manufacturing Companies of Pakistan (Muhammad Ahmed and Zahid Ahmed)
5.
Anaysis Impact of Financial Performance of Commercial Bank After Merger in India (Dr. V.R. Nedunchezhian; Ms.k Premalatha)
Variable X : merger dan akuisisi Variabel Y : Kinerja Keuangan - Current ratio. -Quick ratio. - Debt/equity. - Debt Ratio. -Return on capital employed. -Return on equity. - Gross Profit. - Net profit. -Operating profit. -fixed assets turnover. -Total Assets turnover. - Sales growth. -Earnings per share -Break- up value per share Variabel X : merger Variabel Y :Kinerja keuangan dengan indkator : -DER -Total Advances to Total Assets
Metode penelitian
Hasil penelitian
Metode kuantitatif dengan pendekatan Metode kompararatif
dampak merger pada industri yang berbeda dari sektor manufaktur berbeda. Karena dari beberapa industri yang diteliti ada industri yang signigikan dan tidak signifikan
Metode komparatif
Secara keseluruhan kinerja Bank dipilih setelah merger menunjukkan peningkatan yang lebih baik di sebagian besar wilayah.
19
No
6.
Judul
Variabel
International Journal of marketing financial service & management research vol 2, no 3, march (2013)
Ratio (TATAR) -Equity Capital to Total Assets Ratio (ECTAR) -Total Advances to Total Deposits Ratio (TATDR) -Asset Growth Rate (AGR) - Total Deposit Rate (TDR) -Dividend Payout Ratio (DPR) - ROA - Other Income to Total Income Ratio (OITI) -Current Ratio - Quick Ratio - merger - Kinerja keuangan: -Non-Interest Income to Total Assets Ratio -Return on Assets (ROA) -Return on Equity -Return on Sales -Du Pont Return on Assets - Invesment and Total Assets - Advances and Total Assets -Total Liabilities to Total Assets - Capital Ratio -Deposit to Equity Ratio -Debt to Equity Ratio (times)
Post Merger Perfomance Analysis of Standard Chartered Bank Pakistan (Asma Arshad) Interdiscplinary Journal of Contemporary Research in Business Vol 4, No 6. October 2012
Sumber : olahan peneliti 2015
Metode penelitian
Hasil penelitian
Metode kuantitatif dan cross sectional
Dari semua rasio yang diukur menunjukan tidak ada perubahan yang signifikan.
20
2.7 Kerangka Pemikiran Kondisi perusahaan di Indonesia sekarang persainganya sangat ketat tetapi didalam persaingan saat ini masih banyak perusahaan yang kinerjanya melemah karena berbagai faktor, perusahaan dituntut untuk meningkatkan dengan berbagai strategi salah satunya merger atau akuisisi Menurut Kamaludin, Karona, dan Berto (2015:39) “Merger adalah salah satu strategi reksturisasi perusahaan dengan cara penggabungan dua perusahaan atau lebih menjadi satu perusahaan. Dalam arti luas adalah pengambil alihan perusahaan dari satu perusahaan oleh perusahaan lain ketika urusan masingmasing perusahaan dibawa dan dikelola bersama-sama.” Sedangkan akuisisi Kamaludin, Karona, dan Berto (2015:16) adalah “Upaya pengambil alihan kepemilikan suatu perusahaan oleh perusahaan lain yang dilakukan dengan cara membeli sebagian atau seluruh saham perusahaan, dimana perusahaan yang diambil alih tetap memiliki badan hukum sendiri dan dengan maksud meningkatkan pertumbuhan usaha.” Dari penggabungan tersebut diharapkan kinerja keuangan perusahaan dapat meningkat. Dengan meningkatntya kinerja keuangan perusahaan tentunya daya saing perusahaan mengalami peningkatan, Peningkatan kinerja keuangan tersebut dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan. Menurut Irham Fahmi (2012:2), “Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar seperti dalam membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar atau ketentuan dalam SAK (standar akuntansi keuangan) atau GAAP (generally accepted accounting principl) dan lainnya.” Peningkatan kinerja keuangan dapat terlihat dengan analisis laporan keuangan, dengan menganalisis laporan keuangan kita dapat melihat posisi kondisi perusahaan dan membandingkan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah merger atau akuisisi. Analisis yang biasa dipakai yaitu analisis Rasio keuangan. Menurut Irham Fahmi (2012:108) analisis rasio keuangan adalah
21
“Instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untik menunjukan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa analisis rasio keuangan dapat menunjukan kondisi keuangan perusahaan dan dari kondisis keuangan tersebut dapat mencerminkan kondisi kinerja keuangan perusahaan.” Dalam penelitian ini kinerja keuangan akan diukur dengan rasio likuiditas yang di proksikan dengan current ratio, rasio aktivitas diproksikan dengan total asset turnover, rasio leverage di proksikan dengan Debt equity ratio dan rasio profitabilitas akan diproyeksikan dengan net profit margin, return on asset dan return on equity dari semua rasio yang dipakai diharapkan semua dapat menghasilkan hasil yang dapat digunakan untuk membantu penelitian ini. Semua rasio yang diukur berdasarkan dari beberapa jurnal penelitian terdahulu yang hasilnya menunjukan beberapa perbedaan sehingga dari perbedaan tersebut peniliti ingin memastikan adakah perbedaan kinerja sebelum dan sesudah merger/akuisisi melalui pengukuran rasio tersebut. Dari uraian tersebut dapat disederhanakan dengan bagan sebagai berikut. Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran Merger/ akuisisi Perusahaan yang melakukan merger/akuisisi 2008-2011
Kinerja keuangan sebelum merger/akuisisi
Kinerja keuangan sesudah merger/akuisisi Rasio keuangan
Rasio likuditas Current ratio
Rasio aktivitas TATO
Rasio leverage DER
Rasio profitabilitas NPM ROA ROE
22
2.8 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran diatas peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut : H0: tidak terdapat perbedaan pada rasio keuangan yang diukur melalui rasio likuiditas, aktivitas, leverage dan profitabilitas sebelum dan sesudah merger/akuisisi pada perusahaan yang tercatat di BEI yang melakukan merger/akuisisi 2008-2011. Ha: terdapat perbedaan pada rasio keuangan yang diukur melalui rasio likuiditas, aktivitas, leverage dan profitabilitas sebelum dan sesudah merger/akuisisi pada perusahaan tercatat di BEI yang melakukan merger/akuisisi 2008-2011.