BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terminologi Judul Terminologi judul adalah pembahasan mengenai pengertian dan makna dari sebuah kata judul agar bisa dipahami tujuan ataupun sasarannya. Adapun judul dari proyek ini adalah “Kantor Sewa NEA Avenue”. Berikut penjelasannya:
Kantor dalam bahasa Belanda disebut kantoor, dan dalam bahasa Perancis disebut comptoir adalah sebutan untuk tempat yang digunakan sebagai wadah perniagaan atau perusahaan yang dijalankan secara rutin. Kantor bisa hanya berupa suatu kamar atau ruangan kecil maupun bangunan bertingkat tinggi.
Sewa dalam pengertian yang umum, pada dasarnya sewa dapat diartikan sebagai harga yang dibayar ke atas penggunaan tanah dan faktor-faktor produksi lainnya yang jumlah penawarannya tidak dapat ditambah. Dalam pembicaraan sehari-hari sewa pada umumnya diartikan sebagai pembayaran yang dilakukan suatu keluarga ke atas rumah yang disewanya, atau pembayaran seorang pengusaha ke atas bangunan atau toko milik orang lain yang digunakannya. Arti sewa dalam pembicaraan sehari-hari tersebut tidaklah sama dengan pengertian sewa secara umum.
NEA merupakan singkatan dari huruf awal nama penulis (perancang bangunan) yaitu Nurul – Eddy – Adenan. NEA hanya sekedar nama pelengkap untuk menghargai kolaborasi perancang.
Avenue dalam bahasa Inggris Avenue memiliki beberapa arti, yang paling umum arti avenue adalah jalan besar dan kesempatan. Bedasarkan pengertian di atas maka “Kantor Sewa NEA Avenue” adalah
suatu bangunan multi fungsi terdiri dari pusat perbelanjaan, hotel bisnis, dan kantor sewa untuk dapat mewadahi transaksi bisnis dan pelayanan yang akan mendukung ke tiga aktivitas di daerah KNO.
6 Universitas Sumatera Utara
2.2. Tinjauan Umum 2.2.1. Pengertian Kantor Sewa Menurut L.Manaseh dan R.Cunliffe, kantor dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :
Commercial Office Jenis perkantoran yang termasuk golongan ini adalah perkantoran untuk umum (yang disewakan), perusahaan dagang (trading company), asuransi dan transportasi.
Industrial Office Jenis perkantoran ini terikat harus mempunyai hubungan fisik dengan pabriknya.
Professional Office Jenis perkantoran ini tidak dipakai dalam waktu yang panjang dan merupakan perkantoran dengan modal yang digunakan relatif kecil.
Institutional / Governmental Office Jenis perkantoran ini bersifat usaha yang teratur dalam bentuk lembaga yang berpedoman pokok untuk hidup lama dan kokoh. Biasanya digunakan waktu yang lama atau panjang. Dari jenis-jenis kantor di atas dipilih jenis Commercial Office
sebagai fungsi utama proyek ini. Adapun sistem sewa perkantoran pada umumnya terbagi menjadi 2 jenis berdasar perhitungan luasan yang disewa, yaitu :
Net System artinya sewa per meter persegi diperhitungkan atas dasar luasan lantai bersih (tidak termasuk koridor ataupun common space dan biasanya harga sewa per meter persegi lebih tinggi.
Gross System artinya sewa per meter persegi diperhitungkan atas dasar luas lantai kotor sehingga luasan lantai yang digunakan untuk kantor lebih kecil dari jumlah luasan yang disewa pada awalnya karena penyewa dikenakan beban biaya untuk koridor ataupun common space.
7 Universitas Sumatera Utara
Hal ini menyebabkan penyewa lebih baik menyewa per lantai supaya tidak rugi. Harga sewa per meter persegi lebih rendah. Melihat kedua sistem sewa tersebut maka dipilih suatu kombinasi kedua sistem di atas sebagai acuan sistem sewa dalam proyek ini, yaitu semi-gross system yang relatif cukup lazim dipakai di Indonesia. Semi-gross system artinya penyewa dikenakan biaya sewa akumulasi luasan lantai yang dipakai ditambah luasan common space seperti lobby, area parkir, dan sebagainya yang telah dibagi sama rata dengan penyewa lainnya. Untuk hal ini fleksibilitas dapat dicapai dengan negosiasi antara pengelola gedung dengan penyewa. 2.3. Lokasi Lokasi merupakan arti lain dari suatu tempat yang menjadi wadah suatu benda ataupun peristiwa berada, dalam kasus ini lokasi perancangan berlokasi di sekitar kawasan Bandara Kualanamu Internasional yang bertempat di Kec. Batang Kuis Kab. Deli Serdang.
Gambar 2.1. Lokasi Tapak Sumber : Goole map
8 Universitas Sumatera Utara
2.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini berada di Lubuk Pakam. Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 33 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan. Selain memiliki sumber daya alam yang besar. Dulu wilayah ini disebut Kabupaten Deli dan Serdang, dan pemerintahannya berpusat di Kota Medan. Bandar udara baru untuk kota Medan yang menggantikan Polonia, Bandara Kuala Namu, terletak di kabupaten ini. merupakan bangunan komersial nantinya dalam pemilihan lokasi harus dapat mendukung fungsi bangunan sebagai fasilitas komersial.
Tabel 2.1. Kriteria Lokasi
No. Kriteria
Lokasi
1
Tinjauan terhadap
Berada di kawasan yang juga merupakan daerah
struktur kota
kawasan komersil. Selain itu berada dekat dengan jalan utama menuju bandara Kualanamu Internasional
2
Lingkungan
Berada di lingkungan yang strategis dan memiliki fungsi eksisting yang dapat mendukung bangunan.
3
Pencapaian / akses • Akses berada tepat di jalur lintas utama, dilalui angkutan umum, juga kendaraan pribadi. • Transportasi menuju site mudah, tidak terkendala dengan kemacetan
5
Fungsi Sekitar
Lingkungan sekitar merupakan fungsi-fungsi yang dapat saling mendukung dengan bangunan yang direncanakan seperti fungsi komersial, community dan fungsi training.
6
Utilitas kota /
Berada dekat dengan jaringan utilitas pendukung (air,
9 Universitas Sumatera Utara
7
lingkungan
listrik, telefon, drainase, dll.)
Status
Hak milik.
kepemilikian 8
Orientasi
Menghadap selatan, dan mengontrol pencahayaan yang masuk sebaik mungkin.
9
View
Mendapatkan view yang bagus, baik dari arah luar maupun kedalam site
10
Ukuran lahan
Harus sesuai dengan program ruang yang sudah direncanakan ( lebih dari 1 Ha )
11
Kontur tapak
Sebaiknya relatif datar
2.3.2. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Letak
: Jl. Kualanamu, Kec. Batang Kuis, Kab. Deli Serdang
Fungsi Existing
: Lahan kosong
Pemilik
: Pihak swasta
Luas lahan
: 4 Ha (40.000 m2)
Kontur tapak
: Relatif datar
Orientasi site
: Menghadap selatan
Arah lalu lintas
: 2 arah
KDB
: 60 %
KLB
: 4 - 8 Lantai
Batas – batas - Batas Utara
: Lahan komersil
- Batas Timur
: Lahan komersil
- Batas Selatan
: Jl. Kualanamu
- Batas Barat
: Lahan komersil
10 Universitas Sumatera Utara
2.4. Tinjauan Fungsi Klasifikasi Gedung Perkantoran Menurut KADIN (Kamar Dagang dan Industri), gedung perkantoran dibagi atas beberapa kategori, yaitu berdasarkan:
Tujuan usaha dan lingkungan bersama 1. Kantor administrasi pemerintah 2. Kantor administrasi perusahaan 3. Kantor administrasi sosial
Kepemilikan 1. Milik pemerintah 2. Milik swasta
Sifat dari bangunan kantor a. Kantor bersifat komersil
Klasifikasi kantor sewa dibedakan atas: - Faktor jumlah lantai - Faktor fasilitas perkantoran
Sistem pemanfaatan kantor sewa dilakukan antara lain dengan: - Strata title (sistem hak milik untuk tiap lantai bangunan) - Leasing (sistem sewa)
b. Kantor bersifat non komersil
Sistem dan tujuan administrasi - Kantor profit - Kantor non profit
Pemakaian bangunan kantor - Kantor untuk badan usaha sejenis - Kantor untuk berbagai bidang usaha
Hirarki - Kantor induk / pusat - Kantor cabang - Kantor pewakilan
11 Universitas Sumatera Utara
2.4.1. Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan Pengguna atau pelaku kegiatan pada perancangan Kantor Sewa ini dapat dikelompokkan antara lain : 1. Kelompok Pengelola 2. Kelompok Kegiatan Utama (pihak penyewa) 3. Kelompok Pelengkap 4. Kelompok Service Beberapa kelompok di atas sesuai fungsinya memiliki kebutuhan ruang masing-masing. 1. Kelompok Pengelola terdiri atas :
Ruang Manager
Ruang Direksi
Ruang Sekertaris
R. Tenaga Ahli
R. Kepala Bagian
R. Rapat
2. Kelompok Kegiatan Utama
merupakan kelompok dengan aktivitas
terbanyak di ruang kantor yang disewakan. 3. Kelompok Pelengkap adalah fasilitas pelengkap dan dipengaruhi oleh potensi lingkungan dan site. 4. Kelompok Service terdiri atas :
Gudang
Toilet
Mekanikal Elektrikal
Klinik
2.4.2. Deskripsi perilaku Berdasarkan sifat aktivitas yang dilakukan perilaku pengguna bangunan Kantor Sewa dapat dibagi menjadi 2 kategori, antara lain :
12 Universitas Sumatera Utara
1. Bersifat Statis Perilaku pengguna bangunan lebih bersifat menetap pada satu tempat atau ruang. Kebiasaan pengguna ini merupakan kegiatan yang menjadi rutinitas atau sementara dengan intensitas waktu yang lebih lama dibandingkan aktifitas pengelola dan para pemilik retail sewa. 2. Bersifat Dinamis Berbeda dengan prilaku bersifat statis, perilaku bersifat dinamis pengguna bangunannya lebih cenderung berpindah atau bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dalam ruang lingkup bangunan, diantaranya aktifitas pengunjung dan perkantoran dengan menggunakan fasilitas yang disediakan pada bangunan. Adapun skema aktifitas yang terdapat di kantor sewa :
Pengunjung Kantor Datang – Parkir – Bekerja – Rapat – Menerima tamu – Istirhat – Makan/minum – Buang air – Ibadah – Pulang.
Pengelola Bangunan Datang – Parkir – Melakukan kegiatan administrasi – Mengelola fasilitas perkantoran – Mengawasi kegiatan staff – Melakukan rapat – Menerima tamu – Istirahat – Makan/minum - Buang air – Ibadah – Pulang.
Pegawai/Karyawan Datang – Parkir – Membuka fasilitas perkantoran – Melayani pengunjung – Menyimpan dan memelihara barang – Menerima tamu – Melakukan kegiatan teknis dan ME – Membersihkan – Istirahat – Makan/minum
–
Buang air
–
Ibadah
–
Menutup fasilitas
perkantoran – Pulang.
13 Universitas Sumatera Utara
2.4.3. Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang Tabel 2.2. Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang A
Kelompok Kegiatan : Resepsionis
No
Nama Ruang
Kapasitas (org)
Jumlah
Jumlah
Kebutuhan
Aktif
Tamu
Kapasitas
Ruang
Ruang
Luas (M2)
SBR
1
Hall Penerima
5
50
50
1
0,69 M2/org
35
DA
2
Lobby & R. Tunggu
3
25
50
1
2,5 M2/org
3 4
R. Informasi R. Security
2
2
2
2
Kas Deposito
Total Resepsionis
254,8 M2
2,5 M2/org
625
DA
12,5 M2/org
Jumlah
Kebutuhan
Aktif
Tamu
Kapasitas
Ruang
Ruang
100
250
1
1
1
1 1
1
1
12,5
DA
2
12,5
DA
2
12,5 M /org
1
1
12,5 M /org
12,5
DA
Giro
1
1
1
12,5 M2/org
12,5
DA
2
Wesel
1
1
1
12,5 M /org
12,5
DA
Tabungan
2
2
1
12,5 M2/org
25
DA
2
2
2
1
12,5 M /org
25
DA
1
1
1
12,5 M2/org
Bagian Ekspor Impor
Impor Valuta Asing
1
1
1
12,5
DA
2
12,5
DA
2
12,5 M /org
1
1
1
12,5 M /org
12,5
DA
2
2
1
12,5 M2/org
25
DA
Bagian Kredit Pengolahan Kredit
2
Penyelesaian Kredit
1
1
1
12,5 M /org
12,5
DA
Administrasi Kredit
2
2
1
12,5 M2/org
25
DA
12,5
DA
25
DA
Pengawasan Kredit 5
SBR
Jumlah
1
Ekspor
4
Luas (M2)
Kapasitas (org)
5
AS 2
Kliring
Transfer 3
12
- M /ruang
58,8 M2
Nama Ruang
Bagian Operasional
AS
Sirkulasi 30%
No
2
1
24
2
- M /ruang
196 M
Kelompok Kegiatan : Fasilitas Perbankan
Lobby Bank
4
1
DA
Total
B
1
4
125
2
1
1
1
2
1
2
12,5 M /org
Bagian Administrasi dan Pembukuan Pembukuan dan Laporan
2
12,5 M2/org
14 Universitas Sumatera Utara
R. Arsip danFotokopi 6
R. Sekertaris
1
10
1
15
5
SB
1
36 M2/ruang
36
DA
2
8
1
25 M /ruang
25
DA
12
12
2
0,5 M2/org
6
DA
1
25 M2/ruang
R. Makan dan Pantry Gudang ATM Center Security
1 1
1
3
2
Bagian Pimpinan R. General Manager
DA
21
DA
2
15
3 M /ruang 15 M /ruang
Total Perbankan
1355,9 M2 Luas (M2)
SBR
2,5 M2/org
20
DA
30 M2/ruang
Kapasitas (org)
Jumlah
Jumlah
Kebutuhan
Aktif
Tamu
Kapasitas
Ruang
Ruang
3
5
8
1
1
5
8
1
R. Sekretaris
1
R. Rapat
12
AS 2
312,9 M2
Nama Ruang
2
15
2
15 M /ruang
Sirkulasi 30%
No
Lobby & R. Tunggu
2
DA
1043 M
Kelompok Kegiatan : Pengelola Gedung
1
5
7
25
2
Total 1 Bank
C
3
30
AS
2
5
1
20 M /ruang
20
AS
12
1
2,5 M2/ruang
20
DA
4
1
12 M2/ruang
12
DA
Bagian Administrasi Ketua Staf
1
2
5
5
R. Arsip 4
25
Pendukung R. Istirahat dan Loker
3
25 M2/ruang
Bagian Pimpinan R. Manager
7
1
2
1
4 M /org
20
DA
1
20 M2/ruang
20
SB
1
12 M2/ruang
Bagian Pemasaran Ketua Staf
1
2
5
4 5
12
DA
1
2
4 M /org
20
DA
2
5
Staf Personalia
2
2
1
4 M /org
8
DA
6
Staf Keuangan
2
2
1
4 M2/org
8
DA
2
7
Staf Bagian Umum
2
2
1
4 M /org
8
DA
8
R. Istirahat & Loker
8
8
2
0,5 M2/org
9 10
R. Makan & Pantry
8
DA
2
25
DA
2
15
25 M /ruang
Gudang
1
15 M /ruang
DA 2
Total
266 M
Sirkulasi 30%
79,8 M2
Total Pengelola Gedung
345,8 M2
15 Universitas Sumatera Utara
D
Kelompok Kegiatan : Coffee Break
No
Nama Ruang
Kapasitas (org)
Jumlah
Jumlah
Kebutuhan
Aktif
Kapasitas
Ruang
Ruang
Tamu
Luas (M2)
SBR
1
Area Duduk
40
40
1
2 M2/org
80
DA
2
Kantor Pengelola
4
4
1
15 M2/org
60
AS
3
R. Staf
4
Gudang
5
8
8
Loading Dock
2
2
0,5 M /org
8
DA
1
40 M2/ruang
40
DA
1
2
30 M /ruang
30
DA 2
Total
218 M
Sirkulasi 30%
65,4 M2
Total Restoran
283,4 M2
E
Kelompok Kegiatan : Ruang Utilitas dan Servis
No
Nama Ruang
Kapasitas (org)
Jumlah
Jumlah
Kebutuhan
Aktif
Kapasitas
Ruang
Ruang
Tamu
Luas (M2)
SBR
1
R. Tunggu Sopir
10
10
1
1,5 M2/org
15
DA
2
Klinik
3
3
1
16 M2/org
48
TSS
100
TSS
3
Musholla
4
Toilet
5
Pria
2
100
100
1
1 M /org
Toilet
4
4
1
1,25 M2/org
5
DA
Urinoir
1
1
1
0,94 M2/org
0,98
DA
Wastafel
2
3
4
1
1,35 M /org
5,4
DA
Toilet
4
4
1
1,25 M2/org
5
DA
Wastafel
4
4
1
1,35 M2/org
5,4
DA
1
20 M2/ruang
Wanita
6
Listrik R. Trafo R. Genset R. Panel Utama
7
60
SB
2
60 M /ruang 20 M /ruang
20
SB
R. Tangki Bawah
1
80 M2/ruang
80
AS
R. Tangki Atas
1
30 M2/ruang
30
AS
20
AS
50
SB
Distribusi Air Bersih
1
2
20 M /ruang
Distribusi Air Kotor Sewage Treatment Plant
9
SB
1
R. Pompa 8
1
20
2
1
50 M2/ruang
Pembuangan Sampah
16 Universitas Sumatera Utara
R. Bak Sampah 10
20
SB
1
80 M2/ruang
80
SB
2
AHU
12
45 M /ruang
540
SB
Cooling Tower
1
50 M2/ruang
50
SB
1
10 M2/ruang
10
SB
1
30 M2/ruang
30
SB
Telepon PABX & Sound
12
20 M2/ruang
AC Chiller
11
1
Transportasi R. Panel Kontrol Lift Total
1198,38 M2
Sirkulasi 30%
359,5 M2
Total Utilitas dan Servis
1557,88 M2
2.4.4. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang Tabel 2.3. Fasilitas Perkantoran (Office)
Main Office Ruang
Ruang Pimpinan
Ruang Staff
Ruang Rapat
Jenis Ruang
Privat
Privat
Privat
Ruang Istirahat
Privat
Lobby
Publik
Persyaratan Ruang
Bersih dan rapi
Penerangan cukup
Kondusif
Bersih dan rapi
Penerangan cukup
Kondusif
Bersih dan rapi
Penerangan cukup
Kondusif
Bersih, nyaman dan rapi
Bersih
Interior ruangan menarik
Loker
Privat
Bersih dan rapi
Parkir Mobil & Motor
Publik
Sirkulasi yang baik
Parkir
17 Universitas Sumatera Utara
Penerangan cukup
Aman
Tabel 2.4. Fasilitas Pelengkap
Ruang
Jenis Ruang
Persyaratan Ruang
Coffee Shop
Cafe
Pantry + Kasir
Publik
Servis
Bersih, rapi dan nyaman
Penerangan cukup
Interior ruangan menarik
Bersih dan rapi
Instalasi utiitas yang baik
Ruang Pegawai
Servis
Bersih, rapid an nyaman
Toilet
Servis
Bersih, tidak kotor dan bau
Aman
Bersih, rapi dan kering
Penerangan cukup
Aman
Bersih dan rapi
Penerangan cukup
Aman
Bersih dan rapi
Penerangan cukup
Aman
Bersih, rapi dan kering
Penerangan cukup
Bersih dan rapi
Penerangan cukup
Kondusif
ATM Centre
ATM Point
Publik
Utilitas / ME
Ruang Genset
Ruang Pompa
Ruang Travo & Panel
Privat
Privat
Privat
Mushollah
Ruang Ibadah
Publik
18 Universitas Sumatera Utara
1. Pertimbangan dan Peraturan dalam Perencanaan Kantor Semua orang bekerja lebih baik apabila mereka diberi lingkungan dan peralatan yang sesuai dengan pekerjaan mereka, dan juru tulis bukan perkecualian dalam kaidah ini. Akomodasi perkantoran harus ditata dan dilengkapi agar juru tulis dapat bekerja sepanjang hari tanpa pemborosan gerakan, tanpa gangguan, dan tanpa terpengaruh secara tidak perlu oleh keletihan mental yang dapat menyertai pekerjaan di belakang meja.
Gambar 2.2. Perbandingan Jenis Layout Kantor. Layout bervariasi tergantung pada : derajat kedekatan kepadatan pengguna, dan distribusi ruang Sumber : Data Arsitek
Gambar 2.3. Tipikal Layout Open Plan Office Sumber : Data Arsitek
19 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4. Tipikal Layout Structured Open Plan Office Sumber : Data Arsitek
Gambar 2.5. Tipikal Layout Group Space Sumber : Data Arsitek
Gambar 2.6. Tipikal Layout Self-Regulatory Office Sumber : Data Arsitek
20 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.7. Tipikal Layout Combi Office Sumber : Data Arsitek
Gambar 2.8 Tipikal Layout Cellular Office Sumber : Data Arsitek
2.4.5. Studi Banding Arsitektur Fungsi Sejenis 1. Gedung Graha Wonokoyo Terletak di pusat kota Surabaya, Graha Wonokoyo menjulang dengan 10 lantai pada menaranya. Graha Wonokoyo merupakan gedung perkantoran yang dibangun pada situs konservasi arsitektur kolonial. Dirancang hemat energi dan kontekstual, mencitrakan bangunan yang menghubungkan memori antara masa lalu dan masa kini. Massa lainnya berupa bangunan medium tiga lantai yang berfungsi sebagai gallery, hall, dan ruang rapat kolektif pada bagian tengah. Massa penanda merupakan tower perkantoran yang membujur sumbu utara-selatan sesuai kondisi site sebagai klimaks. Layout Graha Wonokoyo dibagi menjadi tiga
21 Universitas Sumatera Utara
zona. Di sisi barat, zona thermal barrier dengan penempatan ruang penerima, ruang rapat dan service-core. Graha Wonokoyo merupakan contoh konkrit bangunan yang berbicara tentang solusi untuk konservasi energi pada bangunan komersial, memadukan penampilan elemen arsitektur kolonial dalam bingkai pemikiran bangunan yang hemat energi.
Gambar 2.9. Gedung Graha Wonokoyo Sumber : http://elearning.upnjatim.ac.id/
Informasi Bangunan Lokasi
: Jl. Taman Bungkul 1-3-5-7 Surabaya
Fungsi
: Gedung Kantor
Pemilik
: Wonokoyo Group
Jumlah Lantai
: 1 Basement, dan terdapat 3 area
Area A
: 2 lantai
Area B
: 4 lantai
Area C
: 10 lantai
Luas Tapak
: 1.854 m2
Luas Bangunan
: 7.121 m2
Material
: Struktur beton, kaca stopsol, aluminium komposit
Penggunaan Energi
: 88 kWh/m2/tahun
Arsitek
: Ir. Jimmy Priatman, M Arch (PT.Archi-Metric)
22 Universitas Sumatera Utara
Penghargaan
: Runner-up ASEAN Energy Award ACE 2006
Terletak di pusat kota Surabaya, Graha Wonokoyo menjulang dengan 10 lantai pada menaranya. Graha Wonokoyo merupakan gedung perkantoran yang dibangun pada situs konservasi arsitektur kolonial. Bangunan yang terdiri dari 11 lantai dengan luas lahan 1.854 m² dan luas bangunan 7.121 m². Luas unit kantor yang disewakan ±42 m², ±100 m², ±640 m². Yang di arsiteki oleh Jimmy Priatman, Graha Wonokoyo adalah salah satu dari gedung perkantoran di Surabaya yang menerapkan konsep bangunan hemat energi, dengan pendekatan bentuk bangunan arsitektur kolonial karena konteks lokasinya yang berada dalam kawasan konservasi. Bangunan ini terdiri dari tiga massa. Dari depan adalah bangunan penerima 2 lantai dengan gaya arsitektur kolonial sebagai manifestasi dari pendekatan, massa tengah 3 lantai bertindak sebagai transisi antara bentuk kolonial dengan bentuk modern, dan massa belakang dengan bentuk modern 11 lantai adalah menara kantor. Detil yang ditampilkan adalah satu elemen dari arsitektur kolonial yang sangat mempengaruhi tampilan bangunan ini. Dalam merencanakan bangunan ini mencoba untuk mengurangi tingkat standar konsumsi energi yang telah diatur sesuai dengan indeks efisiensi energi (EEI) untuk bangunan kantor yang tidak harus lebih dari 200/kwh/tahun. Untuk arah bangunan yang menghadap timur dan selatan tidak mengimplementasikan material kaca penuh, tetapi masih menggabungkan elemen bukaan neo klasik seperti jendela sehingga mempersempit masuknya radiasi matahari, sedangkan di utara dan barat yang memiliki radiasi yang lebih tinggi menggunakan jenis kaca v-kool teknologi tinggi yang dapat menyerap radiasi matahari. Jenis AC VRV sistem yang menghemat energi dan dapat diatur independen di setiap lantai. Sisi barat, yang bertindak sebagai penghalang panas berfungsi sebagai ruang resepsionist, ruang pertemuan, dan layanan kamar. Sisi utara adalah sebagai unit ruang AC,
23 Universitas Sumatera Utara
pantry dan ruang arsip. Di selatan dan sebelah timur zona utama yang difungsikan sebagai ruang kantor. Organisasi Ruang
Gambar 2.10. Perancangan menggunakan analisis diagram sun path Sumber : http://elearning.upnjatim.ac.id/
Untuk menentukan arah hadap, fasade, dan organisasi ruang. Arah hadap utama adalah Barat, (jalan raya utama). Strategi yang diterapkan adalah massa bangunan depan berupa area penerima 2 lantai, tengah adalah transisi 4 lantai, dan berakhir pada menara 10 lantai sebagai klimaks (membujur Utara-Selatan sesuai tapak). Lay out menara terbagi atas zona perkantoran pada sisi Selatan dan Timur. Zona thermal barrier berada di sisi Barat, dengan penempatan ruang penerima, ruang rapat kolektif, dan service core, sedangkan zona thermal barrier di sisi Utara, untuk kegiatan outdoor, unit AC, pantry dan ruang arsip.
24 Universitas Sumatera Utara
2.5. ELABORASI TEMA 2.5.1. Pengertian Tema Arsitektur Hemat Energi Arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran “meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun produktivitas penghuninya” dengan memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir secara aktif. Mengoptimasikan sistim tata udara-tata cahaya, integrasi antara sistim tata udara buatan- alamiah, sistim tata cahaya buatan-alamiah serta sinergi antara metode pasif dan aktif dengan material dan instrumen hemat energi. Credo form follows function
bergeser menjadi
form
follows
energy yang berdasarkan pada prinsip konservasi energi (non-renewable resources). Para pelopor arsitektur ini
tercatat
Norman
Foster,
Jean
Nouvel, Ingenhoven Overdiek & partners.
2.5.2. Interpretasi Tema Penerapan Efesiensi energi pada arsitektur melalui pendekatan perancangan yang dapat dibagi dua, yaitu:
Perancangan Pasif Perancangan pasif merupakan cara penghematan energi melalui pemanfaatan energi matahari secara pasif, yaitu tanpa mengonversikan energi matahari menjadi energi listrik. Rancangan pasif lebih bagaimana rancangan bangunan dengan sendirinya mampu dan dapat mengantisipasi iklim luar.
Perancangan Aktif Dalam rancangan aktif, energi matahari dikonversi menjadi energi listrik sel solar, kemudian energi listrik inilah yang digunakan memenuhi kebutuhan bangunan. Dalam perancangan secara aktif, secara simultan arsitek juga harus menerapkan strategi perancangan secara pasif. Tanpa penerapan strategi perancangan pasif, penggunaan energi dalam bangunan akan tetap tinggi apabila tingkat kenyamanan termal dan visual harus dicapai. Strategi perancangan aktif dalam bangunan dengan sel solar belum
25 Universitas Sumatera Utara
dijumpai di Indonesia saat ini. Penggunaan sel solar masih terbatas pada kebutuhan terbatas bagi penerangan di desa-desa terpencil Indonesia.
LUAR BANGUNAN
PEKERJAAN ORIENTASI BANGUNAN TERHADAP MATAHARI
VEGETASI
ORGANISASI RUANG SELUBUNG
ARSITEKTUR
VENTILASI SILANG ATAP MATERIAL & WARNA PENGKONDISIAN UDARA
PENERANGAN
BANGUNAN HEMAT ENERGI
BANGUNAN
MECHANICAL ELECTRICAL
POMPA SIRKULASI VERTIKAL
APPLIANCES SETTING INDOOR TEMPERATURE
STANDAR SUHU NYAMAN YANG DIGUNAKAN
PHOTOVOLTAI C ANGIN HIDROPOWER
SUMBER ENERGI
BIOFUEL BIOMASS BIOGAS DSB
MANAJEMEN ENERGI
BUILDING AUTOMATIC SYSTEM (BAS)
DSB
Diagram 2.1. Bagan Penghematan Energi (Penghematan BBM) Bangunan
26 Universitas Sumatera Utara
2.5.3. Keterkaitan Tema Dengan Judul Tema yang diterapkan pada perancangan Kantor Sewa NEA Avenue adalah tema Arsitektur Hemat Energi. Hal ini dikarenakan bangunan-banyak dirancang tanpa pertimbangan yang matang, sehingga mengakibatkan pemborosan energi. 2.5.4. Studi Banding Arsitektur Tema Sejenis Untuk mengetahui skala pembanding dengan tema yang akan diangkat dalam peroses perancangan, dilakukan dua contoh studi banding terhadap bangunan yang memiliki tema hemat energi sejenis. Yaitu Gedung Kementrian Pekerjaan Umum, dan Gedung Menara Grand BCA Indonesia.
1. Gedung Kementrian Pekerjaan Umum Gedung
Kementerian
Pekerjaan
Umum
sebagai
bangunan
pemerintah pertama yang memiliki sertifikat GREENSHIP, yaitu sertifikat GREENSHIP berlevel Platinum pada bulan Maret 2013. Efisiensi operasional gedung ini mencakup penghematan dari berbagai sisi. Pemakaian listrik, air, dan sisi lainnya yang mana jauh lebih hemat dibanding gedung biasa. Gedung baru di Kementerian PU sendiri bisa menghemat listrik hingga 44%, juga menghemat air hingga 81%.
Gambar 2.11. Gedung Kementrian PU Sumber : http://blog.gbcindonesia.org/gedung-kementerian-pekerjaanumum-resmi-bersertifikat-greenship-platinum.html
27 Universitas Sumatera Utara
Konsep Hemat Energi.
Gedung
baru
kementerian
PU
dikembangkan
dengan
konsep enviromentaly friendly building
Hemat listrik hingga 40 persen
Gedung Kementrian PU ini mereduksi penggunaan sumber natural, terutama energi, air dan material bangunan
Meminimalkan
limbah
dan
dampak
konstruksi
terhadap
lingkungan sekitar dan meningkatkan kenyamanan dan kesehatan di dalamnya
Mereduksi penggunaan sumber natural, terutama energi, air dan material bangunan.
Meminimalkan
limbah
dan
dampak
konstruksi
terhadap
lingkungan sekitar dan meningkatkan kenyamanan dan kesehatan di dalamnya
Gedung ini memiliki Indeks Konsumsi Energi 155kWh/m2.th, Estimasi penghematan energi sebesar 95 kWh/m.th (menghemat 35 persen),
2. Gedung Menara Grand BCA Indonesia (GI)
Gambar 2.12. Gedung Menara Grand BCA Indonesia Sumber : http://gbcindonesia.org/
28 Universitas Sumatera Utara
Informasi Bangunan Lokasi
:
Jl. M.H. Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat
Fungsi
:
Kantor Pusat Bank Cental Asia (BCA)
No Sertifikat
:
001/PP/EB/XII-2011, Des 2011 – Des 2014
Tinggi
:
230 meter
Jumlah Lantai
:
57 Lantai
Pembangunan
:
Dikembangkan Tahun 2008
Penghargaan
:
Greenship Platinum Kategori EB (Existing Building) (GBCI) Tahun 2012
Konsep Hemat Energi Kesesuaian Tapak -
Area Parkir Sepeda
-
Memiliki Ruang Terbuka
Efisiensi Dan Konservasi Energi -
Memakai LED-light emitting diode
-
memasang lampu tabung jenis T5 yang dilengkapi sensor cahaya untuk mengukur tingkat pencahayaan saat ruangan gelap atau terang.
-
Konsumsi energi listrik sebesar 35% dari pemakaian pada gedung sejenis, atau setara penurunan emisi gas karbon dioksida (CO2) sebesar 6.360 ton per tahun.
-
menghemat pembayaran listrik hingga Rp 5,6 miliar/tahun.
Gambar 2.13. Skema Daur Ulang Air Bekas Sumber : aquacaresalsabila.files.wordpress.com
Gambar 2.14. Penggunaan Material Kaca Sumber : http://kabulkarya.com/
29 Universitas Sumatera Utara
Konservasi Air, Sumber Dan Siklus Material -
Lahan area perkantoran mampu menyerap 100 % air hujan.
-
Buangan air per orang per hari berhasil ditekan menjadi 40 liter.
-
Pancuran atau shower bagi pesepeda untuk membersihkan badan,
-
Pengolahan air bekas wudhu sebagai air pembilas toilet
-
Seluruh bagian lantai di luar ruangan dibuat berpori sehingga mampu menyerap hampir 100 persen air yang jatuh, dan dipakai kembali untuk berbagai keperluan di dalam kantor.
-
Menara BCA juga mengurangi impor material karena akan menambah jejak karbon (carbon footprint) yang diemisikan saat pengangkutan, termasuk kaca selubung gedung yang telah berhasil dibuat pabrik dalam negeri
-
Penambahan aerator pada wastafel
Kualitas Udara & Kenyamanan Ruang -
Memakai teknologi insulated glazingatau biasa juga disebut double glazing.
-
Penyejuk ruangan Menara BCA juga dapat diatur pada 25 derajat Celsius
-
Alat pengukur kualitas udara
Gambar 2.15. Insulated Glazing Sumber : theglassblog.wordpress.com
30 Universitas Sumatera Utara