BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.
Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsifungsi manajemen itu. Jadi manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Untuk dapat mewujudkan tujuan yang diinginkan perlu dilakukan proses pengaturan semua unsur-unsur manajemen yang terdiri dari man, money, method, materials, machines dan market (6M) Suparman, www.google.com/membangun/ etos/kerja/yang/unggul. Pengaturan yang dilakukan melalui proses dari urutan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Proses tersebut harus dilakukan agar 6M itu lebih berdaya guna, berhasil guna, terintegrasi dan terkoordinasi dalam mencapai
tujuan yang
optimal. Dalam hal ini yang dapat mengatur adalah pemimpin dengan wewenang kepemimpinannya melalui intruksi atau persuasi sehingga 6M dan semua proses manajemen tertuju serta terarah kepada tujuan yang optimal. Dan pengaturan tersebut hanya dapat dilakukan dalam suatu organisasi (wadah/tempat) karena dalam wadah (organisasi) inilah tempat kerja sama, proses manajemen, pembagian kerja, pendelegasian wewenang, koordinasi, integrasi dilakukan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Manajemen dan organisasi hanya merupakan alat dan wadah yang perlu diatur sebaik-baiknya. Karena jika manajemen dan organisasi ini baik, maka tujuan optimal dapat diwujudkan, pemborosan terhindari dan semua potensi yang dimiliki akan lebih bermanfaat. Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian manajemen, penulis mengutip beberapa definisi yang yang dikemukakan oleh para ahli.
Pengertian manajemen menurut Hasibuan (2002:1) bahwa: Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Sedangkan pengertian manajemen menurut Handoko (2003:10) bahwa: Manajemen dapat didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing),
penyusunan
personalia
atau
kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan (controlling).
Sedangkan menurut Manullang (2004:3) bahwa: Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan bersama.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Manajemen merupakan ilmu dan seni yang meliputi kegiatan perencanaan, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya manusia serta sumber-sumber lainnya yang dimiliki oleh perusahaan secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan dari perusahaan yang telah ditetapkan. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. 2.1.1
Fungsi-fungsi Manajemen Fungsi manajemen seperti yang dikemukakan oleh Hasibuan (2002:21)
yaitu : 1. Fungsi-fungsi manajerial a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif dan efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan untuk perusahaan yang bersangkutan. Perencanaan merupakan dasar dari fungsi-fungsi manajemen lainnya, sekaligus merupakan perumusan persoalan-persoalan mengenai apa dan bagaimana suatu pekerjaan hendak dilaksanakan, melalui penetapan sasaran yang harus dicapai. Dengan demikian, perencanaan dianggap sebagai kumpulan keputusan yang dasar bagi tindakan-tindakan di masa yang akan datang. a. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan
menetapkan
wewenang,
integrasi,
pembagian dan
kerja,
koordinasi
hubungan dalam
kerja,
bagan
delegasi organisasi.
Pengorganisasian merupakan tugas manajer untuk menyusun pembagian kerja dan menentukan tanggung jawab, serta menjaga hubungan antar kelompok sedemikian rupa sehingga mereka dapat melaksanakan berbagai aktivitas untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. b. Pengarahan (Directing) Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan. Pengarahan berhubungan dengan usaha memberikan bimbingan, saran-saran, perintah-perintah atau instruksiinstruksi kepada bawahan, dalam pelaksanaan tuganya masing-masing. Pengarahan berfungsi mengkoordinasi berbagai kegiatan organisasi agar berjalan efektif dan tertuju pada realisasi yang telah ditetapkan, serta mampu menggerakkan orang lain untuk menyeselesaikan pekerjaan, memotivasi, dan membina moral pegawai. c. Pengendalian (Controlling) Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan, agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Fungsi pengendalian dilakukan sebagai pengamatan atas tindakan
dan
perbandingannya,
dengan
rencana
perbaikan
atas
terhadap
penyimpangan yang mungkin terjadi, atau penyesuaian terhadap penyimpangan yang tidak dapat diubah serta berfungsi mengoreksi pelaksanaan pekerjaan.
2.1.2
Bidang-bidang Manajemen Unsur-unsur manajemen (tools of management) yang terdiri dari man,
money, method, materials, machines dan market (6M) telah berkembang menjadi bidang manajemen yang mempelajari lebih mendalam perannya dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Bidang-bidang manajemen dikenal atas:
1.
Manajemen Sumber Daya Manusia ( unsur Man )
2.
Manajemen Keuangan ( unsur Money )
3.
Manajemen Operasional ( unsur Materials and Machines )
4.
Manajemen Pemasaran ( unsur Market )
5.
Manajemen Strategik ( unsur Methods )
2.2
Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran
2.2.1
Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kreasi dan realisasi sebuah standar hidup yang
mencakup kegiatan menyelidiki dan mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen, kemudian merencanakan dan mengembangkan sebuah produk atau jasa yang akan memenuhi keinginan konsumen tersebut dan kemudian memutuskan yang terbaik untuk menentukan harga, mempromosikan dan selanjutnya mendistribusikan produk atau jasa tersebut. Pemasaran menurut Kotler dan Keller (2007:6) adalah : Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.
Sedangkan menurut Nasution (2006:1) adalah : Pemasaran adalah organisasi fungsional dan suatu proses untuk menciptakan (creating), mengomunikasikan (communicating), dan menghantarkan value (delivering) kepada konsumen dan untuk menajemen hubungan konsumen sehingga menguntungkan organisasi atau stakeholdernya. Pandapat lain yang dikemukakan oleh Dharmmesta (1996:5) memberikan pengertian pemasaran sebagai berikut: Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha untuk memuaskan keiginan dan kebutuhan melalui pertukaran . Maka dari beberapa pengertian di atas dapat diambil pengertian penting dari pemasaran yaitu: 1. Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial 2. Pemasaran adalah kegiatan manusia yang ditunjukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen melalui pertukaran 3. Pemasaran adalah kegiatan perusahaan dalam membuat perencanaan dalam menentukan harga, promosi, serta mendistribusikan barang. 4. Pemasaran berorientasikan pada konsumen yang ada dan potensial
2.2.2
Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen Pemasaran menurut Alma (2007:130) adalah: Manajemen pemasaran adalah kegiatan menganalisa, mengimplementasi dan mengawasi segala kegiatan (program), guna memperoleh tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Sedangkan Manajeman pemasaran menurut AMA (American Marketing
Association) yang dikutif oleh Nasution (2006:1) adalah : Manajemen Pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep tertentu dari produk, harga, promosi, dan distribusi, baik gagasan (ideas), barang (goods), dan jasa (service) dalam menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu maupun organisasi.
Pendapat lain yang dikemukakan Kotler dan Keller (2007:6) mendefinisikan manajemen pemasaran adalah sebagai berikut: Sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul . Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa manajeman pemasaran merupakan suatu proses yang dimulai dari proses perencanaan, pengarahan, pengendalian produk atau jasa, penetapan harga, distribusi, dan promosinya dengan tujuan membantu organisasi dalam mencapai sasarannya.
2.3
Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Beberapa definisi bauran pemasaran yang dikemukakan oleh beberapa
ahli, menurut Nasution (2006:17) adalah: Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya pada pasar yang menjadi sasaran. Definisi lain bauran pemasaran menurut Stanton (1996:45) adalah: Bauran pemasaran adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan kombinasi empat besar pembentuk inti sistem pemasaran sebuah organisasi. Sedangkan Menurut Alma (2007:205) mendefinisikan bauran pemasaran sebagai berikut: Bauran pemasaran adalah strategi mencampur kegiatan-kegiatan marketing, agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil paling memuaskan. Bauran pemasaran merupakan penggabungan unsur-unsur dari variable pemasaran yang dapat dikontrol dan digunakan oleh perusahaan untuk mencapai pasar sasaran yang dituju.
Adapun unsur-unsur dari variable pemasaran yang dapat dikontrol tersebut menurut Kotler dan Keller (2007:23) adalah : 1. Produk (product) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan oleh individu, rumah tangga
maupun organisasi ke dalam pasar untuk diperhatikan, digunakan,
dibeli, maupun dimiliki. 2. Harga (price) Harga adalah sejumlah nilai yang dipertukarkan untuk memperoleh suatu produk, dan biasanya dihitung dengan nilai uang. 3. Distribusi atau tempat (place) Esensi dari istilah tempat adalah menyediakan produk kepada konsumen pada tempat yang tepat, kualitas yang tepat, dan jumlah yang tepat, tempat yang dimaksud adalah dimana konsumen biasanya membeli produk tersebut. 4. Promosi (promotion) adalah aktivitas mengkomunikasikan keunggulan atau kelebihan-kelebihan produk serta membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Dengan
sejumlah
penyesuaian,
empat
elemen
bauaran
pemasaran juga penting dalam pemasran jasa, akan tetapi dalam pemasaran jasa ada elemen-elemen lain yang dapat dikontrol dan dikoordinasikan untuk keperluan komunikasi dan memuaskan jasa.
Menurut Yazid (2003:18) bauran pemasaran tersebut ditambah tiga variable yaitu : 1. Orang (people participants) yaitu semua pelaku yang menginginkan sebagian penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli. 2. Bukti Fisik (physical evidence) yaitu lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan konsumennya berinteraksi dan setiap komponen tangible memfasilitasi penampilan dan komunikasi jasa tersebut. 3. Proses (process) yaitu semua prosedur aktual, mekanisme,dan aliran aktifitas dimana jasa disampaikan yang merupakan system penyajian atau operasi jasa.
Dengan demikian 4P S yang pada mulanya menjadi bauran pemasaran barang, perlu diperluas lagi menjadi 7P S jika ingin digunakan dalam pemasaran jasa.
2.4
Produk
2.4.1 Pengertian Produk Produk merupakan salah satu komponen dari bauran pemasaran yang bekerjasama dengan kompeonen lainnya untuk memperoleh volume penjualan yang maksimal pada suatu perusahaan. Berikut inidefinisi produk menurut beberapa ahli pemasaran, yaitu : Definisi produk menurut Kotler (2007:23) adalah : Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.
Pengertian produk yang dikemukakan Tjiptono (2007:95) bahwa : Produk adalah merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar yang bersangkutan.
Pendapat lain yang menurut Stanton (1996:222) menyatakan bahwa : Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) di dalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya. Dari tiga pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk dapat dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen melalui ciri-ciri yang dimiliki baik yang nyata maupun yang tidak nyata.
2.4.2
Atribut Produk Setiap perusahaan berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen melalui produk yang ditawarkan sedangkan konsumen mencari manfaat-manfaat tertentu yang ada pada suatu produk. Konsumen melihat setiap produk sebagai kumpulan dari sifat dan ciri tertentu dengan kemampuan yang berbeda dalam memberikan manfaat yang dicari dan dapat memuaskan konsumen membedakan ciri-ciri produk mana yang dilihat relevan atau menonjol, mereka akan memberi perhatian yang lebih pada produk yang dapat memberikan manfaat yang dicari. Ciri-ciri produk terebut tercermin dari atribut-atribut yang melekat pada sebuah produk. Untuk produk yang berbentuk barang berwujud maupun tidak berwujud pasti memiliki atribut atau karakteristik tertentu. Atribut produk dapat berupa bentuk, merek, kemasan, jaminan, warna, lebel harga, pelayanan dan sebagainya. Pengertian atribut produk menurut Tjiptono (2007:103) adalah : Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan, dan sebagainya. Sedangkan menurut Simamora (2001:147) mendefinisikan atribut produk sebagai berikut : Atribut produk adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan untuk pembeli pada saat membeli produk, seperti harga, kualitas, kelengkapan fungsi (fiture), desain, layanan purna jual, dan lainlain. Pengertian lain mengenai atribut produk yang dikemukakan oleh Kotler dan Amstrong (2006:279) bahwa: Sejumlah manfaat yang disampaikan oleh produk mengenai mutu, sifat dan rancangan.
Suatu atribut merupakan satu kesatuan dari bermacam-macam atribut yang membentuknya, dalam hal ini setiap produk mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan kepuasan kepada konsumen. Kepuasan adalah
faktor internal yang sulit dilihat dan diukur, sehingga konsumen akan memandang produk dari bermacam-macam sudut pandang yang berbeda. Bagi seorang konsumen, suatu atribut produk X adalah faktor yang paling penting dari suatu produk, tapi bagi konsumen yang lain atribut produk X tersebut tidak penting karena baginya yang penting adalah atribut Y, hal ini tergantung dari persepsi konsumen tentang produk tersebut. Suatu produk akan dipergunakan oleh konsumen jika konsumen memberikan persepsi yang positif terhadap salah satu atribut produk yang dimiliki atau keseluruhan atribut produk yang melekat pada produk tersebut, sehingga produk dianggap dapat memenuhi bahkan melebihi harapan dan keinginannya. Dalam menentukan atribut mana yang paling penting dalam suatu proses pembelian. Suatu atribut harus dianggap penting bagi konsumen dan didasarkan pada persepsi seseorang bahwa atribut tersebut merupakan suatu alternatif yang berbeda dari atribut produk lain yang pernah dimiliki oleh konsumen tersebut dan sebagai differnsiasi produk. Oleh karena itu, apabila suatu produk memiliki atribut yang unik dan lain dari pada yang lain, maka atribut tersebut menjadi suatu faktor yang penting.
2.5 Kemasan 2.5.1
Pengertian Kemasan Kemasan adalah salah satu atribut produk yang vital yang dapat dijadikan
sebagai dasar pengambilan keputusan bagi konsumen untuk membeli atau mengkonsumsi produk tersebut. Pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk. Kemasan yang inovatif
dapat
memberikan perusahaan keunggulan terhadap pesaingnya. Beberapa pendapat menurut para ahli pemasaran yang mendefinisikan tentang kemasan yaitu:
Menurut Klimchuk dan Krasovec (2007:33) kemasan adalah : Keterkaitan antara bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan.
Sedangkan definisi kemasan menurut Wirya (1999:23) yaitu: Kemasan merupakan suatu kegiatan merancang dan memproduksi wadah suatu produk yang dapat digunakan untuk meningkatkan citra dari barang dan jasa yang dihasilkan dengan memperhatikan apa yang diinginkan oleh perusahaan yang dituju dan kebutuhan konsumen. Definisi lain yang dikemukakan Stanton (1996:139) menurutnya kemasan adalah : Kemasan merupakan kegiatan yang berorientasi kepada produksi dan diadakan khusus untuk memperoleh maslahat perlindungan dan kemudahan.
Dari beberapa definisi tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa kemasan adalah sebagai dasar dimana informasi visual dan verbal menjadi suatu konsep, ide atau strtegi desain prouk bagi perusahaan, dengan strategi desain kemasan yang disusun dengan efektif, informasi dapat mudah diidentifikasi disampaikan kepada konsumen.
2.5.2
Fungsi Kemasan Fungsi utama kemasan menurut Tjiptono (2007:106) adalah :
a. Manfaat komunikasi, manfaat utama kemasan adalah sebagai media pengungkapan informasi produk kepada konsumen. Informasi tersebut meliputi cara menggunakan produk, dan informasi khusus (efek samping, frekuensi pemakaian yang optimal, dan sebagainya). Informasi lainnya berupa segel atau simbol bahwa produk tersebut halal dan telah lulus pengujian atau disyahkan oleh instansi pemerintah yang berwenamg.
Contoh: pada kemasan Ultra Milk, terdapat sejumlah informasi yang diungkapkan produsen melalui kemasanya yang meliputi fungsional kemasan, produk diperuntukan bagi umur 1 tahun keatas, komposisi, layanan konsumen, produsen yang membuat, label halal, lulus pengujian yang disahkan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), isi, dibuat dari susu segar, varian rasa dan nilai gizi. b. Manfaat fungsional, kemasan seringkali pula memastikan peranan fungsional yang penting, seperti memberikan kemudahan dalam penggunaan, perlindungan, dan penyimpanan. Contoh: menggunakan tutup putar memudahkan konsumen untuk membuka dan menutup ketika pemakaian, kemasan yang multi lapis kedap cahaya dan udara yang melindungi susu dari pengaruh suhu dan sinar matahari yang dapat menurunkan kualitas susunya, serta kemasan yang khas dengan bentuk kotaknya memudahkan konsumen menyimpannya serta memudahkan untuk menyusun bagi ritel di rak-rak minimarket, supermarket dan hypermarket. c. Manfaat Perseptual, kemasan juga bermanfaat dalam menanamkan persepsi tertentu dalam benak konsumen. Contoh: warna dasar pada kemasan yang sesuai menciptakan timbulnya komunikasi melalui gambar ilustrasi (menuangkan susu kedalam gelas, sapi dan lainnya) yang terdapat pada kemasan dapat memberikan persepsi yang berbeda pada konsumen Kemasan memberikan kontribusi yang penting bagi kelancaran penjualan produk perusahaan, dengan kemasan konsumen menjadi mudah mengidentifikasi dan kemasan sebagai titik pemula yang dipandang oleh konsumen pada saat produk pertama kali mucul, selain itu kemasan juga sebagai sarana informasi bagi produsen pada konsumen.
2.5.3
Tujuan Kemasan Menurut Alma (2005 : 160) kemasan bagi produsen bertujuan untuk :
7. Melindungi barang-barang yang dibungkusnya sewaktu barang-barang tersebut bergerak melalui proses-proses marketing. Contoh: kemasan Ultra Milk yang melindungi isinya pada proses pendistribusian 8. Memudahkan pedagang eceran utuk membagi-bagi atau memisahkan barang tersebut. Contoh: dengan adanya label, warna, bentuk, dan hal lainnya yang menyangkut kemasan Ultra Milk, memudahkan pedagang eceran untuk menata dan memisahkan Ultra Milk dengan produk lainnya. 9. Untuk mempertinggi nilai isinya dengan daya tarik yang ditimbulkan oleh pembungkus, sehingga menimbulkan cirri-ciri khas produk tersebut. Contoh: dengan penginformasian tentang kemasan aseptik pada Ultra Milk yang dapat menimbulkan ciri dan daya tarik. 10. Untuk identifikasi, mudah dikenal, karena adanya label/merk yang tertera pada kemasan. Contoh: Label Ultra Milk yang khas dan tidak berubah, memudahkan dalam pengidentifikasian produk 11. Pembungkus dapat digunakan sebagai alat komunikasi karena membawa berita atau catatan mengenai produk itu. Contoh: kemasan Ultra Milk yang membawa catatan informasi, yang diperuntukan agar konsumen menyadari dan percaya pada produk atas informasi yang tertera pada kemasan. 12. Pembungkus merupakan silent salesman seperti disupermarket. Pembeli yang tidak dilayani oleh salesman tetapi pembeli cukup mengetahui dan memilih barangnya sendiri dengan membaca label pada bungkusnya. Contoh: informasi yang tertera pada kemasan Ultra Milk yang mempunyai kemampuan menjual ketika produk berada di pasar modern maupun tradisional, sehingga produsen tidak perlu menambah orang untuk menjelaskan produk tersebut.
Sedangkan tujuan kemasan bagi konsumen menurut Alma (2005:168) yaitu bertujuan untuk : 1. Dengan adanya pembungkus barang-barang tetap bersih dan praktis untuk dibawa kerumah, tahan lama dan mudah disimpan. Contoh: kemasan Ultra Milk yang melindungi dan memberikan kepraktisan kepada konsumen dari sisi desain yang mempunyai bentuk kotak dan tutup putarnya. 2. Dengan pembungkus berarti timbangan didalamnya benar. Contoh: ukuran kemasan Ultra Milk dapat mengindikasikan takaran yang sama pada konsumen. 3. Pembungkus menunjukan kualitas barang dan terkadang menerangkan isi yang dibungkusnya. Contoh: selain penginformasian Ultra Milk dibuat dari susu segar, pada kemasan Ultra Milk juga tertera informasi mengenai isi bersih yang ditujukan pada konsumen. 4. Dengan adanya pembungkus, pembeli dapat membeli dalam jumlah yang cukup (diperlukan). Contoh: ukuran kemasan dan informasi mengenai isi Ultra Milk, konsumen dapat dengan mudah memperkirakan pembelian untuk konsumsinya. 5. Sering pembungkus yang isinya telah habis terpakai masih dapat digunakan untuk tempat menyimpan barang lain. Contoh: kemasan Ultra Milk dengan tutup putarnya, dapat di isi kembali oleh konsumen dengan air mineral atau wadah lain yang dianggapnya dapat bermanfaa.t 6. Pembungkus yang memberi informasi akan memberi dorongan pada pembeli untuk membaca dulu dan berfikir untuk membelinya. Contoh: penginformasian pada kemasan Ultra Milk dapat dijadikan pertimbangan oleh konsumen untuk memutuskan pembeliannya. 7. Pembungkus menimbulkan harga diri bagi yang membawanya.
Contoh: kemasan Ultra Milk yang memberikan gengsi pada konsumen yang membawanya dibandingkan produk susu lain yang menggukan kemasan biasa.
Tujuan lain mengenai kemasan yang dikemukakan oleh Tjiptono (2007:106) antara lain meliputi: 1. Sebagai pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan dan berkurangnya kadar/isi Contoh:Ultra Milk menggunakan kemasan aseptik multilapis berteknologi canggih, kemasan multilapis ini kedap udara sehingga bakteri pun tak dapat masuk ke dalamnya. 2. Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating) Contoh: kemasan Ultra Milk yang menggunakan tutup putar (screw caps), memudahkan konsumen membuka dan menutup, menyimpan dan mempergunakannya kembeli. 3. Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable) Contoh: kemasan Ultra Milk dengan tutup putarnya, dapat di isi kembali oleh konsumen dengan air mineral atau wadah lain yang dianggapnya dapat bermanfaat. 4. Memberikan daya tarik (promotion) Contoh: kemasan Ultra Milk yang mengandung unsur promosi maka akan mendorong konsumen pada tahap pembelian. 5. Sebagai identitas (image) produk Contoh: kemasan antiseptik multi lapis Ultra Milk sebagai pelindung isinya dapat menciptakan image terhadap produk. 6. Distribusi (shipping), mudah dibawa Contoh: kemasan Ultra Milk yang melindungi isinya pada proses pendistribusian dan saat dibawa oleh konsumen. 7. Informasi (labeling), menyangkut isi pemakaian dan kualitas
Contoh: kemasan Ultra Milk yang memberikan informasi mengenai komposisi, label halal, ijin BPOM RI, cara pemakaian dan lainnya yang dapat menciptakan kesan kualitas produk. 8. Sebagai cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi dan daur ulang. Contoh: kemasan Ultra Milk yang mencerminkan inovasi produk dengan menggunakan karton berlapis sebagai pelindungnya.
2.5.4
Daya Tarik Kemasan
2.5.4.1 Daya Tarik Visual Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan atau label suatu produk, yang mencakup warna, bentuk, merek, ilustrasi, teks, serta tata letak. Seluruhnya dikombinasikan untuk mencitakan suatu kesan menyeluruh untuk memberikan mutu daya tarik visual secara optimal Wirya (1999:13). Daya tarik visual berhubungan dengan faktor emosi dan psikologis yang terletak pada bawah sadar manusia, desain yang baik memiliki efek yang positif yang sebagian besar tidak disadari karena konsumen umumnya tidak menyadari bahwa mereka dipengaruhi oleh desain dan mereka tidak menganalisis setiap unsur.
2.5.4.2 Daya Tarik Praktis Daya tarik praktis merupakan efektivitas dan efesiensi suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor/ pengecer. Beberapa daya tarik kemasan dari kepraktisannya yang dikemukakan oleh Wirya (1999:15): a. Kemasan yang menjamin dapat melindungi produk b. Kemasan yang mudah dibuka atau ditutup kembali untuk disimpan c. Kemasan yang sesuai dengan porsi atau alternative volume untuk pembelian eceran d. Kemasan yang dapat digunakan kembali e. Kemasan yang mudah dibawa, dijinjing, dipegang
f. Kemasan harus memudahkan pemakai untuk menghabiskan atau mengambil isinya dan mengisinya kembali untuk jenis produk yang diisi ulang g. Dan lain-lain berdasarkan pertimbangan kebutuhan dan sifat produk itu sendiri
2.5.5
Elemen-elemen Daya Tarik Kemasan Menurut Wirya (1999:25) elemen-elemen yang menjadi daya tarik suatu
kemasan meliputi warna, bentuk, logo/merek, ilustrasi, tifografi (bentuk tulisan), tata letak: 1. Warna Pada dasarnya warna adalah suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia. Hal ini menyebabkan kerucut-kerucut warna pada objek retina mata bereakasi, yang memungkinkan timbulnya gejala warna pada objek-objek yang dilihat sehingga dapat merubah persepsi manusia. Konsumen melihat warna jauh lebih cepat daripada melihat bentuk atau rupa, dan warnalah yang pertama kali terlihat bila produk terlihat di tempat penjualan Wirya (1999:26). Warna pada kemasan berikut sangat penting artinya, berikut adalah beberapa fungsi pada kemasan Wirya (1999:28): a. Untuk identifikasi, komposisi warna harus berbeda dengan produk-produk pesaing agar konsumen dapat dengan mudah mengenali produk atau mencari produk yan kita tawarkan b. Untuk menarik perhatian warna terang cerah akan memantulkan cahaya lebih jauh dibandingkan warna gelap, sehingga warna terang lebih cepat menarik perhatian walaupun pada jarak penglihatan yang jauh c. Untuk menimbulkan pengaruh psikologis d. Untuk mengembangkan asosiasi, memberikan asosiasi terhadap produknya e. Untuk menciptakan suatu citra, warna disesuaikan untuk mencerminkan atau menggambarkan keadaan produk
f. Untuk menghiasi produk, suatu produk tidak dapat ditampilkan secara akurat hanya dengan hitam putih g. Untuk memastikan keterbacaan yang maksimum, guna warna kontras untuk sesuatu yang ingin ditonjolkan h. Untuk mendorong tindakan, dibandingkan dengan kemasan yang polos, pemberian warna dapat memberikan dampak lebih. Disini peranan warna adalah untuk menjual i. Untuk proteksi dari cahaya, warna dapat digunakan untuk melindungi isi dari efek cahaya yang merusak j. Untuk mengendalikan temperature, warna yang terang cenderung memantulkan panas dari sebuah benda dan menjaga bagian dalam kemasan tetap sejuk k. Untuk membangkitkan minat dalam mode, warna dapat mencerminkan trend yang sedang berlangsung
2. Bentuk Bentuk
kemasan
merupakan
pendukung
utama
yang
membantu
terciptanya seluruh daya tarik visual Wirya(1999:30) a. Bentuk yang sederhadana lebih disukai daripada bentuk yang rumit, karena konsumen cenderung melihat bentuk dari segi kepraktisan b. Suatu bentuk yang teratur yang mempunyai dari tarik lebih. Bentuk yang tidak teratur ada kalanya manjur pada kondisi tertentu, tapi pada umumnya orang lebih menyukai seseuatu yang sederhada c. Suatu bentuk harus seimbang d. Bentuk yang cembung lebih disukai oleh wanita dan mereka lebih menyukai bentuk lingkaran daripada segitiga e. Bentuk seharusnya mudah dilihat dan tidak bersistorsi bila dipandang dari jauh
3. Merek/Logo Desain kemasan melibatkan pula keputusan yang berkenaan dengan tandatanda identifikasi, terutama merek dagang dan logo perusahaan. Bila memperhatikan perilaku konsumen di pasar, sering terjadi seseorang membeli merek, terutama barang-baranng yang dipandang dapat menaikan gengsi atau status dilingkungannya. Dengan demikian merek dagang dan logo dapat memainkan peranan penting untuk meningkatkan daya tarik kemasan.
4. Ilustrasi Ilustrasi merupakan salah satu unsur penting yang sering digunakan dalam komunikasi sebuah kemasan karena sering dianggap sebagai bahasa universal yang dapat menembus rintangan yang ditimbulkan oleh perbedaan bahasa. Funsi ilustrasi dalam kemasan menurut Wirya (1999:32): a. Menarik perhatian b. Menonjolkan salah satu keistimewaan produk c. Memenangkan persaingan dalam mencari perhatian konsumen d. Mendramatisasi pesan e. Merangsang minat membaca keseluruhan pesan f. Menjelaskan suatu pernyataan g. Menciptakan suatu suasana khas h. Menonjolkan suatu merek atau menunjang slogan yang ditampilkan
5. Tipografi Beberapa tipe huruf mengesankan suasana-suasana tertentu, seperti kesan berat, ringan, kuat, lembut, jelita dan sebagainya Wirya (1999:33). Teks pada kemasan merupakan kata-kata, digunakan untuk menjelaskan produk yang ditawarkan dan sekaligus mengarahkan sedemikian rupa agar konsumen bersikap atau bertindak sesuai dengan harapan konsumen.
6. Tata Letak Meramu semua unsur grafis, meliputi warna, bentuk, merek, ilustrasi, tipografi menjadi suatu kesatuan baru yang disusun dan ditempatkan pada halaman kemasan secara utuh dan terpadu. Enam butir pengembangan dalam tata letak adalah: wirya (1999:35) a. Keseimbangan (balance) Penataan unsur-unsur untuk mencapai suatu kesan visual dengan penyebaran yang menyenagkan b. Titik pandang (focus) Menonjolkan salah satu unsur untuk menarik perhatian c. Lawanan (contrast) Penggunaan warna yang sangat berbeda untuk menarik perhatian dan keterbacaan d. Perbandingan (proportion) Penggunaan ukuran yang serasi antara panjang lebar, besar kecil, tebal tipis, untuk mendapatkan keterpaduan yang enak dilihat e. Alunan pirza (gaze-motion) Penataan yang sedemikian rupa antara merek, logo, ilustrasi, teks, dan tanda-tanda lainnya, dalam pengurutan yang paling logis untuk memberikan alur keterbacaan sesuai dengan kebiasaan orang membaca f. Kesatuan (unity) Mutu keseimbangan, titik pandang, lawanan, perbandingan, dan alunan pirza, digabungkan untuk pengembangan kesatuan fikir dan tata letak
2.5.6
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemasan Fungsi kemasan itu juga menampilkan sejumlah factor-faktor penting yang
mempengaruhi kemasan, adapun faktor tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kemasan Perilaku konsumen Faktor-faktor ekonomi
Kompetisi
Desain Saluran distribusi
Isu-isu Social budaya
Kemasan
Proses produksi
Teknologi
Isu-isu hukum Sumber:Klimchuk dan Krasovec (2007:50)
Tujuan desain kemasan dapat dibatasi oleh latar belakang pemasaran yang relevan dan tujuan strategis untuk sebuah merek. Idealnya, tenaga pemasaran atau produsen menyediakan informasi dan poin-poin yang spesifik dan detail untuk mengukur tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam desain kemasan yang tepat yang didasari dengan faktor-faktor yang mempengaruhi desain kemasan.
2.6 Perilaku Konsumen Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan pelanggan sasaran. Memahami perilaku konsumen dan mengenal pelanggan tidak pernah sederhana. Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka, sebaliknya mungkin pelanggan tidak memahami motivasi mereka lebih mendalam. Pelanggan mungkin menanggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada menit-menit terakhir. Tidak adanya pemahaman terhadap motivasi, kebutuhan dan kesukaan/prefernsi pelanggan jelas bisa merusak.
2.6.1
Pengertian Perilaku Konsumen Yang dimaksud dengan perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kunuk
yang dikutif oleh Prasetijo (2005:9) adalah : Perilaku Konsumen adalah proses yang dilalui oleh seorang untuk mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan. Pengertian perilaku konsumen menurut Simamora (2001:80-81), yaitu : Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini. Kotler dan Amstrong (2004:199) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut : Perilaku Konsumen adalah perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk konsumsi personal. Dalam perilaku konsumen tersebut terdapat berbagai karateristik atau faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian seorang konsumen tersebut, terutama informasi mengenai siapa yang membuat keputusan pembelian, tipe keputusan pembelian konsumen, dan juga tahap-tahap proses keputusan pembelian.
2.6.2
Klasifikasi Model Perilaku Konsumen Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda tergantung pada jenis
keputusan pembelian. Pembelian konsumen yang rumit dan mahal munkin melibatkan lebih banyak pertimbanhkan pembeli dan lebih banyak peserta. Menurut Kotler (2005:221) perilaku pembelian konsumen dapat dibedakan menurut tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan merek, yaitu : 1. Perilaku pembelian yang rumit Perilaku pembelian yang rumit terdiri dari proses tiga langkah. Pertama pembeli mengembangkan keyakinan tentang produk tersebut. Kedua, membangun tentang produk tersebut. Ketiga, ia membuat pilihan yang
cermat. Konsumen terlibat dalam perilaku pembelian yang rumit bila mereka sangat terlibat dalam pembelian dan sadar akan adanya perbedaanperbedaan besar diantara merek. 2. Perilaku pembelian pengurangan ketidaknyamanan Setelah membeli, konsumen mungkin mengalami disonasi/ketidak nyamanan yang muncul setelah merasakan hal-hal yang tidak mengenakan dari produk tersebut atau setelah mendengar kabar yang menyenangkan dari produk lain yang sejenis. Konsumen akan peka terhadap informasi yang membenarkan keputusannya. 3. Perilaku pembelian karena kebiasaan Banyak produk dibeli dalam kondisi rendah keterlibatannya konsumen dan tidak adanya perbedaan merek yang signifikan. 4. Perilaku pembelian yang mencari variasi Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah namun merek yang signifikan. Dalam situasi itu, konsumen sering melakukan peralihan merek. Misalnya kue kering, konsumen memiliki beberapa kayakinan tentang kue kering, memilih kue kering tanpa melakukan banyak evaluasi dan mengevaluasi produk selama konsumsi. Namun pada kesempatan berikutnya mungkin mengambil merek lain karena bosan atau ingin mencari variasi dan bukannya ketidakpuasan.
2.7 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Perilaku konsumen dapat mempengaruhi oleh lapisan masyarakat pada saat ia dilahirkan dan dibesarkan. Hal ini berarti konsumen yang berasal dari lapisan masyarakat atau lingkungan yang berbeda akan mempunyai penilaian, pendapat, kebutuhan, sikap dan selera yang berbeda-beda. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilku konsumen antara lain, lingkungan ekstern dan lingkungan intern.
2.7.1
Lingkungan Ekstern Faktor-faktor lingkngan ektern yang mempengaruhi perilaku konsumen
adalah: 1) Kebudayaan Kebudayaan mempunyai sikap yang sangat luas dan menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan-kemapuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagi anggota masyarakat. Ada beberapa pendapat yang memberikan definisi kebudayaan, salah satunya adalah yang menyatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar. Definisi lain dari kebudayan yang dikemukakan oleh Stanton bahwa kebudayaan adalah simbol dan fakta yang komplek, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur peilku manusia dalam masyarakat yang ada. Sub budaya ada pada wktu golongan dalam masyarakat yang berbeda-beda dari kebudayaan seluruh masyarakat. Sub budaya ini memainkan peranan penting dalam pembentukan sikap konsumen dan merupakan petunjuk penting mengenai nilai-nilai yang akan dianut oleh seorang konsumen. 2) Kelas Sosial Dalam kelas sosial masyarakat yang hidup teratur, adanya sistem lapisan sosial masyarakat tersebut dikenal sebagai istilah pelarian sosial (Social Stratification). 3) Keluarga Istilah keluarga (family) diperguanakan untuk menggambarkan berbagai macam bentuk rumah tangga. Macam-macam bentuk tersebut adalah: a. Keluarga inti (nuclear family), menunjukan lingkup keluarga yang meliputi ayah ibu dan anak-anak yang hidup bersama-sama.
b. Keluarga besar (exstended family), yaitu keluarga inti ditambah dengan orang-orang mempunyai ikatan saudara dengan keluarga tersebut, seperti kakek, nenek, paman, bibi dan menantu. Seseorang dalam keluarga yang berbeda dalam hal sikap, keinginan, kebutuhan dan peranannya. Oleh karena itu manajer pemasaran berkepentingan mempelajari perilku anggota keluarga, terutama dalam melakukan pembelian barang-barang dan jasa-jasa untuk memenuhi kebutuhannya. 4) Kelompok Sosial Semenjak manusia dilahirkan telah mempunyai dua keinginan yang menyebabkan ia hidup berkelompok didalam masyarakat, yaitu: a. Keinginan untuk tampil menjadi satu dan berinteraksi dengan manusia lain yang berda di sekelilingnya (masyarakat) b. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya c. Kelompok referensi adalah kelompok yang menjadi ukuran seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk kepribadian perilakunya. Biasnya masing-masing kelompok mempunyai pelopor opini (opinion leader) yang dapat mempengaruhi anggota dalam membeli sesuatu. Dalam hal ini manajer pemasaran beruasaha untuk mengidetifikasi kelompok referensi dari konsumen sasaran mereka dan memperhitungkan bagaimana mencapai para opinion leader dalam kelompok referensi yang relevan.
2.7.2
Linkungan Intern Faktor lingkungan intern yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah:
1. Persepsi Persepsi dapat diartikan sebagai proses seorang individu memilih, mengorganisasi untuk menciptakan sebuah gambar yang bermakna tentang dunia. Persepsi tergantung bukan hanya pada sifat-sifat rangsangan fisik, tetapi juga hubungan rangsangan dengan medan sekelilingnya dan kondisi diri individu.
Menurut L.G. schiffman dan L.L Kanuk yang dikutif oleh Saladin dan Oesman (2002:54) persepsi adalah: Proses bagaimana seorang individu menyeleksi, mengorganisasikan, dan menginterprestasikan stimulus kedalam suatu yang bermakna dan melekat diingtannya.
Pendapat lain mengenai persepsi yang dikemukakan oleh Wirya (1999:5) bawha: Persepsi dapat didefinisikan sebagai proses dimana manusia mengadakan kontak dengan lingkungannya dan bagaimana manusia bereaksi pada bentuk dan visual objek tertentu.
Sedangkan pengertaian persepsi menurut Kotler dan Keller (2007:228) bahwa: persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterprestasikan masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.
Dapat diambil kesimpulan dari beberapa pengertian persepsi diatas, bahwa persepsi adalah tafsiran seseorang pada lingkungannya dengan stimulus yang ada agar mempunyai arti atau makna tertentu. Sedangkan pengertian stimuli yang erat kaitannya dengan persepsi dikemukakan oleh Saladin dan Oesman (2002:54) bahwa: Stimulus bisa berupa penglihatan, suara, bau, rasa, dan teksture. Stimulus ini diterima oleh indra dan diinterprestasikan kedalam ingatan atau otak, dan otak menanggapinya.
Pendapat lain Menurut Sodik (2003:29) stimulus adalah: Rangsangan fisik, visual, dan komunikasi verbal dan non verbal yang dapat mempengaruhi respon seseorang.
2. Balajar/pengamatan Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku sesorang yang bersumber dari pengalaman. Perilaku yang dipelajari tidak hanya menyangkut sikap, emosi, kepribadian, kriteria penilaian dan masih banyak faktor lain. Proses pembelian yang dilakukan konsumen merupakan sebuah proses belajar, yang terjadi apabila konsumen ingin menanggapi dan memperoleh suatu ketulusan, dan terjadi apabila konsumen merasa dikecewakan oleh produk yang kuran baik. Tanggapan konsumen sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu. Jadi, konsumen dalam proses pembeliannya selalu mempelajari perilaku konsumen melalui proses belajar, ada pula uraian mengenai teori belajar (learning theory) 3. Kepercayaan dan Sikap Suatu kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Kepercayaan membentuk citra terhadap merk dan produk, dan orang berbuat sesuai dengan kepercayaan. Sebuah sikap menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan emosional, kecenderunag berbuat bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa objek yang sama dan sikap. Karena itu sebuah perusahaan perlu menyesuaikan produk mereka dengan sikap yang telah ada, dari pada untuk mengubah sikap orang. 4. Kepribadian dan Konsep Diri Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda yang akan mempengaruhi perilaku pembeli, yang dimaksud dengan kepribadian adalah ciri-ciri psikologis yang membedakan seseorang, yang menyebakan terjadinya jawaban yang secara realitif tetap dan bertahan lama terhadap lingkungannya. 5. Motivasi Motivasi yang berasal dari kata motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Motif yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan . motif ini bukanlah sesuatu yang dapat diamati, tetapi ada hal yang dapat disimpulkan karena adanya sesuatu yang dapat kita saksikan.
2.8 Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian Proses keputusan pembelian dijelaskan atau digambarkan oleh beberapa ahli dengan istilah yang berbeda namun semuanya itu mengacu pada hal yang sama. Berikut ini proses keputusan pembelian menurut Kotler (2007:235-243) Pengenalan Kebutuhan. 1) Pengenalan Kebutuhan (Need Recognation) Pemasar meneliti secara seksama apa yang dibutuhkan atau masalah yang timbul, apa yang menyebabkan semua itu muncul, dan mengapa sampai seseorang itu membutuhkannya. Seseorang mungkin memiliki perubahan hobi, dan untuk itu marketer harus dapat mengembangkan rangsangan konsumen agar ia lebih menarik lagi. 2) Pencarian Informasi (Information Search) Sumber informasi konsumen terbagi dalam empat kelompok yaitu : a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan. b. Sumber niaga : periklanan, petugas, penjualan, kemasan, pemajangan c. Sumber umum : media massa dan organisasi konsumen d. Sumber pengalaman : pernah menangani, menguji, dan menggunakan produk 3) Penilaian Alternatif (Evaluation of alternative) Terdapat lima konsep dasar bagi pemasar dalam penilaian alternatif konsumen yaitu : a. Sifat-sifat produk, apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian konsumen terhadap produk atau jasa tertentu. b. Pemasar hendaknya lebih memperhatikan kepentingan ciri-ciri produk daripada penonjolan ciri-ciri produk.
c. Kepercayaan konsumen terhadap ciri merek yang menonjol. d. Fungsi kemanfaatan, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan yang diperoleh dari produk dengan tingkat alternatif yang berbeda-beda setiap hari. e. Bagaimana prosedur penilaian yang dilakukan konsumen dari sekian banyak ciri-ciri barang. 4) Keputusan Membeli (Purchase decision) Penilaian terhadap keputusan membeli didahului oleh maksud keputusan membeli, artinya apa yang menyebabkan maksud untuk membeli tersebut. Ada dua faktor penyebabnya yaitu : a. Sikap orang lain Keputusan membeli itu banyak dipengaruhi oleh teman-teman, tetangga, atau siapa saja yang dia percaya. b. Faktor situasi yang tidak terduga Yaitu faktor harga, pendapatan keluarga, dan keuntungan yang diharapakan dari produk tersebut. 5) Perilaku Pasca Pembelian (Post Purchase decision) Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir pada saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Pemasar harus memantau kepuasan pada pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan produk pasca pembelian. a. Kepuasan Pembelian Kepuasan pembelian merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja lebih rendah dari harapan maka pelanggan akan merasa kecewa, jika kinerja melebihi harapan maka pembeli akan merasa sangat puas. b. Tindakan Pasca Pembelian Kepuasan
dan
ketidak
puasan
terhadap
suatu
produk
akan
mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukan kemungkinan yang lebih tinggi akan mebeli kembali
produk tersebut. Konsumen yang merasa tidak puas akan beraksi sebaliknya. Mereka mungkin mencari informasi yang mengkonfirmasi nilai produk yang lebih tinggi tersebut. Mereka mungkin mengambil tindakan publik seperti mengajukan keluhan keperusahaan, pergi ke pengacara atau mengadu ke kelompok-kelompok lain. Komunikasi pasca pembelian telah terbukti menghasilkan penurunan pengembalian produk atau pembatalan produk. c. Pemakaian dan Pembuangan Pasca Pembelian. Jika konsumen membuang produk, pemasar harus mengetahui bagaimana mereka membuangnya, terutama jika produk tersebut dapat merusak lingkungan. Perhatian masyarakat yang semakin besar terhadap masalah daur ulang dan kepedulian atas lingkungan.
2.9 Keputusan Pembelian Pengertian keputusan pembelian menurut Kotler (2000:204) yaitu: keputusan pembelian adalah proses memilih membeli atau tidak membeli yang dilakukan oleh konsumen dengan melalui beberapa tahap yaitu pengenalan masalah, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku setelah pembelian. Pengertian keputusan pembelian yang dikemukakan oleh Prasetijo (2005:226) bahwa: keputusan pembelian adalah suatu pemilihan tindakan untuk memutuskan membeli atau tidak membeli dengan pertimbangan.
Sedangkan pengertian keputusan pembelian menurut Ihalauw (2005:197) mengatakan bahwa: keputusan pembelian adalah Pemecahan masalah yang didasarkan pada
keinginan
dan
kebutuhan
seseorang
sehingga
dapat
memutuskan diantara dua alternativ membeli atau tidak membeli.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan menurut para ahli maka dapat diambil kesimpulan bahwa keputusan pembelian adalah suatu tindakan untuk memilih membeli atau tidak membeli yang didasarkan pada keinginan dan kebutuhan dengan melalui proses tahapan pengenalan masalah, evaluasi alternativ, keputusan pembelian dan perilaku setelah pembelian
2.10 Keputusan Pembelian Berdasarkan Kemasan Beberapa pertimbangan konsumen pada kemasan yang dijadikan sebagai dasar keputusan pembelian: 1. Adanya keinginan Keinginan seseorang untuk memenuhi kebutuhan yang didasarkan melalui pertimbangan suatu produk yang dinilainya melalui persepsi pada kemasan Menurut Tjiptono (2007:106) penilaian kemasan tersebut yang didasarkan pada tujuan kemasan suatu produk: 2. Protection (kemasan yang melindungi) Kemasan harus dapat melindungi isi, sehingga kemasan dapat mejaga kualiatas inti produk Contoh: apakah kemasan Ultra Milk yang multi lapis dapat melindungi inti produknya yang dinilai melalui persepsi seseorang? 3. Operating (penggunaan kemasan) Kemasan harus dapat memberikan kemudahan untuk mempermudah konsumsi pada inti produk Contoh: kemasan Ultra Milk yang mempunyai bentuk kotak dan memiliki tutup putar dapat memberikan kemudahan pada pengguna untuk mengkonsumsi inti produknya? 4. Reusable (kemasan dapat diisi ulang) Kemasan yang dapat diisi ulang atau digunakan untuk wadah lain dapat
memberikan
dipertimbangkan
benefit
kepada
konsumen
yang
akan
Contoh: apakah kemasan Ultra Milk berguna untuk diisi ulang kembali atau untuk penggunaan wadah lain yang dianggapnya penting bagi konsumen? 5. Promotion (Artistik, bentuk, warna dan desain kemasan) Kemasan merupakan media promosi bagi produsen pada konsumennya yang memberikan daya tarik melalui seni, bentuk, warna desain kemasan Contoh: kemasan Ultra Milk yang memiliki unsur seni, bentuk, warna desain kemasan dapat menjadi daya tarik bagi Ultra Milk? 6. Image (Kemasan mencerminkan kemewahan) Kemasan sebagai cerminan dari produk, kemasan yang memberikan kemewahan dapat menambah gengsi pada konsumen yang membawa atau mengkonsumsi produk Contoh: kemasan Ultra Milk memberikan nilai kemewahan yang dapat
menambah
gengsi
seseorang
ketika
membawa
atau
menggkonsumsinya 7. Shipping (Mudah dibawa) Selain dari desain kemasan yang indah dipandang, kemasan juga harus memberikan kemudahan fungsi untuk mempermudah konsumen membawa produk tersebut Contoh: kemasan Ultra Milk yang mempunyai bentuk kemasan yang khas dengan kotaknya, dapat dengan mudah dibawa oleh konsumen dalam beraktifitas? 8. Labeling (Isi pemakaian dan kualitas) Pelabelan diberikan untuk menginformasikan inti produk agar dapat memberikan layanan purna jual dan kesan kualitas yang positif Contoh: Informasi yang tertera pada kemasan Ultra Milk mengenai inti produk cukup jelas dan mengindikasikan terhadap kesan kualitas? 9. Kemasan yang mencerminkan inovasi Kemasan dapat mencerminkan inovasi pada produk jika adanya kesesuaian antara kemasan dan inti produk
Contoh: kemasan Ultra Milk yang menggunakan karton sebagai pelindung inti produk, dapat mencerminkan sebuah inovasi?
2.11 Pengaruh Persepsi Konsumen Pada Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Kemasan adalah ekspresi produk yang menarik konsumen target pasar pada tahap keputusan pembelian, serta kemasan memberikan daya tarik visual/ estetika dan daya tarik praktis/ fungsional (Cenadi,1998). Hal tersebut secara bersama-sama mengkomunikasikan emosi, budaya, sosial, psikologi dan informasi kepada konsumen target, Informasi yang diperoleh dan diproses konsumen akan membentuk preferensi (pilihan) seseorang terhadap suatu objek. The role of packaging and indeed other types of marketing communications are also significant. Product information and packaging design support given to consumer they are making purchase decision (Halstead, 2002). Preferensi akan membentuk sikap konsumen terhadap suatu obyek, yang pada gilirannya akan sikap ini seringkali secara langsung akan mempengaruhi terhadap persepsi seseorang. Menurut (Syafei, 2007) konsumen akan membuat suatu pilihan yang didasarkan pada persepsinya terhadap nilai dan kepuasan. Kemasan mempunyai daya tarik tersendiri yang dapat mengubah persepsi seseorang terhadap suatu produk, kemasan merupakan titik awal penilaian yang dilakukan oleh konsumen berkenaan dengan kesan kualitas. Dengan kemajuan teknologi, material, produksi dan kondisi masyarakat yang terus berubah mengakibatkan peningkatan pada kemasan yang harus memberikan kesesuaian atas apa yang diharapkan konsumen agar dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan pembelian. The package, like any creative salesman . Must be used to spark the dream, but sell the reality Sonsino (1990:59). Bergesernya fungsi kemasan dari fungsi klasiknya sebagai wadah untuk melindungi produk menjadi elemen pemasaran menempatkannya menjadi ujung tombak produk yang langsung berinteraksi dengan konsumen, artinya kemasan terlibat dalam keputusan membeli konsumen (Lakoro, 2009).
Keberhasilan penjualan tergantung pada citra yang diciptakan oleh kemasan tersebut. Penampilan harus dibuat sedemikian rupa agar konsumen dapat memberikan reaksi spontan baik secara sadar ataupun tidak, setelah itu diharapkan konsumen akan terpengaruh dan melakukan tindakan positif, yaitu melakukan pembelian ditempat penjualan (Cenadi, 2000). Packages tell you instantly whether the product targets children or adults, value-seekers or indulgence hunters. Even when consumers don t consciously focus on packaging, it still affects their decision (Reeves, 2007). Sedangkan menurut penelitian lainnya yang lebih tegas
dikatakan bahwa kemasan mempunyai hubungan yang positif
terhadap perilaku konsumen terutama pada keputusan pembelian (Andriani, 2005). Dari beberapa pendapat yang dikemukakan dari hasil penelitian di atas maka dapat mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh yang potensial antara persepsi konsumen pada kemasan terhadap keputusan pembelian, dimana kemasan dapat menciptakan persepsi positif atau negatif seseorang yang dijadikan sebagai dasar keputusan pembelian konsumen.