4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jaringan Lokal Akses Tembaga (Jarlokat) Sebagai salah satu operator layanan telekomunikasi, PT Telkom menerapkan beberapa konfigurasi jaringan lokal akses, yaitu jaringan lokal akses tembaga (Jarlokat), jaringan lokal akses radio (Jarlokar), dan jaringan local Akses fiber (Jarlokaf). Dimana mayoritas jaringan menggunakan jaringan akses tembaga (Jarlokat) seperti gambar 2.1 dibawah ini.
Gambar 2.1 Jaringan akses tembaga( PT. Telkom, 2005)
Jaringan lokal terdiri dari Rangka Pembagi Utama (RPU)/ Main DistributionFrame (MDF), Kabel Primer, Rumah Kabel (RK), Kabel Sekunder, Kotak Pembagi (KP)/ Distribution Point (DP), saluran penanggal, Kotak Terminal Batas (KTB), kabel indoor, soket dan pesawat telepon pelanggan. a. Rangka pembagi utama (RPU)/ Main Distribution Frame (MDF) Rangka pembagi utama (RPU)/ Main Distribution Frame (MDF) adalah susunan rangka dari plat logam yang digunakan sebagai tempat menginstalasi blok terminal rangka pembagi utama sebagai titik sambung ujung kabel kearah jaringan dan ke arah sentral. Di
5
bawah RPU terdapat ruang bawah tanah yang dipasang rangka besi (cable chamber) sebagai tempat kabel- kabel primer dari luar gedung sebelum didistribusikan ke RPU. Fungsi RPU adalah : 1. Tempat penyambungan (jumper) kabel primer dengan kabel sentral. 2. Tempat pengetesan dan melokalisir ngangguan 3. Tempat meletakkan pengaman jaringan (sekring atau arrester). b. Rumah kabel (RK) Rumah kabel adalah struktur jaringan kabel yang merupakan titik terminasi akhir dari jaringan kabel primer atau sebagai titik terminasi awal dari jaringan kabel sekunder serta titik sambungan antara jaringan kabel primer dan kabel sekunder. Kapasitas RK berkisar antara 800 sampai 2400 pasang (pair). c. Kotak pembagi (KP) Kotak pembagi (KP) atau distribution point (DP) merupakan kabel penyambungan antara kabel sekunder dengan saluran penanggal. Fungsi DP yaitu tempat pengetesan untuk melokalisir gangguan dan tempat mutasi jaringan menuju rumah pelanggan. DP biasanya mempunyai kapasitas 10 atau 20 pasang (DP tiang). d. Kotak terminal Batas (KTB) KTB merupakan tempat penyambungan antara kabel penanggal dengan kabel indoor. Fungsi KTB : 1. Pembatas antara instalansi kabel rumah (IKR) pada rumah pelanggan dengan saluran penanggal pada jaringan kabel telepon lokal. 2. Tempat terminasi awal IKR dan tempat terminasi akhir saluran penanggal dari jaringan kabel telepon. 3. Tempat penyambungan antara IKR pada rumah pelanggan dengan saluran penanggal dari jaringan local. 4. Tempat menentukan ada tidaknya dial tone (nada pilih). e. Soket Soket merupakan terminal penyambungan antara kabel indoor dengan pesawat telepon pelanggan. Fungsi soket untuk terminasi kabel indoor yang paralel dan penggunaan pesawat telepon lebih dari satu.
6
2.2 Struktur Kabel Tanah Tanam Langsung Komponen – komponen kabel tanah tanam ditunjukkan gambar 2.2 yang terdiri dari (PT. Telkom, 1998):
Gambar 2.2 Komponen kabel tanam (PT. Telkom,1998)
1. Urat kabel Urat kabel berfungsi sebagai penghantar dan menyambung pesawat telepon pelanggan dengan sentral. 2. Pita pengikat satuan Pita pengikat satuan terbuat dari bahan polietilen atau bahan plastic yang sejenis. Fungsinya untuk mempermudah perhitungan urat kabel. 3. Petrojeli Celah- celah inti kabel harus diisi dengan petrojeli yang berfungsi sebagai pembalut inti kabel supaya padat dan bulat. Petrojeli berfungsi sebagai pelindung atau bantalan antara urat kabel dan lapisan aluminium. 4. Pita pembungkus inti Pita pembungkus inti dipasang secara longitudinal atau dibelitkan secara helical yang tumpang tindih secukupnya. Pita pembungkus inti terbuat dari bahan kertas, kain katun, PE (plastic transparan) atau bahan lain yang sesuai.
7
5. Pelindung elektris (aluminium foil) Pelindung elektris harus terbuat dari pita aluminium dengan tebal kira- kira 0.2 mm berlapis polietilen pada kedua sisinya. Lapisan aluminium ini dipasang secara longitudinal di atas pita pembungkus inti kabel dengan tumpang tindih. Lapisan ini berfungsi sebagai pelindung elektris terhadap induksi tegangan asing dari luar. 6. Selubung dalam (PE hitam) Inti kabel yang telah diberi lapisan pembungkus inti dan aluminium dilapisi selubung polietilen berwarna hitam. Selubung dalam berfungsi sebagai pelindung kemungkinan masuknya air dan sekaligus sebagai bantalan antara lapisan armouring dan lapisan aluminium. 7. Pelindung mekanik Pelindung mekanik terbuat dari pipa baja atau kawat baja. Pelindung mekanik terdiri dari dua lapis pita baja dengan tebal nominal 0.3 mm. Kedua lapisan pita baja dililitkan searah secara vertikal sehingga lapisan luar menutupi celah pita lapisan dalam. Untuk kabel- kabel dengan diameter dibawah pelindung mekanis kurang dari 15 mm, dapat digunakan pada kawat- kawat baja. 8. Selubung luar Kabel yang telah diberi pelindung mekanis dilapisi lagi dengan selubung polietilen berwarna hitam. Selubung luar berfungsi sebagai bantalan pada waktu penarikan kabel.
2.3 Susunan dan perhitungan urat- urat kabel Pada umumnya susunan urat kabel menggunakan sisitem quard. Beberapa quard membentuk subunit membentuk unit. Setiap 4 urat (2pair) dipilin menjadi satu membentuk quard yang mempunyai warna atau tanda isolasi yang berbeda (PT. Telkom, 1998). Gambar 2.3 menunjukkan penampang kabel 1 quad.
8
a1
b2
a2
b1
Gambar 2.3 Penampang kabel 1 quard (PT. Telkom,1998)
2.4 Parameter Elektris Jarlokat 2.4.1 Kontinuitas saluran Kontinuitas adalah parameter untuk mengetahui apakah secara elektris urat- urat kabel dari ujung satu ke ujung lainnya (MDF - RK atau RK - DP) tidak terputus atau telah tersambung dengan benar. Pada saat pengukuran seperti gambar 2.4, sepanjang urat a dan b tidak boleh terjadi cross. Jika satu urat yang NC (Not Connect) berarti terdapat kesalahan 1 pair. Tabel 2.1 Harga kontinuitas yang harus dipenuhi (PT. Telkom,2004) Jenis Layanan
0,4 mm
0,6 mm
0,8 mm
Keterangan
POTS/ Suara
Baik
Baik
Baik
Tidak Silang
Pain Gain
-
-
-
-
ISDNBRA/PRA
-
-
-
-
HDSL, ADSL
-
-
-
-
Saluran komunikasi
Saluran yang dites
Countinuity tester
9
Gambar 2.4 Pengukuran kontinuitas dengan kontinuitas tester (PT.Telkom, 1998)
2.4.2 Tahanan saluran / Loop Pengukuran tahanan loop adalah untuk mengetahui nilai resistansi / tahanan murni kabel atau saluran. Pengukuran tahanan loop adalah murni nilai resistansi konduktor atau urat kabel. Pada pengukuran tahanan loop, kabel tidak dilewati suatu sinyal informasi. Tahanan loop kadang disebut juga dengan istilah tahanan DC (DC Resistance). Pengukuran tahanan loop dapat menggunakan perangkat multimeter. Satuan/unit tahanan loop adalah Ohm (Ω). Harga tahanan (resistance) suatu penghantar dihitung secara teoritis dengan rumus (PT.Telkom,2004): R = 2. ρ .
l ……………………………………………………………. A
(2.1)
Keterangan: R = tahanan loop (Ω) ρ = konduktivitas kabel tembaga = 0,0175 Ω mm2 /m pada 200 C l = panjang saluran (m) A = luas penampang kabel (mm2 ) Dengan harga tahanan (R) berbanding lurus dengan panjang saluran dan berbanding terbalik dengan luas penampang kawat, artinya bila penampang (A) nilainya besar maka nilai R makin kecil. Seperti diuraikan diatas tahanan tergantung dari panjang saluran dan diameter kawat, untuk itu diambil standar dalam 1000 meter (1 Km), dalam bentuk table 2.1 dan cara pengukuran saluran yang diukur dalam gambar 2.5 pengukuran dengan avo meter.
10
Tabel 2.2 Harga standar tahanan saluran (PT.Telkom,2004)
Diameter kawat
Tahanan saluran
0,4 mm
300 ohm/ Km
0,6 mm
130 ohm/ Km
0,8 mm
73 ohm/ Km
0,9 mm
58 ohm/ Km
1,0 mm
46 ohm/ Km
a
Urat a dan b dihubung singkat
Saluran yang diukur
b
Gambar 2.5 Pengukuran tahanan Loop dengan avo meter (PT.Telkom, 2004)
2.4.3 Tahanan isolasi Pengukuran tahanan isolasi digunakan untuk mengetahui besarnya kebocoran listrik yang terjadi antara urat- urat kabel yang diukur dengan tanah (a/t, b/t, a/b)seperti ditunjukkan gambar 2.6. Pengukuran tahanan isolasi dilakukan pada semua penghantar baik terhadap penghantar lainnya. Alat ukur yang digunakan adalah Megger Insulation Tester, tiap urat yang tidak diukur disatukan kecuali urat yang diukur tampak gambar 2.7 cara pengukuran tahanan isolasi.
11
Gambar 2.6 Tahanan isolasi antar urat kabel (PT. Telkom,2004)
Gambar 2.7 Cara pengukuran tahanan isolasi (PT. Telkom 1998)
Standar nilai tahanan untuk jarlokat existing adalah ≥ 10 MΩ pada tegangan ≤ 90 Vdc. Harga tahanan isolasi saluran tergantung pada panjang kabel, semakin panjang kabel maka kebocoran arus banyak sehingga hasil ukur semakin kecil. Untuk menghitung kuat arus yang mengalir pada kawat digunakan rumus sebagai berikut:
I=
V ………………………………………………………………. R
Dimana: I = kuat arus (A) V = tegangan (V) R = tahanan isolasi saluran (Ω)
(2.2)
12
2.4.4 Redaman saluran Redaman saluran berkurangnya intensitas daya
sinyal yang dikirim. Redaman
saluran disebabkan konduktivitas yang tidak sempurna dan risistensi dielektrik yang berhingga. Redaman juga dipengaruhi oleh parameter primer saluran trasnmisi yaitu R, L, C dan G tampak gambar 2.8 redaman yang terjadi.
Gambar 2.8 Redaman pada saluran tembaga (PT. Telkom, 2004)
Redaman saluran secara matematis 10 log Po/ Pi (dB) atau 20 log Vo/ Vi (dB) …………………………
(2.3)
Nilai redaman saluran bergantung pada nilai resistansi (R), induktansi (L), kapasitansi (C) dan Konduktansi (G). persamaan umum redaman: γ = α + jβ =
( R jL)(G jC ) ………………………………..
(2.4)
Dimana α adalah konstanta redaman dan β adalah konstanta fasa. Konstanta propagasi γ diatas dapat ditulis ke dalam bentuk eksponensial komplek: γ = e- α .e-jβ …………………………………………………………...
(2.5)
Redaman saluran juga merupakan penjumlahan antara image attenuation loss dan feeding current loss. Image attenuation = line loss x k …………………………………..
(2.6)
Dimana k = 0,675 x D-0,25 Nilai k adalah faktor pengali yang besarnya tergantung pada jenis bahan dan diameter saluran yang digunakan. Sedangkan nilai D adalah diameter saluran dalam satuan mm yang dibuat dalam table 2.2 standar dielektrik redaman.
13
Tabel 2.3 Standar elektris redaman yang harus dipenuhi (PT. Telkom,2004) No 1
Jenis layanan POTS/ suara
Satuan
0,4 mm
0,6 mm
0,8 mm
dB/ km
≤ 3,45
≤ 1.82
≤ 1.82
Keterangan f = 800 Hz Rd = 600 Ω
2
Pair Gain
dB
≤ 35
≤ 35
≤ 35
f = 40 kHz Rd = 120 Ω
3
ISDN
dB
≤ 27
≤ 27
≤ 27
Sist. 2 pair
≤ 31
≤ 31
≤ 31
Sist. 3 Pair f = 150 Khz Rd = 135 Ω
4
ADSL
dB
≤ 65
≤ 65
≤ 65
512 Kbps
≤ 60
≤ 60
≤ 60
1.5 Mbps
≤ 36
≤ 36
≤ 36
2 Mbps f = 300 Khz Rd = 120 Ω
2.4.4.1 Resistansi (R) Besarnya resistansi pada frekuensi rendah dirumuskan sebagai berikut: 2. ρ Ω / km …………………………………………… (2.7) 0,25. π. d2 Pada frekuensi tinggi, nilai efek kulit mempengaruhi nilai risistensi, yang dirumuskan: Rdc =
δ=
p π. f . µ
……………………………………………….
(2.8)
dengan nilai µ = µr .µo, µr = 1 (di udara) dan µo = 4π. 10-7 H / m Persamaan untuk perhitungan nilia resistansi total adalah R = Rdc (d + δ) Ω / km, dengan δ < d / 2 …………………………… 4δ Dimana: Ρ = 0,01754 Ω. mm2 / m d = diameter kabel yang digunakan (m) µ = permeabilitas konduktor = 4π. 10-7 H / m δ = skip depth (m)
(2.9)
14
2.4.4.2 Induktansi (L) Induktansi total suatu kabel merupakan penjumlahan induktansi luar dan induktansi dalam dari kabel tersebut. Induktansi dalam (Lin) dan induktansi luar (Lex) didefinisikan sebagai : Lin =
Lex =
2 mH x Km ………………………………………………… (2.10) 4 d 2 s mH ln ……………………………………………... Km d
(2.11)
Dimana : s = jarak antara dua konduktor = d + (2 x tebal isolator) = 1.24 mm d = diameter kabel (mm) Untuk frekuensi tinggi nilai induktansi juga dipengaruhi efek kulit sehingga persamaannya menjadi: Lin =
2 mH ……………………………………………… Km 4 d
1
s s Lex = ……………………………. ln 1 mH Km d d 2
2
(2.12)
(2.13)
Nilai induktansi total adalah L total = Lin + Lex ……………………………………………………
(2.14)
2.4.4.3 Kapasitansi (C ) Persamaan kapasitansi adalah : C=
nF
………………………………………….
(2.15)
єr = 2,26 nF/ km (polyethelene) ……………………………………
(2.16)
1 s 2 2 s ln 1 d d Keterangan
Km
є = є0 + є r є0 = 8,85 nF/ km
Untuk kabel dengan diameter 0,6 mm mempunyai nilai kapasitansi 55 nF/ km.
15
Standar karakteristik parameter primer kabel tembaga sebagai berikut dalam table 2.3: Tabel 2.4 Konstanta primer saluran pada frekuensi suara. Diameter (mm)
R (Ω/ km)
L (mH/ km)
G (mho/ km)
C (nF/ km)
0,4
300
0,7
1,6
50
0,6
130
0,7
1,6
55
0,8
73
0,7
1,6
55
2.4.5 SNR (signal to noise) SNR adalah perbandingan antara level sinyal informasi dengan noise yang mengganggunya. Satuan SNR adalah dB, semakin besar nilai SNR yang digunakan maka semakin baik performasi system yang ada. Standar nilai SNR oleh PT. Telkom dengan kecepatan akses sampai dengan 512 kbps adalah ≥ 25,4 dB. Hubungan SNR dan kapasitas kanal yaitu apabila nilai SNR besar maka nilai kapasitas kanal besar. Pada tahun 1948, Claude Shannon mempublikasikan mengenai data rate maksimum teoritis pada kanal komunikasi yang terganggu noise. Dengan pertimbangan bandwidth dan noise, Shannon menyatakan error- free bit rate (bit rate yang tidak mengakibatkan error) pada kanal transmisi yang tidak dapat melebihi kapasitas maksimum C. secara matematis, C dinyatakan oleh persamaan: C = B2Log(1+SNR) ………………………………………………..
(2.17)
Di mana: C
= data rate informasi maksimum (bps)
B
= bandwidth (Hertz)
SNR = Signal-to-noise ratio (dB) Peningkatan kemampuan akses jarlokat dilakukan dengan dua cara sebgai berikut: 1. Jarlokat murni sebagai jaringan local akses tembaga yang operasionalnya tidak menggunakan
tambahan
perangkat
aktif.
Jarlokat
murni
digunakan
untuk
menghubungkan pelanggan telepon individual ke sentral telepon dan pelanggan data individual ke sentral data dengan kecepatan sampai dengan 19,6 Kbps. 2. Jarlokat tidak murni adalah jaringan local akses tembaga yang dalam operasionalnya menggunakan tambahan teknologi performasinya.
atau perangkat
lain untuk
meningkatkan
16
2.4.6 Perhitungan link budget Perhitungan link budget merupakan perhitungan level daya yang dilakukan untuk memastikan bahwa level daya penerima lebih besar atau sama dengan level daya threshold (RSL Rth). Tujuannya adalah menjaga keseimbangan gain dan loss untuk mencapai SNR yang diinginkan di receiver. Perhitungan link budget berguna untuk menghitung luas daerah jangkauan sinyal dari base station, seberapa jauh sinyal dapat diterima oleh pelanggan dengan baik. Sensitivitas perangkat penerima merupakan kepekaan suatu perangkat pada sisi penerima yang dijadikan ukuran threshold. Nilai RSL dapat dihtung dengan persamaan: RSL = EIRP - Lpropagasi + Gix – Lix ……………………………………..
(2.18)
Dimana: EIRP
= Effecive Isotropic Radiated Power (dBm)
Lpropagasi
= rugi- rugi gelombang saat berpropagasi (dB)
Gix
= penguatan saluran penerima (dB)
Lix
= rugi- rugi saluran penerima (dB)
2.5 Teknologi x-DSL (x-Digital Subscriber Line) x-DSL merupakan teknologi yang dikembangkan menggunakan jaringan local akses tembaga yang mampu menyediakan jalur pengiriman data yang lebih cepat daripada teknologi yang lain seperti modem konvensional. Bandwitdh frekuensi dengan tipe teknologi x-DSL dibagi 2 : 1. Band frekuensi rendah (0 s/d 4 KHz) untuk menyalurkan suara (voice) 2. Band frekuensi tinggi (38 KHz s/d 1,1 MHz) untuk menyalurkan data. Kecepatan data antara 16 Kbps sampai dengan 50 Mbps dapat dimungkinkan teknologi x-DSL. Teknologi x-DSL mempunyai banyak varian diantaranya DSL, HDSL, ADSL, SDSL, RADSL, ADSL Lite, dan VDSL dalam table 2.4 dibawah ini :
17
Tabel 2.5 Pengelompokan Teknologi x-DSL dengan spesifikasinya
ADSL
ADSL Lite
SDSL
VDSL
Simetri
Asimetri
Asimetri
Simetri
Simetri/Asimetri
Downstream
8 Mbps
1,5 Mbps
2,3 Mbps
25 Mbps
Upstream
512 Kbps
512 Kbps
2,3 Mbps
25 Mbps
Max.jarak
2,5 – 5 Km
2,5 – 6 Km
2,5 – 5 Km
0,8 – 2 Km
2.6 ADSL (ASYMMETRIC DIGITAL SUBSCRIBER LINE ) Teknologi ADSL (Asymmetric digital Subscriber Line ) merupakan salah satu variasi x-Dsl, yang memiliki kapasitas transmisi dari pelanggan ke central office / telepon (upstream)
dan
dari
sentral
ke
pelanggan
(downstream)
yang
berbeda
beda
(Supangkat,1999). Mode pengiriman atau penerimaan sinyal informasi bersifat asimetrik, dimana sinyal informasi baik yang dikirim maupun diterima kecepatannya berbeda. Dari sumber kearah pelanggan (downstream) membutuhkan kecepatan trasmisi yang tinggi karena karakteristik pelanggan lebih banyak download process daripada upload process. Sementara sinyal informasi yang dikirim dari pelanggan (Upstream) hanya berupa proses pengiriman atau penerimaan sinyal, sehingga kecepatan data relative rendah. Kecepatan data ADSL untuk downstream mulai dari 2 Mbps sampai 8 Mbps dan kecepatan data ADSL untuk upstream mulai dari 64 Kbps sampai 1 Mbps.( Mulyatno dan Rahman, 2000) dibuat dalam table 2.5 tentang hubungan jarak dan kecepatan. Tabel 2.6 Hubungan Kecepatan-Jarak Operasional ADSL .
Kecepatan
Ukuran kabel
Jarak
1,5 atau 2 Mbps
0,5 mm
5,5 Km
1,5 atau 2 Mbps
0.4 mm
4,6 Km
6,1 Mbps
0,5 mm
3,7 Km
6,1 Mbps
0.4 mm
2,7 Km
18
Teknologi ADSL mampu memultipleksing informasi digital di atas kanal suara analog, dengan menggunakan Frequency division Multiplex (FDM), di mana pengguna dapat memakai layanan POTS. Untuk memisahkan POTS dengan ADSL menggunakan splitter. Fungsi splitter:
a. Low pass filter yang berfungsi melewatkan sinyal POTS dan meredam sinyal ADSL (< 5 KHz). b. High pass filter yang berfungsi melewatkan sinyal ADSL dan meredam sinyal POTS (> 5 KHz).
2.6.1 Sistem trasmisi ADSL Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT) adalah merupakan suatu jaringan kabel telepon dari bahan tembaga yang dipasang atau ditarik dan dipergunakan untuk menghubungkan pesawat-pesawat pelanggan dengan sentral lokal yang bersangkutan. Konfigurasi jaringan akses ini dimulai dari terminal blok vertical pada rangka pembagi utama (MDF) sampai kotak terminal batas (KTB) yang menggunakan kabel tembaga sebagai media aksesnya atau juga menambahkan perangkat lain untuk meningkatkan performansi atau unjuk kerja dari jarlokat tersebut. Transmisi ADSL bekerja pada jarak sampai 18.000 kaki (5,48 Km) pada sepasang kawat tembaga pilin (single twisted pair). Bersama dengan akses Internet, perusahaan telekomunikasi berkemungkinan untuk dapat memberikan layanan akses LAN jarak jauh (remote LAN) dan layanan VOD (video -on-demand) melalui ADSL. Untuk menguji kualitas jaringan kabel tembaga maka dilakukan pengujian parameter parameter. Parameter elektris Jarlokat tersebut adalah: 1. Minim memenuhi syarat teknis layanan POTS Kontinuitas : OK Tahanan Isolasi : ≥ 10MΩ.Km Tahanan Loop : 1km/130 Ω pada tegangan asing 3mV • Attenuation : ≤ 60 dB • Tahanan Screen : tersambung
19
2. Tidak boleh ada loading coil pada saluran. 3. Tidak boleh ada tegangan AC / DC pada saluran idle. 4. Resistance unbalance : ≤ 4%. 5. Longitudinal balance : ≥ 60 dB. 6. Power Influence : ≤ 80 dB. 7. Memenuhi spesifikasi kecepatan akses ADSL2+ • Redaman kabel : ≤ 35 dB • S/N : ≥ 25,4 dB 2.6.2 Karakteristik ADSL Sesuai karakteristik jaringan kabel (wireline) yang digunakan dalam sisitem transmisi ADSL, maka parameter yang harus dipenuhi sebagai berikut: 1. Signal to noise ratio (SNR) minimum 25,4 dB Parameter SNR menunjukkan kuat daya sinyal terhadap noise dan interferensi pada kanal transmisi. Besar nilai SNR tergantung pada jenis modulasi yang digunakan. 2. Margin performasi minimum 6 dB 3. Redaman saluran total, range frekuensi 2,5- 1100 kHz ≤ 65 dB. 4. Bit error rate (BER) ≤ 1 x 10-7. BER digunakan untuk mengetahui berapa banyak kesalahan bit pada waktu pengiriman data melalui media transmisi. 5. Metode deteksi error: Cyclic Redundancy Check (CRC). CRC dikembangkan untuk mendekteksi kerusakan data dalam proses transmisi. 6. Metode koreksi error: Reed-Solomon Forward Error Correction Reed Solomon mengecek error dalam satuan blok- blok bit, jika ada satu bit dalam suatu blok makablok tersebut akan ditransmisikan ulang. Algoritma pengecekan error ini efektif diterapkan dalam kondidi error tinggi.
20
2.6.3 Bit rate ADSL ADSL menggunakan modem yang dihubungkan pada saluran tembaga berupa twisted pair ( dua buah kabel terisolasi yang dijalinkan bersama ) yang mentransmisikan sinyal dengan kecepatan tinggi sebagai fungsi jarak, jenis kabel, sambungan saluran dan crosstalk. Sebagai perbandingan, tanpa memperhitungkan ada sambungan bridge tap pada saluran, maka kecepatan transmisi data yang bisa dicapai ADSL sebagai fungsi jarak diperlihatkan oleh tabel 2. 6 Tabel 2.7 Kecepatan Transmisi ADSL
Kecepatan
Ukuran Kabel
Jarak
1,5 atau 2 Mbps
0,5 mm
5, 5 km
1,5 atau 2 Mbps
0,4 mm
4,6 km
6,1 Mbps
0,5 mm
3,7 km
6,1 Mbps
0,4 mm
2,7 km
2.7 Konfigurasi ADSL
Gambar 2.9 Jaringan ADSL Sumber : Speedy Teknik. TTC Makasar
21
Konfigurasi ADSL secara umum adalah sebagaimana diperlihatkan dalam gambar 2.9 diatas dijelaskan, Digital Subsriber Line Access Multiplexer (DSLAM) adalah perangkat multiplexer pada penyelenggara jasa/sentral, sedangkan pada sisi pelanggan terdapat Customer Premises Equipment (CPE). Keduanya dihubungkan oleh line telepon, di mana diantara keduanya terdapat pots splitter (di sisi penyelenggara/sentral) dan microfilter (di sisi pelanggan) yang berfungsi membagi frekuensi. Frekuensi rendah dialirkan ke line analog, sedangkan frekuensi tinggi adalah untuk service ADSL. Banyak
aplikasi akan mendapatkan manfaat dari keunggulan ADSL terutama
dalam digital compressed video. Sebagai sinyal real time, sinyal video digital tidak dapat menggunakan prosedur error control pada level link atau network yang biasanya dipakai dalam system
komunikasi data yang umum. Sedangkan modem ADSL mampu
memberikan forward error corection yang secara dramatis mampu mengurangi error yang diakibatkan oleh impulse noise. Error yang berbasiskan simbol demi simbol juga akan banyak mengurangi kesalahan yang ditimbulkan oleh continuous noise yang terjadi pada saluran. ADSL menggunakan teknologi pengolahan sinyal digital yang begitu canggih serta menggunakan algoritma yang mampu menciptakan penyaluran data pada kecepatan sangat tinggi melalui kabel tembaga biasa. Teknik line coding yang digunakan adalah Carrierless Amplitude/Phase Modulation (CAP) atau Discrete Multi Tone (DMT). Teknik line coding CAP dan DMT memberi keuntungan di mana sistem lebih tahan terhadap derau / noise atau interferensi. Di samping itu dengan menggunakan DMT, memungkinkan ADSL menjadi rate adaptive (kecepatan transmisi dapat berubah relatif mengikuti performansi jaringan kabel tembaga yang digunakan sebagai media transmisinya). Dengan DMT juga memungkinkan proses inisialisasi jaringan untuk menentukan sampai pada tingkat kecepatan berapa jaringan tembaga dapat mentransmisikan data dengan aman. Sementara pada teknik konvensional, jika performansi kabel turun kualitasnya, maka sinyal yang di modulasi/demodulasi oleh modem akan rusak.
22
2.8 Keuntungan ADSL 2.8.1
Efektif dan efisien ADSL memungkinkan transmisi data kecepatan tinggi dengan bandwith asimetric
baik menuju pelanggan melalui jaringan kabel local loop dari telepon yang telah aja. Sementara pemasangan infrastruktur untuk saluran- saluran broadband memerlukan waktu yang lama, ADSL memungkinkan penyedia layanan jasa telekomunikasi untuk mentransmisikan informasi berupa movie, televise, video on demand, remote CD-ROM, internet dan akses web (Gunawan,2000).
2.8.2 Laju transmisi yang tinggi Pada server atau kantor sentral yang mentrasmisikan data- data yang masuk ke pelanggan, mengakibatkan lebih banyak pita frekuensi yang diberikan ke arus downstream. Laju trasmisi 8 Mbps dapat dicapai dengan menfaatkan jaringan telepon kabel berpasangan yang ada untuk jarak ± 3.6 Km. Laju data yang upstream biasanya mencapai 1 Mbps. Transmisi juga dapat dilakukan pada jarak jauh dengan biaya yang sama dengan trasmisi jarak dekat (Rianti,2009).
2.8.3 ADSL melalui jalur POTS Konsep dasar dari ADSL adalah untuk membebani, mengirim ataupun untuk menerima sinyal- sinyal digital pada jalur kabel tembaga pada pita frekuensi yang berbeda dengan yang digunakan untuk pelanggan telepon. Hal ini memungkinkan ADSL untuk ditrasmisikan baik berupa jalur telepon regular ( kadang disebut telepon model kuno atau POTS) maupun melalui pelayanan ISDN digital, sehingga lebih efisien karena tidak perlu membangun infrakstruktur baru. Pita frekuensi terbagi penggunaanya antara yang untuk pelayanan telepon dengan yang untuk ADSL dengan menggunakan apa yang disebut passive splitter (pemisah pasif) untuk jalur- jalur POTS, modem- modem ADSL mampu menyediakan akses data dan pelayanan suara telepon, bahkan untuk kondisi jika kegagalan daya.
23
2.9 Teknologi Speedy Speedy adalah nama produk PT Telkom yang merupakan layanan akses internet dengan kecepatan tinggi yang memiliki kemampuan akses untuk kecepatan upstream sebesar 64 kbps, sedangkan downstream sebesar 384 kbps dan 512 kbps, serta dapat melakukan percakapan telepon secara bersamaan saat melakukan akses internet. Speedy menggunakan teknologi ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line). 2.10
Konfigurasi Jaringan Speedy
Gambar 2.10 Konfigurasi jaringan Speedy Sumber : Speedy Teknik. TTC Makasar
24
Keterangan gambar 2.10 dijelaskan: a. ISP : Internet Service Provider, penyedia jasa akses internet bagi pelanggan. b. BRAS : Broadband Remote Access Server, sebagai tempat pengelolaan kebutuhan pelanggan, seperti menyediakan IP. Address, melakukan identifikasi username dan password. c. DSLAM : Digital Subscriber Line Access Multiplexer, berfungsi sebagai: -Pengatur trafik I/C dan O/G dari modem ADSL dan internet gateway. -Interface antara pelanggan – pelanggan ADSL dan ISP. d. MDF : Main Distribution Frame, melakukan penyambungan layanan voice antar pelanggan. e. Modem : berfungsi mengubah format analog to digital atau sebaliknya antara PC dan jaringan akses tembaga. f. Splitter / Filter : memisahkan frekuensi tinggi (untuk data) dan frekuensi rendah (untuk voice).
2.11 Parameter kualitas Speedy 2.11.1 Kualitas speedy berdasarkan jarak tempuh ADSL Dalam mengukur suatu kualitas speedy diperlukan parameter untuk mengukur apakah speedy yang digunakan telah memenuhi standar dengan kualitas yang baik. Parameter kualitas Speedy yang menjadi dasar dari pengukuran sebagai berikut: 1. Net data rate Net data rate merupakan parameter yang mengukur kecepatan data yang ditransmisikan dari DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer) ke CPE (Customer Premises Equipment) berupa downstream atau sebaliknya dari CPE- DSLAM berupa upstream. Net data Rate diukur dalam satuan kbps. 2. Noise Margin (S/N margin) Noise margin atau sinyal to margin merupakan perbandingan antara sinyal yang bagus tehadap noise (gangguan). Noise margin diukur dalam satuan decibel (dB). Semakin besar noise margin yang terbaca maka performasi ADSL semakin baik serta kualitasnya juga.
25
3. Line rate Line rate merupakan kemampuan jaringan dalam mengakses kecepatan data downstream maupun upstream pada modem ADSL, semakin besar line ratenya maka semakin cepat mengakses data. 4. Attenuation Attenuation merupakan redaman sinyal yang terjadi saat transmisi sinyal- sinyal modem ADSL berlangsung. Semakin rendah redaman sinyal yang terjadi maka kecepatan akses semakin cepat. 5. Output power Output power adalah besarnya daya yang dikirim oleh modem ADSL.
2.11.2 Standar ukur kualitas speedy Parameter ukur untuk ADSL untuk layanan speedy mempunyai nilai standar yang ditentukan oleh PT. Telkom. Standar nilai dapat dilihat pada table 2.7 di bawah ini: Tabel 2.8 Standar ukur kualitas speedy berdasarkan jarak tempuh ADSL
Parameter
Dowmstream
Upstream
Net Data Rate (Kbps)
384
64
S/N (dB)
≥ 28,4
≥ 28,4
Line Rate (kbps)
≥ 384
≥ 64
Attenuation (dB)
≤ 35
≤ 35
Output Power (dBm)
19,2
19,2