BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan proses pengalaman khusus yang bertujuan menciptakan perubahan terus menerus dalam perilaku atau pemikiran (Seifert, 2007). Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what” misalnya apa air, apa manusia, apa alam dan sebagainya (Natoadmodjo, 2005 ). 2. Kategori Pengetahuan Menurut Arikunto 2002, pengetahuan dibagi 3 kategori yaitu baik bila menjawab 16-20 pertanyaan benar 76% - 100% cukup bila menjawab 12-25 pertanyaan benar 60%-75%, kurang bila menjawab 0-11 pertanyaan benar < 55%. 3. Klasifikasi Pengetahuan Bloom mengklasifikasikan hasil pembelajaran ke dalam beberapa kategori berikut: Pengetahuan
Kemampuan untuk mengingat, atau mengenali fakta dan gagasan berdasarkan permintaan. 1. Pemahaman Kemampuan untuk menggunakan pengetahuan yang sudah diingat lebih kurang sama dengan yang sudah diajarkan dan sesuai dengan maksud penggunaannya. 2. Aplikasi Kemampuan menggunakan gagasan-gagasan atau prinsip-prinsip umum terhadap situasi-situasi tertentu. 3. Analisis Kemampuan untuk mengelompokkan sebuah gagasan atau mengevaluasi masing-masing kelomok tersebut. 4. Sintesa Kemampuan untuk mengkombinasikan beberapa elemen ke dalam sebuah struktur yang lebih besar atau menyeluruh. 5. Evaluasi Kemampuan untuk menilai seberapa baik gagasan-gagasan dan materimateri pengetahuan dalam memenuhi kriteria-kriteria tertentu (Seifert, 2007 ).
4. Cara Mendapatkan Pengetahuan Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni : a. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan Cara-cara menemukan pengetahuan pada periode ini dilakukan sebelum ditemukan metode ilmiah, yang meliputi : 1. Cara coba salah (trial dan error) Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila tidak berhasil maka akan dicoba kemungkinan yang lain lagi sampai didapatkan hasil mencapai kebenaran. 2. Cara Kekuasaan atau otoritas Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintahan, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. 3. Berdasarkan pengalaman pribadi Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu, apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut.
4. Di sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya
dengan
kata
lain,
dalam
memperoleh
kebenaran
pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan pikiran. b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah (Notoadmodjo, 2005). B. Primigravida Definisi primigravida primigravida adalah wanita yang hamil untuk pertama kalinya (Dorlan, 2002). Menurut Nell (1999) Ibu primigravida adalah seorang wanita yang pertama kali hamil. C. Persalinan Definisi persalinan Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 18-24 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (sumarah,widyastuti,wijati, 2009).
D. Tahapan persalinan 1. Kala I atau kala pembukaan dimulai dari adanya his yang adekuat sampai pembukaan lengkap Kala Idibagi dalam 2 fase : fase laten (pembukaan serviks 1-3 cm – dibawah 4 cm ) 2. Kala II/kala pengeluaran : dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan satu jam pada multi. 3. Kala III/kala uri : dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. 4. Kala IV/kala pengawasan : Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.( Hidayat,Sujiyatini, 2010).
E. Faktor berpengaruh pada persalinan A. Power / tenaga yang mendorong anak Power atau tenaga yang mendorong anak adalah 1. His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan a. His persalinan yang menyebabkan pendataran dan pembukaan serviks b. Terdiri dari: his pembukaan, his pengeluaran,dan his pelepasan uri c. His pendahuluan tidak berpengaruh terhadap serviks 2. Tenaga mengejan a. Kontraksi otot-otot dinding perut b. Kepala di dasar panggul merangsang mengejan
c. Paling efektif saat kontraksi/his B. Passage / panggul Bagian-bagian tulang panggul C. Passager / fetus Hal yang menentukan kemampuan untuk melewati jalan lahir dari faktor passager adalah : 1. Presentasi janin dan bagian janin yang terletak pada bagian depan jalan jalan lahir 2. Sikap janin 3. Posisi janin 4. Bentuk / ukuran kepala janin menentukan kemampuan kepala untuk melewati jalan lahir. ( Hidayat,Sujiyatini, 2010).
F. Mengejan 1. Definisi Mengejan adalah reaksi tidak sadar terhadap tekanan bayi pada dasar panggul. Rasa tertekan ataupun gerakan bayi jauh di dalam panggul yang menyebabkan keinginan yang tak tertahan untuk menegang yang merupakan karakteristik dari keinginan mengejan (Simkin,Walley dan Keppler, 2008).
a. Mengejan adalah sifat kekuatan yang dihasilkan mirip seperti yang terjadi pada saat buang air besar tetapi biasanya intensitasnya jauh lebih besar setelah serviks terbuka lengkap kekuatan yang sangat penting pada ekspulsi janin yang dihasilkan oleh peningkatan tekanan intraabdomen yang diciptakan oleh kontrasepsi otot-otot abdomen (Aiyeyeh Rukiyah, 2009). b. Mengejan adalah kombinasi dari sensasi yang kuat dan aksi repleks yang disebabkan oleh tekanan bayi pada vagina selama kontraksi (Simkin, Walley dan Kepler, 2008). 2. Teknik Mengejan yang Benar Pada permulaan Kala II umumnya kepala janin telah masuk dalam ruang panggul, ketuban yang menonjol biasanya akan pecah sendiri, bila belum pecah, harus dipecahkan. His datang lebih sering dan lebih kuat, lalu timbullah his mengejan. Ada 2 teknik mengejan: a. Letak berbaring merangkul kedua paha dengan kedua lengan sampai batas siku, kepala diangkat sedikit hingga dadu mengenai dada, mulut dikatub. b. Dengan sikap seperti tersebut, tetapi badan miring kearah punggung janin berada dan hanya satu kaki yang dirangkul, yaitu yang sebelah atas. (Mochtar, 1998). Cara mengejan a. Anjurkan ibu untuk mengikuti dorongan diamlahnya selama kontraksi b. Beritahukan untuk tidak menahan nafas saat mengejan
c. Minta ibu untuk berhenti mengejan dan beristirahat di antara kontraksi d. Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ia akan lebih mudah mengejan jika lutut ditarik kearah dada atau dagu ditempelkan ke dada e. Minta ibu untuk tidak mengangkat bokong saat mengejan f. Tidak diperbolehkan untuk mendorong fundus untuk membantu kelahiran bayi Dorongan pada pundus meningkatkan risiko distosia bahu dan ruptura uteri (Asuhan persalinan normal, 2008). Teknik mengejan untuk Kala II a. Mengejan spontan Wanita mulai menarik nafas dengan cara yang memuaskannya dan mengejan ketika ia menginginkannya selama ia menekan keinginan untuk mengejan, setiap usaha mengejan biasanya berlangsung 3 sampai 7 detik, wanita dapat menahan nafas, meirntih atau berteriak selama kontraksi, dan dapat mengambil nafas cepat-cepat beberapa detik diantara usaha mengejan. b. Mengejan dengan pengarahan sendiri Mengejan dengan pengarahan sendiri digunakan jika wanita merasakan keinginan
untuk
mengejan
spontan,
pemberi
perawatan
dapat
mengajarkan wanita untuk membuka matanya dan mengarahkan pandangan dan usaha mengejannya ke luar pintu vagina.
c. Mengejan dengan diarahkan Wanita diharapkan untuk menahan nafas dan mengejan selama 10 detik atau lebih pada satu waktu dengan hanya satu kali nafas pendek diantara usaha mengejan, teknik ini kadang kala dikatakan sebagai teknik mengejan ungu yang menggambarkan warna di wajah wanita setelah beberapa kontraksi.(Simkin,Penny, 2005). Teknik mengejan yang benar dan efektif a. Mendengarkan komando penolong, penolong akan meminta menarik nafas dalam, menahannya dengan mulut tertutup, lalu mengejan kearah bawah dengan panggul tetap menempel di atas tempat tidur, saat mengejan dagu diletakkan di dada, sehingga anda bisa melihat perut. b. Ikuti irama tubuh saat mengejan, jangan menahan sesuatu seperti nafas, tubuh (dengan mengangkat bokong atau menahan dorongan mengejan itu sendiri (misalnya karena takut feses keluar dari anus) karena membuat proses mengejan tidak maksimal. c. Bila perut sudah dalam keadaan rileks, anda akan diminta berhenti mengejan dan beristirahat sambil menunggu kontraksi berikutnya. d. Sambil istirahat, lakukan nafas pendek-pendek lewat mulut.(heni, 2009:1)
3. Kesalahan yang sering dilakukan saat mengejan a. Menutup mata Lebih baik membuka mata dan arahkan pandangan kearah perut, menutup mata saat mengejan akan membuat tekanan pada mata yang menyebabkan mata menjadi meran dan baru hilang beberapa hari kemudian. b. Mengangkat panggul Hal ini bisa membuat robekan perineum lebih lebar sehingga anda akan banyak menerima jahitan. c. Berteriak Berteriak untuk melepaskan rasa sakit yang begitu hebat pada proses persalinan tidak bagus karena selain menguras tenaga juga membuat tenggorokan kering, buruk, serak dan suasana menjadi panik. d. Mengejan sebelum ada instruksi Lakukan bernfas pendek-pendek dan cepat sebelum pembukaan lengkap dan ada instruksi, sembarangan mengejan selain membuang tenaga percuma, mengejan tidak teratur juga menyebabkan jalan lahir bengkak. e. Menahan mengejan Terkadang menahan mengejan karena takut feses ikut keluar dari anus f. Bernafas serabutan Tehnik bernafas yang benar, menjadi sumber tenaga saat mengejan dan mengurangi rasa sakit.(ningsi,2010 1)
4. Posisi Persalinan Untuk membantu ibu agar tetap tenang dan rileks sedapat mungkin bidan tidak boleh mengendalikan pemilihan posisi yang diinginkan oleh ibu dalam persalinanya. Sebaiknya, peranan bidan adalah untuk mendukung ibu dalam posisi apapun yang dipilihnya, sambil menyarankan bila tindakan ibu tidak efektif atau merugikan bagi dirinya atau bagi bayinya. 1.Posisi duduk Posisi duduk atau seringkali nyaman bagi ibu dan ia bisa beristirahat dengan mudah diantara kontraksi jika merasa lelah. Keuntungan dari kedua posisi ini adalah memudahkan melahirkan kepala bayi. Bagi bidan lebih mudah untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan mendukung perineum.
Gambar 1 : Posisi duduk atau setengah duduk (Ai.yeyeh rukiyah , 2009). 2.Posisi merangkak
Posisi merangkak atau miring ke kiri, merangkak seringkali merupakan posisi yang baik bagi ibu yang mengalami nyeri punggung saat persalinan. Selain itu dapat membantu bayi melakukan rotasi dan peregangan minimal pada perineum. Berbaring miring ke kiri seringkali merupakan posisi yang baik bagi ibu jika kelelahan karena ibu bisa beristirahat dengan mudah di antara kontraksi. Posisi ini juga bisa membantu mencegah laserasi perineum.
Gambar 2: Posisi merangkak atau berbaring miring kekiri (Ai.yeyeh rukiyah , 2009). 3.Posisi jongkok atau berdiri Posisi jongkok atau berdiri dapat mempercepat Kala I persalinan dan mengurangi rasa nyeri yang hebat. Selain itu juga dapat membantu penurunan kepala bayi. (Ai.yeyeh rukiyah , 2009).
Gambar 3 : Posisi Jongkok atau berdiri (Ai.yeyeh rukiyah , 2009). 4.berbaring miring kekiri Posisi berbaring miring kekiri dapat mengurangi penekanan pada vena kava inferior sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya hipoksia, karena suplai oksigen tidak terganggu,dapat memberi suasana relaks bagi ibu yang mengalami kecapekan dan dapat pencegahan terjadinya laserasi / robekan jalan lahir. 5.hindari posisi telentang Pada posisi telentang dapat menyebabkan 1. Hipotensi dapat beresiko terjadinya syok dan berkurangnya suplai oksigen dalam sirkulasi uteroplacenta sehinnga dapat menyebabkan hipoksia bagi janin.
2. Rasa nyeri yang bertanbah 3. Kemajuan persalinan bertambah lama 4. Ibu mengalami gangguan untuk bernafas 5. Buang air kecil terganggu 6. Mobilisasi ibu kurang bebas 7. Ibu kurang semangat 8. Resiko laserasi jalan lahir bertambah 9. Dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan punggung ( sumarah,widyastuti,wijati, 2009).