BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Kontrasepsi 1. Definisi Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunakan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilisasi (Wiknjosastro, 2008). 2. Syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik dan aman yaitu: a. Dapat dipercaya b. Tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan c. Daya kerjanya dapat diatur sesuai kebutuhan d. Mudah pelaksanaannya e. Dapat diterima oleh pasangan yeng bersangkutan (Wiknjosastro, 2008) 3. Macam – Macam Kontrasepsi Metode kontrasepsi yang ada di Indonesia bermacam – macam yaitu metode alami, kontrasepsi hormonal, kontrasepsi dalam rahim, metode kontrasepsi mantap wanita dan metode kontrasepsi mantap pria.
8
9
a. Metode Alami 1) Metode Kalender a) Pengertian Metode
kalender
adalah
metode
yang
digunakan
berdasarkan masa subur dimana harus menghindari hubungan seksual tanpa perlindungan kontrasepsi pada hari 8 – 9 (Handayani, 2010). Untuk wanita dengan siklus haid yang tidak teratur dapat menentukan masa subur dengan siklus terpanjang di kurangi 11 untuk mendapatkan hari terakhir masa subur. Siklus terpendek dikurangi 18 untuk mendapatkan hari pertama masa subur. b) Keuntungan (1) Dapat digunakan untuk mencegah kehamilan (2) Tanpa resiko kesehatan (3) Pengetahuan peningkatan tentang sistem reproduksi (4) Kemungkinan hubungan yang lebih dekat diantara pasangan karena harus ada kerjasama c) Kerugian (1) Diperlukan banyak pelatiha untuk bisa menggunakannya dengan benar (2) Memerlukan penahanan nafsu selama fase kesuburan untuk menghindari kehamilan (Handayani, 2010)
10
2) Suhu Basal Badan a) Pengertian Metode kontrasepsi yang dilakukan dengan mengukur suhu tubuh basal, untuk menentukan masa ovulasi (Handayani, 2010). Peningkatan suhu badan basal 0,2 – 0,5 ◦C pada waktu ovulasi. Peningkatan suhu badan basal mulai 1 – 2 hari setelah ovulasi dan disebabkan oleh peningkatan kadar hormon progesteron (Handayani, 2010). b) Keuntungan (1) Meningkatkan pengetahuan pasangan tentang masa subur (2) Membantu wanita yang mengalami siklus tidak teratur dengan cara mendeteksi masa subur (3) Berada dalam kendali wanita (4) Dapat digunakan untuk mencegah kehamilan c) Kekurangan (1) Perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berencana alami (2) Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit, kurang tidur, tekanan emosi dan gangguan saluran pencernaan (3) Apabila suhu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu yang sama setiap hari, akan menyebabkan ke tidak akuratan suhu tubuh basal
11
(4) Membutuhkan masa pantang yang panjang karena ini hanya mendeteksi masa pasca ovulasi (Handayani, 2010) 3) Metode Lendir Servik a) Pengertian Metode kontrasepsi dengan menghubungkan pengawasan terhadap perubahan lendir servik wanita yang dapat dideteksi di vulva. Metode ovulasi didasarkan pada pengenalan terhadap perubahan lendir servik selama siklus menstruasi. Ibu dianggap subur ketika terlihat adanya lendir servik, walaupun jenis lendir yang kental dan lengket. Dan hari puncak ke suburan ketika keluar lendir licin, mulur, dan ada perasaan basah (Handayani, 2010). b) Keuntungan (1) Dalam kendali wanita (2) Meningkatkan kesadaran terhadap perubahan pada tubuh (3) Dapat digunakan untuk mencegah kehamilan (4) Memperkirakan
lendir
yang
subur
sehingga
memungkinkan kehamilan c) Kerugian (1) Perlu diajarkan oleh spesialis KB alami (2) Membutuhkan 2 – 3 siklus untuk mempelajari metode
12
(3) Infeksi vagina dapat menyulitkan identifikasi lendir yang subur (4) Beberapa obat untuk mengobati flu dan sebagainya dapat menghambat produksi lendir servik (5) Membutuhkan pantang 4) Metode Sympto Thermal a) Pengertian Metode kontrasepsi yang dilakukan dengan mengamati perubahan
lendir
servik
dan
perubahan
suhu
basal
(Handayani, 2010). b) Keuntungan (1) Untuk
pasangan
suami
istri
yang
menginginkan
kehamilan, metode ini dapat menentukan hari – hari subur istri sehingga senggama dapat direncanakan pada saat – saat itu (disarankan untuk bersenggama selang sehari mulai dari hari ke – 9 sampai suhu basal badan mencapai kenaikan temperatur yang khas) (2) Dapat digabungkan dengan metode – metode kontrasepsi lain, misalnya dengan metode barier. c) Efek Samping Efek samping dan komplikasi langsung tidak ada. Persoalan timbul bila terjadi kegagalan / kehamilan, karena ada data – data yang menunjukkan timbulnya kelainan – kelainan janin
13
sehubungan dengan terjadinya fertilisasi oleh spermatozoa dan ovum yang terlalu matang. (Handayani, 2010) 5) Metode Amenore Laktasi a) Pengertian Metode
amenore
laktasi
adalah
kontrasepsi
yang
mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara ekslusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa pemberian makanan tambahan atau minuman apapun. b) Keuntungan (1) Segera efektif (2) Tidak mengganggu senggama (3) Tidak
ada
efek
samping
sistemik
karena
tidak
mengandung hormonal (4) Tidak perlu pengawasan medis (5) Tidak perlu obat atau alat (6) Tanpa biaya (7) Meningkatkan hubungan psikologis ibu dan bayi c) Kerugian (1) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit paska persalinan (2) Tidak terlindungi terhadap IMS termasuk virus (Handayani, 2010)
14
6) Coitus Interuptus a) Pengertian Metode kontrasepsi di mana senggama diakhiri sebelum terjadinya ejakulasi intra vagina. Ejakulasi terjadi jauh dari genitalia. b) Keuntungan (1) Tidak mengganggu produksi ASI (2) Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya (3) Tidak ada efek samping (4) Dapat digunakan setiap waktu (5) Tidak membutuhkan biaya (6) Meningkatkan
keterlibatan
suami
dalam
keluarga
berencana c) Kerugian Kerugian
metode
ini
adalah
memutus
kenikmatan
berhubungan seksual 7) Kondom a) Pengertian Kondom adalah suatu selubung atau sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet) dan plastik yang dipasang pada penis (kondom pria) atau vagina (kondom wanita).
15
b) Keuntungan (1) Memberikan perlindungan terhadap PMS (2) Tidak mengganggu kesehatan klien (3) Murah dan dapat dibeli secara umum (4) Tidak perlu pemeriksaan medis (5) Tidak mengganggu produksi ASI (6) Mencegah ejakulasi dini c) Kerugian (1) Angka kegagalan relatif tinggi (2) Perlu menghentikan sementara aktifitas dan spontanitas hubungan seksual (3) Perlu dipakai secara konsisten 8) Spermiside a) Pengertian Spermiside
adalah
melumpuhkan
zat
–
spermatozoa
zat
kimia
didalam
yang
kerjanya
vagina
sebelum
spermatozoa bergerak ke dalam traktus genetalia interna. b) Keuntungan (1) Aman (2) Sebagai kontrasepsi pengganti untuk wanita dengan kontra indikasi pemakain pil oral, IUD dan kontrasepsi lainnya
16
(3) Efek pelumas pada wanita yang mendekati menoupose di samping efek proteksi terhadap kemungkinan hamil (4) Tidak memerlukan supervisi medik c) Kerugian (1) Angka kegagalan relatif tinggi (2) Harus digunakan sebelum senggama (3) Ada wanita yang segan untuk melakukannya karena harus diletakkan dalam – dalam (4) Harus diberikan berulang kali untuk senggama yang berturut – turut (5) Dapat menimbulkan iritasi atau rasa panas pada beberapa wanita 9) Diafragma a) Pengertian Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet)
yang dimasukkan kedalam vagina sebelum
melakukan hubungan seksual dan menutupi servik. b) Keuntungan (1) Segera efektif (2) Tidak berpengaruh pada pemberian ASI (3) Tidak mengganggu hubungan seksual (4) Tidak
ada
efek
samping
mengandung hormonal
sistemik
karena
tidak
17
c) Kekurangan (1) Membutuhkan motivasi terus menerus dan digunakan setiap melakukan hubungan seksual (2) Pemeriksaan pelvik oleh tenaga kesehatan yang terlatih (3) Harus tetap berada di tempatnya selama 6 jam setelah hubungan seksual. (Handayani, 2010) b. Metode Kontrasepsi Hormonal 1. Pil Oral Kombinasi a) Pengertian Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang berisi hormon sintetis estrogen dan progesteron. b) Keuntungan (1) Tidak mengganggu hubungan seksual (2) Siklus haid menjadi teratur (3) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi jangka panjang (4) Dapat
digunakan
pada
masa
remaja
hingga
menoupose (5) Mudah dihentikan setiap saat (6) Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil dihentikan
18
c) Kekurangan (1) Mahal dan membosankan karena digunakan setiap hari (2) Mual 3 bulan pertama (3) Perdarahan bercak (4) Pusing (5) Nyeri payudara (6) Tidak terlindungi dari PMS (7) Tidak boleh untuk ibu menyusui karena mengandung hormon estrogen yang menghambat produksi ASI (8) Dapat meningkatkan tekanan darah sehingga resiko stroke d) Indikasi (1) Usia reproduksi (2) Telah memiliki anak (3) Gemuk atau kurus (4) Setelah melahirkan dan tidak menyusui (5) Pasca keguguran (6) Anemia karena haid berlebihan e) Kontra Indikasi (1) Trombophlebitis (2) Karsinoma payudara (3) Hamil
19
(4) Tumor (5) Hipertensi (6) Diabetes Melitus (7) Umur > 40 tahun 2. Pil Progestin a) Pengertian Pil progestin merupakan pil kontrasepsi yang berisi hormon sintetis progestin. b) Keuntungan (1) Sangat efektif bila digunakan secara benar (2) Tidak mengganggu hubungan seksual (3) Tidak mempengaruhi produksi ASI karena tidak mengandung hormon estrogen (4) Bisa mengurangi kram haid c) Kekurangan (1) Menyebabkan perubahan dalam pola perdarahan haid (2) Memerlukan motivasi terus menerus dan pemakaian setiap hari (3) Harus diminum pada waktu yang sama setiap hari (4) Kebiasaan yang lupa akan menyebabkan kegagalan metode
20
d) Indikasi (1) Tekanan darah tinggi < 180/110 mmHg (2) Wanita dengan nyeri haid (3) Wanita yang tidak di perkenankan menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen e) Kontra indikasi (1) Hamil / diduga hamil (2) Perdarahan pervaginam (3) Menggunakan obat tuberkulosis (4) Kanker payudara (5) Riwayat stroke 3. Suntik Kombinasi a) Pengertian Suntik kombinasi merupakan kontrasepsi yang berisi hormon estrogen dan progesteron. b) Keuntungan (1) Tidak mempengaruhi hubungan suami istri (2) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam (3) Klien tidak perlu menyimpan obat (4) Resiko terhadap kesehatan kecil (5) Efek samping kecil (6) Jangka panjang karena
21
c) Kekurangan (1) Perubahan pola haid (2) Awal pemakaian akan merasa mual, pusing nyeri payudara dan keluhan ini akan menghilang setelah suntukan ke dua atau ke tiga (3) Ketergantungan klien terhadap tenaga kesehatan (4) Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti : stroke dan serangan jantung (5) Keterlambatannya
pemulihan
kesuburan
setelah
penghentian pemakaian (6) Penambahan berat badan d) Indikasi (1) Anemia (2) Usia reproduksi (3) Nyeri haid hebat (4) Pasca persalinan dan tidak menyusui (5) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi e) Kontra indikasi (1) Hamil atau di duga hamil (2) Perdarahan pervaginam yang tidak jelas penyebabnya (3) Usia lebih dari 35 tahun (4) Riwayat penyakit jantung atau tekanan darah > 180/110 mmHg
22
(5) Kanker payudara (6) Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan 4. Suntik Progestin a) Pengertian Sunitik progestin merupakan kontrasepsi suntikan yang berisis hormon progestin. b) Keuntungan (1) Sangat efektif (2) Tidak mengganggu hubungan seksual (3) Tidak mempengaruhi produksi ASI (4) Efek samping sedikit c) Kekurangan (1) Perubahan pada pola haid (2) Penambahan pada berat badan (3) Tergantung pada tenaga kesehatan d) Indikasi (1) Wanita usia reproduksi (2) Pasca bersalin (3) Sedang menyusui (4) Menginginkan kontrasepsi yang efektif e) Kontra indikasi (1) Sedang hamil
23
(2) Mengalami
perdarhan
pervaginam
yang
tidak
diketahui penyababnya (3) Mengalami kanker payudara (4) Tekanan darah > 180/110 mmHg (5) Pernah mengalami stroke (6) Menderita diabetes melitus 5. Implan a) Pengertian Implan adalah salah satu jenis kontrasepsi yang berupa susuk terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormon dipasang pada lengan atas. b) Keuntungan (1) Cocok untuk wanita yang tidak diperbolehkan menggunakan obat yang mengandung estrogen (2) Dapat digunakan dalam jangka waktu lama (5 tahun) (3) Perdarahan yang terjadi lebih ringan dan tidak menaikkan tekanan darah. c) Kekurangan (1) Implan pada saat pemasangan dan pelepasan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih (2) Lebih mahal (3) Sering timbul perubahan siklus haid
24
(4) Akseptor
tidak
dapat
menghentikan
implan
sekehendak hati d) Indikasi (1) Wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang lama tetapi tidak bersedia menjalani kontrasepsi mantap/IUD (2) Wanita yang tidak diperbolehkan menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen. e) Kontra indikasi (1) Hamil atau disangka hamil (2) Menderita penyakit hati akut (3) Kanker payudara (4) Kelainan jiwa (5) Penyakit jantung (6) Penyakit trombo emboli (7) Riwayat kehamilan ektopik (Handayani, 2010) 6. Kontrasepsi Medis Operatif Pria (MOP) a) Pengertian Suatu metode kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi yang sangat dan tidak memerlukan anestesi umum.
25
b) Keuntungan (1) Efektif, kemungkinan gagal tidak ada karena dapat di cek kepastian (2) Aman, morbiditas rendah dan tidak ada mortalitas (3) Cepat, hanya memerlukan 5 – 10 menit dan pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit (4) Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anastesi lokal saja (5) Tidak mengganggu hubungan seksual selanjutnya (6) Biaya rendah c) Kerugian (1) Harus melakukan tindakan operatif (2) Kemungkinan ada komplikasi seperti perdarahan dan infeksi (3) Tidak sterilisasi wanita yang langsung menghasilkan steril
permanen,
pada
vasektomi
masih
harus
menunggu beberapa hari, minggu atau bulan sampai sel mani menjadi negatif (4) Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin mempunyai anak lagi
26
7. Kontrasepsi Medis Operatif Wanita (MOW) a) Pengertian Kontrasepsi mantap pada wanita adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur yang mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi. Keuntungan dan kerugian hampir sama dengan metode kontrasepsi mantap pada pria b) Indikasi (1) Wanita pada usia >26 tahun (2) Wanita dengan paritas > 2 (3) Wanita yang yakin telah mempunyai besar keluarga yang dikehendaki (4) Wanita yang pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius (5) Wanita pasca persalinan (6) Wanita pasca keguguran (7) Wanita yang paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini c) Kontra indikasi (1) Wanita yang hamil (2) Wanita dengan perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya (3) Wanita dengan infeksi sistemik
27
(4) Wanita yang tidak diperbolehkan menjalani proses pembedahan (5) Wanita yang kurang pasti mengenai keinginan fertilitas di masa depan (6) Wanita yang belum memberikan persetujuan tertulis (Handayani, 2010) A. Intra Uterine Devices (IUD) 1. Pengertian IUD adalah alat yang digunakan untuk mencegah kehamilan yang dipasang di dalam rongga rahim, sangat efektif, reversibel, dan berjangka panjang (Saifudin, 2006). Alat kontrasepsi IUD yang paling sering digunakan di Indonesia yaitu CuT-380A. CuT-380A ini berbentuk kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga dan alat kontrasepsi ini dapat dipakai sampai jangka waktu 10 tahun (Noviati, 2011). IUD adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga dan dimasukkan kedalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (Handayani, 2010). 2. Macam – macam IUD Jenis IUD ada bermacam – macam, yang paling banyak digunakan dalam keluarga berencana di Indonesia adalah IUD jenis Lippes Loop (Prawirohardjo, 2008). Jenis IUD yang ada di indonesia adalah CuT380A dan NOVA T (schering) (Saifudin, 2006)
28
a.
CuT-380 memiliki panjang 36 mm, lebar 32 mm, 314 mm² kawat Cu pada batang vertikal. Dua selubung Cu seluas masing – masing 33 mm² pada masing – masing horisontal. Daya kerja 10 tahun.
b. Nova T panjang 32 mm, lebar 32 mm, 200 mm² luas permukaan Cu dengan inti Ag didalam kawat Cu nya. Daya kerja 5 tahun (Hanafi, 2004). 3. Mekanisme kerja IUD Meknisme kerja dari alat kontrasepsi IUD yaitu: a. Timbul reaksi radang lokal yang non spesifik di dalam cavum uteri sehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu (Hanafi, 2004) b. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi c. Mencegah sperma dan ovum bertemu (Saifudin,2006) d. Sifat – sifat dari cairan uterus mengalami perubahan – perubahan pada pemakaian IUD yang menyebabkan blastosit tidak dapat hidup dalam uterus (Handayani,2010). 4. Efektifitas IUD Alat kontrasepsi IUD memiliki efektifitas yang sangat tinggi yaitu 0,6 – 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan) (Handayani, 2010).
29
5. Keuntungan Keuntungan dari kontrasepsi IUD ada bermacam – macam yaitu sebagai berikut: a. IUD akan aktif segera setelah pemasangan karena alat yang dipasang di dalam rahim langsung menghambat bertemunya sel telur dan sperma atau mengubah suasana dinding rahim menjadi tidak cocok untuk berimplantasinya hasil konsepsi. b. Metode kontrasepsi jangka panjang yaitu 10 tahun untuk CuT380A dan tidak perlu diganti. c. Sangat efektif karena tidak perlu mengingat – ingat setiap hari karena IUD berjangka panjang. d. IUD dimasukkan ke dalam rahim bukan di dalam lumen vagina sehingga tidak mempengaruhi hubungan seksual. e. Tidak ada efek samping hormonal seperti menurunkan kepadatan tulang (densitas), kekeringan pada vagina, menurunkan libido dan jerawat. f. Tidak mempengaruhi kualitas ASI karena tidak mengandung hormon estrogen, sebab hormon estrogen dapat menghambat kerja hormon yang memproduksi ASI. g. Dapat segera dipasang segera setelah melahirkan atau setelah abortus. h. Dapat digunakan sampai menopause karena tidak mengandung hormonal.
30
6. Kerugian Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian perut dan perdarahan sedikit – sedikit (spotting). Hal ini bisa berjalan selama 3 bulan setelah pemasangan. Tapi tidak perlu dikawatirkan karena akan hilang dengan sendirinya, tetapi apabila setelah 3 bulan keluhan masih berlanjut dianjurkan untuk periksa ke dokter. Pada saat pemasangan sebaiknya ibu tidak tegang karena dapat menimbulkan nyeri perut (Handayani, 2010). 7. Komplikasi lain a. Merasakan sakit dan kejang 3 sampai 5 hari setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang menyebabkan anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang terjadi apabila pemsangan benar). b. Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual) termasuk HIV/AIDS. c. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS. d. Sedikit nyeri dan perdarahan terjadi segera setelah pemasangan IUD (Saifudin, 2006) 8. Indikasi IUD di peruntukkan bagi: a. Usia reproduksi b. Keadaan nulipara (belum pernah melahirkan)
31
c. Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (10 tahun untuk CuT380A) d. Menyusui dan menginginkan kontrasepsi e. Setelah melahirkan f. Setelah abortus g. Tidak menghendaki metode hormonal (Saifudin, 2006) 9. Kontra indikasi IUD tidak di peruntukkan bagi : a. Sedang hamil b. Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya c. Sedang menderita infeksi alat genetalia d. Kelainan bawaan uterus (Saifudin, 2006) 10. Waktu penggunaan Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan pada: a. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil b. Haid pertama sampai ke 7 siklus haid c. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pascapersalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenore laktasi (MAL). Perlu diingat, angka ekspulsi
32
tinggi
pada
pemasangan
segera
atau
selama
48
jam
pascapersalinan. d. Setelah menderita abortus (segera atau setelah 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi. e. Setelah 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi. (Saifudin, 2006) 11. Petunjuk bagi klien Kontrol ulang bagi klien merupakan hal yang penting guna memastikan ketepatan letak IUD a. Kontrol ulang 4 sampai 6 minggu pasca pemasangan IUD b. Copper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun atau sebelum 10 tahun c. Kembali ke klinik jika ada keluhan (tidak teraba benang IUD, IUD terlepas, Siklus terganggu dan adanya infeksi) (Saifudin, 2006). B. Wanita Usia Subur (WUS) Wanita Usia Subur atau bisa disebut masa reproduksi adalah wanita yang berumur antara 15-49 tahunyang ditandai dengan menstruasi untuk
pertama
kali
(Menarche)
dan
diakhiridengan
menopause
(Wiknjosastro, 2008). Masa reproduksi tingkat kesuburan seseorang wanita mencapai puncaknya dan secara seksualitas sudah siap untuk memiliki keturunan. Masa reproduksi dimulai ketika sudah terjadinya pengeluaran sel telur
33
yang matang (ovulasi) pada siklus menstruasi. Setelah berusia 40 tahun kesuburan seseorang wanita akan menurun (Proverawati, 2009). Setiap bulan wanita melepas sel telur dari salah satu ovariumnya. Bila sel telur ini tidak mengalami pembuahan maka akan terjadi perdarahan (menstruasi). Saat wanita tidak mampu lagi melepaskan ovum karena sudah habis tereduksi, menstruasi akan menjadi tidak teratur lagi setiap bulan, sampai kemudian terhenti sama sekali. Masa ini disebut menoupose (Proverawati, 2009) C. Perilaku 1. Pengertian Perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari (Mubarok, 2011). Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007). Teori yang mengungkapkan tentang faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan kesehaan adalah teori Lawrence Green (Mubarok, 2011). a. Faktor
predisposisi
(predisposisi
factor)
terwujud
dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, dan nilai – nilai. b. Faktor pendukung (enabling factor) terwujud dalam lingkungan fisik misalnya puskesmas, obat – obatan, alat – alat kontrasepsi dan posyandu.
34
c. Faktor pendorong ( reinforsing factor) terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan. Perilaku manusia secara operasional dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu perilaku dalam bentuk pengetahuan, sikap dan praktik (Mubarok, 2011). D. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah hasil dari penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2007). 2. Cara memperoleh pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2005) pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokan menjadi dua, berdasarkan cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran yaitu: a. Cara tradisional 1) Cara coba salah ( Trial and Error) Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan dan bahkan mungkin sebelum adanya peradaban yang dilakukan dengan menggunakan kemungkinan yang lain sampai masalah dapat dipecahkan.
35
2) Cara kekuasaan atau otoriter Sumber pengetahuan cara ini adalah pemimpin masyarakat baik formal maupun non formal, ahli agama atau pemegang pemerintahan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang punya otoriter, tanpa terlebih dahulu membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan empiris maupun berdasarkan masa lalu. 3) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai usaha untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakuakan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam pemecahan permasalahan yang dihadapkan pada masa lalu. 4) Melalui jalan pikiran Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan – pernyataan khusus kepada umum dinamakan induksi, sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan – pernyataan umum kepada yang khusus. a. Cara modern Cara ini disebut “ Metode Penelitian Ilmiah “ atau lebih populer disebut metode penelitian. Cara ini lebih sistematis, logis dan ilmiah.
36
3. Tingkatan pengetahuan a. Tahu (know) Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. b. Memahami (comprehension) Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan tetapi orang tersebut dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. c. Aplikasi (Application) Aplikasi dapat diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang di maksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. d. Analisis (Analysis) Analisis
adalah kemampuan seseorang untuk
menjabarkan
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen – komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan
atau
memisahkan,
mengelompokan,
diagram terhadap pengetahuan atas objek tersebut.
membuat
37
e. Sintesis (synthesis) Sintesis
menunjukan
suatu
kemampuan
seseorang
untuk
merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen – komponen pengetahuan yang dimiliki. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakuakn penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada kriteria yang ditentukan sendiri atau norma – norma yang berlaku di masyarakat. 4. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan Terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang a. Pendidikan Pendidikan
merupakan
bimbingan
yang
diberikan
kepada
seseorang dari orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat disangkal bahwa semakin tinggi pendidikan semakin mudah pula mereka menerima informasi dan akhirnya pengetahuan yang dimiliki akan semakin banyak. b. Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat mempengaruhi seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
38
c. Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologi (mental). Pertumbuhan fisik terdiri atas empat kategori perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri – ciri lama dan timbulnya ciri – ciri baru. Perubahan ini trejadi karena pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologi atau mental, taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. d. Minat Minat sebagai keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal, sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam e. Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang cenderung berusaha melupakan pengalamannya yang kurang baik. Sebaliknya, jika pengalaman menyenangkan, maka secara psikologis mampu menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaan seseorang. Pengalaman baik ini akhirnya dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya.
39
f. Kebudayaan lingkungan sekitar Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai sikap menjaga kebersiahan maka masyarakat sekitarnya mempunyai sikap selalu menjaga kebersihan lingkungan. g. Informasi Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru. ( Mubarak, 2011) 5. Cara mengukur pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan – tingkatan (Notoatmodjo, 2007). Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang diukur dengan skala yang dikutip dalam Wawan dan Dewi tahun 2011yaitu: a. Pengetahuan baik, responden berpengetahuan 76 % - 100 % b. Pengetahuan cukup, responden berpengetahuan 56% - 75% c. Pengetahuan kurang, responden berpengetahuan < 56%
40
E. Sikap 1. Pengertian Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau obyek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidaksenang, setuju-tidak setuju, baik tidak baik) (Notoatmodjo, 2005 ). Sikap adalah perasaan, pikiran dan cenderung seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek – aspek tertentu dalam lingkungannya. Sikap menunjukan kesetujuan atau ketidak setujuan, suka atau tidak sukaseseorang terhadap sesuatu (Mubarok, 2011 ). 2. Tingkatan sikap menurut intensitasnya a. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa seseorang menerima stimulus yang diberikan (obyek). Misal, sikap seseorang terhadap periksa hamil, dapat diketahui diukur dari kehadiran si ibu untuk mendengarkan penyuluhan tentang ANC di lingkungannya. b. Menanggapi (respondimg) Menanggapi diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. Misalnya, seorang ibu yang mengikuti penyuluhan ANC tersebut ditanya atau diminta menanggapi oleh penyuluh, menanggapi.
kemudian
ia
menjawab atau
41
c. Menghargai (valving) Menghargai mengartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai yang
positif
terhadap
objek
atau
stimulus,
dalam
arti,
membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi.atau menganjurkan orang lain merespons. Contoh ibu itu mendiskusikan ANC dengan suaminya atau bahkan mengajak tetangganya untuk mendengarkan penyuluhan ANC. d. Bertanggung jawab (responsible) Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan, dia harus berani mengambil resiko bila ada orang lain yang mencemooh atau adanya resiko lain (Notoatmodjo, 2005). 3. Pengukuran sikap Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek (Notoatmodjo, 2007). Skala likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang atau sekelompok orang tertentu fenomena sosial. Fenomenal
sosial ini
telah ditetapkan secara spesifik, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Variabel kemudian digunakan sebagai penyususn pertanyaan, sebagai tolak ukur. Jawaban setiap itemnya mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif (Sugiyono, 2011).
42
4. Komponen pokok sikap Sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu: a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek, artinya bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. b. Kehidupan emosi atau evaluasi terhadap suatu objek, artinya bagaimana penilaian (Terkandung di dalamnya faktor emosi) orang terhadap objek. c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) artinya sikap merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancaman – ancaman untuk berperilaku terbuka (Notoatmodjo, 2005). F. Penyuluhan 1. Pengertian Menurut Azwar, dikutip oleh Ircham machfoedz, 2005 Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan yang dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu
dengan anjuran yang ada hubungannya dengan
kesehatan. Penyuluhan merupakan terjemahan dari counseling yaitu bagian dari bimbingan, baik sebagai layanan maupun sebagai teknik. Penyuluhan merupakan suatu jenis layanan yang merupakan bagian
43
terpadu dari bimbingan. Penyuluhan dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua orang atau individu, di mana yang seorang menjadi penyuluh berusaha membantu yang lain (klien) untuk mencapai pengertian dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah yang dihadapi pada waktu yang akan datang (Machfoedz, Sutrisno and Santosa, 2005). Menurut Notoatmodjo (2005) penyuluhan kesehatan adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan pada masyarakat, kelompok, atau individu dengan harapan mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan. 2. Tujuan Penyuluhan Kesehatan menurut Setiawan dan Saryono (2010) yaitu: a. Mengubah sikap dan perilaku individu, keluarga, kelompok, masyarakat dalam bidang kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai dan bermanfaat di mata masyarakat. b. Terbentuk perilaku sehat dan status kesehatan yang optimal pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental maupun sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
44
3. Sasaran Penyuluhan a. Individu Sasaran penyuluhan individu yaitu yang mempunyai permasalahan dengan keperawatan dan kesehatan yang dapat dilakukan di Rumah sakit, klinik, Puskesmas dan tempat pelayanan kesehatan lainnya. b. Keluarga Sasaran
penyuluhan
keluarga
binaan
yang
mempunyai
permasalahan kesehatan yang tergolong dalam resiko tinggi antara lain: 1) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit menular 2) Keluarga yang pendidikan dan keadaan sosial ekonominya rendah 3) Keluarga dengan masalah sanitasi lingkungan yang buruk 4) Keluarga yang kondisi gizinya buruk 5) Keluarga yang anggota keluarganya banyak untuk tidak memenuhi kemampuan hidup yang tidak sesuai kapasitas keluarga. c. Kelompok Kelompok khusus yang menjadi sasaran dalam pemberian penyuluhan masyarakat, salah satunya adalah kelompok ibu hamil. d. Masyarakat Masyarakat yang mendapatkan penyuluhan kesehatan, yaitu: 1) Masyarakat di bawah binaan puskesmas
45
2) Masyarakat dengan sosial ekonomi rendah 3) Masyarakat pedesaan 4) Masyarakat yang datang ke pelayanan kesehatan seperti puskesmas, posyandu yang diberikan pendidikan penyuluhan secara masal. 4. Materi atau Pesan dalam Penyuluhan Kesehatan Menurut Effendy (2003) dalam Machfoedz (2005) materi atau pesan yang disampaikan pada sasaran hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan individu, keluarga, masyarakat sehingga materi yang disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya. Untuk mempermudah pemahaman dan menarik perhatian sasaran sebaiknya materi yang disampaikan menggunakan bahasa yang mudah di mengerti oleh sasaran. 5. Metode Penyuluhan Kesehatan Menurut Notoatmodjo (2007) dalam menyampaikan penyuluhan kesehatan terhadap masyarakat selalu di pakai komunikasi dua arah yang dapat memperjelas permasalahan yang dihadapi. Adapun metode penyuluhan kesehatan sebagai berikut: a. Perorangan (individual) Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar yang digunakan dalam pendekatan individual tersebut berbeda karena setiap orang
46
mempunyai masalah atau alasan yang berbeda sehubung dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan tersebut yaitu: 1) Bimbingan dan Penyuluhan Cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat di bantu untuk diselesaikan. Akhirnya klien dengan sukarela dan penuh kesadaran dapat menerima perubahan perilaku tersebut. 2) Wawancara Wawancara antara petugas kesehatan dan klien untuk menggali informasi apakah sasaran dapat tertarik atau menerima perubahan perilaku yang terjadi, apabila belum maka perlu dilakukan penyuluhan lebih mendalam lagi. b. Metode Penyuluhan Kelompok Dalam metode ini harus diingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Metode penyuluhan ini akan berbeda ketika penyuluhan pada kelompok besar dan pada kelompok kecil. Metode ini mencakup: 1) Kelompok besar, apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode ini seperti ceramah, baik sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Penceramah harus menguasai materi yang akan disampaikan dan menyiapkan materi serta peralatan, ceramah ini dilakukan dengan cara
47
berdiri di depan atau pertengahan peserta, suara hendaknya cukup keras dan jelas. Selain ceramah juga terdapat metode lain yaitu seminar, metode ini cocok untuk sasaran besar dengan kelompok berpendidikan menengah keatas, seminar ini penyajian dari seorang ahli tentang suatu topik yang sedang hangat di masyarakat. 2) Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang, metode ini cocok seperti diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju, memainkan peranan, dan lainnya. c. Metode Penyuluhan Masa Penyampaian informasi ini ditujukan pada orang banyak atau masyarakat yang bersifat massa atau public. Sasaran ini bersifat umum tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi, tingkat pendidikan dan lainnya. Pada umumnya metode pendekatan ini tidak langsung, biasanya menggunakan media massa seperti tulisan di majalah atau koran, bill board yang di pasang di pinggir jalan, spanduk, leaflet, poster dan lain sebagainya. 6. Alat Bantu Penyuluhan Alat bantu pendidikan adalah semua sarana atau upaya untuk menyampaikan
pesan
atau
informasi
kesehatan
yang
ingin
disampaikan pada responden, baik melalui media cetak maupun elektronika, sehingga dapat menambah pengetahuannya dan dapat
48
merubah
perilakunya
kearah
positif
terhadap
kesehataan
(Notoatmodjo, 2005). a. Tujuan media promosi kesehatan 1) Media yang diberikan dapat mempermudah penyampaian informasi 2) Dapat menghindari kesalahan persepsi 3) Dapat memperjelas informasi 4) Dapat mempermudah pengertian 5) Mengurangi komunikasi yang salah atau tidak benar 6) Dapat menyampaikan objek yang tidak dapat di lihat dengan mata 7) Memperlancar komunikasi. b. Macam alat bantu Secara garis besar terdapat 3 macam alat bantu, yaitu sebagai berikut: 1) Alat bantu lihat (visual aids) yaitu alat yang dapat membantu untuk merangsang indra mata/penglihatan pada waktu terjadi komunikasi. 2) Alat bantu dengar (audio aids) yaitu alat yang dapat membantu untuk merangsang alat pendengaran pada proses penyampaian informasi. Misalnya: piring hitam, radio, pita suara, dan lainnya. 3) Alat bantu lihat dengar, alat bantu ini lebih di kenal dengan Audi Visual Aids (AVA), seperti televisi, radio kaset dan lainnya.
49
c. Faktor yang Mempengaruhi Penyuluhan Sangat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan masyarakat, yaitu sebagai berikut: 1) Faktor penyuluh 2) Kurangnya persiapan 3) Kurangnya materi yang akan disampaikan 4) Penampilan penyuluh yang kurang pada sasaran 5) Bahasa yang digunakan kurang di mengerti oleh sasaran 6) Penyampaian mendengarkan
yang dan
monoton tidak
sehingga
tertarik
pada
sasaran informasi
kurang yang
disampaikan. d. Faktor sasaran 1) Tingkat
pendidikan yang terlalu rendah sehingga sulit
menangkap informasi yang telah disampaikan 2) Tingkat sosial ekonomi terlalu rendah 3) Kepercayaan dan adat istiadat yang sulit untuk di rubah 4) Kondisi lingkungan dan tempat sasaran yang tidak mungkin di capai dan di ubah perilakunya. e. Faktor waktu penyuluhan 1) Waktu penyuluhan tidak sesuai yang diinginkan oleh sasaran 2) Tempat penyuluhan sangat ramai 3) Jumlah sasaran yang sangat banyak sehingga sulit untuk menenagkan suasana saat penyuluhan
50
G. Kerangka Teori
Perilaku
Proses Perubahan
Predisposing Factor
Enabling Factor
Pengetahuan, sikap,kepercayaan,key akinan,nilai
Ketersediaan sumber-sumber dan fasilitas
Komunikasi Penyuluhan
Pemberdayaan Masyarakat
Reinforsing Factors Sikap dan perilaku petugas kesehatan
Training
Pendidikan Kesehatan (Promosi Keterangan : : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti Bagan 2.1 Kerangka Teori Sumber : Teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo, 2007
51
H. Kerangka Konsep Variabel Indepandent
Variabel Dependent Pengetahuan
Penyuluhan
Sikap
Bagan 2.2 Kerangka Konsep I. Hipotesis 1. Ada perbedaan pengetahuan WUS tentang kontrasepsi IUD sebelum dan sesudah penyuluhan. 2. Ada perbedaan sikap WUS tentang kontrasepsi IUD sebelum dan sesudah penyuluhan.