BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lokasi daerah dan luas wilayah IUP Lokasi IUP eksplorasi terletak di daerah Linuang Kayam, Kec. Sembakung Kab. Nunukan Provinsi Kalimantan Utara.Kabupaten nunukan berdasarkan UU Nomor 47 Tahun 1999 resmi menjadi kabupaten baru,hasil pemekaran dari kabupaten bulungan. Secara astronomis, lokasi IUP Eksplorasi PT. Intibuana Indah Selaras terletak diantara 117o09’02,06” – 117o12’46,8” BT dan 3o40’22,7” – 3o45’01,8” LU. Daerah rencana tambang PT. Intibuana Indah Selaras meliputi daerah seluas ± 2.980 Ha. 2.2. Keadaan Geologi Keadaan endapan batubara diperoleh berdasarkan pemetaan topografi dan geologi. Luas PT Intibuana Indah Selaras secara keseluruhan ± 3.000 Ha. Untuk tahap awal, rekonstruksi seam batubara diperoleh berdasarkan pengeboran sebanyak 72 lubang bor pada lahan seluas ± 963 Ha. Untuk potensi daerah lainnya akan dilakukan pemboran pada tahap-tahap berikutnya. 2.2.1. Geologi Regional Berdasarkan peta geologi yang dikeluarkan oleh Pusat pengembangan dan penelitian geologi (P3G) Bandung, lokasi PT.IIS termasuk kedalam Peta Geologi Lembar Tarakan dan Sebatik. Secara fisiografi daerah kegiatan terletak diantara bagian Cekungan Tarakan. Geologi regional daerah Kecamatan Sembakung berdasarkan Peta geologi lembar Tarakan Kalimantan Timur Skala 1:250.000 (1995) menyebutkan bahwa batuan tertua ke yang termuda menyusun daerah ini adalah: Batuan terobosan Granitan (Tomi), Sumbat dan Retas (Qpi), Formasi Bengara ( Mzb), Formasi Sembakung (Tes), Formasi Jelai (Tomj), Formasi Naintupo (Tomn), Formasi Meliat (Tmm), Formasi Tabul (Tmt), Formasi Sinjin (Tps), Formasi Sajau (TQps) dan Alluvium (Qa). Struktur geologi yang berkembang di PT.IIS adalah struktur sesar sedangkan struktru minornya adalah kekar. Sesar yang ditemukan diperkirakan adalah sesar
Tinjauan Pustaka- 5
geser yang ditandai oleh tergesernya penyebarab seam yang agak jauh. Struktur sesar pada umumnya memiliki arah Utara-Selatan dengan arah pegerakan dekstral. Sedangkan struktur kekar banyak dijumpai pada batuan beku yang mana terisi oleh urat kuarsa.
2.2.2
Struktur Geologi daerah Rencana Tambang
Struktur geologi pada daerah rencana tambang tegolong rumit akibat adanya perlipatan dan pensesar mendataran yang disusul oleh intrusi batuan beku. Endapan batubara pada dasarnya terbagi menjadi dua unit struktur yang terpisah oleh suatu struktur geologi, diperkirakan berupa patahan dan
terletak dibagian Barat dari
endapan. Struktur geologi dibagian timur dari patahan ini berupa antikln dan sinklin yang mempunyai arah Barat laut-Tenggara, dengan kemiringn batubara pada arah Utara dan Selatan. Dibagian barat patahan jurus perlapisan batubara berarah utara dan Selatan dengan kemiringan kearah Barat dengan sudut yang besar. Secara keseluruhan diinterpretsikan terdapat 4 patahan yang memotong lapisan batubara berdasarkan hasil pemetaan singkapan dan interperetasi penampang geologi. Sruktru sinklin yang berkembang pada daerah rencana tambang PT.IIS menyebabkan adanya perbedaan mencolok pada kemiringan lapisan batubara yang dijumpai. Lapisan batubara yan dekat dengan sumbu lipatan tersebut mempunyai kemiringan yang relative lebih besar dari lapisan batubara yang terletak lebih jauh dari sumbu lipatan tersebut. 2.2.3
Stratigrafi Regional Daerah rencana tambang termasuk dalam sub cekungan tidung yang secara
stratigrafi merupakan bagian dari Stratigrafi Simenggaris-Sesayap.Formasi yang menyusun stratigrafi Simenggaris – Sesayap adalah Formasi Sembakung, Formasi Naintupo/Jelai, Formasi Meliat, Formasi Tabul,dan Formasi Sijai.sedangkan Formasi pembawa batubara pada sub cekungan ini adalah : Formasi
Meliat
yaitu
batulempung,batulanau
dengan
Formasi sisipan
yang tipis
Tersusun
atas
batubara,batupasir
litologi dan
batu
gamping.Formasi ini berumur Miosen awal sampai miosen tengah dan diperkirakan di endapkan pada lingkungan pro delta hingga laut
Tinjauan Pustaka- 6
Formasi Tabul yaitu Tersusun atas batulanau-batulempung dan batupasir dengan sisipan sisipan batubara. Formasi ini berumur miosen tengah hingga Miosen akhir.lingkungan pengendapan Formasi ini adalah rawa Formasi Tarakan yaitu Tersusun dari perulangan batupasir-batulempung dan batubara.bagian bawah Formasi ini mengandung batubara dengan tebal 0,5 – 1 meter dengan penebalan keatas ( berkisar 3 – 5 meter ).Formasi ini berumur Pliosen dan endapkan pada lingkungan dataran delta bawah – delta atas Formasi Bunyu yaitu Tersusun atas perulangan batubara,batulempung dan batupasir.Formasi ini berumur Pliosen – Plistosen dengan ketebalan lapisan batubara 5 – 20 meter.Formasi ini diendapkan pada lingkungan delta 2.2.4
Stratigrafi Daerah Rencana Tambang
Berdasarkan hasil eksplorasi yang telah dilakukan oleh PT Intibuana Indah Selaras berupa pemetaan geologi dan kegiatan pemboran dan kegiatan kegiatan yang lain,secara lithostratigrafi daerah rencana tambang dapat dibagi menjadi 3 satuan yaitu formasi tabul,satuan batuan intrusi dan endapan aluvial Formasi Tabul merupakan formasi pembawa batubara yang terdapat didaerah rencana tambang dengan variasi litologi meliputi batupasir,batulanau,batulempung dan batubara. Formasi ini diendapkan pada lingkungan rawa,berumur Miosen Tengah – Miosen Akhir.Satuan Formasi Tabul telah mengalami perlipatan dengan arah relatif barat laut-tenggara dan terpotong oleh beberapa sesar mendatar dengan arah relatif barat laut – timur laut. Dari hasil pemboran yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa litologi yang dominan pada daerah penyelidikan adalah batulempung dengan sisipan lensa lensa batupasir,lensa lensa batulanau dan lensa lensa batubara.Perincian masing masing litologi yang terdapat didaerah rencana tambang PT intibuana indah selaras adalah sebagai berikut : 1. Batulempung Warna: abu abu hitam,mengandung tumbuh-tumbuhan dan coaly clay berwarna coklat kehitaman,kekerasan : lunak sampai keras 2. Batupasir Warna:
Abu
abu
sampai
abu
abu
terang,kuning
kuning
kemerahan,ukuran butir sangat halus – sedang,membundar,pemilhan Tinjauan Pustaka- 7
baik,kekerasan sedang –keras didominasi oleh mineral kuarsa dan plagioklas lensa karbon atau laminasi karbon,mika dan pirit. 3. Batulanau Warna: Abu abu sampai abu abu terang atau abu abu kecokalatan,ukuran butir sangat halus – halus,membundar,pemilahan baik,kekerasan sedang,porositas buruk,mengandung mineral kuarsa,sisipan : laminasi karbon ber pirit,laminasi berbutir sangat halus 4. Batubara Warna: Hitam,keras,brittle,kadang kadang mengandung pirit 5. Batuan Intrusi Satuan satuan yang disebutkan diatas di intrusi oleh batuan andesit dan batuan beku yang mirip dengan batuan granit.Intrusi ini diperkirakan naiknya kualitas batubara 2.3 Eksplorasi Batubara Eksplorasi merupakan suatu kegiatan lanjutan yang merupakan rekomendasi dari tahap awal dari kegiatan pertambangan yakni setelah tahap prospeksi. Dan kegiatan eksplorasi juga pada dasarnya dapat mengetahui bentuk endapan atau model endapan batubara sehingga memungkinkan untuk mengetahui arah penyebaran batubara. Dimana penyebaran dan pengendapan batubara yang mempunyai nilai ekonomi sangat dipengaruhi oleh keadaan geologi daerah yang bersangkutan. Besarnya cadangan dan keadaan geologi dari endapan batubara tersebut akan mempengaruhui besaran produksi yang akan dicapai serta berapa besar investasi yang diperlukan. ( Anggayana, 1999) Suatu usaha pertambangan dikatakan berhasil apabila dilakukan konservasi dari suatu keadaan yang bersifat alamiah menjadi keadaan dan situasi yang dapat dikendalikan
dan terencana serta dapat diperkirakan sebelumnya. Keberhasilan
eksplorasi sangat menentukan dalam perencanaan eksploitasi. Pengambilan endapan batubara yang dilakukan secara ekonomis menuntut digunakannya secara intensif beberapa disiplin ilmu sejak mulai dari tahap penyelidikan umum sampai pada saat dilakukan pengambilannya.(Anggayana,1999)
Tinjauan Pustaka- 8
2.3.1 Tahap – Tahap Kegiatan Eksplorasi Menurut Anggayana (1999) tahap-tahap kegiatan eksplorasi adalah : 1. Penyelidikan Pendahuluan yaitu merupakan tahap awal kegiatan eksplorasi sebagai kelanjutan kegiatan prospeksi yang mempunyai tujuan atau sasaran untuk melokalisir daerah jalur mineral. Kegiatan lapangan tahap ini bersifat strategis dimana terus diajukan untuk menemukan dan mengetahui bentuk satu dimensi bahan galian yang nampak di permukaan. Jenis penyelidikan geokimia detail , pemetaan gejala mineralisasi pemetaan geologi detail, serta pembuatan peta dasar. 2. Eksplorasi Tindak Lanjut yaitu kegiatan yang dilakukan setelah kegiatan penyelidikan pendahuluan dengan sasaran mengetahui sebaran endapan mineral secarah menyeluruh dan pasti di permukaan kegiatan penyelidikan bersifat taktis dimana objek penyelidikan dipilih pada tempat-tempat tertentu, terutama pada daerah yang mempunyai anomali bahan galian dan atau mineralisasi. Dalam tahap ini biasanya pembuatan trenching lebih banyak dilakukan untuk penyelidikan bahan galian logam dibandingkan non logam. Perkiraan sumberdaya sudah dapat dilakukan dengan jenis sumberdaya (tereka) . 3. Eksplorasi Detail ialah upaya untuk mengetahui onggokan bahan galian dibawah permukaan sebagai kelanjutan eksplorasi tidak lanjut. Jenis kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan pemboran.yang tujuannya adalah untuk mengetahui sebaran bahan galian dibawah permukaan, membuat peta surface dan mengetahui kadar rata-rata sebaran mineralisasi pada titik bor. Kegiatan pemboran dilakukan dengan pola teratur (grid pattern) dengan jarak antara titik bor yang satu dengan yang lainnya 25-50 m. Tujuan melakukan kegiatan eksplorasi adalah untuk mengetahui penyebaran dari endapan batubara. Untuk mengetahui posisi atau letak dari endapan dan lapisan batuan sekelilingnya (country rock) serta tebal dari endapan batubara itu sendiri. Hasil kegiatan eksplorasi ini kemudian dapat berguna untuk menentukan nilai ekonomi dari suatu endapan batubara. Menentukan metode dan sistem penambangan serta umur tambang dari suatu kegiatan penambangan endapan bahan galian tersebut.
Tinjauan Pustaka- 9
2.4 Pemboran Eksplorasi Didalam suatu industri pertambangan maka ada salah satu kegiatan penting yang dilakukan yaitu pemboran. Tujuan kegiatan pemboran ini ada bermacam-macam. Pemboran ini tidak saja dilakukan dalam industri tambang namun juga untuk bidangbidang yang lain sehingga secara keseluruhan kegiatan pemboran bertujuan: (Anggayana,1999) 1. Eksplorasi mineral dan batubara 2. Kontrol pertambangan 3. Memperoleh data geologi 4. Keperluan perhitungan cadangan 5. Penirisan tambang 6. Ventilasi tambang 7. Geoteknik 8. Eksplorasi dan produksi minyak 9. Eksplorasi dan produksi air tanah 10. Eksplorasi dan produksi gas 11. Peledakan 12. Keperluan lain-lain seperti pembuatan lubang pipa air, kabel listrik, kabel telepon dan sebagainya. Dimana beberapa komponen atau peralatan pemboran yang diperlukan untuk kegiatan pemboran diantaranya : (Anggayana,1999) 1. Mesin Bor 2. Pompa atau Kompresor 3. Stang Bor (drill rod) 4. Casing 5. Core Barrel 6. Mata Bor (bit) 7. Perlengkapan lainnya. Pada dasarnya pengeboran Untuk Penyelidikan Cebakan Mineral Dan Penyelidikan Lapangan Batubara Serta Penyelidikan Geologi. Salah satu kegunaan utama pengeboran adalah untuk eksplorasi cebakan mineral dan eksplorasi lapangan batubara. Pada eksplorasi cebakan mineral, pertama-tama dilakukan perkiraan secara ilmiah melalui penyigian geologi permukaan dan lain-lain, untuk menentukan posisi Tinjauan Pustaka- 10
pengeboran. Kemudian mesin bor ditempatkan pada posisi eksplorasi yang telah ditentukan berdasarkan penyelidikan dasar tersebut, dan selanjutnya dilakukan pengeboran menggunakan perkakas bor yang sesuai dengan lapisan target hingga mencapai kedalaman yang dituju, serta diambil inti batuan (core). Dari inti batuan tersebut antara lain dapat diketahui kondisi geologi, serta kedalaman, ketebalan dan peringkat cebakan mineral dan lapisan batu bara secara tepat. Selain itu dengan menggunakan alat ukur belokan lubang serta alat ukur jurus dan kemiringan inti secara bersamaan, maka posisi, jurus dan kemiringan cebakan mineral (lapisan batubara) juga dapat diketahui secara akurat. Apabila dilakukan pengeboran berbentuk kisi dengan jarak beberapa puluh meter hingga beberapa ratus meter, pada waktu keberadaan atau bentuk cebakan mineral (lapisan batubara) nya tidak jelas, maka akan diperoleh bahan (data) mengenai skala, peringkat dan jumlah cadangan cebakan mineral (lapisan batubara), yang lebih akurat dari pada data yang diperoleh dari metode lain. Pada penelitian ini pemboran eksplorasi hanya ditujukan untuk pencarian batubara dan ingin mengetahui sejauh mana batubara itu didapatkan hingga mengetahui bagaimana berapa posisi ketebalan batubara tersebut. Adapun jenis mesin bor yang digunakan pada saat penelitian (Sukandarrumidi,2004)
Gambar 3.1 Mesin Bor Jenis Jacro 175
Tinjauan Pustaka- 11