BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari bahasa Inggris yaitu cooperation. Sesuai dengan
arti kata itu, koperasi secara harfiah berarti kerja sama. Pengertian koperasi MenurutUndang-Undang No. 17 tahun 2012 : Koperasi adalah Badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hokum Koperasi, untuk dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi. Sedangkan pengertian koperasi menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 (Revisi 1998) tahun 2007 : Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Dari pengertian di atas tentang perkoperasian menghendaki agar koperasi dapat dijadikan sebagai gerakan ekonomi rakyat. Karena ekonomi rakyat harus diberdayakan. Seluruh rakyat perlu menghimpun diri dalam koperasi agar dapat berasing dalam hal kualitas dan hidup berdampingan dengan badan-badan usaha ekonomi lainnya, seperti BUMN dan badan-badan usaha ekonomi milik swasta. 2.1.1
Karakteristik Koperasi Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 tahun 2007 karakteristik utama koperasi yang membedakannya dengan badan usaha lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda (the dual identity of themember), yaitu anggota sebagai pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi (userown oriented firm), oleh karena itu : a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama. b. Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya diri untuk menolong dan bertanggung jawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan, keadilan, persamaan dan demokrasi, selain itu anggota-anggota koperasi percaya pada nilai-nilai etika kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap orang lain. c. Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur dan diawasi serta 7
8
dimanfaatkan sendiri oleh anggotanya. d. Tugas pokok badan usaha koperasi adalah menunjang kepentingan ekonomi anggotanya dalam rangka memajukan kesejahteraan anggota (promotion of themembers welfare); e. Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada anggotanya maka kelebihan kemampuan pelayanan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang non-anggota koperasi. 2.1.2
Landasan dan Asas Koperasi Dalam melaksanakan kegiatannya, koperasi berdasar asas kekeluargaan.
Sesuai dengan asas itu, dalam melakukan kegiatan usahanya koperasi harus mementingkan kebersamaan. Artinya, pengelolan koperasi dilakukan oleh, dari, dan untuk para anggota secara kekeluargaan. Jadi, maju mundurnya koperasi sangat tergantung pada keputusan dan kehendak para anggota secara keseluruhan. Kunci penting dalam asas kekeluargaan itu ialah kebersamaan dan gotong royong dalam menjalankan kegiatan koperasi agar para anggota dan pengurus dapat menciptakan kesejahteraan bersama sesuai denagn kepastiannya masing-masing. Landasan koperasi adalah dasar atau pedoman yang harus dmiliki oleh setiap koperasi dalam menentukan arah, tujuan dan kegiatan koperasi. Menurut Suyanto dan Nurhadi (2003:41). Secara rinci landasan koperasi dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Landasan Idiil Koperasi memiliki landasan idil Pancasila. Artinya, koperasi harus mendasarkan dirinya kepada Pancasila dalam upaya mencapai citacitanya. 2. Landasan Struktural Landasan struktural koperasi adalah UUD 1945. Secara eksplisit pasal 33 ayat1 tidak menyebutkan koperasi sebagai salah satu bangun struktural perekonomian Indonesia. Akan tetapi, kata-kata asas kekeluargaan yang dapat menjamin keberadaan struktural koperasi (kekeluargaan) merupakan asas bagi seluruh koperasi. 3. Landasan Mental Koperasi memiliki landasan mental berupa kesetiakawanan dan kesadaran pribadi. Maksudnya, diantara sesama anggota koperasi harus ada rasa kesetiakawanan, kebersamaan, rasa kekeluargaan, sadar akan pentingnya bekerja sama dan sekaligus mempunyai rasa percaya diri. 4. Landasan Operasional
9
Landasan operasional koperasi berupa undang-undang dan peraturanperaturan yang disepakati secara bersama. Oleh karena itu, landasan operasional koperasi meliputi: a. Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian b. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi. 2.1.3
Fungsi dan Tujuan Koperasi Berdasarkan Undang-Undang No. 17 tahun 2012 menyatakan bahwa : 1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. 2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. 3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sokogurunya. 4. Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional berupa usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
2.1.4
Prinsip-prinsip Koperasi Prinsip-prinsip koperasi menurut UU No. 17 tahun 2012 menyatakan bahwa :
2.1.5
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis. 3. Pembagian sisa hasil usaha (keuntungan) dilakukan secara adil sebading dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. 4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. 5. Kemandirian. Jenis-jenis Koperasi Menurut Suyanto dan Nurhadi (2003:43) jenis-jenis koperasi meliputi : 1. Koperasi Konsumen Koperasi konsumen merupakan koperasi yang beranggotakan para konsumen. Pada hakekatnya ada dua tujuan penting didirikannya koperasi konsumen, yaitu : a. Meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi dengan menjual barangbarang konsumsi dengan harga yang relatif murah dan kualitas yang baik; b. Meningkatkan pendapatan para anggota koperasi melalui penghematan penghematan pembelian barang konsumsi akibat lebih murahnya harga barang-barang yang dijual di koperasi. Agar tujuan-tujuan koperasi itu tercapai, maka barang yang dijual ke anggota harus : a. Dibeli langsung dari produsen; b. Memiliki ukuran, takaran dan timbangan yang benar; c. Memiliki kualitas yang tinggi.
10
2. Koperasi Produsen Koperasi produsen merupakan koperasi yang beranggotakan para produsen barang atau jasa tertentu. Koperasi produsen didirikan dengan tujuan antara lain : a. Menghindari persaingan diantara para produsen dalam menjual baranghasil produksi, sehingga harga barang dapat dipertahankan pada tingkat yang lebih menguntungkan; b. Mempertahankan mutu barang hasil produksinya agar tetap sesuai dengan cita rasa atau selera konsumen, sehingga barang yang dihasilkan tetap laku dipasar. c. Menjaga kestabilan harga barang yang dihasilkan melalui kesepakatan terhadap jumlah barang yang dihasilkan. 3. Koperasi Pemasaran Koperasi pemasaran menguntungkan bagi para konsumen. Koperasi pemasaran merupakan koperasi yang kegitaan ekonominya memasarkan barang atau jasa tertentu. Koperasi pemasaran bertujuan mencapi tingkat harga yang menguntungkan bagi para anggota koperasi. Keuntungan didirikannya koperasi pemasaran antara lain sebagai berikut : a. Harga akan dapat dijamin stabilitasnya b. Persaingan harga yang sering merugikan produsen dapat dihindarkan; c. Ketersediaan barang-barang di pasar juga dapat terjamin. 4. Koperasi Simpan Pinjam Koperasi simpan pinjam merupakan koperasi yang meningkatkan kesejahteraan anggotanya dengan kegiatan kredit berbunga rendah. Koperasi simpan pinjam tidak saja harus memberipinjaman denagn tingkat bunga yang rendah, tetapi ia harus memberikan pinjaman kepada anggota dengan prosedur yang cepat dan mudah 5. Koperasi Serba Usaha Koperasi Serba Usaha (KUH) adalah koperasi yang kegiatan ekonominya lebih dari satu bidang usaha. Oleh kaena itu dalam koperasi serba usaha bidang-bidang usaha atau kegiatan ekonomi seperti produksi, konsumsi, kredit, pemasaran dan jasa dilakukan oleh koperasi itu secara bersama. 6. Koperasi Jasa Koperasi jasa merupakan koperasi dengan kegiatan utama pelayanan jasa. Jasa dalam koperasi ini bukanlah seperti jasa pada koperasi simpan pinjam. Layanan utama yang diberikan atau dijual oleh koperasi kepada anggotanya dan masyarakat adalah berupa jasa antara lain jasa bidang angkutan, asurasi, perlistrikan dan perumahan.
11
2.2
Laporan Keuangan
2.2.1
Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, dimana
dalam proses akuntansi tersebut semua transaksi yang terjadi harus dicatat, diklasifikasikan dan diikhtisarkan untuk selanjutanya dilaporkan dalam suatu bentuk laporan keuangan, didalam laporan keuangan ini terlihat jelas pengaruh setiap transaksi terhadap harta, hutang, biaya-biaya, dan pendapatan. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai laporan keuangan, penulis akan mengemukakan pendapat Ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK (2007 : 2) yang dimaksud laporan keuangan adalah sebagai berikut : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan biasanya meliputi neraca, laporan rugi atau laba, laporan perubahan posisi keuangan yang disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Dari pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa laporan keuangan terdiri dari neraca (balance sheet), laporan laba atau rugi (incomestatement), laporan laba ditahan dan laporan perubahan posisi modal. 2.2.2 Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut. Posisi kuangan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan, sehingga dapat memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) serta untuk merumuskan
12
efektifitas perusahaan dalam memenfaatkan sumber daya. Informasi
perubahan
posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode pelaporan. Informasi ini juga berguna untuk menilai kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan arus kas tersebut. Selain untuk tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan oleh manajemen (stewardship) atau menggambarkan pertanggungjawaban manajemen atau sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2007:12) tujuan laporan keuangan adalah : Memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukan
pertanggungjawaban
(stewardship)
manajemen
atas
penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi : a. Aktiva b. Kewajiban c. Equitas d. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian-kerugian e. Arus kas 2.3
Analisis Laporan Keuangan
2.3.1
Pengertian Analisis Laporan Keuangan Secara harfiah, analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata yaitu
analisis
dan laporan keuangan. Ini berarti bahwa laporan keuangan merupakan
suatu kegiatan menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan. Menurut Harahap yang (2004 : 107) menyatakan bahwa : Analisis laporan keuangan merupakan penguraian pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non
13
kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “Analisis” sendiri didefinisikan sebagai berikut “Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahanbagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperolehpengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.” Menurut pengertian tersebut, analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membedakan laporan keuangan kedalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur-unsur tersebut dan menelah hubungan diantara unsur-unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri. Ini berarti para analisis laporan keuangan dituntut mempunyai pengertian yang cukup tentang unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan. 2.3.2
Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan Menurut Prastowo dan Julianty (2002 : 54) secara umum metode analisis
laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : a. Metode Analisis Horizontal (Dinamis) Metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode, sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya. Disebut metode analisis horizontal karena analisis ini membandingkan pos yang sama untuk periode yang berbeda. Disebut metode analisis dinamis karena metode ini bergerak dari tahun ke tahun (periode), teknik analisis yang termasuk dalam metode ini antara lain teknik analisis perbandingan, analisis trend (index), analisis sumber dan penggunaan dana, analisis perubahan laba kotor. b. Metode analisis vertikal (Statis) Metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada periode tertentu yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk periode yang sama. Disebut metode statis karena metode ini hanya membandingkan pos-pos laporan keuangan pada periode yang sama. Teknik-teknik yang termasuk dalam metode ini antara lain analisis persentase perkomponen (common size), analisis rasio dan analisis impas. Menurut Munawir (2000:36) metode dan teknik analisis digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-peubahan masing-masing pos tersebut bila
14
diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu atau diperbandingkan dengan alat-alat pembanding Metode dan teknik analisis manapun yang digunakan, semuanya itu merupakan permulaan dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisa laporan keuangan dan setiap metode analisis mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membuat agar data dapat lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. 2.3.3
Tujuan Analisis Laporan Keuangan Menurut Hanafi dan Halim (2003:6) tujuan dari analisis laporan keuangan,
yaitu : 1. Investasi pada saham Risiko yang berkaitan dengan investasi saham pada dasarnya sama dengan risiko yang berkaitan dengan perusahaan pada umumnya. Beberapa faktor antara lain : kondisi ekonomi (inflasi atau persaingan), dan faktor dari perusahaan contohnya kualitas manajemen, good will dan paten-paten yang dimiliki. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan dan mempengaruhi tingkat keuangan perusahaan. Analisis rasio memfokuskan pada kemungkinan bangkrutnya perusahaan atau kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Analisis risiko bisa difokuskan pada kemampuan perusahaan melewati masa-masa sulit dan kemudian memproyeksi kemampuan ini untuk periode-periode masa mendatang. 2. Pemberian Kredit Tujuan pokoknya adalah menilai kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut. Fokus dalam analisis ini adalah kemampuan perusahaan dalam jangka panjang. 3. Kesehatan Pemasok (Supplier) Perusahaan yang melakukan kerja sama, analisis dari pihak perusahaan akan berusaha menganalisis profitabilitas perusahaan pemasok, kondisi keuangan, kemampuan untuk menghasilkan kas untuk memenuhi operasi sehari-harinya dan kemampuan membayar kewajiban pada saat jatuh tempo. Pengetahuan akan kondisi keuangan supplier juga akan bermanfaat bagi perusahaan dalam melakukan negosiasi dengan supplier. 4. Kebutuhan pelanggan Informasi mengenai kemampuan pelanggan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Analisis yang dilakukan akan tergantung pada besarnya kredit, jangka waktu kredit, jenis usaha pelanggan, besar kecilnya usaha pelanggan, dan lain-lain. 5. Kesehatan perusahaan ditinjau dari karyawan Untuk memastikan apakah perusahaan yang dimasuki mempunyai keuangan yang bagus. Faktor yang dianalisis antara lain profitabilitas
15
perusahaan, kondisi keuangan perusahaan dan kemampuan menghasilkan kas dari perusahaan. 6. Pemerintah Untuk menentukan besarnya pajak yang dibayarkan atau menentukan tingkat keuntungan yang wajib bagi suatu industri. 7. Analisis Internal Untuk menentukan sejauh mana perkembangan perusahaan. Informasi ini digunakan sebagai basis evaluasi prestasi manajemen. Bagi pihak manajemen digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, untuk perencanaan atau untuk mengevaluasi perubahan strategi. 8. Penilaian kerusakan Untuk menentukan besarnya ganti rugi yang dibayarkan ke perusahaan.
2.4
Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
2.4.1
Pengertian Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Menurut Munawir (2000:113) menyatakan bahwa : Dalam melaporkan sumber dan penggunaan dana sering terdapat perbedaan tentang pengertian “dana” atau “fund”. Pengertian yang pertama dana diartikan modal kerja, baik dalam arti modak kerja bruto maupun modal kerja netto, sehingga dengan demikian laporan sumber dan penggunaan dana menggambarkan suatu ringkasan sumber dan penggunaan modal kerja dan perubahan unsur-unsur modal kerja selama periode yang bersangkutan. Pengertian yang kedua, dana diartikan sama dengan kas, dengan demikian laporan sumber dan penggunaan dana menggambarkan suatu ringkasan sumber dan penggunaan kas selama periode yang bersangkutan. Pengertian lain dari dana adalah sebagai net monetary assets, yaitu kas atau aktiva-aktiva lain yang mempunyai sifat sama dengan kas. Setiap perusahaan terlibat dalam berbagai aktivitas investasi dan
pembelanjaan. Ketika melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut, perusahaan menghasilkan dana. Dana diartikan sebagai kas dan setara kas dan dapat juga diartikan sebagai modal kerja. Modal kerja didefinisikan sebagai total aktiva lancar (gross working capital) atau selisih antara aktiva lancar dan utang lancar (net working capital). Menurut Prastowo dan Julianty (2002:107) menyatakan bahwa “Setiap transaksi yang menyebabkan naiknya modal kerja disebut sumber modal kerja. Sebaliknya transaksi yang menyebabkan penurunan modal kerja disebut penggunaan modal kerja.”
16
Transaksi-transaksi yang hanya mempengaruhi rekening lancar atau rekening tidak lancar saja, bukan sumber ataupun penggunaan modal kerja. Sebagai contoh penerimaan kas dan penagihan piutang akan menaikan kas dan menurunkan piutang dagang dalam jumlah yang sama. Transaksi ini hanya mempengaruhi rekening lancar, sehingga bukan merupakan sumber ataupun pengunaan modal kerja, karena jumlah modal kerja tidak mengalami perubahan. Contoh lain adalah pembayaran utang dagang. Transaksi ini mengurangi kas dan menurunkan utang dagang, keduanya rekening lancar, oleh karena itu jumlah modal kerja tidak boleh berubah oleh transaksi ini, maka tidak ada sumber atau penggunaan modal kerja. 2.4.2
Tujuan Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Menurut Munawir (2000: 113) menyatakan bahwa : Analisis sumber dan penggunaan dana merupakan alat analisis keuangan yang sangat penting bagi financial manager ataupun para calon kreditur atau bagi bank dalam menilai permintaan kredit yang diajukan kepadanya. Dengan analisis dan penggunaan dana akan dapat diketahui bagaimana perusahaan mengelola atau menggunakan dana yang dimilikinya. Menurut Sudarsono dan Edilius (2004:193) menyatakan bahwa “Tujuan
analisis sumber dan penggunaan modal kerja adalah untuk mengetahui bagaimana dana dipergunakan dan bagaimana memenuhi kebutuhan dana tersebut.” 2.4.3
Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Dapat didefinisikan empat klasifikasi sumber dan empat klasifikasi
penggunaan modal kerja. Empat aktivitas pembelanjaan (sumber) yang memberikan modal kerja, yaitu : 1. Aktivitas operasi periode berjalan. Sumber modal yang penting adalah yang berasal dari aktivitas operasi perusahaan selama periode berjalan. Laporan laba atau rugi memuat data tentang aktivitas operasi perusahaan, maka kita dapat menggunakan data tersebut untuk menentukan jumlah modal kerja yang berasal dari operasi. Penghasilan yang dicatat berdasarkan (accrual basis) mengakibatkan penaikan aktiva lancar seperti kas, atau piutang maka menaikan modal kerja. Biaya yang dicatat atas dasar accrual basis, mengakibatkan penurunan aktiva lancar
17
seperti kas atau kenaikan utang lancar seperti utang dagang maka biaya menurunkan modal kerja. 2. Penjualan aktiva tidak lancar Apabila perusahaan menjual aktiva tetap, investasi jangka panjang atau aktiva tidak lancar lainnya secara tunai, maka modal kerja perusahaan akan naik sebesar jumlah yang diterima dari penjualan tersebut. Setiap laporan laba atau rugi penjualan aktivatidak lancar yang dilaporkan pada laporan rugi atau laba dikurangkan laba bersih untuk menentukan jumlah modal kerja yang berasal dari operasi. 3. Penerbitan utang jangka panjang Penerbitan surat utang jangka panjang, seperti wesel atau obligasi secar tunai akan mengakibatkan kenaikan modal kerja sebesar jumlah yang diterima pada saat utang tersebut diterbitkan. Utang jangka pendek bukanlah sumber modal kerja, karena utang jangka pendek tidak menaikan modal kerja. Transaksi utang jangka pendek hanya mempengaruhi rekening-rekening lancar saja. 4. Penerbitan modal kerja Penerbitan saham istimewa atau saham biasa secara tunai atau aktiva lancar lainnya, akan meningkatkan modal kerja, karena transaksi ini mengakibatkan kenaikan aktiva lancar dan modal dengan jumlah yang sama. Hal yang sama juga berlaku untuk penerbitan kembali treasury stock secara tunai atau aktiva lancar lainnya yang mengakibatkan kenaikan modal kerja. Pertambahan investasi berupa aktiva lancar yang dilakukan oleh pemilik individual atau partner merupakan sumber modal kerja. Tetapi penerbitan saham sebagai deviden saham (stock dividen) atau stock split tidak mempengaruhi modal kerja, karena transaksi ini hanya mempengaruhi rekening modal kerja. Empat Aktivitas investasi yang memerlukan modal kerja, yaitu : 1. Pembelian aktiva tidak lancar Apabila pembelian aktiva tidak lancar seperti tanah, gedung, mesin, peralatan atau investasi jangka panjang dibeli denga cara ditukar dengan aktiva lancar atau utang lancar, maka modal kerja akan mengalami penurunan dengan jumlah sebesar harga beli aktiva tersebut. 2. Pembayaran utang jangka panjang
18
Apabila perusahaan menggunakan aktiva lancar untuk membayar utang jangka panjang seperti utang obligasi, maka modal kerja perusahaan akan mengalami penurunan sebesar jumlah aktiva lancar yang digunakan tersebut. Maka transaksi ini merupakan penggunaan modal kerja. Bila aktiva lancar seperti kas digunakan untuk melunasi utang jangka panjang, maka transaksi ini tidak akan berpengaruh terhadap modal kerja perusahaan, karena transaksi tersebut hanya mempengaruhi rekening lancar saja yaitu aktiva lancar dan utang lancar dengan jumlah yang sama. 3. Pembelian atau penarikan kembali modal saham. Apabila kas atau aktiva lainnya digunakan oleh perusahaan untuk membeli saham untuk ditarik kembali atau dimiliki kembali sebagai treasury, maka modal kerja akan berkurang (penggunaan modal kerja) sebesar jumlah aktiva lancar yang digunakan. Demikian pula apabila pemilik perusahaan menarik dana dari perusahaan, maka modak kerja perusahaan juga akan berkurang. 4. Pengumuman dividen kas Pengumuman dividen yang dibayar secara tunai akan menyebabkan modal kerja berkurang yang berarti penggunaan modal kerja. Pengumuman dividen membentuk utang dividen (utang lancar) yang menyebabkan modal kerja berkurang. Pada saat kas harus dibayarkan atas dividen tersebut, aktiva lancar (kas) dan utang lancar (utang dividen) akan berkurang dengan jumlah yang sama sehingga tidak mempengaruhi modal kerja. Menurut Sudarsono dan Edilius “Manajemen Koperasi Indonesia” (2004:195) yang merupakan sumber dan penggunaan modal kerja, yaitu : 1. Sumber-sumber dari modal kerja adalah : a. Berkurangnya aktiva tetap b. Bertambahnya hutang jangka panjang c. Bertambahnya modal d. Ada keuntungan dari operasi perusahaan 2. Penggunaan modal kerja adalah : a. Bertambahnya aktiva tetap b. Berkurangnya hutang jangka panjang c. Berkurangnya modal d. Pembayaran kas deviden e. Adanya kerugian dalam operasi perusahaan.
19
2.4.4
Laporan sumber dan Penggunaan Modal Kerja Menurut Prastowo dan Rifka (2002: 116) laporan sumber dan penggunaan
modal kerja dibagi ke dalam 4 bagian, yaitu : 1) Format laporan Laporan perubahan posisi keuangan yang berbasis modal kerja memberikan ringkasan mengenai aktivitas investasi dan perkembangan perusahaan. Secara khusus, laporan ini menggambarkan bagaimana modal kerja diberikan oleh aktivitas pembelanjaan perusahaan dan berapa banyak modal kerja digunakan untuk aktivitas investasi. Selisih antara jumlah modal kerja yang diberikan oleh aktivitas pembelanjaan dan jumlah modal kerja yang digunakan ditunjukan sebagai penurunan atau kenaikan modal kerja selama periode tertentu. 2) Sumber informasi yang digunakan Dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : a. Sumber informasi utama yang terdiri atas laporan rugi atau laba, laporan perubahan laba ditahan dan neraca komparatif. b. Sumber informasi pendukung diperoleh denga cara mengadakan analisis terhadap perubahan rekening-rekening aktiva tidak lancar. Dari analisis tersebut akan diperoleh informasi mengenai sumber dan penggunaan modal kerja. 3) Langkah-langkah penyusunan laporan a. Menghitung perubahan modal kerja selama periode tertentu b. Menganalisis perubahan saldo rekening-rekening tidak lancar, untuk menentukan sumber-sumber penggunaan modal kerja. Langkah ini dilakukan dengan metode langsung, kertas kerja baik 3 maupun 5 kolom, dan rekening (T account) c. Menyusun laporan perubahan posisi keuangan basis modal kerja 4) Kegunaan laporan a. Melaporkan aktivitas investasi dan pembelanjaan penting perusahaan yang menyebabkan perubahan modal kerja selama periode tertentu. b. Menjadi suplemen laporan laba atau rugi, perubahan laba ditahan dan neraca dengan menjelaskan alas an-alasan terjadinya kenaikan atau penurunan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. c. Menyajikan sumber-sumber modal kerja utama perusahaan, baik yang berasal dari operasi maupun non operasi d. Menyajikan penggunaan-penggunaan modal kerja utama perusahaan e. Menjadi dasar bagi proses perencanaan.