BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Terminologi Judul Judul proyek ini adalah “Kualanamu Plaza and Park“.Secara terminologi, judul dapat dijabarkan sebagai berikut :
Pengertian Kualanamu : Kata „Kuala‟ berasal dari bahasa Melayu yang berarti muara sungai atau pertemuan sungai dengan laut. Kuala Namu merupakan kombinasi bahasa dua suku asli Sumtim yang sesuai dengan segi bahasa dua etnis asli penduduk daerah setempat. Jadi, Kuala Namu ialah tempat bertemu3. Namun, Kualanamu sendiri merupakan nama desa di Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, provinsi Sumatera Utara.
Pengertian Plaza : Plaza adalah ruang publik /terbuka (open air), biasanya minimal ada satu bangunan yang menyertainya, terkadang juga dikelilingi bangunan lain. Plaza sendiri merupakan kata yang berasal dari
bahasa
Spanyol,
berhubungan
dengan
"lapangan"
yang
menggambarkan tempat terbuka untuk umum (ruang publik) di perkotaan, seperti misalnya lapangan atau alun-alun. Plaza atau town square juga dapat dikatakan sebagai pusat perbelanjaan yang secara arsitektur memiliki lebih dari tiga lantai. Umumnya dibangun ditengah kota. Di sebuah plaza anchor berjumlah terbatas paling banyak dua. Umumnya memiliki atrium di lantai bawah4.
Pengertian Park : Park memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu Taman, kebun yang ditanami dengan bunga-bunga dan vegetasi lainnya ; (tempat bersenang-senang); tempat (yang menyenangkan dan sebagainya)5
3
http://www.kompasiana.com/ridwan-arifinjazz/bandara-kuala-namu-arti-kata-kualanamu https://id.wikipedia.org/wiki/Plaza 5 http://google.com 4
8 Universitas Sumatera Utara
Jadi pengertian Kualanamu Plaza and Park yaitu sebuah pusat perbelanjaan dengan ruang terbuka dan area taman dengan fasilitas rekreasi serta hiburan yang berada di Kawasan Bandara Kualanamu.
2.2 Lokasi Pada sub bab ini akan diuraikan tentang deskripsi / tinjauan lokasi proyek dari kriteria, alternatif, hingga site yang dipilih.Lokasi proyek terdapat di Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Gambar dibawah ini merupakan peta lokasi proyek Kualanamu Plaza and Park. Terdapat di
Gambar 2.1 Peta pulau Sumatera, Provinsi Sumatera Utara, Kec.Batang Kuis (Sumber: Google Earth dengan diolah)
Kecamatan Batang Kuis terdiri atas 11 Desa, dan 72 Dusun. Saat ini seiring dengan adanya Bandara Kualanamu yang telah beroperasi, kecamatan ini pun dalam proses berbenah diri menjadi Kecamatan Gapura (Gerbang dan pintu utama menuju bandara). Karena lokasinya yang strategis dan daerah perlintasan
9 Universitas Sumatera Utara
Kota Medan dan Bandara Kualanamu, sehingga membuat daerah ini di sorot para investor dan pengusaha untuk mengembangkan daerah ini. Karna masih banyaknya lahan kosong membuat kawasan ini berpotensi untuk dibangun fasilitas yang mendukung operasi bandara Kualanamu. Selain itu juga dapat menjadi peluang usaha bagi masyarakat Batang Kuis. Bandara ini memang memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kawasan sekitar. Sehingga memicu pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di masyarakat. Berdasarkan RTRK kawasan Kualanamu dan sekitarnya. Rencana penggunaan lahan tahun 2025 Kecamatan Batang Kuis difungsikan sebagai residential park kawasan wisata pasif.
Gambar 2.2 Peta RTRK kawasan Kualanamu dan sekitarnya tahun 2025 (Sumber: Dinas Penataan Ruang Dan Pemukiman Prov.Sumut)
10 Universitas Sumatera Utara
2.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi Penentuan lokasi proyek harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Tabel 2.1 Kriteria pemilihan lokasi
NO
KRITERIA INTERNAL Posisi Site
1
Lingkungan 2 Pencapaian atau Aksesbilitas 3 4
View Ukuran Lahan
5 6
Kontur Tapak/ Topografi Jaringan Jalan
7 KRITERIA NO 1
LOKASI Berada di lokasi berdekatan dengan bandara sebagai penunjang fungsi bangunan dan konsep Aerotropolis Berada di lingkungan dengan kepadatan sedang. Dengan bebrapa bangunan baru, pemukiman warga dan kebun jagung dan karet. Berada di jalan utama menuju bandara dari medan. Dan juga terintegrasi langsung dengan stasiun kereta api ditambah lagi dengan adanya jalan tol. Adanya view yang baik dari dalam keluar maupun dari luar kedalam. Harus mencukupi untuk program dan fasilitas yang akan direncanakan yaitu ± 1.5 hektar. Sebaiknya relatif datar Terdapat pada jaringan jalan yang mudah untuk diakses dari berbagai wilayah khususnya dari kota Medan. LOKASI
EKSTERNAL Status Kepemilikan Lahan
2
Ketersediaan Utilitas
3
GSB, KLB, KDB, dsb.
4
Pola Penggunaan Lahan Site (Tata Guna Lahan)
Merupakan lahan yang telah bebas atau lahan yang tidak dalam sengketa. Terdapat di lokasi yang sudah tersedia utilitas listrik, air, telepon, gas, dan kebakaran,dsb. Disesuaikan dengan RDTR Kecamatan yang bersangkutan atau melihat keadaan sekitar site. Berada di lokasi pengembangansesuai RTRW
(Sumber: Pengolahan data primer)
11 Universitas Sumatera Utara
1. Tinjauan Terhadap Struktur Kota Batang Kuis merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Deli Serdang yang mengalami pengembangan sistem Pusat Pelayanan Kecamatan (PPK). Konsep pelayanan PPK ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan Struktur Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro dan potensi pengembangan Kabupaten Deli Serdang, dengan kriteria dan pertimbangan sebagai berikut (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Deli Serdang tahun 2005-2025) :
Peluang pengembangan Kabupaten Deli Serdang sebagai kawasan metropolitan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kawasan Metropolitan Mebidangro (Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo),
Keberadaan Bandara Kualanamu sebagai pusat transportasi regional,
Mensejajarkan Wilayah Sibolangit (bagian selatan) dengan bagian wilayah lainnya,
Menghidupkan kembali bekas Stasiun Kereta Api menjadi pusat pelayanan
sekaligus
menjadi
pusat
kegiatan
dengan
mengintegrasikan antara penggunaan lahan yang ada (konsep pengembangan Transit Oriented Development/TOD),
Peluang pengembangan potensi pertanian dan parawisata di selatan Kabupaten Deli Serdang,
Ketersediaan jaringan jalan di selatan Kabupaten Deli Serdang yang menghubungkan dengan wilayah lainnya.
12 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Struktur Ruang Mebidangro (Sumber: Mebidangro)
Berdasarkan konsep pengembangan diatas, maka strategi untuk mewujudkannya adalah sebagai berikut :
Memaduserasikan dan kerjasama pembangunan kawasan industri dengan Kota Medan maupun Binjai,
Pengembangan Kawasan Aerocity untuk mendukung keberadaan Bandara Kualanamu,
Membuka jalur regional (akses) masuk dan keluar Kabupaten Deli Serdang dengan prioritas memberikan akses untuk simpul kegiatan di Selatan Kabupaten Deli Serdang,
Rencana jalan Inner Ring Road dan Outer Ring Road Mebidangro,
Pengembangan sentra-sentra industri pertanian di bagian selatan Kabupaten Deli Serdang,
Peningkatan fungsi jalan yang menghubungkan simpul kegiatan wilayah selatan dengan Bandar Udara Internasional Kualanamu,
13 Universitas Sumatera Utara
Pembangunan unit-unit pengumpul hasil pertanian di bagian selatan Kabupaten Deli Serdang. Sistem pusat-pusat pelayanan di Kabupaten Deli Serdang dapat
dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.2 Rencana sistem perkotaan di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2025
NO 1
HIRARKI
KOTA
Pusat
Lubuk
Kegiatan
Pakam
Pusat pemerintahan kabupaten; Perdagangan dan jasa; Kota transit; Pusat pelayanan fasilitas sosial dan umum; Permukiman perkotaan
Lokal (PKL)
2
FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN
Pancur Batu
Perdagangan dan jasa regional (pasar induk dan terminal sayur); TOD Pendidikan dan olah raga; Pariwisata; Perumahan dan permukiman.
Pusat
Tanjung
Pelayanan
Morawa
Perdagangan dan jasa lokal; Industri; Perumahan dan permukiman.
Kawasan (PPK) Batangkuis
Percut Tuan
Sei
Hamparan Perak
Perdagangan dan jasa lokal; Pengolahan pertanian dan perkebunan; TOD Perumahan dan permukiman; Kota transit Perdagangan dan jasa regional; Pengolahan pertanian dan perikanan; Perumahan dan permukiman. Industri; Pusat pendidikan dan olah raga;
Perdagangan dan jasa; Industri; Kawasan konservasi (Kawasan Suaka Alam);
14 Universitas Sumatera Utara
NO
HIRARKI
KOTA
FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN Pariwisata, dan Kegiatan Militer Perumahan dan permukiman.
Sunggal
Perdagangan dan jasa lokal; Industri; Perumahan dan permukiman.
Deli Tua
Perdagangan dan jasa regional (pasar induk sayuran); TOD Pelayanan sosial Perumahan dan permukiman.
Pagar
Perdagangan dan jasa lokal; Pengolahan pertanian dan perkebunan; Perumahan dan permukiman.
Merbau Tembung
Perdagangan dan jasa; Industri; Perumahan dan permukiman.
Galang
Sibolangit
Gunung
Pengolahan pertanian; Kehutanan
Meriah Namo Rambe
Perdagangan dan jasa lokal; Pengolahan pertanian dan perkebunan; TOD Militer Perumahan dan permukiman.
Perdagangan dan jasa lokal; Pariwisata; Agropolitan Kawasan konservasi (Kawasan Suaka Alam) Perumahan dan permukiman.
Pengolahan pertanian; Perumahan Pariwisata
15 Universitas Sumatera Utara
NO
HIRARKI
KOTA Bangun Purba
3
Pusat
FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN Pengolahan pertanian dan perkebunan; Perumahan dan permukiman;
Patumbak
STM Hulu
Pengolahan pertanian; Kehutanan Pariwisata
Pelayanan
Pengolahan pertanian dan perkebunan; Perumahan; Industri; Perdagangan dan jasa.
Lingkungan (PPL)
Kutalimbaru Pengolahan pertanian dan perkebunan; Perumahan dan permukiman; Kehutanan Biru-biru
Pengolahan pertanian; Pariwisata
STM Hilir
Pengolahan pertanian; Kehutanan
Labuhan
Pengolahan pertanian dan perikanan; RTH; Perumahan dan permukiman; Perdagangan dan jasa.
Pantai Labu
Pengolahan pertanian dan perikanan; Transpotasi; Perdagangan dan jasa; Perumahan dan permukiman
Beringin
Pengolahan pertanian; Transpotasi; Perdagangan dan jasa; Perumahan dan permukiman
Deli
(Sumber: RTRW Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010-2030)
16 Universitas Sumatera Utara
Dari tabel diatas, fungsi yang dikembangkan di Kecamatan Batangkuis adalah perdagangan dan jasa lokal, pengolahan pertanian dan perkebunan, TOD, perumahan dan permukiman, dan kota transit. Ditinjau dari tata ruang Kualanamu kawasan Batang Kuis diperuntuhkan untuk sawit, hutan kota, perdagangan dan jasa. Dari data di atas dapat di simpulkan bahwa perancangan sebuah fasilitas pusat perbelanjaan di kawasan Batang Kuis merupakan tapak yang tepat. 2. Pencapaian Ada beberapa akses untuk mencapai lokasi tapak perancangan. Seperti dari gerbang utama kualanamu, jalan tol, trans mebidnagro dan kereta api. Masing-masing akses ini memiliki jarak tempuh yang berbeda-beda. 3. Area pelayanan Lokasi site dekat dengan Bandar Udara Kualanamu yang berjarak 6,8 Km dengan waktu tempuh sekitar 10 menit. Lokasi site juga dekat dengan pemukiman penduduk dan hotel. 4. Status kepemilikan Status kepemilikan site merupakan pemilik pribadi. Karena lokasi site berada dekat dengan pemukiman penduduk. 5. Nilai lahan Nilai lahan lokasi perancangan tergolong sedang di banding dengan lahan yang berada di kota. Namun kemungkinan besar nilai lahan dapat berubah seiring dengan perkembangan kawasan. Sebelum Bandar udara direncanakan di daerah ini, harga lahan sangat murah namun setelah Bandar udara di bangun di kawasan ini harga lahan pun ikut naik.
17 Universitas Sumatera Utara
6. Peraturan Peraturan pembangunan di kawasan ini masih dalam tahap perencanaan. Sehingga peraturan yang dipakai yaitu peraturan pembangunan fasilitas yang berada di luar Bandara Kualanamu dan juga MEBIDANGRO. 2.2.2 Analisis Pemilihan Lokasi Lokasi Kualanamu Plaza and Park sebagai sarana perbelanjaan, rekreasi dan hiburan membutuhkan lokasi yang menunjang kegiatan serta aksesbilitas yang mudah.Lokasi diusahakan berdekatan dengan bandara dengan pertimbangan menunjang fasilitas bandara itu sendiri. Adapun beberapa alternatif lokasi, yaitu:
Alternatif site 1 Site
berada
dekat
dengan
bandara
bahkan
mungkin
masih diradius 15 km. Orientasi menghadap
site Selatan.
Berada di jalan utama Gambar 2.4 Site alternatif 1 (Sumber: Google Earth)
bandara, Batang Kuis. Kecamatan
Batang
Kuis, Kabupaten Deli Serdang. Terintegrasi dengan sungai dengan ukuran ± 2 Ha
18 Universitas Sumatera Utara
Alternatif site 2 Site
berada
agak
jauh
dengan bandara. Orientasi site menghadap Selatan. Lokasinya dipersimpangan masih
berada
utama
bandara,
Kuis. Gambar 2.5 Site alternatif 2 (Sumber: Google Earth)
di
jalan Batang
Kecamatan
Batangkuis, Kabupaten Deli Serdang dengan ukuran ± 2 Ha
Untuk memilih site yang paling sesuai, dilakukan penilaian terhadap ketiga alternatif site diatas sebagai berikut : Tabel 2.3 Kriteria eksternal
No.
Kriteria Internal Luas lahan mencapai 1,5
Alternatif Lokasi Alternatif 1
Alternatif 2 (5) Site dengan potensi bangunan sudut (5) Site dengan dua jalan utama karena posisi bangunan sudut (3) Lokasi site yang terletak di simpang bandara yang menghubungkan medan-kualanamu (1)
2
Terletak di jalanyang cukup lebar
3
Pencapaian atau aksesibilitas
4
Lingkungan
(5) Site dengan potensi sungai (3) Site dengan jalan utama dan jalan lingkungan (5) Lokasi site yang terletak 5 km dari bandara dan 4 km dari simpang batangkuis (5)
5
View kedalam
(3)
(1)
6
View Keluar
(3)
(5)
7
Topografi
8
Pencapaian ke bandara
(3) Relatif landai (5)
(3) Relatif datar (3)
1
Ha
19 Universitas Sumatera Utara
Sangat mudah dan Mudah dan dekat dekat (Sumber: Pengolahan Data Primer)
Tabel 2.4 Kriteria internal
No.
Alternatif Lokasi
Kriteria Internal
Fungsi lahan dan sekitarnya
1
2
Utilitas Air
3
Utilitas Listrik
4
Jaringan telepon
Kemacetan
5
Total Poin
Alternatif 1
Alternatif 2
(5) Beberapa berupa lahan kosong dan sudah terbangun bangunan komersil dan fungsi hunian (5) Sudah tersedia, namun didukung dengan adanya sungai pada site (3) Sudah Tersedia (3) Sudah Tersedia
(5) Beberapa berupa lahan kosong dan sudah terbangun bangunan komersil
Berada utama
(5) di
(3) Sudah tersedia
(3) Sudah Tersedia (3) Sudah Tersedia
(1) jalan Berada di simpang pertemuan tiga jalan besar
Peringkat 1
Peringkat 2 dengan
dengan poin 53
poin 44
(Sumber: Pengolahan Data Primer)
Keterangan: 1. Kurang Baik
3. Cukup Baik
5 . Sangat Baik
Dari tabel penilaian diatas, maka diperoleh Site terpilih di Jln.Bandara Kualanamu (alternatif 1) .
20 Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Adapun deskripsi lokasi sebagai tapak rancangan : Kasus Proyek
: Kualanamu Plaza and Park
Status Proyek
: Fiktif
Pemilik Proyek
: Pihak Swasta
Lokasi Tapak
:
a. Batas Selatan
: Jl Bandara Kualanamu
b. Batas Barat
: Sungai
c. Batas Timur
: Gang Pepaya, Lahan kosong
Luas Lahan
: ± 2 hektar
Kontur
: Relatif Berkontur
KDB
: 60 – 70 %
KLB
: 8 lantai
GSB
: a. Jl. Besar bandara
: 13,5 m
b. Jl. Gg. Pepaya
: 2,5 m
c. Sungai
: 15 m
Bangunan eksisting: Lahan Kosong Potensi Lahan
:
a. Terletak dekat dengan bandara b. Berada pada kawasan pengembangan c. Transportasi lancar, baik dan bebas kemacetan; d. Luas site sesuai syarat e. Terintegrasi dengan sungai; f. Berada di lingkungan yang tenang; g. Sudah memiliki jalur utilitas yang baik ( Listrik, Air Bersih, Limbah, Kebakaran, Telepon, dsb).
21 Universitas Sumatera Utara
2.3 Tinjauan Fungsi Sub bab tinjauan fungsi ini membahas bagaimana Kualanamu Plaza and Park bekerja, apa aktivitas dan kegiatannya, siapa penggunanya, persyaratan dan kebutuhan ruang serta studi banding dengan proyek sejenis.
2.3.1 Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan 1. Pusat Perbelanjaan Pusat perbelanjaan memiliki beberapa pengertian, diantaranya adalah: Menurut De Chiara, Joseph and Callender, John Hancock (1973,577) Pusat perbelanjaan adalah sebuah kompleks yang didalamnya terdapat toko toko eceran yang disatukan dengan fasilitas- fasilitas yang direncanakan untuk memberikan kenyaman berbelanja yang maksimum dan keleluasaan maksimum bagi barang dagangan.
Menurut Beddington, Nadine (1981,1) Pusat perbelanjaan adalah suatu kompleks perbelanjaan yang terencana dibawah suatu manajemen pusat yang menyewakan unit-unit pertokoan kepada para pedagang eceran dengan pengelolaan oleh manajemen yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pusat perbelanjaan.
Menurut Dewan Internasional Pusat Perbelanjaan (International Council of Shopping Center) Pusat perbelanjaan adalah sekelompok penjual eceran dan usahawan komersil lainnya yang merencanakan, mengembangkan, mendirikan, memiliki dan mengelola sebuah properti tunggal. Pada lokasi properti ini berdiri disediakan juga tempat parkir. Tujuan dan ukuran besar dari pusat perbelanjaan ini umumnya ditentukan dari karakteristik pasar yang dilayani. Dari berbagai pengertian diatas, terdapat beberapa kata kunci terkait dengan pusat perbelanjaan, yaitu: a. Merupakan bangunan komersil
22 Universitas Sumatera Utara
b. Dapat berfungsi juga sebagai tempat berkumpul dan berekreasi
a. Klasifikasi Pusat Perbelanjaan Pusat Perbelanjaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Berdasarkan Skala Pelayanan Berdasarkan skala pelayanannya, pusat perbelanjaan dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
Pusat perbelanjaan lokal (neighborhood center) Pusat
perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan
pelayanan yang meliputi 5.000 sampai 40.000 penduduk (skala lingkungan), dengan luas bangunan berkisar antara 2.787-9.290 m2. Unit penjualan terbesar pada pusat perdagangan golongan ini adalah supermarket.
Pusat perbelanjaan distrik (community center) Pusat
perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan
pelayanan 40.000 sampai 150.000 penduduk (skala wilayah), dengan luas bangunan berkisar antara 9.290-27.870 m2. Unit-unit penjualannya terdiri atas junior department store, supermarket dan toko-toko.
Pusat perbelanjaan regional (main center) Pusat
perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan
pelayanan seluas daerah dengan 150.000 sampai 400.000 penduduk, dengan luas bangunan 27.870-92.990 m2. Pusat perbelanjaan golongan ini terdiri dari 1-4 departement store dan 50-100 toko retail, yang tersusun mengitari pedestrian, dan dikelilingi oleh daerah parkir.
23 Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.5 Tabel Persyaratan perencanaan menurut SNI
(Sumber: SNI 03-1733-1989)
. 2. Berdasarkan Fungsi dan Kegiatan 1. Pusat Perbelanjaan Murni Pusat perbelanjaan yang berfungsi sebagai tempat berbelanja dan sebagai tempat pertemuan masyarakat (community center) untuk segala urusan, baik untuk bersantai, mencan hiburan. Misalnya Plaza Senayan, Blok M Plaza, Pondok Indah Mall dll.
2. Pusat Perbelanjaan Multi Fungsi Fungsi sebagai pusat perbelanjaan di campur dengan fungsi lain yang berbeda namun saling menunjang dan meningkatkan nilai komersialnya.
3. Berdasarkan Sistem Transaksi Berdasarkan sistem transaksinya, sebuah pusat perbelanjaan dapat dibedakan sebagai berikut :
Toko Grosir Adalah toko yang menjual barang dalam partai besar. Barangbarang tersebut biasanya disimpan di gudang atau di tempat lain,
24 Universitas Sumatera Utara
sedangkan yang ada di toko grosir hanya contohnya.oleh karena penjualan dilakukan dalam partai besar, biasanya etalase pada pada toko grosir hanya memerlukan tempat yang relatif kecil, sedangkan bagian terbesarnya adalah gudang atau tempat penyimpan persediaan. Aktifitas lain yang juga tidak kalah penting pada toko seperti ini adalah pengepakan. Oleh karena penjualannya dilakukan dalam jumlah besar sekaligus, maka pengepakan memerlukan ruang tersendiri yang juga relatif besar, yaitu ruang dropping barang. Area ini sebaiknya berdimensi cukup besar yang memungkinkan kendaraan pengangkut barang berhenti pada proses pembongkaran atau pemuatan barang belanjaan.
Toko Eceran Menjual barang dalam partai kecil atau per satuan barang. Toko eceran lebih banyak menarik pembeli karena tingkat variasi barangnya yang tinggi. Pada toko semacam ini, area display barang dagangan memerlukan ruang dengan dimensi yang relatif besar untuk mewadahi variasi barang dagangan yang tinggi. Sebaliknya, gudang mungkin hanya memerlukan area dengan dimensi yang lebih kecil. Area dropping barang merupakan area vital pada toko jenis ini.
4. Bedasarkan Lokasi
Pasar (market), Merupakan kelompok fasilitas perbelanjaan sederhana (los, toko, kios, dan sebagainya) yang berada disuatu area tertentu pada suatu wilayah. Fasilitas perbelanjaan ini dapat bersifat terbuka atauun berada di dalam bangunan, biasanya berada dekat kawasan pemukiman, merupakan fasilitas perbelanjaan untuk memennuhi kebutuhan (biasanya sehari-hari) masyarakat di sekitarnya.
25 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.6 Pasar Sekip Ujung (Sumber: Internet)
Gambar 2.7 Market Near Helens (Sumber: Internet)
Shopping Street Merupakan pengelompokan sarana perbelanjaan yang terdiri dari deretan toko atau kios trebuka pada suatu penggal jalan. Area perbelanjaan ini merupakan jenis pasar yang berlokasi di sepanjang tepi suatu penggal jalan. Jenis perbelanjaan semacam ini biasanya berkembang di kawasan-kawasan wisata, atau kawasan pertokoan yang menarik dkunjungi wisatawan.
Gambar 2.8 New York City dan Carnaby Street (Sumber: Internet)
Shopping Precint Merupakan kompleks pertokoan terbuka yang menghadap pada suatu ruang terbuka yang bebas. Perbelanjaan ini biasanya tumbuh di dekat obyek atau kawasan wisata.Contohnya yaitu Nakamisedori, Senso-ji‟s temple precint’s shopping street, Asakusa, Tokyo, Jepang.
26 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.9 Nakamise-dori (Sumber: Internet)
Shopping Center Merupakan pengelompokan fasilitas perbelanjaan (toko dan kios) yang berada di bawah satu atap. Pada shopping center, barang yang diperdagangkan didominasi oleh kebutuhan sekunder dan tersier, sedangkan pada jenis pasar, barang yang diperdagangkan terutama didominasi oleh kebutuhan primer manusia. Shopping center secara khusus mempunyai pola visual dan sirkulasi yang diperuntukkan bagi pengunjung untuk berjalan mengelilinya, bahkan tidak hanya mencakup kompleks yang berukuran besar berskala monumental, tetapi juga berskala manusia.
Gambar 2.10 Villach Atrio Shopping Center (Sumber: Internet)
Department Store Merupakan wadah perdagangan eceran besar dari berbagai jenis barang yang berada di bawah satu atap. Pada perbelanjaan ini transaksi masih menggunakan tenaga pelayan untuk membantu konsumen memilih dan mencari benda yang dikehendaki. Penataan
27 Universitas Sumatera Utara
barang-barangnya memiliki tata letak khusus yang memudahan sirkulasi dan mencapai kejelasan akses. Luas lantainya berkisar antara 10.000 sampai 20.000 m2.
Supermarket Merupakan toko yang menjual barang kebutuhan sehari-hari dengan cara pelayanan mandiri (self service). Pemilihan dan pencarian produk dilakukan secara mandiri oleh konsumen. Pelayan hanya digunakan untuk membantu proses pembayaran. Jumlah bahan makanan yang dijual pada toko jenis ini kurang dari 15% dari seluruh barang yang diperdagangkan. Luas lantainya berkisar antara 1.000 sampai dengan 2.500 m2. Setiap supermarket mempunyai sekuen kejadian, diawali dengan masuknya konsumen sehingga proses pembelian, pembeyaran dan perginya konsumen. Sekuen kejadian ini perlu dikaji melalui sebuah program yang termasuk di dalamnya adalah perilaku pembeli dan penjual seperti disampaikan dalam Lang (1987:114).
Superstore Merupakan pusat perdagangan dengan luas area penjualan lebih dari 2.500 m2. Pada umumnya luas superstore berkisar antara 5.000 m2 sampai dengan 7.000 m2. Superstore ini menempati satu lantai bangunan dan terletak di pusat kota. Sistem pelayanan yang digunakan adalah sistem self timer. Oleh Karena system pelayanannya mandiri, perlu penataan dan pengelompokan barang yang jelas sehingga memudahkan pembeli menemukan barang yang diinginkan.
Hypermarket Merupakan bentuk perluasan dari superstore, dengan luas lantai minimum 5.000 m2. Hypermarket merupakan simbol perdagangan disuatu kota kota karena tempat tersebut mencerminkan adanya kecendrungan penduduk yeng mengikuti tren perdagangan dengan munculnya produk-produk yang ditawarkan. Sistem penjualannya
28 Universitas Sumatera Utara
pun dibedakan antara pembeli eceran adan pembeli sistem grosir. Pada hypermarket yang bergabung dengan plaza atau shopping park, kecendrungannya adalah ruangan untuk hypermarket diletakkan di area paling belakang karena membutuhkan lahan bangunan yang paling luas sehingga tidak menutupi area retail atau counter lain yang luasannya lebih kecil.
Shopping mall Merupakan sebuah plaza
umum,
jalan-jalan umum,
atau
sekumpulan sistem dengan belokan-belokan dan dirancang khusus untuk pejalan kaki. Jadi mall dapat disebut sebagai jalan pada area pusat usaha yang terpisah dari lalu lintas umum, tetapi memiliki akses mudah terhadapnya, sebagai tempat berjalan-jalan, dudukduduk, bersantai, dan dilengkapi dengan unsur-unsur dekoratif untuk melengkapi kenyamanan.
b. Karakteritik Pusat Perbelanjaan Karakteristik pusat perbelanjaan secara umum meliputi: 1. Karakteristik kegiatan fasilitas perbelanjaan:
Adanya variasi kegiatan, dengan pola umum, convenience shopping, comparismshopping (membandingkan harga barang dengan pusat perbelanjaan lain sebelum membeli).
Kegiatan berlangsung terus menerus, tidak menetap.
Beban kegiatan relatif sama pada setiap waktu.
Pelaku kegiatan : individu, small group.
2. Karakteristik Fisik Shopping Mall
Koridor
: Tunggal
Lebar koridor
: 8-16 meter
Jumlah lantai
: Maksimal 3 lantai
Parkir
: Mengelilingi bangunan pusat perbelanjaan
Pintu masuk
: Dapat dicapai dari segala arah
29 Universitas Sumatera Utara
Atrium
: Di sepanjang koridor
Magnet
: Di setiap ujung koridor (hubungan horizontal)
Jarak antar magnet : 50-100 meter
3. Variasi barang yang dijual
Speciality shop : toko yang menjual barang jenis seperti sepatu, pakaian, dan sebagainya.
Variety shop : toko yang menjual bermacam-macam barang dengan skala kecil.
4. Elemen-elemen pusat perbelanjaan a. Anchor (Magnet) Adalah transformasi dari nodes, dapat juga berfungsi sebagai landmark, perwujudannya berupa plaza dan mall. b. Secondary Anchor Adalah transformasi dari district, perwujudannya berupa tokotoko pengecer, retail, supermarket, superstore, bioskop, dan lain-lain. c. Street Mall Adalah transformasi bentuk paths, perwujudannya berupa pedestrian yang menghubungkan magnet-magnet. d. Landscaping (Pertamanan)
Gambar 2.11 Canal City Hakata dan Nouvelle at Natick (Sumber: Internet)
30 Universitas Sumatera Utara
Adalah transformasi bentuk edges, sebagai pembatas pusat pertokoan dengan tempat-tempat luar.
c. Ketentuan Jalur Pedestrian Pusat perbelanjaan biasanya mempunyai pedestrian way utama yang berfungsi sebagai shopping street. Jika terdapat pusat perbelanjaan lebih dari satu, maka harus mempunyai hubungan langsung dengan bangunan pusat perbelanjaan utama dan juga berhubungan untuk pencapaian ke area parkir. a. Semua toko secara prinsip memiliki pintu masuk dari pusat perbelanjaan utama atau dekat dengan pusat perbelanjaan. Tokotoko tersebut juga harus memiliki entrance tambahan dari parkir/jalan. b. Jumlah lantai pada pusat perbelanjaan dapat 1 lantai, 2 lantai atau lebih. Setiap pusat perbelanjaan seharusnya menghindari daerahdaerah yang curam untuk menghindari gangguan dalam berbelanja dan sumber kecelakaan. c. Pusat perbelanjaan dapat : -
Terbuka, dengan perlindungan terhadap musim melalui penggunaan kanopi menerus sepanjang muka toko.
-
Sama sekali terlindung, tetapi berhubungan dengan udara luar.
-
Sama sekali tertutup, tetapi menggunakan alat pemanas untuk daerah beriklim dingin.
d. Penempatan Magnet Anchor Komponen utama dari pusat perbelanjaan adalah anchor, tenant yang berfungsi sebagai magnet. Penempatan komponen utama berdasarkan proses evolusi pusat perbelanjaan (Lion Edger, Shopping center, Planning and Administration, John Wiley and Sons. Inc. USA,1976), yaitu:
31 Universitas Sumatera Utara
Basic Center
Additional Store
Mall Added
Keterangan: S : Supermarket St : Store additional D:Departement Store Gambar 2.12 Penempatan magnet pada pusat perbelanjaan ( Sumber : Lion Edger,1976)
2.Plaza a. Pengertian Plazad Plaza sebagai salah satu ruang buatan manusia yang dirancang dengan aturan tertentu. Dengan tujuan sebgai pusat perbelanjaan dan pusat kegiatan bagi masyarakat. Plaza ynag baik adalah plaza yang tidak terlalu besar, sehingga pengunjung merasa nyaman (Alexander, 1977). Menurut Ching (1994), plaza adalah ruang terbuka dalam sebuah kota. Menut Lynch (1981), plaza adalah pusat kegiatan pada suatu area kota, sedangkan menurut Marcus & Francis (1998), plaza adalah suatu area perkerasan berupa ruang publik dan kendaraan tidak dapat memasukinya. Dari beberapa defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Plaza merupakan suatu ruang publik terbuka kota yang digunakan sebagai tempat untuk melakukan beberapa aktivitas. b. Klasifikasi Plaza Menurut Marcus & Francis (1998), berdasarkan bentuk dan fungsi nya plaza dibedakan menjadi enam jenis, yaitu:
32 Universitas Sumatera Utara
1. The Street Plaza Street plaza adalah suatu ruang publik dengan ukuran kecil dan biasanya berbatasan dengan pedestrian yang terhubung atau dekat dengan jalan. Terkadang street plaza adalah bentuk perluasan dari jalur pedesterian atau arcade.
Gambar 2.13 Calle Florida Street (Sumber: Internet)
Gambar 2.14 Wall Street Plaza (Sumber: Internet)
2. The Corporate Foyer The Corporate Foyer adalah bagian dari komplek bangunan- bangunan tinggi. Fungsi utamanya adalah untuk memberikan daya tarik, seperti pintu masuk degan citra elegan. 3. Urban Oasis Urban oasis merupakan jenis plaza yang memilki citra seperti taman, dan terpisah dari jalan. Lokasi dan racangannya diatur jauh dari kebisingan dan aktivitas kota.
Gambar 2.15 Contoh Urban Oasis ( Sumber :Internet)
4. The Transit Foyer The Transit Foyer adalah jenis ruang plaza yang dibuat dengan akses masuk dan keluar yang mudah dari terminal ataupun stasiun.
33 Universitas Sumatera Utara
5. The Grand Public Space The Grand Public Space merupakan area ruang terbuk hijau seperti plaza pada zaman dahulu.
Gambar 2.16 Contoh The Grand Public Space ( Sumber :Internet)
6. The Street Plaza- Pedesterian transit Malls Suatu area terbuka atau jalan yang ramai dimana banyak dilakukan banyak aktivitas seperti duduk, berjalan-jalan, makan dan lain-lain.
Dari keenam jenis plaza tersebut, plaza yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah jenis Plaza urban oasis dan corporate foyer. c. Ciri Bangunan Pusat Pebelanjaan dengan Tipe Plaza Bangunan pusat perbelanjaan merupakan tempat publik tertutup yang memiliki atap dan dinding, yang terdiri dari sekelompok pertokoan, dan dilengkapi dengan fasilitas kebutuhan manusia dan sarana hiburan. Untuk bangunan pusat perbelanjaan dengan tipe Plaza memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Bangunan pusat perbelanjaan memilki atrium di bagian tengah dan terletak di lantai bawah. Area ini berfungsi sebagai tempat melakukan aktivitas seperti berkumpul, berinteraksi dan sosialisas Setiap jalur sirkulasi selalu mengarah ke bagian plaza atau sirkulasi utama pada bangunan pusat perbelanjaan dengan tipe plaza berada diarea plaza, serta psisi plaza tersebut berada pada pertemuan jalur sirkulasi horizontal dan vertikal. Untuk mencipkan sirkulasi vertikal dibutuhkan anchor yang terdapat di lantai bawah dan di lantai ats bangunan agar
34 Universitas Sumatera Utara
pennjang mempunyai alasan untuk tetap bergerak ke lantai atas bangunan. Kenyamanan terhadap luas plaza yang disesuaikan dengan kenyamana pengunjung plaza, dimana hal-hal yang diperhatikan adalah luas bangunan, luas sirkulasidan lainnya. Di sekitar Plaza terdapat retail-retail yang dapat menarik pengunjung untuk berada di tempat tesebut.
2.3.2 Deskripsi Perilaku Ada 4 pengelompokkan pengguna dan karakter pada proyek ini: 1. Kelompok pengawas (Pihak Pemerintah Kabupaten Deli Serdang) Pihak Pemerintah Kabupaten Deli Serdang sebagai pemilik lahan bertugas untuk
mengawasi
secara
langsung
ataupun
tidak
langsung
keberlangsungan dari proses perencanaan hingga operasional Kualanamu Plaza and Park.
2. Kelompok pengelola (pihak swasta) Memanajemen seluruh keberlangsungan Kualanamu Plaza and Park,
Mengawasi keutuhan bangunan dan kawasan proyek
Melakukan perawatan secara berkala pada bangunan dan kawasan proyek
Melakukan
koordinasi
dengan
Kabupaten Deli Serdang)
pemilik
lahan
(Pemerintah
mengenai perkembangan proyek
Kualanamu Plaza and Park
Mempromosikan Kualanamu Plaza and Park kepada masyarakat kota Medan khususnya dan wisatawan lokal maupun mancanegara umumnya
Mengatur jalannya operasional bangunan
3. Kelompok penjual/pedagang/penyewa retail
Menggunakan fasilitas yang ada di Kualanamu Plaza and Park
35 Universitas Sumatera Utara
Berwirausaha yang sesuai dengan fungsi proyek, dengan cara menyewa salah satu retail yang telah disediakan oleh pihak pengelola
Membayar biaya sewa retail kepada pihak pengelola.
4. Kelompok pengunjung/pembeli. Pengunjung adalah pihak yang melakukan kunjungan ke Kualanamu Plaza and Park, yang diklasifikasikan berdasarkan pertimbangan tertentu sebagai berikut: a. Berdasarkan golongan :
Masyarakat berpenghasilan menengah
Masyarakat berpenghasilan cukup
b. Berdasarkan asal-usul :
Pengunjung yang datang dari Kecamatan Batangkuis dan sekitarnya
Pengunjung yang datang dari luar Kecamatan Batangkuis
c. Berdasarkan klasifikasi umur :
Anak-anak (usia 5-13 tahun)
Remaja (usia 14-24 tahun)
Dewasa (usia 25-45 tahun)
Lanjut usia (usia diatas 46 tahun)
d. Berdasarkan motivasi atau tujuan :
Menggunakan fasilitas yang ada di kawasan Kualanamu Plaza and Park
Berbelanja di kawasan Kualanamu Plaza and Park
Mencari hiburan dan rekreasi di kawasan Kualanamu Plaza and Park
Berwisata di kawasan Kualanamu Plaza and Park
Menyewa
beberapa
fasilitas
(misalnya
amphiteatre)
untuk
mengadakan kegiatan kepada pihak pengelola.
36 Universitas Sumatera Utara
1. Alur Kegiatan Pengguna Berikut ini adalah diagram alur pengguna pada proyek Kualanamu Plaza and Park ini: 1.
Kelompok pengawas (pihak pemerintah Kabupaten Deli Serdang) Datang
Ke Ruangan
Mengawasi
Istirahat
Pulang
Diagram 2.17 Alur kegiatan kelompok pengawas
2. Kelompok pengelola (pihak swasta) Datang
Ke Ruangan
Mengawasi
Istirahat
Pulang
Rapat
Diagram 2.18 Alur kegiatan kelompok pengelola
3. RKelompok penjual/pedagang/penyewa retail Ke Retail Datang
Pulang (Berjualan)
Datang KDiagram 2.19 Alur kegiatan kelompok penjual/ penyewa 4. Kelompok pengunjung/pembeli. Rekreasi
Datang
Makan & Minum
Pulang
Bebelanja Kegiatan Lain
Diagram 2.20 Alur kegiatan kelompok pengunjung/ pembeli
37 Universitas Sumatera Utara
2. Organisasi Kegiatan Pengguna Tabel 2.6 Aktivitas umum dan khusus
No
Aktivitas Umum Kegiatan Utama
1
2
Kegiatan Penunjang
3
Kegiatan Pelayanan
Sifat
Aktivitas Khusus
Kegiatan utama pada Pengelolaan kawasan kawasan Kualanamu Plaza Rekreasi keluarga dan and Park adalah Pusat orang terdekat Perbelanjaan dan Sarana Kegiatan jual beli rekreasi serta hiburan. Menikmati suasana dan menghadiri suatu acara atau konser Kegiatan penunjang Area Bermain dan pada kawasan Kualanamu Berkumpul Plaza and Park adalah Membuat suatu mengunjungi galeri sejarah, acara/kegiatan dan membuat suatu misalnya acara musik, acara/kegiatan talkshow, dan lain-lain. Kegiatan ini merupakan Pelayanan toilet bentuk Pelayanan fasilitas pelayanan kepada para ibadah pengguna Pelayanan informasi kawasan. (Sumber: Pengolahan Data Primer)
2.3.3 Dekripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang Berikut ini merupakan uraian kebutuhan ruang berdasarkan aktivitas, perilaku, dan sifatnya. 1. Kelompok Pengelola Tabel 2.7 Kebutuhan ruang kelompok pengelola
No
Fungsi
1
Fasilitas penduku ng dan pelayana n
Fasilitas
Pelaku
Kantor Pengelol a
General Manager (GM) Sekretari s Staff GM
Aktivitas
Mengelola keberlangsun gan proyek
Kebutuhan Ruang Ruang kerja GM Ruang tamu Ruang rapat Ruang sekretar
38 Universitas Sumatera Utara
2
3
4
Kabag financial Sekretari s Staff bagian finansial Kabag pemasara n Sekretari s Staff bagian pemasara n Kepala bagian teknisi Sekretari s Staff bagian teknisi
is Ruang kerja kabag Ruang tamu Ruang sekreta ris Ruang kerja kabag Ruang tamu Ruang sekretar is
Mengelola finansial
Mengelola pemasaran
Mengawasi kinerja Teknis sarana dan prasarana
Ruang kerja kabag Ruang tamu Ruang sekretar is
(Sumber: Pengolahan Data Primer)
2. Kelompok pengunjung dan pembeli Tabel 2.8 Kebutuhan ruang kelompok pengunjung dan pembeli
No
Fungsi
Fasilitas
1
Book store
2
Mens and ladies fashion
3
Fasilitas perbelanj aan
Fashion accesoris
Pelaku
Pengunjung/ pembeli
Aktivitas
Berbelanja, Membayar, Sekedar melihat- lihat
Kebutuhan Ruang
Retail/t oko
Penitip an
39 Universitas Sumatera Utara
4
Pet shop
5
Cosmetic & relaxatio n
6
Grocery Store Fasilitas perbelanj aan
7
8
Fasilitas Kuliner
Interior & Misc Good
10
Amphith eater
12
Children playing park
Riverside
Berbelanja, Membayar, Sekedar melihat- lihat
Pengunjung/ pembeli
Berbelanja kuliner, makan dan minum, menggunaka n fasilitas WiFi sambil makan dan minum Bersantai, nonton film, nonton konser atau pameran, nongkrong, menggunaka n fasilitas WiFi sambil bersantai dan sekedar berjalanjalan, berfoto-foto,
barang Hall Kasir
Retail/t oko
Restaura nt, Pengunjung/ bakery pembeli shop, bar & Cafe’
Cinema
Fasilitas hiburan dan rekreasi
Pengunjung/ pembeli
9
11
Penitip an barang Hall Kasir
Retail/t oko Toilet Penitip an barang Hall Kasir
Biosko p Ruang terbuka amphit eater Toilet Penitip an barang Hall Kasir
40 Universitas Sumatera Utara
berkumpul komunitas, mengadakan acara, menyaksikan acara
Wedding Consulta nt
13 14
Gym Pengunjung/ pembeli
Fasilitas lainnya 15
Salon
Konsultasi jasa pernikahan, olahraga dan kebugaran, serta untuk mempercanti k diri
Retail/t oko Gudang penyim panan Toilet/ kamar ganti Penitip an barang Hall Kasir Gudang
(Sumber: Pengolahan Data Primer)
3. Kelompok penjual/pedagang/penyewa retail Tabel 2.9 Kebutuhan ruang kelompok penjual/pedagang/penyewa retail
No
Fungsi
Fasilita
Pelaku
s
1
Book store
2
Mens and ladies fashion Fashio n accesor is
3
Fasilitas perbelanj aan
Pemilik usaha yang menyewa retail Pegawai retail
Aktivitas Mengatur pemasukan dan pengeluaran barang, administrasi Melayani pembeli, memeriksa kondisi barang
Kebutuhan Ruang
Retail/t oko Gudang penyim panan
Penitip an
41 Universitas Sumatera Utara
4
Pet shop
5
Cosmet ic & relaxati on
Grocer y Store
6
Fasilitas perbelanj aan 7
Interior & Misc Good
8
Fasilitas kuliner
Restaur ant bakery shop, bar & Cafe’
9 10
11
Cinema Fasilitas hiburan dan rekreasi
Amphit heater Childre n playing park
Pemilik usaha yang menyewa retail Pegawai retail
Pemilik usaha yang menyewa retail Pegawai (waiters dan bagian kasir) Koki masak
Pemilik acara atau agenda kegiatan(k onser atau pameran) Pegawai dan bagian kasir
Mengatur pemasukan dan pengeluaran barang, administrasi Melayani pembeli, memeriksa kondisi barang Mengatur pemasukan dan pengeluaran barang, administrasi Melayani pembeli, Mengantar makanan, Memasak, Menyajikan
Mengatur pemasukan dan pengeluaran barang, administrasi Mengatur jalannya
barang Hall Kasir Gudang
Retail/t oko Gudang penyim panan Penitip an barang Hall Kasir Gudang Retail/t oko Gudang penyim panan Dapur Toilet Penitip an barang Hall Kasir Gudang
Biosko p Ruang terbuka amphit eater Toilet
42 Universitas Sumatera Utara
acara dan konep kegiatannya
Riversi de
12
Weddin g Consult ant
13
14
Gym
Fasilitas lainnya
15
Salon
Pemilik usaha yang menyewa retail Pegawai retail yang berpengal aman Pegawai retail (kasir)
Mengatur pemasukan dan pengeluaran barang, administrasi
Memberikan pelayanan jasa ataupun tenaga ahli
Penitip an barang Hall Kasir Gudang Retail/t oko Gudang penyim panan Toilet/ kamar ganti Penitip an barang Hall Kasir Gudang
(Sumber: Pengolahan Data Primer)
4. Kelompok kegiatan pelayanan Tabel 2.10 Kebutuhan ruang kelompok penjual/pedagang/penyewa retail
No
Fungsi
3
Fasilitas penduku ng dan pelayana n
Pelaku
s
Pusat informa si
1
2
Fasilita
Toilet umum
Pengelola
Pengunjun g/ pembeli Penjual / pedagang
Kebutuhan Ruang
Pengunjun g/ pembeli Penjual / pedagang
Mushol a
Aktivitas
Pengunjun g/ pembeli
Mencari informasi
Beribadah, wudhu
Buang air
Pusat informa si Kantor pengelo la Tempat sholat Ruang wudhu Tempat penitip an Toilet
43 Universitas Sumatera Utara
Penjual / pedagang
4
Mechan ical Electric al
Kepala bagian teknisi Staff bagian teknisi
Maintenance kebutuhan mekanikal elektrikal di kawasan
Keama nan
Kebersi han
Petugas keamanan (satpam)
Seluruh pengguna kawasan Cleaning service
Menjaga stabilitas dan keamanan
Menjaga kebersihan
Ruang kontrol Ruang genset & trafo Ruang tanki BBM Ruang panel Ruang chiller Ruang AHU Ruang grand water tank Ruang pompa Ruang PAB Ruang septicta nk
Ruang keaman an
Loker cleanin g service Toilet cleanin g service Ruang peralata n
44 Universitas Sumatera Utara
ATM Center
Pengelola Pengunjun g/ pembeli Penjual
Ruang Mesin ATM
(Sumber: Pengolahan Data Primer)
2.3.4 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang Berikut merupakan tabel dari persyaratan dan kriteria ruang Tabel 2.11 Kebutuhan ruang kelompok penjual/pedagang/penyewa retail
Fungsi
Kebutuhan ruang
Persyaratan
Pusat
Kantor pengelola
Pencapaian mudah
perbelanjaan
Hall
Luas
Restoran
Memerlukan view yang bagus
Café
Memerlukan view yang bagus, suasana tenang dan nyaman
Supermarket
Di sesuaikan dengan modul struktur
Food court
Memerlukan view yang bagus, suasana tenang dan nyaman
Retail
Di sesuaikan dengan modul struktur
Mushollah
Nyaman dan tenang
Area parkir
Kemudahan dalam pencapaian (Sumber: Pengolahan Data Primer)
A. Persyaratan pengelola : 1. Berdasarkan peraturan ketenagakerjaan : -
Ruang kerja minimum 8 m²
-
Ruang gerak bebas masing-masing karyawan minimum 1.5 m²
-
Ruang udara minimum 12 m² pada ruang beraktivitas duduk dan 15 m² pada ruang beraktivitas gerak
-
Untuk ruangan ≤50 m² = 2.50 m
-
Untuk ruangan ≥50 m² = 2.75 m
-
Untuk ruangan ≥100 m² = 3.00 m
45 Universitas Sumatera Utara
-
Untuk ruangan dari 250 – 2000 m² = 3.25 m
2. Berdasarkan
“Peraturan
Keamanan
untuk
Tempat
Kerja
Perkantoran”, untuk kantor ruangan sel/kecil minimum 8-10 m, ruang kantor besar minimum 12-15 m² 3. Lebar minimum jendela adalah 1.25 m. B. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang bahan makanan : 1. Dapur
Luas dapur sekurang-kurangnya 40% dari ruang makan atau 27 % dari luas bangunan
Permukaan langit-langit harus menutupi seluruh atap ruang dapur
Dapur paling sedikit terdiri dari : tempat pencuci peralatan, pengepakan, persiapan dan administrasi
2. Ruang makan
Untuk setiap kursi tersedia ruangan minimal 0,85m2
Pintu yang menghubungkan dengan halaman dibuat rangkap, pintu bagian luar membuka kearah luar.
3. Gudang bahan makanan
Jumlah bahan makanan yang disimpan disesuakan dengan jumlah bahan makanan
Tidak boleh menyimpan bahan lain selain makan
Dilengkapi dengan rak-rak tempat penyipanan bahan makanan.
C. Persyaratan tempat penyimpanan bahan makanan dan makan jadi : 1. Penyimpanan bahan makanan :
Penempatan terpisah dengan makanan jadi
Bahan makanan disimpan dalam aturan sejenis.
2. Penyimpanan makanan jadi
Terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan
D. Persyaratan sanitasi
46 Universitas Sumatera Utara
1. Air bersih
Harus sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang berlaku
Jumlahnya cukup memadai untuk seluruh kegiatan dan tersedia pada setiap tempat kegiatan
2. Pembuang air limbah
Sistem pembuangan air limbah harus baik, tidak merupakan sumber pencemaran, misalnya memakai saluran tertutup
3. Toilet
Letak tidak berhubungan langsung ( terpisah dari ) dengan dapur, ruang persiapan makanan, ruang tamu, dan gudang makanan
Didalam toilet harus tersedia jamban, bak air, dan sebagainya
Toilet untuk wanita terpisah dengan toilet untuk pria
Toilet untuk tenaga kerja terpisah dengan toilet pengunjung
Tersedia cermin, tempat sampah, tempat abu rokok, dan sabun
Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dan kelandaiannya cukup
Tersedia tempat cuci tangan
Didalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam keadaan cukup
4. Tempat sampah
Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat. Mempunyai tutup dan memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa bahan makanan dan makanan jadi cepat membusuk
Tersedia pada setiap tempat / ruang yang memproduksi
5. Tempat cuci tangan
Jumlah tempat cuci tangan tamu disesuaikan dengan kapasitas tempat duduk
47 Universitas Sumatera Utara
Tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun cair dan alat pengering
6. Tempat mencuci peralatan
Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan mudah dibersihkan
Bak pencucian sedikitnya terdiri dari 3 bak pencuci, yaitu mengguyur, menyabun, dan membilas
7. Tempat pencucian bahan makanan
Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat, dan mudah dibersihkan
8. Fasilitas penyimpanan pakaian ( loker ) karyawan
Terbuat dari bahan yang kuat, aman, mudah dibersihkan dan tertutup rapat
Loker utnuk pria dan wanita dibuat terpisah
9. Peralatan pencegahan masuknya serangga dan tikus 2.3.5 Studi Banding Arsitektur yang Mempunyai Fungsi Sejenis Studi banding proyek sejenis adalah bertujuan untuk mendapatkan perbandingan proyek yang akan dibuat, dimana dalam hal ini akan diambil poin-poin dari proyek yang akan dijadikan sebagai pembanding. 1. Namba Parks
Gambar 2.21 Ekterior Namba Park ( Sumber :Internet)
Gambar 2.22 Ekterior Namba Park ( Sumber :Internet)
Namba Park terletak di Namba-Naka Nichome, Osaka, Jepang. Mulai berdiri di tahun 2003. Komplek ini terdiri dari menara
48 Universitas Sumatera Utara
perkantoran berlantai 30 yang disebut Parks Tower dan 120 – tenant perbelanjaan. Namba Park dianggap menjadi ikon “welcome” atau gate bagi para pendatang. Area ini dirancang oleh Jarde Parnership. Dengan ide menciptakan taman untuk membentuk kawasan komersial baru yang berperan sebagai oasis di jalan padat Osaka dan berdekatan dengan stasiun kereta api Namba, pemberhentian pertama dari Kansai Airport. Ide awalnya muncul saat stadion bisbol Osaka ditutup. yang mendesain taman ini. Mencoba untuk menjadikan tempat bekas stadion baseball Dengan menjalankan konsep Green Architecture. Sustainable development yang diusung oleh Namba Park bisa menjadi salah satu solusi dari masalah urban saat ini. Khususnya di kota-kota metropolitan di Indonesia seperti, Jakarta, Medan, Surabaya, Bandung, Makassar, dan kota besar lainnya dalam menyikapi tuntutan ekologis.
Gambar 2.23 Ekterior Namba Parks saat malam dan siang hari ( Sumber :Internet)
Yang
membuat
Gantungnya atau
Namba
yang
umum
Park
menonjol
disebut Roof
adalah
Taman
Garden.
Selain
menyediakan kawasan hijau di lingkungan metropolitan, taman ini juga sangat mudah diakses dari jalur pedestrian sehingga mmudahkan bagi orang yang lewat untuk memasuki kebun penuh pepohonan, bebatuan, tebing, rerumputan, sungai, hingga kolam buatan. Terdapat ngarai seperti jalan melengkung yang menghubungkan banyak tempat seperti tempat hiburan, pertokoan dan restoran. Terdapat berbagai jenis air terjun restoran yang terletak di lantai enam,
49 Universitas Sumatera Utara
dan toko-toko, dan sebuah teater untuk pertunjukan live serta kebun sayur. Taman ini juga menyediakan sebuah ruang atap yang dinamis, sehingga pada saat yang bersamaan pengunjung dimanjakan dengan pusat komersial dibawahnya. Struktur yang bertahap naik secara perlahan.
Gambar 2.24 Suasana Namba Park dilihat dari atas ( Sumber :Internet)
Ketika pengunjung berjalan melalui taman, teras outdoor dan ruang yang tenang dan teduh dengan pepohonan hijau menjadikan tempat ini pilihan keluarga untuk makan atau sekedar bersantai. Selain itu taman atap yang bertahap naik juga menjadi daya tarik tersendiri dari taman ini. Pengunjung disajikan pengalaman yang berkesan bahwa mereka benar- benar berada tinggi di atas puncak gunung di Alam. Hal ini memanipulasi peletakan bangunan di tengah kota. Maka tak heran bila Namba Park meraih penghargaan sebagai pemenang kompetisi Asia Pasifik di tahun 2009, Urban Land Intitute Awards for Excellence.
50 Universitas Sumatera Utara
2. Canal City Hakata
Gambar 2.25 Canal City Hakata ( Sumber :Internet)
Di Fukuoka, Japan. Disebut “kota dalam kota”. Terdapat area perbelanjaan, kafe, restoran, sebuah teater, game center, 12 studio bioskop (salah satunya merupakan screen IMAX), 2 hotel, dan sebuah kanal yang melintasi komplek perbelanjaan. Terletak di kawasan hiburan Fukuoka dan antara komersil dan pusat retail kota, Canal City menjadi sebuah magnet bagi pendatang dan komersil yang berhasil untuk Fukuoka.
Gambar 2.26 Area Plaza Utama dan amphiteter sebagai tempat pertunjukan ( Sumber :Internet)
Gambar 2.27 Area Hiburan di Canal City Hakata ( Sumber :Internet)
51 Universitas Sumatera Utara
Bangunan ini dibangun dengan model khusus yang fantastis, dengan banyak penanda berbentuk kurva atau lengkungan dan fountain kota Fukuoka yang sangat terlihat, untuk menciptakan kesan dan suasana oasis ditengah kota. Disetiap akhir pekan, di atrium outdoor pengunjung selalu menikmati pertunjukan konser live, grup band, komedian, pesulap, fountain juga menampilkan pertunjukan air disetiap 30 menit sekali.
Gambar 2.28 Pertunjukan fountain pada plaza ( Sumber :Internet)
Bangunan ini memberikan kesan banyak budaya dari sebuah kota, dengan banyaknya penanda yang berbahasa Inggris, Korea, dan Cina. Bangunannya sendiri menunjukan identitas kota Fukuoka ; bangunan yang berwarna merah dari Mentaiko, makanan khas di kota ini, dan yang uniknya layout cermin Fukuoka-nya sendiri menjadi karakter nonconformity.
52 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.29 Peta kawasan Canal City Hakata ( Sumber :Internet)
2.4 Elaborasi Tema Tema yang dipilih dalam proyek bangunan ini adalah Eco Future Architecture. 2.4.1 Pengertian Eco Future Architecture Eco Future Architecture terdiri dari 3 kata dalam Bahasa Inggris yaitu Eco, Future, dan Architecture. Eco yang artinya dalam bahasa Indonesia yaitu eko atau ekologi dan future yang berarti masa depan atau yang akan terjadi di masa depan. Dan Architecture yang dalam bahasa Indonesia berarti Arsitektur.
Berikut beberapa pengertian Arsitektur : Louis I Khan : Arsitektur ialah pemikiran-pemikiran yang matang dalam pembentukan ruang. Pembaharuan arsi tektur secara menerus disebabkan adanya perubahan konsep ruang. Le Corbusier : Arsitektur adalah pengaturan massa yang dilakukan dengan tepat, penuh pemahaman dan magnifisien. Massa itu disatukan dan ditonjolkan dalam suatu penyinaran cahaya, kubus, kerucut, silinder, piramid, yang
53 Universitas Sumatera Utara
merupakan bentuk-bentuk primer yang kegunaannya jelas. Oleh adanya penyinaran cahaya, massa tersebut merupakan bentuk yang paling indah.
Berikut pengertian Eko diambil dari kata Ekologi: Adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan (kondisi) alam sekitarnya (lingkungannya). Eko Arsitektur merupakan salah satu bentuk konsep desain arsitektur
yang
memperhatikan masalah energi dan berwawasan
lingkungan adalah Eko-arsitektur. Menurut Heinz Frick (1998). Ekologi Arsitektur adalah :
Holistis, berhubungan dengan sistem keseluruhan, sebagai suatu kesatuan yang lebih penting dari pada sekadar kumpulan bagian
Memanfaatkan pengalaman manusia, (tradisi dalam pembangunan) dan pengalaman lingkungan alam terhadap manusia
Pembangunan sebagai proses, dan bukan sebagai kenyataan tertentu yang statis
Kerja sama, antara manusia dengan alam sekitarnya demi keselamatan kedua belah pihak
Gambar 2.30 Konsep Eko-arsitektur yang holistik (sistem keseluruhan) ( Sumber : Frick,1998)
Pembangunan yang merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia dalam hubungan timbal balikterhadap kesaimbangan lingkungan alamnya dinamakan arsitektur ekologis atau eko-arsitektur Konsep penekanan desain eko-arsitektur ini juga didasari dengan maraknya isu pemanasan global (global warming). Konsep perancangan yang
54 Universitas Sumatera Utara
berdasar pada keseimbangan alam ini diharapkan dapat mengurangi pemanasan global sehingga suhu bumi tetap terjaga. Salah satu penyumbang terbesar bagi pemanasan global dan bentuk lain dari perusakan lingkungan adalah industri konstruksi bangunan. Pola perencanaan eko-arsitektur suatu bangunan suatu bangunan selalu memanfaatkan peredaran alam sebagai berikut :
Menciptakan kawasan penghijauan diantara kawasan pembangunan sebagai paru-paru hijau.
Menggunakan bahan bangunan alamiah, dan intensitas energi yang terkandung dalam bahan bangunan maupun yang digunakan pada saat pembangunan harus seminimal mungkin.
Orientasi bangunan timur-barat diminimalkan dan orientasi bagian utara/selatan dimaksimalkan menerima cahaya alam tanpa kesilauan.
Kulit (dinding dan atap) sebuah bangunan sesuai dengan tugasnya, harus melindungi dirinya dari panas, angin dan hujan. Dinding bangunan harus memberi perlindungan dari panas, daya serap panas dan tebalnya kulit (dinding dan atap) sebuah bangunan sesuai dengan tugasnya, harus melindungi dirinya dari panas, angin dan hujan.
Menghindari kelembaban tanah naik ke dalam konstruksi bangunan dan memajukan sistem konstruksi bangunan kering.
Menjamin kesinambungan pada struktur sebagai hubungan antara masa pakai bahan bangunan dan strukturbangunan.
Memperhatikan bentuk/ proporsi ruang berdasarkan aturan harmonikal.
Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak menimbulkan masalah lingkungan dan membutuhkanenergi sedikit mungkin.
Menciptakan
bangunan
bebas
hambatan sehingga
gedung
dapat
dimanfaatkan oleh semua penghuni (termasuk anak-anak, orang tua maupun disabilitas). Pola perencanaan eko-arsitektur juga melingkupi perencanaan struktur dan konstruksi bangunan, yang harusdapat memenuhi persoalan teknik dan
55 Universitas Sumatera Utara
persoalan
estetika,
termasuk
pembentukan
ruang.
Kualitas
struktur
didefenisikan sebagai :
Struktur Fungsional, menentukan dimensi goemetris yang berhubungan dengan penggunaan atau fungsi (kebutuhan ruang, ruang gerak, ruang sirkulasi dan sebagainya), dimensi pengaturan ruang. Dimensi fisiologis tentang kenyamanan, penyinaran, dan penyegaran udara. Dimensi teknis dengan beban lantai, instalasi listrikdan sebagainya
Struktur Lingkungan, meliputi lingkungan alam (iklim, topografi, geologi, hidrologi, serta radiasi) serta lingkungan buatan (bangunan, sirkulasi, prasarana teknis dan radiasi buatan). Konteks sosial dan psikologis, sejarah, kesedian bahan baku, ekonomi dan waktu yang tersedia
Struktur Bangunan, meliputi bahan bangunan, sistem penggunannya dan teknik serta konstruksi bangunan yang harus memenuhi tuntutan ekologis
Struktur Bentuk, mengandung massa dan isi, ruang antara dan segala kegiatan mengatur ruang. Bentuk ruang tersebut dapat didefenisikan oleh dinding pembatas, tiang, lantai, dan sebaginya serta bukaan dinding.
Suatu eko-arsitektur akan tercipta apabila dalam proses berarsitektur menggunakan pendekatan-pendekatan desain yang ekologis (menggunakan alam sebagai basis desain). Proses pendekatan desain arsitektur yang berbasis ekologis dikenal dengan eko-desain (ecological design). Ecological design bermaksud menggabungkan alam dengan teknologi, menggunakan alam sebagai basis desain, strategi konservasi, perbaikan lingkungan, dan bisa diterapkan pada semua tingkatan dan skala untuk menghasilkan suatu bentuk bangunan, lansekap, permukiman dan kota yang revolusioner dengan menerapkan teknologi dalam perancangannya. Salah satu aspek penting dalam disain arsitektur yang semakin hari semakin dirasakan penting adalah penataan energi dalam bangunan. Krisis sumber energi tak terbaharui mendorong arsitek untuk semakin peduli akan energi dengan cara beralih ke sumber energi terbaharui dalam merancang bangunan yang hemat energi. Perwujudan dari desain eko-arsitektur adalah bangunan yang berwawasan lingkungan yang sangat erat kaitannya dengan konsep arsitektur hijau yang
56 Universitas Sumatera Utara
merupakan bagian dari arsitektur berkelanjutan (sustainable architecture). Arsitektur ini merupakan sebuah proses perancangan dalam mengurangi dampak lingkungan yang kurangbaik, meningkatkan kenyamanan manusia dengan menigkatkan efisiensi,
dan pengurangan penggunaan sumberdaya,energi,
pemakaian lahan dan pengelolaan sampah efektif, dalam tataran arsitektur. Disinilah dengan “berkelanjutan” dalam The Green Studio Handbook (Kwok, Alisaon & Grondzik, Walter T, 2007) menerangkan berkelanjutan memiliki pengertian luas, terkait berbagai dampak lingkungan binaan bagi generasi mendatang dan menuntut penelitian tentang hubungan antara ekologi, ekonomi dan sosial. (FuturArc: Green issue 2008). Di banyak negara, konsep ekologi arsitektur terbukti menambah nilai jual. Strategi desain yang dapat diterapkan antara lain, pemanfaatan material berkelanjutan, keterkaitan dengan ekologi lokal, keterkaitan antara transit dan tempat tinggal, rekreasi dan bekerja, serta efisiensi penggunaan air, penanganan limbah, dan memprioritaskan kondisi lokal baik secara fisik maupun secara sosial. Dari ketiga kata diatas dapat di maksudkan Eco Future Architecture merupakan konsep yang menjawab masalah lingkungan saat ini dengan mempersiapkan dan menjawab kebutuhan dimasa yang akan datang.
2.4.2 Interpretasi Tema Kualanamu Plaza and Park menjadi fasilitas perbelanjaan dan sarana hiburan yang dapat mendukung fungsi Bandara Internasional Kualanamu. Selain itu juga menjadi yang pertama di Kecamatan Batang Kuis dan menjadi roda perputaran ekonomi bagi masyarakat sekitar. Penerapan tema Eco Future pada bangunan dengan mencoba memunculkan keseimbangan antara alam, namun juga tetap memperhatikan kenyamanan manusia sebagai pengguna. Sehingga menerapkan gaya hidup yang tetap memperhatikan alam. Disisi lain menjadikan bangunan respon dengan isu lingkungan yang akan terjadi di masa yang akan datang.
57 Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Keterkaitan Tema dengan Judul Tema Eco Future Architecture dengan pendekatan segala sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan dan menciptakan ruang yang berkaitan dengan fungsi bangunan yang merupakan sarana publik sebagai area perbelanjaan dan sarana hiburan. Selain bentuk, warna dan tekstur juga akan menjadi pertimbangan design agar image dari Kualanamu Plaza and Park. Seperti warna biru yang mencirikan langit (dekat dengan bandar udara ) dan air (site dekat dengan sungai, warna alami seperti cokelat dan warna netral perpaduan warna abu-abu profil baja yang di ekspose dan dinding putih. Pemakaian Eco Future Architecture paling cocok jika dilihat dari tujuan penggunaan fungsi sarana publik. Berkaitan dengan Perbelanjaan dan ruang terbuka yang tujuannya sebagai pusat rekreasi masyarakat.
2.4.4 Studi Banding Tema sejenis Berikut studi banding proyek dengan tema yang sejenis dengan : 2.5 Tiajin Riverside 66
Gambar 2.31 Tiajin Riverside 66 ( Sumber : Internet)
Bangunan ini berlokasi di Tiajin, China. di rancang oleh Kohn Pedersen Fox yang bentuk strukturnya terinspirasi dari rangka ikan paus. Dengan bentukan beton yang berbentuk kurva/ lengkungan.
58 Universitas Sumatera Utara
Bangunan ini baru diresmikan tahun 2014 lalu dengan megastruktur sepanjang 350 meter. Dengan pedestrian boulevard, menjadi bagian utama kawasan komersil yang berada di tepi sungai Hai He. Penghubung ke area lainnya dan menjadi penyelesaian masaalah urban yaitu kemacetan.
. Gambar 2.32 Tiajin Riverside dan Detail Atap ( Sumber : Internet)
Diharapkan bangunan ini menjadi penanda dan menghubungkan sungai dengan He Ping Lu. Rangka kerang menjadi salah satu bagian struktur terpanjang dengan 7 plat lantai beton dan lebih dari 10.000 panel kaca.
]]]
Gambar 2.33 Tiajin Riverside 66 ( Sumber : Internet)
59 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.34 Zoning Tiajin Riverside 66 ( Sumber : Internet)
Sirkulasi yang dengaja dibuat aktif didalamnya menelilingi bangunan ini. Pada tengah atrium menjadi area plaza untuk publik hingga ke lantai yang paling atas. sky street pada bangunan ini menjadi penghubung dari satu retail ke retail lain. Sehingga pengunjung dapat menikmati pemandangan sungai sambil berjalan diatas bangunan ini. Bangunan ini sudah mendapatkan beberapa penghargaan seperti penghargaan bangunan yang ramah terhadap lingkungan LEED.
Gambar 2.35 Potongan Tiajin Riverside 66 ( Sumber : Internet)
60 Universitas Sumatera Utara
2.
Gambar 2.36 Tiajin Riverside 66 ( Sumber : Internet)
2.6 . Bandara Internasional Sepinggan
Gambar 2.37 Bandara Internasional Sepinggan ( Sumber : Internet)
Bandar Udara Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur. Bandara bernama lengkap ini sekilas sedikit mengadopsi konsep arsitektur Bandara Kualanamu, Sumatera Utara yang memiliki kelebihan layanan kereta api dalam kota. Namun, bandara seluas 100 ribu meter persegi ini hanya menambah sedikit sentuhan nuansa etnik Dayak di bangunan modern yang aman sekaligus nyaman. Konsep Bandara Sepinggan menerapkan rancangan modern disisipi nuansa etnik khas Kalimantan yang menjadi identitas daerah tersebut. Arsitektur bandara mencoba mengingatkan pengunjung akan keindahan hutan tropis borneo berbalut tiang tiang beton. Hampir di setiap sudut Bandara
61 Universitas Sumatera Utara
Sepinggan dihiasi taman-taman buatan yang berhiaskan berbagai jenis angrek yang satu diantaranya adalah angrek hitam.
Gambar 2.38 Bandara Internasional Sepinggan interior dan eksterior ( Sumber : Internet)
Gambar 2.39 Bandara Internasional Sepinggan eksterior ( Sumber : Internet)
Gambar 2.40 Bandara Internasional Sepinggan ( Sumber : Internet)
62 Universitas Sumatera Utara
Semua dipadukan dengan kenyamanan penumpang karna adanya fasilitas garbarata, tangga berjalan, lift, hingga fasilitas parkir yang mampu menampung ribuan kendaraan bermotor serta pengamanan tinggi. Mobil pengantar penumpang yang langsung menuju lantai tiga Bandara Sepinggan dikhususkan bagi keberangkatan penumpang pesawat. Untuk pemisahan sirkulasi terminal keberangkatan dengan kedatangan pesawat di lantai dasar Bandara Sepinggan. Hal ini agar tidak terjadi kekacauan sirkulasi dan penumpukan arus penumpang yang bisa mengurangi kenyamanan penumpang. Dinding kaca dan bingkai baja menjadi dominan pada fasad bangunan, hingga atap Bandara Sepinggan agar lampu penerangan bisa dipadamkan di siang hari dan dapat menghemat penggunaan listrik hingga 90%. Namun demikian suasana dalam gedung tetap terjaga untuk kenyamanan berkat peralatan pengontrol suhu udara yang disesuaikan jumlah pengunjung maupun kondisi cuaca Kota Balikpapan. Bandara Sepinggan memaksimalkan dinding-dinding kaca guna meminimalisir penggunaan energi listrik yang memang terbatas di Balikpapan.
Gambar 2.41 Bandara Internasional Sepinggan ( Sumber : Internet)
63 Universitas Sumatera Utara
PT Angkasa Pura Balikpapan selaku otoritas Bandara Sepinggan sudah menyiapkan sarana pusat belanja berbagai produk ternama negeri. Lokasinya pun dapat dijangkau dengan menuruni tangga berjalan di lantai dua bangunan Bandara Sepinggan yang dikombinasikan dengan sarana kuliner siap saji. Sehingga kebutuhan penumpang dapatterpenuhi tanpa harus keluar dari komplek bandara. Kemegahan bandara terbesar nomor empat setelah Soekarno – Hatta Jakarta, Ngurah Rai Denpasar dan Juanda Surabaya ini nanti akan terasa lengkap saat jalan layang Balikpapan – Penajam Paser Utara sudah terbangun. Pemerintah daerah memang berencana membangun jalan layang yang terhubung langsung dengan jembatan Balikpapan – Penajam Paser Utara yang panjangnya hingga 5 kilometer.
64 Universitas Sumatera Utara