BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Nyamuk (Diptera) 1. Klasifikasi Kingdom
: Animalia
Philum
: Antrophoda
Sub Philum
: Mandibulata
Kelas
: Insecta
Ordo
: Diptera
Sub ordo
: Nematocera
Familia
: culicidae
2. Morfologi 1.) Telur Anopheles Telur Anopheles berbentuk oval panjang, tersusun tunggal, kedua ujungnya lancip dan mempunyai pelampung. Pelampung tersebut dapat menguncup jika tidak di air.
Biasanya
telur
diletakkan satu persatu dan diletakkan di permukaan air.(Rosdiana Safar, 2009).
Gambar 1 Telur Anopheles 4
5
2.) Telur Aedes sp Telur Aedes sp biasanya terdapat pada permukaan air bersih. Telurnya diletakkan secara tunggal, berwarna hitam, berbentuk oval, memiliki ornamen pada dinding telur sehingga mirip anyaman. Pada umunya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu kurang lebih 2 hari setelah telur terendam (Levi Silalahi, 2004).
Gambar 2. Telur Aedes sp 3.) Telur Culex sp Telur Culex sp
berbentuk seperti peluru, bergerombol.
Nyamuk culex meletakkan telur diatas permukaan air secara bergerombol dan bersatu berbentuk rakit sehingga mampu untuk mengapung(Rosdiana Safar,2009).
Gambar 3. Telur Culex sp
6
4.) Telur Mansonia Telur Mansonia ditemukan melekat pada permukaan bawah daun tumbuhan inang dalam bentuk kelompok yang terdiri dari 10-16 butir. Telurnya
berbentuk
lonjong
dengan
salah
satu
ujungnya
meruncing(http://anekaplanta.wordpress.com/2007/12/25/tumbuhan-airsebagai-inang-vektor-filariasis/)
Gambar 4. Telur Mansonia
B. Perilaku Nyamuk 1. Perilaku nyamuk anophelini Kelembaban udara dan suhu snagat berpengaruh terhadap aktivitas nyamuk anophelini. Nyamuk ini aktif mengisap darah hospes pada waktu malam hari, mulai dari senja sampai dini hari. Jarak terbangnya antara 0,5 – 3 km dapat dipengaruhi oleh transportasi seperti kendaraan bermotor, kereta api, kapal laut dan kapal terbang, serta kencangnya angin dimana nyamuk ini berada (Rosdiana Safar, 2009).
7
2. Perilaku nyamuk culicini Berbeda dengan nyamuk Anophelini, nyamuk Culicini ada yang mempunyai kebiasaan mengisapa darah hospes pada malam hari saja yaitu culex, ada yang pengisapan darahnya dilakukan pada malam hari dan siang hari yaitu Mansonia dan ada juga yang hanya pada siang hari yaitu Aedes. Jarak terbang Culicinini biasanya pendek yang mencapai jarak rata-rat hanya beberapa puluh meter saja dan ada juga yang jaraknya jauh mencapai 30 km saperti Aedes vexans(Rosdiana Safar, 2009).
C. Pengendalian populasi Nyamuk 1. Pengendalian sederhana Langkah sederhana pemberantasan sarang nyamuk dilakukan dengan cara 3 M, yaitu menguras bak mandi, membuang air tergenang, serta mengubur barabg-barabg bekas. Dengan melakukan langkah tersebut akan memutus mata rantai penularan nyamuk Aedes aegypti, sehingga nyamuk demam berdarah tidak menyebar luas(Agung Wijaya, 2006). 2. Pengasapan Pengasapan menggunakan insektisida malathion 4% dicampur solar, hanya dapat membunuh nyamuk-nyamuk dewasa pada wilayah radius 100-200 meter disekitarnya dan efektif hanya untuk satu-dua hari. Sementara siklus pertumbuhan jentik nyamuk menjadi nyamuk dewasa memerlukan waktu 10 hari, sehingga tidak cukup dilakukan satu kali penyemprotan saja. Namun, pengasapan yang dilakukan secara berulang-
8
ulang bisa mengganggu keseimbangan ekologi, termasuk peningkatan kekebalan nyamuk tersebut(Suharmiati dan Leastari, 2000). 3. Ovitrap Ovitrap adalah perangkap telur nyamuk yang berupa tabung gelas kecil bermulut lebar yang dicat hitam dibagian luarnya. Pengendalian dengan perangkap telur autosidal merupakan metode perangkap telur autosidal (perangkap telur pembunuh) yang diterapkan sebagai alat pengendali dalam pemberantasan nyamuk Aedes aegepty di Bandara
Internasional
Changgi.
Keberhasilan
penerapan
metode
perangkap nyamuk ini bergantung pada jumlah alat yang dipasang, lokasi pemasangan dan daya tariknya bagi nyamuk Aedes aegepty betina sebagai tempat bertelur. (http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdlisnainimah-5219-3-bab2.pdf)
D. Bambu 1. Bambu a. Definisi Bambu Bambu termasuk jenis tanaman rumput-rumputan dari suku Gramineae. Bambu tumbuh menyerupai pohon berkayu, batangnya berbentuk buluh berongga. Tanaman bambu memiliki cabang (ranting) dan daun buluh yang menonjol(Gerbono dan Abbas, 2009). b. Karakteristik bambu Bambu memiliki 5 karakteristik, diantaranya adalah: 1.) Memiliki batang berbentuk pipa,
9
2.) Mempunyai lapisan khusus pada bagian luar dan dalam pipa, bagian luar memiliki kekuatan hampir dua kali lipat bagian dalam, 3.) Memiliki buku-buku, 4.) Kuat dalam arah axial, dan 5.) Tidak ada ray cells, sehingga cairan mudah bergerak.(Gerbono dan Abbas,2009) c. Jenis dan Pemanfaatan Bambu 1.) Bambu Lapis Seperti halnya kayu diolah menjadi kayu lapis maka bambu juga digunakan sebagai bahan baku kayu lapis. Berbagai macam produk bambu lapis dibuat baik dari sayatan bambu maupun pelepah bambunya. Jenis yang umum dipakai untuk bambu lapis adalah bambu tali (Gagantocloa apus).(Batubara, 2002) 2.) Bambu Lamina Bambu lamina adalah produk olahan bambu dengan cara merekatkan potongan-potongan dalam panjang tertentu menjadi beberapa lapis yang selanjutnya dijadikan papan atau bentuk tiang. Kualitas bambu lamina ini sangat ditentukan oleh bahan perekatnya. Dengan bahan perekat yang baik maka kekuatan bambu lamina dapat disejajarkan dengan kekuatan kayu kelas III. (Batubara, 2002)
10
3.) Arang bambu Pembuatan arang dari bambu dilakukan dengan cara destilasi kering dan cara timbun skala semi pilot. Bambu yang sudah dicobakan adalah bambu tali, bambu ater, bambu andong dan bambu betung. Nilai kalor aranganya rata-rata 6602 kal/gr, dan yang paling baik dijadikan arang adalah bambu ater dimana sifat arang yang dihasilkan relatif sama dengan sifat arang dari kayu bakau. (Batubara, 2002) 4.) Pulp Pabrik kertas sangat potensial dalam memanfaatkan bambu sebagai bahan kertas. Bambu memiliki kandungan selulosa yang sangat cocok untuk dijadikan bahan kertas dan rayon. Pemanfaatan bambu sebagai bahan kertas di indonesia telah diterapkan pada industri di Gowa dan banyuwangi. (Batubara, 2002) 5.) Kerajinan dan Handicraft Berbagai kerajinan dan handycraft dibuat dari bambu antara lain : tempat pulpen, gantungan kunci, cup lampu, keranjang, tas, topi dan lain-lain. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah ketrampilan
dan
kreatifitas
dalam
memanfaatkan
bambu.
(Batubara, 2002). 6.) Supit Pengembangan bahan bambu sebagai bahn industri telah pula mencakup kebutuhan peralatan makan berupa supit,tusuk sate
11
dan tusuk gigi. Perkembangannya sangat cepat karena mudah dalam pengerjaan apalagi bila dikerjakan dengan mesin secara otomatis. Bambu yang bagus untuk di jadikan supit adalah bambu mayan dan bambu adong. (Batubara, 2002) 7.) Furniture dan Perkakas Rumah Tangga Bambu hitam dan bambu petung banyak digunakan untuk furnitur antara lain meja, kursi, tempat tidur, meja makan, lemari pakaian dan lemari hias. Disamping itu bambu juga banyak dipakai menjadi peralatan rumah tangga dan assesoris penghias rumah. (Batubara, 2002) 8.) Rebung Bambu dapat dimanfaatkan sebagai sayuran dalam bentuk rebung. Jenis-jenis tertentu rebungnya dapat dimakan karena kadar HCN kecil atau sama sekali tidak ada, rasanya memenuhi selera, lunak dan warnanya menarik. Kandungan gizinya cukup memadai sebagai sumber mineral dan vitamin. (Batubara, 2002) 9.) Bahan Alat Musik Tradisional Bambu dapat dibuat alat musik tiup, alat musik gesek maupun alat musik pukul. Contoh yang terkenal adalah seruling, angklung, gambang, calung, kentongan, dll. Bambu temen, bambu hitam, bambu lengka dan bambu tali cocok digunakan untuk membuat kerangka angklung.(Batubara, 2002)
12
10.) Komponen bangunan dan rumah Bambu bersama dengan kayu dan bahanorganik lainnya banyak digunakan pada pembangunan rumah rakyat di pedesaan. Dengan perkembangan harga bahn dasar dan kebutuhan perumahan rakyat yang sederhana, maka pembangunan rumah berbahan kayu dan bambu sesuai untuk membantu rakyat yang berpenghasilan rendah, terutama di daerah yang mempunyai ketersediaan bambu. (Batubara, 2002)
E. Kerangka teori Berdasarkan teori diatas disusun kerangka teori sebagai berikut: Jenis pengendalian sarang nyamuk
ovitrap
Telur Nyamuk tertangkap
Bambu dan pemanfaatannya