BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Teoritis 1.
Pengertian Persediaan Pada setiap tingkat perusahaan, baik perusahaan kecil, menengah
maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan harus dapat memperkirakan jumlah persediaan yang dimilikinya. Persediaan yang dimiliki perusahaan tidak boleh terlalu banyak dan juga tidak boleh terlalu sedikit karena akan mempengaruhi biaya yang akan dikeluarkan untuk persediaan tersebut. Menurut Prasetyo (2006 : 65), ”Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam satu periode usaha yang normal, termasuk barang yang dalam pengerjaan / proses produksi menunggu masa penggunaannya pada proses produksi”. Menurut Warren Reeve (2005 : 452), ” Persediaan juga didefenisikan sebagai aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal dalam proses produksi atau yang dalam perjalanan dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Stice dan Skousen (2009 : 571), ”Persediaan adalah istilah yang diberikan untk aktiva yang akan dijual dalam kegiatan normal perusahaan atau aktiva yang dimasukkan secara langsung atau tidak langsung ke dalam barang yang akan diproduksi dan kemudian dijual”. Kesimpulannya
persediaan
merupakan
suatu
istilah
yang
menunjukkan segala ssuatu dari sumber daya yang ada dalam suatu proses yang berutujuan untuk mengantisipasi terhadap segala kemungkinan yang terjadi baik karena adanya permintaan maupuna da masalah lain. Persediaan memiliki beberapa fungsi penting bagi perusahaan, yaitu: 1. Agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan terjadi. 2. Untuk menyeimbangkan produksi dengan distribusi. 3. Untuk memperoleh keuntungan dari potongan kuantitas, karena membeli dalam jumlah yang banyak ada diskon. 4. Untuk hedging dari inflasi dan perubahan harga. 5. Untuk menghindari kekurangan persediaan yang dapat terjadi karena cuaca, kekurangan pasokan, mutu, dan ketidaktepatan pengiriman. 6. Untuk menjaga kelangsungan operasi dengan cara persediaan dalam proses. Biaya persediaan terdiri dari seluruh pengeluaran, baik yang langsung maupun yang tidak langsung, yang berhubungan dengan pembelian, persiapan, dan penempatan persediaan untuk dijual. Biaya
Universitas Sumatera Utara
persediaan bahan baku atau barang yang diperoleh untuk dijual kembali, biaya termasuk harga pembelian, pengiriman, penerimaan, penyimpanan, dan seluruh biaya yang terjadi sampai barang siap untuk dijual. Masalah penentuan besarnya persediaan sangatlah penting bagi perusahaan, karena persediaan memiliki efek
langsung terhadap
keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam menentukan besarnya investasi (yang
ditanamkan)
dalam persediaan akan
menekan keuntungan
perusahaan. Menurut Hansen dan Mowen (2005 : 584), ” Adapun biaya yang timbul karena persediaan adalah : 1. Biaya penyimpanan Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan persediaan. Terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi langsung dengan kuatitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas persediaan semakin banyak. 2. Biaya pemesanan Setiap kali suatu bahan baku dipesan, perusahaa harus menanggung biaya pemesanan. Biya pemesanan total per periode sama dengan jumlah pesananan yang dilakukan dalam satu periode biaya per pesanan. 3. Biaya penyiapan Biaya penyiapan diperlukan apabila bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri. Biaya penyiapan total per periode adalah
Universitas Sumatera Utara
jumlah penyiapan yang dilakukan dalam satu periode dikali biaya per penyiapan. 4. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan Biaya ini timbul bilamana persediaan tidak mencukupi permintaan proses produksi. Biaya kekurangan bahan sulit diukur dalam praktek terutama dalam kenyatan bahwa biaya ini merupakan opportunity cost yang sulit diperkirakan secara ojektif. 2.
Jenis-jenis Persediaan Jenis-jenis persediaan akan berbeda dengan bidang atau kegiatan
normal usaha perusahaan tersebut. Berdasarkan bidang usaha perusahaan dapat berbentuk perusahaan industri (manufacture), perusahaan dagang, ataupun perusahaan jasa. Untuk perusahaan industri maka jenis persediaan yang dimiliki adalah persediaan bahan baku (row material), barang dalam proses (work in process), persediaan barang jadi (finished goods), serta bahan pembantu yang akan digunakan dalam proses produksi. Dan perusahaan dagang maka persediaannya hanya satu yaitu bang dagang. Untuk dapat memahami perbedaan serta keberadaan dari tiap-tiap jenis persediaan tersebut maka dapat dilihat dari penggolongan persediaan secara garis besar yaitu: 1. Persediaan bahan baku (row material) Merupakan barang-barang yang diperoleh untuk digunakan dalam proses produksi. Beberapa baha baku diperoleh dari sumbersumber alam. Akan tetapi lebih sering bahan baku diperoleh dari
Universitas Sumatera Utara
perusahaan lain yang merupakan bahan baku dari perusahaan lain dan merupakan produk akhir pemasok bahan baku. Sebagai contoh kertas cetak merupakan bahan baku dari perusahaan percetakan. Meskipun istilah bahan baku dapat digunakan secara luas untuk mencukupi seluruh bahan baku yang digunakan dalam produksi, namun sebutan ini sering kali dibatasi untuk barang-barang yang secara fisik dimasukkan dalam produk yang dihasilkan. Istilah bahan penolong atau bahan pembantu (factory supplies) digunakan untuk menyebut bahan tambahan yaitu bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi tetapi tidak secara langsung dimasukkan dalam produk. 2. Barang dalam proses (goods in process) Yang disebut juga pekerjaan dalam proses (work in proses) terdiri dari bahan baku yang sebagian telah diproses dan perlu dikerjakan lebih lanjut sebelum dijual. 3. Barang jadi (finish goods) Merupakan produk/barang yang telah selesai diproduksi dan menjadi persediaan perusahaan untuk dijual. Untuk persediaan barang setengah jadi atau barang jadi harus dipahami bahwa mungkin saja barang setengah jadi bagi suatu perusahaan merupakan barang jadi bagi perusahaan lain karena proses produksi bagi perusahaan tersebut hanya sampai disitu. Namun dapat saja terjadi barang setengah jadi atau barang jadi bagi suatu perusahaan merupakan bahan
Universitas Sumatera Utara
baku bagi perusahaan lainnya. Jadi, untuk menentukan apakah persediaan tersebut merupakan bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi perusahaan, harus dilihat apakah persediaan tersebut sebagai input atau output
dari perusahaan atau hasil dari bagian yang mana dari proses
perusahaan tersebut. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan barang dagang tidak berhubungan dengan tingkat
peyelesaian seperti pada
perusahaan industri, sebab persediaan barang dagang dapat berupa persediaan bahan baku, barang setengah jadi, ataupun barang jadi. Selain
jenis-jenis persediaan
yang
telah dijelaskan diatas
berdasakan jenis, untuk perusahaan jasa persediaannya secara eksplisit sulit didefinisikan, namun persediaannya dapat diartikan sebagai besarnya biaya jasa yang meliputi upah dan biaya personalia lainnya yang secara langsung belum dikeluarkan dalam menangani pemberian jasa.
3.
Prosedur Penjualan Prosedur merupakan metode-metode yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Mulyadi (2008 : 5) memberikan definisi prosedur adalah : ”Suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang”.
Universitas Sumatera Utara
Adapun maksud dari kegiatan klerikal tersebut adalah kegiatan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku, jurnal dan buku besar yaitu: menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih (mensortasi), memindah dan membandingkan. Prosedur tersebut melibatkan beberapa orang atau bagian yang bekerja sama dalam mencapai tujuan perusahaan. Prosedur ini dibuat untuk menjamin bahwa semua urutan kegiatan dilakukan. Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa prosedur adalah rangkaian kegiatan administrasi yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih dan disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi. Penjualan adalah jumlah yang dibebankan kepada langganan dalam penjualan barang secara seragam dalam transaksi perusahaan. Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan dalam bentuk barang ataupun jasa, baik secara tunai maupun kredit. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa untuk jangka waktu tertentu, maka perusahaan mempunyai piutang kepada langganannya. Kegiatan penjualan kredit ditangani oleh perushaan melalui sistem penjualan kredit. Jika salah satu sumber pendapatan perusahaan yang terpenting adlah penjualan, maka salah satu bentuk nyata dari pendapatan itu adalah dalam bentuk kas dan uang tunai.
Universitas Sumatera Utara
Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh penjual kepada pembeli dan transaksi penjualan kemudian dicatat oleh perusahaan. Prosedur pencatatan penjualan digunakan untuk mencatat transaksi penjualan ke dalam buku jurnal penjualan. Prosedur ini dilaksanakan oleh bagian akuntansi dengan cara mencatat faktur penjualan tunai lembar pertama yang diterima ke dalam buku jurnal penjualan. Dengan demikian prosedur pencatatan penjualan ini terdiri dari kegiatan klerikal berikut ini: 1.
Menulis data tanggal penjualan, jenis kode, kuantitas, harga satuan, dan harga total dlam jurnal penjualan.
2.
Membandingkan jumlah harga yang harus dibayar oleh pembeli yang tercantum dalm faktur penjualan tunai dengan jumlah tunai yang diterima oleh kasir sesuai dengan yang tercantum dalam piata register kas.
3.
Memberi kode rekening buku besar yang harus didebit dan dikredit akibat transaksi penjualan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4. Prosedur Pembelian Langkah-langkah transaksi pembelian mencakup prosedur sebagai berikut: 1. Pada saat persediaan bahan baku menunjukkan batas minimal, bagian gudang menulis surat permintaan pembelian (purchase requestion) rangkap 3 (tiga) dan untuk barang-barang yang tidak diselenggarakan sistem persediaan di gudang maka surat permintaan diajukan oleh masing-masing yang membutuhkan. Surat permintaan pembelian yang sudah ditandatangani oleh kepala
bagian
yang
membutuhkan
dan
selanjutnya
didistribusikan sebagai berikut: Lembar 1 untuk bagian pembelian Lembar 2 untuk bagian hutang Lembar 3 untuk bagian gudang atau bagian yang membutuhkan sebagai arsip dan disimpan menurut nomor. 2. Atas dasar surat permintaan pembelian atau anggaran pembelian,
fungsi pembelian menulis surat
permintaan
penawaran harga kepada beberapa pemasok. 3. Jawaban dari pemasok yang merupakan penawaran harga diseleksi oleh bagian pembelian untuk menentukan pemasok mana yang menawarkan harga yang paling menguntungkan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
4. Setelah bagian pembelian menetukan pemasok yang cocok, selanjutna menulis order pembelian rangkap 6 (enam) dan didistribusikan sebagai berikut: Lembar 1 dan 2 untuk pemasok, lembar 2 akan dikembalikan oleh pemasok sebagai pemberitahuan, Lembar 3 untuk bagian hutang, Lembar 4 untuk bagian gudang, Lembar 5 untuk bagian penerimaan barang, Lembar 6 untuk arsip bagian pembelian nomor urut digabung dengan lembar ke dua atau dipisahkan menurut abjad. 5. Bagian penerimaan barang memeriksa kuantitas dan kualitas barang yang dikirim pemasok. Apabila barang yang dikirim pemasok sesuai dengan surat order pembelian, bagian penerimaan barang menulis laporan penerimaan barang rangkap 3 (tiga) dan didistribusikan sebagai berikut: Lembar 1 untuk bagian pembelian, Lembar 2 untuk bagian penerimaan barang sebagai arsip berdasarkan nomor, Lembar 3 untuk bagian gudang bersama dengan barang. 6. Bagian gudang mencocokkan barang yang diterima dengan laporan, penerimaan barang mencatat laporan penerimaan dalam kartu gudang dan kartu barang kemudian menyerahkan
Universitas Sumatera Utara
laporan penerimaan barang yang sudah ditandatangani kepala bagian gudang ke bagian hutang. 7. Faktur pembelian diterima oleh bagian pembelian, diperiksa dan dicocokkan denga order pembelian kemudian diberikan persetujuan atas faktur tersebut dan selanjutnya diserahkan ke bagian hutang. 8. Bagian hutang memeriksa faktur pembelian, mencocokkannya dengan order pembelian, laporan penerimaan barang dan permintaan pembelian. Apabila sesuai, bagian hutang membuat voucher rangkap 3 (tiga) dn didistribusikan sebagai berikut: Lembar 1 dan 2 disimpan dalam arsip untuk bagian hutang dan disimpan dalam arsip berdasar tangal jatuh tempo. Lembar 3 untuk bagian akuntansi (buku besar).
5. Sistem Pengendalian Intern a. Pengertian dan Tujuan Pengendalian Intern Pengertian pengendalian intern banyak didefinisikan oleh para ahli dengan kalimat-kalimat yang berbeda, tetapi memiliki pengertian yang sama. Menurut Wikipedia Indonesia, ”Pengendalian intern atau kontrol intern didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu.”
Universitas Sumatera Utara
Tujuan pengendalian intern menurut definisi tersebut adalah: 1) Menjaga kekayaan organisasi 2) Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi 3) Mendorong efisiensi, dan 4) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
b. Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern Menurut
Romney
(2006
:
231)
lima
komponen
Model
Pengendalian Internal COSO yang saling berhubungan, yaitu: 1) Lingkungan Pengendalian Inti dari bisnis apa pun adalah orang-orangnya, ciri perorangan, termasuk integritas, nilai-nilai etika, dan kompetensi serta lingkungan tempat beroperasi. Mereka adalah mesin yang mengemudikan organisasi dan dasar tempat segala hal terletak. Lingkungan pengendalian terdiri dari faktor-faktor berikut ini: a) Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika Merupakan hal yang penting bagi pihak manajemen untuk menciptakan struktur organisasional yang menekankan pada integritas dan nilai-nilai etika. Perusahaan dapat mengesahkan integritas sebagai prinsip dasar beroperasi, dengan cara secara aktif mengajarkan dan mempraktikkannya. b) Filosofi pihak manjemen dan gaya beroperasi
Universitas Sumatera Utara
Semakin bertangung jawab filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi mereka, semakin besar kemungkinannya para pegawai akan berprilaku secara bertanggung jawab dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Apabila pihak manjemen menunjukkan sedikit perhatian atas pengendalian internal, maka para pegawai akan menjadi kurang rajin an efektif dalam mencapai tujuan pengendalia tertentu. c) Struktur organisasional Struktur organisasional perusahaan menetapkan garis otoritas dan tanggung jawab, serta menyediakan kerangka umum untuk perencanaan,
pengarahan,
dan
pengendalian
operasinya.
Aspek–aspek penting struktur organisasi termasuk sentralisasi atau desentralisasi otoritas, penetapan tanggung jawab untuk tugas-tugas
tertentu,
cara
alokasi
tanggung
jawab
mempengaruhi permintaan informasi pihak manajemen, dan organisasi fungsi sistem informasi dan akuntansi. d) Badan audit dewan komisaris Komite audit bertanggung jawab untuk mengawasi struktur pengendalian
internal
perusahaan,
proses
pelaporan
keuangannya, dan kepatuhannya terhadap hukum,peraturan, dan standar yang terkait.komite tersebut bekerja dekat dengan auditor eksternal dan internal perusahaan. Salah satu tanggung jawab komite ini adalah menyediakan peninjauan independen,
Universitas Sumatera Utara
atas nama pemegang saham perusahaan, terhadap tindakan para manajer perusahaan. Peninjauan ini berfungsi untuk memeriksa integritas manajemen dan meningkatkan kepercayaan publik yang berinvestasi, atas kesesuaian pelapora keuangan. e) Metode untuk memberikan otoritas dan tanggung jawab Pihak manajemen harus memberikan tanggung jawab untuk tujuan bisnis tertentu ke departemen dan individu yang terkait, serta kemudian membuat mereka bertanggung jawab untuk mencapai tujuan tersebut. Otoritas dan tanggung jawab dapat diberikan melalui deskripsi pekerjaan secara formal, pelatihan pegawai, dan rencana operasional, jadwal, dan anggaran.salah satu hal yang sangat penting adalah peraturan menangani masalah seperti standar etika berprilaku, praktik bisnis yang dapat
dibenarkan,
peraturan
persyaratan,
dan
konflik
kepentingan. f) Kebijakan dan praktik-praktik dalam sumber daya manusia Kebijakan
dan
praktik-praktik
mengenai
pengontrakan,
pelatihan, pengevaluasian, pemberian kompensasi, dan promosi pegawai
mempengaruhi
kemampuan
organisasi
untuk
meminimalkan ancaman, risiko, dan pajanan. Para pegawai harus dipekerjakan dan dipromosian berdasarkan seberapa baik mereka memenuhi persyaratan pekerjaan mereka. Data riwayat hidup, surat referensi, dan pemeriksaan atas latar belakang,
Universitas Sumatera Utara
merupakan cara-cara yang penting untuk mengevaluasi kualifikasi para pelamar pekerjaan. Program pelatihan harus membuat pegawai baru mengetahui dengan baik tanggung jawab mereka, dan juga kebijakan serta prosedur organisasi. Terakhir, kebijakan yang berhubungan dengan kondisi bekerja, pemberian kompensasi, insentif bekerja, dan kemajuan karir dapat merupakan dorongan yang kuat dalam mendorong pelayanan yang efisien dan kesetiaan. g) Pengaruh-pengaruh eksternal Pengaruh-pengaruh eksternal yang mempengaruhi lingkungan pengendalian adalah termasuk persyaratan yang dibebankan oleh bursa efek, oleh Financial accounting Standards Board (FASB), dan oleh Securities and Exchange Commision (SEC). Termasuk dalam pengaruh eksternal juga persyaratan peraturan lembaga, seperti bank, sarana umum (utility), dan perusahaan asuransi. 2) Aktivitas Pengendalian Kebijakan dan prosedur pengendalian harus dibuat dan dilaksanakan untuk membantu memastikan bahwa tindakan yang diidentifikasi oleh pihak manajemen untuk mengatasi risiko pencapaian tujuan organisasi, secara efektif dijalankan. Secara umum, prosedur-prosedur pengendalian termasuk dalam satu dari lima kategori berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
a) Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai Para pegawai melaksanakan tugas dan membuat keputusan yang mempengaruhi aset perusahaan. Oleh karena pihak manajemen kekurangan waktu dan sumber daya untuk melakukan supervisi setiap aktivitas dan keputusan, mereka membuat kebijakan untuk diikuti oleh para pegawai, dan kemudian memberdayakan mereka untuk melaksanakannya. b) Pemisahan tugas Pengendalian internal yang baik mensyaratkan bahwa tidak ada pegawai yang diberi tanggung jawab terlalu banyak. Seorang pagawai
seharusnya
tidak
melakukan penipuan
berada
dalam posisi untuk
dan menyembunyikan penipuan atau
kesalahan yang tidak disengaja. Pemisahan yang efektif dicapai ketika fungsi-fungsi berikut ini dipisahkan: •
Otorisasi, menyetujui transaksi dan keputusan
•
Pencatatan,
mempersiapkan
dokumen
sumber,
memelihara catatan jurnal, buku besar, dan file lainnya, mempersiapkan
rekonsiliasi,
serta
mempersiapkan
laporan kinerja •
Penyimpanan, menangani kas, memelihara tempat penyimpanan persediaan, menerima cek yang masuk dari pelanggan, menulis cek atas rekening bank organisasi.
Universitas Sumatera Utara
c) Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai Desain da penggunaan catatan yang mamadai membantu untuk memastikan pencatatan yang akurat dan lengkap atas seluruh data transaksi yang berkaitan. Bentuk dan isinya harus dijaga agar tetap sesederhana mungkin untuk mendukung pencatatan yang efisien, meminimalkan kesalahan pencatatan, dan memfasilitasi peninjauan serta verifikasi. Dokumen-dokumen yang dipergunakan untuk memindahkan aset ke orang lain, harus memilki ruang untuk tanda tangan pihak penerima aset. Dalam rangka mengurangi kesempatan penggunaan dokumen untuk penipuan, dokumen harus diberikan nomor urut yang telah dicetak lebih dahulu, agar setiap dokumen dapat dipertanggungjawabkan. Jejak audit yang baik memfaslitasi pelacakan ke setiap transaksi melalui sistem, perbaikan kesalahan, dan verifikasi output sistem. d) Penjagaan aset dan catatan yang memadai Ketika orang berfikir tentang penjagaan aset, mereka seringa kali berfikir tentang kas dan aset fisik, seperti persediaan dan perlengkapan. Akan tetapi, di masa sekarang ini, salah satu aset terpenting perusahaan adalah informasi. Oleh sebab itu, harus diambil langkah-langkah untuk menjaga baik aset berupa informasi maupun fisik. Prosedur-prosedur berikut ini menjaga aset pencurian, penggunaan tanpa otorisasi, dan vandalisme:
Universitas Sumatera Utara
•
Mensupervisi dan memisahkan tugas secara efektif
•
Memelihara catatan aset, termasuk informasi, secara akurat
•
Membatasi akses secara fisik ke aset
•
Melindungi catatan dan dokumen
•
Mengendalikan lingkungan
•
Pembatasan akses ke komputer, file komputer, dan informasi
e) Pemeriksaan independen atas kinerja Pemeriksaan internal untuk memastikan bahwa seluruh transaksi diproses secara akurat adlah elemen pengendalian lainnya yang penting. Pemeriksaan ini harus independen, karena
pemeriksaan
umumnya
akan
efektif
apabila
dilaksanakan oleh orang lain yang tidak bertanggug jawab atas jalannya operasi yang diperiksa. 3) Penilaian Resiko Organisasi harus sadar akan dan berurusan dengan risiko yang dihadapinya. Organisasi harus menempatkan tujuan, yang terintegrasi dengan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan, dan kegiatan lainnya, agar organisasi beroperasi secara harmonis. Organisasi juga harus membuat mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang terkait. Penilaian resiko merupakan proses identifikasi dan analisis risiko yang dapat menghambat atau
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan pencapaian tujuan perusahaan, serta menentukan cara bagaimana risiko itu ditangani. COSO mengarahkan kita melakukan identifikasi terhadap risiko internal maupun eksternal dari aktivitas suatu entity atau individu. Pada tahap ini terdapat cost-benefit consideration yang memperhitungkan cost dan benefit yang akan dihasilkan dari suatu penerapan control. Artinya, jika biaya untuk pengendalian intern terlalu besar, maka sistem pengendalian intern tersebut sudah tidak punya makna positif lagi. 4) Informasi dan Komunikasi Di sekitar aktivitas pengendalian terdapat sistem informasi dan komunikasi. Mereka memungkinkan orang-orang dalam organisasi untuk mendapat dan bertukar informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya. Komponen ini menjelaskan bahwa sistem informasi sangat penting bagi keberhasilan atau peningkatan mutu operasional organisasi. Informasi, baik yang diperoleh dari eksternal maupun dari pengolahan internal merupakan potensi strategis (potential strategic). Sistem informasi hendaknya terintegrasi/terpadu (integrated systems), dan menjamin kebutuhan terhadap kualitas data. Sistem informasi harus dapat memberikan data yang memiliki karakteristik: a) Relative to established objectives (berhubungan dengan sasaran) b) Accurate and in sufficient detail (akurat dan terinci)
Universitas Sumatera Utara
c) Understandable and in a usable form (mudah dipahami/ digunakan). Komunikasi membahas mengenai perlunya penyampaian semua halhal yang berhubungan kebijakan pimpinan kepada seluruh anggota organisasi. Semua pegawai harus paham tentang kondisi perusahaan, kebijakan pimpinan, tentang internal control, competitive, dan keadaan ekonomi. Kebijakan manajemen harus diinformasikan, harus disampaikan dengan jelas, dibuat police manual, tata administrasi (pengunaan surat menyurat, memo, perintah kerja), standard pelaporan, adanya risiko yang mungkin timbul karena adanya bidang baru, perubahan sistem, atau teknologi baru, perkembangan pesat organisasi/ entitas, aspek-aspek hukum yang harus diperhatikan, sebagainya. Segala sesuatunya harus dikomunikasikan kepada berbagai pihak dan seluruh personil.
5) Pengawasan Seluruh proses harus diawasi, dan perubahan dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Melalui cara ini, sistem dapat beraksi secara dinamis, berubah sesuai tuntutan keadaan. Komponen pemantauan atau pengawasan dijelaskan dalam COSO untuk memastikan kehandalan sistem dan internal cotrol
dari waktu ke waktu. Pengawasan
merupakan proses yang menilai kualitas dari kinerja sistem dan internal control dari waktu ke waktu, yang dilakukan dengan
Universitas Sumatera Utara
melakukan aktivitas monitoring dan melakukan evaluasi secara terpisah. Pada hakekatnya terdapat dua mekanisme pemantauan, yaitu: (a) yang bersifat on going monitoring activities, yaitu pengawasan yang langsung dilakukan oleh masing-masing atasan pihak yang bersangkutan berdasakkan jenjang hirarki jabatan, dan (b) a separate monitoring ativities, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh fungsi audit. Pada masa Orde Baru kedua jenis pengawasan ini sering disebut dengan istilah pengawasan melekat (oleh atasan) dan pengawasan fungsional. Contoh aktivitas pengawasan: •
Manajemen me-review pengeluaran aktual dengan pengeluaran yang dianggarkan pada unit yang dipimpinnya.
•
Dilakukannya pada suatu unit oleh fungsi audit.
Universitas Sumatera Utara
6. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Tahun 1 2005
2
2009
Nama Peneliti Ismunandar
Judul Penelitian Pengawasan Intern Persediaan Pada perusahaan Umum BULOG Divisi Regional Sumatera Utara.
Hasil Penelitian Penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan pengawasan intern persediaan pada perusahaan umum BULOG Divisi Regional Sumatera Utara sesuai dengan ketentuan umum pengawasan intern, dan telah memenuhi unsurunsur pengawasan intern. Hesti Armaya Pengendalian Intern Penelitian ini Manik Atas Persediaan Pada menunjukkan bahwa PT Indoteras secara keseluruhan sistem Sumatera Medan pengendalian intern terhadap pesediaan yang terjadi pada PT Indoteras Sumatera Medan belum berjalan dengan baik karena jumlah karyawan yang bertugas dibagian gudang masih sedikit dan belum diimbangi dengan kegiatan yang terjadi di gudang, sehingga masih sering terjadi kehilangan barang dan kecurangan dan manipulasi data persediaan. Metode penilaian persediaan yang digunakan oleh perusahaan adalah metode rata-rata dan saat ini belum menghasilkan nilai persediaan akhir dan laba kotor yang optimal.
Universitas Sumatera Utara
7. Kerangka Konseptual
PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Kuala Tanjung
Persediaan
Pembelian
Persediaan Bahan Baku
Penjualan
Persediaan Barang Jadi
Pengendalian Intern Evaluasi
Efektif Sesuai Standar
Gambar 1.1 Kerangaka Konseptual
Penjelasan: Committee of Commission
(COSO)
Sponsoring
Organizations of
memperkenalkan
adanya
the Treatway
lima
komponen
pengendalian intern yang meliputi Lingkungan Pengendalian, Aktivitas Pengendalian, Penilaian Resiko, Informasi dan Komunikasi, serta Pengawasan.
Universitas Sumatera Utara
Komponen pengendalian intern menurut COSO ini merupakan variabel yang akan digunakan oleh penulis untuk meneliti mengenai pengendalian intern. Selanjutnya konsep tersebut akan dikombinasikan dengan pembelian, penjualan dan persediaan pada PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Kuala Tanjung apakah penerapan pengendalian intern terhadap pembelian, penjualan dan persediaannya sudah cukup efektif atau tidak.
Universitas Sumatera Utara