7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori Setiap perusahaan berorientasi untuk mencapai tujuan secara ideal, perusahaan akan mengoptimalkan penggunaan seluruh sumber dayanya untuk mencapai tujuan tersebut. Namun hal tersebut tidaklah mudah terutama untuk perusahaan yang memiliki skala yang cukup besar. Manajemen sebagai pihak pengelola perusahaan berperan dalam mengelola sumber daya yang tersedia. Dalam mengelola suatu perusahaan, manajemen dituntut untuk selalu dapat mengambil keputusan-keputusan yang tepat supaya perusahaan dapat beroperasi dengan efektif dan efisien. Efektif diartikan sebagai kemampuan mencapai tujuan secara tepat dan cepat, sedangkan efisien adalah penggunaan sumber daya yang tersedia guna pencapaian hasil yang optimum. Pengambilan keputusan merupakan pemilihan diantara berbagai alternatif, baik pembuatan pilihan (Choice making) maupun pemecahan (problem solving). Alternatif yang tepat merupakan keputusan dan kualitas dari keputusan yang diambil. Pengambilan keputusan merupakan peranan penting dari pihak manajemen. Kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat merugikan nama baik perusahaan atau dapat berakibat kerugian yang bersifat material.
7
8
2.1.1. Proses Pengambilan keputusan Dalam pengambilan keputusan, memerlukan proses yang melalui empat tahap, yaitu sebagai berikut: (Mulyadi, 2001:108) 1. Pengakuan dan Perumusan Masalah atau Kesempatan. Keputusan merupakan respon terhadap masalah yang timbul atau kesempatan yang terbuka bagi perusahaan. Masalah adalah perbedaan antara kondisi yang diharapkan dengan kondisi yang ada. Jika masalah atau kesempatan telah ditonjolkan untuk menarik perhatian, masalah atau kesempatan tersebuat harus segera dirumuskan. 2. Pencarian
Tindakan
Alternatif
dan
Pengkuantifikasian
Konsekuensinya Masing-Masing. Jika masalah atau kesempatan telah selesai dirumuskan, manajemen
kemudian
memecahakan
mencari
masalah
tersebut
alternatif tindakan dan
menghitung
untuk secara
kuantitatif konsekuensi setiap alternatif tindakan tersebut. Dalam mencari tindakan alternatif, manajemen dapat menengok pengalaman
yang
sama
menggunakan pemecahan
yang
terjadi
masalah
dimasa
yang pernah
lalu
dan
berhasil
digunakan untuk mengatasi masalah yang sama dimasa lalu. Biasanya pengambil keputusan akan cenderung menempuh cara ini didalam menghadapi masalah.
9
3. Pemilihan Alternatif Optimum atau Alternatif yang Memuaskan. Tahap yang paling sulit dalam proses pengambilan keputusan adalah pemilihan satu diantara berbagai alternatif yang dipilih. Manajer yang melakukan pemilihan alternatif kemungkinan menghadapi beberapa alternatif yang layak untuk dipilih, yang masing-masing memiliki segi-segi positif tertentu dipandang dari sudut
kriteria pemilihan alternatif yang
digunakan. 4. Implementasi dan Penindaklanjutan. Berhasil atau tidaknya pilihan akhir tergantung pada efisiensi implementasi alternatif yang telah dipilih. Implementasi akan berhasil jika individu yang memiliki pengendalian terhadap sumber daya organisasi yang diperlukan untuk melaksanakan keputusan tersebut sepenuhnya sanggup mewujudkan alternatif yang dipilih. Keadaan akan ideal jika kekuasaan atas sumber daya organisasi berada ditangan individu atau kelompok individu yang mensponsori pengambilan keputusan tersebut. 2.1.2. Pengertian Biaya dan Pengolongan Biaya Dalam arti luas, biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. (Mulyadi, 2005:8).
10
1. Penggolongan Biaya Berdasarkan Fungsi Pokok Perusahaan Dalam perusahaan, ada fungsi pokok yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut : a. Biaya Produksi Merupakan
biaya-biaya
yang
terjadi
untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dipasarkan. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan ekuipmen, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan baik langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. (Mulyadi, 2005:13). b. Biaya Pemasaran Merupakan
biaya-biaya
yang
terjadi
untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya angkut dari gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran, biaya contoh produk (sample). (mulyadi, 2005:14).
11
c. Biaya Administrasi dan Umum Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia, bagian hubungan masyarakat, dan lain-lain. (Mulyadi, 2005:14). 2. Penggolongan Biaya Berdasarkan Tingkah Laku Biaya Penggolongan biaya sesuai dengan tingkah laku umumnya diartikan sebagai hubungan antara total biaya dengan perubahan volume kegiatan. Informasi tentang tingkah laku biaya ini dapat digunakan untuk melaksanakan penetapan harga, perencanaan,
pengendalian
dan
pengambilan
keputusan.
Berdasarkan tingkah lakunya, biaya dapat digolongkan menjadi : a. Biaya Tetap Merupakan biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contohnya adalah gaji direktur produksi. (Mulyadi, 2005:15). Biaya tetap dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : 1. Committed fixed cost Committed fixed cost sebagian besar berupa biaya tetap yang timbul dari pemilikan pabrik, dan organisasi pokok. Perilaku Committed fixed cost ini
12
dapat diketahui dengan jelas dengan mengamati biayabiaya
yang
tetap
dikeluarkan
jika
seandainya
perusahaan tidak melakukan kegiatan sama sekali dan akan kembali ke kegiatan normal (misalnya selama pemogokan karyawan atau kekurangan bahan yang memaksa perusahaan menutup sama sekali kegiatan pabriknya). Dalam hal ini, Committed fixed cost berupa semua biaya yang tetap dikeluarkan yang tidak dapat dikurangi
guna
mempertahankan
kemampuan
perusahaan didalam memenuhi tujuan jangka panjang. Contohnya adalah pajak bumi dan bangunan, sewa, asuransi,
dan
gaji
karyawan
utama.
(Mulyadi,2005:466). 2. Discretionary fixed cost Discretionary fixed cost merupakan biaya yang timbul dari keputusan penyediaan anggaran secara berkala yang secara langsung mencerminkan kebijakan manajemen puncak mengenai jumlah maksimum biaya yang diizinkan untuk dikeluarkan. Contohnya adalah biaya riset dan pengembangan, biaya iklan, biaya promosi, penjualn, biaya program latihan karyawan, biaya konsultan. (Mulyadi, 2005:467).
13
b. Biaya Variabel Merupakan biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya adalah biaya bahan baku, dan biaya tenaga kerja langsung. (Mulyadi, 2005:15). Biaya variabel dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : 1. Engineered variable cost Engineered variable cost adalah biaya yang memiliki hubungan fisik tertentu dengan ukuran biaya tertentu. Engineered variable cost merupakan biaya yang
antara
masukan
dengan
pengeluarannya
mempunyai hubungan erat dan nyata. Jika masukan (biaya) berubah maka keluaran akan berubah sebanding dengan perubahan masukan tersebut. Sebaliknya, jika keluaran berubah maka masukan (biaya) akan berubah sebanding
dengan
perubahan
keluaran
tersebut.
Contohnya adalah biaya bahan baku. 2. Descretionary variable cost Descretionary variable cost merupakan biaya yang masukan dan keluarannya memiliki hubungan erat namun tidak nyat (bersifat artifisial). Jika keluaran berubah maka masukan akan berubah sebanding
14
dengan perubahan keluaran tersebut. Namun, jika masukan berubah, keluaran belum tentu berubah dengan
adanya
perubahan
masukan
tersebut.
Contohnya adalah biaya iklan yang ditetapkan oleh manajemen puncak sebesar 2% dari hasil penjualan akan berubah sebanding dengan perubahan volume penjualan. (Mulyadi, 2005:468-469). c. Biaya Semi Variabel Merupakan biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel. (Mulyadi, 2005:469). 3. Pemisahan Biaya Semi Variabel Menjadi Unsur Biaya Tetap dan Biaya Variabel Biaya semi variabel perlu dipisahkan mejadi unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel guna penentuan harga pokok dan pengambilan keputusan. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk memisahkan biaya semi variabel menjadi unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel, sebagai berikut :
15
a. Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah (high and low point method) Dalam metode ini suatu biaya pada tingkat kegiatan yang paling tinggi dibandingkan dengan biaya tersebut pada tingkat kegiatan terendah dimasa yang lalu. (Mulyadi, 2005:471) b. Metode Biaya Berjaga (stand by cost method) Metode ini mencoba menghitung biaya yang harus tetap dikeluarkan andai kata perusahaan ditutup untuk sementara, jadi produknya sama dengan
nol. Perbedaan
antara biaya yang dikeluarkan selama produksi berjalan dengan
berjaga
merupakan
biaya
variable.
(Mulyadi,2005:473). c. Metode Kuadrat Terkecil (least squares method) Metode ini menganggap bahwa hubungan antara biaya dengan volume kegiatan berbentuk hubungan garis lurus dengan persamaan regresi Y = a + bx. Varible Y menunjukan biaya, sedangkan variable x menunjukan volume kegiatan. (Mulyadi, 2005:474). 2.1.3. Pengertian Biaya Diferensial Biaya diferensial seringkali dikenal sebagai biaya marginal atau biaya biaya tambahan (incremental). Istilah biaya marginal
16
digunakan secara luas oleh para ahli ekonomi. Sedangkan para insinyur pada umumnya menggunakan istilah biaya incremental. Biaya diferensial selalu berhubungan dengan situasi tertentu, yaitusaat ini atau masa yang akan datang, bukan masa lalu. Biaya diferensial meliputi semua pengeluaran tunai yang diperlukan, baik tetap maupun variabel. Pengeluaran kas yang diperlukan serind disebut sebagai biaya tunai. Biaya diferensial menurut Mulyadi (2001:117) didefinisikan sebagat berikut : ”Biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda (differ) atau terpengaruhi oleh suatu pengambilan keputusan diantara berbagai macam alternatif.” Sedangkan menurut Carter Willian K dan Usri Milton F (2005:310), mengartian bahwa : ”Biaya diferensial adalah biaya yang harus dikelurkan untuk menyelesaikan suatu usulan proyek atau memperluas suatu aktivitas yang telah dilakukan.” Dari devinisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa biaya diferensial adalah biaya yang berbeda diantara dua alternatif keputusan. Jadi biaya diferensial selalu bersangkutan dengan masa yang akan datang yang akan memberikan gambaran mengenai besarnya biaya yang akan terjadi apabila suatu alternatif tindakan akan
17
dilaksanakan sehingga manajemen dapat mengambil keputusan secara cepat dan tepat. 2.1.4. Pengertian Pendapatan Diferensial Mulyadi (2001:116) mengatakan bahwa: “Pendapatan diferensial adalah informasi diferensial yang berhubungan dengan pendapatan.” Sedangkan
menurut
Halim
dan
Supomo
akuntansi
(1990:76)
mendevinisikan sebagai berikut: “Pendapatan diferensial yaitu pendapatan yang berbeda dalam suatu kondisi, dibandingkan dengan kondisi-kondisi yang lain.” Berdasarkan pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan diferensial adalah informasi masa yang akan datang berupa pendapatan yang berbeda pada alternatif keputusan dengan alternatif keputusan yang lain. 2.1.5. Manfaat
Analisis
Biaya
Diferensial
Dalam
Pengambilan
Keputusan Jangka Pendek Pengambilan keputusan merupakan salah satu fungsi dasar manajemen. Seringkali manajemen dihadapkan pada berbagai masalah pengambilan keputusan dari berbagai alternatif yang mungkin akan dilaksanakan di waktu yang akan datang. Dari segi pengaruh pengambilan keputusan umumnya manajemen menghadapi empat
18
macam
pengambilan
keputusan
jangka
pendek,
yaitu
:
(Mulyadi,2001:126) a. Membeli atau Membuat Sendiri Keputusan untuk membeli atau membuat sendiri akan dipilih manajemen berdasarkan pada biaya diferensial, dimana besar kecilnya biaya diferensial sangat berpengaruh pada laba diferensial. Oleh karena itu sebagai bahan pertimbangan untuk memilih keputusan membeli atau membuat sendiri adalah penawaran harga dipemasok diluar untuk suatu komponen produk yang berada dibawah biaya produksi sendiri komponen tersebut. Selain itu pertimbangan untuk membeli atau membuat sendiri dapat juga timbul sebagai akibat adanya taksiran penghematan biaya jika suatu komponen yang sebelumnya dibeli dari pemasok luar direncanakan akan dibuat sendiri oleh perusahaan. b.
Menjual atau Memproses Lebih Lanjut Suatu Produk Analisis terhadap biaya diferensial dapat dipergunakan manajemen untuk menjual atau memproses lebih lanjut produk yang dihasilkan. Dalam hal ini informasi akuntansi diferensial yang dibutuhkan adalah pendapatan diferensial dan biaya diferensial. Keputusan untuk menjual produk tanpa memproses lebih lanjut dipilih manajemen apabila biaya diferensial lebih
19
besar daripada pendapatan diferensial yang akan dihasilkan. Dan apabila sebaliknya pendapatan diferensial yang akan dihasilkan lebih tinggi daripada biaya diferensial, maka keputusan memproses lebih lanjut produk akan dipilih. c. Menghentikan atau Melanjutkan Produksi Produk Tertentu atau Kegiatan Usaha Departemen Tertentu. Dalam perusahaan yang menghasilkan lebih dari satu macam produk, seringkali menghadapi masalah yaitu salah satu produknya atau departemennya mengalami kerugian yang akan berlangsung terus menerus. Untuk mengatasi masalah ini perusahaan dapat menggunakan analisis biaya difernesial untuk memilih alternatif menhentikan atau melanjutkan produksi produk tersebut. Informasi yang dibutuhkan adalah informasi biaya diferensial dan pendapatan diferensial. Jika biaya terhindarkan lebih besar dari pendapatan yang hilang akibat dihentikannya proses produksi atau kegiatan departemen tertentu, maka alternatif penghentian tersebut sebaiknya dipilih. Namun jika biaya terhindarkan lebih kecil dari pendapatan yang hilang akibat dihentikannya proses produksi atau kegiatan departemen tertentu, maka alternatif penghentian tersebut sebaiknya tidak dipilih.
20
d. Menerima atau Menolak Pesanan Khusus Perusahaan pada umumnya memiliki kapasitas yang menganggur, hal ini dimaksudkan untuk memenuhi permintaan pasar yang diperkirakan akan terus meningkat dimasa yang akan datang. Untuk memanfaatkan kapasitas menganggur tersebut, perusahaan membuka order pesanan khusus yang pada umumnya harga yang diminta konsumen dibawah harga jual normal. Untuk mengambil keputusan menerima atau menolak pesanan khusus harus berdasarkan pada informasi akuntansi yang relevan, yaitu pendapatan diferensial dan biaya diferensial. Jika pendapatan diferensial lebih tinggi dibandingkan biaya diferensial maka pesanan
khusus
pendapatan
sebaiknya
diferensial
lebih
diterima. rendah
Dilain
pihak,
dibandingkan
jika biaya
diferensial maka pesanan khusus sebaiknya ditolak. 2.1.6. Peranan Analisis Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus Salah satu manfaat biaya diferensial adalah pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus. Pengambilan keputusan tersebut sering terjadi pada perusahaan yang memiliki kapasitas menganggur, sehingga menimbulkan pemikiran untuk menerima atau menolak pesanan khusus. Atau sebaliknya perusahaan
21
selama ini menolak pesanan khusus karena dirasa kurang efisien dan biaya yang dikelurkan lebih tinggi dari pendapatan yang diterima. Pesanan khusus merupakan pesanan diluar pesanan reguler (pesanan diluar penjualan normal) yang dianggarkan dengan harga jual yang diminta lebih rendah dari harga jual normal. Adakalanya perusahaan memperoleh pesanan penjualan dengan harga khusus, akan tetapi tentu saja penerapan harga jual khusus yang demikian hanya ditetapkan pada pesanan khusus yang tidak berdampak terhadap penjualan reguler, dan perusahaan biasanya melakukan pemisahan pasar antara penjualan reguler dengan penjualan untuk melayani pesanan khusus tersebut. Tujuannya adalah agar harga jual normal yang lebih tinggi tidak rusak atau turun karena pengaruh harga jual pesanan khusus yang lebih rendah. Apabila perusahaan beroperasi pada kapasitas penuh, maka pengerjaan pesanan khusus tersebut menyebabkan kenaikan produksi yang bersifat tetap dan variabel. Untuk membuat keputusan, manajemen harus memusatkan perhatiannya pada biaya yang berbeda (biaya diferensial). Akan tetapi, apabila perusahaan beroperasi masih dibawah kapasitas pabrik, maka dalam hal ini biaya produksi yang bersifat variabel merupakan biaya diferensial. Jika dengan pengerjaan pesanan khusus tersebut menyebabkan kenaikan biaya usaha selain biaya
22
produksi yang berubah, biaya tersebut juga merupakan biaya diferensial
yang
harus
dipertimbangkan
dalam
pengambilan
keputusan. Menurut Mulyadi (2001:149) mengemukakan: a. Jika pendapatan diferensial (yaitu tanbahan pendapatan dengan diterimanya pesanan khusus tersebut) lebih tinggi dibandingkan dengan biaya diferensial (yaitu tambahan biaya karena memenuhi pesanan khusus tersebut), maka pesanan sebaiknya diterima. b. Dilain pihak jika pendapatan diferensial lebih rendah dibandingkan dengan biaya diferensial, maka pesanan khusus sebaiknya ditolak. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan analisis diferensial dalam pengambila keputusan menerima atau menolak pesanan khusus secara umum adalah untuk membandingkan antara pendapatan diferensial dengan biaya diferensial. 2.2. Kerangka Pemikiran Berhasil tidaknya suatu usaha pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen di dalam melihat kemungkinan peluang dan kesempatan di masa yang akan datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu salah satu tugas manajemen adalah merencanakan masa depan perusahaannya agar sedapat mungkin semua kemungkinan dan kesempatan di masa yang akan datang benar-benar telah disadari dan
23
direncanakan mulai dari sekarang. Sehingga dapat dirumuskan kerangka penelitian sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
Menerima Pesanan Khusus Pesanan Khusus
Analisis Biaya Diferensial Menolak Pesanan Khusus