BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Produk
Banyak orang menganggap produk adalah suatu penawaran nyata,
tetapi produk bisa lebih dari itu. Secara luas, Produk adalah segala sesuatu yang
dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan,
termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, konfirmasi, dan ide (Kotler & Keller, 2009:4). Dari definisi produk dapat kita perhatikan bahwa beberapa faktor ketertarikan konsumen berpengaruh dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Menurut Kotler & Keller (2009) terdapat lima tingkat produk, dimana setiap tingkat menambah nilai pelanggan yang lebih besar, dan kelimanya merupakan bagian dari hierari nilai pelanggan. Tingkatan produk tersebut antara lain: a. Manfaat Inti (Core Benefit) Merupakan layanan atau manfaat yang benar-benar dibeli pelanggan. Misalkan tamu hotel membeli “istirahat dan tidur”, disini dapat dilihat maka penyedia layanan harus dapat memuaskan pelanggannya dengan memberikan kenyaman ketika beristirahat dan tidur. b.
Produk Dasar (Basic Product) Yaitu suatu pemecahan masalah yang diinginkan konsumen dalam membeli
suatu produk. Dimaksudkan jika konsumen dapat memperoleh produk yang ditawarkan tersebut. c. Produk yang Diharapkan. (Expected Product) Sekelompok atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk. d.
Produk Tambahan (Augmented Product)
6
Merupakan tambahan pelayanan dan manfaat yang melebihi harapan pelanggan.
e. Produk Potensial (Potensial Product)
Mencakup semua kemungkinan tambahan dan transformasi yang mungkin
dialami sebuah produk atau penawaran di masa depan. Ini adalah tempat di mana perusahaan mencari cara baru untuk memuaskan pelanggan dan membedakan penawaran mereka.
Gambar 2.1 Lima tingkat produk Sumber : Kotler & Keller (2009)
Produk dapat dijual atau ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian dan dibeli, Kotler & Amstrong mengatakan Setiap orang dalam hidupnya membutuhkan produk untuk memenuhi kebutuhannya. Produk terbagi atas dalam dua bagian yaitu produk nyata (tangible) dan produk tidak nyata (intangible) seperti jasa. (Kotler & Amstrong, 2006). Sedangkan menurut Tjiptono (2008) mengemukakan bahwa produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
7
bersangkutan. Produk dapat mencakup objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan ide-ide.
2.2 Atribut Produk
Sebelum konsumen membeli suatu produk, konsumen biasanya akan mengambil keputusan terlebih dahulu, apakah mereka berminat terhadap produk tersebut atau tidak, tergantung dari atribut-atribut yang ada dari produk
tersebut. Atribut-atribut merupakan elemen penting dalam suatu produk. Atribut
produk antara lain adalah merek, harga, kemasan dan lain-lain. Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan. Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan, dan sebagainya. (Tjiptono,2008). Adapun definisi atribut produk menurut Simamora (2000) adalah manfaat-manfaat yang akan diberikan oleh produsen, manfaat-manfaat ini dikomunikasikan dan dipenuhi oleh atribut-atribut yang berwujud seperti merek, kemasan, label, dan kalitas. Sehingga konsumen akan merasakan manfaat-manfaat dari suatu produk tersebut jika atribut produk yang ada pada produk sesuai dengan yang diharapkan konsumen. Sedangkan menurut Kotler (2006) mengungkapkan bahwa atribut produk merupakan pengembangan produk atau jasa, melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan, manfaat dikomunikasikan dan disampaikan oleh suatu atribut produk.
Kotler & Amstrong (2006) bahwa atribut produk terdiri dari : a.
Kualitas produk
Kemampuan suatu produk dalam melaksanakan fungsinya, hal tersebut termasuk daya tahan, keandalan, ketepatan, mudah dalam pengoprasian dan perbaikan, dan aribut-atribut yang bernilai lainnya.
8
b.
Fitur Produk
Produk dapat ditawarkan dalam fitur yang bervariasi, hal tersebut merupakan competitive tools untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing
c.
Rancangan produk
Suatu rancangan yang dapat menarik perhatian, meningkatkan kinerja produk,
mengurangi biaya produk, dan memberi keunggulan bersaing yang kuat.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan atribut produk merupakan
unsur-unsur, karateristik, serta manfaat-manfaat yang dimiliki suatu produk yang diberikan oleh produsen untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan konsumen seperti harga, merek, kualitas, kemasan, serta label.
2.2.1 Harga Harga merupakan salah satu bauran pemasaran yang dijadikan bahan untuk pertimbangan konsumen dalam menentukan keputusan pembelian suatu produk. Sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk/jasa atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena ingin memiliki, menggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler & Amstrong, 2006)
2.2.2 Merek Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk pesaing (Saladin, 2011:84). Saladin (2011:84) menjelaskan ada beberapa bagian dari Merek yaitu : a.
Nama Merek (brand name), adalah sebagian dari merek dan yang diucapkan. Contoh : Daihatsu, Avon, Casio, dan lain-lain
9
b.
Tanda merek (brand mark), adalah sebagian dari merek yang dapat dikenal namun tidak dapat diucapkan, seperrti misalnya lambang, desain, huruf atau
warna khusus.
c. Tanda merek dagang (trade mark), adalah merek atau sebagian dari merek
yang dilindungi oleh hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan
sesuatu yang istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjualan dengan hak
istimewanya untuk menggunakan nama merek dan atau tanda merek.
d. Hak cipta (copyright), adalah hak istimewa yang dilindungi oleh undang
undang untuk memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis, karya musik atau karya seni. Nama, Istilah, tanda, symbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-
hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler & Amstrong, 2006) Merek Merupakan salah satu atribut produk yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam suatu produk, merek memegang perananan yang sangat penting dalam segi pemasaran. Merek merupakan identitas sebuah produk, seperti halnya nama, meek juga dapat mengingatkan konsumen untuk mengetahui sebuah fungsi serta karateristik dari produk tersebut. Menurut Tjiptono (2001:104) Merek merupakan istilah, nama, tanda, simbol/lambang, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing. Agar suatu merek dapat mencerminkan makna yang disampaikannya terdapat beberapa persyaratan yang harus diperhatikan (Tjiptono, 2008:106) : a.
Merek harus menggambarkan kualitas produk
b.
Merek harus mudah dikenali, diucapkan, dan diingat.
c.
Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan pemakaiannya.
d.
Merek harus khas ataupun unik. 10
e.
Merek
harus
menyesuaikan
dengan
produk-produk
yang
mungkin
ditambahkan kedalam lini produk. f.
Merek tidak boleh mengundang arti buruk di negara dan dalam bahasa lain.
2.2.3 Kualitas Kualitas suatu produk merupakan hal yang harus perusahaan atau produsen perhatikan, karena produk yang baik mencerminkan kualitasnya. Maka
dari itu Makin tinggi kualitas yang dimiliki suatu produk, maka makin tinggi juga nilai tambah yang dimiliki produk tersebut. Menurut Kotler & Amstrong (2006)
kualitas merupakan kemampuan suatu produk dalam melaksanakan fungsinya yang mencakup daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan pemeliharaan. Kualitas dapat menyatakan tingkat kemampuan dari suatu merek atau produk tertentu dalam menalankan fungsi yang diharapkan oleh konsumen. 2.2.4 Kemasan Kemasan merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk (Tjiptono, 2008). Kemasan sangat memegang peranan penting dalam suatu produk. Menurut Saladin(2003) manfaat dari penggunaan kemasan suatu produk ialah : a.
Kemasan memenuhi sasaran keamanan (safety) dan kemanfaatan (utility)
b.
Kemasan bisa melaksanakan program pemasaran perusahaan
c.
Kemasan dapat meningkatkan laba Sedangkan menurut Kotler (2006) kemasan adalah semua kegiatan
merancang dan memproduksi wadah untuk produk. Kemasan mempunyai arti yang sangat penting dalam pengambilan keputusan bagi konsumen, kemasan dapat mempengaruhi konsumen secara langsung dan tidak langsung dalam menentukan produk yang akan dipilihnya. Maka dari itu kemasan suatu produk harus dibuat semenarik mungkin bagi konsumen agar konsumen memilih, 11
membeli, dan membayar lebih mahal hanya untuk memperoleh kemasan yang lebih baik. Label 2.2.5
Label dapat menjelaskan apa makna dan isi dari produk tersebut.
Label bermanfaat bagi konsumen untuk menjelaskan manfaat, isi, kandungan, serta cara penggunaan dari produk tersebut. Label terdiri dari nama, merek atau
simbol, nama perusahaan, dan tempat perusahaan, informasi tentang komposisi produk dan ukuran serta cara penggunaan (Kurtz & Boone, 2006). Menurut
Tjiptono (2008) label merupakan bagian suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual. Sedangkan menurut Kotler & Amstrong (1996) Pengidentifikasian produk dan terdapat dalam kemasan yang menjelaskan mengenai produk. Sedangkan macam-macam Label menurut Saladin (2003) yaitu sebagai berikut : a.
Brand identifies label, yaitu label yang semata-mata sebagai brand merek.
b.
Grade label, yaitu label yang menunjukkan tingkat kualitas tertentu suatu barang.
c.
Descriptive label, yaitu label yang menggambarkan tentang cara mempergunakan, pemeliharaan dan fitur lainnya dari produk.
Laksana (2004) menyebutkan adanya beberapa fungsi dalam label yaitu : a.
Label dapat mengidentifikasi suatu produk dan merek.
b.
Label dapat menggolongkan produk.
c.
Label dapat menjelaskan beberapa hal mengenai produk seperti siapa yang membat, dimana dibuatnya, kapan dibuatnya, apa isinya, bagaimana cara menggunakannya, dll.
d.
Sebagai alat promosi.
2.3 Minat Beli Minat beli merupakan perilaku ketertarikan seseorang untuk membeli suatu barang untuk dimiliki atau dinikmati. Konsumen akan 12
menkonsumsi suatu produk jika ada minat dalam diri si konsumen tersebut. Minat beli menurut Solomon (2001) Yaitu keinginan seseorang untuk melakukan
sesuatu sehubungan dengan suatu objek.
Assael (2001) dalam bukunya menjelaskan bahwa minat beli
merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau
mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Dalam salah satu tahap
proses pembelian, konsumen harus menghentikan pencarian dan evaluasi terhadap
alternatif merek untuk selanjutnya membuat keputusan pembelian, dalam tahap
evaluasi kemungkinan konsumen akan mengembangkan minat belinya dengan menyesuaikan produk yang sesuai dengan dirinya. Setelah konsumen tersebut berminat, kemudian konsumen akan memilih dan melakukan pembelian. Maka dari itu bilamana konsumen telah memiliki minat terhadap suatu produk, ada kemungkinan konsumen akan melakukan pembelian pada produk tersebut. Menurut Kinnear dan Taylor (1995:306), Minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benarbenar dilaksanakan. Menurut Albari (2007:6), Minat beli (willingness to buy), ditunjukkan oleh kemungkinan konsumen membeli produk tertentu (Christopher, 1996); sebagai refleksi dari rencana konsumen untuk membeli suatu merek sejumlah tertentu dalam beberapa periode waktu tertentu (Howard, 1994). Menurut Laroche dan Howard (1980) minat beli konsumen sebagai suatu bentuk kognitif yang berupa rencana konsumen untuk membeli merek tertentu selama jangka waktu tertentu; yang biasanya diukur untuk 3 bulan yang akan datang (Farley, Howard, dan Lehmann, 1976). Menurut Ferdinand (2002) dalam buku yang berjudul “Pengembangan Minat Beli Merek Ekstensi”, minat beli dapat di identifikasi melalui indikatorindikator sebagai berikut: a.
Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
13
b.
Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.
c.
Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang
yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya
dapat digangti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.
d.
Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari
informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut. Penelitian Assael dalam Cobb-Walgren (1995) mengatakan bahwa
minat beli yang diakibatkan daya tarik produk atau jasa yang ditawarkan merupakan suatu mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian suatu produk terhadap merek tertentu (Dwiyanti, 2008:22).
14