BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi 2.1.1
Pengertian Komunikasi Dewasa ini, komunikasi bukan hanya dapat diartikan sebagai sebuah
proses penyampaian pesan diantara komunikan dan komunikator. Komunikasi yang merupakan sebuah proses mengalami perkembangan pengertian, bahkan komunikasi merupakan sebuah seni, dimana pelaku yang berada di dalam proses tersebut harus dapat memiliki kompetensi yang baik dan sesuai. Sehingga pengertian komunikasi yang sesuai dalam permaslahan ini yaitu pengertian komunikasi menurut Joseph A. De Vito, Komunikasi terjadi ketika satu orang (atau lebih) mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan, terjadi dalam konteks, memiliki beberapa efek, dan memberikan beberapa kesempatan untuk umpan balik.1
2.1.2
Model Komunikasi Model komunikasi adalah suatu gambaran yang sederhana dari proses
komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen
komunikasi
dengan komponen lainnya (Soejanto, 2001 : 27). Model Komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang atau lebih dalam proses pengiriman,
1
Brent D. Ruben, Lea P. Stewart, Komunikasi dan Perilaku Manusia 5th ed, 2013, 52.
10
11
dan penerimaan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Dari pengertian tersebut maka suatu model komunikasi adalah bentuk atau pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses mengkaitkan dua komponen yaitu gambaran atau rencana yang menjadi langkah – langkah pada suatu aktifitas dengan komponen – komponen yang merupakan bagian penting atas terjadinya hubungan antar organisasi ataupun juga manusia. Model membantu untuk memberi gambaran fungsi komunikasi dari segi alur kerja, membuat hipotesis riset dan juga untuk memenuhi perkiraan-perkiraan praktis dalam strategi komunikasi. West dan Turner (2008) mengemukakan tentang model suatu pemahaman: Komunikasi sebagai Aksi (model linear), Komuikasi sebagai Interaksi (model Transaksional) dan Komunikasi sebagai Transaksi (model transaksional)2
2.1.3
Aktivitas Komunikasi Prinsip utama komunikasi adalah komunikasi tidak mungkin dihindari.
Devito (1998) menulis bahwa komunikasi tidak dapat dielakkan sehingga kita tidak dapat tidak berkomunikasi dan tidak dapat tidak memberikan tanggapan (h.19).3 Sehingga aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh individu meliputi komunikasi verbal dan non verbal. Dimana sebagian besar komunikasi adalah non-verbal.
2
Lukiati Komala, Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses dan Konteks, 2009, hal 98
3
Dan B.Curtis, James J. Floyd, Jerry L. Winsor, Komunikasi Bisnis dan Profesional, 1992, hal 10
12
Aktivitas komunikasi juga bergantung pada konteks yang dihadapi, yaitu lingkungan yang mempengaruhi komunikasi, dilihat dari banyaknya individu yang terlibat dapat dibedakan menjadi komunikasi interpersonal, antarpribadi, kelompok, organisasi dan massa. Dilihat dari dimensi ruang lingkup sosial, komunikasi politik dan komunikasi bisnis.
2.2 Public Relations 2.2.1
Definisi Public Relations
Majelis Humas Dunia (World of Assembly of Public Relations) mendefinisikan humas sebagai berikut: Public Relations is the art and social sciene of analyzing tends, predicting their consequence, counseling organizarions leaders and implemeting planned programs of action which serve both the organization’s and the public interest. Humas adalah seni dan ilmu sosial dalam menganalisa kecenderungan, memperkirakan akibat-akibat, memberikan saran kepada pimpinan perusahaan serta melaksanakan program tindakan terencana yang melayani baik kepentingan organisasi dan khalayaknya. Menurut Frank Jefkins, terdapat begitu banyak definisi humas, namun ia sendiri memberikan batasan humas, yakni “sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar antara suatu
13
organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”4
2.2.2
Fungsi Public Relations Di lain pihak, dalam peran sebagai Communicator, Back-up management,
and makes an good image, public relations berfungsi secara garis besar tugasnya antara lain sebagai berikut:5 1.
Menumbuhkembangkan
citra
posistif
perusahaan
(corporate
image) terhadap public ekternal atau masyarakat luas, demi tercapainya saling pengertian bagi kedua belah pihak. 2.
Membina hubungan yang posisitf anatarkaryawan (employee relations), dan anatara karyawan dengan pimpinan atau sebaliknya, sehingga akan tumbuh corporate culture (budaya perusahaan) yang mengacu kepada disiplin dan motivasi kerja, profesionalisme yang tinggi, serta memiliki sense of belonging terhadap perusahaan yang baik.
Sehingga fungsi Public Relations menurut tugasnya dapat diuraikan secara umum menurut stakeholdernya menjadi employee relations, investor relations, customer relations, media relations, government relations dan community relations.
4
Morissan, Manajemen Public Relation: Strategi menjadi Humas Profesional, 2010, 8.
5
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Konsepsi dan Aplikasi, 2006, 250-251.
14
2.2.3 Peran Public Relations Ada empat peran PR yang mendeskripsikan sebagain besar praktik mereka6, yaitu: 1. PR sebagai Teknisi komunikasi bertugas menulis dan mengedit newsletter karyawan, menulis news release dan feature, mengembangkan isi web, dan menangani kontak media. Praktisi yang melakukan peran ini biasanya tidak hadir saat manajemen mendefinisikan problem dan memilih solusi. Tidak mengetahui motivasi secara menyeluruh atau tujuan yang diharapkan. Namun mereka diberi tugas untuk menjelaskannya kepada karyawan dan pers.
2. Expert Prescriber, Ketika para praktisi mengambil peran sebagai pakar/ahli, orang lain akan menganggap mereka sebagai otoritas dalam persoalan PR dan solusinya. Manajemen puncak menyerahkan PR di tangan para ahli dan manajemen bisa mengambil peran pasif saja. Bertugas mengidentifikasi problem, mengembangkan program, dan bertanggung jawab penuh atas implementasinya.
3. Fasilitator Komunikasi, Sebagai pendengar yang peka dan perantara komunikasi. Bertindak sebagai perantara, interpreter, dan mediator antara organiasi dan publiknya. Tujuannya adalah memberi informasi yang
6
Scott M.Cutlip, Allen H.Center & Glen M.Broom, Effective Public Relation, 2006, 45 – 48.
15
dibutuhkan baik oleh manajemen maupun publik untuk membuat keputusan demi kepentingan bersama. Bertindak sebagai sumberi informasi dan agen kontak resmi antara organisasi dan publik.
4. Fasilitator pemecah masalah, PR berkolaborasi dengan manajer lain untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah. Fasilitator pemecah masalah dimasukkan ke dalam tim manajemen karena mereka punya keahlian dan keterampilan dalam membantu manajer lain untuk menghindari masalah atau memecahkan masalah. Pandangan PR akan dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan manajemen.
2.2.4
Marketing Public Relations
Cabang ilmu Public Relations yang diarahkan pada konsumen disebut Marketing Public Relations. Adalah Philip Kotler yang pertama kali memunculkan konsep Mega Marketing yang merupakan perpaduan antara kekuatan PR dan Marketing Mix. Kemudian muncul lagi istilah Marketing Public Relations (MPR), sebagai pengembangan tahap berikutn dari konsep sebelumnya (Megamarketing) yang dipopulerkan oleh Thomas L. Harris. Menurut Thomas L. Harris (The Marketer’s Guide to Public Relations) Marketing Public Relations adalah Sebuah proses perencanaan dan pengevaluasian program yang merangsang penjualan dan pelanggan. Hal tersebut dilakukan melalui pengkomunikasian
16
informasi yang kredibel dan kesan-kesan yang dapat menghubungkan perusahaan, produk dengan kebutuhan serta perhatian pelanggan.7 Thomas L. Harris Melihat praktek-praktek public relations pada kegiatan pemasaran, menyarankan agar para praktisi dapat memisahkan kegiatan yang menjadi bagian marketing (Marketing Public Relations atau MPR) dan kegiatan yang menjadi bagian dari tingkat korporat (Corporate Public Relations
atau
CPR). Sedangkan menurut Rhenald Kasali Marketing Public Relations adalah bagian dari kegiatan pemasaran, penanggung jawab tertingginya adalah manajer pemasaran, dan objective dari kegiatan Marketing Public Relations (MPR) adalah mendukung objective di bidang pemasaran.8 Marketing Public Relations (MPR), sebagaimana dijelaskan sebelumnya, merupakan perpaduan (sinergi) antara pelaksanaan program dan strategi pemasaran (marketng strategy implementation) dengan aktivitas program kerja Humas (work program of PR) dalam upaya meluaskan pemasaran dan demi tercapainya kepuasan konsumen (customer satisfaction)9.
7
Rosady Ruslan, op.cit., 245.
8
Rhenald Kasali, Manajemen Public Relation; Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, 2005, 14.
9
Ibid, 249.
17
2.2.4.1
Peranan Marketing Public Relations Menurut Kotler (1993:268) peranan Marketing Public Relations dalam upaya mencapai tujuan utama organisasi atau perusahaan dalam berkompetisi, secara garis besarnya yaitu sebagai berikut10 :
1. Menumbuhkembangkan kesadaran konsumennya terhadap produk yang tengah diluncurkan itu. 2. Membangun kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atau manfaat (benefit) atas produk yang ditawarkan/digunakan. 3. Mendorong antusiasme (sales force) melalui suatu artikel sponsor (advetorial) tentang kegunaan dan manfaat suatu produk. 4. Menekan biaya promosi iklan komersial, baik di media eletronik maupun media cetak dan sebaginya demi tercapainya efisiensi biaya. 5. Komitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen, termasuk upaya mengatasi keluhan-keluhan (complaint handling) dan lain sebagainya demi tercapainya kepuasan pihak pelanggan. 6. Membantu mengkampanyekan peluncuran produk-produk baru dan sekaligus merencanakan perubahan psosisi produk yang lama. 7. Mengkomunikasikan terus-menerus melalui media PR (Houise PR Journal) tentang aktivitas dan program kerja yang berkaitan dengan kepedulian sosial dan lingkungan hidup, agar tercapai publikasi yang positif di mata masyarakat/publik.
10
Rosady Ruslan, op.cit., 254 -255.
18
8. Membina dan mempertahankan citra perusahaan atau produk barang dan jasa, baik segi kuantitas maupun kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumennya. 9. Berupaya secara proaktif dalam menghadapi suatu kejadian negatif yang mungkin akan muncul di masa mendatang, misalnya terjadinya krisis kepercayaan, menurunnya citra perusahaan hingga resiko terjadinya krisis manajemen, krisis moneter, krisis multidimensional dan lain sebagainya.
Sinergitas anatara pelaksanaan strategi pemasaran dan aktivitas program kerja Humas, jika dijabarkan lebih lanjut sebagai maka fungsi pemasaran sebagaimana dijabarkan dalam bauran pemasaran (marketing mix), yaitu: product, price, placement and promotion, yang merupakan sarana untuk mencapai tujuan pemasaran (marketing objectives), yaitu : 1
Mengadakan riset pasar, untuk mendapatkan informasi bisnis yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumennya.
2
Menciptakan produk yang sesuai dari hasil riset pasar tersebut
3
Menentukan harga produk yang rasional dan kompetitif
4
Menentukan dan memilih target konsumen (target audience)
5
Merencanakan dan melaksanakan kampanye promosi produk (pre-project selling) yang akan diluncurkan, serta mampu bersaing di marketplace dan cukup menarik ( eyes catching) baik segi kemasan, maupun kualitas produk yang ditawarkan terhadap konsumennya
6
Komitmen terhadap pelayaan purna jual
19
Sedangkan bauran pemasaran jasa sesuai dengan karakteristik segmennya (marketing mix) menurut Zethaml, 2000: 18-2111, dibedakan menjadi : 1. Produk (Product) Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi keinginan konsumen. Banyaknya produk yang ditawarkan membuat konsumen semakin selektif dalam memilih suatu produk yang sesuai tetapi jika kemudian konsumen menemukan produk yang cocok, maka konsumen akan menjadi pelanggan tetap produk tersebut. Kualitas, kemasan, label, dan kegunaan produk merupakan hal yang menjadi pertimbangan konsumen. Kualitas produk harus tetap dijaga dan diperhatikan secara detail. Kemasan sangat mempengaruhi perhatian konsumen, sehingga kemasan harus dibuat semenarik mungkin dan mudah untuk diingat oleh konsumen. Selain itu semua, konsumen juga melihat dari sisi manfaat atau kegunaan dari produk tersebut.
2. Harga (Price) Harga
merupakan
pertimbangan
konsumen
sebelum
melakukan
pembelian. Konsumen akan memperhatikan kualitas produk dengan harga yang diberikan. Apabila harga suatu produk cukup tinggi tetapi memiliki kualitas produk yang baik (worthed), konsumen tidak akan bermasalah. Dalam penetapan penentuan harga ditentukan berdasarkan pada biaya
11
Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, 2008, hal 48-65.
20
produksi dan laba yang akan didapat oleh perusahaan. Harga pun juga dapat ditentukan dengan melihat harga competitor sebagai perbandingan harga yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur penetapan dalam penentuan harga. Pemberian diskon juga terkadang dilakukan untuk menarik konsumen karena sesuai dengan prinsip ekonomi, konsumen suka membeli barang dengan harga murah tetapi dengan kualitas barang yang bagus.
3. Lokasi (Place) Proses pendistribusian yang dilakukan harus tetap menjaga kualitas dan penampilan dari produk. Distribusi dikelompokan menjadi 3 golongan yaitu pedagang besar, agen, dan pengecer. Pedagang besar yaitu pedangan yang ruang lingkupnya lebih besar dalam menjual produk seperti kepada pedagang besar lain, pengecer, dan konsumen; sedangkan agen merupakan pedagang yang ruang lingkupnya berada setingkat dibawah pedangang besar karena tidak mempunyai hal dalam kepemilikan produk. Pengecer adalah pedangang yang menjual barang ke konsumen akhir. Dalam melakukan distribusi, perusahaan harus memperhatikan tempat yang strategis untuk memasarkan produk, persaingan pasar, kebutuhan konsumen setempat, dan juga biaya yang dikeluarkan dalam memasarkan produk.
21
4. Promosi (Promotion) Promosi dilakukan agar konsumen bisa mengenal produk yang ditawarkan. Kegiatan ini biasa ditunjukan dalam bentuk contoh barang, brosur,
seminar,
reklame,
peragaan,
demonstrasi,
pameran,
dan
sebagainya. Promosi yang paling banyak dilakukan adalah dengan pemberian sample produk sehingga calon konsumen dapat mencoba produk perusahaan. Kegiatan promosi umumnya dilakukan di tempattempat yang ramai akan target market produk tersebut seperti di pusat perbelanjaan, tempat rekreasi, pameran, dan sebagainya
5. Orang (People) Orang adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-elemen dari orang adalah pegawai perusahaan, konsumen dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua sikap dan tindkan karyawan, bahkan cara berpakaian dan penampilan mempengaruhi persepsi konsumen dan keberhasilan penyampaian pesan. Elemen people memiliki 2 aspe : a. Service People, dalam organisasi jasa, service people memegang jabatan ganda, yaitu mengadakan jasa dan menjual jasa tersebut. Melalui pelayana yang baik, cepat, ramah, teliti dan akurat dapat menciptakan perusahaan.
kepuasan
dan
kesetian
pelanggan
terhadap
22
b. Customer, faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada diantara pelanggan. Pelanggan dapat mmeberikan persepsi kepada nasabah lain tentang kualitas jasa yang pernah didapatnya dari perusahaan.
6. Sarana Fisik ( Physical Evidence) Sarana fisik merupakan suatu hal yang secara nayata turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk di dalamnya adalah bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lain yang disatukan dengan service yang diberikan.
7. Proses ( Process) Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa.
2.3 Stakeholder 2.3.1
Definisi stakeholder Stakeholder adalah pihak-pihak, individu, kelompok, organisasi atau sistem sosial yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh keberadaan dari organisasi. Menurut Freeman, stekholder merupakan individu atau
23
kelompok yang bisa mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh organisasi sebagai dampak dari aktivitas-aktivitasnya.12 Pengertian stakeholder menurut Rhenald Kasali dalam Manajemen Public Relations adalah sebagai berikut: "Stakeholders adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun luar perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan perusahaan. Stakeholders bisa berarti pula setiap orang yang mempertaruhkan hidupnya pada perusahaan. Penulis manajemen yang lain menyebutkan bahwa stakeholders terdiri atas berbagai kelompok penekan (pressure group) yang mesti di pertimbangkan perusahaan13 Secara umum, stakeholder dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yani stakeholder internal dan stakeholder eksternal14. Unsur-unsur stakeholder internal adalah sebagai berikut :
1. Pemegang Saham Merupakan bagian dari stakeholder internal baik individu ataupun kelompok nyang menanamkan sahamnya/berinvestasi di suatu perusahaan tertentu dalam rangka untum memperoleh pembagian keuntungan dari perusahaan.
2. Manajer dan Top Executives 12
Freeman, R.E, Startegic Management: A Stakeholder Approach, 1984.
13
Rhenald Kasali, op.cit, 63.
14
Ibid. 66 – 75.
24
Yaitu bagian dari perusahaan yang berada di bawah kendali pemilik perusahaan dan memegang jabatan struktural yang berfungsi sebagai alat kontrol pemilik terhadap organisasi. 3. Karyawan Adalah orang-orang di dalam perusahaan yang tidak memegang jabatan struktural. 4. Keluarga Karyawan Sedikit sekali perusahaan yang menyadari bahwa keluarga karyawan menaruh minat yang besar terhadap perushaaan tempat anggota keluarganya bekerja. Karean kurangnay informasi yang benar tentang perusahaan, keluarga karyawan sering membuat asumsi sendiri menurut pandangannya masing-masing, atau menurut informasi yang diterima dari anggota keluarga lain. Perilaku anggota keluarga sering menjadi tidak sesuai dengan tuntutan perilaku anggota tersebut di dalam pekerjaan, Pada gilirannya gap ini akan mengganggu moral kerja karyawan.
Stakeholder eksternal adalah unsur-unsur yang berada di luar kendali perusahaan (uncontrollable)15. 1. Konsumen Adalah raja yang mempunyai hak untuk memilih barangnya sendiri. 2. Bank
15
Rhenald Kasali, op.cit., 75 – 80.
25
Adalah lembaga komersial yang tidak hanya mengandalkan bunga yang diterima, melainkan jug jaminan atas pengembalian pinjaman pokok debitur. Oleh karena itu, selain melihat kelayakan usaha, bank juga akan terus memantau kredibilitas perusahaan, tingkat likuiditas, dan jaminan yang dimiliki. 3. Pemerintah Adalah penentu kebijakan dan pengatur dunia usaha. Peran Pemerintah anatara lain dibutuhkan dalam menciptakan lapangan pekerjaan, menyediakan modal, melindungi para karyawan, melindungi sumber alam, mengatur hukum, serta mengatur dan merangsang minat investasi modal asing. 4. Pesaing Suatu sistem ekonomi yang sehat selalu memperkenankan timbulnya persaingan.
Dengan
adanya
persaingan,
timbul
dorongan
untuk
memperbaiki kualitas produk, pelayanan dan harga. 5. Penyalur/Pemasok Menguasai jaringan distribusi 6. Komunitas Masyarakat yang tinggal, hidup dan berusahan di sekitar lokasi pabrik, atau kantor suatu perusahaan
26
2.4 Pameran Pameran berasal dari kata pamer yang berarti mempertunjukkan sesuatu yang dimiliki kepada orang lain ataupun khalayak, adapun bentuk jasa yang diberikan adalah jasa mempertemukan antara penjual dan pembeli dalam satu ruang. Dalam pelaksanaanya sebuah pameran merupakan paduan konsep dan kegiatan promosi. Yang dimaksud dengan pameran menurut Rosady Ruslan, adalah kegiatan yang menunjukkan sesuatu kepada orang banyak mengenai kelebihan dan keunggulan yang dimiliki sesuatu tersebut. Secara umum, sebenarnya pameran merupakan suatu media promosi dan iklan yang bertujuanmemperkenalkan suatu produk atau jasa kepada masyarakat dengan harapan mereka tertarik dan kemudian membelinya. Efektifnya pameran adalah pada sarana komunikasi itu. Publik dapat menyaksikan peragaan proses produksi barang atau benda tertentu16. Klasifikasi pameran, dibedakan menjadi 4 sebagai berikut: Berdasarkan jenisnya 1.
Pameran Barang, yang dipertunjukkan adalah benda-benda yang umunya berbentuk asli misalnya mobil dan lukisan.
2.
Pameran kegiatan/Jasa, pada pameran terdapat benda, tapi yang ingin dipamerkan bukablah benda, melainkan prosesnya
16
Rosady Ruslan, op.cit., 239 – 241.
27
Berdasarkan sifatnya 1.
Pameran Khusus, diselenggarakan secara mandiri oleh organisasi tertentu misalnya persatuan penggemar perangko dan pelukis.
2.
Pameran Bersama, untuk menghemat biaya, beberapa organisasi dalam bidang yang sama atau dengan tujuan yang sama mengadakan pameran bersama.
3.
Pameran Umum, adalah sama dengan pameran bersama yang diikuti oleh siapa saja dan jenis barang apa saja
Berdasarkan frekuensinya 1.
Pameran berkala, diadakan secara berkala, setiap bulan, setiap triwulan, setiap tahun
2.
Pameran Insidental, diselenggarakan secara insidental apabila dianggap perlu atau ada kesempatan.
Berdasarkan lingkup geografis 1.
Pameran Lokal, biasanya diadakn di sebuah kota untuk menginformasikan kegiatan organisasi atau hasil produksi perusahaan setempat
2.
Pameran Nasional, yang disajikan pada pameran nasional adalah kegiatan lembaga-lembaga bertaraf nasional atau hasil prodksi dalam negeri yang lingkup pemasarannya seluas wilayah negara
28
3.
Pameran Internasional, diikuti oleh negara-negara di seluruh dunia yang memamerkan hasil produksi maupun kegiatan-kegiatan dari negeri bersangkutan
2.5 Citra 2.5.1
Definisi Cornelissem (2000:120) menyatakan bahwa “ an image is a perception of
a receiver of his or her received projection of the corporate identity and own reflection of interpretations of various attributes from various source. It is a complex of cognitive interpretations that members of the key publics hold of an organization ”. Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu citra adalah persepsi dari seorang penerima berdasarkan pertimbangan yang dimilikinya terhadap identitas perusahaan dan daya reflek interpretasi terhadap berbagai atribut perusahaan dari berbagai sumber. Citra memiliki sebuah interpretasi yang kompleks dimana masyarakat merasa berkepentingan terhadap sebuah organisasi. Kottler
(2003)
yang
menyebutkan
bahwa
citra
perusahaan
menggambarkan sekumpulan kesan (impressions), kepercayaan ( beliefs ), dan sikap ( attitudes ), yang ada di dalam benak konsumen terhadap perusahaan. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pembentukan citra perusahaan terdapat beberapa indikator yang dijadikan ukuran dalam penilaian citra, yaitu, Kesan dan Kepercayaan.
29
2.5.2 Jenis Citra Menurut Frank Jefkins, dalam bukunya Hubungan Masyarakat, ada beberapa jenis citra (image) yang dikenal di dunia aktivitas hubungan masyarakat (public relations), dan dapat dibedakan satu dengan yang lain sebagai berikut :17 1.
Citra Cermin (mirror image) Pengertian disini bahwa citra cermin yang diyakini oleh perusahaan bersnagkutan, terutama para pemimpinnya, yang selalu merasa dalam posisi baik tanpa mengacuhkan kesan orang luar. Setelah diadakan studi tentang tanggapan, kesan dan citra di masyarakat ternyata terjadi perbedaan antara yang diharapkan dengan kenyataan citra di lapangan, bisa terjadi justru mencerminkan “citra” negatifnya yang muncul.
2.
Citra kini (current image) Citra merupakan kesan yang baik yang diperoleh dari orang lain tentang perusahaan/organisasi atau hal yang lain berkaitan dengan produknya.
3.
Citra Keinginan (wish image) Citra ini berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai tujuan utamanya, bagaimana menciptakan citra perushaan (corporate image) yang posistif, lebih dikenal serta diterima oleh publiknya, keberhasilan dalam bidang marketing dan hingga berkaitan dengan tanggung jawab sosial (social care)
4.
17
Citra Serbaneka (multiple image)
Rosady Ruslan, op.cit., 77 -79.
30
Citra ini merupakan citra pelengkap dari bagaimana public relations menciptakan citra yang diinginkan oleh perusahaan melalui pengenalan (awarness) terhadap identitas perusahaan, seperti, atribut logo, brand’s name, seragam, sosk gedung, dekorasi interior kantor dan penampilan para profesionalnya. 5.
Citra Penampilan (performance image) Citra ini lebih ditujukan kepada subyeknya, yaitu bagaimana kinerja atau penampilan diri para profesional dalam perusahaan. Yang dilihat dari keseluruhan bentuk dan kualitas pelayanan yang dilakukan.
2.5.3
Representasi Citra Event Melibatkan empat komponen penting dalam diri seseorang individu yang
meliputi; persepsi, kognisi, motivasi serta sikap. Citra terbentuk atas persepsi klien terhadap event pameran tersebut, yang diperkuat dengan keyakinan terhadap eksistensi pameran yang kemudian disesuaikan dengan kebutuhan sebagi motivasi dari perusahaan klien atas adanya beberapa kesamaan dan menyikapi dengan ikut serta dan antusias menyambut terselenggaranya dan berpartisipasi aktif dalam mensukseskan event pameran tersebut. Adapun representasi citra event pameran yang dimaksud adalah bagaimana melalui pola komunikasi yang tepat, seorang sales dapat membentuk citra positif event dimata klien. Pengertian representasi menurut Eriyanto (2001:113), setidaknya terdapat dua hal penting berkaitan dengan representasi; pertama, bagaimana seseorang, kelompok, atau gagasan tersebut ditampilkan bila dikaitkan dengan realitas yang
31
ada; dalam arti apakah ditampilkan sesuai dengan fakta yang ada atau cenderuing diburukkan sehingga menimbulkan kesan meminggirkan atau hanya menampilan sisi buruk seseorang atau kelompok tertentu dalam pemberitaan. Kedua, bagaimana eksekusi penyajian objek tersebut dalam media. Eksekusi representasi objek tersebut bisa mewujud dalam pemilihan kata, kalimat, aksentuasi dan penguatan dengan foto atau imaji macam apa yang akan dipakai untuk menampilkan seseorang, kelompok atau suatu gagasan dalam pemberitaan.18 Dalam hal ini, representasi yang dilakukan adalah dalam upaya mengkomunikasikan citra dari event pameran. Dimana sebuah event pameran sama halnya dengan sebuah produk atau jasa, akan tetapi lebih spesifik merupakan sebuah konsep, atau produk non fisik yang diinformasikan kepada klien selaku penerima pesan.
18
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, 2001. Hal. 113.