BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemimpin Menurut Tjiptono (2001:79) pemimpin yang baik harus memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: 1. Tanggung jawab yang seimbang: Keseimbangan disini adalah antara tanggung jawab terhadap pekerjaan
yang
dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang harus melaksanakan pekerjaan tersebut. 2. Model peranan yang positif: Peranan adalah tanggung jawab, perilaku atau prestasi yang diharapkan dari seseorang yang memiliki posisi khusus tertentu. Oleh karena itu pemimpin yang baik harus dapat dijadikan panutan dan contoh bawahannya. 3. Memliki keterampilan yang baik: Pemimpin yang baik harus dapat menyampaikan ide-idenya secara ringkas dan jelas, serta dengan cara yang tepat. 4. Memiliki pengaruh positif: Pemimpin yang baik memiliki pengaruh yang baik terhadap karyawannya dan menggunakan pengaru tersebut untuk hal-hal yang positif. Pengaruh adalah seni menggunakan kekhusukan untuk menyakinkan orang lain akan sudut pandangan orang lain ke arah suatu tujuan atau sudut pandang tertentu. 2.1.2 Pengertian Kepemimpinan Menurut Robbins (2002:163) Kepemimpian adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu 2.1.3 Pengertian Kepemimpinan Transformasional Benjamin (2006 :75) Mampu menginspirasi orang lain untuk melihat masa depan
dengan
optimis,
memperoyeksikan
visi
yang
ideal,
dan
mampu
mengkomunikasikan bawahan bahwa visi dan misi tersebut dapat dicapai. Judge
dan
Bono
(2000:64)
menghasilkan
bahwa
kepemimpinan
trasnformasional mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap komitmen. Tucker dan Lewis (2004:78) mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai pola kepemimpinan yang dapat memotivasi karyawan dengan cara membawa pada citacita dan nilai-nilai tinggi untuk mencapai visi misi organisasi yang merupakan dasar untuk membentuk kepercayaan terhadap pimpinan. Kepemimpinan transformasional merupakan induk kepemimpinan transaksional dan memberikan kerangka referensi pada organisasi. Yuki (2006:50) mengemukakan bahwa seorang pemimpin yang memiliki kapabilitas kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang dapat membangun kepercayaan karyawan kepada pemimpinnya, mempunyai karakteristik faktor-faktor penting. 1. Perilaku karismatik: a. Mendapat rasa hormat untuk dipercaya. b. Kepercayaan kepada yang lain.
Universitas Sumatera Utara
c. Menampilkan standar moral yang tinggi. d. Membangun tujuan- tujuan yang menantang bagi pengikutnya. e. Menjadi model bagi para pengikutnya. 2. Motivasi inspirasional: a. Mengacu pada pemimpin transformasional dalam memotivasi. b. Memberi inspirasi yang ada di sekitar mereka dengan menyampaikan
visi
yang lancar. c. Meningkatkan optimisme d. Semangat kelompok. e. Percaya diri. 3. Stimulasi intelektual: a. Menunjukan usaha pemimpin yang mendorong para pengikut menjadi inovatif. b. Membuat kembali kerangka permasalahan. c. Mendekati pengikut dengan cara baru. 4. Perhatian terhadap individu: a. Memberi perhatian secara personal pada semua individu. b. Membuat semua individu merasa dihargai . c. Mendelegasikan tugas sebagai cara pengembang pengikutnya. 2.1.4 Prinsip-Prinsip Transformasional: 1. Simplifikasi: Keberhasilan diawali dengan visi yang akan menjadi
cermin
dan tujuan bersama. 2.
Motivasi: Kemampuan untuk komitmen dari tiap orang yang terlibat terhadap visi yang sudah dijelaskan adalah hal kedua yang perlu kita lakukan, dia bisa memotivasi dan memberi energi para pengikutnya.
Universitas Sumatera Utara
3. Fasilitasi: Untuk secara efektif memfasilitasi “pembelajaran” yang terjadi dalam organisasi secara kelembagaan, kelompok/individu. 4. Inovasi: Kemampuan untuk berani dan bertanggung jawab melakukan suatu perubahan bila mana diperlukan dan menjadi suatu tuntutan dengan perubahan yang terjadi. 5.
Mobilitas: Pengerahan sumber daya yang ada untuk melengkapi dan memperlakukan setiap orang yang terlibat di dalamnya untuk mencapai visi dan tujuan.
6.
Siap Siaga: Kemampuan untuk selalu siap belajar tentang diri mereka sendiri dan menyambut perubahan dengan paradigma baru yang positif.
7. Tekad: Tekad bulat untuk selalu sampai pada akhir, tekad untuk menyelesaikan sesuatu dengan baik dan tuntas. 2.1.5 Gaya Kepemimpinan Gaya Kepemimpinan (Leadership style) Seorang pemimpin akan sangat berpengaru terhadap kinerja pegawai dan pencapaian tujuan. Pemilihan gaya kepemimpinan yang benar dan tepat dapat mengarahkan pencapaian tujuan perorangan maupun tujuan organisasi, perusahaan maupun lembaga pemerintahan. Dengan gaya kepemimpinan yang tidak sesuai dapat mengakibatkan pencapaian tujuan perusahaan akan terbengkalai dan pengarahan terhadap pegawai akan menjadi tidak jelas, dimana hal ini dapat mengakibatkan ketidakpastian pada anggota atau pegawai. 1. Kepemimpinan Demokratik. Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Para karyawan memperoleh informasi dari pemimpin tentang kondisi yang mempengaruhi pekerjaan mereka dan didorong untuk mengungkapkan gagasan dan mengajukan saran
Universitas Sumatera Utara
kecenderungan yang umum adalah ke arah penerapan praktek partisipasi lebih luas karena konsisten dengan model perilaku organisasi yang suportif dan kolegial. 2. Kepemimpinan Autokratik. Para pemimpin autokratik memusatkan kuasa dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri. Mereka menata situasi kerja yang rumit bagi para karyawan, yang melakukan apa saja yang diperintahkannya. Pemimpin berwenang penuh dan memikul tanggung jawab sepenuhnya. Kepemimpinan autokratik umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman, tetapi kepemimpinan seperti ini dapat pula positif, seperti yang ditujukan oleh autokratik yang murah hati (benevoleni autocratic) yang cenderung memberikan imbalan kepada karyawan. 3. Kepemimpinan Laissez Faire. Para pemimpin bebas kendali menghindari kuasa dan tanggung jawab. Mereka sebagian besar bergantung pada kelompok untuk menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri. Pemimpin hanya memainkan peranan kecil. Kepemimpinan bebas kendali mengabaikan kontribusi pemimpin dengan cara yang kurang lebih sama seperti kepemimpinan autokratik mengabaikan kelompok. Kepemimpinan ini cenderung memungkinkan berbagai unit organisasi yang berbeda untuk bergerak maju dengan tujuan yang bertentangan satu sama lain, dan ini dapat menimbulkan kekacauan. 4. Kepemimpinan Transaksional. Kepemimpinanan merupakan kontrak sosial antara pemimpin dan pengikutrnya. Pemimpin dan para pengikutnya merupakan pihak-pihak independen yang masingmasing mempunyai tujuan, kebutuhan, dan kepentingan sendiri. Sering tujuan dan kepentingan tersebut saling bertentangan, sehingga mengarah ke situasi konflik.
Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Keberhasilan Usaha Keberhasilan usaha yaitu keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan usaha mempunyai hubungan signifikan terhadap tercapainya visi atau tujuan untuk meraih keberhasilan usaha.(Dalimunthe, 2003:32) 1. Keuntungan Keuntungan adalah hasil yang diperoleh dari penjualan dari sebuah produk. Keuntungan akan tercapai apabila harga pokok produksi telah tercapai. 2. Jumlah Penjualan Jumlah penjualan adalah total penjualan produk atau jasa. Jumlah penjualan meningkat apabila barang yang tersedia habis dijual. 3. Pertumbuhan usaha Pertumbuhan usaha adalah peningkatan aktivitas usaha pada periode tertentu. Pertumbuhan ini di ikuti dengan meningkatnya laba, pelanggan serta nama baik. Sukses tidak terjadi secara kebetulan, secara instan dan tidak pula turun tiba- tiba dari langit. Sukses adalah proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras (Hutagalung, 2008:46). Sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usahanya jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah. (Nasution:2001:12) 2.1.7 Bentuk kepemilikan pada suatu usaha : Menurut Madura (2001:35) menyebutkan macam-macam kepemilikan bisnis antara lain: 1. Franchise Franchise (waralaba) adalah suatu pengaturan perjanjian dimana seorang pemilik bisnis memperbolehkan pemilik bisnis lain memakai merek daganganya atau hak
Universitas Sumatera Utara
ciptanya, dalam kondisi tertentu. Setiap waralaba menjalankan operasi bisnisnya secara mandiri dan biasanya dimiliki oleh pengusaha perseorangan. 2. Milik Sendiri Pemilik perusahaan perseorangan disebut pengusaha perseorangan. Pengusaha perseorangan mendapatkan pinjaman dari kreditor untuk membantu operasional perusahaan, tetapi pinjaman ini tidak menggambarkan kepemilikan. Pengusaha perseorangan wajib membayar sendiri semua utang akibat pinjaman, tetapi tidak perlu membagi keuntungan kepada kreditor. 3. Cabang Bentuk kepemilikan cabang disebut juga kemitraan yaitu mitra usaha yang tanggung jawabnya terbatas kepada modal atau properti yang dikontribusikan kepada perusahaan kemitraan tersebut. 2.1.8 Usaha Kecil Banyak diantara para pelaku bisnis belum mengetahui bagaimana menjalankan usahanya dengan baik. Hal yang mudah diketahui untuk menjalankan bisnis. Tips-tips dalam menjalankan usaha Nickels (2005:187) Berikut ditampilkan beberapa tips dalam mempelajari usaha kecil : 1. Belajar dari orang lain. Banyak para enrtepreneur belajar menjalankan usahanya dengan menjadi pegawai atau karyawan dari orang lain. Dilain sisi, anda akan mendapatkan jaringan orang-orang yang dikenal melalui atasan perusahaan itu, sehingga mempermudah untuk membuka usaha baru.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengalaman Bekerja. Banyak para entrepreneur berasal dari manajemen korporasi. Dengan menjalankan usaha kecil part time, ketika waktu kosong atau ketika liburan. Pengalaman akan tercipta sebelum benar-benar serius mengelola usaha tersebut. 3. Mengambil Alih Perusahaan. Menjalankan manajemen usaha kecil akan menyita waktu, dedikasi dan determinasi. Para pemilik bekerja sepanjang hari dan jarang untuk liburan. Setelah menjalankan usahanya beberapa tahun, mereka akan bosan terhadap bisnis mereka. Disinilah entrepreneur berperan. Carilah usaha kecil yang prospek tapi pemiliknya kurang bersemangat dalam mengelolanya. Berikan mereka jaminan dalam menjalankan usaha dengan cara profesional dan tempatkan posisi anda langsung sebagai asisten manajer. Apabila entrepreneur tersebut berusaha keras, kemungkinan besar perusahaan itu akan dijual kepada entrepreneur untuk dikelola sendiri. 2.2 Penelitian Terdahulu Barar (2006) berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimipinan Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bengkel DHUHA SERVICE” di Jombang S1 Program Studi Ekonomi jurusan manajemen konsentrasi bidang M SDM fakultas ekonomi Universitas Brawijaya Malang” pengaruh Gaya
Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui
Kepemimpinan Transformasional terhadap kinerja karyawan
pada bengkel Dhuha Service dan untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan pada bengkel Dhuha Service. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional (X) Berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y) Pada bengkel Dhuha Service.
Universitas Sumatera Utara
Masrudin (2007) berjudul ” Pengaruh Spirit Of Entrepreneur Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Usaha Makanan Di Jl. Dr Mansyur Medan ” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang pengaruh spirit of entrepreneur terhadap keberhasilan usaha pada usaha makan di Jl. Dr.Mansyur Medan. Usaha makanan dan minuman merupakan salah satu usaha yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel. Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa Spirit of Entrepeneur (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha (Y) pada usaha makanan Jl. Dr.Mansyur Medan. 2.3 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan (Sugiono, 2005 : 49). Keberhasilan usaha Bengkel Barspeed Medan dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya adalah gaya kepemimpinan transformasional. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah dapat disusun sebuah kerangka konseptual, yaitu: Menurut Dalimunthe (2003:32), keberhasilan usaha yaitu keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan usaha mempunyai hubungan signifikan terhadap tercapainya visi atau tujuan untuk meraih keberhasilan usaha. Keberhasilan usaha mempunyai beberapa faktor penting. 1. Keuntungan 2. Jumlah Penjualan 3. Pertumbuhan Usaha Yuki (2006:50) mengemukakan bahwa seorang pemimpin yang memiliki kapabilitas kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang dapat membangun kepercayaan karyawan kepada pemimpinnya. 1. Perilaku karismatik
Universitas Sumatera Utara
2. Motivasi inspirasional 3. Stimulasi intelektual 4. Perhatian terhadap individu. Dalam kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu gaya kepemimpinan transformasional sebagai Variabel (X) dan keberhasilan usaha sebagai variabel (Y).
Fungsi kepemimpinan yang paling penting adalah memberikan motivasi kepada bawahannya, kepemimpinan transformasional diyakini memiliki pengaruh terhadap perusahaan dalam bentuk non keuangan seperti kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Pemimpin tranformasional memotivasi pengikutnya untuk melakukan sesuatu (kinerja) diluar dugaan (beyond normal expectation) melalui transformasi pemikiran dan sikap mereka untuk mencapai kinerja diluar dugaan tersebut, pemimpin transformasional menunjukkan berbagai perilaku berikut: pengaruh idealisme, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual dan konsiderasi individual. Gaya kepemimpinan seseorang sangat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam mempengaruhi individu atau kelompok, agar perilaku bawahan sesuai dengan tujuan organisasi, maka harus ada perpaduan antara motivasi akan pemenuhan kebutuhan mereka sendiri dan permintaan organisasi. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang mengakui kekuatan-kekuatan penting yang terkandung dalam kepemimpinan suatu kelompok dan fleksibel dalam pendekatan yang mereka gunakan untuk melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan tersebut yang dapat menyebabkan timbulnya motivasi yang dapat meningkatkan kinerja bawahannya.
Universitas Sumatera Utara
Dengan adanya motivasi, maka terjadilah kemauan kerja dan dengan adanya kemauan untuk bekerja serta dengan adanya kerja sama, maka kinerja akan meningkat. Kinerja karyawan merupakan tolak ukur kinerja perusahaan, semakin tinggi kinerja karyawan maka semakin tinggi pula kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan yang baik akan memastikan tercapainya tujuan perusahaan yang berakibat pada keberhasilan usaha. Berdasarkan uraian diatas maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut: Gaya Kepemimpinan Transformasional (X)
Keberhasilan Usaha (Y) 1. Keuntungan
1. Perilaku karismatik 2 Motivasi inspirasional Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian Sumber : Kerangka Konseptual berdasarkan teori McCarthy dalam Sunarto (2006) (diolah)
2.4 Hipotesis Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dan kerangka konseptual, maka hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : Gaya Kepemimpinan Transformasional Berpengaruh positif dan signifikan Terhadap Keberhasilan Usaha Bengkel Barspeed Medan.
Universitas Sumatera Utara