BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank dan Perbankan Secara sederhana bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, 2010 : 11) Menurut Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998, menjelaskan : Perbankan adalah “segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya”. Bank adalah “Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup banyak rakyat”.
9
10
Bank Umum Syariah adalah “bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara nonkonvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”. Menurut Sinkey, dalam taswan (2010:6), bank adalah “department store finance yang menyediakan berbagai jasa keuangan” Menurut Dictionary of bank an Financial Service by Jerry Rosenberry dalam Taswan (2010:6), Bank adalah lembaga yang menerima simpanan giro deposit, dan membayar atas dasar document yang ditarikpada orang atau lembaga tertentu, mendiskonto surat berharga, memberikan pinjaman dan menanamkan dananya surat berharga.
Pengertian Bank menurut Taswan (2010:6) adalah sebagai berikut: Bank adalah lembaga atau perusahaan yang aktifitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang berlebihan dana (surplus spending unit), kemudian menempatkan kembali kepaa masyarakat yang membutuhkan dana (deficit spending unit) melalui penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak.
Dari berbagai pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai lembaga intrmedasi antara masyarakat yang berlebihhan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana.
11
B. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Gubernur Bank Indonesia Nomor 6/10/2004 Tahun 2004 mengenai tingkat kesehatan perbankan adalah “hasil penilaian kuantitatif dan atau penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas asset, menejemen, reentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap resiko pasar (CAMELS)”.
C. Analisis Laporan Keuangan Menurut Halsey,dkk (2005:3) analisis laporan keuangan adalah “aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis”.
Analisis laporan keuangan mengurangi ketergantungan pada firasat, tebakan, dan intuisi dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, salah satu informasi penting yang perlu disediakan oleh perusahaan adalah informasi laporan keuangan. Laporan keuangan ini penting karena melalui informasi laporan keuangan, kita bisa melihat sejauhmana perkembangan yang telah terjadi dalam suatu perusahaan dan juga berdasar informasi tersebut kita nantinya bisa menyusun langkah–langkah apa saja yang perlu dilakukan untuk memperbaiki kinerja perusahaan.
12
D. Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) Pengertian Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Denda Wijaya (2005:12) sebagai berikut. CAR merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) untuk dibiayai dari dana modal bank sendiri, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang) dan lain-lain.
Menurut standar internasional, yaitu Banking for International Settlement (BIS) yang berpusat di Geneva minimum bobot Capital Adequacy Ratio/CAR adalah sebesar 8% dan dari waktu ke waktu akan disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan perbankan yang terjadi. Sementara itu, Bank Indonesia telah menetapkan kewajiban penyediaan modal inti minimum bank umum sebesar Rp.80 Milyar pada akhir tahun 2007 dan meningkat menjadi Rp.100 Milyar pada akhir tahun 2010. Dijelaskan dalam rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) harus memperhitungkan modal bank dan total aktifa tertimbang menurut resiko. 1) Modal Bank Perusahaan membutuhkan modal dalam menjalankan aktifitasnya. Modal merupakan faktor yang sangat penting dalam perusahaan. Terdapat tiga jenis badan usaha, yaitu perusahaan dagang, perusahaan jasa, dan perusahaan manufaktur. Perusahaan memiliki kebutuhan modal yang berbeda-beda tergantung jenis usaha yang dijalankan. Pengertian
13
modal menurut Brigham (2006:62) “modal ialah jumlah dari utang jangka panjang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa, atau mungkin pos-pos tersebut plus utang jangka pendek yang dikenakan bunga”. Definisi modal dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI,2009:9) ”modal adalah hak residual atas asset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban”. 2) Aktifa Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) Menurut Peraturan BI Nomor 10/15/PBI/2008 Tanggal 24 September 2008 Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) adalah : a.
ATMR Kredit Resiko kerugian akibat kegagalan pihak lawan (Countepary) memenuhi kewajibannya. Resiko kredit mencakup resiko kredit kegagalan pihak lawan (Countepary Kredit Risk) dan resiko akibat kegagalan setelmen (Settelment Risk).
b.
ATMR Operasional Operasional meliputi proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan system, dan adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank.
14
c.
ATMR Pasar Resiko suku bunga yaitu akibat perubahan harga instrument dari posisi tranding book yang sebabkan suku bunga, yang meliputi: 1.
Resiko Spesifik ialah perubahan harga instrument keuangan akibat faktor yang berkaitan dengan penerbit instrument.
2.
Resiko umum adalah resiko perubahan instrument keuangan akibat perubahan faktor pasar.
3.
Resiko nilai tukar adalah resiko kerugian akibat perubahan nilai posisi tranding book dan banking book ynag disebabkan oelh perubahan valuta asing yang meliputi resiko perubahan harga, resiko suku bunga, resiko suku bunga.
Sesuai dengan SE BI No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Modal Bank CAR =
x 100% Total ATMR
15
E. Rasio Kredit Bermasalah (Non Performing Loan/NPL) Menurut Siamat (2005:358), Non Performing Loan atau sering disebut kredit bermasalah dapat diartikan sebagai
“pinjaman yang mengalami
kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur” Rasio ini menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Artinya, semakin tinggi rasio ini maka akan semakin semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar yaitu kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian kredit macet. Apabila kredit dikaitkan dengan tingkat kolektibilitasnya, maka yang digolongkan kredit bermasalah adalah kredit yang memiliki kualitas dalam perhatian khusus (special mention), kurang lancar (substandard), diragukan (doubtful), dan macet (loss). Untuk menghitung Non Performing Loan (NPL) memperlukan total kredit bermasalah dan total kredit. 1. Total Kredit Bermasalah Menurut SK Direksi BI No. 31 / 147 / KEP / DIR pasal 10, Total kredit bermasalah adalah kolektibilitas kurang lancar diragukan dan macet bagi sektor ekonomi dapat dijelaskan sebagai berikut:
16
1. Kredit Kurang Lancar Perusahaan tempat penyertaan Bank mengalami kerugian sampai dengan 25% ( dua puluh lima perseratus ) dari modal perusahaan berdasarkan laporan keuangan tahun buku terakhir yang telah diaudit. 2. Kredit Diragukan Perusahaan tempat penyertaan Bank mengalami kerugian lebih dari 25% (dua puluh lima perseratus) hingga dengan 50% (lima puluh perseratus) dari modal perusahaan berdasarkan laporan keuangan tahun buku terakhir yang telah di audit. 3. Kredit Macet Perusahaan tempat penyertaan bank mengalami lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari modal perusahaan berdasarkan laporan keuangan buku terakhir yang telah diaudit. 2. Total Kredit Sesuai SE No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 menejelaskan. “Total kredit pihak hubungan istimewa yang dikurangi cadangan kerugian nilai tahun sekrang dikurangi cadangan kerugian nilai tahun sebelumnya. Kredit merupakan total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk antar Bank) Dana Pihak Ketiga mancakup giro, tabungan, dan deposito (tidak termasuk antar Bank)”. Rasio NPL dapat diumumkan sebagai berikut (SE BI No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004) :
17
,
Kredit dalam kualitas Kurang lancar, Diragukan dan Macet NPL =
x 100 Total Kredit
F. Rasio Kredit yang Diberikan (Loan to Deposit Ratio/LDR) Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar semua dana masyarakat serta modal sendiri dengan mengandalkan kredit yang telah didistribusikan ke masyarakat. Dengan kata lain bank dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya, seperti membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Menurut Riyadi (2004:147), Loan to Deposit Ratio/LDR “dapat dijadikan tolok ukur kinerja lembaga intermediasi yaitu lembaga yang menghubungkan antara pihak yang kelebihan dana (unit surplus of funds) dengan pihak yang membutuhkan dana (unit deficit of funds).” 1. Kredit Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, termasuk.
18
a.
Pembelian Surat Berharga nasabah yang dilengkapi dengan Note Purchase Agreement (NPA).
b.
Pengambilalihan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang
2. Dana Pihak Ketiga Menurut Kasmir (2006:64), bahwa “Dana pihak ketiga adalah dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat, yang terdiri dari simpanan giro, simpanan giro, simpanan tabungan dan simpanan deposit.” Menurut Veithzal Rivai (2007:413) “Dana pihak ketiga yang diperoleh dari masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing” Berdasarkan beberapa pengertian dari dana pihak ketiga diatas maka dapat disimpulkan bahwa dana pihak ketiga adalah dan yang dihimpun bank berasal dari masyarakat baik dalam mata uang rupiah atau mata uang asing yang terdiri dari simpanan giro, simpanan tabungan, simpanan deposito. Adapun beberapa jenis sumber dana pihak ketiga dalam perbankan yaitu:
19
a.
Simpanan Giro (Demand Deposit) Karena sifat penarikannya yang dapat dilakukan setiap saat, Artinya adalah bahwa uang yang disimpan di rekening giro dapat diambil setiap waktu setelah memenuhi berbagai persyaratan yang ditetapkan misalnya waktu jam kantor, keabsahan dan kesempurnaan cek serta saldonya yang tersedia, maka sumber dana dari rekening giro ini merupakan sumber dana jangka pendek yang jumlahnya relatif lebih dinamis tau berfluktuasi dari waktu ke waktu. Dengan kata lain giro ini sebagai dana yang sensitif atau peka terhadap perubahan sehingga disebut pula sebagai dana yang labil yang sewaktu waktu dapat ditarik atau disetor oleh nasabah. Bagi nasabah pemegang rekening giro (giran), sifat penarikan tersebut sangat membantu dalam membiayai nasabah secara lebih efisien. Biasanya simpanan giro ini digunakan untuk kepentingan bisnis, yaitu untuk menampung hasil penerimaan dan untuk pembayaran dari dan kepada para relasi bisnis. Penarikan uang direkening giro dapat menggunakan sarana penarikan yaitu cek dan bilyet giro. Apabila penarikan yang dilakukan secara tunai maka sarana penarikannya adalah dengan menggunakan cek.
Sedangkan untuk
penarikan
non tunai adalah dengan
menggunakan bilyet giro. Di samping itu jika kedua penarikan sarana tersebut hilang maka nasabah dapat menggunakan sarana penarikan lainnya, seperti surat pernyataan atau surat kuasa yang ditandatangani diatas materai.
20
Menurut Kasmir (2006:67) bahwa dalam pelaksanaannya, “setiap pemilik giro (giran) akan memperoleh buku cek dan bilyet giro sebagai instrumen untuk melakukan penarikan dana atau pembayaran atas suatu transaksi”. 1) Cek dapat digunakan untuk suatu pembayaran transaksi secara tunai. Cek dapat ditarik atas unjuk atau atas nama dan tidak dapat dibatalkan oleh penarik, kecuali cek tersebut hilang, atau dicuri dengan dibuktikannya oleh laporan hilang dari kepolisian. Jangka waktu pengunjukan agar mendapatkan pembayaran dari bank atas cek tersebut adalah selama 70 hari sejak tanggal penarikannya. Cek merupakan surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang disebutkan didalamnya atau kepada pemegang cek tersebut. Artinya bank harus membayar kepada siapa saja yang membawa cek ke bank yang memelihara rekening nasabah untuk diuangkan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan baik secara tunai atau secara pemindahbukuan. Adapun jenis-jenis cek yang dimaksud : a. Cek atas nama Merupakan cek yang diterbitkan atas nama seseorang atau badan hukum tertentu yang tertulis jelas di dalam cek tersebut.
21
b. Cek atas unjuk Cek atas unjutk merupakan kebalikan dari cek atas nama. Di dalam cek atas unjuk tidak tertulis nama seseorang atau badan hukum tertentu. Jadi siapa saja dapat menguangkan cek atau dengan kata lain cek dapat diuangkan oleh pembawa cek. c. Cek silang Cek silang atau cross cheque merupakan cek yang dipojok kiri atas diberi dua tanda silang. Cek ini sengaja diberi silang, sehingga fungsi cek yang semula tunai berubah menjadi non tunai atau sebagai pemindahbukuan. d. Cek mundur Merupakan cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal sekarang. Hal ini biasanya terjadi karena ada kesepakatan antara si pemberi cek denga penerima cek. e. Cek kosong Cek kosong atau blank cheque merupakan cek yang dananya tidak tersedia di dalam rekening giro. 2) Pada dasarnya sifat bilyet giro merupakan perintah kepada bank untuk memindahbukukan sejumlah tertentu uang atas beban rekening penarik pada tanggal yang ditentukan kepada pihak yang tercantum namanya dalam warkat bilyet giro tersebut. Bilyet giro dapat dibatalkan secara sepihak oleh penarik disertai dengan
22
alasan pembatalan. Bilyet giro merupakan surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan kaepada pihak penerima yang disebutkan namanya pada bank yang sama atau bank lainnya. Pemindahbukuan pada rekening bank yang bersangkutan artinya dipindahkan dari rekening nasabah si pemberi Bilyet Giro kepada nasabah penerima Bilyet Giro. Sebaliknya jika dipindahbukukan ke rekening di bank yang lain, maka harus melalui proses kliring ke bank lain. Alat pembayaran lainnya adalah surat perintah kepada bank yang dibuat secara tertulis pada kertas yang ditandatangani oleh pemegang rekening atau kuasanya untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak lain pada bank yang sama atau bank lain. Surat kuasa
ini
haruslah
memenuhi
beberapa
persyaratan,
seperti
tandatangan kedua belah pihak, si pemberi kuasa dan si penerima kuasa. Bukti diri dan materai. Pemberian kuasa ini disebabkan pemberi kuasa berhalangan karena sesuatu hal. Bank yang dapat menerima simpanan berupa giro adalah bank umum. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat dilarang menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.
23
Menurut Veithzal Rivai (2007:414), “jenis rekening giro pada bank dibagi dalam tiga golongan, yaitu rekening atas nama suatu badan,
rekening
perorangan, dan
rekening
gabungan
(joint
account)”. 1) Rekening atas nama suatu badan adalah rekening atas nama : a. Instansi-instansi pemerintah/lembaga-lembaga negara negara dan organisasi masyarakat yang tidak merupakan perusahaan b. Semua badan hukum yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang atau peraturan perundang-undangan lainnya. c. PT, Fa, CV, Koperasi, Yayasan dan lain-lain. 2) Rekening perorangan adalah rekening atas nama pribadi Dalam golongan rekening ini termasuk pula rekening yang tidak termsuk dalam golongan rekening atas nama badan, tetapi menggunakan nama dagang seperti : Kongsi, toko, restoran, bengkel, warung, dan sebagainya. 3) Rekening gabungan Pengertian rekening gabungan (joint account) adalah rekening atas nama beberapa orang (pribadi), beberapa badan, dan atau campuran keduanya.
24
Keuntungan Giro bagi bank antara lain : 1) Giro memiliki biaya dana yang termurah dibandingkan dengan jenis dana lainnya. 2)
Pemilik rekening umumnya atas nama perusahaan untuk kepentingan bisnis dan bukan tujuan mendapatkan bunga.
Kendala Giro bagi bank antara lain : 1) Jenis dana yang sensitif dan rentan dengan perubahan 2) Sulit dalam memprediksi cashflow (dana yang mengendap) karena sangat tergantung dengan lingkup usaha nasabah. 3) Sulit dalam mengawasi, terutama untuk penarikan melalui kliring yang terkadang dalam jumlah besar sehingga dapat mengganggu likuiditas bank. 4) Memerlukan waktu dan kemungkinan biaya khusus untuk memelihara nasabah giro agar tidak memindahkan dananya pada bank lain karena kelalaian dalam layanan. Berbeda dengan tabungan dan deposito, terhadap simpanan giro tidak diberikan bunga, tetapi imbalan yang diterima oleh para giran dalam bentuk jasa giro yang besarnya jauh lebih kecil dari suku bunga tabungan dan deposito. Alasan perbedaan ini terutama
25
disebabkan simpanan giro adalah simpanan yang sifatnya sangat sementara. b. Simpanan Tabungan (Save Deposit) Pengertian tabungan menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah : “Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.” Sedangkan menurut Veithzal Rivai (2007:415), tabungan adalah : “Simpanan pihak ketiga dalam rupiah dan atau valuta asing pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu dari masing-masing bank penerbit, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.” Berdasarkan beberapa pengertian tabungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tabungan adalah simpanan dari masyarakat dalam rupiah maupun valuta asing yang penarikannya hanya dapat dilkukan menurut syarat yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat pembayaran lain yang dipersamakan dengan itu. Tabungan ini dikatakan pula sebagai dana yang sensitif atau peka terhadap perubahan sehingga disebut pula sebagai dana yang labil yang sewaktu-waktu dapat ditarik atau disetor oleh nasabah,
26
meskipun frekuensi pengambilannya relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan giro. Akibatnya adalah dana tabungan ini dapat mengendap di bank dalam waktu yang relatif lebih lama dari dana giro. Cara penarikan rekening tabungan yang paling banyak digunakan saat ini adalah dengan buku tabungan, cash card, atau kartu ATM, dan kartu debet. Persaingan ketat dalam penghimpunan dana melalui tabungan antar bank telah banyak memunculkan cara-cara baru untuk menarik nasabah tabungan. Tabungan dapat ditarik dengan cara-cara dan dalam waktu yang lebih relatif fleksibel dibandingkan dengan deposito berjangka, namun masih kalah fleksibel apabila dibandingkan dengan rekening giro. Ditinjau dari sisi bank, penghimpunan dana melalui tabungan termasuik
lebih
murah
daripada deposito tapi lebih
mahal
dibandingkan giro. Menurut Veithzal Rivai (2007:416) keuntungan tabungan bagi bank, antara lain : 1) Nasabah tabungan umumnya berasal dari masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah yang menjadikan tabungan sebagai salah satu sumber pemupukan dana untuk memenuhi kebutuhan yang akan datang.
27
2) Fluktuasi penarikan relatif lebih stabil, dalam artinya secara umum penarikan dalam jumlah yang relatif kecil yang ditujukan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. 3) Jumlah penabung cenderung meningkat dari waktu ke waktu 4) Mengingat
masyarakat
penabung
merupakan
masyarakat
menengah ke bawah, janji-janji pemberian hadiah akan dapat mempengaruhi minat nasabah untuk menabung dan meningkatkan jumlah tabungan. Sedangkan kendala tabungan bagi bank, antara lain : 1) Biaya relatif tinggi mengingat untuk menjaring nasabah dan jumlah dana baru, bank harus melakukan promosi dengan janjijanji hadiah yang menarik. 2) Mengingat nasabah pada umumnya merupakan masayarakat menengah ke bawah yang penarikan dananya melalui mesin ATM, bank banyak menerima keluhan karena mesin ATM yang rusak, belum tersebar, dana yang kosong, kartu ATM yang tidak bisa diakses, dan lain-lain. Bunga tabungan pada dasarnya merupakan kompensasi (bagi hasil untuk bank syariah) yang diberikan oleh bank kepada nasabah atas sejumlah saldo dana yang mengendap di bank. Perhitungan bunga tabungan pada setriap bank tidak sama. Perhitungan tabungan yang digunakan antara lain berdasarkan saldo harian, saldo rata-rata per bulan (rata-rata harian).
28
Menurut Kasmir (2007:74), alat yang sering digunakan untuk menarik dana yang ada di rekening tabungan adalah sebagai berikut : a.
Buku tabungan Merupakan buku yang dipegang oleh nasabah. Buku tabungan berisi catatan saldo tabungan, transaksi penarikan, transaksi penyetoran dan pembebanan-pembebanan yang mungkin terjadi pada tanggal tertentu.
b.
Slip penarikan Merupakan formulir untuk menarik sejumlah uang dari rekening tabungan. Formulir penarikan ini disebut juga slip penarikan biasanya digunakan bersamaan dengan buku tabungan.
c.
Kwitansi Merupakan formulir penarikan dan juga merupakan bukti penarikan yang dikeluarkan oleh bank yang fungsinya sama dengan slip penarikan.
d.
Kartu yang terbuat dari plastik Sejenis kartu kredit yang terbuat dari plastik yang dapat digunakan untuk menarik sejumlah uang dari tabungannya, baik bank maupun di mesin Automated Teler Machine (ATM).
29
c.
Simpanan Berjangka (Time Deposit) Simpanan berjangka merupakan simpanan jenis ketiga yang dikeluarkan oleh bank simpanan berjangka mengandung unsur jangka waktu (jatuh tempo) lebih panjang dan tidak dapat ditarik setiap saat atau setiap hari. Kepada setiap deposan (pemilik deposito) akan diberikan imbalan bunga atas depositonya. Bagi bank bunga yang diberikan kepada para deposan merupakan bunga tertinggi, jika dibandingkan dengan simpanan giro dan tabungan, sehingga deposito oleh sebagian bank dianggap sebagai dana mahal. Keuntungan bagi bank dengan menghimpun dana lewat deposito adalah uang yang tersimpan relatif lebih lama, mengingat deposito memiliki jangka waktu yang relatif panjang dan frekuensi penarikan yang juga jarang. Dengan demikian bank dapat dengan leluasa untuk menggunakan kembali dana tersebut untuk keperluan penyaluran kredit. Pengertian deposito menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah “Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah menyimpan dengan pihak bank.”
30
Persaingan yang ketat dalam penghimpunan dana antar bank telah memunculkan produk produk baru dalam penghimpunan dana. Produk-produk baru tersebut antara lain : 1) Deposito berjangka Menurut Veithzal Rivai (2007:417), bahwa : “Deposito Berjangka adalah Simpanan pihak ketiga (rupiah dan valuta asing) yang diterbitkan atas nama nasabah pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan.” Ketentuan umum deposito berjangka adalah : a)
Waktu penyimpanan tergantung dari jangka waktu yang dipilih nasabah (1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, 18 bulan, atau 24 bulan) dan dapat diperpanjang secara otomatis (ARO).
b) Atas simpanan ini, nasabah memperoleh bukti simpanan berupa bilyet deposito. c)
Tingkat bunga yang diberikan juga berbeda menurut jumlah dan jangka waktunya (bahkan untuk prime customer mungkin saja akan mendapatkan prime rate).
d) Deposito berjangka dapat berupa deposito berjangka biasa atau deposito berjangka otomatis (Automatic Roll Over=ARO), yaitu perpanjangan otomatis dan tingkat bunga yang berlaku sesuai saat perpanjangan. e)
Bunga dibayar setiap bulan sesuai dengan tanggal jatuh tempo.
31
f)
Khusus deposito yang telah jatuh tempo dan
tidak segera
dicairkan oleh nasabah, umumnya bank tidak memberikan bunga kepada nasabah atas keterlambatan penarikan tersebut (melewati
batas
waktu
penempatan),
meskipun
bank
mendapatkan keuntungan dari keterlambatan pencairan oleh nasabah. g) Bagi deposan yang meninggal dunia, depositi dapat dibayarkan kepada ahli waris yang tertera dalam aplikasi permohonan. h) Untuk pencairan deposito sebelum jatuh tempo, umumnya oleh bank dibebankan biaya denda penalti (kebijakan setiap bank tidak sama) Penerimaan setoran deposito berjangka adalah sebagai berikut : a)
Setoran secara tunai
b) Setoran dengan warkat bank yang bersangkutan c)
Setoran dengan warkat bank lain
Penarikan/pengambilan bunga/pokok deposito berjangka, antara lain : a)
Dapat ditarik secara tunai.
b) Dipindahbukukan ke rekening lain yang diadministrasikan di kantor cabang penerbit c)
Dipindahbukukan ke rekening lain yang diadministrasikan di luar kantor cabang penerbit.
d) Ditambahkan pada pokok deposito saat perpanjangan.
32
e)
Ditransfer pada rekening bank lain.
Keuntungan deposito berjangka bagi bank adalah : a)
Mudah dalam perencanaan, terutama dalam pengalokasian dana.
b) Mudah dalam memelihara hubungan dengan nasabah. c)
Mudah dalam menyusun cash flow projection.
d) Untuk deposito yang jatuh tempo tidak dicairkan oleh nasabah merupakan dana murah. e)
Tergolong
jenis
dana
yang
stabil,
karena
pencairan
dimungkinkan terjadi ketika jatuh tempo. f)
Mudah dalam memonitor karena mengetahui tanggal jatuh tempo.
g) Jenis dana yang relatif stabil. h) Untuk deposito yang belum jatuh tempo, tetapi dicairkan oleh nasabah, bank memperoleh pendapatan berupa denda penalti yang harus dibayar nasabah (tergantung kebijakan bank). i)
Perpanjangan
dapat
dilakukan
dengan
ARO
sehingga
menghemat biaya administrasi, waktu dan tenaga. j)
Biaya pengelolaan, termasuk biaya administrasi, relatif lebih murah (mengingat simpanan dana untuk deposito ini umumnya pada setiap bank membatasi minimal Rp. 500.000,00 atau Rp. 1.000.000,00) serta dalam penempatan dalam jumlah yang relatif besar dibandingkan dengan tabungan.
33
Sedangkan keuntungan deposito berjangka bagi nasabah, antara lain : a)
Lebih tenang karena ada program penjamin dari pemerintah.
b) Dapat dilakukan secara ARO (Automatic Turn Over) artinya dapat diperpanjang secara otomatis ketika jatuh tempo. c)
Dapat dijadikan jaminan kredit.
d) Khusus untuk penempatan pada sertifikat deposito, dapat disesuaikan dengan kebutuhan cash flow. Selain keuntungan yang bisa didapatkan dari deposito berjangka, ada juga kelemahannya bagi bank, antara lain : a)
Setiap terjadi perubahan suku bunga, bank tidak dapat mengubah suku bunga untuk deposito yang telah diterbitkan sebelumnya.
b) Biaya dana relatif lebih mahal dibandingkan dengan jenis dana lain seperti giro dan tabungan. c)
Pencairan dalam jumlah besar (bila dicairkan sebelum jatuh tempo) akan mengganggu likuiditas bank.
d) dana deposito merupakan dana termahal dari semua jenis dana. Sedangkan kelemahan bagi nasabah, adalah : a)
Setiap terjadi perubahan suku bunga, nasabah tidak dapat segera mencairkannya.
b) Bila dicairkan sebelum jatuh tempo, nasabah dibebankan denda penalti
34
c)
Terikat dengan kontrak karena tidak dapat dicairkan sewaktuwaktu.
2) Sertifikat Deposito Menurut Veithzal Rivai (2007:419), bahwa : “Sertifikat deposito atau negotiable Certifikat of Deposito atau sering disingkat dengan CD adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan atau surat berharga atas unjuk rupiah yang merupakan surat pengakuan utang dari bank dan lembaga keuangan bukan bank yang dapat diperjualbelikan dalam pasar uang.” Ketentuan umum sertifikat deposito adalah sebagai berikut : a)
Dapat diterbitkan setiap bank dan lembaga keuangan.
b) Nilai nominal sertifikat hanya dapat diterbitkan dengan nilai nominal
sekurang-kurangnya
Rp.
1.000.000
(tergantung
kebijakan yang berlaku ketika itu, demikian pula kemungkinan penerbitan dalam mata uang valuta asing). c)
Jangka waktunya adalah sekurang-kurangnya 30 hari dan selamanya 24 bulan. Bunga ditetapkan oleh masing-masing bank atau lembaga keuangan, tergantung dari perkembangan pasar. Hal lain yang menjadi ciri sertifikat deposito adalah dalam hal
pembayaran bunganya. Apabila deposito berjangka bunga dibayarkan setelah dana mengendap, maka bunga dari sertifikat deposito ini dibayarkan dimuka yaitu pada saat nasabah menempatkan dananya dalam bentuk deposito.
35
Tabel 2.1 Perbedaan Deposito berjangka dengan sertifikat deposito
NO
Perbedaan
Deposito Berjangka
1
Kepemilikan
Atas nama
2
Karakter
Tidak dapat
Sertifikat Deposito Atas unjuk
dipindahtangankan
Dapat dipindahtangankan Dapat diperjualbelikan
Tidak dapat diperjualbelikan 3
4
Jangka Waktu
Jangka waktu
Dapat
disesuaikan
dengan
(1,3,6,12,18,atau 24
kebutuhan usaha (hari, minggu,
bulan)
bulan, tahun)
Pembayaran
Setiap tanggal jatuh Pada saat pembukuan rekening
Bunga
tempo bunga/pokok
Pada saat jatuh tempo (pokok ditambah bunga)
5
Perhitungan
Tidak Discount
Discounted
Bunga Persamaan 1
Sifat
Surat Berharga
2
Kewajiban
Berisi
kewajiban
Surat Berharga Berisi Kewajiban untuk membayar
untuk membayar Sumber : Veithzal Rivai (2007:418)
3) Deposit On Call Menurut Sigit Triandaru (2006:99), bahwa: “Deposit On Call adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu dalam
36
jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan antara pihak dengan nasabah.” Sedangkan menurut Veithzal Rivai (2007:420) bahwa ; “Deposit On Call adalah simpanan atas nama bank (atau pihak ketiga bukan bank) dalam jumlah yang besar, tetap berada di bank selama deposan belum menggunakannya, dan penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat pemberitahuan sebelumnya.” Pemberitahuan nasabah kepada bank untuk penarikan tersebut dapat dilkukan misalnya sehari, tiga hari, seminggu atau jangka waktu lainnya yang disepakati atau bank meminta skedul keperluan uang tunai kepada nasabah agar bank dapat menyediakan tepatwaktu sesuai kebutuhan nasabah. Semakin besar dana yang akan ditarik biasanya semakin lama pula jangka waktu pemberitahuan sebelumnya yang diinginkan oleh pihak bank. Instrumen penghimpunan dana ini pada prisnsipnya merupakan perpaduan antara rekening giro dengan deposito berjangka. Tingkat bunganya relatif lebih rendah dibandingkan dengan deposito, tetapi lebih tinggi dari giro. Perbedaan antara deposit on call dengan deposito berjangka terletak pada penarikan simpanannya. Bila nasabah deposito menguangkan depositonya sebelum jatuh tempo, deposan akan dikenakan penalti/denda. Sementara itu, untuk deposit on call, apabila
ingin
menguangkan
memberitahukan terlebih dahulu.
simpanan berjangkanya,
deposan
37
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004) :
Kredit LDR =
x 100% Total Pihak Dana Ketiga
G. Return On Equity (ROE) Return On Equity merupakan hasil pengembalian ekuitas atau rentabilitas modal sendiri. Pengertian Return On Equity menurut Kasmir dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan (2008 : 204) adalah : “rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri.” Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuta demikian pula sebaliknya. Menurut Dahlan Siamat (2005 : 285) mengatakan unsur-unsur modal sendiri sebagai berikut : “Modal sendiri atau disebut juga ekuitas yang terdiri dari modal disetor, agio, modal sumbangan, selisih penjabaran laporan keuangan, selisih penilaian kembali aktiva tetap, dan laba ditahan.” Dari penjelasan diatas didapat kesimpulan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan
38
suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. pemilik bank lebih tertarik pada seberapa besar kemampuan bank memperoleh keuntungan terhadap modal yang ia tanamkan. Alasannya adalah rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dan bank yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank. 1.
Laba Bersih Menurut kamus Bank Indonesia laba bersih adalah “laba bersih yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak (net profit)”
2.
Total Ekuitas Menurut PSAK (2002) pasal 49, ekuitas adalah: ”hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas didefinisi sebagai hak residual untuk menunjukkan bahwa ekuitas bukan kewajiban. Ini berarti ekuitas bukan pengorbanan sumber ekonomik masa datang. Karena didefinisi atas dasar aset dan kewajiban, nilai ekuitas juga bergantung pada bagaimana aset dan kewajiban diukur.”
Jenis Ekuitas menurut pelaporan keuangan perbankan tahun 2010 1.
Modal Saham Modal pemegang saham yang ditamankan dalam perusahaan biasanya dibuktikan dengan lembar-lembar saham. Penanaman modal dalam
39
saham dapat dilakukan dengan bentuk saham prioritas. Baik saham biasa atau saham prioritas, masing-masing mempunyai hak yang pasti maupun hak istimewa sesuai dengan yang ditentukan dalam kontrak. Hak-hak yang melekat pada saham, antara lain: a.
Menerima pembagian laba dalam bentuk deviden kas atau tambahan
lembar
saham
atau
menanggung
rugi
secara
professional. b.
Memberikan suara yang mempengaruhi pengambilan keputusan menejemen.
c.
Mempunyai andil atas pembagian kekayaan perusahaan jika terjadi likuidasi.
2.
Tambahan Modal disetor Menurut PSAK 21 Tahun 2009 “Akun Tambahan Modal Disetor terdiri dari berbagai macam unsur penambah modal, seperti; agio saham, tambahan modal dari perolehan kembali saham dengan harga yang lebih rendah dari pada jumlah yang diterima pada saat pengeluaran, tambahan modal dari penjualan saham yang diperoleh kembali dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan pada saat perolehannya, tambahan modal dari perbedaan kurs modal disetor dan lain sebagainya. Akun Tambahan Modal Disetor tidak boleh didebit atau dikredit dengan pos laba/rugi usaha maupun laba/rugi luar biasa.”
3.
Saldo Laba Menurut PSAK 21 Tahun 2009
40
1. Saldo laba menunjukkan akumulasi hasil usaha periodik setelah memperhitungkan pembagian dividen dan koreksi laba-rugi periode lalu. Akun ini harus dinyatakan terpisah dari akun Modal Saham. Seluruh saldo laba dianggap bebas untuk dibagikan sebagai dividen, kecuali jika diberikan indikasi mengenai
pembatasan
terhadap
saldo
laba,
misalnya;
dicadangkan untuk perluasan pabrik, atau untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang maupun ikatan tertentu. 2. Saldo laba yang tidak tersedia untuk dibagikan sebagai dividen karena pembatasan-pembatasan tersebut, dilaporkan dalam akun tersendiri yang menggambarkan tujuan pencadangan termaksud;
pembatasan-pembatasan
yang
ada
harus
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004):
Laba Bersih ROE =
X 100% Total Equity
H. Tinjauan Terhadap Penelitian Terdahulu Penelitian di bidang perbankan sudah dilakukan. Fransisca dan Hasan Sakti Siregar (2009) yang menunjukan bahwa DPK berpengaruh positif dan
41
signifikan, CAR perpengaruh positif dan tidak signifikan, ROA berpengaruh positif dan signifikan, secara simultan berpengaruh signifikan. Himaniar Triasdini (2008) menunjukan bahwa CAR dan ROA berpengaruh positif terhadap penyalur kredit modal kerja, sedangkan NPL berpengaruh negative signifikan terhadap penyalur kredit moal kerja. Secara simultan,seluruh variable independen berpengaruh signifikan terhadap penyalur modal kerja. Kemudian penelitian yang dilakukan Reynaldo Hamonang dan Hasan Sakti Siregar (2009) menunjukan bahwa CAR dan DER tidak berpengaruh signifikan NPL, OR, LDR berpengaruh negative signifikan. Hapsari (2008) menyataknan bahwa penelitiannya Cash Raio terhadap volume kredit berpengaruh positif terhadap volume kredit. Anna safitri dan Tupi Andi Lubis (2009) dalam penelitianya menyatakan Hanya Debt dan Total Assets yang berpengaruh terhadap penyaluran kredit pada PT BNI tbk medan. Cyndi Adelya dan Hotmal Jafar (2009) dalam penelitiannya Dana pihak ketiga berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap
penyaluran
kredit.
Meydianawathi (2007) dalam penelitiannya menyatakan Dana pihak ketiga, ROA, CAR berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM. Sedangkan NPL berpengaruh negative signifikan terhadap penyaluran kredit. Harmanta dan Ekananda (2005) dala penelitiannya menyatakan Penyaluran kredit merupakan formula dari variable tersebut. Petrus Paga (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Secara parsial CAR dan LDR tidak berpengaruh terhadap ROA, sdedangkan NPL secara statistic berpengaruh dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan secara
42
bersama-sama (simultan) CAR, LDR, dan NPL secar statistic berpengaruh terhadap ROA. Resti Ummi Haryati (2011) menyatakan bahwa Secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap CAR. Sedangkan secara parsial LDR dan ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR, sedangkan variable ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap CAR. Adapun variabel yang berpengaruh paling dominan adalah variabel ROA. Secara ringkas, penelitian-penelitian di atas dilihat pada table berikut in Tabel 2.1 Ringkasan penelitian terdahulu
No
Peneliti dan tahun publikasi
Tujuan penelitian
Hasil penelitian
1.
Fransisca dan Hasan Sakti Siregar (2009)
Meneliti pengararuh factor internal bank terhadap volume kredit.
DPK berpengaruh positif dan signifikan, CAR perpengaruh positif dan tidak signifikan, ROA berpengaruh positif dan signifikan, secara simultan berpengaruh signifikan.
2.
Himaniar Triasdini (2008)
Meneliti pengaruh CAR, NPL, dan ROA terhadap penyalur kredit modal kerja
CAR dan ROA berpengaruh positif terhadap penyalur kredit modal kerja, sedangkan NPL berpengaruh negative signifikan terhadap penyalur kredit moal kerja. Secara simultan,seluruh variable independen berpengaruh signifikan terhadap penyalur modal kerja.
3.
Reynaldo Hamonang dan Hasan Sakti Siregar (2009)
Meneliti pengaruh CAR, DER, NPL, operating ratio, dan LDR terhadap ROE
CAR dan DER tidak berpengaruh signifikan NPL, OR, LDR berpengaruh negative signifikan.
4.
Hapsari (2008)
Meneliti pengaruh LDR, NPL, ROA, dan ROE terhadap pemberian kredit KPR (studi kasus pada PD. BPR di jawa tengah)
Cash Raio terhadap volume kredit berpengaruh positif terhadap volume kredit.
5.
Anna safitri dan Tupi Andi Lubis (2009)
Meneliti Pengaruh Debt to Total Assets, Quick Ratio, Net Profit margin, Return On Invesment debitur
Hanya Debt dan Total Assets yang berpengaruh terhadap penyaluran kredit pada PT BNI tbk medan
43
6.
Cyndi Adelya dan Hotmal Jafar (2009)
Meneliti pengaruh dana terhadap penyaluran kredit
Dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit.
7.
Meydianawathi (2007)
Menganalisis perilaku penawaran kredit perbankan kepada sektor UMKM
Dana pihak ketiga, ROA, CAR berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM. Sedangkan NPL berpengaruh negative signifikan terhadap penyaluran kredit.
8.
Harmanta dan Ekananda (2005)
Meneliti Disintermediasi fungsi perbankan di Indonesia pasca krisis 1997: faktor permintaan atau penawaran kredit.
Penyaluran kredit merupakan formula dari variable tersebut.
9.
Petrus Paga (2010)
Pengaruh CAR, LDR, dan NPL terhadap ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI (tahun 20072009)
Secara parsial CAR dan LDR tidak berpengaruh terhadap ROA, sdedangkan NPL secara statistic berpengaruh dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan secara bersama-sama (simultan) CAR, LDR, dan NPL secar statistic berpengaruh terhadap ROA.
10.
Resti Ummi Haryati (2011)
Pengaruh LDR, ROA, ROE terhadap CAR pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia (Tahun 2007-2009)
Secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap CAR. Sedangkan secara parsial LDR dan ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR, sedangkan variable ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap CAR. Adapun variabel yang berpengaruh paling dominan adalah variabel ROA.
I. Kerangka Konseptual Menurut Erlina dan Mulyani,2007:28 kerangka konseptual adalah “suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor–faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu”. Kerangka konseptual akan menghubungkan antara variabel– variabel penelitian, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Bank adalah lembaga keuangan yang menghimpun lembaga keuangan masyarakat kemudian menyalurkan kembali dalam bentuk kredit merupakan salah satu kegiatan utama dari usaha satu kegiatan utama dari usaha perbankan.
Perkembangan
pemberian
kredit
yang
paling
tidak
menguntungkan adalah apabila kredit bermasalah (Non Perfoming Loan).
44
Non Perfoming Loan (NPL) menunjukan tingkat kredit bermasalah yang dimiliki oleh bank, semakin tinggi tingkat NPL maka rasio probabilitas Return on Equity (ROE) tersebut mejadi kecil. Tingkat kecukupan modal menujukan besarnya modal yang dimiliki bank untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Jika kegiatan operasional dapat berjalan kegiatan operasional dapat berjalan dengan baik maka akan berdampak positif terhadap pendapatan bank tersebut atau dengan istilah lain tingkat kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) ini diduga mempengaruhi Return on Equity Ratio (ROE). Likuiditas bank menujukan kemampuan bank menyediakan dana dalam jumlah cukup, tepat pada waktunya untuk memenuhi kewajibannya. Bank yang terlalu mengejar probabilitas yang tinggi dengan pemberian kredit yang berlebihan dapat mengalami kesulitan likuiditas. Tingkat likuiditas yang diukur oleh Loan to Deposit Ratio (LDR) ini diduga mempengaruhi Return On Equity (ROE). Berdasarkan uraian sebelumnya maka dapar dibuat kerangka konseptual sebagai berikut :
45
Gambar 2.1
Capital Adequacy Ratio (CAR) (X1)
Loan to Deposit Ratio (LDR) (X2)
Non Perfoming Loan (NPL) (X3)
Return on Asset (ROA) (Y) (Variable Dependent)