BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kompetensi Wirausaha 2.1.1 Pengertian Kompetensi Wirausaha Agar mencapai kesuksesan karir di dalam suatu bisnis tentunya tidaklah mudah, ada banyak hal yang harus diketahui dan dikuasai oleh pelaku bisnis tersebut. Menurut Fithri dan Amanda (2012 : 280) kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan individu yang langsung berpengaruh pada kinerja. Sehingga dapat diartikan bahwa wirausaha yang sukses adalah seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap, nilai, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksakanan pekerjaan atau kegiatan. 2.1.2 Jenis-Jenis Kompetensi Wirausaha Menurut Scarborough, dalam Heru,(2009:38), kompetensi wirausaha terbagi 10 yaitu: 1. Kenali bisnis anda, seorang wirausaha dalam melakukan kegiatan usaha harus mengetahui dengan jelas bisnis apa yang dilakukan sekarang dan prospek di masa depan. Beberapa pertanyaan yang harus mampu dijawab wirausaha yang berhubungan dengan bisnisnya: a. Apa produk kita sekarang dan masa mendatang? b. Siapa dan bagaimana konsumen kita? c. Siapa pesaing kita, dan apa yang ia lakukan?
Universitas Sumatera Utara
d. Berada di mana usaha kita dibanding perusahaan produk sejenis? e. Bagaimana cara membangun kompetensi di masa depan? 2. Mengetahui dasar manajemen bisnis, pengetahuan dasar manajemen bisnis merupakan pengetahuan yang harus dan benar-benar dimiliki oleh wirausaha
agar
unggul.
Wirausaha
yang
unggul
membutuhkan
pengetahuan manajemen, seperti: bagaimana melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, staffing, pengkoordinasian, evaluasi serta pengendalian. Di samping pengetahuan manajemen, wirausaha sangat membutuhkan pengetahuan operasional perusahaan, seperti: keuangan, pemasaran produk, pengelolaan tenaga kerja, berproduksi, serta catatan akuntansi dan informasi. 3. Memiliki sikap yang pantas, sifat, sikap yang baik harus dimiliki oleh wirausaha. Wirausaha dalam melakukan kegiatan selalu berhubungan dengan pihak lain di mana pihak lain tersebut memilki kepentingan terhadap kelangsungan usaha. Pada masa kini dan masa depan wirausaha harus mau dan mampu berlaku etis dan memiliki rasa tanggung jawab sosial guna kelangsungan hidup usaha di masa depan. 4. Memiliki modal yang cukup, wirausaha adalah manajer dalam arti memilki kemampuan dalam mengelola usaha. Kemampuan mengelola keuangan merupakan hal yang sangat penting guna kelangsungan hidup usaha. Kemampuan medatangkan modal sangat ditentukan keahlian wirausaha dalam mengevaluasi sumber-sumber pendanaan dan juga pengalaman di bidang keuangan.
Universitas Sumatera Utara
5. Mengatur keuangan secara efisien, wirausaha yang unggul ketika mampu mengelola keuangan dengan efektif. Wirausaha yang mampu mencari sumber pendanaan yang paling murah (cost of capital rendah), mampu melakukan investasi terhadap dana yang tersedia (rate of return lebih besar dari cost of capital), mampu membuat penganggaran, serta mampu memanfaatkan keuntungan usaha dengan tepat. Tidak kalah pentingnya adalah kemampuan untuk mencatat kegiatan operasional setiap hari secara akuntansi, sehingga setiap aktivitas bisa dipertanggung jawabkan secara otentik. 6. Mengatur waktu secara efisien, wirausahawan harus mampu mengelola waktu dengan baik. Adakalanya produk, pemesanan, job dan kegiatan di luar bisnis cukup tinggi sejalan dengan banyaknya kolega. Kemampuan membuat time schedule dan menepati merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk menjaga hubungan baik dengan kolega. 7. Mengelola orang lain , sejalan dengan meningkatnya bisnis, hubungan antara karyawan, dengan orang lain, pihak luar, masyarakat semakin tinggi. Kompleksitas perilaku karyawan, tuntutan kebutuhan, gaya hidup membutuhkan kemampuan untuk mengelola orang dengan lebih baik. Landasan bisnis adalah kemampuan karyawan yang terlatih dengan baik dan termotivasi. Perhatian terhadap penempatan tenaga kerja, penggajian, bonus, promosi, kesejahteraan karyawan dan keluarga sangat dibutuhkan untuk menjaga rendahnya perputaran karyawan.
Universitas Sumatera Utara
8. Memuaskan pelanggan dengan menyediakan produk berkualitas tinggi, wirausaha yang unggul mengajarkan bahwa barang dan jasa yang berkualitas tinggi sangat penting dalam mempertahankan persaingan. Manfaat yang didapat dengan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi
tidak
hanya
mengurangi
bentuk
kerusakan,
tetapi
juga
meninngkatkan produktivitas, meningkatkan kepuasan konsumen, semakin rendahnya biaya, menjaga citra baik perusahaan. 9. Mengetahui bagaimana cara bersaing, persaingan yang sehat, mampu menjaga kemitraan sangat dibutuhkan bagi kelangsungan bisnis di masa depan. Wirausaha harus mengetahui siapa pesaingnya, memiliki kemauan dan kemampuan untuk bagaimana berkompetisi dengan lebih baik, berdasarkan norma etika dan tanggung jawab sosial. Ahli pemasaran Keegan (1996) mengungkapkan bahwa pemasaran kedepan akan berorientasi ke pemasaran strategi, di mana pesaing bukan lagi sebagai lawan yang harus dimatikan tetapi sebagai mitra dalam berlomba memberikan kepuasan konsumen. 10. Membuat aturan/ pedoman yang jelas tersurat, aturan yang jelas dan formal sangat dibutuhkan bagi pertanggung jawaban kegiatan dan kelangsungan
hidup
bisnis.
Aturan-aturan
pekerjaan,
aturan
ketenagakerjaan, skedul kerja, jalur dan rantai pekerjaan harus jelas dan konsisten. Menurut Mitchelmore (2009 : 100), kompetensi wirausaha terbagi 6, yaitu: 1. Mengidentifikasi dan mendefinisikan ceruk pasar yang layak
Universitas Sumatera Utara
2. Mengembangkan produk layanan yang tepat bagi perusahaan 3. Menghasilkan ide 4. Mampu mengenali lingkungan 5. Mengenali manfaat peluang 6. Mampu membuat strategi untuk memanfaatkan peluang Menurut Heru (2009 : 41), disebutkan juga bahwa kompetensi wirausaha terbagi menjadi 7, antara lain: 1. Kompetensi hubungan antar manusia, kompetensi wirausaha yang berhubungan
dengan
kemampuan
menjaga,
membangun,
mengembangkan, hubungan baik dengan orang, serta pihak yang berkepentingan dengan aktivitas perusahaan, seperti dengan: rekan kerja, karyawan, penyalur barang, pemasok bahan, investor, kreditur, masyarakat 2. Kompetensi teknik, kompetensi wirausaha yang berhubungan dengan teknik, cara, bahan serta tenaga kerja yang menghasilkan berang dan jasa yang dihasilkan perusahaan 3. Kompetensi marketing, kompetensi wirausaha yang berkaitan dengan kemampuan wirausaha di bidang pemasaran produk. Kemampuan ini mencakup keahlian melakukan riset pasar, memilih strategi pemasaran, mengkombinasikan bauran pemasaran yang menguntungkan 4. Kompetensi keuangan, kompetensi wirausaha dalam mengelola keuangan, terutama mencari sumber pendanaan yang paling murah, menggunakan dan menginvestasikan dana yang menguntungkan, membuat anggaran
Universitas Sumatera Utara
yang tepat dan membagi laba atas keuntungan usaha dengan memuaskan semua pihak yang berkepentingan 5. Kompetensi konseptual, kompetensi yang dimiliki oleh wirausahawan yang berhubungan dengan kemampuan untuk membuat konsep kegiatan, event, produk yang baik. Konsep tersebut apabila dijalankan dapat berhasil 6. Kompetensi dalam pengambilan keputusan, kompetensi yang dimiliki oleh wirausahawan yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengambil keputusan dengan tepat. Wirausaha selalu berhubungan dengan aktivitas yang berisiko, ketidak pastian lingkungan, maka dibutuhkan keahlian dalam pengambilan keputusan yang tepat, terukur dan menguntungkan. 7. Kompetensi dalam mengatur waktu, kompetesi yang dimiliki oleh wirausahawan yang berhubungan dengan kemampuan mengatur waktu dengan efisien Sedangkan menurut Wu dalam Fithri dan Amanda (2012 : 280), beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha adalah: 1. Kemampuan menganalisis secara sistematis 2. Kemampuan untuk mengambil peluang dan mengelola sumber yang ada 3. Kemampuan untuk menemukan kebutuhan internal dan eksternal dari konsumen 4. Kemampuan untuk belajar dan meningkatkan kompetensi yang dimiliki 5. Kemampuan berkomunikasi
Universitas Sumatera Utara
2.2 Motivasi Wirausaha 2.2.1 Pengertian Motivasi Wirausaha Agar tercapainya kesuksesan tentunya dibutuhkan motivasi yang kuat. Menurut Sukirno (2004 : 191), motivasi didefenisikan sebagai serangkaian karakter dalam diri manusia yang menyebabkan orang berprilaku dalam cara tertentu. Sedangkan menurut Sunyoto (2013 : 191), motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau daya penggerak, motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat diartikan bahwa motivasi adalah sesuatu kekuatan yang dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu dengan ketekunan.
2.2.2 Jenis-jenis Motivasi Dalam Sukirno (2004 : 194), terdapat beberapa teori motivasi dari beberapa ahli antara lain: Teori Taylor Frederick W. Taylor dipandang sebagai perintis dalam studi mengenai sikap dan motiasi manusia dalam bekerja. Dalam bukunya The Principles of Scientific Management, yang diterbitkan tahun 1911, Taylor berpendapat bahwa faktor utama yang mendorong para pegawai untuk bekerja giat adalah kompensasi keuangan yang diberikan. Semakin banyak upah atau gaji yang diberikan semakin giat seseorang itu bekerja.
Universitas Sumatera Utara
Teori Mc Gregor Teori Mc Gregor dikenal juga dengan teori X dan Y, masing-masing teori ini
menerangkan
pandangan
manajer
terhadap
bawahannya.
Manajer
keyakinannya tergolong kedalam teori X akan memandang rendah bawahannya. Manajer-manajer dalam golongan ini berpendapat para pekerja mempunyai ciriciri berikut: malas, tidak berambisi, kurang bertanggung jawab, mementingkan diri sendiri dan tidak suka perubahan. Manajer yang tergolong kedalam teori Y berkeyakinan para bawahannya mempunyai sifat berikut: energik, berambisi, dan siap memegang tanggung jawab. Teori Kebutuhan Maslow Abraham Maslow adalah seorang psikolog yang mengembangkan teorinya dalam tahun 1943. Menurut pendapat Maslow, kebutuhan seseorang dapat dibedakan secara berikut:
Aktualisasi diri Penghargaan Sosial Keamanan Fisiologis
Gambar 2.1 Piramida kebutuhan Maslow 1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup, kebutuhan ini meliputi kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian,
Universitas Sumatera Utara
perumahan, hiburan dan, pendidikan. Ini merupakan kebutuhan yang sangat penting. 2. Kebutuhan keamanan, yaitu motivasi untuk melakukan kegiatan usaha, bisnis untuk memenuhi rasa aman atas sumberdaya yang dimiliki, seperti: investasi, perumahan, asuransi, dan sebagainya. 3. Kebutuhan sosial, motivasi seseorang untuk melakukan kegiatan usaha, bisnis untuk memenuhi kebutuhan sosial, berhubungan dengan orang lain dalam suatu komunitas. 4. Kebutuhan penghargaan, yaitu motivasi melakukan usaha, bisnis untuk memenuhi rasa bangga , diakuinya potensi yang dimiliki dalam melakukan kegiatan bisnis. 5. Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu motivasi melakukan kegiatan usaha, bisnis untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri. Keinginan wirausaha untuk menghasilkan sesuatu yang diakui secara umum bahwa hasil kerjanya dapat diterima dan bermanfaat bagi masyarakat. Teori Herzberg Teori dua faktor ini membedakan hal-hal yang daat mempengaruhi kesungguhan para pegawai dalam bekerja kepada dua kelompok, yaitu faktor hygience dan faktor motivators. Hygience faktor adalah faktor-faktor yang tidak mendorong manusia untuk bekerja keras. Motivators faktor adalah faktor-faktor yang menimbulkan rasa kepuasan, sehingga dapat mendorong seseorang untuk lebih giat berusaha.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Faktor hygience dan faktor motivators Faktor Hygience
Faktor Motivators
Kondisi kerja
Penghargaan atas pencapaian
Gaji dan jaminan
Penghargaan atas kerja yang dilakukan
Kebijakan perusahaan
Tanggung jawab
Para pengawas dalam pekerjaan
Kerja yang ditugaskan
Hubungan antar pekerja
Perkembangan pribadi Sumber : Sukirno ( 2004)
2.3 Kesuksesan Karir 2.3.1 Pengertian Kesuksesan Karir Menurut Dries (2011 : 364), kesuksesan karir bisa diartikan ke dalam literatur kontemporer yaitu sebagai pengalaman dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan setiap individu. Sedangkan menurut Stebbins ( dalam Arthur 2005 : 179) kesuksesan karir bisa dibagi menjadi dua dimensi. Di sisi kesuksesan karir objektif menunjukkan kurang lebih indikator yang dapat diukur. Sedangkan di sisi kesuksesan karir subjektif, menunjukkan perasaan dari orang tersebut terhadap karirnya. Menurut Van Maanen (dalam Arthur 2005 : 179) kesuksesan karir objektif bisa diartikan sebagai perspektif eksternal yang menggambarkan kurang lebih indikator nyata dari situasi karir orang tersebut. Indikator tersebut meliputi pekerjaan, situasi keluarga, pergerakan karir, sifat dari tugas yang diberikan, gaji, tingkatan karir.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Van Maanen (Arthur 2005 : 179) kesuksesan karir secara subjektif diartikan sebagai pemahaman terhadap diri sendiri dan evaluasi dari karir tersebut. Seseorang memiliki aspirasi karir yang berbeda, serta menempatkan nilai-nilai yang berbeda pada faktor-faktor antara lain, pekerjaan, situasi keluarga, pergerakan karir, sifat dari tugas yang diberikan, gaji, tingkatan karir. Tentunya seseorang baru bisa dikatakan sukses apabila ia mencapai standar dari indikator objektif dan subjektif. 2.3.2 Dua Belas Kunci Kesuksesan Karir Menurut Oltesvig (2006 : 22) ada 12 kunci agar kesuksesan karir dapat tercapai, antara lain: 1. Mengelola karir Anda, Andalah yang bertanggung jawab untuk mengelola karir anda sendiri, sebagai profesional yang berkualitas, anda harus mengendalikan karir anda untuk mengimbangi dengan perubahan yang terjadi. 2. Berani bertanggung jawab, jangan pernah bergantung kepada bawahan anda untuk kesuksesan karir anda. Anda harus berani mengambil tanggung jawab untuk mengelola karir anda. 3. Mulai hari ini, tidak peduli seberapa burukpun karir anda di masa lalu, karena selalu ada harapan untuk masa depan jika anda ingin berbuat sesuatu yang benar untuk karir anda dan memulai perubahan hari ini. 4. Mengartikan kesuksesan bagi Anda, mendefenisikan kesuksesan dan menyesuaikan tujuan yang layak bagi anda sangatlah penting dan perlu untuk dilakukan sekarang juga, sehingga mulai pikirkan arti dari sukses
Universitas Sumatera Utara
bagi anda secara pribadi, dan anda pun akan segera mendapatkan kesuksesan tersebut. 5. Memulai dari dasar, memulai karir dari sebuah perusahaan kecil merupakan jalan yang baik untuk mendapatkan pengalaman di dunia kerja. Orang yang tidak pernah melakukan kesalahan adalah orang yang tidak produktif, sehingga jangan takut untuk mencoba hal yang baru. 6. Menciptakan nilai, untuk mencapai kesuksesan di dalam suatu perusahaan, anda harus menciptakan nilai. 7. Tegas terhadap diri sendiri, siapa saja yang merasa hidup itu mudah, mereka adalah orang-orang yang tidak pernah merasakan saat-saat sulit di dalam hidupnya. Sifat tegas terhadap diri sendiri dapat menghindarkan kita dari keadaan sulit dalam hidup. 8. Fokus , selalu fokus dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya, sehingga ini akan membantu anda untuk meningkatkan performa kerja anda. 9. Menjadi seorang penulis, kunci kesuksesan lainnnya adalah dengan menjadi penulis, cobalah untuk menulis sebuah artikel dan diterbitkan kedalah sebuah jurnal nasional, sehingga banyak orang yang akan mengetahui siapa anda dan perusahaan tempat anda bekerja. 10. Gunakan kemunduran sebagai batu loncatan, anda dapat merencanakan karir anda di masa depan ketika anda mendapat PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), ataupun saat anda memutuskan untuk berhenti bekerja di suatu perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
11. Terlatih untuk sukses, sebuah pendidikan dasar merupakan elemen terpenting dari kesuksesan karir, sehingga biasakanlah diri anda agar terlatih untuk sukses 12. Mempertimbangkan perusahaan masa lalu, mungkin anda telah keluar dari sebuah perusahaan, akan tetapi suatu saat setelah sekian lama anda bekerja ditempat lain, mungkin saja ada peluang untuk bekerja kembali di perusahaan lama anda dengan posisi yang lebih baik.
2.4 Penelitian Terdahulu Di dalam Tabel 2.2 dapat dilihat daftar penelitian terdahulu yang digunakan di dalam penelitian ini. Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu NO
Nama Peneliti / Tahun
Judul Penelitian
Variabel
Bebas: kompetensi kewirausahaan
1
2
Entrepreneurial Competencies and Wing Yan the Performance of Thomas Man, Small and Medium 2001 Enterprises in the Terikat: performa Hong Kong Service dari perusahaan Sector kecil dan menengah
Michael B Arthur, dkk, 2005
Career success in a Boundaryless Career World
kesuksesan karir objektif dan kesuksesan karir subjektif
Hasil kompetensi kewirausahaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap performa dari perusahaan kecil dan menegah dalam sektor pelayanan di Hong Kong membahas perbandingan antara dualisme kesuksesan karir, dari segi objektif dan subjektif
Universitas Sumatera Utara
3
4
5
6
7
8
Predictors of Thomas W H Ng, Objective and Subjective 2006 Career Success: A Meta-Analysis John Olvestig, 2006
Chinintorn Nakhata, 2007
Sugiyanto, 2007
12 Keys to Career Success
The Effects of Human Capital and Entrepreneurial Competencies on the Career Success of SME Entrepreneurs in Thailand Pengaruh Human Capital, Motivasi dan Dukungan Atasan terhadap Kesuksesan Karir Karyawan: Studi Empiris di PT.Asian Cotton Bandung
Colleen Rigby, 2008
Motivational & Career Drivers for Entrepreneurs
Siwan Michelmore dan Jennifer Rowler, 2010
Entrepreneurial Competencies: A Literature Review and Development Agenda
kesuksesan karir objektif dan kesuksesan karir subjektif
memprediksi dan membahas tentang dualisme kesuksesan karir, dari segi objektif dan subjektif
kesuksesan karir
membahas tentang kedualbelas kunci menuju kesuksesan karir
Bebas: modal manusi dan kompetensi kewirausahaan
Terikat: kesuksesan karir Bebas: modal manusi dan motivasi
Terikat: kesuksesan karir
Bebas: Motivasi Terikat: Kesuksesan Karir
kompetensi kewirausahaan
ketiga modal manusia dan kesepuluh kompetensi kewirausahaan memiliki hubungan positif terhadap kesuksesan karir baik dari segi objektif maupun subjektif
hasil uji F menunjukkan bahwa modal manusia dan motivasi memiliki hubungan yang signifikan terhadap variabel kesuksesan karir hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kesuksesan karir bagi pengusaha penjabaran kompetensi kewirausahaan dan pengaruhnya ke berbagai aspek
Universitas Sumatera Utara
9
10
11
12
Haziah Sa'ari, dkk, 2010
Rene DiazPichardo, 2011
Nicky Dries, 2011
Szu-Ju Lin dan Hung-Jung Chang, 2011
Identifying Entrepreneurial Competencies Which Lead to Innovative Performance in Malaysian Academic Libraries
Terikat: performa yang inovatif
membahas dan menarik kesimpulan bahwa ada 4 kompetensi kewirausahaan yang dapat mempengaruhi performa yang inovatif
Bebas: bagianbagian pembangunan Improving Entrepreneurial kewirausahaan Competency in Low- income Segments. The Terikat: Impact of kompetensi Entrepreneurial kewirausahaan Development Agencies
bagian-bagian pembangunan kewirausahaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peningkatan kompetensi kewirausahaan, terutama melalui pendidikan kewirausahaan
Bebas: kompetensi kewirausahaan
The Meaning of Career Success Avoiding Reification Through a kesuksesan Closer karir Inspection of Historical, Cultural, and ideological context
membahas makna kesuksesan karir berdasarkan sejarah, adat, dan ideologi
A study of Entrepreneurial Competence in MicroEnterprises
membahas tentang kompetensi kewirausahaan di dalam perusahaan mikro
kompetensi kewirausahaan
Universitas Sumatera Utara
13
Prima Fithri dan Amanda Febrina Sari, 2012
Bebas: Kompetensi kewirausahaan Analisis dan strategi Kompetensi Kewirausahaan (analisis SWOT) Industri Kecil Suku Cadang Terikat: di Kota Padang Keberhasilan usaha
kompetensi kewirausahaan dan strategi (analisis SWOT) memiliki pengaruh yang postif terhadap keberhasilan usaha
2.5 Kerangka Konseptual Menurut Rae (dalam Sa’ari dkk, 2010 : 353) kompetensi kewirausahaan sangat penting untuk merangsang kegiatan kewirausahaan dan dikenal sebagai pendorong dan sumber inovasi dan keunggulan kompetitif. Dengan kata lain, kompetensi kewirausahaan harus dimiliki oleh semua wirausahawan agar memiliki keunggulan kompetitif dan menghasilkan inovasi-inovasi yang berguna. Indikator-indikator kompetensi kewirausahaan sangat berperan peting didalam menentukan kesuksesan karir seorang konsultan Oriflame, adapaun indikatorindikator tersebut antara lain: kenali bisnis Anda, memiliki memiliki sikap yang pantas, memiliki cukup modal, mengatur waktu secara efisien, mengatur orang lain. Apa bila seorang konsultan dapat memaksimalkan ke lima kompetensi kewirausahaan tersebut maka konsultan tersebut dapat dikatakan sebagai konsultan yang profesional, konsultan yang profesional tentunya akan lebih mudah dalam meraih kesuksesan karir. Menurut Widiyono (2013 : 93) Motivasi merupakan kekuatan psikologis yang menentukan arah, intensitas, atau target usaha dan tingkatan ketekunan seseorag individu dalam mencapai tujuannya sehingga melahirkan prilaku
Universitas Sumatera Utara
tertentu. Motivasi tentunya sangat dibutuhkan oleh siapapun untuk mencapai target yang telah ditentukan. Berdasarkan teori motivasi Herberg dalam Sukirno (2004 : 200) motivasi terbagi menjadi dua faktor yaitu faktor hygience dan faktor motivators. Menurut Stebbins ( dalam Arthur 2005 : 179) kesuksesan karir bisa dibagi menjadi dua dimensi. Di sisi kesuksesan karir objektif menunjukkan kurang lebih indikator yang dapat diukur. Sedangkan di sisi kesuksesan karir subjektif, menunjukkan perasaan dari orang tersebut terhadap karirnya. Dengan memiliki kompetensi kewirausahaan yang memadai, seorang konsultan
dapat memasarkan produk Oriflame dengan efektif, sehingga
kesuksesan karir dapat dicapai dengan lebih cepat. Motivasi kewirauasahaan juga sangat mempengaruhi kesuksesan karir karena motivasi berguna untuk meningkatkan usaha seseorang agar mencapai kesuksesan karir. Pada intinya seorang konsultan Oriflame apabila memiliki kompetensi dan motivasi kewirausahaan yang kuat, maka dapat dipastikan konsultan tersebut akan meraih tujuan utamanya yaitu kesuksesan karir. Karena motivasi dan kompetensi kewirausahaan memiliki hubungan positif terhadap kesuksesan karir. Berdasarkan teori yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh kompetensi dan motivasi kewirausahaan terhadap kesuksesan karir bagi para konsultan pada PT.Orindo Alam Ayu (Oriflame) Cabang Medan.
Melihat teori dan penjelasan tersebut, maka dibentuklah
kerangka konseptual yang menunjukkan gambaran hubungan antara variabel X1, X2, terhadap variabel Y, yaitu sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Kompetensi kewirausahaan (X1)
Kesuksesan Karir (Y)
Motivasi Kewirausahaan (X2) Sumber : Sa’ari, dkk (2010), Widiyono (2013), Stebbins ( dalam Arthur 2005) Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
2.6 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara dari sebuah penelitian yang menerangkan fakta-fakta atau kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan untuk langkah penelitian selanjutnya. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Kompetensi dan motivasi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesuksesan karir bagi para konsultan pada PT.Orindo Alam Ayu (Oriflame) cabang Medan”.
Universitas Sumatera Utara