BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian pelayanan referensi Menurut Lasa (1994: 33) referensi berasal dari bahasa Inggris ”reference”
berarti menunjuk kepada, menyebut. Sering diartikan pula dengan acuan, rujukan, sebab jenis koleksi ini sengaja dipersiapkan untuk memberikan informasi, penjelasan dalam hal-hal tertentu. Mungkin informasi itu meliputi kata, pokok masalah ,tempat, pustaka, nama tokoh, petunjuk, ukuran dan lain sebagainya. Jenis koleksi ini tidak perlu dipelajari secara keseluruhan sebagaimana buku teks maupun buku fiksi. Karena jenis ini banyak peminatnya dan sering diperlukan, maka pada umumnya tidak boleh dipinjam untuk dibawa pulang. Kecuali itu mungkin ada pertimbangan lain, misalnya jenis koleksi harganya mahal dan kadang sulit dicari. Untuk memudahkan pengenalan, maka dibedakan dengan koleksi lain dengan lmana kode R pada sandi pustaka yang tertulis pada punggung buku, kartu buku maupun kartu katalog buku. Sebaiknya koleksi ini disendirikan dalam almari/rak khusus dan lebih baik lagi jika disediakan ruang khusus referensi. Sedangkan menurut Depdikbud (1982: 37) pelayanan referensi adalah suatu kegiatan pelayanan untuk membantu pemakai perpustakaan menemukan informasi dengan cara menjawab dengan menggunakan koleksi referensi. Buku-buku yang disusun dan disediakan untuk diketahui
keperluan khusus ini dapat
lman-ciri khasnya antara lain:
a. Disusun untuk keperluan khusus misalnya keperluan konsultasi, memberikan ketenangan singkat, memberikan data yang akurat dan lain sebagainya. b. Jenis koleksi ini tidak perlu dibaca, dipelajari secara keseluruhan seperti buku teks maupun buku fiksi. c. Disusun dengan cara tertentu. Misalnya: alfabetis, kronologis, maupun berdasarkan subjek. Cara ini untuk mempermudah proses temu kembali akan informasi. d. Biasanya jenis ini tidak boleh dipinjam untuk dibawa pulang. Karena banyak yang memerlukannya.
Universitas Sumatera Utara
2.2
Tujuan pelayanan Referensi Pelayanan ini lebih dititik beratkan pada pelayanan individu agar mereka mampu
mendayagunakan sumber-sumber rujukan itu. Kemandirian ini sangat penting untuk memperlancaar tugas-tugas keperpustakaan. Juga mereka akan lebih menghemat tenanga dan waktu. Lebih dari itu, pelayanan ini memiliki tujuan-tujuan antara lain: a. Membimbing pengguna jasa perpustakaan agar memanfaatkan semaksimal mungkin akan koleksi yang dimilik suatu perpustakaan. Mereka diharapkan mampu mandiri dalam menggunakan sumber tersebut. b. Memilihkan sumber rujukan yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan dalam bidang tertentu. c. Member pengarahan kepada pengguna untuk memperluas wawasan mereka dalam suatu topik karena penjelasan suatu masalah diberikan oleh beberapa sumber daya dengan gaya yang berbeda. d. Mendayagunakan sumber rujukan semaksimal mungkin dalam pengembangan ilmu pengetahuan. e. Tercapainya efisiensi tenaga, biaya dan waktu.
2.3
Pra Pelayanan Referensi Mengingat pelayanan referensi ini memerlukan jawaban yang tepat, teliti dan
akurat, maka pustakawan perlu mengetahui kiat-kiat dalam pelayanannya. Untuk itu lebih dulu perlu: 1. Mengetahui tipe tiap jenis koleksi referensi Koleksi referensi yang hanya memberikan informasi singkat itu dipersiapkan untuk memberikan jawaban dan penjelasan pada malah tertentu. Kamus misalnya hanya akan memberikan jawaban tentang kata yang meliputi arti, penggunaan, lawan kata, bahkan sampai sejarah kata itu sendiri kadang dicantumkan. Ensiklopedia akan memberikan jawaban apabila seseorang mendapatkan kesulitan tentang subjek. Biografi hanya akan memuat daftar riwayat hidup seseorang atau beberapa orang tokoh ahli dalam bidang tertentu atau dari negara
Universitas Sumatera Utara
tertentu. Sedangkan
lmanac akan menampilkan beberapa peristiwa penting, data
dan statistik. Kedudukan pustakawan disini adalah memberikan pengarahan kepada pembaca untuk menelusur ke sumber atau koleksi yang lebih tepat. 2. Mengetahui cara penggunaan koleksi referensi Ketepatan dan kecepatan penemuan kembali suatu informasi, sangat dipengaruhi oleh ketrampilan dan pengetahuan seseorang dalam menggunakan sumber. Sebab tiap jenis koleksi referensi mempunyai cara penggunaan sendiri-sendiri. Untuk itu perlu diketahui bagaimana informasi a. Jawaban langsung/direct service Apabila seorang peminat ingin mencari topik atau masalah yang diperlukan maka dapat ditemukan langsung pada jenis-jenis buku referensi itu. Artinya tidak perlu mencari pada sumber yang lain. Jenis ini misalnya kamus, ensiklopedi, biografi, dan lain-lain. b. Jawaban tidak langsung/indirect service Pembaca dipersilahkan mencari lebih lanjut kesumber yang ditunjukkan apabila ingin mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang suatu masalah. Sumber ini hanya memberikan pengarahan atau jawaban sementara misalnya berupa indeks, bibliografi, katalog, induk majalah/KIM dan lainnya.
2.4
Jenis-jenis koleksi referensi Menurut Lasa Hs (1994: 38) untuk menjawab persoalan-persoalan yang sering
muncul dalam berbagai bidang, maka dipersiapkan jenis-jenis koleksi referensi antara lain: 2.4.1 Kamus/dictionary Kamus dalam bahasa Inggris adalah ”Dictionary” yang diartikan sebagai kumpulan kata-kata. Kamus akan memberikan pertolongan paa pembaca yang menemukan kesulita tentang kata. Sebab koleksi ini berisi daftar kata yang disusun alfabetis, tiap kata dianalisis dan diolah menurut asal kata, ucapannya, artinya maupun cara penggunaanya juga sering diberikan sinonim, lawan kata. Kadang diberi foto,
Universitas Sumatera Utara
grafik maupun gambar untuk memperjelas arti. Kamus dan buku-buku bahasa merupakan kunci untuk mengetahui arti atau makna, cara mengucapkan kata maupun penggunaan kata itu sendiri. Kamus akan memberikan jawaban segala sesuatu tentang kata yang meliputi: 1. Definisi, batasan dan arti suatu kata dapat dicari pada kamus. Disana diberikan arti kata dengan bahasa itu sendiri atau bahasa lain bahkan sering diberikan arti dalam beberapa bahasa. 2. Cara mengucapkan kata. Kamus yang ditunjukkan kepada orang yang bukan pemakai bahasa asing, biasanya diberi tanda ucapan agar pengucapan kata-kata itu dapat dilakukan dengan benar. 3. Penggunaan kata. Cara penggunaan kata dalam suatu kalmat akan memudahkan pengertian tentang kata itu sendiri, disamping untuk menanamkan rasa bahasa padao orang lain. Pada kamus yang besar, contoh-contoh diberikan dalam jumlah yang cukup. Hal ini dimaksudkan agar pembaca betul-betul memahami arti kata itu serta cara penggunaannya. 1. Kata sederhana, bentuk tunggal, bentuk jamak. Asal usul kata itu sendiri sering dicantumkan dalam kamus. 2. Sinonim, antonim maupun homonim. Kata-kata yang sama atau hamper sama bahkan lawan kata dicantumkan pula dalam kamus. Dengan demikian akan membimbing pembaca dalam penggunaan kamus itu sendiri. 3. Singkatan-singkatan, tanda maupun symbol dalam kamus yang lengkap, diberikan kepanjangan kata-kata yang dicantumkan serta arti kata tersebut. 4. Kata-kata baru serta arti baru dari kata-kata lama. Kamus yang baik adalah yang dapat mencantumkan kata-kata baru beserta artinyal. Oleh karena itu penyusunan kamus memerlukan revisi terus menerus untuk mengikuti perkembangan kata-kata. 5. Gambar-gambar benda. Untuk memberikan makna yang jelas dalam suatu bahasa,kecuali
diberi arti dengan kata-kata, juga diberikan gambar yang jelas.
Sebab pengungkapan benda dengan kata-kata kadang kurang tepat. Maka fungsi gambar adalah memperjelas arti kata itu.
Universitas Sumatera Utara
Kamus dapat dibagi menjadi jenis-jenis seperti berikut: 1. Kamus Bahasa a. Bahasa nasional artinya bahasa sebuah negara atau bahasa yang digunakan di berbagai negara. Bahasa ini dibiasa disebut bahasa pergaulan seperti Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia. Kamus bahasa nasional dapat dibagi lagi meliputi: 1) Etimologis
artinya
menunjukkan
asal
usul
kata
serta
menelusur
perkembangan makna kata dalam masa-masa itu. Contoh ialah Oxford English Dictionary, 13 jilid tambah 3 suplemen. 2) Mutakhir, hanya memberikan makna yang berlaku dewasa ini misalnya Kamus Besar Bahasa Indonesia, Concise Oxford Dictionary of current English. b. Dwibahasa artinya kamus yang memuat kata-kata dari satu bahasa umum memberian makna atau sinonimnya dalam bahasa lain. Contoh Shadily, Kamus Bahasa Inggris Indonesia. c. Banyak bahasa artinya semua kamus yang memuat kata dari sebuah bahasa disertai padanannya dalam dua bahasa lain atau lebih. Lazimnya hanya memberikan padannya saja tidak memberikan sinonim maupun antonim. Contoh Kamus Inggris-Indonesia-Arab. 4. Kamus Khusus Merupakan kamus yang hanya mendaftar istilah yang lazim digunakan dalam sebuah bidang pengetahuan. Kamus semacam ini menyajikan informasi mengenai masing-masing topik, karenanya lebih mengarah ke ensiklopedia dari pada ke kamus. Contoh Black’s Bible dictionary serta New Grove dictionary of music and musicians. 3. Kamus biografi Kamus biografi dapat dibagi menjadi 3 kelompok berupa: a. Internasional dan umum seperti Webster’s Bigoraphical Dictionary (termasuk yang mati serta masih hidup) dan The international who’s who hanya memuat biografi tokoh yang mash hidup saja.
Universitas Sumatera Utara
b. Nasional dan umum, dapat dibagi lagi menjadi: 1) Mutakhir hanya mencakup tokoh yang masih hidup saja, misalnya Who’s who in Asia. 2) Retrospektif, hanya memuat biografi tokoh yang sudah meninggal saja seperti Dictionary of national biography dan Who was who. c. Spesialis mencakup tokoh yang tergabung dalam profesi tertentu, bidang ilmu pengetahuan atau strata terntu dalam masyarakat. Contohnya: Burke’s royal family of the world, Who’s who in broadcasting.
2.4.2 Ensiklopedi/ encyclopedia Salah satu koleksi referensi yang banyak dipergunakan pemakai adalah ensiklopedi. Jenis karya ini merupakan karya universal, menyeluruh yang berisi ukuran ringkas tentang berbagai cabang ilmu atau bidang ilmu pengetahuan. Entri-entrinya disusun alfabetis seperti pada kamus dan uraiannya dalam bentuk artikel-artikel yang terpisah. Kata ensiklopedi dari Bahasa Inggris “encyclopedia” yang sering ditulis dengan “Encyclopedia, Cyclopaedia, Cyclopedia” yang berarti pendidikan umum. Kata “Encycllopedia” dari bahasa Yunani kuno “Encyklos” yang berarti umum dan dari kata “Paedia” yang berarti pendidikan. Memang pada mulanya ensiklopedi berarti pelajaran atu petunjuk dalam lingkungan seni dan ilmu pengetahuan. Pengertian ini berlaku sampai sekarang. Sebab ensiklopedi
merupakan
wadah untuk
mengumpulkan
bermacam-macam
ilmu
pengetahuan. Ada lagi yang memberikan pengertian ensiklopedi merupakan ringkasan yang sistematis tentang berbagai informasi yang diperlukan oleh manusia. Karya yang berisi informasi subjek dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan ini alfabetis. Akan tetapi ada pula ensiklopedi yang terbatas pada subjek tertentu. Koleksi ini memiliki banyak ragam. Ada yang memuat artikel panjang lebar, ada yang artikelnya ringkas dengan menampilkan subjek umum disertai indeks. Sedang ragam lain yakni dengan
Universitas Sumatera Utara
menyajikan banyak artikel dibawah topik kecil danmenggunakan penunjukan silang/cross reference. Cross reference ini memberikan bimbingan kepada pembaca agar membaca subjek yang gayut. Mengingat cakupannya yang sangat luas itu, maka ensiklopedi disusun oleh beberapa ahli. Mereka bekerja tekun, teliti bertahun-tahun sesuai dengan bidang keahlian masing-masing di bawah pengawasan beberapa editor dan dikoordinasikan oleh pemimpin editor/chief editor. Sering pula pada tiap akhir artikel ditulis nama penulis sebagai rasa tanggung jawab terhadap tulisan itu. Disamping itu tidak sedikit ensiklopedi yang menyertakan daftar bacaan yang dianjurkan dan dicantumkan pada akhir artikel atau bagian akhir ensiklopedi. Karya yang dipersiapkan untuk mampu menjawab berbagai persoalan itu tidak tiap tahun. Sedangkan dari segi lain, ensiklopedi dituntut untuk menampilkan sesuatu yang lebih baru, lebih lengkap dan lebih akurat. Oleh karena itu hampir sebagian besar ensiklopedi mencanangkan akurat. Oleh karena itu hampir sebagian besar ensiklopedi mencanangkan program revisi berkesinambungan/continous revision. Program ini antara lain dengan cara menerbitkan terbitan tambahan tahunan/annual supplement, buku tahunan/yearbook serta lembaran-lembaran lepas berisi tambahan, perbaikan artikel-artikel yang pernah dimuat. Ini untuk menjaga kekinian/up to dateness suatu ensiklopedi. Untuk mempermudah pencarian topik-topik dalam ensiklopedi biasanya dilengkapi dengan indeks/index. Indeks ini ada yang dicantumkan pada akhir bagian, jilid ensiklopedi. Akan tetapi ada pula yang ditulis pada bagian, jilid terakhir ensiklopedi itu. Sebab satu set ensiklopedi bisa terdiri dari puluhah jilid/volume. Suatu karya yang pertama kali pantas disebut ensiklopedi adalah karya Johann Heirich Alsted yang diterbitkan pada tahun 1630 di Switzerland. 1. Evaluasi ensiklopedi Dalam pengadaan ensiklopedi untuk perpustakaan maupun untuk pribadi, kiranya perlu diperhatikan beberapa faktor antara lain:
Universitas Sumatera Utara
a. Kepengarangan/authority Dalam hal kepengarangan ini meliputi semua pihak yang terkait atau ikut mengambil bagian dan ikut bertanggung jawab atas isi maupun materi ensiklopedi itu. Pihak-pihak itu antara lain : 1. Penerbit publisher Perlu dilihat reputasi penerbitnya, distribusi buku-bukunya dan terbitan lain yang pernah diterbitkannya. 2. Redaksi/editor Hendaknya dipertimbangkan reputasi redaksinya, pendidikan, pengalaman maupun karya-karya yang lain. 3. Penyumbang artikel, naskah/constributors Sebaiknya diperhatikan pula bagaimana pendidikan, pengalaman serta reputasi para penyumbang naskah itu. 4. Ringkasan analisis Sering dicantumkan komentar ,analisa para ahli terhadap artikel-artikel yang dimuat dalam ensiklopedi itu. Komentar ini perlu diperhatikan dan sangat menentukan bobot tulisan. b. Ruang lingkup/scope Dalam menilai ensiklopedi hendaknya juga diperhatikan ruang lingkup, cakupan yang meliputi: 1.
Tujuan Untuk mengetahui tujuan penyusunan ensiklopedi dapat dibaca pada kata pengantar, pendahuluan maupun daftar isi.
2. Ringkasan Perlu diperhatikan pula adanya kritik, komentar para ahli terhadap artikelartikel maupun uraian yang dimuatnya.
Universitas Sumatera Utara
3. Perencanaan Kejadian-kejadian, fakta artikel itu sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi atau tidaknya. Apakah urainya itu juga cocok dengan perkembangan sosial, saat itu atau tidaknya. 4. Susunan Untuk susunan itu perlu dipertimbangkan apakah: a. Tujuan Untuk mengetahui tujuan penyusunan ensiklopedi dapat dibaca pada kata pengantar, pendahuluan maupun daftar isi. b. Ringkasan Perlu diperhatikan pula adanya kritik,komentar para ahli terhadap artikel maupun uraian yang dimuatnya. c. Perencanaan Kejadian-kejadian, fakta artikel itu sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi atau tidaknya. Apakah uraiannya itu juga cocok dengan perkembangan sosial, politik saat itu atau tidaknya. d. Susunan Untuk susunan ini perlu dipertimbangkan apakah: 1) Terbatas pada subjek tertentu atau bidang yang beraneka ragam 2) Menampilkan subjek luas dan disusun alfabetis atau tidaknya 3) Disusun berdasarkan klasifikasi dan lain-lain 4) Keseimbangan Dalam artikel yang dimuat perlu adanya keseimbangan antara yang kuno dan modern, antara teknologi dan kemanusiaan maupun antarbidang yang lain. e. Indeks/index Perlu diperhatikan macam indeks yang dipergunakan suatu ensiklopedi, misalnya: 1) Indeks analitik/analytical index 2) Indeks alfabetis/alphabetical index 3) Indeks fakta /fact index
Universitas Sumatera Utara
4) Indeks klas/classification index. f. Penunjukkan silang/cross reference Ensiklopedi yang baik akan selalu dilengkapi dengan penunjukan silang/cross reference yang lengkap dan saling mengacu antara satu subjek dngan subjek yang lain. Sistem penunjukkan ini sering ditandai dengan see/lihat atau see also/lihat juga. g. Kebenaran statistik data yang dibuatnya Perlu dicek statistik serta nama nergara, tokoh yang dicantumkannya sesuai atau tidaknya. h. Bentuk format Dalam memilih ensiklopedia hendaknya juga diperhatikan: 1) Jilidannya dngan kertas tipis, tebal serta jenis kertasnya. 2) Tipe huruf dan ukurannya. 3) Ilustrasi yang me liputi kualitas kertas dan ukurannya. i.
Unsur lain 1) Bibliografinya: apakah daftar pustaka yang dicantumkan itu berkaitan dengan naskah atatu tidak. 2) Revisi: apakah penerbit itu juga menerbitkan terbitan revisinya yang disebut suplemen atau tidak, atau dalam bentuk yearbook dan lainnya. Suplemen, istilah ini biasanya merupakan penyajian topik dalam bentuk lmanac
yang terbit tiap kuartal.
The loase-leaf insertion, istilah ini biasanya digunakan oleh penerbit bukubuku referensi bidang hukum dan kedokteran. The Yearbook, istilah ini banyak digunakan oleh beberapa penerbit ensiklopedi “Encyclopedia Americana, Brittanica, Colliers danWorld Book”
2.4.3 Bibliografi/bibliography Kata ”bibliografi” berasal dari bahasa yunani kuno/greek ”biblion” yang berarti buku dan ”graphein” berarti menulis. Kemudian arti ini berkembang menjadi pengertian
Universitas Sumatera Utara
menulis tentang buku. Juga dapat diartikan sebagai daftar pustaka yag disusun menurut aturan maupun pola tertentu. Bibliografi sebagai ilmu, berarti ilmu yang menyelidiki sejarah dan teknikpenulisan karya karya tertulis. Yakni buku-buku kuno, manuskrip-manuskrip itu diteliti sedimikianrupa untuk diketahui usul-usulnya, jumlah halaman dan tahun penulisannya. Dari pembicaraan tentang pustaka ini akan berkembang menjadi pembicaraan tentang isinya. Kemudian akan muncul diskusi buku, bedah buku, resensi buku, di media cetak, media elektronik maupun dengan cara tatap muka. 1. Tujuan penyusunan bibliografi Bibliografi sangat berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pustaka. Sebab para ilmuwan dan para ahli akan dapat mengikuti perkembangan pengetahuan dalam bidangnya. Sedangkan perpustakaan sendiri tidak akan berfungsi dengan baik apabila tidak memiliki sarana ini. Karena perpustakaan harus dapat melaksanakan penyebaran informasi terutama yang berkaitan dengan informasi keilmuan. Lebih dari itu, bibliografi disusun dengan tujuan: a. Menyebarkan informasi perbukuan kepada masyarakat secara luas, terutama kepada mereka yang berkecimpung dalam dunia ilmu pengetahuan. b. Ikut mempercepat perkembangan ilmu pengetahuan. Karena pada dasarnya bibliografi itu merupakan daftar kumulasi ilmu pengetahuan yang telah ditemukan manusia sejak dahulu. Sebab ilmu pengetahuan itu bukanlah sesuatu yang datang dengan tiba-tiba begitu saja. Akan tetapi perkembangannya memerlukan waktu yang cukup lama dengan suatu proses dan bertumpu pada teori basis, rumus sebelumnya. c. Memudahkan pencari informasi akan lokasi buku, majalah maupun terbitan lain yang mereka perlukan. Mereka tidak perlu mendatangi toko buku satu ke toko buku yang lain andaikata mereka mau memanfaatkan bibliografi di suatu perpustakaan. Keberadaan bibliografi berarti akan menghemat tenaga, ,pikiran, waktu dan biaya.
Universitas Sumatera Utara
d. Menghindarkan kemungkinan adanya duplikasi penelitian. Penelitian yang baik akan lebih dulu mencari topik, judul penelitian pada bibliografi sebelum mereka melakukan penelitian. Apabila tidak dilakukan studi pustaka atau mengecek dulu pada bibliografi sangat mungkin terjadi pengulangan penelitian yang berarti pemborosan. Sebab apa yang pernah diteliti orang lalu diteliti lagi akibat kecerobohan peneliti kedua itu. e. Sebagai saran dalam pengadaan dan pemilihan buku. Dari bibliografi itu dapat diketahui isi ringkas maupun judul buku dan mempercepat proses pengadaan buku. 2. Evaluasi bibliografi Evaluasi bibliografi ini sangat penting bagi pengadaan suatu perpustakaan. Sebab koleks ini akan memberikan informasi tentang terbitan. Dalam memilih bibliografi perlu diperhatikan: a. Otoritas penyusunan Perlu diketahui lebih jauh tentang siapa lembaga penerbit yang menerbitkan bibliografi itu. Apakah selama ini penyusun bibliografi itu memang telah punya otoritas tertentu dalam bidangnya. b. Penyusunan Sistem penyusunan bibliografi mempengaruhi penggunaan. Cara penyusunan yang baik adalah yang mudah dipergunakan dan dapat didekati dengan hanya mengenal salah seorang pengarang misalnya. Untuk itu perlu diteliti apakah ada sistem temu kembali dengan pendekatan: 1) Pengarang pertama, kedua, dst 2) Judul 3) Subjek 4) Regional 5) Penerbit 6) Geografis 7) Nomor ISBN Perlu dilihat pula adanya indeks maupun penunjukan silang/cross reference.
Universitas Sumatera Utara
c. Ruang lingkup Bibliografi yang baik adalah yang mampu mencakup ruang lingkup yang lebih luas. Oleh karena itu hendaknya diperhatikan: 1) Subjek 2) Bahasa 3) Waktu 4) Tempat d. Entri Dalam penulisan entri dan uraian lain perlu diperhatikan pula apakah uraian data bibliografi telah mengandung
lmana-unsur yang:
1) Lengkap 2) Tepat 3) Jelas 4) Konsisten 5) Beranotasi e. Bentuk Perlu diperhatikan pula faktor bentuk bibliografi serta data fisik yang lain sebab faktor ini juga mempengaruhi daya tarik penggunaan. Faktor itu antra lain: 1) Tata wajah/layout 2) Sampul 3) Pemilihan huruf 4) Kertas 5) Ciri khas/special features Tiap terbitan memiliki
lman khas tersendiri. Faktor ini juga perlu diperhatikan,
apakah memiliki faktor lebih dari yang lain.
2.4.4 Sumber Biografi Kata biografi berasal dari kata “bio” berarti hidup dan “grapheine” yang berarti menulis dan mencatat. Maka biografi diartikan catatan maupun tulisan-tulisan tentang
Universitas Sumatera Utara
riwat hidup seseorang atau beberapa orang sejak kecil sampai dewasa yang ditulis seobjektif mungkin. Riwayat hidup ini ditulis sendiri atau ditulis oleh orang lain. Riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh pelakunya disebut autobiografi. Banyak orang terpandang, orang berjasa, memiliki catatan kenangan perjalanan hidup diusia 70 tahun. Biasanya ditulis oleh orang-orang beken yang dekat dengan sang tokoh dalam arti yang luas dan tak jarang yang ditulis sendiri. Dalam biografi ini akan sangat membantu mereka yang ingin mengetahui sejarah tokoh tertentu secara pasti. Pemikiran pokok mereka dapat diketahui melalui sumber ini. Dalam perkembangan keilmuan, sering mengacu padap penemuan rumus maupun teori yang pernah ditemukan oleh pakar bidang tertentu. Dengan mengacu pada teori maupun rumus itu dapat diketahui secara pasti arah pengembangan bidang. Pengalaman seorang tokoh mungkin dapat dipergunakan sebagai pelajaran berharga bagi orang lain. Keberhasilannya mengatasi masalah, akan membuat orang lain mengetahui kiat-kiat yang telah ditempuhnya. Kesuksesan dalam meniti karir, mungkin sekali dapat memacu pembaca dalam menggapai cita-cita mereka yang masih jauh. 1. Fungsi sumber biografi Koleksi referensi ini dipersiapkan sedemikian rupa dengan harapan akan berfungsi sebagai: a. Pengenalan tokoh ahli tertentu. Dengan pengenalan ini apabila seseorang mendapatkan kesulitan dalam bidang tertentu maka dapat menghubungi tokoh tersebut apabila masih hidup. Apabila tokoh itu telah meninggal, maka masalah pemikiran bidang tertentu itu dapat dicari pada teman sejawat atau bekas siswa maupun mahasiswanya. b. Menghubungkan tokoh satu dengan tokoh yang lain dan diharapkan akan terjadi interaksi antarbidang mereka. c. Memperlancar komunikasi keilmuan. Dengan mengenal seorang tokoh, pakar bidang maupun ahli dengan alamat rumah maupun lembaganya diharpkan memudahkan komunikasi. Sedangkan sarana komunikasi dewasa ini tidaklah sulit. Sebab kini telah tersedia sarana yang memadai seperti adanya wartel,telepon,mobil, faksimil dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
d. Bahan rujukan dalam arti luas. Dengan mengetahui riwayat hidup pengalaman mencapai karir seseorang, tentunya akan menarik untuk disimak. Perjuangan hidup yang penuh liku-liku itu akan menjadi pelajaran tersendiri bagi orang lain. Sumber-sumber biografi itu dapat berupa buku sendiri seperti: Who’s who in Indonesia karya O.G.Roeder, ataupun berupa artikel tulisan dalam ensiklopedi, kamus biografi maupun terbitan berkala yang sering memuat tokoh-tokoh itu. 2. Cakupan Dari segi cakupan, sumber biografi dapat dibagi menjadi: a. Universal, umum Yakni biografi yang mencakup sejumlah nama dari berbagai bangsa, agama, bidang ilmu, bahasa maupun keahlian. Contoh: 1) Webter’s biographical dictionary (berisi contoh-contoh negara sedunia termasuk yang masih hidup saat ini) 2) The international who’s who 3) Who’s who ini the world 4) Current biography Biography ini terbit tiap bulan, berisi nama-nama orang terkenal yang masih hidup waktu itu terutama tokoh-tokoh dalam berita. Keterangan-keterangan ini dikutip dari harian maupun majalah. b. Biografi nasional Yakni biografi yang mencantumkan sejumlah nama,tokoh dalam bidangnya dalam suatu negara. Contoh: Apa dan siapa jumlah orang-orang Indonesia 1981-1982 Biografi ini: 1) Disusun oleh redaksi majalah berita mingguan TEMPO 2) Mula-mula disusun untuk mengatasi kesulitan redaksi dalam melukiskan tokoh dalam berita 3) Penentuan kepopuleran berdasarkan pada:
Universitas Sumatera Utara
a) Nama yang dikenal secara nasional b) Sangat penting dalam profesinya c) Mereka yang tercatat penting dalam sejarah modern Indonesia c. Biografi khusus Biografi yang hanya mencantumkan nama-nama orang yang ahli atau tokoh dalam bidang tertentu. Contoh: a. Who’s who in computing b. Who’s who in consulting c. Dictionary of scientific biography
3.4.5 Indeks/abstrack 1. Indeks Indeks dapat diartikan sebagai tanda atau petunjuk indikasi. Misalnya IP= indeks prestasi berarti menunjukkan prestasinya juga misalnya indeks bahan makanan, indeks harga dan lain sebagainya. WJS Poerwodarminto dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia/KUBI (1976) halaman 378 menulis bahwa indeks adalah petunjuk, daftar nama, buku dsb, yang bisa dimuat pada penghabisan buku. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) terbitan balai pustaka halaman 329 disebutkan bahwa indeks diartikan: a. Daftar kata atau istilah yang terdapat dibuku cetakan (biasanya pada bagian akhir buku)
tersusun
menurut
abjad
yang
memberikan
informasi
mengenai
halaman,tempat, kata atau istilah ditemukan. b. Daftar harga sekarang dibandingkan dengan harga sebelumnya menurut prosentase untuk mengetahui turun naiknya harga barang indeks biaya hidup di Jakarta setiap tahun naik. c. Daftar berita penting hari ini yang dihalaman depan. Dalam kamus istilah perpustakaan (1990) dinyatakan bahwa indeks berarti daftar yang disusun alfabetis yang biasanya ditemptatkan dibagian akhir suatu buku,
Universitas Sumatera Utara
berupa nama orang, subjek dan lain sebagainya. Penyajian indeks sangat beragam, yakni ada yang disusun alfabetis pada akhir buku, indeks pada buku yang berjilid pada ensiklopedi pada majalah dan ada indeks artikel. Sedangkan Engkin Mudyono dalam bukunya ”Jasa Penelusuran Literatur Skunder” menyatakan bahwa indeks adalah sejumlah entri (topik, nama pengarang, tempat dan lainnya) yang disajikan dalam sebuah buku atau sejumlah buku yang disusun alfabetis dan menunjukkan lokasi masing-masing entri itu dalam buku yang bersangkutan dan keterangan lain. Indeks dapat pula diartikan sebagai petunjuk yang berupa angka atau huruf maupun tanda lain untuk memberikan pengarahan pada pencari informasi bahwa informasi yang lebih lengkap dapat diemukan pada sumber yang ditunjuk tanda itu. Indeks disusun dan dipersiapkan sedemikian rupa dengan harapan agar dapat difungsikan sebagai: 1) Yang memberikan pengarahan kepada pembaca bahwa informasi yang lebih lengkap dapat ditemukan ada sumber yang ditunjuk itu. Dengan bantuan indeks ini, suatu subjek, nama orang, nama tempat dapat segera ditemukan dengan tepat. 2) Apabila diperhatikan dengan cermat bahwa dalam penyusunan ensiklopedi memang penulisannya sudah alfabatis. Namun sedimikian untuk memudahkan pencarian entri mawsih dilengkapi dengan indeks. Sebab topik-topik yang rinci dari suatu tajuk masih tersembunyi dalam uraian tajuk itu. 3) Sebagai contoh misalnya dibawah tajuk COMPUTER dalam McGraw Hill encyclopedia of
lmanac and technology terdapat beberapa penunjukan yang
informasi nya tersebar dalam beberapa jilid. COMPUTER
3
359 – 360
Accuracy
3
359
3
677
Simulation
12
340
Speed
3
359
Analog see analog computer Automation Digital see digital computer
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: Angka yang dicetak tebal menunjukkan volume/jilid.Sedangkan angka yang dicetak tipis menunjukkan halaman yang terdapat pada jilid itu. 4) Mengungkapkan suatu masalah secara lengkap dan detail. Dengan petunjuk yang disiapkan itu dapat diketahui suatu persoalan secara lengkap. Sebab indeks itu disusununtuk mengungkapkan suatu subjek topik yang mungkin sekali terdapat di berbagai sumber. 2. Abstrak Abstak sering diartikan dengan sari karangan ,ringkasan karya tulis. Karya ini dilengkapi data bibliogafi sehingga memudahkan proses temu kembali karena adanya indentifikasi tertentu. Susunan sari karangan ini pada umumnya berisi: a. Judul asli atau terjemahan dalam bahasa inggris b. Nama pengarang, penulis c. Alamat instansi, lembaga tempat penulisan itu bekerja d. Data bibliografis seperti: judulu naskah,majalah, volume, nomor,tahun terbit dan lain-lain e. Uraian f. Nama penyusun abstrak Abstrak dapat dibagi menjadi: 1) Abstrak ini disusun sedemikian rupa dan hanya memberikan informasi sngkat. Dengan membaca abstrak ini seseorang dapat menentukan sendiri apakah akan membaca naskah asli/original publicationnya atau tidak. 2) Sinopsis/summary, synopsis Macam abstrak ini hampir sama dengan indicative abstracts, akan tetapi agak panjang dan berisi garis besar karangan asli 3) Abstrak informating/informative abstracks Berisi ringkasan data pokok atau pendapat pokok dari karangan aslinya. Contoh: a) Biological abstracts b) Chemical abstracts
Universitas Sumatera Utara
c) Indonesian abstracts d) Tropical abstracts
3.4.6 Buku pedoman/handbook/manual & guidebook Yang dimaksud buku pedoman atau
pegangan disini berbeda dengan buku
pegangan untuk mengajar bagi guru-guru SD-SMTA. Akan tetapi jenis ini pada umumnya berisi uraian yang dapat dipergunakan untuk mengerjakan sesuatu. Juga merupakan petunjuk ringkas tetapi menyeluruh dalam satu bidang. Di dalam buku ini petunjuk-petunjuknya diberikan secara mendalam dan dilengkapi dengan gambargambar agar mudah digunakan. Koleksi ini sangat berguna terutama bagi mereka yang sedang mendalami bidang tertentu. Para peneliti/research worker pun akan banyak mendapat pertolongan melalui buku ini. 1. Manual Yang disebut manual pada prinsipnya hampir sama dengan handbook. Hanya saja manual ini memberikan instruksi/perintah tentang cara mengerjakan sesuatu, bagaimana mengindentifikasi sesuatu dan bagaimana cara menulis materi tertentu. Contoh a. Glenn’s auto repair manual Buku ini akan memberikan petunjuk bagaimana cara mereparasi, memperbaiki mobil. b. The manual of cultivated plants Buku ini akan menolong anda dalam menentukan indentitas/identifikasi suatu tanaman. Jenis koleksi referensi ini dipersiapkan sedemikian rupa dengan tujuan: 1) Memberikan penjelasan yang rinci dan sedetail mugkin dalam satu bidang. 2) Membimbing pembaca untuk lebih memperdalam bidang cakupan handbook ini. 3) Merupakan sarana untuk memerisa maupun menguji data bagi pemakai dalam melaksanakan tugas mereka terutama para peneliti, penguji mutu barang maupun pekerja lapangan yang lain.
Universitas Sumatera Utara
4) Merupakan petunjuk bagi mereka untuk melakukan tugas maupun mengoperasikan suatu alat. 5) Mempermudah dan mempercepat dalam mendapatkan fakta dan data. 6) Memberikan petunjuk rujukan, tanggal, kutipan-kutipan maupun corak literature. Contoh: a) Indonesia Handbook Mencakup keterangan-keterangan tentang berbagai bidang dIndonesia seperti bidang
almanak, pemerintahan, sejarah dan lain-lain.
b) Handbook of applicable mathematics c) Banker’s management Handbook d) Handbook of chemistry and physics 2. Guidebook Buku ini dipersiapkan untuk para wisatawan atau mereka yang akan mengunjungi daerah, negara lain. Disini dicakup tentang tempat-tempat rekreasi, pusat pendidikan, stasiun, terminal, jalur kereta api, bank, rumah sakit, kantor polisi dan lainlain.
2.4.7 Directori/directory Koleksi ini berupa daftar nama-nama orang, lembaga, organisasi maupun perkumpulan lain yang disusun alfabetis maupun sistematis. Dicantumkan pula data pendukung lainnya seperti: alamat, profesi, pendidikan dan lain-lain. Jenis ini berguna terutama untuk menghubungi orang-orang tertentu maupun akan mengunjungi lembaga tertentu. Menyusun direktori memerlukan ketekunan dan kecermatan tersendiri. Lebih jauh penyiapan direktori ini dengan tujuan: 1. Memberikan kepastian informasi alamat tentang seorang tokoh maupun lembaga yang dapat dihubungi sewaktu-waktu 2. Memperlancar komunikasi antartokoh, antarbidang dan antarlembaga. Sebab dengan adanya alamat yang lengkap (nama dan nomor jalan, nomor telepon, nomor faksimil, nomor teleks) akan mempercepat komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
3. Dengan adanya data tersebut diharapkan akan mempercepat pertukaran informasi keilmuan.
Dengan demikian
akan dapat
dipercepat
pengembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi. Contoh-contoh dan keterangan singkat: Direktori Perpustakaan Indonesia 1970-1971 a. Berisi keterangan-keterangan tentang 434 perpustakaan di Indonesia meliputi Perpustakaan Umum, Perpustakaan Khusus dan lain sebagainya. b. Disertai dengan indeks nama kota nama perpustakaan Direktori of special libraries in Indonesia a. Berisi nama-nama Perpustakaan Khusus, Perpustakaan tinggi dan Perpustakaan lembaga. b. Dititikberatkan pada kekhususan/special koleksinya, maka perpustakaan lembaga dicantumkan pula. c. Keterangan-keterangan tentang perpustakaan meliputi: alamat, jumlah staf dengan pendidikannya, jam buka, jumlah dan macam koleksi, jenis pelayanan yang diberikan. d. Disusun alafabetis, nama kota. Direktori nasional : sumber informasi lingkungan hidup a) Diterbitkan oleh Diterbitkan oleh kantor menteri negara pengawasan pembangunan & lingkungan hidup dan PDIN LIPI dengan tujuan untuk mempermudah pengenalan sumber informasi, pengelolaan serta kegiatan dalam bidang lingkungan hidup di Indonesia. b) Disusun alfabetis kelompok organisasi pemerintah dan non pemerintah yang bergerak dalam bidang lingkungan hidup. c) Dituliskan nama dan alamat lembaga, bidang kegiatan, atribut yang terpenting, fungsi sumber informasi, cakupan geografis, bentuk informasi dan syarat memperoleh informasi.
Universitas Sumatera Utara
2.4.8 Almanak Almanak mula-mula diartikan sebagai kalender, penanggalan dalam waktu satu tahun. Kemudia arti ini berkembang menjadi catatan peristiwa dalam berbagai bidang selama waktu
tertentu. Pada umumnya, almanak menyajikan fakta, statistik serta
informasi dasar tentang berbagai hal sejak soal-soal pertanian sampai pada binatang. Almanak merupakan bahan rujukan tentang kependudukan, bisnis, olahraga serta soalsoal statistik pertanian. Bagi ilmuwan, almanak sangat membantu kegiatan mereka. Sebagian dicatat pula tentang gerakan benda-benda angkasa seperti bulan, bintang, matahari, planet. Almanak sangat berguna bagi mereka yang berkecimpung dalam pemerintahan. Karena peristiwa penting dalam pemerintahan seperti pemilu, pergantian kabinet, sidang umum MPR tak lepas dari catatan almanak ini. Bahkan kejadian alam, geografis seperti gempa bumi, banjir besar, letusan gunung dapat dibaca kembali pada
almanak ini.
Peristiwa olahraga seperti kejuaraan all England, piala sepak bola Eropa, PON, SEA games dapat kita simak kembali melalui
lmanac ini. Lebih dari itu, di
lmanac
juga sering dicantumkan pula pengetahuan tertentu yang kira-kira diminati umum. Almanak terbit setahun sekali. Contoh-contoh: 1. Almanak Indonesia, 1968 Diterbitkan oleh biro pusat statistik, berisi angka-angka statistik bidang pemerintahan. 2. Almanak Djakarta, 1971/1972 a. Diterbitkan oleh Badan penerbit
lmanac Jakarta
b. Berisi segala informasi tentang DKI Jakarta c. Dicantumkan pula daftar bank pemerintah maupun swasta di Jakarta
2.4.9 Buku Tahunan/yearbook/annual Terbitan ini dapat disebut pula sebagai suplemen ensiklopedi/encyclopedia supplements,
lmanac/almanacs, terbitan tahunan/annual. Menurut A.L.A.glossary of
library terms, kata ”annual” berarti terbitan tahunan yang menyajikan kejadian-kejadian
Universitas Sumatera Utara
penting atau perkembangan-perkembangan baru dalam satu tahun. Sedangkan ”yearbook” diartikan sebagai publikasi tahunan yang berisi informasi mutakhir yang disajikan dalam bentuk deskripsi atau bentuk statistik. Terbitan-terbitan ini mencakup bidang sosial, organisasi profesi perdagangan, pendidikan dan ilmu pengetahuan. Sering pula menampilkan kejadian/events yang terjadi setahun lalu dalam bentuk ringkasan artikel, tabel maupun bentuk penyajian ringkas yang lain. Terbitan ini kadang berfungsi sebagai terbitan tambahan/ lmanac al suatu ensiklopedi. Yakni suatu terbitan tahunan yang
lmanac
oleh penerbit
ensiklopedi dengan tujuan melengkapi informasi ensiklopedi itu dengan perkembangan dan penemuan baru. Pada beberapa negara asing diterbitkan buku tahunan sebagai catatan kegiatan penting secara nasional maupun internasional. Sebagai contoh adalah penerbitan the statistical abstracts of the united states, terbitan departemen perdagangan Amerika Serikat. Disini dicakup statistik tentang kegiatan sosial, politik dan perkembangan ekonomi di Amerika Serikat. Buku ini akan berfungsi untuk: 1. Melengkapi dan menyempurnakan terbitan sebelumnya, terutama buku tahunan yang diterbitkan oleh penerbit ensiklopedi. 2. Dokumentasi kegiatan ilmiah tahunan. 3. Peristiwa penting dalam pemerintahan, perekonomian dan keilmuan dapat diungkap kembali dan ditelusuri lagi melalui terbitan ini. 4. Catatan ringkas segala kejadian selama satu tahun terakhir. Dalam hal ini termasuk proyek-proyek penelitian yang telah selesai maupun yang sedang berjalan. Contoh-contoh dan keterangan: a. Statistik Indonesia (Statistik Yearbook of Indonesia) Jakarta : biro pusat statistik 1) Ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris. 2) Antara lain dicantumkan tentang keadaan iklim, geografi, penduduk, sosial, pertanian, perindustrian, perdagangan luar negeri, transportasi dan komunikasi, pendapatan nasional dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
b. Statistik Perkebunan Indonesia 1984-1989 d. Diterbitkan oleh Dirjen Perkebunan RI. e. Dicantumkan luar areal, volume dan nilai ekspor. f. Komoditi yang dicantumkan meliputi: karet, kelapa, I, cengkeh, kapas, pinang, kemiri, dan lain-lain. g. Disertai grafik dan gambar untuk mempermudah pemanfaatan.
2.4.10 Sumber-sumber Ilmu bumi/geographical sources Sumber informasi ini akan memberikan keterangan tentang kota, pulau, gunung, danau, sungai dan sumber-sumber alam maupun hasil karya manusia yang berkaitan dengan kealaman. Koleksi ini sangat berguna untuk penelitian sumber daya alam, penjelajahan, peperangan, pariwisata, transportasi maupun kepentingan keilmuan yang lain. Sumber ilmu bumi ini dapat dibagi menjadi: 1. Gazeter/gazetters Yakni kamus ilmu bumi yang berupa daftar nama tempat yang disusun alfabetis. Disana disajikan informasi tiap-tiap tempat seperti lokasinya, statistiknya, sejarah maupun kebudayaannya. Sebelum menggunakan gazeter ini sebaiknya dipahami lebih dahulu halamanhalaman penolongnya, daftar singkatan, cara penyusunan materi serta lembaran tambahan yang sering dimuat dalam apendiks. Salah satu contoh gazeter ialah: Columbia
lmanac al gazetter of the world
dengan editor Leon eltzer. Disini dapat ditemukan nama-nama kota seperti Bandung, Yogyakarta, Semarang dan kota-kota lain di Indonesia. 2. Buku petunjuk/guidebook Yakni buku pegangan/handbook untuk perjalanan yang memberikan informasi tentang kota, daerah maupun negara, museum dan lain-lain. Buku ini dipersiapkan untuk kepentingan wisata. Sebab juga dicantumkan nama hotel, stasiun, obyek wisata, tempat pendidikan, bank dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Guidebook ini sering menyajikan informasi secara dekskriptif yang tidak ditemukan pada uraian gazeter maupun peta. Sebagian besar disusun dengan memperhatikan faktor perjalanan. Contoh-contoh: a. Guide to America, diterbitkan oleh American Automobile Associotion b. Sunday times travel and holiday guides c. New world guide to the American Republics 3. Altas/atlases Yakni suatu jilidan peta, lukisan, tabel dan lain-lain sebagainya dengan atau tanpa penjelasan deskriptif. Terbitan ini dapat berupa terbitan tersendiri atau bisa pula merupakan bagian dari suatu atau beberapa jilid terbitan. Kita juga mendapatkan peta dimuat di ensiklopedi, majalah maupun surat kabar. Kata ”atlas” pertama kali dipergunakan oleh
lmanac . Atlas juga menunjukkan
tokoh mitos Yunani yang digambarkan sebagai orang yang gagah berani dan kuat yang sedang memanggul bola dunia di pudaknya. Karena berisi gambar-gambar, grafik, table, nama-nama negara itulah, lalu dikategorikan sebagai koleksi buku-buku referensi. Contoh a. Encyclopedia Britanica World Atlas b. The Advances altas of modern geography. Peta ini disusun oleh John. W. Bartholomew seorang kartograper berasal dari Inggris. Peta yang dianggap modern ini menampilkan tipe-tipe proyeksi peta, peta khusus untuk dunia penerbangan, peta astronomi dan peta eksplorasi dunia. Evaluasi sumber-sumber ilmu bumi Untuk memilih sumber-sumber geografi yang baik perlu diketahui criteria tertentu misalnya: 1) Kepengarangan/authority Yakni semua pihak yang terlibat dan ikut bertanggung jawab terhadap materi buku itu, misalnya:
Universitas Sumatera Utara
a) Reputasi penerbit b) Staf redaksi c) Reputasi para kartograper d) Bibliografi maupun pengakuan ahli yang lain 2) Lingkup/scope a) Nasional, regional atau internasional b) Macam peta : politik atau alam c) Sebagai terbitan tambahan : gazeter, peta, kependudukan, ilustrasi, etnografi, astronomi ataukah berdiri sendiri 3) Tahun a) cetakan, hak cipta, tahun revisi, atlas secara keseluruhan b) Rencana revisi
2.4.11 Penerbitan pemerintah Terbitan ini menyajikan informasi yang perlu diketahui oleh masyakarat pada umumnya. Sumber informasi ini tidak dijual belikan di toko-toko buku meskipun isinya diperlukan masyarakat. Penerbitan resmi ini merupakan informasi resmi dalam bidangbidang pertanian, statistik, peraturan perundangan, pendidikan, pertahanan dan lainnya. Bahkan data statistik dalam almanak juga biasanya berdasarkan sumber resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Secara garis besar, terbitan ini mencakup: 1. Kegiatan pemerintah yang perlu diketahui oleh masyarakat awam seperti: pemilihan umum, sensus penduduk,
lmana
lmanac dan lain-lain.
2. Informasi resmi yang dapat dipergunakan sebagai bahan studi maupun penelitian. 3. Perundang-undangan, peraturan, ketetapan pemerintah yang harus diketahui oleh tiap warga negara maupun kelompok masyarakat tertentu seperti : pajak, undangundang lalu lintas, undang-undang perkawinan, undang-undang pendidikan dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
2.5
Pelayanan Pemberian Informasi (Information Service) Menurut Trimo (1992: 60) tampaknya memang tidak mudah untuk memberikan
perbedaan antara pelayanan referensi dengan pelayanan informasi yang diberikan oleh suatu perpustakaan; hal ini banyak diakibatkan oleh adanya kemajuan-kemajuan dan perkembangan-perkembangan yang terakhir dalam
lmana pemberian pelayanan
referensi yang cenderung bersifat inklusif pada dewasa ini. Kenyataan seperti ini dapat kita lihat pada pandangan-pandangan yang diberikan oleh beberapa pakar dalam dunia perpustakaan, misalnya saja pendapat-pendapat dari: 1. Donald Davinson, dalam bukunya yang berjudul reference Service (1980, p, 11) yang mengatakan ”reference and information service in the activity undertaken by librarians and associated types of staff from reference libraries,using collections mada available for home reading or other use outside the library”. Pernyataan atau pendapat ini jelas-jelas tidak berusaha membedakan antara pelayanan referensi dengan pelayanan informasi serta seakan-akan kedua jenis layanan itu dijalankan oleh para pustakawan referensi pada setiap perpustakaan. 2. William A.katz dalam bukunya yang berjudul I ntroduction the Reference work : vol II, Reference service (1969, p, 6) mencoba memberikan pengertian tentang pelayanan informasi ini dalam rangka pembedaan antara reference work, reference service dan information service. Ia berpendapat antara lain; bahwa pelayanan informasi itu adalah istilah yang secara
lmanac
masih baru dalam bidang
pelayanan referensi. Dan bila ditinjau dari segi karakteristiknya maka ia merupakan suatu perluasan dari reference work yang pada hakikatnya lebih ditunjukkan kepada penelusuran informasi secara ekstensif serta yang memanfaatkan metode-motode ilmiah. Disini
dituntut potensi staf pelayanan referensi yang berpendidikan
berpredikat subject specialist yang menguasai metode-metode penelitian serta bibliografi know how! Memang harus diakui bahwa, perkembangan dan kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam bidang IPTEK yang menyebabkan adanya pergeseran-pergeseran dalam berbagai jenis pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan khususnya pada perpustakaan-perpustakaan perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian. Pada
Universitas Sumatera Utara
banyak perpustakaan dari kedua jenis lembaga tadi sudah mulai ditinggalkan jenis-jenis layanan tradisional tertentu agar dapat peka, cepat dan tepat memenuhi permintaanpermintan informasi dari para pemakai jenis layanan perpustakaan. Tuntutan dari masyarakat pemakai sumber informasi atas kualitas pustakawan sebagai komunika dan mediator, yang berusaha menghubungkan para pemakai informasi dengan sumbersumber informasi dan keanekaragaman jenis informasi yang dicari oranglah yang antara lain menyebabkan timbulnya pergeseran-pergeseran atas pengertian atau batasan pelayanan referensi dan pelayanan informasi tersebut diatas. Untuk jelasnya maka pergeseran –pergeseran itu dapat digambarkan sebagai berikut: A
B
C >=========> >========> Pada tahap-tahap a dan b, pustakawan boleh dikatakan hanya sebagai mediator saja dan kualifikasi pustakawan masih banyak pada tingkat generalist disertai tuntutan untuk memahami sipencari informasi itu. Pada tahap c terutama pada perpustakaanperpustakaan besar dan telah berkembang dengan baik, pustakawan referensi lebih bertindak sebagai komunikator dan mediator antara khasanah ilmu pengetahuan dengan para pemakai jasa layanan perpustakaan serta berkualitas sebagai subjek spesialis. Di negara kita sendiri, kondisinya masih pada tahap-tahap a dan b, walaupun ada beberapa perpustakaan khusus kita telah mulai beranjak ke arah tahap c. Mengingat kondisi-kondisi pada umumnya seperti yang terlukis di atas maka penulis masih berpegang pada pengertian lama, yakni bahwa pemberian pelayanan informasi atau information service itu merupakan layanan yang sifatnya cenderung lebih ringan dan praktis yang lazimnya segera dapat dilaksanakan atau permintaan informasi itu segera dapat ditangani oleh para petugas pada meja peminjama di setiap perpustakaan. Sekalipun demikian, tidak jarang jenis layanan ini pun dijalankan oleh unit/bagian referensi. Karena sifat permintaan informasi itu begitu sederhana dan praktis maka bentu pelayanan ini dapat dikatakan tidak banyak meminta waktu,
lmana
keahlian serta teknik-teknik penelusuran. Informasi yang handal para petugas
Universitas Sumatera Utara
perpustakaan, misalnya jenis-jenis pertanyaan atau permintaan informasi yang tertera di bawah ini: a. Siapa pustakawan pada kantor cabang? b. Dimana alamat Bapeda di Jawa timur? c. Apakah ada buku-buku tentang kurikulum? d. Dimana saya dapat meminjam buku Panduan UMPTN? Sudah tentu permintan-permintaan informasi terebut dijawab di meja peminjaman perpustakaan yang bersangkutan, tidak perlu harus melibatkan pustakawan referensinya! Coba bandingkan mereka dengan permintaan-permintaan informasi tertera dibawah ini yang hanya dapat djawab oleh seorang pustakawan referensi terutama seorang spesialis, pada suatu perpustakaan perguruan tinggi. 1) Dapatkah anda membantu saya mencarikan teori belajar yang dikemukakan oleh piaget dan apa latar belakangnya? 2) Siapakah yang mengemukakan prinsip the media is the message dan apa landasan teoretisnya? 3) Dapatkan anda membantu saya mencarikan apa hasil-hasil temuan terakhir dari penelitian-penelitian di bidan teori kognitif? 4) Saya membutuhkan informasi tentang program-program pendidikan orang dewasa yang dilaksanakan pada musim panas di Amerika Serikat
atau kanada yang
mungkin memberikan beberapa fasilitas tertentu bagi peserta luar negeri, dapatkah anda membantu saya? Ditinjau dari materi dan kualitas permintaan informasi tersebut sudah tentu untuk dapat memenuhi permintaan informasi itu diperlukan cara/teknik penelusuran informasi tertenu dan pada pihak pustakawan referensi dituntut pengetahuannya di bidang subjek yang bersangkutan. Itulah sebabnya maka permintaan informasi ini tidak dapat ditangani oleh petugas dimeja peminjaman/sirkulasi. Mengingat hal-hal tersebut diatas maka seyogyanya diadakan pembagian tugas disusun uraian tugas yang jelas antara pelayanan informasi di meja peminjam dengan
Universitas Sumatera Utara
pelayanan referensi di unit bagian referensi agar dapat dihindari terjadinya tumpangtindih pekerjaan antara kedua unit/bagian tersebut. Disamping itu, yang termasuk kedalam bentuk pelayanan informasi ini adalah misalnya buku-buku penuntun cara-cara meggunakan perpustakaan termasuk peraturanperaturan peminjaman, bahan-bahan pustaka, pembuatan dan pemasangan petunjukpetunjuk atau guides pada ruang stock dan katalog, mengedarkan daftar tambahan buku baru, buku-buku panduan dalam mendayagunakan fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan (misalnya, penggunaan koleksi-koleksi bahan pustaka tertentu, fasilitas photocopy computer dan sebagainya), mengadakan pajangan/pameran bukubuku atau dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan objek/peristiwa tertentu lengkap dengan informasi-informasi yang berkaitan dan pemanjangan sampul bukubuku baru agar diketahui oleh para pembaca.
2.6
Pelayanan Pemberian Bantuan Menurut Trimo (1992: 65), inilah suatu jenis pelayanan perpustakaan dalam
membantu dan member guidance kepada para pengunjung/masyarakat yang dilayani olehnya. Contoh bentuk pelayanan ini adalah seorang mahasiswa, misalnya datang ke perpustakaan dan meminta bantuan kepada petugas perpustakaan mungkin sekali dengan perantaraan surat dari dosen yang bersangkutan dalam mengatasi kesukaran yang dihadapi dalam membuat skripsi/tesis/laporan/makalahnya ataupun dalam proses bagian reader’s advisory work untuk membantu sedapat dan sejauh mungkin mahasiswa itu. Dalam hal ini sangat dibutuhkan bimbingan yang tepat dari seorang ahli perpustakaan agar mahasiswa itu akhirnya dapat membuat sendiri tugasnya dengan kemampuan yang ada padanya. Kebijaksanaan, ketrampilan dan pengetahuan dalam guidance sangat diperlukan dalam hal ini. Mungkin sekali kesukaran mahasiswa tersebut hanya berkisar pada (1) kurang tepatnya ia memilih bahan-bahan yang akan dipakai dalam pembuatan skripsi/laporan itu, atau (2) tidak tahu bagaimana ia seharusnya menyortir dan mengorganisasi bahan-bahan yang telah diperolehnya dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Termasuk dalam jenis pelayanan ini adalah antara lain pembuatan label-label atau etiket-etiket yang akan menunjukkan kepada para pengunjung perpustakaan penggolongan bidang-bidang ilmu pengetahuan di perpustakaan tersebut, membantu para pembaca dalam memperluas minat dalam membacanya, memperbaiki mutu pembaca para mahasiswa, mengadakan pameran buku-buku baru yang akan menarik perhatian para pengunjung. Khususnya bagi perpustakaan-perpustakaan IKIP di Indonesia yang memiliki sekolah-sekolah laboratorium hendaknya diingat bahwa pelayanannya haruslah diperluas hingga dapat melayani sekolah-sekolah tersebut. Dalam hal yang terakhir ini, perpustakaan dapat mengadakan story hours dan ruandi dengan khusus untuk anak-anak didik sekolah tadi dengan tujuan memberikan bimbingan kepada mereka agar minat, selera dan kecakapan membaca mereka bertambah. Ketiga bentuk pelayanan tersebut di atas tadi hanyalah merupakan sebagian saja dari macam-macam pelayanan yang dapat dan mungkin dilaksanakan oleh suatu perpustakaan perguruan tinggi. Bagi setiap perpustakaan, bentuk-bentuk pelayanan apa dan bagaimana tahapan yang akan diberikan itu bergantung sepenuhnya pada beberapa faktor, yakni tenaga yang tersedia di perpustakaan yang bersangkutan, kekuatan koleksinya, fasilitas yang ada pada perpustakaan tersebut dan faktor geografisnya. Di samping itu perlu diperhatikan bahwa semua pelayananan ini membutuhan adanya inisiatif kebijaksanaan, dan know how dari kepala perpustakaan universitas atau institute yang bersangkutan di samping adanya kerja sama yang bak dan saling mengerti antara staf pengajar, kepala perpustakaan pusat dan pimpinan universitas atau instiut yang bersangkutan.
2.6
Bantuan dalam penelusuran Menurut
Syahrial-Pamunjak
(2000:
109),
dalam
memberikan
bantuan
penelusuran, petugas mengembangkan suatu teknik untuk mewawancarai sipenanya. Dengan sopan, ia harus terus bertanya sampai terang baginya apa yang dicari pertanyaan lalu di analisa ke dalam istilah-istilah yang digunakan dalam buku referensi yang akan digunakan. Kalau petugas tidak memahami subyek yang ditanyai itu, ia
Universitas Sumatera Utara
sebaiknya mencari dalam ensiklopedi atau buku pengantar sederhana, apa arti subyek itu. Sebelum ia mulai mencari informasi yang diminta. Penelusuran diadakan selagi penanya hadir, ia terus diminta pendapat selama pencarian dilakukan. Pertanyaan yang dapat dijawab dengan menggunakan buku referens, meminta dari petugas pengetahuan tentang buku-buku tersebut. Untuk permintaan akan informasi yang lebih mendalam, dari itu diperlukan teknik pencarian dengan cara yang tepat guna. Pertama harus ditinjau apa yang ada di perpustakaan dengan melihat katalog perpustakaan. Jika itu pun belum memuaskan, perlu diperiksa dalam buku referens, apakah ada penunjukkan ke literature lain. Pemahaman pustakawan mengenal perpustakaan lain atau sumber lain yang mungkin memiliki
lmanac al itu sangatlah
diperlukan.
2.7
Pertanyaan yang sering diajukan Syahrial-Pamunjak
(2000:
109)
seringnya
pertanyaan
diajukan
kabur
maksudnya. Pustakawan dengan sopan dan sabar harus mewawancari penanya sampai jelas, bagian apa yang sebenarnya menjadi pokok persoalan. Meskipun kedengaran sederhana saja, penanganannya harus sama teliti dicarinya mungkin sangat penting. Pertanyaan yang agak sulit mencari jawabannya atau tidak terjawab, baiknya dicatat dalam buku tulis khusus atau pada formulir yang kemudian di simpan menurut subyek pertanyaan. Jika pertanyaan yang serupa kelak diajukan lagi, keterangan itu dapat digunakan. Juga dapat dilihat pertanyaan macam apa yang selalu kembali diajukan. Kalau koleksi buku referens yang dimiliki tidak mencukupi untuk menjawab pertanyaan yang selalu timbul kembali, catatan ini dapat digunakan sebagai pedoman penambahan judul buku referens yang baru.
2.8
Kode Etik Pustakawan Menurut Rachman Hermawan (2006: 105) kode etik pustakawan Indonesia pada
hakikatnya tidak jauh berbeda dengan kode etik yang terdapat pada organisasi pustakawan di negara-negara lain.
Universitas Sumatera Utara
Kode etik pustakawan Indonesia hanya berlaku bagi pustakawan Indonesia. Yang dimaksud dengan pustakawan dalam kode etik adalah pustakawan yang dinyatakan dalam AD/ART IPI. Pustakawan ialah “seorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan pengetahuan kepustakawan,yang dimilikinya melalui pendidikan”. Dalam pembukaannya, kode etik pustakawan Indonesia terdiri dari tiga alinea: 1. Alinea pertama, “Pustakawa Indonesia adalah seorang yang berkarya secara profesional di bidang perpustakaan dan dokumentasi yang sadar pentingnya sosialisasi profesi pustakawan kepada masyarakat luas, dan perlu menyusun etika sebagai pedoman kerja” Dalam alinea ini terdapat tida pernyataan/penegasan IPI,sebagai berikut: 1. Batasan/definisi pustakawan. 2. Perlunya sosialisasi profesi pustakawan kepada masyarakat luas (public) 3. Perlunya etika profesi sebagai pedoman kerja. 2. Alinea kedua, “Di alam keterbukaan informasi, perlu ada kebebasan intelektual dan memperluas akses informasi bagi kepentingan masyarakat luas. Pustakawan ikut melaksanakan kelancaran arus informasi dan pemikiran yang bertanggung jawab bagi keperluan generasi sekarang dan yang akan datang. Pustakawan berperan aktif melakukan tugas sebagai pembawa perubahan dan meningkatkan kecerdasan masyarakat untuk mengantisipasi perkembangan dan perubahan di masa datang”.
2.9
Peran pustakawan Referensi Menurut Hermawan (2006: 57) peranan pustakawan dalam melayani
penggunanya sangat beragam. Dalam banyak hal pustakawan memainkan berbagai peran (berperan ganda) yang dapat disingkat dengan akronim emas yaitu: 1. Educator Dalam melaksanakan tugasnya harus berfungsi dan berjiwa sebagai pendidik.
Universitas Sumatera Utara
2. Manajer Mengelola informasi pada satu sisi dengan pengguna informasi disisi lain. Sebagai manajer
pustakawan
harus
mempunyai
jiwa
kepemimpinan.
Kemampuan
memimpin dan menggerakkan, serta mampu bertindak seagai coordinator dan integrator dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. 3. Administrator Sebagai administrator pustakawan harus mampu menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program perpustakaan, serta dapat melakukan analisis atas hasil yang telah dicapai kemudian melakukan upaya-upaya perbaikan untuk mencapai hasil yang lebih baik. 4. Supervisor Sebagai pustakawan harus: a. Dapat melaksanakan pembinaan profesional. b. Dapat meningkatkan prestasi, pengetahuan dan keterampilan. c. Mempunyai wawasan yang luas.
Universitas Sumatera Utara