BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi dan Fisiologi Paru Paru manusia terdiri dari dua bagian yaitu paru dextra dan sinistra. Baik paru dextra ataupun sinistra berbentuk kerucut dan dibungkus oleh pleura viceralis. Keduanya memiliki apex pulmonis yang tumpul yang menonjol ke atas kearah leher sepanjang kurang lebih 1 inchi di atas clavikula. Bagian bawah paru, basis pulmonis, memiliki permukaan yang konkaf dan berbatasan dengan diafragma. Pada facies costalis, permukaan paru berbentuk konveks. Hal ini disebabkan oleh dinding thoraks yang konveks yang terbentuk oleh costae. Sementara pada facies mediastinalis, paru memiliki permukaan konkaf yang terbentuk oleh cetakan pericardium dan struktur pericardium lainnya. Di bagian tengah pada facies mediastinalis terdapat hilum pulmonis yaitu sebuah cekungan dimana bronchus, pembuluh darah dan saraf yang membentuk radix pulmonis masuk dan keluar ke paru.4 Pada pulmo dextra terdapat tiga lobus yang terdiri dari lobus superior, lobus medius, dan lobus inferior. Ketiga lobus ini dipisahkan oleh fissure oblique dan fissure horizontalis. Sementara pada pulmo sinister terbagi menjadi dua lobus yaitu lobus superior dan lobus inferior yang dibagi oleh fissure oblique.5 Mekanisme pernafasan terjadi saat udara diinpirasi dan masuk melalui hidung kemudian udara mengalir ke faring dan selanjutnya masuk ke dalam trachea. Setelah masuk ke dalam trachea udara akan masuk kedalam bronchus principalis. Bronchus principalis merupakan percabangan dari trachea yang akan masuk kedalam paru dextra dan sinistra. Selanjutnya bronchus principalis ini akan bercabang menjadi brochus lobaris, sesuai dengan pembagian lobus baik di paru dextra maupun sinistra. Kemudian, bronchus lobaris ini akan bercabang lagi menjadi bronchus segmentalis. Setelah melalui bronchus segmentalis yang akan bercabang menjadi bronchiolus terminalis, udara akan melewati bronchiolus respiratorius 5 http://digilib.unimus.ac.id
6
sebelum akhirnya sampai di ductus alveolaris. Dari ductus alveolaris ini, udara akan menuju bagian paru yang berbentuk seperti kantong dengan dinding yang tipis yang disebut dengan saccus alveolaris. Saccus alveolaris ini terdiri dari beberapa alveoli. Setiap alveoli dikelilingi oleh jaringan kapiler pulmonal. Selanjutnya akan terjadi pertukasan gas dari membran alveoli menuju kapiler pulmonal antara oksigen yang akan masuk ke darah yang selanjutnya akan diedarkan keseluruh tubuh dengan karbondioksida yang merupakan hasil sisa dari proses metabolism dalam tubuh.5,6
B. Proses Bernafas Pernafasan adalan adalah proses pertukaran gas oksigen dari luar tubuh dengan karbondioksida yang merupakan gas sisa hasil metabolisme tubuh. Proses pernafasa ini dibagi dalam 2 proses, yaitu pernafasan eksterna dan pernafasan interna. Pernafasan eksterna adalah proses penyerapan oksigen (O2) serta pengeluaran karbondioksida (CO2) secara keseluruhan. Sedangkan pernafasan interna yaitu proses penggunaan O2 dan pembentukan CO2 oleh sel dalam proses metabolism tingkat sel. Proses pernafasaan ini merupakan sebuah sistem yang cukup kompleks, karena melibatkan beberapa sistem lain dalam tubuh seperti sistem musculoskeletal yang membantu mengembangkan dan menyusutkan rongga dada, serta sistem saraf di otak yang mengatur gerak dari otot – otot tersebut.4 Frekuensi pernafasan manusia normal dan pada saat istirahat berkisar antara 12 – 20 kali per menit. Proses pemasukan udara dari luar tubuh ke dalam paru disebut inspirasi. Secara sederhana proses inspirasi terjadi saat musculus intercostae berkontraksi, costae teragkat dan sebagai akibatnya volume rongga dada membesar dan tekanan udara dalam paru lebih kecil dari tekanan udara di luar tubuh, sehingga udara dari luar tubuh akan masuk. Proses pengeluaran udara sisa metabolisme ke luar tubuh disebut ekspirasi. Proses ekspirasi ini terjadi saat musculus intercostae mengalami relaksasi, sehingga costae kembali turun dan akibatnya volume rongga dada mengecil
http://digilib.unimus.ac.id
7
sehingga, tekanan udara di dalam paru lebih besar dari pada tekanan udara di luar tubuh, maka pada akhirnya udara dari dalam paru keluar.4,6
C. Volume dan Kapasitas Paru 1. Volume Paru Banyaknya jumlah udara yang dapat masuk dan keluar paru disebut volume. Volume paru dibagi menjadi empat, yaitu : a)
Volume tidal Jumlah udara yang dapat masuk ke dalam dan keluar dari paru pada inspirasi dan ekspirasi normal. Volume tidal paru normal lebih kurang sekitar 500 ml.
b)
Volume cadangan inspirasi Jumlah udara yang masih dapat masuk ke dalam paru pada inspirasi masksimal diatas volume tidal normal. Volume cadangan inspirasi sekitar 3000 ml.
c)
Volume cadangan ekspirasi Jumlah udara yang dapat dikeluarkan dengan ekspirasi maksimal setelah ekspirasi tidal normal. Volumenya sekitar 1100 ml.
d)
Volume residual Jumlah udara yang masih ada di dalam paru setelah ekspirasi maksimal. Volume rata – rata nya sekitar 1200 ml.
2. Kapasitas paru Kapasitas paru merupakan gabungan dua atau lebih dari volume paru. Kapasitas paru dibagi menjadi empat : a) Kapasitas inspirasi Kapasitas inspirasi senilai dengan jumlah dari volume tidal ditambah volume cadangan inspirasi. Jumlah rata - rata nya sekitar 3500 ml. Kapasitas inspirasi ini adalah jumlah udara yang dapat di inspirasi oleh seseorang setelah melakukan ekspirasi normal kemudian melakukan inspirasi maksimal.
http://digilib.unimus.ac.id
8
b) Kapasitas sisa fingsional Kapasitas sisa fungsional merupakan jumlah udara yang masih ada di dalam paru setelah ekspirasi normal. Jumlahnya sekitar 2300 ml. Kapasitas sisa fungsional ini senilai dengan volume cadangan ekspirasi dengan volume sisa. c) Kapasitas vital Kapasitas vital paru merupakan jumlah udara yang dapat di ekspirasikan seseorang setelah melakukan inspirasi maksimal kemudian melakukan ekspirasi maksimal. Jumlahnya kurang lebih sekitar 4600 ml. Jumla ini senilai dengan penjumlahan dari volume cadangan inspirasi ditambah volume tidal serta volume cadangan ekspirasi. d) Kapasitas total Kapasitas total paru merupakan jumlah maksimal udara yang dapat mengembangkan paru sampai tingkat maksimal dengan cara inspirasi sebesar – besarnya.6
Berdasarkan ketetapan dari ATS (American Thoracis Sosciety), kriteria gangguan fungsi paru dibedakan menjadi : Tabel 2.1. Kriteria gangguan fungsi paru menurut ATS19 KVP (%)
Kategori
≥ 80 %
Normal
60 – 79 %
Restrictive ringan
30 – 59 %
Restrictive Sedang
< 30 %
Restrictive Berat
Nilai kapasitas vital paru (KVP) dan volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) dapat digunakan untuk menilai faal paru dari seorang individu karena pemeriksaan ini cukup sensitif dan dapat menggambarkan keadaan paru dari individu itu sendiri. Nilai KVP dan VEP1 ini dapat
http://digilib.unimus.ac.id
9
digunakan untuk mengetahui apakah telah terjadi gangguan pada paru atau tidak.
D. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Paru Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai kapasitas paru pada setiap individu. Adapun faktor tersebut seperti : usia, jenis kelamin,tinggi badan, berat badan, kebiasaan olahraga, kebiasaan merokok, serta penyakit paru.. 1. Usia Bertambahnya usia seseorang akan mempengaruhi fungsi dari organ – organ tubuh. Secara fisiologis seseorang mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis. Pertumbuhan ini akan berlangsung sampai usia 18 – 20 tahun. Seiring bertambahnya usia akan terjadi penurunan fungsi organ. Penurunan ini terjadi saat seseorang menginjak usia 30 tahun. Penurunan fungsi ini dapat berbeda untuk tiap indibidu, tergantung dari gaya hidup seseorang. Proses penurunan fungsi ini, pada individu tertentu terjadi setelah usia mencapai 35 bahkan 40 tahun.23 Penurunan fungsi ini terjadi pada seluruh organ yang ada dalam tubuh, salah satunya adalah paru. Penurunan fungsi paru disebabkan oleh menurunnya fungsi dari organ pernafasan dan otot – otot pernafasan. Selain itu seiring bertambahnya umur seseorang akan terjadi peningkatan volume residual akibat dari penurunan fungsi serabut elastis alveolus dan bronchipus terminal. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya udara pada respirasi maksimal sehingga dapat mempengaruhi nilai kapasitas vital paru7. 2. Jenis Kelamin Laki – laki dewasa muda memiliki nilai kapasitas vital paru normal berkisar antara 4,6-5 liter. Sedangkan pada wanita dewasa muda nilai kapasitas vitalnya sekitar 3,5 – 4,5 liter.6
http://digilib.unimus.ac.id
10
3. Status Gizi Nilai kapasitas vital paru dapat dipengaruhi oleh status gizi seseorang. Orang dengan badan yang tinggi dan berat badan normal akan lebih besar nilai kapasitas vital parunya bila dibandingkan dengan orang berpostur tubuh pendek dan gemuk. Hal ini dapat disebabkan oleh banyaknya jaringan lemak yang menyelimuti organ paru sehingga daya kembang paru terhalang oleh jaringan lemak, sebagai akibatnya hai ini akan mempengaruhi nilai kapasitas vital paru seseorang.8 Status gizi seseorang dapat dukur menggunakan indeks massa tubuh yang dihitung menggunakan perbandingan dari berat badan dengan tinggi badan seseorang9. Tabel 2.2 Kategori IMT untuk Indonesia9 Kategori
Nilai IMT
Kurus tingkat berat
< 17,00
Kurus tingkat ringan
17,0 - 18,5
Normal
18,5 - 25,0
Kegemukan tingkat ringan
25,0 - 27,0
Kegemukan tingkat berat
>27,0
4. Kebiasaan Olahraga Kebiasan olah raga sangat berpengaruh terhadap fungsi paru seseorang. Latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan funsi paru seseorang. Orang yang aktif berolahraga akan mempunyai kapasitas vital yang lebih besar.10 5. Kebiasaan Merokok Kebiasaan merokok sangat mempengaruhi fungsi paru. Satu batang rokok memiliki 4000 (empat ribu) macam zat yang berbahaya bagi tubuh11. Salah satu dari zat berbahaya tersebut adalah tar, yaitu toksin yang terdapat dalam rokok, biasanya berwarna coklat atau hitam, dan menempel pada alveoli serta bersifat karsinogenik. Semakin banyak batang rokok yang dihisap oleh seseorang akan semakin meningkatkan kadar tar dalam paru
http://digilib.unimus.ac.id
11
orang tersebut. Keberadaan tar dalam paru ini akan mengganggu kinerja dari paru dalam proses respirasi.12 Selain tar asap rokok juga diketahui dapat merangsang produksi mukus dan menurunkan pergerakan silia disaluran pernafasan. Keberadaan mukus ini terlebih yang terdapat pada alveoli akan mengganggu proses difusi dari udara pernafasan14. Oleh karena itu, merokok sangat mempengaruhi kapasitas paru secara berarti. Perokok ringan dalam satu hari menghabiskan kurang dari 10 batang rokok, sedangkan perokok sedang menghabiskan 10 – 20 batang rokok per hari, serta perokok berat menghabiskan lebih dari 20 baang rokok per hari.13 6. Lingkungan dan Pekerjaan Pekerjaan seseorang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan. Orang yang bekerja pada kondisi lingkungan yang tidak sehat dan terdapat banyak polusi lebih rentan terkena penyakit dibandingkan orang yang bekerja pada lingkungan yang sehat. Salah satu indikator lingkungan yang sehat adalah udara yang bersih. Udara yang kotor dan mengandung banyak polusi akan menimbulkan berbagai macam penyakit seperti infeksi saluran pernafasan, bronchitis kronis, asma bronchial, bahkan kanker paru, tergantung dari lamanya seseorang terpajan polusi tersebut. Semakin lama seseorang terpapar polusi resiko terkena gangguan kesehatan semakin besar. Resiko ini mulai terlihat mulai saat seseorang berada di lingkungan dengan polusi tinggi selama satu tahun. Berdasarkan penelititan yang dilakukan menunjukan bahwa seseorang yang bekerja lebih dari lima tahun di lingkungan dengan tingkat polusi tinggi memiliki resiko yang lebih besar terkena gangguan saluran pernafasan.14 7. Kelainan dan penyakit paru Semua kelainan dan penyakit paru akan mempengarui fungsi kerja paru itu sendiri. a. Asma Penyakit asma terjadi sebagai akibat dari reaksi inflamasi pada bronkus dan konstriksi otot polos pada bronkus yang disebabkan oleh beberapa
http://digilib.unimus.ac.id
12
hal misalnya alergi. Reaksi inflamasi dan konstriksi otot pada bronkus akan menyebabkan terjadinya penyempitan bronkus, sehingga proses respirasi menjadi terganggu.15,16 b. Pneumoni Pneumoni
merupakan infeksi
akut
pada jaringan paru oleh
mikroorganisme baik bakteri maupun virus. Mikroorganisme yang berkoloni dalam jaringan paru akan merangsang produksi mukus sehingga dapat menurunkan ventilasi paru.15,16 c. Tuberkulosis Tuberkulosis merupakan penyakit akibat infeksi dari Mycobacterium tuberculosis. Pada fase kronis, paru penderia tuberkulosis akan terbentuk jaringan fibrosis. Hal ini akan berdampak pada menurunnya jumlah lobus fungsional dari paru sehingga akan mempengarui kapasitas paru.15 d. Pneumotoraks Pneumotorak merupakan suatu kondisi dimana paru mengalami kolaps akibat dari adanya udara atau gas lain dalam cavum pleura. Keberadaan udara dalam cavum pleura ini akan menjadikan paru mengalami kesulitan untuk berkembang pada saat bernafas sehingga akan mempengaruhi volume udara yang dapat masuk dan keluar dari paru.15 e. Bronkitis Bronkitis adalah pnyakit pada paru obstruktif yang ditandai dengan produksi mukus yang berlebih pada saluran nafas bagian bawah. Keberadaan mukus dalam saluran pernafasan merukapan mediator perkembangan mikroorganisme patogen penyebab infeksi. Keberadaan mukus dan mikroorganisme patogen ini juga dapat mempengaruhi proses ekspirasi dalam bernafas.15 f. Emfisema Emfisema merupakan penyakit kronis yang bersifat obstruktif pada paru karena pada penyakit ini terjadi penurunan elastisitas paru dan
http://digilib.unimus.ac.id
13
luas permukaan alveolus akibat destruksi dinding alveolus. Hal ini dapat terjadi akibat merokok dalam kurung waktu bertahun – tahun.16 g. Atelektasis Atelektasis merupakan suatu kondisi dimana alveolus tidak dapat berkembang atau kolaps akibat adanya obstruksi di saluran nafas. Atelektasis ini merupakan keadaan lanjutan dari beberapa penyakit seperti bronklitis, efusi pleura, atau pneumotoraks.15
E. Polusi Udara Keseluruhan udara yang ada di permukaan bumi disebut atmosfer. Atmosfer ini terdiri dari emapt lapisan dimana pada masing – masing lapisan ini memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dalam menyerap sinar matahari. Ke empat lapisan tersebut yaitu : a. Troposphere
: lapisan yang paling dekat dengan bumi dengan batas ketinggian 18 km di atas garis equator dan 8 km di atas kutub. Pada lapisan ini komponen udara terbanyak adalah nitrogen (±78 %) dan oksigen (±21 %).
b. Stratospher
: lapisan ini berada di atas 18 - 50 km dengan unsur yang terkandung dalam lapisan ini adalah uap air dan ozon (O3). Ozon ini berfungsi sebagai pelindung bumi dari sinar ultraviolet yang di pancarkan oleh matahari.
c. Mesospher
: lapisan ini berada pada ketinggian 50 - 85 km.
d. Thermospher
: lapisan ini berada pada ketinggian 85 – 300 km.
Seiring dengan meningkatnya pembangunan yang dilakukan manusia secara terus menerus terutama pada bidang industri dan tekhnologi menyebabkan terjadinya perubahan komposisi udara yang telah melebihi daya toleransi lingkungan yang dapat berdampak buruk terhadap kehidupan manusia tarutama masalah kesehatan yaitu berupa polusi udara. Polusi udara dapat di artikan sebagai suatu peristiwa masuknya komponen lain ke udara
http://digilib.unimus.ac.id
14
baik secara langsung ataupun tidak langsung akibat perbuatan manusia atau karena proses salami sehingga mengakibatkan penurunan kualitas udara sampai tingkat tertentu. Semua jenis bahan atau zat yang bukan komponen asli dari komposisi udara normal disebut polutan. Menurut Glolier’s Encyclopadia International, polusi udara merupakan keadaan di mana masuknya satu atau beberapa zat – zat kedalam udara melalui aktivitas manusia maupun proses alamiah dalam kurun waktu tertentu yang secara karakteristik memiliki kecenderungan menimbulkan penurunan kualitas udara yang dapat mengganggu kelangsungan kehidupan manusia ataupun benda – benda disekitarnya. Sementara menurut Kepmen Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup RI. No. KEP-03/MENKHL/II/1991, polusi udara yaitu masuk/dimasukannya mahluk hidup, zat, energy, dan /atau komponen lain ke udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat lagi digunakan sesuai peruntukannya.17 Dewasa ini jumlah sumber pencemaran udara kian bertambah. Kebanyakan sumber polusi udara ini berasal dari aktivitas manusia seperti pembangunan industri, penggunaan bahan bakar minyak, pembakaran sampah, pembakaran lahan kosong, dan masih banyak lagi. Dari seluruh aktivitas tersebut di atas, akan menghasilkan zat – zat polutan yang akan berdampak buruk terhadap kelestarian, stabilitas dan kualitas lingkungan yang nantinya akan berdampak buruk pula terhadap tingkat kesehatan manusia dan lingkungannya. Salah satu fenomena yang dapat ditimbulkan dari polusi udara yang terus meningkat adalah efek rumah kaca (green house effect). Adapun akibat dari fenomena efek rumah kaca itu sendiri seperti : a. Bertambahnya kadar CO2 dalam udara dimana gas ini akan berpengaruh terhadap tingkat penyerapan energi radiasi dari sinar matahari. b. Pengaruh pertikel – partikel terhadap keseimbangan panas di permukaan bumi.
http://digilib.unimus.ac.id
15
c. Pengaruh perubahan cuaca / iklim karena pemborosan pemnggunaan energi.17
1. Jenis – Jenis Zat Kontaminan Jenis zat kontaminan dalam atmosfer adalah sebagai berikut : a) Karbondioksia (CO2) dan Karbonmonoksida (CO) Karbondioksida merupakan gas yang bersifat absorbtif terhadap panas dan serta menghambat terestrial radiation. Korbonmonoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, serta tidak berasa. Gas ini berasal dari proses pembakaran yang tidak sempurna dari bahan – bahan
yang
mengandung
karbon.
Karbonmonoksida
dapat
mengakibatkan berkurangnya kapasitas darah dalam menyalurkan oksigen ke jaringan tubuh bila gas ini masuk dalam tubuh. b) Senyawa – Senyawa Oksida Nitrogen (NOx) Senyawa ini berasal dari pusat – pusat pembakaran seperti dari industri, pembangkit listrik dengan menggunakan gas alam. Ada beberapa jenis senyawa oksida nitrogen yang memiliki sifat berbeda, antara lain Nitrous Oxide (N2O), Nitric Oxide (NO), serta Nitrogen Dioksida (NO2). Di atmosfer, gas Nitrous Oxide berperan sebagai polutan primer. Gas ini lebih banyak menyerap sinar ultraviolet dari matahari dibandingkan gas lain. Sifat gas ini tidak stabil sehingga mudah teroksidasi menjadi Nitogen Dioksida (NO2). Nitrogen Dioksida adalah salah satu gas yang bersifat toksik terhadap tubuh manusia. Apabila gas ini masuk dalam tubuh manusia dapat mengakibatkan gangguan di saluran pernafasan.17 Berdasarkan hasil penelitian terhadap hewan percobaan, didapatkan hasil bahwa kadar NO2 lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan paru ( edema pulmonum ). Pemajanan NO2 dengan kadar 5 ppm dalam waktu 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam bernafas.24
http://digilib.unimus.ac.id
16
c) Belerang Oksida (SOx) Senyawa ini terdiri dari gas Sulfur Dioksida (SO2) dan Sulfur Trioksida (SO3) . Sulfur Dioksida buatan berasal dari sisa pembakaran minyak bumi, gas, serta batu bara. Sementara Sulfur Dioksida yang alami berasal dari gunung berapi, pembusukan dari bahan – bahan organic oleh mikroba, serta reduksi sulfat secara biologis. Kadar SO2 pada angka 500 ppm dapat menyebabkan kematian pada manusia. Gas ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan serta kenaikan sekresi mucous. Sedangkan gas SO3 memiliki sifat yang sangat reaktif, serta mudah bereaksi dengan air dan membentuk asam sulfat (H2SO4). Akibatnya dapat menyebabkan hujan asam. d) Partikel Partikel yang dapat menjadi polutan dibagi menjadi : a. Aerosol, merupakan partikel yang melayang di udara b. Kabut (fog), adalah aerosol yang berupa butiran air yang berada di udara c. Asap (smoke), adalah aerosol yang berasal dari campuran antara butiran padat dan cairan yang melayang di udara d. Debu (dust), adalah aerosol yang berasal dari butiran padat yang tersebar di udara karena hembusan angin e. Kabut (mist), adalah butiran cair yang terhambur di udara f. Fume, merupakan aerosol yang berasal dari kondensasi uap logam yang biasanya timbul dari pengecoran serta peleburan logam g. Plume, asap yang berasal dari industry h. Smog, merupakan gabungan dari smoke dengan fog 17
2. Jenis – Jenis Pencemaran Udara Jenis pencemaran udara dibagi menjdai beberapa kelompok. Berdasarkan sumbernya, pencemaran udara dibagi menjadi : a) Aktivitas manusia Pencemaran yang dihasilkan dari segala aktivitas manusia seperti asap
http://digilib.unimus.ac.id
17
indusrti dan pertambangan, pembakaran bahan bakar minyak dari kendaraan bermotor, pembakaran sampah, dan sebagainya. b) Dari faktor alam misalnya gunung meletus dan kebakaran hutan.
Berdasarkan jenis kontaminannya, pencemaran dibagi menjadi dua : 1) Gas / Uap, seperti NO,CO, SO2, ammonia, hidrokarbon, dan sebagainya 2) Partikel, seperti aerosol, debu, asap, kabut, fume.
Berdasarkan partikelnya, pencemaran dibagi menjadi : 1) Debu yang mengakibatkan fibrosis paru ( debu silica) 2) Debu karbon 3) Debu yang mengakibatkan alergi, seperti debu organik 4) Debu yang dapat mengaikatkan iritasi seperti zat asam, alkali, serta kromat.
3. Dampak pencemaran Udara Pencemaran udara pada dasrnya memiliki dampak negative terhadap kesehatan baik untuk manusia ataupun mahluk hidup lainnya. Apabila tingkat pencemaran udara terus dibiarkan bukan tidak mungkin angka kesakitan akibat kualitas udara yang buruk akan meningkat tajam seiring dengan peningkatan jumlah industri dan pemakaian kendaraan bermotor dengan bahan bakar minayak. Akibat yang dapat ditimbulkan dari pencemaran udara adalah timbulnya peradangan di mukosa saluran pernafasan. Dalam tingkat polusi yang lebih tinggi polutan dalam bentuk gas dapat berakibat timbulnya beberapa penyakit terutama yang berhubungan dengan saluran pernafasan seperti Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), bronchitis kronis, asma bronchial, serta kanker paru. Sedangkan polutan dalam bentuk partikel dapat menyebabkan pharyngitis, pneumoconiosis, alergi, iritasi dan bahkan gangguan retraksi pada paru.17,18
http://digilib.unimus.ac.id
18
Menurut Prof. Dr. R. Boedhi Darmojo,18 mengemukakan bahwa polusi udara dapat mengakibatkan timbulnya penyakit – penyakit seperti : 1. Bronchitis kronik 2. Emphysema pulmonum 3. Bronchopneumonia 4. Asthma broncheale 5. Cor pulmonum kronikum 6. Kanker paru Tabel 2.3. Dampak Emisi Gas Buang terhadap Manusia3 No
Zat Pencemar
Organ Tubuh
Dampak
1
Plumbum
Otak
2
Plumbum
Perut
Stres, pertumbuhan kecerdasan anak terhambat Mual, sembelit, dan ganguan ginjal
3
Plumbum
Organ Reproduksi
Reproduksi terganggu
4
Sulfur oxyde (SOx)
Kulit
Gatal-gatal akibat hujan asam
5
Sulfur oxyde (Sox)
Paru
Kanker, flek paru, bronchitis
6
Hydrocarbon (HC)
Mata
Iritasi dan peradangan
7
Hydrocarbon (HC)
Tenggorokan
Peradangan
8
Hydrocarbon (HC)
Paru
Kanker, flek paru, bronchitis
9
Nitrogen oxide (NOx)
Mata
Iritasi dan peradangan
10
Carbon dioxide (CO2)
Jantung
Darah kekurangan oksigen
http://digilib.unimus.ac.id
19
WHO membagi tingkat dampak polusi udara menjadi 4 tingkatan, yaitu : a.
Tingkat I
: Konsentrasi polusi udara tidak menimbulkan gangguan apapun baik secara langsung ataupun tidak langsung.
b. Tingkat II
: Konsentrasi polusi udara dapat menyebabkan iritasi pada pancaindra, pembatasan pandangan (adverse level).
c. Tingkat III : Polusi
udara dapat menyebabkan gangguan
pada
faal organ – organ vita., penyakit menahun, serta pemendekan umur (serious level). d. Tingkat IV : Polusi udara dapat menyebabkan penyakit akut, bahkan kematian (emergency level).
http://digilib.unimus.ac.id
20
F. Kerangka Teori Peningkatan jumlah
Peningkatan jumlah
Tingkat penggunaan
industri
kendaraan bermotor
bahan kimia
Karakteristik : Kenaikan tingkat polusi udara
Usia, Jenis Kelamin, Berat badan, Tinggi badan, Lama kerja, Penyakit dan kelainan
Penurunan kualitas
paru.
udara
Perilaku : Kebiasaan merokok, Tingkat
Kebiasaan olahraga,
kesehatan paru
Lingkungan: Tingkat polusi udara, keadaan geografis. Fungsi Paru
http://digilib.unimus.ac.id
21
G. Kerangka Konsep Usia juru parkir
Lama kerja juru parkir
Fungsi paru
Kebiasaan merokok juru parkir
H. Hipotesis 1. Ada hubungan antara usia dengan fungsi paru juru parkir. 2. Ada hubungan antara lama kerja dengan fungsi paru juru parkir. 3. Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan fungsi paru juru parkir.
http://digilib.unimus.ac.id