BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Sistem Secara leksikal, sistem berarti susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas dan sebagainya. Dengan kata lain, sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu
tujuan
dalam
suatu
lingkungan
kompleks.
Pengertian
tersebut
mencerminkan adanya beberapa bagian dan hubungan antara bagian, ini menunjukkan kompleksitas dari sitem yang meliputi kerja sama antara bagian yang interpenden satu sama lain. Selain itu dapat dilihat bahwa sistem berusaha mencapai tujuan. Pencapaian tujuan ini menyebabkan timbulnya dinamika, perubahan-perubahan yang terus menerus perlu dikembangkan dan dikendalikan. Definisi tersebut menunjukkan bahwa sistem sebagai gugus dan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara teratur dalam rangka mencapai tujuan atau subtujuan (Marimin ; 2008 : 1-2). II.2. Pakar Pakar adalah seorang individu yang memiliki pengetahuan khusus, pemahaman, pengalaman, dan metode – metode yang digunakan untuk memecahkan persoalan dalam bidang tertentu. Seorang pakar memiliki kemampuan kepakaran, yaitu . (Rika Rosnelly ; 2012 : 10) 1. Dapat mengenali dan merumuskan suatu masalah.
13
14
2. Menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat. 3. Menjelaskan solusi dari suatu masalah. 4. Restrukturisasi pengetahuan. 5. Belajar dari pengalaman. 6. Memahami batas kemampuan. Selain itu, pakar juga memiliki kemapuan untuk mengaplikasikan pengetahuannyadan memeberikan saran utuk pemecahan pada domain tertentu. Ini merupakan pekerjaan pakar, memberikan pengetahuan tentang bagaimana seseorang melaksanakan tugas untuk menyelesaikan masalah. Peneyelesaian masalah ini didukung atau bahkan secara ekstrim akan dilaksanakan oleh sistem berbasis pengetahuan (sistem pakar). Seorang pakar mengetahui fakta – fakta mana yang penting, sebab akibat, fenomena – fenomena yang terkait dengan fakta, memahami arti hubungan antar fakta, juga hubungan sebab akibat, dan hubungan
dengan
fenomena
–
fenomena
yang
terkait
serta
mampu
menginterprestasikan akibat – akibat yang terjadi karena sesuatu sebab terjadi. II.3. Sistem Pakar Sistem pakar merupakan dari Artificial Intelligence (AI) yang cukup tua karena sistem ini mulai dikembangkan pada pertengahan 1960. Sistem pakar yang muncul pertama kali adalah General – purpose problem solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newel dan Simon. Sampai saat ini sudaah banyak sistem pakar yang dibuat, seperti MYCIN untuk diagnosis penyakit, DENDRAL untuk mengidentifikasi struktur molekul campuran yang tak dikenal, XCON & XSEL
15
untuk membentu konfigurasi komputer besar, SOPHIE untuk analisis sirkuit elektronik, Prospektor digunakan dibidang geologi untuk membantu mencari dan menemukan deposit, FOLIO digunakan untuk membantu memberikan keputusan bagi seorang manager dalam stok dan investasi, DELTA dipakai untuk pemeliharaan lokomotif listrik diesel, dan sebagainya. Istilah sistem pakar berasal dari istilah knowledge – based expert system. Istilah ini muncul karena untuk memecahkan masalah, sistem pakar menggunakan pengetahuan seorang pakar yang dimasukkan kedalam komputer. Seorang yang bukan pakar menggunakan sistem pakar untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, sedangkan seorang pakar menggunakan sistem pakar untuk knowledge assistant. Berikut adalah beberapa pengertian sistem pakar (T.Sutojo,dkk ; 2011 : 160). 1. Turban “Sistem pakar adalah sebuah sistem yang menggunakan pengetahuan manusia dimana pengetahuan tersebut dimasukkan kedalam sebuah komputer dan kemudian digunakan untuk menyelesaikan masalah - masalah yang biasanya membutuhkan kepakaran atau keahlian manusia”. 2. Jackson “Sistem pakar adalah program komputer yang merepresentasikan dan melakukan penalaran dengan pengetahuan beberapa pakar untuk memecahkan kepakaran atau keahlian manusia”.
16
3. Lugar dan Stubblefield “Sistem pakar adalah program yang berbasiskan pengetahuan yang menyediakan solusi „kualitas pakar‟ kepada masalah – masalah dalam bidang (domain) yang spesifik”. Jadi, sistem pakar adalah sistem informasi yang berisi dengan pengetahuan dari pakar sehingga dapat digunakan sebagai media konsultasi untuk memecahkan masalah. II.3.1. Ciri – Ciri Sistem Pakar Ciri – ciri dari Sistem Pakar adalah sebagai berikut : 1. Terbatas pada domain keahlian tertentu. 2. Dapat memberikan penalaran untuk data – data yang tidak lengkap atau tidak pasti. 3. Dapat menjelaskan alasan – alasan dengan cara yang dapat dipahami. 4. Bekerja berdasarkan kaidah/rule tertentu. 5. Mudah dimodifikasi. 6. Basis pengetahuan dan mekanisme inferensi terpisah. 7. Keluarannya bersifat anjuran. 8. Sistem dapat mengaktifkan kaidah secra searah yang sesuai, dituntun oleh dialog dengan pengguna. (T.Sutojo,dkk ; 2011 : 162). II.3.2 Manfaat Sistem Pakar Sistem pakar menjadi sangat popular karen sangat banyak kemampuan dan manfaat yang diberikannya, diantaranya :
17
1. Meningkatkan produktivitas, karena Sistem Pakar dapat bekerja lebih cepat daripada manusia. 2. Membuat seorang yang awam bekerja seperti layaknya seorang pakar. 3. Meningkatkan kualitas, dengan memberi nasehat yang konsisten dan mengurangi kesalahan. 4. Mampu menangkap pengetahuan dan kepakaran seseorang. 5. Dapat beroperasi di lingkungan yang berbahaya. 6. Memudahkan akses pengetahuan seorang pakar. 7. Andal. Sistem Pakar tidak pernah menjadi bosan dan kelelahan atau sakit. 8. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer. Integrasi Sistem Pakar dengan sistem komputer lain membuat sistem lebih efektif dan mencakup lebih banyak aplikasi. 9. Mampu bekerja dengan informasi yang tidak lengkap. (T.Sutojo,dkk ;
2011 : 160 - 161).
II.3.3. Kekurangan Sistem Pakar Selain manfaat, ada juga beberapa kekurangan yang ada pada Sistem Pakar, diantaranya : 1. Biaya yang sangat mahal untuk membuat dan merawatnya. 2. Sulit dikembangkan karena keterbatasan keahlian dan ketersediaan pakar. 3. Sistem pakar tidak 100% bernilai benar. (T.Sutojo,dkk ; 2011 : 161).
18
II.3.4. Tahapan Pengembangan Sistem Pakar Seperti layaknya pengembangan perangkat lunak, pada pengembangan sistem pakar inipun diperlukan beberapa tahapan seperti terlihat pada gambar II.1 Reformulasi
Tahap 1 : Penilaian keadaan Kebutuhan
Eksplorasi
Tahap 2 : Koleksi pengetahuan Pengetahuan
Perbaikan
Tahap 3 : Perancangan Struktur Tahap 4 : Tes Evaluasi Tahap 5 : Dokumentasi Produk
Tahap 6 : Pemeliharaan Gambar II.1. Tahap Pengembangan Sistem Pakar Sumber : Rika Rosnelly (2012 : 95)
Secara garis besar pengembangan sistem pakar pada gambar II.1 adalah sebagai berikut : 1. Mengidentisikasi
maslah
dan
kebutuhan.
Mengkaji
situasi
dan
memutuskan dengan pasti tentang masalah yang akan dikomputerisasi daan apakah dengan sistem pakar bisa lebih membantu atau tidak.
19
2. Menetukan masalah yang cocok. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar sistem pakar dapat bekerja dengan baik, yaitu : a. Domain masalah tidak terlalu luas. b. Kompleksitasnya menengah, artinya jika masalah terlalu mudah (dapat diselesaikan dalam beberapa detik saja) atau masalah yang sangat kompleks seperti peramalan inflasi tidak perlu menggunakan sistem pakar. c. Tersedianya ahli. d. Menghasilkan solusi mental bukan fisik, artinya sistem pakar hanya memberikan anjuran tidak bisa melakukan aktivitas fisik seperti membau atau merasakan. e. Tidak melibatkan hal- hal yang bersifat common sense, yaitu penalaran yang diperoleh dari pengalaman, seperti adanya grativitasi membuat benda jatuh, atau jika lampu lalu lintas merah maka kendaraan harus berhenti. 3. Mempertimbangkan alternatif. Dalam hal ini ada 2 alternatif, yaitu menggunakan sistem pakar atau komputer tradisional. 4. Menghitung pengembalian investasi. Termasuk
diantaranya
biaya
pembuatan sistem pakar, biaya pemeliharaan dan biaya training. 5. Memilih alat pengembangan. Bisa digunakan software pembuat sistem pakar (seperti :SHELL) atau dirancang dengan bahasa pemrograman sendiri (misalnya dengan menggunakan PROLOG).
20
6. Rekayasa pengetahuan. Perlu dilakukan penyempurnaan terhadap aturan – aturan yang sesuai. 7. Merancang sistem. Bagian ini termasuk pembuatan prototype, serta menerjemahkan pengetahuan menjadi aturan – aturan. 8. Melengkapi pengembangan. Termasuk pengembangan prototype apabila sistem yang telah ada sesuai dengan keinginan. 9. Menguji dan mencari kesalahan sistem. 10. Memelihara sistem. Dalam hal ini harus dilakukan : memperbaharui pengetahuan, mengganti pengetahuan yang sudah ketinggalan, dan meluweskan sistem agar bisa lebih baik lagi dalam menyelesaikan masalah. II.4. Metode Certainty Factor Teori Certainty Factor (CF) diusulkan oleh Shortliffe dan Buchanan pada 1975 untuk mengakomodasi ketidakpastian pemikiran (inexact reasoning) seorang pakar. Seorang pakar (misalnya dokter) seringkali menganalisis informasi yang ada dengan ungkapan seperti “mungkin”, “kemungkinan besar”, “hampir pasti”. Untuk mengakomodasi hal ini kita menggunakan certainty factor(CF) guna menggambarkan tingkat keyakinan pakar terhadap masalah yang dihadapi. Metode „Net Belief‟ yang diusulkan oleh E. H. Shortliffe dan B. G. Buchanan CF(Rule) = MB(H,E) – MD(H,E) max[p(H|E),p(H)] – p(H) MB(H,E) = Max[1,0] – p(H)
21
min[p(H|E),p(H)] – p(H) MD(H,E) = Min[1,0] – p(H) Keterangan : CF(Rule)
= faktor kepastian
MB(H,E)
= measure of belief (ukuran kepercayaan) terhadap Hipotesis H, jika diberikan evidence E (antara 0 dan 1)
MD(H,E)
= measure of disbelief (ukuran ketidakpercayaan) terhadap evidence H, jika diberikan evidence E
(antara 0 dan 1)
P(H)
= probabilitas kebenaran hipotesis H
P(H|E)
= probabilitas bahwa H benar karena fakta E. (T.Sutojo,dkk ; 2011 : 194).
Contoh : Seandainya seorang pakar penyakit kelamin menyatakan bahwa probabilitas seseorang berpenyakit phimosis adalah 0.02. dari data lapangan menunjukkan bahwa dari 100 orang penderita penyakit phimosis, 40 orang memiliki gejala kulup berminyak. Dengan menganggap H = Phimosis dan E = Kulup berminyak, hitung faktor kepastian bahwa phimosis disebabkan oleh adanya kulup berminyak. Jawab : P(Phimosis) = 0.02 P(Phimosis | kulup berminyak) = 40/100=0.4 max[p(H|E),p(H)] – p(H) MB(H,E) = Max[1,0] – p(H) max[0.4 , 0.02] – 0.02 1 – 0.02
0.4 – 0.02 =
1 – 0.02
=
0.39
22
min[p(H|E),p(H)] – p(H) MD(H,E) = Min[1,0] – p(H) max[0.4 , 0.02] – 0.02 0 – 0.02
0.02 – 0.02 =
– 0.02
=
0
CF = 0.39 – 0 = 0.39 Rule : IF ( gejala = kulup berminyak ) THEN penyakit = Phimosis (CF = 0,.39) Adapun kelebihan dari metode Certainty Factor adalah: 1.
Metode ini cocok dipakai dalam sistem pakar yang mengandung ketidakpastian.
2.
Dalam sekali proses perhitungan hanya dapat mengolah 2 data saja sehingga keakuratan data dapat terjaga. Sedangkan kekurangan metode Certainty Factor adalah:
1.
Pemodelan ketidakpastian yang menggunakan perhitungan metode Certainty Factor biasanya masih diperdebatkan.
2.
Untuk data lebih dari 2 buah, harus dilakukan beberapa kali pengolahan data. (T.Sutojo,dkk ; 2011 : 204).
II.5. Penyakit Sapi Sapi merupakan hewan ternak anggota suku Bovidae yang telah lama menjadi bagian dari kebudayaan manusia sejak dulu. Sapi dipelihara untuk dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai bahan pangan manusia. Hasil lain daripada sapi yaitu berupa kulit, jeroan dan kotorannya juga dimanfaatkan untuk keperluan manusia. Bukan hanya itu, dibeberapa daerah, sapi juga dimanfaatkan
23
tenaganya sebagai alat penggerak transportasi seperti membajak sawah serta sebagai sumber tenaga penggerak mesin peremas tebu. Sapi juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Oleh sebab itu banyak masyarakat yang memanfaatkannya sebagai hewan ternak untuk sumber penghasilan mereka. Namun, sapi juga sangat rentan terhadap penyakit. Penyakit sapi merupakan ancaman besar bagi para peternak sapi. Seringkali sapi mati mendadak dan menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi pemilik atau peternak sapi. Penyakit sapi yang umum menyerang sapi dan disebabkan oleh bakteri adalah: 1.
Penyakit Brucellosis ( Keluron Menular ). Brucellosis adalah penyakit ternak menular yang secara primer menyerang
sapi, kambing, babi dan sekunder berbagai jenis ternak lainnya serta manusia. Pada sapi penyakit ini dikenal sebagai penyakit Kluron atau penyakit Bang. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Brucella Abortus Penyakit ini mempunyai resiko yang sangat tinggi bahkan dapat menyebabkan kematian secara tiba- tiba dan kematian secara massal. Adapun gejala penyakit tersebut adalah : a. Keguguran. b. Cairan pada janin yang keguguran berwarna keruh. c. Terjadi pembengkakan pada testis. d. Lesu. e. Nafsu makan menurun. f. Keluar cairan bernanah dari vagina.
24
2.
Penyakit Anthrax ( Radang Limpa ). Anthrax adalah penyakit menular yang biasanya bersifat akut pada berbagai
jenis ternak, penyakit Anthrax merupakan penyakit yang sangat berbahaya karena penularannya sangat cepat dan bisa menular kepada manusia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis. Adapun gejala pada penyakit ini adalah : a. Demam tinggi sekitar 41 – 42 ºC. b. Keluar cairan bercampur darah dari hidung dan anus. c. Terjadi pembengkakan di leher. d. Lidah membengkak e. Mencret. f. Kotoran bercampur darah. 3.
Septicemia Epizootica ( Ngorok ). Penyakit ngorok adalah penyakit menular pada sapi yang disebabkan oleh
bakteri Pasteurella Multocida. Adapun gejala penyakit ini adalah : a. Lidah membengkak dan menjulur keluar. b. Keluar lendir berbuih dari mulut. c. Sulit bernafas sehingga terdengar seperti mengorok 4.
Penyakit Mulut dan Kuku ( PMK ). Penyakit mulut dan kuku (PMK) disebut juga foot and mouth disease (FMD)
atau Aphtae Epizooticae (AE). Penyakit mulut adalah penyakit yang menular pada sapi. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri RNA. Adapun gejala- gejala dari penyakit ini adalah :
25
a. Demam tinggi sekitar 41ºC - 42ºC. b. Lidah melepuh. c. Gusi melepuh berisi cairan bening. d. Lesu 5.
Penyakit Radang Paru – Paru (Tuberculosis) Penyakit radang paru – paru atau yang populer disebut TBC sapi sangat berbahaya, karena penyakit ini dapat menular kepada manusia atau sebaliknya.
Penyakit
ini
disebabkan
oleh
bakteri
Microbacterium
tubercullose. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah : a. Nafsu makan menurun b. Badan kurus dan bulu kusam c. Batuk d. Keluar lendir bercampur darah dari mulut. II.6. Visual Basic 2010 Program visual basic 2010 merupakan program yang memiliki user interface yang user friendly merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang mudah yang perintah-perintahnya mudah dimengerti, karena program Visual basic 2010 merupakan sistem yang objek oriented program dan merupakan program perangkat lunak berbasis sistem operasi Microsoft Windows dengan menggunakan model pemrograman (COM). Pada program visual basic 2010 memiliki kemudahan menggunakannya dan kecepatan dalam membuat program yang didukung banyak komponen sehingga memudahkan dalam pembuatan yang kompleks. Visual basic 2010 sudah terdapat pustaka-pustaka yang telah menjadi satu kesatuan yang disebut
26
dotnet dalam satu framework yang telah terdapat berbagai komponen dan class yang siap pakai sehingga tidak perlu menulis kode terlalu panjang untuk melakukan berbagai fungsi tertentu. (Mustaziri ; 2012: 4).
II.7. Database Secara sederhana database (basis data/pangkalan data) dapat diungkapkan sebagai
suatu
pengorganisasian
data
dengan
bantuan
komputer
yang
memungkinkan data dapat diakses dengan mudah dan cepat. Pengertian akses dapat mencakup pemerolehan data maupun pemanipulasian data seperti menambah serta menghapus data. Dengan memanfaatkan komputer, data dapat disimpan dalam media pengingat yang disebut harddisk. Dengan menggunakan media ini, keperluan kertas untuk menyimpan data dapat dikurangi. Selain itu, data menjadi lebih cepat untuk diakses terutama jika dikemas dalam bentuk database (Agustinus Mujilan ; 2012 : 23-24). II.7.1. Model Basis Data Tiga jenis umum struktur database adalah hirarkis, jaringan dan relasional. Pada struktur database hirarki, ruas atau rekod diatur dalam kelompok yang berhubungan menyerupai ranting pohon. Database jaringan hampir sama dengan hirarkis, tetapi masing – masing anak rekod dapat memiliki induk lebih dari satu rekod. Jenis pengorganisasian yang paling fleksibel, database relasional menghubungkan data di dalam file berbeda melalui penggunaan suatu ruas kunci atau elemen data umum. Konsep perancangan dan penyusunan basis data memiliki beberapa model yaitu:
27
Database hirarki Dosen Arif S
MK Jarkom
MK Jarkom
Mhs Andi
Mhs Riva
Mhs Joko
Mhs Sulis
Mhs Fauzi
Mhs Vera
Gambar II.2. Bentuk Database Hirarki Sumber : Kanisius (2008 : 76) 1.
Database jaringan Dosen Arif S
MK Jarkom
MK Jarkom
Mhs Andi
Mhs Riva
Mhs Joko
Mhs Sulis
Mhs Fauzi
Gambar II.3. Bentuk Database Jaringan Sumber : Kanisius (2008 : 76)
Mhs Vera
28
2.
Database Relasional Kode MK
Mata Kuliah
SKS
NIP
Dosen
Jurusan
NIM
Maha siswa
Kode MK
Mata Kuliah
Mata Kuliah
Dosen
Gambar II.4. Bentuk Database Relasional Sumber : Kanisius (2008 : 77) II.8. SQL Server SQL Server 2008 adalah sebuah terobosan baru dari Microsoft dalam bidang database. SQL Server adalah sebuah DBMS (Database Management System) yang dibuat oleh Microsoft untuk berkecimpung dalam persaingan dunia pengolahan data menyusul pendahulunya seperti IBM dan Oracle. SQL Server 2008 dibuat pada saat kemajuan dalam bidang hardware sedemikian pesat. Oleh karena itu sudah dapat dipastikan bahwa SQL Server 2008 membawa beberapa terobosan dalam bidang pengolahan dan penyimpanan data. (Wahana Komputer : 2010 : 2). SQL Server 2008 memiliki banyak fitur yang bisa dihandalkan untuk meningkatkan performa database. Bahasa kueri utamanya adalah Transact-SQL yang merupakan implementasi dari SQL standar ANSI/ISO yang digunakan oleh Microsoft dan Sybase. Umumnya SQL Server digunakan di dunia bisnis yang
29
memiliki basis data berskala kecil sampai dengan menengah, tetapi kemudian berkembang dengan digunakannya SQL Server pada basis data besar. II.8.1. Struktur SQL Dalam penggunaannya, struktur sql dikategorikan menjadi 3 sub perintah, yaitu : 1. Data Definition Language (DDL) Data Definition Language (DDL) merupakan sub bahasa SQL yang digunakan untuk membangun kerangka database. Ada 3 perintah yang termasuk DDL, yaitu : a. CREATE : perintah ini digunakan untuk membuat, termasuk diantaranya membuat database baru, tabel baru, view baru dan kolom. b. ALTER : perintah ini digunakan untuk mengubah struktur tabel, menambah kolom, mengubah kolom, menghapus kolom, maupun membrikan atribut pada kolom. c. DROP : perintah ini digunakan untuk menghapus database dan tabel. 2. Data Manipulation Language (DML) Data Manipulation Language (DML) merupakan sub bahasa SQL yang digunakan untuk memanipulasi data dalam database yang telah dibuat. Perintah yang digunakan, diantaranya : a. INSERT : perintah ini digunakan untuk menyisipkan atau memasukkan data baru ke dalam tabel. Penggunaannya setelah database dan tabel selesai dibuat.
30
b. SELECT : perintah ini digunakan untuk mengambil data atau menampilkan data dari suatu tabel atau beberapa tabel dalam relasi. Data yang diambil dapat kita tampilkan dalam layar promp MySQL secara langsung maupun ditampilkan pada tampilan aplikasi. c. UPDATE : perintah ini digunakan untuk memperbarui data lama menjadi data terkini. Jika anda memiliki data yang salah atau kurang up to date dengan kondisi sekarang, maka dapat diubah isi datanya menggunakan perintah UPDATE. d. DELETE : perintah ini digunakan untuk menghapus data dari tabel.biasanya data yang dihapus merupakan data yang sudah tidak diperlukan lagi. Pada saat menghapuss data, perintah yang dijalankan tidak dapat digagalkan, sehingga data yang telah hilang tidak dapat dikembalikan lagi. 3. Data Control Language (DCL) Data Control Language (DCL) merupakan sub bahasa SQL yang digunakan untuk melakukan pengontrolan data dan server databasenya. Perintah DCL, diantaranya : a. GRAND : perintah ini digunakan untuk memberikan hak/izin aakses oleh administrator (pemilik utama) server kepada user(pengguna biasa). Hak akses tersebut berupa hak membuat(CREATE), mengambil (SELECT), menghapus (DELETE), mengubah (UPDATE), dan hak khusus berkenaan dengan sistem databasenya.
31
b. REVOKE : perintah ini memiliki kegunaan terbalik dengan GRAND, yaitu untuk menghilangkan atau mencabut hak akses yang telah diberikan kepada user oleh administrator. II.9.
Unified Modeling Language (UML) Hasil pemodelan pada OOAD terdokumentasikan dalam bentuk Unified
Modeling Language (UML). UML adalah bahasa spesifikasi standar yang dipergunakan untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan dan membangun perangkat lunak. UML merupakan metodologi dalam mengembangkan sistem berorientasi objek dan juga merupakan alat untuk mendukung pengembangan sistem. UML saat ini sangat banyak dipergunakan dalam dunia industri yang merupakan standar bahasa pemodelan umum dalam industri perangkat lunak dan pengembangan sistem (Windu Gata ; 2013 : 4-9). Alat bantu yang digunakan dalam perancangan berorientasi objek berbasiskan UML adalah sebagai berikut : 1. Use case Diagram Use case diagram merupakan pemodelan untuk kelakukan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Dapat dikatakan use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi tersebut. Simbol-simbol yang digunakan dalam use case diagram, yaitu :
32
Tabel II.1. Simbol Use Case Gambar
Keterangan
Use
case
menggambarkan
fungsionalitas
yang
disediakan sistem sebagai unit-unit yang bertukan pesan antar unit dengan aktor, biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja di awal nama use case. Aktor adalah abstraction dari orang atau sistem yang lain yang mengaktifkan fungsi dari target sistem. Untuk mengidentifikasikan aktor, harus ditentukan pembagian tenaga kerja dan tugas-tugas
yang
berkaitan dengan peran pada konteks target sistem. Orang atau sistem bisa muncul dalam beberapa peran. Perlu dicatat bahwa aktor berinteraksi dengan use case, tetapi tidak memiliki control terhadap use case. Asosiasi antara aktor dan use case, digambarkan dengan garis tanpa panah yang mengindikasikan siapa atau apa yang meminta interaksi secara langsung dan bukannya mengidikasikan aliran data. Asosiasi antara aktor dan use case yang menggunakan panah terbuka untuk mengidinkasikan bila aktor berinteraksi secara pasif dengan sistem.
33
Include, merupakan di dalam use case lain (required) atau pemanggilan use case oleh use case lain, contohnya
adalah
pemanggilan
sebuah
fungsi
program. Extend, merupakan perluasan dari use case lain jika kondisi atau syarat terpenuhi. Sumber : Windu Gata (2013 : 4) 2. Diagram Aktivitas (Activity Diagram) Activity Diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis. Simbol-simbol yang digunakan dalam activity diagram, yaitu : Tabel II.2. Simbol Activity Diagram Gambar
Keterangan
Start point, diletakkan pada pojok kiri atas dan merupakan awal aktifitas. End point, akhir aktifitas.
Activites, menggambarkan suatu proses/kegiatan bisnis.
34
Fork (Percabangan), digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang dilakukan secara parallel atau untuk menggabungkan dua kegiatan pararel menjadi satu.
Join (penggabungan) atau rake, digunakan untuk menunjukkan adanya dekomposisi.
Decision Points, menggambarkan pilihan untuk pengambilan keputusan, true, false.
Swimlane,
pembagian
activity
New Swimline menunjukkan siapa melakukan apa.
Sumber : Windu Gata (2013 : 6)
diagram
untuk
35
3. Diagram Urutan (Sequence Diagram) Sequence diagram menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan pesan yang dikirimkan dan diterima antar objek. Simbol-simbol yang digunakan dalam sequence diagram, yaitu : Tabel II.3. Simbol Sequence Diagram Gambar
Keterangan
Entity Class, merupakan bagian dari sistem yang berisi kumpulan kelas berupa entitas-entitas yang membentuk gambaran awal sistem dan menjadi landasan untuk menyusun basis data.
Boundary Class, berisi kumpulan kelas yang menjadi interface atau interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem, seperti tampilan formentry dan form cetak.
Control class, suatu objek yang berisi logika aplikasi yang tidak memiliki tanggung jawab kepada entitas, contohnya adalah kalkulasi dan aturan bisnis yang melibatkan berbagai objek.
Message, simbol mengirim pesan antar class.
36
Recursive, menggambarkan pengiriman pesan yang dikirim untuk dirinya sendiri.
Activation, activation mewakili sebuah eksekusi operasi dari objek, panjang kotak ini berbanding lurus dengan durasi aktivitas sebuah operasi.
Lifeline, garis titik-titik yang terhubung dengan objek, sepanjang lifeline terdapat activation.
Sumber : Windu Gata (2013 : 8) 4. Class Diagram (Diagram Kelas) Merupakan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap-tiap kelas di dalam model desain dari suatu sistem, juga memperlihatkan aturan-aturan dan tanggng jawab entitas yang menentukan perilaku sistem. Class diagram juga menunjukkan atribut-atribut dan operasi-operasi dari sebuah kelas dan constraint yang berhubungan dengan objek yang dikoneksikan.
37
Class diagram secara khas meliputi: Kelas (Class), Relasi, Associations, Generalization
dan
Aggregation,
Atribut
(Attributes),
Operasi
(Operations/Method), Visibility, tingkat akses objek eksternal kepada suatu operasi atau atribut. Hubungan antar kelas mempunyai keterangan yang disebut dengan multiplicity atau kardinaliti. Tabel II.4. Multiplicity Class Diagram Multiplicity
Penjelasan
1
Satu dan hanya satu
0..*
Boleh tidak ada atau 1 atau lebih
1..*
1 atau lebih
0..1
Boleh tidak ada, maksimal 1
n..n
Batasan antara. Contoh 2..4 mempunyai arti minimal 2 maksimum 4 Sumber : Windu Gata (2013 : 9)