BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Komunikasi Dari semua buku-buku mengenai ilmu komunikasi sebetulnya belum ada yang cukup jelas dalam mendefinisikan “komunikasi”. Ada banyak definisi mengenai komunikasi dan dari semua itu tidak ada yang benar ataupun salah seperti juga model atau teori. Definisi harus dilihat dari kegunaan dan manfaatnya untuk menjelaskan fenomena yang didefinisikan dan mengevaluasinya. Kata komunikasi menurut Onong Uchjana Effendi (1992:3), berasal dari kata bahasa latin: communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Dengan demikian maka secara garis besar dalam suatu proses komunikasi harus terdapat unsure-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau pengertian, antara komunikator (penyebar pesan) dengan komunikan (penerima pesan)1. Kemudian perihal proses komunikasi itu sendiri dapat di artikan sebagai ”transfer informasi” atau pesan-pesan (messages) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan
kepada penerima pesan sebagai komunikan dengan tujuan
proses komunikasi itu sendiri yaitu tercapainya saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak. Sebelum pesan itu dikirim kepada komunikan, komunikator memberikan makna-makna dalam pesan tersebut
1
Onong U. Effendi, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1992, hal 3
8
9
(decode) yang kemudian ditangkap oleh komunikan dan diberikan makna sesuai dengan konsep yang dimilikinya (encode). Melalui transfer informasi/pesan-pesan tersebut terjadi proses interprestasi, yaitu peng-encode-an pesam yang ter-decode oleh komunikan dengan berbagai perspektifyang di dasari oleh pengalaman pribadi yang di alami (field of experience) dan kerangka referensinya (frame of refrance). Kemudian pihak komunikan akan memberikan reaksi atau umpan balik (feedback) baik tanggapan bersifat positif maupun negatif kepada pihak komunikator. Peran komunikasi sangat penting bagi manusia dalam kehidupannya seharihari sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat: persuasif, edukatif dan informatif. Sebab tanpa adanya proses komunikasi maka tidak ada proses interaksi: saling tukar ilmu pengetahuan, pengalaman, pendidikan, persuasi, informasi dan lain sebagainya. Proses penyampaian informasi atau pesan tersebut biasanya berlangsung melalui sebuah media komunikasi, khususnya bahasa percakapan yang mengandung makna yang dapat dimengerti atau dalam lambang yang sama. Pengertian pemakaian bahasa dapat bersifat kongkret atau abstrak2. Apabila dikaitkan dengan kegiatan Public Relations, maka sarana komunikasi tersebut adalah hal yang sangat penting dalam penyampaian pesanpesan (messages) demi tercapainya tujuan, dan pengertian bersama dengan public, khalayak sasarannya. Seorang pejabat humas/PR haruslah seseorang yang ahli dalam aspek komunikasi. Seorang praktisi humas/PR mutlak mempunyai
2
Sasa Dj.Senjaya, Teori Komunikasi edisi2, Universitas Terbuka, Jakarta, 2007, hal 4.6
10
ketrampilan dan teknik komunikasi atau unsur-unsur pokok dalam proses berkomunikasi menurut Harold Lasswell, yaitu: a. Source (sumber), yaitu individu atau pejabat humas yang berinisiatif sebagai sumber atau untuk menyampaikan pesan-pesannya. b. Message (pesan), yaitu suatu gagasan atau ide berupa pesan, informasi, pengetahuan, ajakan, bujukan, atau ungkapan bersifat pendidikan, emosi dan lain sebagainya yang akan disampaikan komunikator kepada perorangan atau kelompok tertentu (komunikan). c. Channel (media), berupa sarana atau saluran yang digunakan oleh komunikator dalam mekanisme penyampaian pesan-pesan kepada khalayaknya. d. Receiver (penerima/komunikan), individu atau pejabat humas yang telah menerima pesan dari sumber. e. Effect (dampak). Yaitu suatu dampak yang terjadi dalam proses penyampaian pesan-pesan tersebut. Dapat berakibat positif maupun negative tergantung dari tanggapan, persepsi, dan opini dar hasil komunikasi tersebut3. Menurut Robert D. Ross (1977:15), dalam pernyataannya mengenai komunikasi sebagai berikut: “Communication is an important tool of the Public Relations function. Public recognition and acknowledgment of performance to attention of the public, which is another very important purpose of the Public Relations function” (Bahwa komunikasi merupakan alat yang penting dalam fungsi PR, Publik mengakui dan menghargai suatu kinerja yang baik dalam kegiatan komunikasi secara efektif, dan sekaligus kimerja yang baik tersebut untuk menarik perhatian public serta tujuan penting yang lainnya dari fungsi Public Relationss /PR)4. Onong U. Effendi, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1992, hal 253 4 Scott M. Cutlip, Allen H Center dan Glen M Broom, Effective Public Relations, Prenada Media Group, Jakarta, 2006, hal 16. 3
11
Pengakuan publik tersebut merupakan hal yang penting kaitannya dengan penilaian kinerja dan komunikasi dalam fungsi PR yang baik, yaitu “Good Public Relations result from “good performance publicly acknowledgement and appreciated” (untuk menciptakan Public Relations yang baik tersebut berasal dari kinerja, pengakuan, dan penghargaan umum yang baik pula). Sedemikian pentingnya arti komunikasi bagi kehidupan manusia sebagai alat untuk berinteraksi dengan manusia yang lainnya, sehingga dapat terjadi suatu harmonisasi dalam bersosialisasi baik dalam interaksi di masyarakat umum maupun di lingkungan kerja. Kemudian dalam kaitannya dalam dunia PR, komunikasi merupakan alat yang sangat penting dalam menjalankan fungsi PR 2.2. Komunikasi Organisasi Untuk memahami komunikasi organisasi harus dipertimbangkan setidaknya dua konsep dasar yaitu ”organisasi” dan “komunikasi”. Ilmu pengetahuan yang mutakhir mengenai komunikasi organisasi telah berkembang beberapa dekade; akademisi maupun praktisi dari berbagai perspektif
telah menganalisis dan
membuat teori mengenai komunikasi dan organisasi. Studi komunikasi organisasi adalah studi mengenai cara orang memandang objek-objek, juga studi mengenai objek-objek itu sendiri. Dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari, kita menghargai sebuah organisasi yang baik. Mereka senang berorganisasi. Contohnya, organisasi sangat penting keberadaanya dalam dunia olahraga, di dalam tim-tim olah raga yang terorganisir dengan baik pasti mereka akan mempunyai sebuah nama untuk
12
timnya tersebut. Memahami kehidupan organisasi akan lebih dari sekedar mendefinisikan pengorganisasian, organisasi dan komunikasi organisasi.
2.2.1. Pengertian Komunikasi Organisasi Dua konsep dasar komunikasi organisasi yaitu, komunikasi dan organisasi, merupakan landasan definisi yang akan dikemukakan untuk memahami komunikasi
organisasi
secara
menyeluruh.
Definisi-definisi
mengenai
komunikasi telah diuraikan di subbab satu dalam “Pengertian Komunikasi”. Kemudian ada beberapa pengertian mengenai organisasi berdasarkan teori-teori organisasi berikut ini. Teori Strukutural Klasik mengenai organisasi karya Blau dan Scott (1962) merupakan landasan untuk membedakan antara struktur umum organisasi sosial dan struktur lebih spesifik yang disebut sebgai organisasi formal. Pertama, organisasi sosial, istilah organisasi sosial merujuk kepada polapola interaksi sosial (frekwensi dan lamanya kontak antara orang-orang; kecenderungan mengawali kontak; arah pengaruh antara orang-orang; derajat kerja sama; perasaan tertarik, hormat, dan perumusan, dan perbedaan status) dan regularitas yang teramati dan perilaku social orang-orang yang disebabkan oleh situasi social mereka, seperti karakteristik fisiologis atau psikologis mereka sebagai individu. Adanya pola dan regularitas dalam interkasi sosial mengisyaratkan bahwa terdapat hubungan antara orang-orang yang mentransformasikan mereka dari suatu kumpulan individu menjadi sekelompok orang atau dari sejumlah kelompok menjadi suatu sistem sosial yang lebih besar. Perbedaan-perbedaan status sosial mengembangkan suatu hierarki dalam struktur sosial5. Hasil dari interaksi-interaksi tersebut yaitu memunculkan aspek status sosial yang berbeda. Status kelompok dalam sistem sosial yang lebih besar menjadi bagian status anggota-anggotanya. Jaringan hubungan dan kepercayaan bersama 5
R wayne Pace, Don F faules, Komunikasi Organisasi, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2005, hal 41.
13
suatu kelompok biasanya disebut struktur-nya dan budaya-nya. Hubunganhubungan itu berfungsi mengorganisasikan perilaku manusia dalam suatu organisasi. Karena orang akan menyesuaikan diri dengan pengharapan angotaanggota kelompok, konformitas tersebut mempengaruhi hubungan dengan orang lainnya dan pada gilirannya status sosialnya sendiri. Status seseorang kemudian mempengaruhi norma-norma sosial dan meningkatkan kesempatan orang tersebut untuk mencapai
tujuan-tujuan penting. Maka terjadilah
interaksi
yang
terorganisasikan secara sosial. Kedua, organisasi formal, istilah organisasi formal digunakan untuk menamakan suatu jenis-jenis sistem dalam sebuah organisasi yang merujuk kepada sebuah tujuan-tujuan yang hendak dicapai, peraturan-peraturan yang harus diikuti, dan struktur status yang sengaja dirancang untuk mengantisipasi dan mengarahkan suatu interaksi dan kegiatan-kegiatan anggotanya. Max Weber (1947), menjelaskan karakteristik suatu organisasi formal sebagai tipe ideal, ia mengidentifikasikan ciri-ciri dan karakteristik
khas
organisasi formal yang ideal. Ciri-ciri khas organisasi formal ini juga terkenal dengan istilah birokrasi. Weber juga berusaha menggambarkan suatu organisasi yang secara sempurna terbirokratisasikan. Maka ia mengatakan bahwa birokrasi adalah organisasi yang menunjukan kombinasi karakteristik efisiensi dengan pola kewenangan (otoritas) yang hierarkis6. Weber memberikan sepuluh ciri-ciri organisasi yang terbirokratisasikan dengan ideal berikut ini: 6
R wayne Pace, Don F faules, Komunikasi Organisasi, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2005, hal 44.
14
1. Suatu organisasi terdiri dari hubungan-hubungan yang ditetapkan antara jabatan-jabatan yang hamper selalu ditunjukkan dengan gelar-gelar seperti penyelia, masinis, letnan, manajer, dosen, analis senior, pelatih. 2. Tujuan atau rencana organisasi terbagi ke dalam tugas-tugas; tugas-tugas organisasi disalurkan di antara berbagai jabatan sebagai kewajiban resmi. Ketentuan kewajiban dan tanggung jawab melekat pada jabatan. 3. Kewenangan untuk melaksanakan kewajiban diberikan kepada jabatan . yakni, satu-satunya saat bahwa orang diberikan kewenangan untuk melkukan tugastugas jabatan adalah ketika secara sah ia menduduki jabatannya. Weber menyebutnya sebagai kewenangan legal. Kewenangan disahkan oleh supremasi hokum. 4. Garis-garis kewenangan dan jabatan diatur menurut suatu tatanan hierarkis, setiap pegawai bertanggung jawab kepada atasannya. 5. Suatu system aturan dan regulasi yang umum tetapi tegas, yang ditetapkan secara formal, mengatur tindakan-tindakan dan fungsi-fungsi jabatan dalam organisasi. 6. Prosedur dalam organisasi bersifat formal dan impersonal-yakni, peraturanperaturan organisasi berlaku bagi setiap orang. 7. Suatu sikap dan prosedur untuk meneapkan suatu system disiplin merupakan bagian dari organisasi. 8. Anggota organisasi harus memisahkan kehidupan organisasi dan kehidupan pribadi.
15
9. Pegawai dipilih untuk bekerja dalam organisasi berdasarkan kualifikasi teknis, alih-alih koneksi politik, koneksi keluarga, dan lain sebagainya. 10. Meskipun pekerjaan dalam birokrasi berdasakan kecakapan teknis, kenaikan jabatan dilakukan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja7. 2.2.2. Komunikasi Internal Komunikasi di dalam perusahaan bisa dikatakan lebih penting daripada komunikasi eksternal, karena organisasi harus berfungsi efektif dalam mencapai tujuannya guna menjaga kelangsungan usahanya tersebut karena dalam hubungan internal berarti membangun dan menjaga hubungan dengan semua public di dalam organisasi antara lain, pekerja lini produksi, manajer dan penyelia, staf administrasi, pendukung fasilitas dan pemeliharaan, dan lain sebagainya. Ada banyak cara untuk berkomunikasi dengan publik internal dan akan tergantung pada imajinasi para praktisi PR yang menanganinya. Kemajuan teknologi
telah
mengubah
cara
bagaimana
komunikasi
dihasilkan,
didistribusikan, ditampilkan, dan disimpan. Era digital mampu membuat komunikasi bisa menjadi lebih cepat di banding sebelumnya, dan bahkan pesanpesan atau informasi “internal” sekalipun bisa menyebar ke seluruh dunia dalam hitungan detik. Spesialisasi hubungan internal harus menghadapi perkembangan teknologi yang mengubah cara komunikasi dilakukan. Komunikasi internet dapat dilakukan dengan lisan, melalui media elektronik, visual dan tulisan. Hubungan internal ini akan memperkuat budaya perusahaan (corporate culture) karena hubungan terpenting dalam perusahaan hubungannya dengan 7
R wayne Pace, Don F faules, Komunikasi Organisasi, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2005, hal 45.
16
karyawan di semua level. Publik karyawan ini mengacu kepada baik itu manajer maupun orang-orang yang menjadi bawahannya. Pihak karyawan ini merupakan sumber daya terbesar dari suatu perusahaan. Menurut Alvie Smith, mantan direktur komunikasi corporate General Motor, ada dua faktor yang mempengaruhi komunikasi internal dengan karyawan dan menambah rasa hormat manajemen terhadap salah satu dari fungsi PR ini: 1. Manfaat dari pemahaman, teamwork, dan komitmen karyawan dalam mencapai hasil yang diinginkan. Aspek positif dari perilaku karyawan ini sangat dipengaruhi oleh komunikasi interaktif yang efektif di seluruh elemen perusahaan 2. Kebutuhan untuk membangun jaringan komunikasi manajer yang kuat yamg membuat setiap supervisor di semua level dapat melakukan komunikasi secara efektif dengan karyawannya. Kebutuhan ini lebih dari sekedar menciptakan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan tetapi juga harus memuat informasi bisnis dan isu public yang mempengaruhi organisasi secara keseluruhan8.
Perusahaan akan kehilangan sebagian besar potensi sumber daya manusianyakarena tidak mempririoritaskan komunikasi dua arah yang efektif yang merupakan landasan hubungan antara manjemen dengan karyawannyadan juga kinerja secara keseluruhan. Smith menyebut ini sebagai konsekuensi akibat “kemalasan dalam bekerja”:
8
Scott M. Cutlip, Allen H Center dan Glen M Broom, Effective Public Relations, Prenada Media Group, Jakarta, 2006, hal 12.
17
Kebenaran yang menyedihkan adalah ketidaksetiaan karyawan dan kurangnya komitmen kepada tujuan organisasi mungkin telah merugikan bisnis Amerika lebih dari $50 miliar setiap tahunnya di akibatkan oleh mangkir kerja. Keluhan buruh, keseretan produksi, mutu buruk, biaya perbaikan dan jaminan yang mahal. Mungkin yang paling mahal dari semua itu adalah kemalasan yang dilakukan karyawan yang tak mau mengeluarkan kerja dan ide-ide terbaik mereka; yang hanya berusaha mencapai kerja sadanya9. Pengelolaan dan mediasi yang dibutuhkan untuk menghadapi karyawan dewasa ini telah menempatkan staf PR dengan kemampuan, pengetahuan dan keahlian komunikasinya, di tengah-tengah hubungan internal. Interaksi seharihari melibatkan banyak kontak, tetapi komunikasi karyawan yang efektif akan berkembang dalam iklim yang jujur dan dapat dipercaya. Dalam membuat keseimbangan terhadap kepuasan semua karyawan dengan tercapainya target usaha merupakan salah satu aspek dari penyesuaian dan penggabunganyang terus menerus harus dilakukan dalam menjalin komunikasi antara karyawan dan manajemen terutama dalam penataan yang berarah ke multikultur, akan tetapi sebagai bagian dari fungsi PR yang lebih luas, tujuan hubungan internal adalah membangun dan mempertahankan hubungan yang sama-sama bermanfaat dimana sukses dan gagalnya perusahaan akan tergantung kepada karyawan. Fungsi dari komunikasi internal yang dijalankan dengan baik akan menghasilkan hubungan internal yang harmonis dan selaras dalam memadukan dan mengintegrasikan pandangan semua karyawan dari seluruh departemen dari semua lini dan level. Dapat menyatukan juga visi dan misi yang ingin diwujudkan dalam kultur perusahaan yang ada. Visi dan misi perusahaan sangat penting
9
Scott M. Cutlip, Allen H Center dan Glen M Broom, Effective Public Relations, Prenada Media Group, Jakarta, 2006, hal 12.
18
keberadaanya, hal ini kaitannya dengan sasaran strategis dan tujuan masa depan perusahaan. Karena tanpa visi misi yang jelas maka arah dan tujuan perusahaan tidak akan tercapai. 2.3. Pengertian Public Relations (PR). Disadari atau tidak, di dalam kehidupan sehari- hari dalam berbagai hal dan cara yang kita lakukan, kita semua telah mempraktekan kegiatan Public Relations (PR). Ketika bergabung dalam sebuah organisasi, menjawab telepon, menjawab pertanyaan teman, dan lain sebagainya. Tanpa sengaja kita sudah melakukan kegiatan Public Relations. Keberadaan PR sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi karena kehadirannya menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik organisasi yang bersifat komersial maupun yang non-komersial. Public Relations terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang menjalin kontak dengannya. Maka dari itu, pada prinsipnya setiap orang juga selalu mengalami apa yang dinamakan PR. Pengertian-pengertian PR selama ini menjadi kabur maknanya, karena ada beberpa hal kemiripan definisi-definisi dengan periklanan, jurnalistik, publisistik, pemasaran, dan propaganda. Kebanyakan dari mereka yang salah kaprah dalam memahami definisi PR karena kemalasan untuk membuka kamus. Untuk mengindari salah pengertian tersebut, kamus ini sangat penting untuk meluruskan kembali bermacam persepsi definisi PR tersebut. Berikut di bawah ini akan ditinjau tiga definisi PR yang secara internasional telah dianggap sebagai pengertian yang lazim bagi orang-ornag yang setiap harinya menggeluti dunia PR.
19
Pertama, definisi menurut (British) Institute of Public Relations (IPR), yang mendefinisikan PR sebagai berikut : “PR adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan khalayaknya”10. Dari kutipan definisi di atas dapat dianalisa dari beberapa pernyataan, seperti ‘Upaya yang terencana dan berkesinambungan’ dapat diuraikan demikian; PR merupakan suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasikan sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, dan
seluruh kegiatannya ini
berlangsung terus menerus atau berkesinambungan dan teratur. Artinya kegiatan PR ini tidak asal-asalan dan tanpa direncanakan matang-matang, namun sudah di rencanakan dan terkoordinir dengan baik oleh para professional di bidang PR. Kemudian dari pernyataan “Tujuan utamanya adalah menciptakan dan memelihara saling pengertian”, pernyataan ini untuk memastikan bahwa senantiasa organisasi tersebut dimengerti oleh pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan. Artinya baik organisasi dengan khalayaknya saling membutuhkan dan saling menguntungkan dan tidak ada pihak yang dirugikan. Kedua, definisi PR menurut Frank Jefkins, yang mendefinisikan Public Relations senagai berikut: “Public Relations adalah bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan spesifik yang berlandaskan saling pengertian”11.
10 11
Frank Jefkins, Public Relations, Jakarta, Erlangga, 2004, hal 10 Frank Jefkins, Public REalations, Jakarta, Erlangga, 2004, hal 9
20
Definisi dari Frank Jefkins ini menekankan terhadap tujuan dari kegiatan PR yang lebih spesifik, yaitu kekhususannya dalam menangani dan mengelola permasalahan-permasalahan komunikasi yang timbul dan merubah sebuah persepsi atau opini yang negative menjadi positif. Walaupun bagian awalnya sama, tidak hanya sebatas saling pengertian saja namun berbagai tujuan khusus lainnya. Skala tujuannya harus dapat diukur dengan jelas dan nyata. Oleh karenanya, diperlukan perencanan dan teknik-teknik untuk melakukan sebuah riset pemasaran guna menguji apakah kegiatannya tersebut berhasil ataukah gagal. Kemudian definisi yang ketiga yaitu dari sebuah pernyataan yang dicetuskan pada sebuah pertemuan asosiasi-asosiasi PR di seluruh dunia yang dilangsungkan di Mexico pada bulan Agustus 1978 yaitu apa yang disebut sebgai “Pernyataan Mexico” (The Mexican Statement) yang definisinya sebagai berikut: “Praktik PR adalah sebuah seni sekaligus ilmu social yang menganalisis berbagai kecenderungan, memperkirakan setiap kemungkinan konsekuensinya, memberikan masukan dan saran kepada para pemipin organisasi, serta menerapkan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan kepentingan khalayaknya”12. Pernyataan meksiko (The Mexican Statement) ini sudah mencakup seluruh aspek definisi yang sudah di uraikan di atas, dan menambahkan cakupannya dengan aspek-aspek ilmu sosial dari sebuah organisasi, yang dimaksudkan adalah menitik-beratkan masalah tanggung jawab suatu organisasi terhadap kepentingankepentingan publik atau masyarakat luas. Peranan PR dewasa ini semakin nampak geliatnya, hal ini ditandai dengan berbagai instansi, organisasi baik formal ataupun non-formal, bersifat komersial
12
Frank Jefkins, Public Relations edisi kelima, Jakarta, 2002, hal 10
21
maupun non-komersial yang menjadikan PR ini masuk dengan permanen di dalam departemen atau divisi resmi di dalam organisasi ataupun instansi tersebut. Kegiatan PR sehari-hari yaitu menyelenggarakan komunikasi timbale balik antara perusahaan atau suatu lembaga dengan khalayaknya dengan tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan produksi barang, atau pelayanan jasa dan lain sebagainya. Peranan pokok PR
lebih menekankan terhadap fungsinya untuk menggalang
pengertian antara lembaga yang diakilinya dengan khlayak yang menjadi target sasarannya
(target audience) juga tidak terlepas dari pengabdiannya demi
kepentingan umum. Selain itu juga dituntut untuk selalu menjaga citra perusahaan atau organisasi ( maintenance of good image). 2.3.1. PR Internal Departemen PR internal sangat diperlukan di dalam sebuah organisasi atau perusahaan, karena hal ini erat kaitannya dengan anggaran perusahaan yang dikeluarkan. Dilihat dari strategi bisnis yang ingin dicapai tentunya sebuah perusahaan akan
meminimalisir pengeluarannya, sedangkan ia memerlukan
promosi yang ekstra untuk mengenalkan kualitas dan mutu produk-produknya tersebut. Dalam hal ini, akan ada perbedaan penting antara periklanan dengan PR. Ketika sebuah organisasi atau peusahaan sudah terlibat dalam kegiatan PR yang sangat aktif, akan lebih baik perusahaan tersebut membangun atatu memperbesar departemen PR. Dalam kondisi-kondisi tertentu peusahaan-perusahaan tersebut meminta konsultasi dari biro-biro konsultan PR. Tugas dari seorang praktisi PR internal ini cukup berat karena mereka harus ditunutut untuk mampu mengerjakan banhyak hal, mereka harus mampu menjadi
22
seorang komunikator, penasehat dan sekaligus sebagai perencana kampanye yang baiik. Contohnya, di dalam bidang periklanan, suatu perusahaan yang membutuhkan jasa iklan senantiasa bias dengan mudah memkbeli jasa mereka dari biro iklan eksternal. Namun di bidang PR, sumber-sumber informasi, kreativitas, dan produksi adalah perusahaan itu sendiri, jdi pelaksanaanya jadi lebih efisien dan akan sangat ekonomis. Demi menjaga hubungan baik dan harmonis yang berkesinambungan dengan khalyaknya, untuk menjangkau publik tertentu guna mencapai tujuantujuan PR, seringkali penggunaan media massa baik elektronik maupun media cetak, nampaknya tidak lagi sesuai, apalagi apabila khalayak tersebut hanya sekelompok kecil saja. Kemudian profesionalisme dari staf PR internal ini dituntut untuk melakukan sebuah inovasi dan kreasi untuk menciptakan media sendiri, bukan hanya media umum saja yang biasa digunakan untuk menjangkau publikpublik komersial. Mereka bisa membuat suatu bentuk-bentuk media sebagai wahana komunikasi internal itu sendiri. Berikut di bawah ini merupakan bentuk-bentuk dari wahana komunikasi internal, antara lain: a. Jurnal internal b. Video c. Slide d. Kaset-kaset rekaman audio e. Papan pengumuman f. Ucapan-ucapan lisan
23
g. Seminar dan konferensi h. Kotak saran13 Selain media internal di atas juga ada beberapa bentuk komunikasi untuk khalayak internal organisasi atau perusahaan tersebut, yang di sebut sebgai hubungan internal antara manajemen dengan tenaga kerja. Proses komunikasi dalam organisasi atau perusahaan terjadi dalam bentuk media komunikasi lisan dan media komunikasi tulisan, semua bentuk media komunikasi tersebut adalah tanggung jawab staff PR yang mengelola dan mengkoordinir masalah hubungan internal. Berikut di bawah ini merupakan jenis-jenis media komunikasi yang pada umumnya terdapat dalam perusahaan: Yang pertama adalah publikasi karyawan, yang dimaksud sebagai publikasi karyawan yaitu suatu media komunikasi yang menggunakan media cetak. Publikasi cetak ini masih menjadi alat utama komunikasi karyawan. Meskipun sudah ada teknologi komunikasi baru media ini masih banyak dipakai sebagai alat komunikasi internal perusahaan. Tujuan publikasi ini pada umumnya adalah: a. Menjaga karyawan tetap mendapatkan informasi strategi dan tujuan perusahaan. b. Memberikan informasi yang dibutuhkan karyawan untuk menjalankan tugas mereka dengan baik. c. Mendorong karyawan untuk memelihara dan memperkuat standar perusahaan dan komitmen pada peningkatan kualitas, meningkatkan
13
Frank Jefkins, Public Relations edisi kelima, Jakarta, 2002, hal 196
24
efisiensi, meningkatkan pelayanan, dan tanggung jawab social yang lebih besar. d. Mengakui prestasi dan kesuksesan karyawan. e. Menciptakan peluang komunikasi dua arahdengan meminta umpan balik, pertanyaan dan perhatian karyawan14. Publikasi cetak ini bersifat permanen sehingga informasi yang disampaikan dapat lansung dibaca karyawan di tempat kerja bahkan bisa di bawa pulang dan keluargapun bisa mendapatkan informasi-informasi tersebut. Bentuknya bisa berupa, koran, majalah, atau Koran-majalah yang mengkombinasikan format koran dengan gaya majalah. Kedua News letter, news letter cetak juga masih merupakan alat utama komunikasi karyawan, meskipun kita sudah memasuki abad computer dan internet. Newsletter adalah bentuk paling umum dari publikasi periodik karena sudah ada teknologi desktop publishing yang mudah dan murah. Akibatnya, banyak perusahaan yang mengandalkan newsletter untuk mengomunikasikan berita secara cepat, tepat dan sesuai sasaran. Menurut Paul Swift sebagaimana dikutipCutlip, Center, Broom, editor newsletter on newsletter: Newsletter adalah medium yang akan tetap ada dan berkembang, menetapkan sasaran komunikasi dengan dunia korporat dengan dunia komunikasi antara asosiasi dan anggotanya akan memiliki nilai tambah. Di banidngkan dengan media masa, newsletter lebih baik dalam mengirimkan pesan spesifik ke audiens sasaran dalam konteks spesifik. Newsletter sebagai bentuk narrowcasting-kebalikan dari broadcasting-berkembang bersama dengan revolusi desktop publishing15.
14
Scott M. Cutlip, Allen H Center dan Glen M Broom, Effective Public Relations, Prenada Media Group, Jakarta, 2006, hal 272. 15 Scott M. Cutlip, Allen H Center dan Glen M Broom, Effective Public Relations, Prenada Media Group, Jakarta, 2006, hal 273.
25
Ketiga adalah surat, ketika e-mail mulai mendominasi, surat tradisional masih merupakan tulang punggung komunikasi internal perusahaan. Surat dianggap lebih formal, langsung, personal, dan lebih mahal ketimbang e-mail, dan karenanya akan mendapatkan perhatian yang lebih dari si penerima. Sebuah perangkat lunak computer yang mengolah kata atau perusahaan “direct-mail” dapat membuat surat individual, yang banyak dipakai untuk menjalin komunikasi langsung dan cepat kepada karyawan dan keluarganya dengan cara yang lebih personal dan strategis. Di antara keuntungan lainnya yaitu penghematan, pendekatan yang lebih individual dan lengsung, tampilan yang mengesankan, pengaruh yang lebih kuat dan cepat. Namun penggunaan surat dapat disesuaikan dengan kebutuhan, pejabat perusahaan mengirimkan surat kepada tokoh opini komunitas, anggota profesi seperti kedokteran atau pendidikan, kepada legislator, supplier, pengecer,atau eksekutif kepada reporter media16. Keempat adalah sisipan dan lampiran, bentuk umum dari sisipan adalah “payroll stuffer” yang disisipkan ke dalam amplop maupun faktur deposit. Sisipan adalah medium yang sangat berharga untuk menarik dukungan konstituen dan menyampaikan pengumuman dan kabar penting17. Salah satu keuntungan sisipan adalah pesan akan sampai langsung ke public sasaran yang mungkin tertarik dengan pesan tersebut. Tingkat penerimaanya sangat tinggi, keuntungan lainnya yaitu penghematan. Lampiran dan sisipan yang tipis dan ringan akan menghemat biaya pengiriman melalui kantor pos. 16
Scott M. Cutlip, Allen H Center dan Glen M Broom, Effective Public Relations, Prenada Media Group, Jakarta, 2006, hal 274 17 Hal 275
26
Kelima adalah bulletin board dan pengumuman elektronik, penggunaan media komunikasi ini sudah menyebar luas, makin banyaknya pengumuman akan membuat medium ini tetap dipakai.
Media ini merupakan ruang fisik yang
menampilkan pengumuman tradisional dan pengumuman elektronik.
Bulletin
board menawarkan tempat public yang bagus untuk memberikan informasi denga pesan singkat. Media ini juga memberikan akses yang cepat untuk membuat pengumuman dan melawan rumor baik dari sumber internal maupun eksternal. Untuk membuatnya efektif, media ini harus mendapat perhatian khusus dan harus sering-sering diperbaharui18. Ke-enam yaitu komunikasi tatap muka, komunikasi tatap muka lebih sering diminati dan disukai oleh karyawan, karena komunikasi tatap muka ini akan lebih efektif dan pesan atau informasi yang disampaikan akan lebih mudah diingat. Komunikasi verbal dalam perusahaan merupakan inti dari sebuah komunkasi yang baik karena komunikasi verbal ini sangat mempengaruhi kultur perusahaan dan mendapat perhatian yang besar. Meskipun jenis komunikasi ini bersifat informal, namun dalam wahana ini baik si komunikator ataupun
si komunikan dapat
berinteraksi langsung. Ini merupakan komunikasi yang sangat efektif karena sifatnya yang langsung. Jenis komunikasi dengan media tatap muka ini mempunyai kelebihan dan kelemahan, berikut kelbihan dan kelemahannya:
18
Scott M. Cutlip, Allen H Center dan Glen M Broom, Effective Public Relations, Prenada Media Group, Jakarta, 2006, hal 276
27
1. Kelebihannya yaitu pesannya dua arah (two way communication) sehingga dapat melibatkan emosi audiensinya dalam upaya membangun suatu pengaruh, pendidikan, pengenalan, pengertian atau pemahaman. 2. Kelemahannya biayanya cukup mahal dan kurang merata informasi yang disampaikan, karena adanya keterbatasan tempat dan waktu. Untuk mengelola suatu media internal secara professional dan serius terdapat beberapa fungsi media internal: a. Sebagai media komunikasi hubungan internal yang diedarkan dalam upaya penyampaian pesan, informasi dan beritamengenai aktivitas perusahaan. b. Sebagai ajang komunikasi khusus antara karywan c. Sebagai wahan untuk sosialisasi, pendidikan dan pelatihan d. Memberikan nilai tambah terhadap professional PR19
2.5. Penggunaan Media Komunikasi Penggunaan media komunikasi sangat memegang peranan penting di dalam perusahaan, sebagian besar perusahaan menggunakan media komunikasi intranet dan majalah dinding, seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi komunikasi yang menunjang bagi peningkatan perusahaan. Perubahan eksternal perusahaan cepat sekali sehingga dibutuhkan adaptasi,koordinasi luar biasa antar karyawan yang dilakukan melalui komunikasi internal terutama media intranet dan media jurnal internal atau yang kita kenal sebagai majalah dinding kedua media ini merupakan salah satu media yang
19
Scott M. Cutlip, Allen H Center dan Glen M Broom, Effective Public Relations, Prenada Media Group, Jakarta, 2006, hal 278
28
banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam mengalirkan informasi kepada karyawan. Perusahaan itu bersifat dinamis sehingga banyak komunikasi internal yang perlu di sampaikan kepada karyawan sehingga tercipta kondisi yang dinamis dalam berbisnis. 2.5.1. Media Intranet Media intranet merupakan jaringan komputer dalam perusahaan yang menggunakan komunikasi data standar seperti dalam Internet. Semua fasilitas Internet dapat digunakan untuk kebutuhan dalam perusahaan. Dengan kata lain, Intranet dapat dikatakan berinternet dalam lingkungan yang terbatas. Media Internal seperti media Intranet merupakan media yang memiliki fungsionalitas dan kinerja yang sangat mendukung pola/system kerja yang cepat dan kolektif. Informasi perusahaan yang mencakupberita, prosedur kerja setiap divisi, kumpulan data penyimpanan, dan lain-lain dapat diintergrasikan dalam satu system pusat informasi yang berbasis HTML (Hypertext Markup Language) atau lebih di kenal dengan istilah Word Wide Web (WWW). Implementasi
dan
karakteristik
Internet
lainnya
meliputi
jadwal
perorangan dan kelompok (personal and group scheduling), pesan diterima ketika keluar (while were you out from), manajemen informasi bagi perorangan dan kelompok (personal group informasi manajemen), dan transfer dokumen secara langsung (straight document transfer) Hal yang mendorong penggunaan Intranet adalah kebutuhan akan informasi. Berdasarkan survey yang dilakukan terhadap 103 eksekutif seperti public relations yang memiliki 500 pegawai, mereka memprioritaskan
29
penggunaan
Intranet
untuk
menyebarkan
secara
manual,
catalog
dan
informasipekerjaan, menawarkan jasa e-mail dan mengadakan suatu revisi dokumen secara bersama-sama. Pengertian intranet menurut Kenneth C. Lauden: “Intranet adalah jaringan organisasi internal yang bias memberikan akses data di lintas perusahaan”20.
Pengertian Intranet menurut Sutedjo: “Intranet adalah system jaringan yang hanya bisa digunakan untuk keperluan internal dan hanya bisa dikases oleh anggota organisasi. Biasanya hanya bisa digunakan untuk saling mengirimkan dan menerima informasi dan laporan antar karyawan”21. Intranet membantu organisasi untuk menciptakan lingkungan informasi yang responsive dan kaya informasi. Prinsip penggunaan Intranet adalah menciptakan tempat penyimpanan untuk informasi yang bisa diperbaharui sesering mungkin. Menurut Laudon, keuntungan-keuntungan organisasi dari pemanfaatan intranet adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 20
Konektivitas mudah diakses dari sebagian besar platform komputer. Bisa diikat dengan system internal perusahaan dan database dari transaksi inti. Mudah diperluas atau diringkas sesuai kebutuhan perusahaan. Mudah digunakan, antar muka web universal. Biaya pemasangan murah. Informasi yang dibawanya lebih kaya dan responsive.
Kenneth C Lauden. dan Laudon, Jane P. Management Information System.: Managing the Digital Firm. New Jersey: Prentice-Hall, Inc., 2004, hal 30 21 Budi Dharma Oetomo Sutedjo. Terminologi Populer Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha ilmu, 2003, hal 45.
30
7. Mengurangi biaya distribusi informasi. 2.5.2. Fungsi Media Intranet Didalam organisasi, intranet banyak digunakan untuk: 1. Human resource personal service. 2. Material and logistic services, seperti penyediaan ruangan dan sebagainya. 3. Information system services, dan lain-lain Intranet didalam perusahaan dapat digunakan untuk menyajikan informasiinformasi, seperti hman resource services. manual pekerja, missal tata-tertib, petunjuk kerja, informasi liburan, asuransi, prosedur pembelian dan pengeluaran barang. 1. Bulletin board perusahaan, missal pengumuman kebijaksanaan, pengumuman pekerjaan, jadwal kerja, pelatihan, dan lain-lain. 2. Record pekerja, missal waktu kerja dan kehadiran, data kepegawaian, seperti alamat rumah hingga prestasi kerja. 3. Newsletter (berita-berita penting) untuk pekerja. 4. Informasi-informasi yang berkaitan dengan human resource departemen, misalnya informasi yang di gunakan untuk memecat, memindahkan, mempromosikan, melatih karyawan dan lain-lain22. 2.5.3. Media Internet Sebelum kita membahas lebih dalam lagi mengenai internet kali ini saya ingin sedikit menjelaskan sejarah internet itu sendiri. Pada awalnya Internet merupakan jaringankomputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan 22
Kenneth C Lauden. dan Laudon, Jane P. Management Information System.: Managing the Digital Firm. New Jersey: Prentice-Hall, Inc., 2004, hal 35
31
Amerika Serikat di tahun 1969, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced
Research
Project
Agency
Network),
di
mana
mereka
mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, kita bisa melakukan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melalui saluran telepon. Proyek ARPANET merancang bentuk jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi dapat dipindahkan, dan akhirnya semua standar yang mereka tentukan menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membuat sistemjaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang
dapat
mudah
dihancurkan.
Pada
mulanya
ARPANET
hanya
menghubungkan 3 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu di tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama kemudian proyek ini berkembang pesat di seluruh daerah, dan semua universitas di negara tersebut ingin bergabung, sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk mengaturnya. Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" untuk keperluan militer dan "ARPANET" baru yang lebih kecil untuk keperluan non-
32
militer seperti, universitas - universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi Internet. Menurut Sutedjo (2001 : 9), definisi dari internet adalah: ”Internet (International Network) adalah sebuah jaringan komputer yang sangat besar yang terdiri dari jaringan-jaringan kecil yang saling terhubung yang menjangkau seluruh dunia.”23
Menurut Eddy Purwanto, internet dapat diartikan : “Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas dan besar yang mendunia, yaitu menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia, dimana di dalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi dari mulai yang statis hingga yang dinamis dan interaktif.” Sedangkan arti internet itu sendiri adalah sebagai Interconnecting Networking atau Internet dapat diartikan sebagai mega jaringan berbagai komputer di dunia yang saling terhubung satu sama lain. 1. Pengantar (LAN, WAN, dan INTERNET) LAN : Local Area Network adalah jaringan kecil internet yang terdiri dari 1 buah komputer server (penyedia service) dan client (penerima service) WAN : Wide Area Network adalah beberapa LAN yang membentuk satu jaringan INTERNET : 23
Joko Pranoto, Modul Teknologi Komunikasi, Jakarta, Mercu Buana 2008, hal 1.
33
dalam kontek ini Internet dapat dikatakan sebagai jutaan WAN yang membentuk satu jaringan 2. ISP (Internet Service Provider) Internet Service Provider : adalah perusahaan yang menyelenggarakan jasa koneksi internet Contoh : Telkom, Indosat, CBN Dalam menyelenggarakan jasa koneksi tersebut digunakan berbagai macam teknologi yang selalu berkembang , diantaranya sbb :
2.5.4. Manfaat Internet Tujuan Internet itu sendiri adalah : • Memberikan layanan jaringan informasi dan komunikasi yang handal, akurat dan aman untuk memenuhi kepuasan pelanggan dengan menerapkan Teknologi Informasi dan Telekomunikasi dan melakukan pengembangan dan peningkatan kualitas sistem dan pelaksanaannya secara berkelanjutan. • Kemampuan untuk melayani secara nasional berbagai instansi pemerintah melalui pusat akses di seluruh Indonesia. • Ditunjuk sebagai pusat layanan ICT yang digunakan oleh seluruh instansi pemerintah di Indonesia (National ICT Government Service Provider). • Menumbuhkan komunitas iptek nasional melalui media Portal IPTEK yang telah dioperasikan oleh Balai IPTEKnet. • Mendapatkan, membina dan mengembangkan SDM yang berkompeten bagi organisasi IPTEKnet.
34
• Terealisasinya Government Data Management Center (GDMC) • Meningkatkan jumlah konten informasi IPTEK • Meningkatkan jumlah pengguna jasa IPTEKnet • Memelihara ISO 9001:2000 untuk sistem manajemen mutu • Membangun dan mengembangkan piranti lunak yang berbasis web dan yang tidak berbasis web • Membangun dan mengembangkan multimedia dalam bentuk piranti lunak, teknik presentasi dan rekayasa gambar
2.6. Budaya Organisasi Untuk memahami sebuah komunikasi internal di dalam organisasi perlu dipahami dan dipertimbangkan kultur suatu organisasi tersebut. Beberapa pihak mendefinisikan kultur organisasi sebagai makna dan asumsi bersama yang dianut oleh anggota kelompok, yang lainnya memfokuskan pada kultur sebagai sistem nilai bersama atau norma kelompok di dalam organisasi atau perusahaan. Kultur organisasi atau perusahaan merupakan faktor yang sangat penting karena ia memberikan dampak yang signifikan terhadap model PR sebagai praktik organisasi dan perusahaan kepada komunikasi internal. Melihat perkembangan usaha dewasa ini dan memasuki perekonomian global telah menumbuhkann berbagai jenis organisasi dan usaha baru. Organisasi dan perusahaan-perusahaan multinasional dengan multikulturalnya. Dalam tatanan korporat multinasional, manajer dan karyawan adalah orang yang berbeda kultur; masing-masing kelompok mempunyai pola kognisi, afeksi, dan struktur perilaku
35
sendiri-sendiri. Karena perbedaan kultural ini, perusahaan multinasional menghadapi tantangan unik dan terkadang problem hubungan manajer dengan karyawan yang lebih serius ketimbang perusahaan ynag beroperasi di negerinya sendiri. Misalnya, ketika ada problem dalam pelatihan karyawan baru dan problem komunikasi antara manajer dan karyawan. Miskonsepsi akibat perbedaan cultural dapat mengaggu integrasi karyawan baru dan menyebabkan gejolak yang lebiht besar. Dalam hal ini, kesuksesan dan kegagalan perusahaan multinasiona tidak dapat dijelaskan hanya denga faktor ekonomi saja. Komunikasi yang efektif dan hubungan yang saling mengntungkan antar kelompok cultural juga merupakan indikator signifikan dari operasi perusahaan multinasional dalam perekonomian global. Menurut Suman Lee, seorang Assistant Profesor Greenlee School of Jurnalism
and Communication Iowa State University, Ko-akulturasi adalah
model teoritis untuk mengkaji hubungan antara manajer dan karyawan di dalam perusahaan atau organisasi multinasional yang multikultural. Ko-akulturasi dapat didefinisikan sebagai orientasi simultan kepada kedua belah pihak dan ke aspek dari kultur masing-masing. Kesepakatan koakulturasi adalah perbandingan pandangan satu kelompok cultural dengan pandangan yang dianut oleh kelompok lain terhadap perilaku yang sama. Ini mempresentasikan sejauh mana kelompok cultural memberikan penilaian yang sama terhadap arefak cultural. Karena itu kesepakatan ko-akulturasi mengindikasikan tingkat kesmaan cultural antar kelompok. Kongruensi koakulturasi adalah perbandingan pandangan seseorang tentang aspek cultural dengan estimasinya terhadap pandangan kelompok cultural lain terhadap dimensi yang sama. Akurasi ko-akulturasi adalah sejauh mana anggota dari kelompok cultural yang berbeda memperkirakan persepsi kelompok lain dengan benar. Meningkatkan kesepakatan, kongruensi dan akurasi koakulturasi adalah tujuan umum dari Public Relations24. 24
Scott M. Cutlip, Allen H Center dan Glen M Broom, Effective Public Relations, Prenada Media Group, Jakarta, 2006, hal 258.
36
Ko-akulturasi menggabungkan dan memperluas konsep yang berasal dari teori akulturasi dan konsep konsensus koorientasi. Ko-akulturasi bukan akulturasi sat orang atau satu kelompok ke kultur ruang rumah tertentu. Seperti ketika imigran dan mahasiswa internasional “berakulturasi” dengan kultur tuan rumah. Ko-akulturasi adalah akulturasi mutual dan relational antara dua atau lebih kelompok cultural. Misalnya, Samsung Tijuana Park adalah pabrik di Meksikodengan manajer ekspatriat dari Korea. Dalam situasi ini, baik orang Korea maupun orang Meksiko secara bersamaan saling berakulturasi dengan kultur lain. Hubungan dalam paradigma akulturasi inilah memerlukan tindakan seperti yang tersebut di atas. Kultur organisasi atau perusahaan didefinisikan sebagai berikut; kultur organisasi/perusahaan adalah keseluruhan nilai, simbol, makna, keyakinan,asumsi, dan ekspetasi yang dianut bersama yang mengorganisir dan mengintegrasikan sekelompok orang yang bekerjasama.
Suatu kultur perusahaan sering kali merupakan hal yang membedakan dari perusahaan lainnya, dan jika di kelola dengan baik maka akan menjadi sebuah asset yang sangat berharga dalam membangun keutuhan dan kepaduan di dalam perusahaan tersebut. Persepsi dan kultur perusahaan mendefinisikan tentang tanggapan yang ada dalam situasi isu tertentu. Kultur perusahaan sangat mempengaruhi bagaimana perilaku diartikan, termasuk mengartikan siapa yang mempunyai kekuasaan dan bagaimana mereka menggunakan kekuasaan itu.
37
Menurut beberapa pakar manajemen mendefinisikan budaya perusahaan sebagai berikut: “The collection of beliefs, expectations and values shared by the corporation’s members and transmitted from one generation of employee to another. These create norms and rules of conduct that define acceptable behavior of people from top manajemen to the operatif employee. Corporate culture shapes the behavior of people in the corporation”. (Majalah Manajemen, Jan-Feb. 1993:34)(Jadi pada hakikatnya, budaya perusahaan merupakan perpaduan antara keercayaan, harapan-harapan, dan nilai-nilai yang ditampilkan oleh para anggotanya, dan ditularkan dari satu generasi karyawan ke karywan lainnya secara berkesinambungan juga merupakan komitmen bersama dalam upaya pembentukan norma dan aturan main yang disepakati bersama umtuk menentukan sikap tindak dan perilaku yang dapat diterima seutuhnya dalam perusahaan).
2.7. Pemanfaatan Teknologi Komunikasi. Pemanfaatan teknologi informasi menurut Thomson et al. (1991) dalam Tjhai (2003:3) merupakan manfaat yang diharapkan oleh pengguna sistem informasi dalam melaksanakan tugasnya atau perilaku dalam menggunakan teknologi pada saat melakukan pekerjaan. Pengukurannya berdasarkan intensitas pemanfaatan, frekuensi pemanfaatan dan jumlah aplikasi atau perangkat lunak yang digunakan. Pemanfaatan teknologi informasi yang tepat dan didukung oleh keahlian personil
yang mengoperasikannya
dapat meningkatkan
kinerja
perusahaan maupun kinerja individu yang bersangkutan25. Menurut model yang dikembangkan Thomson et al. (1991) dalam Thjai (2003:5), yang mengadopsi sebagian teori yang diusulkan oleh Triandis (1980), faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan teknologi informasi adalah faktor
25
Tjhai Fung Jin, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi dan pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja akuntan public, 2003, hal 3.
38
sosial, affect, kompleksitas, kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang dan kondisi yang memfasilitasi pemanfaatan teknologi informasi26. Triandis (1980) dalam Thjai (2003:7) menjelaskan bahwa faktor sosial merupakan internalisasi kultur subjektif kelompok dan persetujuan interpersonal tertentu yang dibuat individual dengan yang lain dalam situasi sosial tertentu: 1. Faktor sosial berpengaruh positif terhadap pemanfaatan teknologi informasi. Affect (persaan individu) dapat diartikan bagaimana persaan individu atas pekerjaan, apakah menyenangkan atau tidak menyenangkan, rasa suka atau tidak suka dalam melakukan pekerjaan individual dengan menggunakan teknologi informasi. 2.
Faktor affect berpengaruh positif terhadap pemanfaatan teknologi informasi. Kesesuaian tugas dan teknologi dipengaruhi oleh interaksi antara karakteristik individu pemakai, teknologi yang digunakan dan tugas yang berbasis teknologi.
3. Faktor kesesuaian tugas berpengaruh posotif terhadap pemanfaatan teknologi informasi. Konsekuensi jangka panjang diukur dari output yang dihasilkan apakah mempunyai keuntungan pada masa yang akan datang, seperti peningkatan fleksibilitas dalam perubahan pekerjaan atau peningkatan kesempatan untuk pekerjaan yang lebih baik. 4. Faktor konsekuensi jangka panjang berpengaruh positif terhadap pemanfaatan teknologi informasi, dalam konteks pemanfaatan teknologi
26
Tjhai Fung Jin, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi dan pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja akuntan public, 2003, hal 5.
39
informasi, kondisi yang memfasilitasi dapat dimasukkan sebagai faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi. 5. Faktor sosial, affect, kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang dan kondisi yang memfasilitasi pemanfaatan teknologi informasi dan kompleksitas secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemanfaatan teknologi informasi27.
27
Tjhai Fung Jin, Analisis factor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi dan pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja akuntan public, 2003, hal 7.